You are on page 1of 58

Dewi Puspita Sari, M.Sc Prodi P.Biologi FKIP- UNS Dewi Puspitasari,M.Sc 2013 P.

Biologi-FKIP

UNS- 2014

Komposisi Darah

KOMPOSISI DARAH
Darah Jaringan tubuh yang cair, terdapat dalam sistem sirkulasi . Terdiri dari 55 % plasma darah dan 45 % butir-butir (korpuskuli/sel-sel) darah. Presentase butir darah dari seluruh jumlah darah seluruhnya hematoksil.

DARAH

FUNGSI DARAH
Sebagai alat transportasi zat dalam tubuh eritrosit mengangkut O2 dari paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru u/ diekskresikan) Sebagai pertahanan tubuh leukosit Menjaga keseimbangan tubuh Menjaga pembekuan darah trombosit Mengangkut sari makanan, mengedarkan hormon dari kelenjar ke organ tubuh Plasma darah

PLASMA DARAH

55 % dari volume darah total. Terdiri dari : 91 % air dan zat terlarut 8 % protein terdiri dari protrombin, dan fibrinogen. Sisanya berupa :
Sejumlah bahan organik

albumin,

globulin,

glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolesterol dan asam amino. Hormon-hormon , kolesterol, dan asam amino. Gas O2, CO2, dan N serta gas-gas yang dihasilkan oleh intestine. Garam anorganik: pertahankan pH darah

Komposisi Plasma Darah dan Fungsi Utama


Kandungan Plasma Darah (55% dari darah) Air Garam Natrium Kalium Kalsium Magnesium Klorida Bikarbonat Fungsi Utama Pelarut bagi zat- zat lain Penyeimbang tekanan osmosis, mempertahankan pH (Buffer), meregulasi permeabilitas membran

Protein Plasma Albumin Fibrinogen Imunoglobulin

Penyeimbang osmosis dan mempertahankan pH, pembekuan darah, pertahanan tubuh (antibodi)

KORPUSKULI (SEL-SEL DARAH)


Dalam keadaan normal, sel-sel darah pada pria 45 % dari volume total, sedang pada wanita 41 %. Berasal dari stem cell pluripoten yg melalui proses hemopoesis di sumsum tulang. Korpuskuli darah terdiri dari :

Eritrosit (Sel darah merah)


Leukosit (Sel darah putih) Trombosit (Keping darah)

ERITROSIT

Bagian utama dari sel-sel darah. Jumlah erotrosit normal 5 juta/mm (pada pria) dan 4 juta/mm (pada wanita). Bentuk seperti cakram bikonkaf, tak berinti, diameter 7 mikro. Berwarna merah kekuningan karena mengandung Hemoglobin. Hemoglobin daya ikat besar terhadap O2 dan CO2. Hemoglobin berperan dalam transportasi O2 dan CO2. Diproduksi di sumsum merah tulang panjang, tulang pipih, dan ireguler

Masa hidup eritrosit sekitar 120 hari, dengan proses perkembangan sel darah merah dari benih berlangsung selama 7 hari dan disebut eritropoesis.

Eritrosit

Jumlah Hb berkurang O2 dan CO2 yang diangkut berkurang wajah pucat anemia Darah tidak mengandung oksigen : sianosis Destruksi eritrosit dilakukan di hepar dan limpa. Penyebab berkurangnya sel darah merah :

Luka Kuman penyakit pemakan sel darah merah Gangguan

sumsum tulang belakang, bagian epifise, tulang pipa, dan tulang pipih.

Proses pembentukan eritrosit

Pada beberapa minggu pertama kehidupan embrio dlm rahim>>>eritrosit diproduksi o/ kantong kuning telur Setelah beberapa bln lokasi>>> hati,limpa,kelenjar limfe. Bayi lahir 20 thn >>>sumsum tulang(bag proksimal tl pnjang) >20 thn >>> sumsum tl mebranosa (vertebral,sternum,iga,pelvis)

Dlm kondisi normal>> eritrosit beredar rata2 120 hari >>>destruksi Membran sel rapuh n pecah, eritrosit tua dimusnahkan di limpa (lien) Hb>>> dicerna o/ sel retikuloendotel Fe >>> dilepas kembali ke dlm darah u/ diangkut lagi ke sumsum tulang n hati Hb diubah jdi pigmen empedu (bilirubin)dan disekresi o/ hati ke vesica fellea.

Perbandingan anatomi eritrosit normal dan eritrosit penderita sickle cell anemia

LEUKOSIT

Jumlah dalam keadaan normal 500010000/mm Kurang leukopeni , sebab : tifus Lebih leukositosis / leukimia , sebab : cacing, radang paru-paru Bentuk : amoeboid, berinti sel, bulat cekung, lebih besar dari eritrosit. Umur 8 12 hari. Dibentuk dalam sumsum tulang kuning, tulang pipa, nodus limfaticus, limpa, serta jaringan retikuloendotelial.

GAMBAR LEUKOSIT

FUNGSI DAN SIFAT LEUKOSIT

Fungsi :
Pertahanan terhadap penyakit.
Pengangkut lemak. Banyak terdapat di pembuluh darah dan

limfe.

Sifat :
Diapedesis

Chemotaksis
Fagositosis

fagositosis

MACAM-MACAM LEUKOSIT

Granulosit :
Neutrofil
Basofil Eosinofil

Agranulosit :
Limfosit Monosit

MACAM LEUKOSIT
limfosit
netrofil

monosit

eusinofil

Basofil

NEUTROFIL

Terbanyak Polymorphonuclear leukosit Fungsi : fagositosis benda asing jika terjadi radang

BASOFIL

5 % dari leukosit Diameter 10 mikron Inti memanjang membentuk huruf S atau U Nukleus tidak tampak Fungsi belum diketahui

EOSINOFIL

1-3 % jumlah leukosit Diameter 9 mikron Granula spesifik dalam sitoplasma Kasar, tercat merah muda Kromatin sangat padat Nukleus tidak nampak Fungsi : Fagositosis komplek antigen

LIMFOSIT

Bentuk sel speris Diameter 7 8 mikron Jumlah 20 35 % dari leukosit Inti nampak gelap Fungsi : untuk kekebalan

MONOSIT

Diameter 9-12 mikron Inti besar, bentuk ovoid, kromatin tersebar, warna lebih muda daripada inti limfosit Warna kebiruan Tak bergranula Dalam darah tidak berfungsi, dapat migrasi ke dalam jaringan dan mampu fagositosis

TROMBOSIT (KEPING DARAH)

Elemen darah terkecil Tak berwarna, tak berinti Bentuk tidak teratur, mudah pecah, bergranula dengan diameter 2-4 mikron Granula berisi banyak sekali serotonin, epineprin, ADP, Kalsium, Kalium, dan beberapa faktor untuk penggumpalan Berasal dari megakariosit dalam sumsum tulang Fungsi : penggumpalan darah, penutupan luka maupun pendarahan

GAMBAR TROMBOSIT

MEKANISME PENGHENTIAN DARAH


1.

2.

Penyempitan pembuluh darah oleh zat serotonin Proses pembekuan darah : anti haemophili Trombosit Tromboplastin Ion Ca Protrombin Trombin Tromboplastin

Fibrinogen
Trombin

fibrin

Proses Pembekuan Darah

Fibrin merupakan benang-benang halus yang mencegah keluarnya darah. Tahap I : Pembentukan enzim yang dapat mempengaruhi perubahan protrombin menjadi trombin. Enzim tersebut dikenal dengan nama trombokinase atau tromboplastin. Tahap II : Perubahan protrombin menjadi trombin, dipengaruhi oleh trombokinase dan ion Ca++ Tahap III : Perubahan fibrinogen menjadi fibrin dipengaruhi oleh trombin. Fibrin yang dihasilkan merupakan benang-benang halus yang mencegah keluarnya darah.

Pencegahan Pembekuan Darah


Dihindari adanya alat yang kasar misalnya jarum yang tajam atau pipa gelas yang halus Disimpan dalam tempat yang dingin sehingga enzim dalam keadaan non aktif Ditambahkan larutan Natrium sitrat, sehingga ion kalsium diendapkan

GOLONGAN DARAH
Dr Landsteiner dan Donath menemukan perbedaan-perbedaan antigen dan antibodi yang terkandung dalam tumuh manusia. Atas dasar penemuan tersebut darah digolongkan :

Golongan darah A Golongan darah B Golongan darah AB Golongan darah O

Aglutinogen : terdapat dalam eritrosit Aglutinin : terdapat dalam plasma darah Apabila memenuhi syarat darah seseorang dapat dipindahkan kepada orang lain yang disebut transfusi darah. Orang yang menerima darah disebut resipien. Yang memberi : donor.

BAGAN TRANSFUSI DARAH


GOLONGAN DONOR SEL-SEL DARAH GOLONGA N A B AB O AGLUTINOGEN A B AB A + + B + + RESIPIEN SERUM GOLONGAN AGLUTININ AB O + + + -

Keterangan : (+) : menggumpal (- ) : tidak menggumpal

Uji serum gol darah

RHESUS FAKTOR

Landsteiner : Golongan darah A dapat diberikan pada Maccacus rhesus, tetapi 15 % lainnya tidak bisa. Golongan darah A dapat dibagi menjadi :
A (Rh+) : dapat diberikan kepada kera tersebut A (Rh-) : gagal diberikan

Penggolongan darah menurun. Rh+ mengandung antigen faktor rhesus (anti gen D) dalam eritrositnya, tidak ada aglutinin dalam plasmanya. Rh- tidak mengandung antigen D, juga tidak mengandung aglutinin dalam plasmanya, dan akan membentuk aglutinin anti D bila disuntik dengan Rh+

GOLONGAN DARAH RHESUS


Donor (Rh+) + resipien (Rh-) (+) karena resipien tidak punya aglutinin. Donor (Rh-) + resipien (Rh+) (-) karena tidak ada antigen donor yang menggumpalkan Antigen anti-D dapat terbentuk karena :

Orang (Rh-)

mendapat donor darah dari golongan darah (Rh+) . Ibu (Rh-) mengandung foetus yang mempunyai (Rh+), anti-D tidak begitu tinggi kecuali jika si ibu hamil berulangkali.

Eritroblastosis fetalis

PERAN FAKTOR RHESUS PADA IBU HAMIL


Oleh Levine diutarakan : Jika ibu Rh- + ayah Rh+ F1 (dominan) sehingga embrio Rh+ antigen-D embrio meresap ke peredaran darah ibu tetapi baru sedikit anak lahir selamat Bila terjadi infeksi pada plasenta ataupun persalinan maka titer menjadi besar karena perembesan antigen-D juga lebih besar Anak kedua dan seterusnya akan terjadi penggumpalan eritrosit karena semakin besarnya perembesan aglutinin-D ke foetus tersebut (Rh+) dapat menyebabkan hemolisis sehingga terjadi bermacam-macam bentuk penyakit hemolitik yang baru lahir, diantaranya

TRANSFUSI DARAH
Tujuan transfusi : Mengembalikan kebutuhan darah secara cepat Menambah salah satu faktor dalam darah ( eritrosit, trombosit, antibodi, plasma darah) Menambah volume total darah Menambah volume cairan tubuh Mengganti darah secara total (jarang dilakukan) Transfusi dilakukan dalam keadaan : luka berat, luka bakar, anemia akut, dan penyakit kronis.

PEMBENTUKAN SEL-SEL DARAH


Organ pembentuk sel darah haemopoitik Embrio saccus vitellinus, hepar lien Dewasa sumsum tulang

PEMBENTUKAN SEL DARAH DALAM SUMSUM TULANG

Sumsum tulang merah sel-sel retikuler berhubungan dengan serabut retikuler dalam berbagai stadium pematangan. Diantara serabut tersebut terdapat sejumlah sel adiposa. Bila sel darah telah cukup matang maka masuk ke dalam sirkulasi melalui sinusoid sumsum tulang. Selain untuk pembentukan sel darah, juga berfungsi untuk destruksi eritrosit yang menyimpan zat besi. Zat besi tersebut berwujud feritrin dan hemosiderm yang disimpan dalam sitoplasma retikuler dan sel-sel makrofag lainnya dalam sumsum tulang. Feritrin : mengandung zat besi dan protein yang disebut apofaritrin Hemosiderm : kompleks heterogen, kadar zat besi > feritrin

TEORI PEMBENTUKAN SEL DARAH

Teori monophyletik
Sel primitif retikuler pada stroma sumsum

tulang dan organ limfatika membentuk stem cell (hemocytoblas) yang kemudian berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel darah. Semua sel darah dibentuk di luar pembuluh darah, sel darah yang diproduksi akan menembus sinusoid kemudian masuk ke dalam sel darah. Jaringan hemopoitik dibagi menjadi 2 bagian yaitu jaringan myeloid dan jaringan limfatika

BAGAN PERKEMBANGAN BERBAGAI BENTUK ELEMEN DARAH DARI SEL-SEL DARAH

TEORI POLYPHYLETIK
Eritrosit dan Leukosit diproduksi dari asal yang berbeda Sel retikuler primitif stroma sumsum tulang memproduksi leukosit granulosit (extravaskuler) Sel endotelium yang menyusun dinding sinusoid membentuk eritroblas yang kemudian berubah membentuk eritrosit (intravaskuler)

PEMATANGAN ERITROSIT

Stadium deferensiasi dan pematangan eritrosit :


Proeritroblas Normoblas eritroblas basofilik eritroblas polichromatic retikulosit eritrosit

Sel yang matang : sel yang telah berdiferensiasi sel ke stadium yang telah mempunyai kemampuan melakukan fungsi spesifiknya. Proses dasar pematangan sel : adanya sintesis hemoglobin dan pembentukan sel darah merah yang sudah mampu melakukan difusi oksigen Selama pematangan eritosit terjadi perubahan morfologi :
volume sel berkurang anak inti ukurannya berkurang kromatin inti bertambah padat inti dibuang dalam sel jumlah poliribosom berkurang- jumlah mitokondria berkurang

PEMATANGAN TROMBOSIT

Pembentukan tombosit pada sumsum tulang merah dengan cara fragmentasi sitoplasma megakaryosit granuler yang matang, yang berasal dari deferensiasi megakaryosit. Stadium deferensiasi :
Hemocytoblast
Megakaryoblast

Promegakaryosit
Megakaryosit

PEMATANGAN MONOSIT
Ada 2 teori : Monophyletik : monosit berasal dari organ limfatika dan dari limfosit yang besar Polyphyletik : monosit berasla dari stem sel dalam sumsum tulang, deferensiasi menjadi monoblas, kemudian menjadi monosit.

PEMATANGAN LIMFOSIT
Ada 3 pendapat yang menyatakan limfosit berasal dari : Organ Limfatika Adanya proliferasi dari limfosit kecil pada sumsum tulang. Prekursor limfosit terjadi di sumsum tulang sedang deferensiasi terjadi hanya di timus (organ pada mamalia yang jelas sebagai penghasil limfosit)

You might also like