Professional Documents
Culture Documents
Jalan yang kita tempuh dan lalui untuk menjadi bangsa yang maju dan sejahtera, sebagaimana pula yang dialami oleh bangsa-bangsa lain, adalah jalan yang panjang, tidak lunak, dan penuh dengan tantangan. Hanya bangsa yang tangguh, ulet, cerdas, dan terus bekerja keraslah yang akan berhasil mencapai cita-citanya.
Pidato Awal Tahun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu, 31 Januari 2007
Pengarah: Mohammad NUH, Menteri Komunikasi dan Informatika; Ashwin Sasongko, Sekretaris Jenderal Departemen Komunikasi dan Informatika. Penanggung jawab: Suprawoto, Kepala Badan Informasi Publik. Ketua Pelaksana: Ismail Cawidu, Kepala Pusat Informasi Politik, Hukum, dan Keamanan . Sekretaris: Eko Slamet Riyanto. Anggota: Supomo, Sekretaris Badan Informasi Publik, Agus Salim H, Kepala Pusat Informasi Perekonomian; Gati Gayatri, Kepala Pusat Informasi Kesejahteraan Rakyat; Bambang Wiswalujo, Kepala Pusat Pengelolaan Pendapat Umum; Gatot Dewabrata, Kepala Pusat Informasi dan Humas. Editor: Suprawoto, Sukemi, Son Kuswadi, MT Hidayat. Pengumpulan Data: Ahmad Nizar, Mikdad Ishak, Mei Sugianto, A. Yamin Suhiyat, Perdamen Sinuraya, Dwi Dianingsih, Arianti, Dewi Tursilawati, Eni Eriani, Siti Asmari, Widodo Hastjaryo, Dewi Yuliana Lestari, Deny Gumbira, Fitria Hasanah, Karlina Seran. Pengolahan Data: Heru Purnomo, Soemarno Partodihardjo. Desain Cover: FDM/ MTH, Ilustrasi dan Tata Letak: Dewi Maharani, Tauk. Foto-foto: www.presidensby.info, Bappenas, Koleksi BIP. Penerbit: Departemen Komunikasi dan Informatika Cetakan Pertama, 2008. Jakarta.
Assalamu alaikum Wr, Wb Salam Sejahtera bagi kita semua Pembangunan merupakan proses tanpa henti yang perlu dijaga kesinambungan dan arahnya menuju sasaran utama yaitu mendukung terwujudnya tujuan nasional masyarakat adil, makmur dan sejahtera sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945. Tentu proses pembangunan akan mengalami pasang-surut, sejalan dengan dinamika bangsa Indonesia. Namun demikian, setiap langkah harus sesuai dengan jalur yang benar, on the track, untuk mencapai tujuan nasional. Buku ini memaparkan hal-hal yang telah dilakukan oleh Kabinet Indonesia Bersatu. Selain itu, juga mengupas apa saja yang belum berhasil diwujudkan serta mengapa terjadi demikian. Melalui paparan ini diharapkan semua pihak akan dapat memperoleh gambaran yang utuh dan objektif tentang masalah-masalah mendasar yang dihadapi bangsa dan negara serta bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasinya. Dalam beberapa bagian, juga disampaikan fakta dan data yang dirangkum dari tahun 2004 hingga pertengahan tahun 2008. Tentu saja melalui pemaparan data ini, diharapkan semua persoalan yang ada bisa dipahami secara proporsional. Tugas Kabinet Indonesia Bersatu masih berlangsung setahun lagi. Oleh karena itu, selama setahun ke depan akan sangat bijak jika kita bersama menentukan langkah-langkah terbaik yang harus dikerjakan bersama. Dengan kebersamaan, insya Allah, kita akan dapat mewujudkan cita-cita kita membangun Indonesia yang aman dan damai, Indonesia yang adil dan demokratis, dan Indonesia yang makin sejahtera. Wassalamualaikum Wr, Wb MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Mohammad NUH
SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA................................................................................... v DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................... vii BAB 1 PENGANTAR ......................................................................................................................................... Tiga Agenda Pembangunan ................................................................................................................... Visi Kepemimpinan, Sinergi Atasi Tantangan ........................................................................................... BAB 2 MENCIPTAKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI ..................................................................... A. Peningkatan Keamanan, Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas ...................................... Kasus Khusus: Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual .............................................................. B. Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme .......................................................................... C. Pencegahan dan Penanggulangan Gerakan Terorisme ............................................................... D. Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional ................................ BAB 3 MENCIPTAKAN INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS ........................................................... A. Penghormatan, Pengakuan, dan Penegakan atas Hukum dan Hak Asasi Manusia ..................... B. Penciptaan Tata Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa ....................................................... C. Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kokoh .................................................................. BAB 4 MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT A. Investasi ....................................................................................................................................... B. Revitalisasi Pertanian ................................................................................................................... C. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah .............................................. D. Peningkatan Pengelolaan BUMN ............................................................................................... E. Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan ................................................................................................. F. Pemantapan Stabilitas Ekonomi Makro ........................................................................................ G. Peningkatan Kehidupan Sosial dan Kesejahteraan Rakyat lainnya ............................................. BAB 5 PENUTUP................................................................................................................................................. RUJUKAN ............................................................................................................................................................ 1 3 3 7 10 13 16 17 19 23 26 30 34 39 44 49 53 55 56 58 63 80
vii
BAB 1
PENGANTAR
erjalanan bangsa Indonesia telah mengalami pasang surut. Di bidang politik, upaya untuk mengembangkan kehidupan demokrasi dan penegakan hukum terus dilakukan. Perubahan kepemimpinan bangsa, sebagai bagian dari dinamika demokrasi yang berlangsung di Indonesia menuntut kesinambungan penyelesaian permasalahan yang dihadapi. Di tengah penyelesaian amanat reformasi dengan kompleksitas persoalan yang tampak begitu rumit untuk diurai, pemerintah terus berupaya meningkatkan kinerja di berbagai bidang. Dalam bidang ekonomi, penanganan masalah pengangguran merupakan program yang diprioritaskan oleh pemerintah sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Demikian pula dengan berbagai program lain, terus dikembangkan untuk menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan kondisi yang
PE N GANTAR
diharapkan. Pembangunan yang saat ini dilaksanakan oleh Kabinet Indonesia Bersatu telah direncanakan sejak awal dalam RPJMN 2004-2009. Dokumen tersebut memuat beberapa target, capaian, dan pedoman kegiatan besar yang akan dilaksanakan oleh pemerintah. Secara umum, kinerja pemerintahan diukur dari hasil yang dicapai, yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Sesungguhnya apa yang telah dicapai oleh pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu pada hakikatnya merupakan prestasi kolektif bangsa Indonesia. Tiga Agenda Pembangunan Terdapat tiga agenda besar yang menjadi arah dan panduan pelaksanaan kebijakan pembangunan nasional yaitu Pertama Menciptakan Indonesia yang Aman dan Damai, dengan prioritas bertumpu pada Peningkatan Keamanan, Ketertiban, Penanggulangan Kriminalitas; Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme; Pencegahan dan Penanggulangan Gerakan
Terorisme; serta Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional. Kedua, Menciptakan Indonesia yang Adil dan Demokratis, yang difokuskan pada Penghormatan, Pengakuan, dan Penegakan atas Hukum dan Hak Asasi Manusia; Penciptaan Tata Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa serta Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kokoh. Adapun agenda ketiga yaitu Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat, dengan titik berat pada upaya Peningkatan Investasi; Revitalisasi Pertanian; Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; Peningkatan Pengelolaan BUMN; Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan; Pemantapan Stabilitas Ekonomi Makro; serta Peningkatan Kehidupan Sosial dan Kesejahteraan Rakyat lainnya di bidang pendidikan, penanganan kemiskinan, dan kesehatan. Visi Kepemimpinan, Sinergi Atasi Tantangan Sejak Susilo Bambang Yudhoyono dilantik menjadi Presiden RI ke 6, 2004, berbagai per-
soalan luar biasa datang bertubi-tubi menimpa bangsa, disamping persoalan yang telah ada sebelumnya. Tingginya tingkat kemiskinan, pengangguran, dan besarnya utang pemerintah merupakan tekanan tersendiri yang mempengaruhi setiap kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa. Tsunami di Aceh dan Nias (2004), suatu kejadian yang belum pernah ada dalam sejarah Indonesia Merdeka, meluluhlantakkan hampir semua infrastruktur dan korban yang di luar daya nalar. Disusul kemudian gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, kemudian tsunami yang menghantam pantai selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Rangkaian peristiwa tersebut menguras energi, waktu, sumber daya dan dana yang besar. Harga minyak dunia melonjak tak terkendali, dari US$ 20 per barrel menjadi US$ 140 per
barrel, memukul hampir semua negara di dunia, tak terkecuali Indonesia yang telah menjadi netimportir minyak. Pada saat bersamaan, berbagai persoalan multidimensi yang telah lama ada, secara simultan harus dihadapi bangsa Indonesia. Mulai dari korupsi, ancaman disintegrasi bangsa hingga masih belum mapannya fungsi dan peranan berbagai elemen bangsa. Ditambah lagi persoalan internasional yang penuh tantangan di tengah globalisasi yang membuat hubungan antar negara menjadi seolah tanpa batas. Setiap peristiwa yang terjadi di negara lain, akan sangat mungkin menimbulkan pengaruh langsung terhadap kehidupan bangsa Indonesia. Kepemimpinan nasional yang memiliki visi ke depan yang luas, tegas dan teguh memegang pendirian, teliti dan cepat mengambil keputusan, serta jeli mengubah bencana dan ancaman
PE N GANTAR
menjadi peluang. amat diperlukan oleh bangsa Indonesia yang begitu banyak menghadapi tantangan tersebut di atas. Di sinilah letak pentingnya kepemimpinan Presiden Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah bangsa dan negara. Misalnya saja, bagaimana mengubah bencana tsunami yang melanda Aceh menjadi peluang bagi jalan perdamaian yang akhirnya membukukan sejarah, tanpa menumpahkan darah dengan sia-sia. Ketegasan dalam pemberantasan korupsi merupakan contoh lain dari keberhasilan kepemimpinan Presiden Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla yang cukup mendapat perhatian masyarakat dunia. Meskipun dalam menghadapi tantangan yang ada, beberapa keputusan yang diambil dinilai kurang populer bagi sebagian kalangan, tetapi tetap dijalankan demi kepentingan bangsa, terutama rakyat kecil. Optimisme, keyakinan dan kerja secara sistematis merupakan dasar yang terus dikem-
bangkan oleh Presiden dan Wakil Presiden dalam mengarahkan program dan kinerja Kabinet Indonesia Bersatu. Pembangunan ekonomi terus dijalankan melalui pendekatan pertumbuhan yang disertai dengan pemerataan. Program pengurangan kemiskinan terus dilakukan, sinergi atas setiap program juga senantiasa dilaksanakan. Kiprah Indonesia di dunia internasional pun menjadi perhatian Kabinet Indonesia Bersatu. Upaya itu dilakukan dalam kerangka membangun dan meningkatkan kemandirian bangsa dalam konteks hubungan internasional. Pemerintah secara konsisten meningkatkan kerjasama regional dalam kerangka ASEAN, Forum Asia Timur maupun APEC, serta kerjasama dengan Eropa dan negara-negara Timur Tengah. Selama empat tahun Kabinet Indonesia Bersatu bekerja, beberapa indikator keberhasilan pembangunan menunjukkan peningkatan, meskipun di beberapa aspek lain masih belum dapat memenuhi target yang diharapkan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pencapaian atas tiga agenda pembangunan 20042009 telah memenuhi harapan yang diinginkan dan berada dalam jalur yang benar. Hal penting yang perlu dicatat adalah pelaksanaan tanggung jawab untuk meletakkan dasardasar kehidupan berbangsa secara konsisten dan teratur, dari waktu ke waktu, untuk mewujudkan Indonesia yang Maju dan Sejahtera.
BAB 2
enciptakan rasa aman dan suasana nyaman untuk menjalani kehidupan sehari-hari merupakan tugas pemerintah. Berbekal keamanan, setiap aktivitas pembangunan bisa berlangsung dengan baik, warga negara mampu mengekspresikan diri dan beraktivitas tanpa perlu takut dan khawatir. Seiiring dengan upaya pengembangan suasana aman dan nyaman, diharapkan tercipta pula kedamaian dalam hubungan setiap elemen bangsa. Tidak perlu ada konik atau kerusuhan. Semua bersatu padu dan taat terhadap sistem negara hukum yang disepakati bersama. Harmonisasi antar elemen bangsa akan dapat tercipta melalui instrumen penegakan hukum dengan tegas. Sebagai contoh, dalam menghadapi berbagai persoalan konik dan ketegangan hubungan antar agama, pemerintah mengambil sikap yang tegas dan berpegang pada hukum yang berlaku.
Selain penyelesaian secara hukum, pendekatan terhadap elemen masyarakat terus dilakukan atas prinsip perlindungan hak asasi dan kebhinnekaan bangsa. Artinya, seluruh warga negara, harus diperlakukan secara adil dan setara dalam berbagai aspek kehidupan. Pemerintah berupaya memfasilitasi pertemuan antar agama dan mendorong terwujudnya hubungan yang harmonis antar warga. Melalui dialog antar agama diharapkan terwujud kesamaan pandangan dan langkah dalam menyikapi setiap persoalan yang timbul. Dengan adanya hubungan yang harmonis, kedamaian di antara elemen bangsa diharapkan lebih mudah terwujud dan dirasakan secara langsung oleh seluruh warga negara. Tiga Sasaran Pokok Agenda Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai mengarah pada pencapaian 3 (tiga) sasaran pokok dengan prioritas pembangunan nasional sebagai berikut: Sasaran pertama adalah meningkatnya
rasa aman dan damai yang diukur dari adanya penurunan ketegangan dan ancaman konik antar kelompok maupun golongan masyarakat; menurunnya angka kriminalitas secara nyata di perkotaan dan pedesaan; serta menurunnya secara nyata angka kriminalitas di lautan dan penyelundupan lintas batas. Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, prioritas pembangunan diletakkan pada Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antarkelompok Masyarakat; Pengembangan Kebudayaan yang Berlandaskan pada Nilai-nilai Luhur; serta Peningkatan Keamanan, Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas. Sasaran kedua adalah semakin kokohnya NKRI berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika yang tercermin dengan tertanganinya kegiatan-kegiatan yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia; meningkatnya daya cegah dan tangkal negara terhadap ancaman bahaya terorisme; dan semakin berperannya Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia.
Untuk mencapai sasaran tersebut, prioritas pembangunan diletakkan pada Pencegahan dan Penanggulangan Gerakan Terorisme serta Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional. Sasaran ketiga adalah tetap tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia baik dari ancaman dalam maupun luar negeri dengan prioritas pembangunan yang diletakkan pada Peningkatan Kemampuan Pertahanan Negara. A. Peningkatan Keamanan, Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas Salah satu prioritas dalam Agenda Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai adalah upaya meningkatkan keamanan, ketertiban, dan penanggulangan kriminalitas secara keseluruhan dan telah menunjukkan hasil yang lebih baik. Gangguan keamanan, ketertiban dan kriminalitas secara umum masih dalam tingkat terkendali. Meskipun kasus kejahatan konvensio-
nal, misalnya pencurian, perampokan, penipuan, dan pemerasan, secara kuantitas cenderung mengalami peningkatan signifikan antara tahun 2004 sampai 2005. Namun, mulai tahun berikutnya, pemerintah, khususnya jajaran kepolisian terus berupaya maksimal dalam mengatasi kejahatan konvensional sehingga angka kasus kejahatan berhasil dikendalikan. Pemerintah pun senantiasa memastikan bahwa upaya penanganan kasus tindak pidana kejahatan konvensional dilaksanakan sesuai
Grak Jumlah Kasus Pada Kejahatan Konvensional
180000 160000 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 2004 2005 2006 2007 2008 57173 62974 42305 116223 75487 82196 88709 161671 168685 173709
Jumlah Tindak Pidana (JTP) Penyeselesaian Tindak Pidana (PTP)
10
Grak Jumlah Kasus Pada Kejahatan Transnasional Jumlah Kasus Pada Kejahatan Transnasional
10000 8000 6000 4000 2000 0
2004 2005 2006 2007 2008 Sumber : Bareskrim, Mabes Polri Ket : Data sd Juni 2008
9331
8702
5009
5390
4950
dengan hukum yang berlaku, tanpa mencederai rasa keadilan masyarakat. Penyelesaian tindak pidana kejahatan konvensional pada tahun 2004 sebanyak 57.173 kasus, kemudian tahun 2005 sebanyak 62.974 kasus, tahun 2006 sebanyak 75.487 kasus, tahun 2007 sebanyak 82.196 kasus dan sampai dengan bulan Juni 2008 sebanyak 42.305 kasus. Sementara, jumlah kasus kejahatan transnasional, misalnya money laundring, cyber crime dan
penyelundupan narkoba, pedagangan anak dan wanita, yang berhasil diungkap oleh aparat keamanan dari tahun 2004 sampai 2006 meningkat dari 3.126 kasus menjadi 9.331 kasus. Sedangkan tahun 2007 jumlah kasus yang diungkap sebesar 5.391 kasus. Kemudian pada tahun 2008 sampai dengan bulan Juni, jumlah kasus yang diungkap 5.390 kasus. Secara umum terdapat kenaikan penyelesaian tindak kejahatan tiap tahunnya, hal itu menunjukkan adanya kesungguhan aparat keamanan dalam menangani kejahatan lintas negara. Keberhasilan penanganan kejahatan transnasional juga tak lepas dari kerjasama internasional yang dikembangkan pemerintah Indonesia. Dukungan negara-negara di dunia dalam penyelesaian kasus yang ada tentu tidak bisa diabaikan. Sementara itu, pemerintah juga menaruh perhatian terhadap penanganan ke-
11
jahatan terhadap kekayaan negara. Secara umum dapat dikatakan, bahwa kasus kejahatan terhadap kekayaan negara yang berhasil diungkap dari tahun 2004-2006 cenderung meningkat.
Grak Jumlah Kejahatan Pada Kekayaan Negara j y g
5,000 4,000 3,152 3,000 2,000 1,000 0 1,617 1,249 2,390 2,859 2,599 1,816 2,305 1,789 4,327 Jumlah Tindak Pidana (JTP) Penyeselesaian Tindak Pidana (PTP)
meningkat dari tahun 2004-2007. Pada tahun 2007 jumlah kasus 1486 dan yang diselesaikan sejumlah 464 kasus.
Grak Jumlah Kejahatan Berimplikasi Kontijensi
1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 30 2004 8 147 2005 95 273 464 69 Jumlah Tindak Pidana (JTP) Penyeselesaian Tindak Pidana (PTP) 1,486
2006
2007
Sumber : Bareskrim, Mabes Polri
2004
2005
2006
2007
2008
Angka tersebut mengalami penurunan di tahun 2007 menjadi 2.599 kasus. Sementara hingga pertengahan tahun 2008 jumlah kejahatan terhadap kekayaan negara hanya tercatat 1.789 kasus. Adapun jumlah kasus kejahatan kontijensi
Kejahatan yang terjadi di Indonesia terus meningkat. Tahun 2006 jumlah kejahatan yang dilaporkan yaitu 260.174 kasus dan sebesar 52.13% kasus yang bisa diselesaikan. Sampai dengan bulan juni 2008, jumlah kasus yang dilaporkan 186.031 kasus dan yang berhasil diselesaikan sebanyak 109.772 kasus atau 59.01%.
12
JTP (CT) : Jumlah Kejahatan yang terjadi atau dilaporkan PTP (CC) : Kasus/Perkara yang diselesaikan penyidiknya PROSENTASE PTP (%) : Prosentase penyelesaian perkara yang disidik
dapat menurunkan pelanggaran hak kekayaan inteletual di Indonesia. Hal ini ditandai dengan keluarnya Indonesia dari Priority Watch List menjadi Watch List dalam perdagangan Amerika Serikat. Kesadaran untuk melindungi hak kekayaan intelektual di kalangan masyarakat dan pengusaha juga semakin meningkat. Dari tahun ke tahun, selalu terjadi peningkatan permohonan pendaftaran dari tahun 2004 hingga tahun 2007.
Grak Permohonan Pendaftaran Hak Cipta
7000 6000 5000 4269 4000 3000 2000 1000 0 2004 140 2005 118 2006 530 2007 219 2008
Sumber : Ditjen HKI Ket : Data sd Juli 2008
Kasus Khusus:
Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Penegakan hukum di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) secara terus menerus telah diupayakan oleh pemerintah antara lain dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pembentukan Tim Nasional Penanggulangan Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual. Tim yang berangggotakan perwakilan dari berbagai departemen tersebut telah bekerja dan
6411 5857
2847 1907
199
13
38,849
24,677
3,044
3,563
14
4926 4473
Tercatat pada tahun 2004 sebanyak 3.565 permohonan pendaftar hak cipta mejadi meningkat sebesar 6.411 pada tahun 2007. Dan sampai dengan bulan juli 2008 sudah tercatat sebanyak 2.847 permohonan pendaftaran hak cipta.
15
B.Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme Selain masalah hukum, kabinet Indonesia Bersatu juga tetap konsisten dalam menjaga kedaulatan NKRI. Secara khusus kebijakan tersebut diarahkan untuk menjaga kesatuan bangsa dengan mengatasi ancaman perpecahan atau disintegrasi bangsa. Masalah disintegrasi menjadi ancaman utama bagi eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan langkah tegas dan akomodatif dalam melakukan pengendalian potensi disintegrasi. Gerakan separatisme yang pernah mencuat pada masa awal pemerintahan, saat ini bisa dikendalikan sehingga
PENANGANAN DAERAH KONFLIK No 1 Daerah Capaian Keberhasilan Nanggroe MoU Pemerintah RI dan GAM Helsinki tahun 2005 : Aceh Darus- - Terwujudnya pelaksanaan butir-butir Kesepahaman Helsinki salam - Repatriasi mantan anggota GAM - Penyerahan senjata oleh GAM kepada pemerintah RI - Disahkannya oleh DPR RI UU No 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh - Terselenggaranya pilkada yang berlangsung aman dan demokratis Papua Penyelesaian secara simultan dan intensif : - Upaya peningkatan kondisi keamanan dan ketertiban - Pelaksanaan otonomi khusus dalam rangka meningkatan kesejahteraan masyarakat Papua - Semakin menurunnya perlawanan gerakan bersenjata - Terselenggaranya Pilkada Papua pada tahun 2006 - Citra kinerja pemerintah RI di mata internasional semakin membaik Tahun 2007 insiden pengibaran RMS di Kota Ambon pada acara Hari Keluarga Nasional Ke-14 tanggal 29 Juni 2007: - Pelaku insiden pengibaran bendera RMS telah diproses sesuai standar dan prosedur penanganan operasional keamanan dalam negeri - Perlu mendapat perhatian dan disikapi dengan serius dan se lalu waspada terhadap ancaman laten kelompok separatisme
Sumber: Data Setneg, 2008
2.
3.
Maluku
16
cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan ketegasan pemerintah dalam menindak pelaku aksi separatis dan potensi disintegrasi sesuai dengan aturan hukum yang ada. C. Pencegahan dan Penanggulangan Gerakan Terorisme Sejalan dengan upaya antisipasi terhadap ancaman disintegrasi, pemerintah juga proaktif dalam menangani ancaman terhadap keamanTabel Penanggulangan Gerakan Terorisme
No 1. 2. 3. 4. 5. Waktu Dan Tempat
an nasional, terutama yang bersumber dari gerakan terorisme. Indonesia terlibat dalam berbagai forum kerjasama internasional untuk penanggulangan terorisme yang memiliki jaringan internasional. Tercatat pula beberapa kelompok gerakan teroris dapat ditanggap semenjak tahun 2005. Tabel berikut ini ringkasan catatan prestasi pemerintah Indonesia, khususnya aparat keamananan dalam penanggulangan terorisme :
Uraian
Batu Malang, November 2005 Polri berhasil menewaskan tokoh kunci terorisme pembuat bom Dr Azahari Husin Wonosobo, Juni 2006 Poso dan Palu, 11 Januari 2007 Yogyakarta dan Jawa Tengah Maret 2007 Desa Kebarongan Banyumas Juni 2007 Polri berhasil menangkap kelompok Abdul Hadi sebagai bagian dari lingkaran Nurdin M Top. Polri berhasil menangkap Kelompok Basri terkait kasus terorisme Polri berhasil menangkap tersangka aksi teror Sarwo Edi beserta kelompoknya (8 orang) Polri berhasil menangkap Abu Dujana dan Zarkasi
17
6.
Polri dan satuan tugas khusus Densus 88 berhasil menangkap 10 tersangka jaringan terorisme dan menemukan 20 bom pipa elektrik dan bahan peledak lainnya yang kekuatannya dapat melebihi kemampuan ledak bom Bali II. Polri berhasil melakukan proses hukum berupa menangkap 420 tersangka, 260 tersangka diantaranya telah diadili dan divonis oleh pengadilan, 5 orang hukuman mati, 4 orang hukuman seumur hidup, 14 dalam proses pengadilan, dan 13 orang lainnya dalam proses penyidikan. Eksekusi mati para pelaku Bom Bali (Amrozi, Ali Gufron alias Mukhlas, dan Imam Samudera) telah dilaksanakan di Bukit Nirbaya, Cilacap pada pukul 00.15 WIB
Sumber: Data Setneg, 2008
7.
Periode 2005-2008
8.
9 November 2008
18
D. Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu mencoba meneguhkan kembali posisi Indonesia sebagai negara yang menganut politik bebas aktif. Upaya membuka seluas-luasnya diplomasi dan kerja sama dengan negara-negara lain tanpa terjebak pada latar historis dan ideologinya, terus dilakukan. Prinsip yang dikedepankan adalah semua negara berdiri sejajar sebagai mitra yang saling menguntungkan. Setelah perang di Afganistan dan Irak, dan berlangsung ketegangan strategis di berbagai penjuru dunia termasuk Semenanjung Korea, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memandang perlu mengingatkan masyarakat dunia tentang pentingnya elemen power yang lain, selain kekuatan militer dan diplomasi koersif atau hard power. Berbeda dari hard power yang mengandalkan kekuatan, konsep soft power mengandalkan pendekatan persuasif dengan mengguna-
kan aset ekonomi, kemasyarakatan, budaya, humaniter, pendidikan, iptek, dan sebagainya. Pengembangan soft power memang cocok bagi politik bebas aktif yang dianut Indonesia, sebab di sinilah letak kekuatan diplomasi serta daya tarik Indonesia dalam pergaulan internasional yang lebih banyak ditentukan oleh prestasi, pesona, persuasi dibandingkan dengan faktor kekuatan militer. Reputasi Indonesia sebagai negara demokrasi ke empat di dunia, misalnya, menempatkan kita sebagai negara panutan dalam pergaulan dunia. Status Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar memberikan kredibilitas dalam menjembatani antara dunia Islam dan Barat. Keberhasilan bangsa Indonesia dalam membantu proses perdamaian untuk konik Kamboja, Philipina Selatan, dan Laut Cina Selatan meningkatkan reputasi Indonesia sebagai juru damai. Potensi pasar dengan jumlah penduduk
19
228.877.240 jiwa juga banyak diperhitungkan orang. Sementara politik bebas aktif kita menKebijakan
Pelaksanaan tindak lanjut agenda pembentukan ASEAN COMMUNITY a. b. c. d.
Tabel Peningkatan dan Prestasi dalam Kerjasama Internasional Langkah-langkah yang ditempuh dan Apresiasi Dunia Internasional
Menciptakan kestabilan dan meningkatkan kerjasama regional dikawasan Asia Tenggara Disepakatinya piagam ASEAN di KTT ASEAN di Singapura yang ke-13 Pengesahan ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) Blueprint pada KTT ASEAN ke-13 Menindaklanjuti tiga kesepakatan yakni ASEAN Convention On Counter Terrorism (ACCT), Declaration on The Protection on Promotion of The Rights of Migrant Workers, serta Cebu Declaration on The Blueprint for The ASEAN Charter Pengesahan ARF Statement on Disaster Management and Emergency Response tanggal 28 Juli 2006 Penyelesaian garis perbatasan Indonesia dan Timor Leste melalui mekanisme Joint Border Committee, Technical Sub-Committee on Border Demarcation and Regulation Penangangan perbatasan RI dan PNG melalui Joint Border Committee Secara intensif melakukan border diplomacy dengan Filipina dan Malaysia Melakukan beberapa rangkaian inter-faith dialogue dengan beberapa negara seperti di Vatikan, Belanda, Kanada, Inggris. Melaksanakan inter-faith exchange antar tokoh lintas agama antar dua negara
e. Peningkatan peran diplomasi dalam menyelesaikan masalah perbatasan Pelaksanaan interfaith dialogue Partisipasi aktif dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia Mengatasi Krisis Akibat Kenaikan Komoditas Pangan Dunia Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Global a. b. c. a. b.
Menyumbangkan personil pengamanan dalam 6 OPP PBB yaitu, MONUC, UNMIL, UNMIS, UNOMIC, UNMIN, dan UNIFIL dengan pengiriman pasukan Garuda XXIII B. Pada KTT Pangan di Roma, 8 Juni 2008, FAO memuji Indonesia sebagai negara yang berhasil meningkatkan produktitas pangan dan mengendalikan harga pangan. FAO merekomendasikan strategi Indonesia sebagai role model bagi bangsa lain. Pada pertemuan G-8 + D-8, Indonesia dipuji sebagai negara dengan peran yang sangat aktif dalam mengatasi dampak pemanasan global melalui Prakarsa Conference on Parties (CoP) ke 13 di Bali dengan disepakatinya Bali Road Map
20
Para pemimpin negara-negara ASEAN foto bersama pada pembukaan KTT ke 13 ASEAN di Hotel Shangri-La, Singapura, Selasa (20/11) siang. (foto: anung/presidensby.info)
21
22
BAB 3
emokrasi adalah pilihan yang dijalani oleh bangsa Indonesia sebagai sebuah sistem politik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kehidupan demokratis terbukti menjadi salah satu faktor penentu bagi peningkatan kinerja pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu. Partisipasi politik meningkat dengan terselenggaranya perhelatan pesta demokrasi di daerah serta kehidupan pers yang lebih bebas. Hal lain terpenting yang menjadi perhatian Kabinet Indonesia Bersatu adalah persoalan keadilan. Adil mengandung arti tidak berat sebelah atau memihak. Sejalan dengan penerapan demokrasi, keadilan merupakan pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara di depan hukum. Adil juga berarti berpihak kepada yang benar serta berpegang pada konstitusi dan hukum.
24
Perbaikan kehidupan bangsa tidak akan pernah terjadi apabila perkembangan demokrasi bangsa ini tidak semakin dewasa dan berkeadilan. Semua itu diupayakan dengan menghargai perbedaan dan hasil kerja keras semua pihak dalam menyelesaian persoalan dan tantangan yang ada. Lima Sasaran Pokok Agenda Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis diarahkan untuk mencapai 5 (lima) sasaran pokok dengan prioritas pembangunan nasional sebagai berikut: Sasaran pertama adalah meningkatnya keadilan hukum yang tercermin dari terciptanya sistem hukum yang adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif serta yang memberikan perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia; terjaminnya konsistensi seluruh peraturan perundang-undangan di tingkat pusat dan daerah dengan prioritas pembangunan. Sasaran tersebut diprioritaskan pada Pembenahan Sistem Hukum Nasional dan Politik
Hukum; Penghapusan Diskriminasi dalam Berbagai Bentuk, serta Penghormatan dan Pengakuan atas Hak Asasi Manusia Sasaran kedua adalah meningkatnya penegakan hukum dalam upaya untuk menegakkan supremasi hukum dengan prioritas penanganan pada pemberantasan korupsi; pencegahan dan penanggulangan terorisme, serta pembasmian penyalahgunaan obat terlarang. Sasaran ketiga adalah meningkatnya pelayanan birokrasi kepada masyarakat antara lain dengan berkurangnya praktek korupsi di birokrasi; terciptanya sistem pemerintahan dan birokrasi yang bersih, akuntabel, transparan, esien dan berwibawa; serta meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik. Sasaran pembangunan ini secara khusus diprioritaskan pada Penciptaan Tata Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa. Sasaran keempat adalah meningkatnya penyelenggaraan otonomi daerah dan kepemerintahan daerah serta terjaminnya konsistensi seluruh peraturan pusat dan daerah, dan
25
tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang lebih tinggi. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan pembangunan yang diletakkan pada prioritas Revitalisasi Proses Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Sasaran kelima adalah terpeliharanya momentum awal konsolidasi demokrasi dengan terlaksananya secara efektif fungsi dan peran lembaga penyelenggara negara dan lembaga kemasyarakatan; meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan kebijakan publik; serta terlaksananya pemilihan umum yang lebih demokratis, jujur, dan adil. Adapun prioritas pembangunan diletakkan pada Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kokoh.
A. Penghormatan, Pengakuan, Penegakan atas Hukum dan HAM Perlindungan HAM telah menjadi salah satu program pemerintah sejalan dengan proses reformasi dan pemantapan kehidupan berdemokrasi yang sedang berlangsung. Ketetapan Nomor VII/MPR/1998 mengenai HAM yang memuat Piagam HAM yang diikuti perubahan kedua UUD 1945 telah memasukkan pasal-pasal rinci dan tegas mengatur tentang pemajuan dan perlindungan HAM.
26
Pemerintah juga telah mengesahkan Undang Undang HAM Nomor 39 Tahun 1999 dan Undang-Undang No.26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Melalui Keputusan Presiden Nomor 40 tahun 2004 telah mengesahkan Rencana Aksi Nasional HAM (RANHAM) Indonesia Kedua tahun 2004 - 2009 yang merupakan kelanjutan dari RAN HAM Indonesia Pertama tahun 1998 - 2003. RANHAM juga dimaksudkan sebagai panduan dan rencana umum dengan kerangka waktu yang jelas untuk meningkatkan penghormatan, pemajuan, pemenuhan dan perlindungan HAM. Termasuk untuk melindungi masyarakat terhadap pelanggaran HAM dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama, adat-istiadat dan budaya bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kelompok rentan mendapat perlakuan khusus agar kepentingan mereka dapat terakomodasi dengan baik dalam pelaksanaan RANHAM tahun 2004-2009. Dalam upaya memberikan landasan hukum
yang kuat untuk pemberian perlindungan HAM, telah dilakukan pengesahan PP Nomor 9 Tahun 2008 mengenai Tata Cara dan Mekanisme Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang. Berbagai kerjasama Internasional dalam upaya pemajuan dan perlindungan HAM telah dilakukan. Indonesia menjadi salah satu pelopor bagi upaya pembentukan mekanisme HAM ASEAN dan telah dua kali menjadi tuan rumah Lokakarya Kelompok Kerja Pembentukan Mekanisme HAM ASEAN. Indonesia juga mendorong kerjasama bilateral dalam upaya pemajuan HAM dengan Kanada, Norwegia dan Perancis, dalam rangka ASEM bersama Swedia, Perancis dan China serta kerjasama Plurilateral bersama China, Kanada dan Norwegia. Grak berikut merangkum produk perundangundangan yang telah dikeluarkan pemerintah sebagai bentuk nyata kinerja dalam penegakan hukum di negara ini.
27
55
Di samping itu sebagai salah satu negara anggota PBB dan penandatangan beberapa konvensi internasional yang terkait dengan perlindungan HAM, Indonesia juga telah menyampaikan laporan kondisi penghormatan dan pelaksanaan HAM di Indonesia kepada Dewan HAM PBB pada April 2008, dan pada Mei 2008
telah menyampaikan laporan pelaksanaan Convention Against Torture (CAT). Beberapa upaya yang sudah dilakukan pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap perlakuan yang diskriminatif, di antaranya:
28
Pemerintah Indonesia telah menandatangani Konvensi Internasional Perlindungan kepada masyarakat pemengenai Perlindungan dan Pemajuan Hak-hak dan Martabat Penyannyandang cacat dang Cacat tanggal 30 Maret 2007. Kejahatan Transnasional dan upaya Pengesahan UU No. 15/2008 tentang Pengesahan Treaty On Mutual pengembalian aset hasil kejahatan Legal Assistance In Criminal Matters yang menguatkan UU No. 1 Tahun serta peningkatan efektitas kerjasa- 2006 tentang Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana. ma aparat penegak hukum Perdagangan WNI terutama perempuan dan anak di wilayah konik. Pemerintah telah mengesahkan UU No. 21/2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, diikuti PP No. 9/2008 tentang Tata Cara dan Mekanisme Pelayanan Terpadu bagi Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang. Pembahasan Raperda di Provinsi Jawa Barat tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perdagangan Orang terutama Perempuan dan Anak. Pemerintah tetap mendukung penyelidikan sampai dengan penyelesaian kasus tersebut Pihak kepolisian terus berupaya mengumpulkan bukti baru dalam upaya pengungkapan kasus tersebut. Pemanggilan terhadap saksi-saksi terkait dan tidak terbentur pada kedudukan dan jabatan. Telah dibentuk Lembaga Perlindungan Aksi dan Korban Telah disahkan UU No. 40/2008 tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi dan Bantuan Kepada Saksi dan Korban Sumber: Data Setneg, 2008
2.
3.
4 Kasus Munir -
5.
29
B. Penciptaan Tata Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa Beberapa saat setelah dilantik, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji memerangi dan memberantas korupsi serta menyelenggarakan pemerintahan bersih dan baik. Ikrar tersebut ditujukan untuk merespons tuntutan rakyat untuk mengatasi ancaman merajalelanya korupsi, kolusi, dan nepotisme di kalangan penyelenggara negara. Di bidang hukum, kinerja pemerintah terus meningkat. Upaya pemerintah terus menggalakkan penanganan kasus-kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme. Membaiknya citra penegakan hukum di mata publik juga terungkap lewat apresiasi terhadap gebrakan-gebrakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mengungkap kasus korupsi, kolusi dan nepotisme di berbagai lembaga negara. Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia, baik dari sisi penindakan maupun pencegahan terus dilakukan secara terus menerus. Salah satu indikator perbaikan upaya pem-
Tabel Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Indeks Persepsi Korupsi 2.0 2.2 2.4 2.3 2.6 Peringkat Negara 133 137 130 143 126
berantasan korupsi sebagimana terlihat dalam Corruption Perception Index/Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang dikeluarkan oleh Transparency Internasional. Pada tahun 2006, Transparency International mencatat indeks persepsi korupsi Indonesia sebesar 2,4 dan berada diperingkat 130. Tahun 2007, indeks tersebut turun menjadi 2,3 dan berada di peringkat 143. Namun, pada tahun 2008 IPK Indonesia meningkat menjadi 2,6. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan ka-
30
sus korupsi di Indonesia sudah mulai diapresiasi oleh dunia nternasional. Langkah tegas menangani kasus korupsi, kolusi dan nepotisme memang sangat disambut publik sejak reformasi digulirkan. Oleh karena itu, pemerintah pun memandang penanganan kasus korupsi, kolusi dan nepotisme tetap men-
jadi prioritas utama. Komitmen pemerintah untuk tidak berkompromi dengan para koruptor tentu berkaitan dengan dam-pak merusak korupsi yang mengakibatkan kerugian material dan menodai moral (budaya) bangsa. Lebih dari itu, korupsi tidak hanya berkaitan
31
dengan pelanggaran terhadap aturan hukum, tetapi juga mengakibatkan kerugian terhadap rakyat akibat adanya kebijakan yang menyimpang. Tantangan terberat pemberantasan korupsi adalah mengembangkan sinergi lembagalembaga negara untuk memerangi korupsi. Proses penyadaran tersebut terus dilakukan oleh pemerintah secara intensif dan integratif guna menghindari ancaman korupsi dan segala dampak negatifnya.
Membangun pemerintahan yang bersih mutlak butuh dukungan dari berbagai kalangan dan harus dimulai dari kalangan pejabat publik. Secara khusus, pemerintah juga telah melaksanakan pencegahan tindak korupsi
Tabel Jumlah Uang Negara yang Berhasil Diselamatkan Periode 2004-November 2008 TAHAP Berkekuatan hukum tetap Dikembalikan saat proses Rp. 859.762.538.773 penyelidikan/penyidikan Barang rampasan Jumlah Rp. 859.762.538.773 POLRI Kejaksaan Rp. 4.927.277.318.110,39 Rp. 2.933.978.848.169,78 Rp. 139.882.439.209 Rp. 8.001.138.805.489,17 Rp. 476.456.872.901 KPK Rp. 476.456.872.901
32
memang harus diawali dari pimpinan puncak. Stigma birokrasi yang korup hanya bisa dikikis dari dalam lingkungan birokrasi itu sendiri. Tingkat kepatuhan pejabat negara dalam menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) meningkat dari tahun ke tahun sebagaimana dilihat pada tabel. Ini menunjukkan peningkatan kesadaran para pejabat negara dalam mendukung pemberantasan tindak pidana korupsi.
Grak Persentase Tingkat Kepatuhan Pejabat Negara menyam Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN)
100 80 60 40 20 0 2004 2005 2006 2007 2008 49.16 49.43 55.33 88.41 84.08
Jumlah pejabat yang melaporkan kekayaan 43.668 56.274 64.544 76.455 82.222
Sumber: Data Setneg, 2008
33
C. Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kokoh Pelembagaan demokrasi di Indonesia mulai menemukan bentuknya sejak pemilihan langsung yang dilakukan secara demokratis di tahun 2004. Wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR, DPD dan MPR dipilih langsung dalam pemilihan umum yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Hal yang sama juga terjadi dalam pemilihan pemimpin pemerintahan, yakni Presiden dan Wakil Presiden. Keberhasilan pelaksanaan Pemilu DPR/DPD dan Presiden/Wakil Presiden secara langsung tersebut mendapatkan apresiasi dari dunia internasional. Sebuah prestasi yang layak diterima oleh seluruh bangsa Indonesia. Optimisme kehidupan berbangsa dan bernegara muncul kembali ketika pada tahun 2004 lalu Indonesia berhasil menyelenggarakan pemilihan umum secara langsung yang demokratis. Pengamat politik dari Ohio State University (OSU) Columbus Amerika Serikat, Profesor
Bill Liddle mengatakan, demokrasi di Indonesia meski masih harus terus diperbaiki, namun telah terkonsolidasi. Artinya demokrasi yang tengah berlangsung di Indonesia tidak menghadapi ancaman pokok otoritarian dan berbagai ancaman lain. Jika setiap lima tahun di tingkat nasional dilakukan pemilihan umum presiden, maka tidak
Tabel Indeks Demokrasi Beberapa Negara
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Negara Swedia Amerika Serikat India Indonesia Malaysia Singapura Thailand Kamboja Vietnam Indeks 9,88 8,22 7,68 6,48 5,98 5,89 5,67 4,77 2,75 Sumber: Data Setneg, 2008
Indeks diukur dengan skor 1-10 dengan skor 10 adalah negara yang paling demokratis dan 1 negara paling otoriter Sumber: The Economist Unit Intelegence of Democracy, 2007
Tiga Negara Demokrasi terbesar di Dunia
Catatan
paling demokratis di dunia
34
akan ada proses inkonstitusional untuk mengagalkannya. Pesta demokrasi juga berlangsung di tingkat daerah sebagai konsekuensi kebijakan desentralisasi yang saat ini dikembangkan di Indonesia. Semua itu ditujukan untuk meningkatkan kedaulatan rakyat. Konsep desentralisasi ditekankan melalui Pasal 18 UUD 1945 hasil amandemen kedua yang disahkan pada 18 Agustus 2000. Dalam pasal itu secara khusus diatur soal pemerintahan daerah dan ditegaskan, pemerintah daerah
Tabel Rekapitulasi Pelaksanaan Pilkada 2005 - 2008 Tahun 2005 2006 2007 2008 Total Pemilihan Gubernur 7 4 6 16 33 Pemilihan Bupati / Walikota 205 39 35 160 439
Sumber: KPU, 2008
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat. Harapan utama dari sistem pemilihan yang diselenggarakan secara langsung adalah soal pertanggungjawaban dan akuntabilitas kepala daerah terpilih. Kepala daerah secara langsung bertanggung jawab terhadap masyarakat pemilih mereka. Dengan sistem ini, seleksi terhadap calon
35
pemimpin daerah pun lebih terbuka. Dengan demikian, publik bisa menilai secara langsung siapa yang akan mereka pilih. Pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung menjadi salah satu indikator penting dalam proses demokratisasi. Peningkatan kesadaran politik masyarakat tercermin melalui proses yang melibatkan sejumlah besar masyarakat secara langsung tersebut. Selama tahun 2005-2008 jumlah daerah yang telah melaksanakan Pilkada Gubernur ada sebanyak 33 provinsi dan yang telah melaksanakan Pilkada Bupati/Walikota sebanyak 439 kabupaten/kota. Praktek demokrasi yang dilakukan di Indonesia terus membaik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kedewasaan masyarakat dalam menyelesaikan sengketa pelaksanaan pemilihan kepala daerah melalui lembaga peradilan. Tabel berikut menujukkan jumlah pemilihan daerah yang dapat diproses oleh lembaga peradilan.
Tabel Gugatan terhadap Pilkada lewat Pengadilan Jumlah DaerHasil Pilkada ah Yang Telah Pilkada Yang Digugat Di Melaksanakan Pengadilan * Pilkada Gubernur Bupati/ Walikota 12 177 33 439
Data diolah dari berbagai sumber Ket : *) Data s/d Februari 2008
Tata kelola negara yang saat ini dikembangkan berdasarkan empat kali amandemen atas UUD 1945 adalah kombinasi antara sistem presidensial dan sistem multipartai yang khas. Di satu sisi, presiden memiliki legitimasi politik yang kuat karena dipilih secara langsung melalui mekanisme dua putaran pemilihan yang mau tak mau menghasilkan kemenangan mayoritas. Di sisi lain, DPR merupakan lembaga legislatif yang memiliki kekuasaan besar (Fatah, 2007) Kelembagaan politik demokrasi telah dibangun Partai yang menjadi pilar utama demokrasi
36
Tabel Partai Peserta Pemilu tahun ke tahun Tahun Partai Politik Partai Politik Lokal 1955 172 1971 10 1977 3 1982 3 1987 3 1992 3 1997 3 1999 48 2004 24 2009 38 6
Sumber: Data Setneg, 2008
juga hidup, bahkan penerapan sistem multi-partai yang tengah berlangsung. Sistem politik Indonesia telah menempatkan partai politik sebagai pilar utama penyangga demokrasi. Artinya, tak ada demokrasi tanpa partai politik, karena begitu pentingnya peran partai politik Jumlah partai politik peserta pemilu mengalami peningkatan dari tahun 2004 yang berjumlah 24 partai menjadi 38 partai pada tahun 2009 dan masih ditambah lagi dengan 6 partai politik lokal dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam pada tahun 2009. Keberadaan partai politik lokal merupakan satu terobosan yang signikan bagi upaya memperkuat partisipasi warga dan demokrasi. Se-
sungguhnya, keberadaan partai lokal pun bukan sesuatu yang baru di Indonesia. Pada Pemilu tahun 1955 tercatat sedikitnya ada enam partai politik lokal yang ikut berpartisipasi, yakni: Partai Rakyat Desa (PRD), Partai Rakyat Indonesia Merdeka (PRIM), Partai Tani Indonesia, Gerakan Banteng, dan Partai Persatuan Daya. Menariknya, ada dari partai politik lokal tersebut mendapatkan kursi di parlemen nasional, yakni Partai Persatuan Daya. Kini, setelah sekian lama, adopsi keberadaan partai lokal kembali ada. Ini artinya bahwa langkah untuk mendorong perkembangan partai politik lokal di banyak daerah merupakan langkah strategis bagi penguatan bangunan demokrasi dalam era desentralisasi.
37
BAB 4
ertumbuhan ekonomi makro Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Pada awal pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu, pertumbuhan ekonomi triwulanan tercatat sebesar 6,4 persen. Meskipun sempat turun saat 15 bulan pemerintahan menjadi 4,6 persen, namun pada tahun 2007 kembali naik menjadi 6,5 persen pada triwulan ketiga. Pertumbuhan ekonomi memang tidak secara langsung meningkatkan pertumbuhan kesejahteraan. Akan tetapi jika dilihat dari angka kemiskinan dan pengangguran didapatkan pula kecenderungan penurunan. Angka kemiskinan mengalami penurunan dari 17,7 persen pada tahun 2006 menjadi 15,4 persen tahun 2008. Angka tersebut merupakan angka kemiskinan terendah selama sepuluh tahun terakhir. Sementara, angka pengangguran yang turun sebanyak 2 persen selama dua tahun terakhir. Dari 10,5
40
persen tahun 2006 menjadi 8,5 persen tahun 2008. Program Pemerintahan Kabinet Indonesia bersatu dibawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikenal dengan strategi tiga jalur yaitu pertama, peningkatan pertumbuhan ekonomi di atas 6,5 persen per tahun melalui pencapaian investasi dan ekspor; kedua, pembenahan sektor riil untuk mampu menyerap tambahan angkatan kerja dan menciptakan lapangan kerja baru; dan ketiga revitalisasi sektor pertanian dan perdesaan untuk berkontribusi pada pengentasan kemiskinan. Sejak akhir 2004 pemerintah telah merumuskan upaya pembangunan untuk menyejahterakan rakyat dengan orientasi pada pertumbuhan yang disertai dengan pemerataan. Beragam kebijakan, termasuk kebijakan skal diarahkan dengan tujuan tersebut. Contohnya ada alokasi komponen dari kekuataan pembelanjaan untuk stimulasi pertumbuhan. Untuk pengurangan pengangguran, pemerintah memberikan kebijakan melalui penyaluran
Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diharapkan dapat mengurangi pengangguran melalui pemberian modal usaha. Saat ini dana yang disalurkan sudah mencapai Rp8 triliun dan diharapkan akan terus meningkat hingga Rp14 triliun. Dengan pemberian modal ini maka diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan. Triple Track Strategy, yaitu progrowth (pertumbuhan), projob (lapangan kerja), dan propoor (rakyat miskin) yang saat ini dilaksanakan untuk membawa Indonesia menuju negara maju dan sejahtera. Sejahtera merupakan keadaan sentosa dan makmur yang diartikan sebagai keadaan yang berkecukupan atau tidak kekurangan, yang tidak saja memiliki dimensi sik atau materi, tetapi juga dimensi rohani. Lima Target Pokok Agenda Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah ini mengarah pada pencapaian 5 (lima)
41
target pokok dengan prioritas pembangunan nasional sebagai berikut. Sasaran pertama adalah terciptanya lapangan kerja secara memadai agar mampu mengurangi pengangguran terbuka menjadi 5,1 persen pada tahun 2009. Sasaran ini dapat dicapai dengan mendorong kegiatan ekonomi melalui penciptaan lingkungan usaha yang sehat. Untuk mencapai sasaran tersebut, dalam lima tahun mendatang perekonomian diupayakan tumbuh rata-rata 6,6 persen per tahun dengan mendorong peranan masyarakat dalam membangun. Dalam kaitan itu prioritas pembangunan diletakkan pada Peningkatan Investasi dan Ekspor
Non-Migas dan sekaligus Penguatan Daya Saing Industri Manufaktur, serta Revitalisasi Pertanian dalam arti luas. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan daya saing dan ketahanan ekonomi nasional, prioritas pembangunan diberikan pada Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; Peningkatan Pengelolaan BUMN; Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan. Di dalam mencapai sasaran tersebut di atas, prioritas pembangunan juga diberikan pada Pemantapan Stabilitas Ekonomi Makro. Sasaran kedua adalah berkurangnya kesenjangan pembangunan baik dalam bentuk kesenjangan
42
pendapatan maupun kesenjangan daerah. Dalam kaitan itu prioritas pembangunan diletakkan pada: Penanggulangan Kemiskinan; Pengurangan Ketimpangan Pembangunan Daerah; serta Pembangunan Pedesaan. Dengan langkah-langkah kebijakan yang sungguh-sungguh, jumlah penduduk miskin pada tahun 2009 diupayakan turun menjadi 8,2 persen dengan hasil-hasil pembangunan yang semakin adil dan merata ke daerah dengan lebih mengembangkan daerah-daerah yang tertinggal dan perdesaan. Sasaran ketiga adalah meningkatnya kualitas manusia yang tercermin dari terpenuhinya hak sosial rakyat. Untuk prioritas pembangunan diletakkan pada: Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Pendidikan yang Lebih Berkualitas; Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Layanan Kesehatan yang lebih Berkualitas; Peningkatan Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial; Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan Serta Kesejahteraan dan Perlindungan Anak; Pengendalian Pertumbuhan
Penduduk, Pembangunan Kependudukan, dan Keluarga Kecil Berkualitas; serta Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama. Sasaran keempat adalah membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang mengarah pada pengarusutamaan (mainstreaming) prinsip pembangunan berkelanjutan dengan prioritas pembangunan yang diletakkan pada Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup. Sasaran kelima membaiknya infrastruktur yang ditunjukkan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas berbagai sarana penunjang pembangunan. Pada saat disusunnya buku ini terjadi krisis keuangan di Amerika Serikat yang secara tidak langsung mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sehingga pemerintah Indonesia akan mengevaluasi kembali target pertumbuhan ekonomi yang telah direncanakan sebelumnya dan disesuaikan dengan kondisi yang berkembang.
43
A. Investasi Meskipun dalam situasi krisis, pemerintah tetap optimistis mampu menarik investasi dari luar negeri. Saat ini kerjasama ekonomi mulai dikembangkan ke kawasan timur tengah yang relatif bisa bertahan dari dampak krisis keuangan global. Sementara di lingkup dalam negeri, pemerintah terus secara proaktif untuk mengembangkan iklim investasi yang diharapkan dapat me-
narik investor. Reformasi kelembagaan ekonomi tersebut membuahkan hasil peningkatan dalam hal penanaman modal. Setiap tahun terjadi peningkatan baik jumlah proyek maupun nilai investasi dari dalam dan luar negeri (asing). Pemerintah juga terus mengintensifkan dan mengefektikan kegiatan promosi investasi melalui penetapan target sektor usaha dan pelaku usaha di negara-negara potensial sebagai sumber dana investasi secara door to door.
Tabel Realisasi Persetujuan Penanaman Modal sampai dengan Triwulan I 2008 dalam bentuk izin usaha tetap adalah sebagai berikut : PMDN Tahun Proyek 2004 2005 2006 2007 Jan-Mar 2008 206 218 225 272 121 Nilai (Rp. Miliar) 44789.5 50577.3 162767 188876 4594.3 Proyek 1258 1650 1718 1977 214 Nilai (USD juta) 10471.4 13637.9 15662.9 40142.3 7897.6
Sumber : BKPM
PMA
44
Beberapa kegiatan seminar dan pameran marketing investasi Indonesia telah digelar di Seoul (Korea Selatan), Paris (Perancis), Warsawa (Polandia), Madrid (Spanyol), Melbourne (Australia), dan Ghuang Zou (RRC). Pada tahun 2007 juga telah dilaksanakan Tourism Trade and Investment di Amerika Serikat, Belgia, Belanda, Swiss, Jerman, Perancis, Australia, Uni Emirat Arab, Jepang, Inggris, Spanyol, Hongaria, Singapura, dan Austria. Pada tahun 2008 even yang sama juga diadakan di Jerman, Hongkong, Italia, Yunani, Kanada,
Grak Realisasi Persetujuan Penanaman Modal
1,977.0 1,650.0 1,258.0
PMDN (Rp. Milliar) PMA (USD Juta)
1,718.0
206.0
218.0
225.0
272.0
2004
2005
2006
2007
Rusia, Amerika Serikat, Singapura, dan Korea Selatan. Sementara, survei yang dilakukan oleh ADB tahun 2003, 2006 dan 2007 menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan dan perbaikan iklim investasi di Indonesia secara signikan. Sebagian besar responden pada tiga kali survei yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa opini masyarakat tentang indikator-indikator iklim investasi telah cukup baik. Membaiknya iklim investasi juga terlihat dari peningkatan permintaan dari berbagai barang
45
impor, khususnya capital goods dan raw material. Permintaan imported capital goods sampai dengan Agustus 2008 mencapai USD11,62 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2007 sebesar USD6,62 miliar. Sementara itu, di sektor non migas, pemerintah mentargetkan terjadinya peningkatan pertumbuhan ekspor secara bertahap dari sekitar 5,2 persen pada tahun 2005 menjadi sekitar 9,8 persen pada tahun 2009 dengan komposisi produk yang lebih beragam dan kandungan teknologi yang semakin tinggi. Target tersebut sedikit demi sedikit dicapai dengan didapatkannya angka yang selalu meningkat dalam hal ekspor non-migas setiap tahunnya. Seperti tampak pada tabel dan grak berikut ini.
Adapun tujuan pasar ekspor Indonesia telah semakin terdiversikasi. Tidak hanya ke pasar Amerika Serikat dan Uni Eropa, namun berkembang pula ke pasar Asia, Jepang dan Singapura yang cenderung stabil dan beberapa tujuan Asia emerging countries cenderung meningkat.
Grak Nilai Ekspor Non Migas Indonesia
92012.3 79589.1 66428.4 55939.3 73543.6
2004
2005
2006
2007
2008*
Tabel Nilai Ekspor Non Migas Indonesia tahun 2004-2008 Tahun Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) 2004 55,939.3 2005 66,428.4 2006 79,589.1 2007 92,012.3 2008* 73,543.6
46
Pemerintah juga secara proaktif mengembangkan sektor pariwisata yang masih terbuka dan tidak bergantung pada beberapa negara tertentu sebagaimana ekspor. Kontribusi domestik dari sektor pariwisata dari tahun ke tahun cukup besar. Pemerintah terus berupaya agar kontribusi sektor ini semakin meningkan dengan mengembangkan potensi pariwisata yang ada. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun anggaran 2008 mengalokasikan dana sebesar Rp 103,57 miliar untuk pengembangan 10 destinasi pariwisata unggulan yang tersebar di luar Jawa dan Bali. Sepuluh kawasan yang dikembangkan yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Papua Barat. Semua upaya ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan melalui penyediaan alternatif daerah tujuan wisata.
47
Dalam tahun 2008 ditargetkan jumlah kunjungan wisata sebesar 6-7 juta wisatawan mancanegara. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mencatat perolehan kunjungan 2,902 juta wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia selama semester pertama (Januari-Juni) 2008. Pada semester kedua kunjungan wisman diharapkan akan meningkat tajam untuk memenuhi target yang ditetapkan. Untuk mencapai target kunjungan, pemerintah terus melakukan promosi secara gencar.
Tabel Jumlah Wisatawan Mancanegara (juta orang) Tahun 2004 2005 2006 2007 2008
Sumber: Depbudpar Data sd Agustus 2008
Ambon, Maluku
5,00
3
48
B. Revitalisasi Pertanian Revitalisasi pertanian mengandung arti sebagai kesadaran untuk menempatkan kembali arti penting sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual. Revitalisasi berarti menyegarkan kembali vitalitas, memberdayakan kemampuan, dan meningkatkan kinerja pertanian dalam pembangunan nasional dengan tidak mengabaikan sektor lain (Mudrajad, 2008). Dengan revitalisai pertanian, pemerintah berupaya untuk menggalang komitmen dan kerja sama seluruh stakeholder dan mengubah paradigma pola pikir masyarakat melihat perta-
nian tidak hanya urusan bercocok tanam yang sekadar menghasilkan komoditas untuk dikonsumsi. Beberapa program yang dilakukan diantaranya program peningkatan ketahanan pangan, pengembangan sumberdaya perikanan, dan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan. Program Peningkatan Ketahanan Pangan ditujukan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi: 1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri; 2. Peningkatan distribusi pangan; 3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil; 4. Diversikasi pangan; dan 5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan.
49
Dalam dua tahun berturut-turut, sektor pertanian tumbuh dengan performa amat mengesankan. Produksi padi yang terus mengalami peningkatan, seperti tampak pada tabel dan grak berikut :
Tabel Produksi Padi Tahun 2004 2005 2006 2007 2008* Grak Produksi Padi
59.88
Kencenderungan peningkatan juga terlihat pada jagung dan kedelai dari tahun ke tahun.
Grak Produksi Jagung
14.85 12.52 11.23 13.29 11.61
(j
)
723.53 592.53
57.16
54.09
54.15
54.45
2004
2005
2006
2007
2008*
50
Dalam dua-tiga tahun terakhir jumlah produksi telah melebihi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Yang lebih menggembirakan, tambahan produksi padi Indonesia telah menyumbang 35% dari tambahan produksi dunia. Selama periode Januari-September 2008, ekspor pertanian meningkat 42.64% dibanding periode yang sama tahun 2007. Angka ini lebih tinggi dari capaian sektor industri dan sektor pertambangan.
Grak Perkembangan Ekspor Hasil Pertanian
4000 3500 3000 2880.3 3364.9 3657.8 3749.4 42.64 45 40 35 30 25 2000 20 1500 1000 8.7 500 0 2005 2006 Jumlah (US$) 2007 Kenaikan 2008 15.4 16.8 15 10 5 0
Persentase
(juta US$)
2500
Ini prestasi terbesar dalam sejarah pertanian Indonesia, sekaligus mengulangi prestasi yang telah dicapai petani Indonesia pada tahun sebelumnya. Program lain dalam revitalisasi pertanian adalah Pengembangan Sumberdaya Perikanan yang bertujuan untuk mengelola, mengembangkan, dan memanfaatkan sumberdaya perikanan secara optimal, adil, dan berkelanjutan. Program tersebut diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah hasil perikanan, pendapatan nelayan, pembudidaya ikan dan masyarakat pesisir lainnya dengan kegiatan pokok yang dilakukan meliputi: 1. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir; 2. Pengembangan kawasan budidaya laut, air payau, dan air tawar; 3. Penataan kembali usaha budidaya tambak dan air tawar; 4. Penyempurnaan sistem perbenihan; 5. Pengembangan sistem sertikasi balai benih dan lahan budidaya;
51
Tabel Produksi Perikanan Tahun Produksi (Juta ton) 2004 6.2 2005 6.9 2006 7.4 2007 8.02 2008* 10.42
10. Peningkatan pemasaran, mutu, dan nilai tambah produk perikanan; 11. Penguatan kelembagaan dan tata laksana kelembagaan; 12. Pengembangan riset perikanan; 13. Pengembangan sistem data dan informasi perikanan; 14. Peningkatan kualitas SDM dan penuluh perikanan; dan 15. Peningkatan profesionalisme perencanaan dan pengawasan pembangunan perikanan. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan lebih diarahkan untuk pemanfaatan potensi sumberdaya hutan, secara esien, optimal, adil dan berkelanjutan.
Tabel Volume dan Nilai Ekspor Hasil Hutan Tahun Volume (juta m3) Nilai USD 2004 6.4 2532 2005 5.8 2492 2006 5 2525 2007 3.5 2056
2004
2005
6. 7. 8. 9.
Pembangunan pelabuhan perikanan; Pembangunan sarana prasarana perikanan; Peningkatan usaha perikanan skala kecil; Pengendalian dan peningkatan pelayanan perizinan usaha;
52
Kegiatan pokok yang dilakukan melalui program ini meliputi: 1. Pengurangan kapasitas industri pengolahan kayu dan diversikasi sumber bahan baku industri perkayuan antara lain dengan menjajagi kemungkinan impor dari negara tetangga; 2. Pemberian hak pengelolaan untuk periode tertentu kepada masyarakat untuk mengembangkan hutan tanaman dan hasil hutan non kayu; 3. Peningkatan program hutan tanaman industri hanya pada kawasan hutan non produktif, kemudahan perijinan usaha, dan kemudahan permodalan/pinjaman; 4. Peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat, khususnya masyarakat yang hidup di sekitar hutan (peladang berpindah, pionir hutan atau transmigran, dan sebagainya), dalam pengembangan hutan tanaman yang lestari; dan 5. Pengembangan iptek untuk menunjang peningkatan produktivitas sektor kehutanan.
C. Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemerintah menerbitkan paket kebijakan baru sebagai tindaklanjut Instruksi Presiden No. 6/2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembagan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kebijakan tersebut tetap berbentuk matriks yang berisi rencana tindak dari berbagai lembaga pemerintah untuk perbaikan iklim investa-
53
si, pembangunan infrastruktur, keuangan dan usaha kecil dan menengah. Penerapan paket kebijakan ini merupakan salah satu alat koordinasi antarlembaga di sektor ekonomi. Pola kebijakan ini akan diterapkan hingga 2009 sebagai alat koordinasi kebijakan dan roadmap selama dua tahun mendatang adalah matrik tersebut. Kebijakan pemberdayaan UMKM dan Koperasi secara umum diarahkan untuk mendukung upaya peningkatan efektivitas penanggulangan kemiskinan, penciptaan kesempatan kerja, peningkatan ekspor dan daya saing serta revitalisasi pertanian dan perdesaan yang menjadi prioritas pembangunan nasional. Kebijakan yang ditempuh adalah penyediaan dukungan dan kemudahan untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif berskala mikro/ informal, terutama di kalangan keluarga miskin dan di daerah tertinggal dan kantong-kantong kemiskinan. Pengembangan UMKM tersebut dilaksanakan melalui peningkatan kapasitas usaha dan
Tabel Persentase Kontribusi Sektor Manufaktur Termasuk UKM terhadap PDB Tahun Persentase 2004 28.1 2005 28.1 2006 28 2007 27.6
27.6
2004
2005 Tahun
2006
keterampilan pengelelolaan usaha, peningkatan akses kelembagaan keuangan mikro, serta sekaligus meningkatkan kepastian dan perlindungan usahanya sehingga menjadi unit usaha yang lebih mandiri, berkelanjutan dan siap untuk tumbuh dan bersaing. Upaya pemerintah dalam meningkatkan akses permodalan bagi usaha mikro, dilaku-
54
kan dengan memfasilitasi dukungan Perkuatan Permodalan melalui Pembiayaan Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM) yang dilakukan dengan pola konvensional dan syariah. Guna percepatan peningkatan akses pembiayaan UMKM dan koperasi, telah diluncurkan program kredit usaha rakyat (KUR) pada tahun 2007 program ini adalah kredit/ pembiayaan dengan pola penjaminan bagi UMKM dan koperasi yang usahannya layak namun tidak mempunyai agunan yang cukup. Realisasi dan pencairan kredit UMKM yang bersumber dari dana surat utang pemerintah (SUP-005) sampai dengan September 2007 sebesar Rp 3,1 triliun dan sudah mencapai 100% dari plafond dana SUP-005. Dana SUP005 secara keseluruhan sampai saat ini telah dimanfaatkan bagi 226.360 UMKN.
D. Peningkatan Pengelolaan BUMN Langkah-langkah kebijakan pembinaan BUMN sejak tahun 2005 hingga 2007 meliputi restrukturisasi, privatisasi, penyempurnaan infrastuktur hukum, pembinaan pelaksanaan tata kelola yang baik, pembinaan pelaksanaan PSO, penambahan penyertaan modal negara (PMN) serta penyelesaian atau restrukturisasi utang BUMN. Privatisasi BUMN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program restrukturisasi BUMN. Hasil privatisasi menjadi penerimaan APBN, di samping itu juga untuk memperluas kepemilikan saham BUMN oleh masyarakat umum melalui pasar modal. Sejak tahun 2005, peran privatisasi sebagai sumber penerimaan bagi APBN diganti dengan pembagian laba BUMN (dividen). Realisasi privatisasi tahun 2006 berupa pelepasan saham PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) sebesar Rp2,088 triliun. Pada tahun 2007 adalah PT. BNI Tbk, yang menghasilkan proceed bagi negara (divestasi) sebesar Rp3,13
55
triliun, dan bagi perusahaan (saham baru) sebesar Rp3,99 triliun, PT Wijaya Karya Tbk, yang menghasilkan proceed bagi perusahaan (saham baru) sebesar Rp 0.78 triliun, dan PT. Jasa Marga Tbk, yang menghasilkan proceed bagi perusahaan (saham baru) sebesar Rp. 3,47 triliun. Langkah-langkah kebijakan BUMN yang dilakukan pemerintah selama ini menunjukkan hasil yang positif terbukti dari semakin sedikitnya BUMN yang merugi dan meningkatnya laba yang diperoleh.
Laba yang diserahkan ke kas Negara (triliun) Rp. 12,8 Rp. 21,5 Rp. 23,8
E. P e r b a i k a n I k l i m K e t e n a g a k e r j a a n Stabilitas ekonomi dan momentum ekonomi yang terjaga sejak tahun 2006 mampu menurunkan tingkat pengangguran. Pada bulan Agustus 2006 jumlah pengangguran mencapai 10,9 Juta, dan terus menurun hingga mencapai 10,1 juta orang pada bulan Agustus 2007. Pada bulan Februari 2008 jumlah pengangguran terbuka semakin berkurang menjadi 9,4 juta orang. Sasaran perbaikan iklim ketenagakerjaan adalah menurunkan tingkat pengangguran terbuka menjadi 5,1 persen pada akhir 2009. Persentase tingkat pengangguran terbuka 2005 sampai dengan bulan Februari 2008 terus menurun, tetapi target tingkat pengangguran terbuka tidak tercapai, karena lapangan pekerjaan yang tersedia jumlahnya sangat kurang sedangkan jumlah pencari kerja terus bertambah setiap tahun sekitar 1.5 sampai 2 juta orang per tahun. Tabel berikut adalah pergerakan tingkat pengangguran terbuka, yang cenderung cukup uk-
56
100,000,000
9.86
10.26
96,000,000
4
92,000,000
tuatif, meningkat di tahun 2005 namun berangsur kemudian turun pada tahun berikutnya Pada bulan Februari 2008, jumlah pengangguran mencapai 9,43 juta, turun dari 10,01 juta orang pada bulan Agustus tahun 2007 lalu. Dengan demikian dalam 6 bulan terakhir, terjadi kenaikan angkatan kerja yang bekerja hingga 2,12 juta.
57
Kenaikan tersebut dianggap positif mengingat jumlah penduduk usia kerja yang masuk menjadi angkatan kerja hanya bertambah sebesar 1,54 juta, sehingga terjadi penciptaan lapangan kerja untuk angkatan kerja lama sebanyak hampir 700 ribu. Dengan demikian tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan dari 9,11% pada bulan Agustus 2007 menjadi 8,46% pada bulan Februari 2008. Peningkatan kesempatan kerja terus diupayakan dari tahun ke tahun. Jika tahun 2004, kesempatan kerja yang tersedia sebesar 0,91 juta, pada tahun 2005 telah ada 1,5 juta kesempatan kerja. Di tahun 2006, menjadi 2,4 juta dan tahun 2007 meningkat lagi menjadi 4,4 juta kesempatan kerja. Selama 2005 - 2007, jumlah lapangan kerja meningkat sekitar 6 juta. Kesempatan kerja pada sektor industri mengalami penurunan, tetapi di perdesaan meningkat sebesar 1,4 juta. Di sektor produksi,pertumbuhan lapangan nga kerja di dominasi sektor jasa yang berkontribusi sekitar 2,7 juta di perkotaan dan 2,2 juta di pedesaan.
F. Pemantapan Stabilitas Ekonomi Makro Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dipertahankan pada kisaran angka 6 persen, selama 7 (tujuh) triwulan berturut-turut. Bahkan pada semester I tahun 2008 pemerintah berhasil menjaga stabilitas momentum perekonomian dengan tingkat pertumbuhan mencapai 6 persen (Bappenas, 2008). Pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan tetap harus diletakan pada tingkat optimisme yang tinggi (Faisal Basri, 2008). Hal ini, didukung oleh pertimbangan bahwa
Grak Pertumbuhan Ekonomi
6,8 6,3 5,8 5,5 Target Realisasi 6,4
2004
2005
2006
2007
58
Juta rupiah
ekonomi Indonesia tidak terlalu berkaitan erat dengan perekonomian AS, harga minyak dunia mengalami penurunan, kondisi pangan Indonesia juga membaik dengan kata lain tidak ada tekanan terhadap harga pangan, serta cadangan devisa Indonesia juga surplus yang ditunjang oleh kondisi perbankan yang relatif sehat. Laju inasi tetap terkendali meski rentan terhadap tekanan harga minyak. Memasuki tahun 2008 laju inasi cenderung meningkat karena didorong oleh kenaikan harga kelompok ko-
dollar AS
14
1200
11
Realisasi
6.4 7
6.6
6.6
Target
5.5
5 4
2004
2005
2006
2007
59
moditi makanan dan tingginya harga komoditi pertanian di pasar dunia. Secara regional, inasi di negara-negara Asia juga merupakan gejolak global yang hampir dialami oleh semua negara berkembang. Pada bulan Mei 2008, pemerintah terpaksa mengurangi subsidi BBM yang berdampak pada kenaikan harga jual BBM. Kenaikan tersebut sedikit memacu laju inasi di dalam negeri. Sementara nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat cenderung stabil. Di tengah meningkatnya tekanan terhadap mata
Grak Pertumbuhan Kredit Perbankan
uang regional, kestabilan nilai tukar rupiah sampai semester pertama tahun 2008 tetap terjaga dengan tingkat volatilitas yang cenderung menurun dibandingkan dengan kondisi pada akhir tahun 2007. Namun menjelang kuartal kedua, ketika krisis keuangan global terjadi, nilai tukar rupiah mulai bergerak uktuatif, bahkan cenderung ekstrem. Akan tetapi dibandingkan dengan nilai tukar mata uang negara-negara Asia, kebanyakan mengalami depresiasi terhadap mata uang dollar AS. Jika dicermati, kondisi rupiah dibandingkan yang lainnya masih menunjukkan kondisi yang lebih baik. Selama 1 Jan- 10 Oktober 2008, rupiah hanya terdepresiasi sekitar 3%. Jauh dibawah nilai mata uang Philipina (16%) dan juga Thailand (17%). Hal ini menunjukkan bahwa, ekonomi kita masih terjaga menghadapi krisis ekonomi. Adapun kondisi perbankan yang menjadi jantung perekonomian Indonesia saat ini memiliki fundamental yang kuat. Laju pertumbuhan kre-
60
dit perbankan sangat uktuatif dengan rata-rata pertumbuhan selama periode 2003-Mei 2008 sekitar 22% Permodalan perbankan domestik saat ini juga cukup kuat. Ini tercemin dari rasio kecukupan modal yang sebesar 17 persen, jauh di atas angka maksimum 8 persen. Fundamental yang kuat tersebut akan membuat perbankan tetap optimal melakukan fungsi intermediasi untuk mendorong perekonomian. Sementara itu, di sektor penerimaan negara dan hibah sejak tahun 2005 sampai 2007 meningkat rata-rata 19,9 % atau naik dari Rp 495,2
Tabel Penerimaan Negara Tahun 2004 2005 2006 2007
Sumber : Bappenas
triliun pada tahun 2005 menjadi Rp 707,8 triliun pada tahun 2007. Peningkatan penerimaan negara terutama didorong oleh peningkatan penerimaan sektor pajak sebesar 19,0% atau meningkat dari Rp 347 triliun pada tahun 2005 menjadi Rp 491 triliun pada tahun 2007. Sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan PNBP tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan dari minyak bumi dan gas alam yang meningkat dari Rp103,8 triliun menjadi Rp 124,8 triliun atau meningkat sebesar rata-rata 15,6% per tahun. Untuk mendukung pelaksanaan desentralPenerimaan negara isasi skal, alokasi anggaran yang bukan Pajak(PNBP) diserahkan ke daerah sepanjang tahun 2005-2007 meningkat rata(triliun) rata sebesar 31,1% atau naik dari Rp 126,7 Rp 150,5 miliar pada tahun 2005 Rp 146,9 menjadi Rp 253,3 miliar pada tahun Rp 229,8 2007.
Rp 215,1
61
Untuk tahun 2008 anggaran yang didaer- Bank Indonesia dalam meyakinkan pasar. ahkan mencapai Rp 292,4 triliun atau meningDi bidang perekonomian, Kabinet Indonesia kat 15,5% dibandingkan realisasi APBN tahun Bersatu juga mencatat kan adanya peningkatan 2007. total cadangan devisa dari tahun ke tahun. Stabilitas ekonomi yang terjaga juga ikut Sampai dengan bulan Juli tahun 2008 cadanmendorong kinerja bursa saham di dalam nege- gan devisa telah mencapai angka 60 miliar USD. ri. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Angka tertinggi yang pernah dicapai. Peningkatbursa efek Indonesia mencapai 2745,8 pada an cadangan devisa selengkapnya dapat dilihat akhir bulan Desember 2007 atau naik sekitar pada grak berikut: 52,1% dibandingkan akhir taGrak Cadangan Devisa Indonesia hun 2006. Meski demikian memasuki 60 56.92 50.58 tahun 2008 akibat sentimen 50 negatif bursa saham global dan 42.586 regional, IHSG turun 4,3% pada 40 34.9 34.5 Januari 2008. Kondisi tersebut 30 terus berlangsung sampai semester I tahun 2008. 20 Dari sisi domestik, penu10 runan IHSG masih relatif tertahan dengan terjaganya fak- 0 2004 2005 2006 2007 2008* tor fundamental emiten dan Sumber : Bank Indonesia efektifnya peran komunikasi * Sampai Oktober 2008
62
G. Peningkatan kehidupan Sosial dan Kesejahteraan rakyat lainnya Dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera pemerintah juga telah mengembangkan berabagi program dengan fokus pada pendidikan, penanganan kemiskinan dan kesehatan. a. Bidang pendidikan Di bidang pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas, termasuk pelaksanaan Wajib Belajar Sembilan Tahun. Perluasan akses dan pemerataan pendidikan serta peningkatan mutu dan manjemen pelayanan pendidikan telah berhasil meningkatkan taraf pendidikan penduduk Indonesia. Pembangunan pendidikan mendapat prioritas tertinggi dalam pembangunan nasional yang ditunjukkan oleh penyediaan anggaran pembangunan dengan porsi terbesar dibandingkan dengan bidang-bidang pembangunan lainnya. Anggaran pendidikan terus meningkat men-
jadi Rp154,2 triliun pada tahun 2008. Untuk tahun 2009 pemerintah menargetkan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN.
Tabel Anggaran Pendidikan dalam APBN 2004-2008 Jumlah Anggaran Tahun (triliun rupiah) 2004 2005 2006 2007 21.1 78.5 122.9 142.2
63
Kepedulian pemerintah terhadap dunia pendidikan, juga diarahkan untuk mengembangkan akses terhadap pendidikan bagi semua. Secara kumulatif, terdapat peningku katan akses masyarakat terhadap pendidikan dan mutu pendidikan. Hal tersebut antara lain ditunjukkan oleh meningkatnya Angka Partisipasi Kasa r ( A P K ) u n t u k masing-masing jenjang pendidikan dari tahun ke tahun. Kenaikan yang paling tinggi adalah jenjang
Tabel Peningkatan dan Perluasan Akses Pendidikan No 1 2 3 4 5 6 Indikator Kunci Sukses Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI/SDLB/Paket A APK SMP/MTs/SMPLB/Paket B APK SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C APK PT/PA, termasuk UT Persentase Buta Aksara > 15 th 2004 39,03% 94,12% 81,22% 48,25% 14,62% 10,21%
pendidikan SMA dari 48,25 persen tahun 2004 menjadi 60,51 persenpada tahun 2007. Sementara persentase buta aksara menurun dari 10,21 persen tahun 2004 menjadi 7,2 persen pada tahun 2007. Keberhasilan ini tidak bisa dilepaskan dari lahirnya Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang gerakan nasional tentang percepatan penuntasan buta aksara dan wajib belajar sembilan tahun.
64
Penyediaan jumlah sekolah menurut jenjang pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi dari tahun 2004 sampai dengan 2007 terus meningkat. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan kesempatan dan pemerataan mendapatkan akses pendidikan.
Tabel Perkembangan Jumlah Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Jenjang Pendidikan TK SLB dan SDLB SD SMP SMA SMK PT 2004/2005 50.083 1.248 147.793 22.274 8.899 5.665 2.516 2005/2006 54.031 1.312 148.262 23.853 9.317 6.025 2.838 2006/2007 57.793 1.390 146.813 24.686 9.892 6.422 2.638
Sumber: Depdiknas
65
Dalam rangka mendukung p e n u n t a s a n P r o g r a m Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, pemerintah terus melanjutkan penyediaan Bantuan Operasional Seskolah (BOS) untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar memperoleh layanan pendidikan yang lebih bermutu.
Tabel Penerima BOS Tahun 2005 2006 2007 2008
Sumber: Bappenas
Mulai dari olimpiade sains, kompetisi olahraga, serta penelitian. Kenyataan ini menandakan bahwa sebenarnya kaum muda Indonesia memiliki kualitas luar biasa. Prestasi pemuda di berbagai bidang tersebut membuktikan bahwa sumber daya manusia Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain.
Pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan dan mendorong prestasi pelajar dan pemuda Indonesia. Telah banyak berbagai prestasi yang sangat membanggakan di tingkat nasional, maupun internasional.
66
Tabel Prestasi Pelajar Indonesia Kegiatan Olimpiade Internasional Sains dan Matematika 2004 Bidang Sains Olimpiade Internasional Sains dan Matematika (IMS0) Bidang Matematika Perlombaan Internasional Bidang Kimia Olimpiade Matematika dan IPA Internasional Tingkat SD Olimpiade Fisika di Singapura Olimpiade Biologi Internasional Olimpiade Internasional Astronomi dan Astrosika (IOOA) di Thailand Po Leung 11th Primary Mathematics World Contest (PMWC) di Hongkong International Youth Mathematics Contest (IYMC) di Hongkong Olimpiade Sains Bidang Matematika di Spanyol Olimpiade Biologi Internasional Olimpiade Kimia di Hongaria Kompetisi Sains Internasional di Houston, Texas, Amerika Serikat
Sumber : Diolah dari berbagai sumber
Tahun 2004 2004 2004 2005 2006 2006 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2 medali emas 2 medali emas First Step To Nobel Prize 3 medali emas
Prestasi
4 medali emas, 1 medali perak 2 medali perak, 2 medali perunggu 1 medali emas, 2 perak, 1 perungggu, 1 Honorable Mention (Indonesia di peringkat 6 dari 20 negara) 2 medali perak, 2 medali perunggu 1 medali emas, 5 perak, 5 perunggu 1 medali perak, 2 perunggu, 2 honorable mention (Indonesia di peringkat 36 dari 97 negara peserta) 2 medali perak, 2 medali perunggu 1 medali emas, 1 perak, 1 perunggu 3 medali perunggu
67
b. Penanganan Kemiskinan Agenda meningkatkan kesejahteraan Masalah kemiskinan merupakan agenda masyarakat diantaranya menurunkan jumlah yang terus menjadi perhatian utama pemerinpenduduk miskin menjadi 8,2 persen pada tatah. Penanganan kemiskinan lebih diarahkan hun 2009 serta terciptanya lapangan kerja yang kepada upaya pemberdayaan masyarakat mismampu mengurangi pengangguran terbuka kin. Pemerintah secara khusus mengembangmenjadi 5,1 persen pada tahun 2009 dengan kan komitmen dan upaya sinergi untuk menyedidukung oleh stabilitas ekonomi yang tetap terlesaikan masalah tersebut. jaga. Dalam upaya pengurangan kemiskinan, peAgenda pemerintah untuk menurunkan jummerintah pun telah melaksanakan sejumlah program yang ber- Grak Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin tujuan meningkatkan taraf hidup 45 39.3 37.17 masyarakat. 40 36.15 35.1 34.96 Program tersebut dikemas 35 dalam program-program pro 30 rakyat, contohnya mengucur- 25 20 kan dana Bantuan Langsung Tu- 15 17.75 17.42 16.58 nai (BLT), beras untuk rakyat mis- 10 15.97 15.42 kin (raskin), Kredit Usaha Rakyat 5 (KUR), serta jaminan kesehatan 0 2004 2005 2006 2007 2008 kepada masyarakat miskin dan Jumlah (juta jiwa) Persentase Program Nasional Pemberdayaan Sumber: BPS, Data Strategis BPS Masyarakat (PNPM) Mandiri.
Keterangan: 2008, data bulan Maret
68
Tabel Penerima Program Askeskin/Jamkesmas Pembiayaan (triliun Tahun rupiah) 2006 2007 2008 3,6 4,6 4,6
lah penduduk miskin akan bisa terwujud dengan semakin menurunnya angka kemiskinan dari tahun ke tahun. Angka kemiskinan tahun 2008 ini sebesar 34,96 juta atau 15,42%, angka ini lebih rendah dibanding tahun 2007 yang sebesar 37,17 juta atau 16,58%. Upaya penanganan kemiskinan dilakukan pemerintah dengan menyediakan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan pendidikan dasar dan kesehatan. Di bidang pendidikan, selain pemberian dana BOS, juga terus ditingkatkan penyelenggaraan pendidikan non formal berupa Paket A, B, dan C. Dalam bidang pelayanan kesehatan, pemerintah berupaya meringankan beban masyarakat miskin melalui
Program Askeskin yang kini berubah menjadi Jamkesmas. Untuk mengurangi beban masyarakat miskin akibat kenaikan harga BBM, pemerintah mengeluarkan kebijakan, antara lain: 1. Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) pertama kali diluncurkan pada bulan Oktober 2005 berakhir pada bulan September 2006. Melalui program ini, sekitar 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) memperoleh bantuan dana Rp 100 ribu per bulan. Pada tahun 2008, pemerintah meluncurkan kembali BLT untuk 19,1 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS) memperoleh bantuan dana sebesar Rp100.000 per RTS selama 7 bulan
69
yang diberikan mulai Juni hingga Desember 2008. Dana yang dialokasikan mencapai sekitar Rp 14,1 triliun. 2. Program Keluarga Harapan (PKH), yaitu memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) sebagai berikut:
Tabel Penerima Bantuan PKH Tahun 2007 2008 Provinsi 7 6 RTSM 387.947 632.888
70
6. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dan meningkatkan kesempatan kerja. Tahun 2008 PNPM Mandiri diprioritaskan untuk menyelesaikan masalah kemiskinan di daerah tertinggal wilayah perdesaan. PNPM Mandiri akan dilaksanakan minimal hingga 2015 sejalan dengan kesepakatan Indonesia untuk MDGs.
Tabel Cakupan Wilayah PNPM Mandiri Tahun 2007 2008 2009 Kecamatan 3.349 3.988 6.408
71
c. Kesehatan Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya dari pembangunan nasional yang diselenggarakan di semua bidang kehidupan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan telah mengalami kemajuan yang cukup berarti, walaupun belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Keberhasilan itu tercermin dari penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka
Tabel Angka Kematian Ibu dan Bayi Tahun 2004-2007 Tahun Angka Kematian bayi per 1000 kelahiran Angka Kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup 2004 30,8 270 2005 29,4 262 2006 28,1 255 2007 26,9 248
270
262
255
248
72
Kematian Ibu (AKI), penurunan prevalensi gizi kurang pada balita, dan peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH). Angka kematian bayi dari tahun 2004 sampai 2007 menurun, dari 30,8 per 1000 kelahiran pada tahun 2004 menjadi 26,9 pada tahun 2007. Demikian juga dengan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup menurun dari 270 pada tahun 2004 menjadi 248 pada tahun 2007. Sedangkan umur harapan hidup meningkat dari 66,2 pada tahun 2004 menjadi 70,5 pada tahun
Tabel Umur Harapan Hidup Penduduk Indonesia Tahun 2004-2007 Tahun 2004 2005 2006 2007
Sumber: Depkes
2007. Dalam hal meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, pemerintah telah memulai upaya menurunkan harga obat agar lebih terjangkau. Sudah lebih dari 1.418 jenis obat generik tersedia di pasaran dan telah mengalami penurunan harga antara 6080%. Keberhasilan itu tidak terlepas dari terobosan yang dilakukan pemerintah seperti Desa Siaga, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), Jamkesmas, Jaminan
73
ketersediaan dan stabilisasi harga Grak Persentase Gizi Kurang pada Balita obat, Program Save Papua atau Per- 27 25.8 cepatan Pembangunan Kesehatan di 26 Tanah Papua (P2KTP), Revitalisasi 24.7 25 23.6 Puskesmas, Pemuda Siaga Peduli 24 Bencana (Dasipena) dan Reformasi 23 WHO. 21.9 Sekalipun masih terdapat kasus 22 gizi kurang pada balita masih terjadi, 21 namun dari tahun ke tahun terjadi 20 penurunan. 19 2004 2005 2006 2007 Grak di samping menunjukkan Sumber : Depkes bahwa angka persentase gizi kurang pada balita menurun dari tahun ke Selain masalah gizi buruk, pembangunan kestahun yaitu sebesar 25,80% pada tahun 2004 ehatan di Indonesia akhir-akhir ini menghadapi menjadi 21,90% pada tahun 2007. berbagai permasalahan yang mendesak/akut, Berbagai faktor penyebab terjadinya kekuranyang memerlukan penanggulangan dengan gan gizi balita telah diantisipasi melalui pelakseksama dan memadai yaitu banyaknya bensanaan berbagai program seperti peningkatan cana, meningkatnya berbagai penyakit menular pengetahuan masyarakat dalam hal pola asuh seperti penyakit malaria, DBD dan Flu Burung. balita dan optimasi peran Posyandu dalam Akan tetapi, pemerintah berupaya sunguhmendorong masyarakat untuk lebih peduli dengan sunguh dalam mengatasi beragam tantangan peningkatan kualitas gizi balita.
74
yang ada. Beragam upaya terobosan pembangunan kesehatan terus dikembangkan. Melalui Desa Siaga, diharapkan seluruh komponen masyarakat di desa termasuk aparat Desa mampu secara mandiri dalam melakukan upaya kesehatan. Mereka mampu mengidentikasi masalah kesehatan dan selanjutnya membuat perencanaan dan melakukan tindakan dalam mengatasi masalah kesehatan.
75
BAB 5
PENUTUP
iga agenda utama pembangunan yang telah diprogramkan Kabinet Indonesia Bersatu yaitu Menciptakan Indonesia yang Aman dan Damai; Menciptakan Indonesia yang Adil dan Demokratis; serta Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat, kini memasuki tahun terakhir untuk merampungkannya. Apa yang telah ditulis dalam uraian terdahulu adalah merupakan capaian kinerja Kabinet Indonesia Bersatu bersama seluruh bangsa Indonesia. Seberapa besar keberhasilan pembangunan tersebut pada hakekatnya dikembalikan kepada masyarakat untuk memberikan penilaian secara objektif. Kestabilan situasi dalam berbagai bidang merupakan prasyarat untuk melaksanakan program-program pembangunan. Selama dalam kurun waktu tahun 2004 sampai dengan pertengahan tahun 2008, kita telah merasakan adanya kestabilan tersebut. Kita merasakan telah
78
PENUTUP
terciptanya rasa aman dan damai baik di pusat maupun di daerah. Situasi yang tercipta di Aceh, Maluku dan Papua, merupakan suatu fakta yang nyata. Demikian pula halnya dengan semakin meningkatnya rasa keadilan masyarakat dan semakin tumbuhnya nilai-nilai demokrasi. Berkaitan dengan masalah peningkatan kesejahteraan rakyat, pemerintah secara konsisten dan terus menerus melakukan berbagai upaya untuk mengentaskan kemiskinan melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat, dan hasilnya pun telah dirasakan oleh masyarakat luas. Semua itu bukanlah tercipta dengan sendirinya, namun merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama seluruh komponen bangsa. Apa yang telah dicapai hingga saat ini tetap harus kita pertahankan dan tingkatkan.
79
RUJUKAN Arahan Presiden dalam Sidang Kabinet untuk Menghadapi Krisis Global. Pidato. Jakarta, 6 Oktober 2008 Bappenas. 2004. Perumusan Strategi Pembangunan dan Pembiayaan Infrastruktur Berskala Besar. Jakarta: Bappenas. ________. 2008. Bersama Menata Perubahan: Evaluasi Tiga Tahun Pelaksanan RPJM 2004-2009. Jakarta Bappenas. Depkominfo. 2008. Memahami Krisis Keuangan Global: Bagaimana Harus Bersikap. Departemen Komunikasi dan Informatika. Erwin Aksa. 2008. Dunia Usaha Indonesia dalam Jaringan Kerjasama Bisnis Global. Materi Presentasi Rakor Bidang KUKM. Jakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2008. Strategi Pengembangan UMKM di Tengah Krisis Keuangan Global, Oktober 2008 _______. 2008. Revitalisasi Pertanian. Artikel dimuat dalam Koran Seputar Indonesia Tanggal 04 Februari 2008. Internet: www.bappenas.go.id www.bps.go.id www.bbc.co.uk www.cetak.kompas.com www.depdag.go.id www.depkeu.go.id/Ind www.depperin.go.id www.depkes.go.id www. skal.depkeu.go.id/ www.jawapos.co.id www.majalah.tempointeraktif.com www.mudrajad.com www.news.bbc.co.uk www.okezone.com www.pajak.go.id www.presidensby.info www.setneg.go.id www.setwapres.go.id www.tribun-timur.com
80
82