You are on page 1of 2

Pentingnya peran pemahaman individu dalam bimbingan dan konseling

Pemahaman individu merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh konselor berupa pengumpulan data, analisis data, penafsiran hasil analisis, dan penarikan keimpulan tentang diri individu untuk kepentingan layanan Bimbingan dan Konseling.

Salah satu hal yang penting dalam bimbingan dan konseling ialah memahami siswa secara keseluruhan baik masalah yang dihadapi maupun latar belakangnya. Dengan demikian siswa akan memperoleh bantuan yang tepat dan terarah. Dengan kata lain perlunya pemahaman siswa dalam layanan bimbingan dan konseling adalah agar siswa memperoleh bantuan yang sesuai dengan kemampuan dan potensinya agar apa yang diharapkannya dapat tercapai (artinya individu dapat mencapai penyesuaian diri dengan dirinya sendiri, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat).

Cara-cara yang digunakan untuk memahami individu tersebut mencakup observasi, interview, tes psikologis. Pemahaman atau penilaian itu dimaksudkan untuk kepentingan pemberian bantuan bagi pengembangan potensi yang ada padanya dan atau penyelesaian masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam melakukan observasi itu, lazim digunakan berbagai instrumen yang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu dengan cara tes dan non-tes. Bagi konselor, kemampuan asesmen merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki konselor, ia adalah bagian penting dari kegiatan konseling. Dan jika ada konselor yang tidak memiliki kemampuan dalam bidang asesmen diibaratkan seperti pelayar yang tidak membawa kompas. Ia tentu akan tersesat, atau sekurang-kurangnya membuang-buang energi untuk sampai ke tujuan. Dalam kaitannyadengan tugas konselor, bisa jadi bukan hanya membuang-buang tenaga, tetapi lebih dari itu bisa jadi justru berdampak negatif bagi individu yang dibimbing lantaran malpraktek. Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman individu dalam layanan bimbingan dan konseling bertujuan agar : 1. Kita semakin mampu menerima keadaan individu (siswa) seperti apa adanya dan sekaligus keberadaan siswa baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya. 2. Kita semakin mampu memperlakukan siswa sebagaimana mestinya dalam arti lain mampu memberikan bantuan seperti yang dikehendaki oleh siswa. 3. Kita terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga mampu menciptakan relasi yang semakin baik.

Assesmen Proses pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak yang meliputi gejala dan intensitasnya

Sumber:
Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Professional. Bandung : Remaja Rosda.

Ahmadi,Rahmat.1991.Bimbingan dan Konseling di sekolah.jakarta :rineka cipta


Rahardjo.s.2005, Memahami Individu Dalam Bimbingan dan Konseling,[online], (http://www.FKIP.edu,diakses pada tanggal 3 maret 2013

You might also like