Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh: Rohayati Rida Nurpiyanti Winda Destiani Woro Citra Imansari Dian Novita sari Fauzi Arba Gerhana Pertiwi Wiwin windayati Yayu Yuliawati Erah Humaerah
Sejarah penemuan
Giberelin pertama kali ditemukan oleh seorang ahli patologi Jepang, Kurosawa, ketika meneliti penyakit tanaamn padi yang disebut bakane. Penyakit tersebut disebabkan oleh jamur Gibberella fujikuroi, yang dikenal juga sebagai Fusarium moniliforme.
Dari hasil penelitiannya didapat bahwa jamur tersebut mengeluarkan suatu substansia/zat yang sekarang dikenal dengan nama giberelin. giberelin, pertama kali zat ini diambil yaitu dari jamur Gibberella fujikuroi (Fusarium moniliforme, organisme penyebab penyakit foolish seedling pada padi). Tanaman padi yang diserang terlihat lebih tinggi dari yang lain. Gejala ini ternyata diakibatkan karena suatu zat yang dikeluarkan oleh jamur tersebut. Tahun 1938, Yabuta dan Sumuki berhasil mendapatkan Gibberrellin dari jamur tersebut.
Struktur Kimia
Tempat Sintesis
Daun muda Tunas muda Embrio (terutama pada monokotil) Ujung tunas Ujung akar Biji muda (terutama dikotil) Fungi Tidak ditemukan pada bakteri
Pemanjangan Batang
Suatu gejala kerdil yang disebabkan oleh adanya mutasi disebut dengan Genetic dwarfism. Terhadap Genetic dwarfism ini, giberelin mampu merubah tanaman yang kerdil menjadi tinggi. Pada batang, giberelin merangsang pemanjangan sel dan pembelahan sel.
Mekanisme lain menerangkan bahwa giberelin akan menstimulasi cell elengation, karena adanya hidrolisa pati yang dihasilkan dari giberelin, akan mendukung terbentuknya amilase. Mengakibatkan konsentrasi gula meningkat yang mempengaruhi tekanan osmotik di dalam sel menjadi naik, sehingga ada kecenderungan sel tersebut berkembang.