You are on page 1of 8

Infaq

Pengertian secara lughawi

- - Secara bahasa infaq berasal dari kata yang berarti membuat habis atau - yang artinya membelanjakan. Jadi, infaq berarti membelanjakan harta dijalan Allah
untuk tujuan menegakkan kalimat Allah. Jenis infaq: a. Infaq Fid-Dien Adalah pengeluaran harta secara terus-menerus/kontinu setiap kita mendapatkan rizki dari Allah, baik dalam keadaan damai maupun perang. Ketentuannya: Minimal 2,5% dari total rizqi (hasil keputusan dari Ulil Amri, sedangkan kita berdasar pada surat 4:59). Perintah: 2:254,267/14:31/57:7/63:10/13:22 31. Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang Telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan[790].
[790] Maksudnya: pada hari kiamat itu tidak ada penebusan dosa dan pertolongan sahabat, lihat juga ayat 254 surat (2) Al Baqarah.

b.Infaq Fii Sabilillah Adalah pengeluaran harta secara insidentil/temporer/sewaktu-waktudalam keadaan darurat/kebutuhan yang sangat mendesak dengan perintah dari Ulil Amri/pemerintah. Ketentuannya: Besarnya tidak terbatas, menurut ketentuan Ulil Amri/pemerintah dan kemampuan masing-masing. Perintah: 2:195,261,265/9:41)

195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Beberapa hal yang berkaitan dengan infaq: 1. Ancaman Allah bagi yang tidak mau berinfaq: 9:34/3:180 34. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, 2. Kewajiban berinfaq selalu direlevansikan dengan shalat: 2:3/8:3/22:35/42:38 3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. 3. Kesempurnaan dalam berbakti: 3:92 92. Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. 4. Perbedaan nilai infaq sebelum dan sesudah Futuh (Islam menang): 57:10 10. Dan Mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan

Infaq, wujud komitmen

Written By Al-ghuraba on Senin, 02 Agustus 2010 | Senin, Agustus 02, 2010

Saat Mobilisasi umum diserukan dimadinah, kaum Musliminpun menyambutnya dengan suka
cita. Rasulullah saw menyerukan untuk mempersiapkan perbekalan yang maksimal, sebab mereka akan melakukan perjalanan yang amat jauh, perjalanan 2 kali 15 hari pulang pergi menuju Tabuk dan 20 hari ditempat tujuan, tempat dimana pasukan muslimin akan menghadang pasukan Romawi yang telah mengerahkan kekuatannya.Perjalanan nan panjang untuk sebuah pertempuran yang memerlukan jumlah personal yang banyak dalam sejarah Islam saat itu.Demikian pula alat angkut transportasi sekaligus kendaraan tempur berupa unta dan kuda dalam jumlah yang tidak kalah banyaknya, dan bisa dibayangkan berapa banyak logistik yang harus disiapkan untuk perang yang besar ini ? Para shahabatpun berlomba-lomba menyiapkan kendaraannya, diantara mereka ada yang memang menaiki kendaraan miliknya sendiri, dan ada pula yang naik kendaraan yang disiapkan oleh "pengurus" dibawah komando Rasulullah saw, yang mana hal ini didapatkan dari infaq para shahabat yang menyumbangkan harta dan kendaraannya untuk perjuangan demi mengharap ridla ALLAH semata.Maka berbondong-bondonglah kaum muslimin menyerahkan infaknya,diantara mereka ada yang menginfakkan hartanya dalam jumlah yang besar, dan ada pula yang menginfakkan hartanya dalam jumlah yang sedikit karena memang kemampuannya tidak bisa lebih dari itu,yang kemudian tidak lepas dari ejekan dan cemoohan orang-orang munafik yang memperolok-olok siapa saja yang infaqnya sedikit,dengan berkata bahwa ALLAH tidak butuh dengan harta yang sedikit itu.Tetapi begitulah sifat munafik, dia selalu menyakiti kaum Muslimin yang bersungguh-sungguh didalam amalnya, bahkan mereka berani menyakiti Rasulullah saw. Utman bin 'affan terus menerus bersedekah untuk jihad ini sampai total yang dia serahkan sebanyak 900 unta beserta perbekalan yang dibawanya dan 100 kuda, sedang uangnya 200 uqiyah perak (=+ Rp.566 jt) dan 1000 dinar emas (= + Rp.850 jt). Lalu datang Abdurrahman bin auf datang dengan membawa 200 uqiyah perak (yg senilai 666,6 dinar emas=+Rp.566 jt). Sementara Abu Bakar ash-shiddiq menginfakkan seluruh hartanya yang berjumlah 4000 dirham (=+ Rp.283,305 jt), dia tidak menyisakan untuk keluarganya selain ALLAH dan RasulNya.Beliau adalah orang yang pertama yang mensedekahkan hartanya. Begitu pula Umar datang dengan hartanya, al-Abbas infaq dengan harta yang banyak.Tidak ketinggalan shahabatshahabat senior seperti Tholhah, Sa'ad bin Ubadah dan lain-lain. Adapun Ashim bin Adi datang dengan membawa 90 wasaq kurma (= + 13,5 ton). Semua kaum muslimin berpartisipasi dalam infaq ini, tak terkecuali yang kemampuannya terbatas datang walau dengan menyerahkan 1 mud (=+600 gr) atau 2 mud gandum. Sedang para wanita menyerahkan cincin, kalung dan antingantingnya. Pasukan yang berangkat saat itu mencapai 30.000 mujahidin dari kalangan shahabat. Pasukan terbesar sepanjang sejarah perjalanan Rasulullah saw untuk masa 50 hari meninggalkan madinah. Tidak ada lelaki yang tertinggal dimadinah kecuali orang-orang yang ditunjuk atau mendapat izin dari Rasulullah saw, 3 orang shahabat yang tertinggal tanpa alasan, dan orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya diantara orang-orang munafik. Adapula diantara muslimin yang tidak bisa berangkat walau mereka sangat menginginkannya lantaran tidak cukupnya kendaraan yang akan membawa mereka, merekapun kembali pulang dengan deraian airmata karena sedih.

wujud komitmen Selain pelajaran mengenai betapa pentingnya sebuah jamaah yang menyatukan kaum muslimin dibawah satu kepemimpinan untuk melaksanakan ketaatan kepada ALLAH, kita juga dapat melihat arti infaq untuk kemudian dikelola untuk kepentingan iqomatuddin (menegakkan Dien). Ketika perintah-perintah ALLAH harus dilaksanakan secara bersama-bersama (baca: amal jama'i) seperti jihad fii sabilillah dan upaya jangka panjang untuk menegakkan syari'at islam, lebih khusus dalam kondisi ketika terancamnya kehormatan Dien, maka selain andil secara fisik sebagai bentuk pengorbanan yang maksimal,juga tidak lepas dari diperlukannya dana-dana yang dikumpulkan dari semua lapisan. Banyak dalil-dalil dari alquran dan assunnah yang menerangkan keutamaan infaq fii sabilillah, bahkan kalimat infaq selalu digandengkan dan lebih didahulukan daripada berjihad dengan jiwa. seperti firman ALLAH (yang artinya) :" Sesungguhnya
orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar". (QS.49:15). Namun infaq untuk "perjuangan" menegakkan Dien tidaklah banyak difahami oleh banyak kalangan, kecuali sebatas membangun masjid, sekolah, panti asuhan anak yatim dan yang serupa. Dalam tataran kemasyarakatan hal ini tidak salah memang, akan tetapi akan lebih baik bila kaum muslimin juga tidak melupakan untuk berfikir lebih jauh, andil dalam agenda menegakkan syari'ah dimuka bumi dan membela kehormatan agama dibeberapa tempat yang dilecehkan orang-orang kafir, musuh Islam. Ini tidak bisa kecuali dikelola oleh "pengurus" yang jujur dan bersungguh-sungguh dalam upaya iqomatudien, setelah melihat bahwa jamaah yang dikelolanya memiliki aqidah yang lurus dan bersih, serta tujuan yang jelas. Bagi anggota sebuah jamaah dengan kriteria diatas, maka infaq merupakan bentuk komitmen minimal yang real. Terlebih jika kita tidak bisa andil langsung dengan jiwa dan raga kita. Untuk peraihan sebuah cita-cita yang mulia, berkorban dengan cara bersikap sederhana dalam memenuhi keperluan hidupnya adalah lebih baik. Terlebih secara umum Islam mengajarkan untuk bersikap zuhud terhadap dunia. Kalaulah setiap muslim mampu bersikap sederhana dalam memenuhi keperluan harian hidupnya, kemudian potensi hartanya dialihkan untuk "perjuangan" sungguh ini sangat terpuji. Betapa banyak seorang muslim atau bahkan anggota harakah islam yang boros dalam pemakaian biaya hidupnya. Belum lagi ditambah dengan pengeluaranpengeluaran yang tidak penting yang bersifat accessories. Sandalnya yang dibeli baru padahal yang lama masih bisa dipake. HP yang berganti-ganti untuk mendapatkan fitur-fitur yang disukai dan tidak merasa qona'ah dengan yang sudah ada, jajan makanan-makanan tambahan hanya untuk memenuhi syahwat perut belaka, bepergian ke tempattempat yang tidak bermanfaat dan tidak penting yang hanya akan menguras dompet saja, atau menambah mengkoleksi pakaian, atau pemakaian biaya pulsa yang mengalir bagai air. Potret para shahabat didalam kesederhanaan sungguh menakjubkan. Mereka diketahui aghniya (orang kaya) kalau zakatnya dalam jumlah besar, banyak infaqnya atau sering bershodaqoh. Mereka tidak menampakkan kekayaan pada pakaiannya rumahnya atau kendaraannya dan penampilan serta perlengkapan hidupnya tidak berbeda jauh dari umumnya kaum muslimin,termasuk yang faqir.Tuntunan Nabi saw sendiri membimbing kita untuk sederhana, dalam do'a yang dia lantunkan :". dan (aku mohon kepada-Mu Yaa ALLAH) kesederhanaan baik dalam keadaan faqir maupun kaya " Sungguh seharusnya kita harus malu dengan apa yang ditempuh orang yahudi. Diantara keluarga mereka, selalu menyisihkan uang untuk kepentingan zionisme, dan mereka relakan dari jatah gula yang biasa mereka konsumsi pada teh yang meraka minum setiap harinya. 1 orang dari mereka menyisihkan uang seharga 4 batang gula untuk jatah 4 gelas teh setiap harinya sehingga mereka minum tanpa gula. Kemudian mereka tabungkan untuk menyantuni orang-orang miskin yahudi, yang sebenarnya mereka menabung untuk bisa mempersenjatai setiap warga yahudi dan mendorong mereka untuk berimigrasi ke palestina.

Islam lebih agung dan lebih mulia dari mereka orang-orang kafir. Dan pahala dari ALLAH siap menanti anda ketika anda menginfakkan hartanya di jalan ALLAH, dengan lipatan pahala 700 kali, atau lebih dari itu sesuai kehendak ALLAH Azza wa Jalla . Sungguh disana ada syi'ar islam yang dinodai, ada saudara-saudara kita yang yatim, yang janda, yang terluka, yang dipenjara, yang lapar, yang perlu tempat berteduh, yang kehausan, yang siap menolong dengan jiwa tapi tiada dana, yang dimurtadkan karena sakit yang diderita, dan yang faqir tapi menahan diri untuk tidak meminta sungguh mereka menjerit dan mengeluhkannya kepada ALLAH atas apa yang menimpa mereka, ..kini, sejauhmana kepedulian kita.? Wallahu a'lam.

Keutamaan Infak Untuk Senjata Jihad Fi Sabilillah


Oleh: Badrul Tamam Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya. Infak untuk jihad fi sabilillah adalah seutama-utamanya infak yang dikeluarkan seorang muslim. Karena jihad adalah amal tertinggi di dalam Islam yang menjadi benteng perlindungan bagi dien ini dan sebab utama kemuliannya. Jika ia ditinggalkan maka umat akan mengalami kehinaan dan keterbelakangan. Maka setiap sebab yang menjadikan sempurna amal jihad fi sabilillah terhitung sebagai jihad itu sendiri. Dari Zaid bin Khalid Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

"Siapa yang menyiapkan kebutuhan seorang yang berperang fi sabilillah maka sungguh ia telah ikut berperang. Dan siapa yang mengurus keluarga orang yang berperang fi sabilillah dengan baik maka sungguh ia telah ikut berperang." (Muttafaq 'Alaih) Makna ghazwah dalam hadits di atas adalah jihad. Maka orang yang menyiapkan sesuatu untuk orang yang berperang adalah menyiapkan untuknya apa saja yang dibutuhkan dalam safar dan perangnya. Apa keutamaan yang didapatkan orang yang menyiapkan tadi? Dia mendapat pahala jihad atau dicatat untuknya pahala berperang fi sabilillah walaupun ia tidak ikut berperang karena ia membantu orang yang sedang berperang fi sabilillah. Keutamaan mendapat pahala berjihad juga didapatkan oleh orang yang ikhlas dan amanah memenuhi kebutuhan keluarga mujahid yang ditinggalkan, berupa memenuhi nafkah keluarga tersebut, mengobatkan yang sakit, membiayai pendidikan anak-anaknya, dan semisalnya. Cukup banyak ayat dan hadits yang menerangkan tentang keutamaan infak dan sedekah untuk jihad fi sabilillah, baik dalm bentuk perintah langsung dari Allah maupun penjelasan tentang hitung-hitungannya.

Allah Ta'ala berfirman,

"Dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. Al-Taubah: 41) Ibnu Katsir berkata, "Maksudnya: ini adalah lebih baik bagi kalian di dunia dan akhirat, karena yang kalian infakkan hanya sedikit, lalu Allah mengayakan kamu dengan harta musuhmu di dunia, di tambah dengan kemuliaan untuk kalian di akhirat, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

"Dan Allah menjamin bagi seorang mujahid fi sabilillah, jika Dia mewafatkannya akan memasukkannya ke dalam surga atau mengembalikan ke rumahnya dengan mendapatkan pahala dan ghanimah." (Muttafaq 'Alaih dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu) Ayat lain yang menunjukkan jumlah nominal yang cukup besar bagi balasan infak untuk jihad fi sabilillah,

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 261) Imam Makhul rahimahullah menerangkan tentang maksud infak di jalan Allah pada ayat di atas, "Yakni (yang dimaksud dengannya): Infak dalam jihad, berupa menyiapkan kuda perang, menyiapkan persenjataan, dan lainnya. Sedangkan Ibnu Abbas memahaminya dalam jihad dan haji, maka dirham yang diinfakkan dalam keduanya dilipatgandakan sampai 700 kali lipat. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir terhadap ayat di atas) Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

"Siapa yang berinfak fi sabilillah maka dicatat untuknya 700 kali lipat." (Dishahihkan Al-Albani dalam al-Shahihah dan Shahih al-Jami', no. 6110)

Imam Muslim meriwayatkan satu hadits dari Abu Ayyub al-Anshari Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: "Ada seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan membawa seekor unta yang terkendali hidungnya -semacam kendali untuk kuda- lalu ia berkata: "Ini untuk sabilillah." Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Dibalas untukmu tujuh ratus ekor unta pada hari kiamat, semuanya juga terkendali hidungnya." Maksudnya: engkau mendapat balasan pahala tujuh ratus ekor unta atas infak satu ekor unta ini. Ringkasnya, infak fi sabilillah merupakan amal ketaatan yang sangat agung dan tinggi nilainya. Bentuknya: seorang mujahid membiayai dirinya dan kendaraannya sendiri, membiayai mujahidin selain dirinya baik berupa biaya pembelian senjata, amunisi, dan selainnya. Masuk di dalamnya nafkah/biaya yang diperuntukkan keluarga mujahid selama ditinggal berjihad. Keutamaan Menyiapkan Senjata Perang Jihad adalah berperang melawan musuh untuk meninggikan kalimat Allah. Amal inti dari praktek jihad ini adalah perang. Maka bekal utama yang perlu dimiliki oleh mujahid adalah alat perang yang disebut dengan senjata. Maka menyiapkan senjata atau berinfak untuk pengadaan senjata adalah bagian dari alokasi infak untuk jihad fi sabilillah. Karena tanpa senjata mustahil jihad ini bisa ditegakkan dengan baik dan kemenangan diraih. Karenanya, alokasi infak dan sedekah ini tidak boleh dilupakan. Allah Ta'ala juga menjanjikan pahala besar bagi siapa yang menyediakan kebutuhan senjata perang. Dari Zaid bin Khalid Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

"Siapa yang menyiapkan kebutuhan seorang yang berperang fi sabilillah maka sungguh ia telah ikut berperang. Dan siapa yang mengurus keluarga orang yang berperang fi sabilillah dengan baik maka sungguh ia telah ikut berperang." (Muttafaq 'Alaih) Makna menyiapkan sesuatu untuk orang yang berperang adalah menyiapkan untuknya apa saja yang dibutuhkan dalam safar dan perangnya, di antaranya senjata sebagaimana yang diterangkan Imam Shan'ani-. Orang yang berinfak untuk senjata akan mendapat pahala jihad atau dicatat untuknya pahala berperang fi sabilillah walaupun ia tidak ikut berperang karena ia membantu orang yang sedang berperang fi sabilillah. Dari uqbah bin 'Amir Radhiyallahu 'Anhu, berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

"Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla memasukkan tiga orang ke surga dengan sebab satu anak panah: pembuatnya yang berharap kebaikan saat membuatnya, orang yang melepaskannya, dan orang yang menyiapkannya." (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud) Hadits di atas mengabarkan bahwa karena sebab satu anak panah yang ditembakkan kepada orang kafir menjadikan tiga orang masuk surga: Pertama, orang yang membuat anak panah yang saat membuatnya ia berharap pahala dari Allah Ta'ala. Kedua, orang yang menembakkanya yang saat melemparkan juga berharap pahala dari Allah Ta'ala. Ketiga, orang yang menyediakannya, baik ia berdiri di sampingnya atau belakangnya dengan menyerahkan satu persatu anak panah kepadanya." (Diringkas dari 'Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abu Dawud) Ringkasnya bahwa infak untuk pembelian senjata perang guna kesempurnaan pelaksanaan jihad adalah termasuk bagian dari jihad bil maal. Ini bagian alokasi penting yang tak boleh dilupakan dalam pembiayaan jihad fi sabilillah. Keutamaannya, jika senjata yang disiapkan tersebut bisa melukai atau membunuh musuh maka orang yang menyediakannya mendapat pahala yang sama besarnya. Terlebih ada kabar hadits, senjata yang disediakannya bisa menjadi sebab dirinya masuk surga. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/jihad/2013/02/18/23319/keutamaan-infak-untuksenjata-jihad-fi-sabilillah/#sthash.YniEow9X.dpuf

You might also like