Professional Documents
Culture Documents
Biomed Patologi Umum Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo Maret 2014
Pendahuluan
Sel merupakan struktur terkecil organisme yang dapat mengatur aktivitas kehidupan sendiri Sel merupakan partisipan aktif di lingkungannya, yg secara tetap menyesuaikan struktur & fungsinya untuk mengakomodasi tuntutan perubahan dan stres ekstrasel. Sel cenderung mempertahankan lingkungan segera dan intraselnya dalam rentang parameter fisiologis yang relatif sempit --- sel mempertahankan homeostasis normal.
Organisasi seluler
Fungsi Sel 1.Membentuk dan menggunakan energi 2.Melakukan respirasi 3.Melakukan reproduksi dan eksresi
Fungsi Organel
Membran plasma: memberi bentuk sel, melekatkan sel pada sel lain. Fungsi membran plasma sebagai: Pintu gerbang transport selektif makanan dan produk buangan ke dalam dan ke luar sel Membangkitkan potensial membran Bekerja sebagai saluran komunikasi untuk kontrol sinyal dari sekitar tubuh Nukleus mengandung genom DNA, yang mengkode (memberi perintah) untuk sintesa protein Retikulum endoplastik dan Aparatus Golgi bersama sama mensintesa protein dibawah kontrol RNA didalam ribosom, menurut perintah DNA Mitokondria tempat metabolisme sel, merubah makanan menjadi ATP Lisosom tempat sintesa enzim pencernakan
HIPERTROPI
peningkatan besar sel yang mengakibatkan perbesaran organ. Tidak terdapat sel baru, hanya mengalami perbesaransel, perbesaran terjadi karena peningkatan jumlah struktur protein dan organel sel. Bisa terjadi secara fisiologis ataupun patologis, bisa juga terjadi karena stimulus dari peningkatan hormon tertentu. Ex: perbesaran uterus karena stimulus dari estrogen sehingga terjadi hiperplasi dan hipertropi.
HIPERPLASI
proses adaptasi dengan melakukan replikasi sel, sehingga penambahan jumlah sel membuat organ membesar. Hiperplasi bisa secara fisiologis dan patologis (ex: cancer). Hipertropi secara fisiologis dibagi menjadi 2: 1) hormonal hyperplasia. Ex: selama masa kebuntingan dan pubertas 2)compensatory hyperplasia.
ATROPI
pengecilan ukuran dari sel yang disebabkan oleh karena sel kehilangan substansi sel, sehingga menyebabkan berkurangnya ukuran organ. Atropi memungkinkan terjadinya menurunnya fungsi sel, namun bukan merupakan kematian sel. Atropi terjadi akibat penurunan dari sintesis protein dan peningkatan degenersi protein di dalam sel. Penyebab atropi diantaranya bisa karena kehilangan inervasi, kekurangan suplai darah, kekurangan nutrisi, kehilangan stimulasi endokrin, dan aging.
ATROPI OTAK
METAPLASIA
perubahan reversibel dari fenotip sel yang digantikan oleh tipe sel yang lain Sering terjadi karena iritasi yang terjadi secara kronis. Pada kondisi ini sel yang mengalami adaptasi digantikan oleh tipe sel lain yang lebih bisa menghadapi stresor. Terjadi akibat genetik "reprogramming"
17
18
23
1.Deprivasi Oksigen..............
Hipoksia / defisiensi oksigen - mengganggu respirasi oksidatif aerobik - penyebab tersering & terpenting - menyebabkan kematian Hipoksia iskemia Iskemia: terhentinya suplai darah dalam jaringan akibat gangguan aliran darah arteri / berkurangnya drainase vena. Iskemia merupakan penyebab tersering hipoksia Defisiensi oksigen juga dapat disebabkan oleh oksigen darah yg tidak adekuat, seperti pada anemia atau keracunan CO
24
1.Deprivasi Oksigen..............
Yg harus diingat untuk menilai efek hipoksia:
1. Pd mitokhondria terjadi oksidasi asam lemak yg melepaskan energi. 2. Energi yg dilepaskan dari oksidasi tersebut digunakan untuk pembentukan ATP dg cara ADP + P (fosforilasi) & kemudian disimpan dlm molekul ATP yg disebut dgn cans of energy. 3. ATP yg dihasilkan dikirim oleh mitokhondria ke berbagai organel sel untuk menggerakkan berbagai proses sel yg memerlukan energi seperti pergerakan, sekresi, memompa sodium, kalsium & air keluar sel
25
1.Deprivasi Oksigen..............
4. Energi yg tersimpan dlm ATP dilepaskan dg memecahnya kembali ADP + P. 5. Penghantaran ATP ke berbagai organel sel oleh mitokhondria dg cara mitokhondria secara terus menerus bergerak & menyentuh semua bagian dari selnya, termasuk nukleus (mitochondrial dance).
26
1.Deprivasi Oksigen..............
Efek dari anoksia:
1. Terhentinya sintesis ATP 2. Terjadi glikolisis anaerobik yg menghasilkan energi (dan ATP) tanpa oksigen, sampai cadangan glikogen habis asam laktat dlm sel, granul glikogen berkurang & menghilang dari sel. 3. konsentrasi asam laktat DNA tergulung kuat & bergumpal dlm inti (piknotik) sintesis mRNA terhenti. 4. Kation & pompa air, suatu mesin enzim yg tertanam pd membran plasma & membran organel organel bersaccus berhenti memompakan sodium, kalsium & air ke luar, sodium, air terakumulasi dlm sel & organel, sel membengkak. Organel sel yg paling akhir membengkak: mitokhondria karena mitokhondria merupakan penghasil utama ATP & memiliki simpanan energi yg terbanyak 5. Karena mRNA (-), kompleks ribosom dipecah ribosom tunggal, sintesis protein terhenti Sampai tahap ini, perubahan yang disebabkan oleh anoksia masih bersifat reversibel, dan jika oksigen pada titik ini dikembalikan ke sel, semua akan pulih.
27
2. Bahan Kimia
Semua bahan kimia Zat tak berbahaya (glukosa atau garam), jika konsentrasinya cukup banyak merusak keseimbangan osmotik mencederai/ kematian sel O2 tekanan tinggi bersifat toksik Racun kerusakan serius pd tingkat selular dg merubah permeabelitas membran, homeostasis osmotik, / keutuhan enzim atau ko faktor kematian organ Bahan berpotensi toksik di lingkungan: polusi udara, insektisida CO2, asbes, etanol Obat terapeutik pd pasien yg rentan / pd pemakaian yg tidak tepat 28
3. Reaksi Imunologi
Walaupun sistem imun melindungi tubuh dalam melawan benda asing, reaksi imun yg disengaja/ tidak disengaja dapat menyebabkan jejas sel & jaringan. Contoh: reaksi anafilaksis terhadap protein asing atau suatu obat. Penyakit autoimun disebabkan: hilangnya toleransi dg respons terhadap antigen sendiri.
29
4. Defek Genetik
Perubahan patologis yg menyolok, seperti malformasi kongenital ok sindroma Down Perubahan patologis yg tak kentara, seperti substitusi asam amino tunggal pd hemoglobin S anemia sel sabit. Perubahan sepele yg sering terjadi pada DNA, contoh: beberapa kesalahan metabolisme saat lahir akibat defisiensi enzimatik kongenital.
30
5. Ketidakseimbangan Nutrisi
Insufisiensi kalori-protein Defisiensi vitamin Nutrisi berlebih, contoh: obesitas risiko DM tipe 2; diet kaya lemak hewani berpengaruh pd perkembangan aterosklerosis, kerentanan terhadap banyak gangguan, termasuk kanker
31
6. Agen Fisik
Trauma Temperatur yg ekstrim Radiasi Syok elektrik Perubahan mendadak pada tekanan atmosfer
32
7. Penuaan
Proses penuaan sel (senescence) intrinsik menimbulkan perubahan kemampuan perbaikan dan replikasi sel & jaringan Perubahan tersebut menyebabkan penurunan kemampuan berespon terhadap rangsang & cidera eksogen kematian organisme
33
KEMATIAN SEL
dr. Indria Hafiah M.Biomed Patologi Umum Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo Maret 2014
35
Pendahuluan
Prinsip Umum: Respons selular terhadap stimulus yg berbahaya tergantung pd tipe jejas, durasi & keparahannya. Toksin berdosis rendah / iskemia berdurasi singkat bisa menimbulkan jejas sel yg reversibel, sedangkan toksin berdosis lebih tinggi / iskemia dalam waktu yg lebih lama akan menyebabkan jejas sel yg irreversibel dan kematian sel. Akibat suatu jejas sel bergantung pada tipe, status dan kemampuan adaptasi sel yg mengalami jejas Jejas yg sama mempunyai dampak yg sangat berbeda, bergantung pd tipe sel; otot lurik skelet di tungkai mengakomodasi iskemia komplit selama 2-3 jam tanpa terjadi jejas irreversibel, sedangkan otot jantung akan mati hanya setelah 20-30 menit
36
Pendahuluan
Bagi sel yang kerusakannya reversibel, maka sel itu dapat kembali berfungsi seperti sedia kala,namun bagi sel yang mengalami kerusakan secara irreversibel, maka sel itu akan mengalami kematian sel Kematian sel dapat disebabkan oleh beberapa kejadian, diantaranya ischemia, infeksi, toksin dan reaksi imun Kematian sel juga merupakan salah satu proses yang normal terjadi pada fase embriogenesis, perkembangan organ dan pengaturan homeostasis.
37
HIPERPLASI
proses adaptasi dengan melakukan replikasi sel, sehingga penambahan jumlah sel membuat organ membesar. Hiperplasi bisa secara fisiologis dan patologis (ex: cancer). Hipertropi secara fisiologis dibagi menjadi 2: 1) hormonal hyperplasia. Ex: selama masa kebuntingan dan pubertas 2)compensatory hyperplasia.
ATROPI
pengecilan ukuran dari sel yang disebabkan oleh karena sel kehilangan substansi sel, sehingga menyebabkan berkurangnya ukuran organ. Atropi memungkinkan terjadinya menurunnya fungsi sel, namun bukan merupakan kematian sel. Atropi terjadi akibat penurunan dari sintesis protein dan peningkatan degenersi protein di dalam sel. Penyebab atropi diantaranya bisa karena kehilangan inervasi, kekurangan suplai darah, kekurangan nutrisi, kehilangan stimulasi endokrin, dan aging.
ATROPI OTAK
METAPLASIA
perubahan reversibel dari fenotip sel yang digantikan oleh tipe sel yang lain Sering terjadi karena iritasi yang terjadi secara kronis. Pada kondisi ini sel yang mengalami adaptasi digantikan oleh tipe sel lain yang lebih bisa menghadapi stresor. Terjadi akibat genetik "reprogramming"
KEMATIAN SEL
pada kerusakan yang terjadi secara terus menerus, maka kerusakan tersebut menjadi irreversibel dan akhirnya sel tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki kerusakan sehingga menyebabkan sel mati. Ada 2 macam kematian sel, yang dibedakan dari morfologi, mekanisme dan perubahan fisiologis dan penyakit, yaitu apoptosis dan nekrosis.
Apoptosis
kematian sel oleh sel itu sendiri yang disebabkan oleh growth factor atau DNA sel atau protein yang dihancurkan dengan maksud perbaikan. Memiliki karakteristik sel dimana inti sel mengalami pemadatan dan tidak terjadi kerusakan membran sel. Apoptosis memerlukan sintesis aktif RNA dan protein dan merupakan suatu proses yang memerlukan energi Secara morfologis, proses ini ditandai oleh pemadatan kromatin di sepanjang membran inti
Sel mengalami pengurangan ukuran dan sitoplasmanya berwarna eosinophilic terang serta nukleusnya mengalami kondensasi
Nekrosis
terjadi kerusakan membran, lisososm mengeluarkan enzim ke sitoplasma dan menghancurkan sel, isi sel keluar dikarenakan kerusakan membran plasma dan mengakibatkan reaksi inflamatori. Nekrosis adalah pathway yang secara umum terjadi pada kematian sel yang diakibatkan oleh: - Ischemia - Keracunan - infeksi dan - trauma
Pembersihan
debris
oleh
Pembersihan
cepat Sel sekarat
berlangsung
fagosit dan sistem imun sulit Sel sekarat tidak dihancurkan fagosit maupun sistem imun Lisis sel Merusak (inflamasi) sel tetangga
akan
ditelan
fagosit karena ada sinyal dari sel Non-lisis Sel tetangga tetap hidup
normal
Gambaran Mikroskopik :
A. Nukleus Piknosis : nukleus terlihat lebih bundar, ukuran lebih kecil dan gelap Karioreksis : nukleus mengalami fragmentasi menjadi kecil dan tersebar Kariolisis : nukleus lisis, tidak terlihat sehingga rongga kosong dibatasi membran nukleus disebut ghost. B. Sitoplasma : berwarna asidofilik, struktur tidak jelas, jika melanjut : 1. Tidak terlihat garis besar struktur histologi sel 2. Tidak terlihat adanya pewarnaan
Indikator Nekrosis
Hilangnya fungsi organ Peradangan disekitar nekrosis Demam Malaise Lekositosis Peningkatan enzim serum
52
Nekrosis koagulasi
Tidak hanya terjadi denaturasi protein, namun juga berkaitan dengan hambatan enzim-enzim litik. Sel tidak mengalami lisis, dengan demikian kerangka luar sel relatif utuh. Inti menghilang dan sitoplasma yang mengalami asidifikasi menjadi eosinofilik
Gambaran makroskopik :
terlihat berwarna putih, keabu-abuan atau kekuning-kuningan dan sedikit berlemak, padat
Gambaran mikroskopik :
struktur sel dan jaringan masih jelas, inti sel mengalami piknotik (menghilang), sitoplasma lebih acidophilic
Nekrosis liquefaktif
Ditandai oleh larutnya jaringan akibat lisis enzimatik sel-sel yang mati. Proses ini biasanya terjadi di otak sewaktu terjadi pelepasan enzim-enzim otokatalitik dari sel-sel yang mati. Nekrosis likuefaktif juga terjadi pada peradangan purulen akibat efek heterolitik leukosit polimorfonuklear pada pus. Jaringan yang mengalami likuefaksi menjadi lunak, mudah mencair, dan
Gambaran makroskopik :
adanya benjolan berisi cairan dikelilingi kapsula tipis dan ireguler.
Gambaran mikroskopik :
tampak ruang kosong dengan sisa kapsula yang ireguler, terlihat fibrin dan neutrophil disekitarnya.
Nekrosis lemak
Terjadi akibat kerja enzim-enzim lipolitik pada jaringan lemak. Proses ini biasanya terjadi pada nekrosis pankreatik akut dan merupakan konsekuensi pelepasan lipase pankreas ke jaringan peripankreas. Lipolisis ditandai oleh hilangnya kontur sel-sel lemak. Asam-asam lemak yang dibebaskan dari sel lemak mengalami saponifikasi dengan
Gambaran makroskopik :
terlihat berwarna putih, keabu-abuan atau kekuning-kuningan dan sedikit berlemak, padat
Gambaran mikroskopik :
struktur histologi sudah tidak terlihat lagi membentuk masa bergranulasi. Dengan pengecatan HE berwarna keabuabuan, dikelilingi oleh epiteloid dan limfosit.
65
Kematian somatik
Kriteria kematian somatik adalah: Terhentinya fungsi sirkulasi secara ireversibel (denyut jantung), Terhentinya fungsi pernafasan dan Terhentinya fungsi otak (tidak ada reflek batang otak) Perubahan post mortem: rigor mortis (kekakuan) livor mortis (warna ungu kebiruan) algor mortis (pendinginan), autolisis (pencairan)
66
Page 67
Page 68
TUGAS
PENYAKIT- PENYAKIT AKIBAT KERUSAKAN DI TINGKAT SEL???
69
Any Questions?
Page 70
SELAMAT BELAJAR