Professional Documents
Culture Documents
10
13
Ocm, sedangkan materi al superior dapat mencapai t ahanan sampai 10
17
Ocm at au lebih besar lagi.
Untuk mengukur t ahanan permukaan di gunakan pi nggi r pisau logam,
dengan j arak celah 1 cm pada posisi 10 cm di at as permukaan mat eri al isol asi
pada penguj ian dengan t egangan searah. Dari t egangan dan arus, maka besar
tahanan permukaan, yang dinyat akan dalam ohm, dapat dit ent ukan.
c) Kekuatan tracking
Pada saat sistem isolasi diberi kan tekanan li stri k, maka sebuah arus
yang dit ent ukan ol eh besarnya tahanan permukaan akan mengali r pada
permukaan isolat or yang mengarah pada t erj adinya kebocoran at au arus j al ar.
Sangat mudah dipahami bahwa kondi si lingkungan seperti t emperat ur,
tekanan udara, kel embaban dan polusi akan sangat menent ukan besar a rus
bocor t ersebut . Mat erial isol asi yang di gunakan di lapangan seharusnya dapat
10
mel awan arus bocor tersebut sehi ngga t idak ada at au hanya sedikit sekali
kerusakan yang t erj adi pada permukaan isolat or.
Arus bocor akan menghasilkan t ekanan t ermal dan ki mia pada
permukaan. Efek yang dapat dilihat akibat t ekanan yang berl ebih adal ah
munculnya j alur -j alur ret ak akibat dekomposisi mat erial ; kerusakan i ni dapat
muncul dal am bent uk j alur konduksi yang menghasilkan tekanan el ekt rik
lanj utan at au erosi, yang akan meninggal kan j alur ret ak l agi sesudahnya.
Meskipun si fat isol asi dipengaruhi oleh erosi, misalnya ol eh deposi si debu,
tet api kemampuan t ekanan elekt rik t idak dipengaruhi . Erosi dapat t erj adi baik
pada pl at maupun pit (gambar 6. 2. 4).
Tracking ti dak t erbatas hanya pada permukaan isolasi di l uar ruangan,
mel ainkan juga dapat terj adi pada permukaan isol asi di dalam ruangan ji ka
kondi si lingkungannya ti dak mendukung, bahkan tracki ng dapat pul a terj adi
permukaan isol ator yang di pasang di dal am peral at an. Hal ini dipengaruhi
oleh karakt eri stik dari mat erial isol asi itu sendiri , oleh bent uk dan
penyel esai an el ekt roda dan permukaan, dan j uga oleh kondisi ekst ernal.
Tracking di sebabkan oleh mekanisme yang sama yang t el ah dijel askan pada
bagian 1. 6. mengenai polusi fl ashover. Flashover dapat bermul a dari
bergabungnya beberapa jal ur ret ak yang ada pada permukaan i solator.
Penguji an kekuat an tracking dari mat erial isol asi dilakukan dengan
menggunakan met ode yang t el ah di gambarkan di at as. Pada metode KA
dengan mengacu pada VDE, el ektroda plati num dit empat kan pada sampel
mat eri al isol asi dengan ket ebalan mi ni mum 3 mm dan tegangan bolak -bal ik
380 V pada pengat uran el ekt roda seperti yang dit unjukkan pada gambar 6. 2. 5.
Pipet dengan satu tet esan campuran uji dengan konduktivi t as t ert entu
dilakukan setiap 30 deti k. Tet esan tersebut akan membasahi permukaan
mat eri al isol asi di antara kedua el ekt roda yang akan menyebabkan arus bocor.
Set elah juml ah t et esan sampai wakt u t ert entu yang diset secara ot omat is
tercapai, maka hasil penguji an segera dievaluasi , at au l ebar terbesar dari
saluran yang terbent uk di ukur.
11
Gambar 6.2.4 Erosi jenis plat (a) dan saluran (b) pada
cetakan epoxy resin.
Gambar 6.2.5 Pengaturan penentuan kuat tracking
1 pipet
2 elektroda platina
3 sampel material isolasi
d) Tahanan busur
Flashover yang t erj adi sepanjang permukaan mat eri al isol asi dengan
busur-daya yang berturut -turut sangat jarang t erj adi, t api pada dasarnya
12
gangguan t ersebut t idak dapat di hindari pada sist em isol asi di lapangan.
Mat erial isolasi yang memperlihatkan pengaruh busur memi liki sifat list rik
dan mekanik yang bermacam-macam. Di sebabkan ol eh t emperat ur busur yang
tinggi dan sebagai konsekuensi dari pembakaran ti dak sempurna mat eri al
isol asi, jal ur konduksi dapat t erj adi sehinggat i dak bol eh l agi mengalami
tekanan list rik.
Untuk menenukan tahanan busur, elektroda karbon yang disupl ai
tegangan searah 220V dipasang pada plat isolasi. Dengan adanya busur pada
permukaan mat eri al isol asi, maka el ekt roda akan di gerakkan menj auh dengan
kecepatan 1 mm/dtk sampai j arak maksi mum 20 mm. Enam l evel dari t ahana
bususr, L1 sampai L6, dit ent ukan berdasarkan ti ngkat kerusakan yang
disebabkan ol eh busur i tu, di gunakan sebagai gambaran si fat mat eri al .
e) Konstanta dielektrik dan faktor di si pasi
Konstant a diel ektri k c
r
di sebabkan ol eh efek pol arisasi pada mat erial
isol asi. Untuk mat eri al isolasi di lapangan, yang j auh dari pol ari sasi
deformasi (el ekt ronik, i on, dan pol ari sasi l apisan), polarisasi ori ent asi
penting karena mat erial -mat erial isolasi memili ki di pol -di pol permanen pada
struktur mol ekulnya. Ini adal ah penyebab utama t erj adi nya l osses pol arisasi
dan berpengaruh pada kebebasan frekuensi dari c
r
dan t an o, yang sangat
penting pada apli kasi teknis.
Karena mekanisme pol ari sasi memili ki waktu rel aksasi berbeda-beda,
perubahan c
r
sebagai fungsi frekuensi dit unjukkan pada gambar 6. 2. 6. Waktu
rel aksasi yang berbeda menghasil kan bat asan frekuensi yang mana
mekani sme beri kutnya ti dak ada l agi, karena perpindahan dipol yang
berhubungan tidak terjadi . Inil ah penyebab mengapa konstant a di el ekt rik
past i berkurang. Dengan adanya perubahan keadaan, vari asi tahap c
r
dapat
terjadi aki bat perubahan mobilit as dipol.
Pada seti ap daerah t ransisi konst ant a di el ekt rik, faktor disi pasi t an o
memili ki nil ai maksi mum. Tapi hanya daerah t ransi si dari a ke b (gambar 6. 2-
6) yang penting unt uk si st em isol asi di lapangan, yakni daerah frekuensi
dimana pol arisasi ori ent asi hil ang.
13
Gambar 6.2-6 Grafik konstanta dielektrik
fungsi frekuensi
a) polarisasi orientasi
b) polarisasi ionik
c) polarisasi elektronik
Hal penting t ent ang sifat mat eri al i sol asi bergant ung pada tegangan dan
temperatur. Jika kurva t an o = f(U) menunjukkan titik-lut ut ionisasi , maka
hal it u membukt ikan t erj adinya titi k awal pel epasan muat an sebagian.
Peningkat an l osses pol ari sasi di sebabkan adanya konduksi ionik yang
diketahui dari kurva tan o = f(u). Pengukuran t an o dan penent uan c
r
dilakukan dengan menggunakan rangkai an jembat an.
- Sifat termal
Pada peral at an dan inst alasi yang di supl ai dengan list rik, panas
dihasilkan oleh losses ohm pada konduktor, mel al ui losses diel ekt rik pada
mat eri al isolasi dan melal ui losses magnetisasi dan arus eddy pada besi .
Karena mat eri al isolasi memil iki st abilitas t ermal yang sangat rendah,
dibandi ngkan dengan logam, maka kenaikan t emperat ur yang diizinkan pada
mat eri al isolasi seri ngkali membat asi penggunaan dari peralat an. Oleh karena
itu, penget ahuan tentang sifat t ermal material i sol asi menj adi sangat penting
dal am konstruksi dan perancangan peral at an.
a) Panas jeni s
Disebabkan adanya inersi a dari pemindahan panas, maka mat eri al isol asi
harus memil iki kemampuan menyerap pulsa termal sesaat, disebabkan oleh
vari asi beban yang cepat, mel alui kapasit asnsi termalnya akibat peni ngkat a n
temperatur. Panas j enis c dari beberapa mat eri al penting nampak pada tabel
A3. 1. Unt uk pemanasan adi abatik:
a)
b)
c)
1
t
c
r
14
m c
W
T
.
= A
dimana:
m = massa
W = energi yang disupl ai
b) Pemindahan panas
Sel ama t erjadinya t ekanan konti nu pada kondisi operasi yang stati s,
panas yang muncul sebagai akibat losses harus dipi ndahkan ke udara
sekelil ingnya. Mekanisme pemi ndahannya adal ah konduksi , konveksi dan
radi asi termal. Pada konduksi t ermal , arus yang mengali r di antara plat dat ar
dinyat akan dengan :
) ( .
2 1
T T
s
A
p =
dimana:
A = luas pl at
s = ket ebalan plat
(T
1
T
2
) = perubahan t emperat ur
Faktor proporsi onal merupakan kondukti vit as panas yang dapat
diasumsi kan konstan pada range t emperatur t ert entu; daft arnya dapat dili hat
pada tabel A. 3. 1.
Untuk memindahkan panas dengan cepat dari peral at an li strik
dibut uhkan kondukti vitas termal yang baik. Hal ini dapat dil akukan dengan
sangat baik dengan menggunakan mat erial isolasi krist al karena susunan
atom-atomnya t eratur dal am l apisan kri stal dan j arak at onya yang kecil,
sehi ngga t erj adi pemindahan at om yang sangat baik. Berbeda dengan itu,
mat eri al amorf memiliki kondukti vitas t ermal yang j el ek, seperti yang t el ah
dijel askan pada cont oh krist al dan pasi r kuarsa amorf. Unt uk krist al kuarsa
= 6 12 W/mK, sedangkan untuk gelas kuarsa = 1. 2 W/mK. Si fat konduksi
termal yang baik pada kuarsa dapat meningkatkan ni lai pada cet akan yang
diisi, ketika kuarsa krist al dalam bent uk pasir at au bubuk kuarsa di gunakan
sebagai materi al pengi si.
15
Untuk pemindahan panas secara konveksi, arus termal P sebanding
dengan luas bat as A dan perbedaan t emperatur ant ara medi um disipasi dan
absorpsi:
P = o . A (T
1
T
2
)
Jumlah t ransisi termal o bukanlah sebuah konst ant a mat eri al , melai nkan
bergant ung pada beberapa paramet er seperti kerapat an dan panas j enis
medi um, kecepatan ali ran dan j enis ali ran. Unt uk perhit ungan awal, dapat
di gunakan ni lai -ni lai berikut:
o dal am W/m
2
K
Obj ek tet ap / udara stasi oner
Obj ek tet ap / udara bergerak
Obj ek tet ap / zat cair
3. 4 35
12 600
250 - 6000
Karena nil ai -nil ai t ersebut memili ki range yang besar, maka untuk
penggunaan di lapangan, perlu dil akukan perhit ungan lanjut untuk
menent ukan nil ai o yang eksak dengan menggunakan li teratur.
Pemindahan panas dengan radi asi tidak dijel askan secara detail di si ni,
sebab hanya penting untuk pemasangan CB dan SF
6
.
c) Ekspansi Termal Linier
Mat erial isol asi adal ah materi al konstruksi yang seringkali digunakan
bersam dengan l ogam. Pengganti dari ekspansi t ermal yang lebih besar dari
mat eri al isol asi organi k adalah timbulnya t ekanan mekanis berl ebi h yang
berahaya yang dapat meni mbul kan ret ak pada el ektroda. Untuk materi al
isol asi inorganik ekspansi t ermal li ni er l ebi h rendah dari pada logam;
sehi ngga adanya peningkat an ekspansi termal dipengaruhi oleh jenis pengisi
mat eri al organi k dengan zat -zat inorgani k misal nya epoxy resin dengan pasi r
kuarsa. Mat erial yang mengandung kist al sangat sering memiliki ekspansi
termal yang l ebih besar daripada mat erial amorf (t abel A. 3. 1Appendi ks 3).
4
d) Kestabil an termal
16
Sifat penti ng dari mat eri al isol asi adalah kemampuannya
mempert ahankan bentuknya ( shape ret ention) dari pengaruh panas; ada dua
metode unt uk menent ukannya. Menurut Mart ens, kemampuan
mempert ahankan bentuk panas dapat ditentukan dengan pengujian ro d st andar
berukuran 10x15 mm
2
dan panj ang 120 mm yang diberikan t ekanan
pembengkokan yang seragam ( uniform) pada sepanj ang rod t ersebut sebesar
500 N/ cm
2
. Pada saat yang sama, temperat ur lingkungan di nai kkan dengan
kecepatan 50
o
C/j am. Temperatur pada saat rod menjadi bengkok dinamakan
kemampuan mempertahankan bent uk panas. Untuk mat eri al termopl astik
di gunakan metode Vicat . Temperatur Vi cat adalah t emperat ur dimana sebuah
jarum t umpul berukuran 1 mm
2
yang diberikan gaya 10N atau 50N mampu
menembus mat eri al isol asi sampai kedal aman 10. 1 mm. Tabel beri kut
menunjukkan beberapa data yang berhubungan:
Materi al
Shape retention
menurut Martens dalam
o
C
Pada panas menurut
Vi cat dalam
o
C
PVC
PTFE
Cet akan-EP
PUR
PE
60
70
sampai 160
sampai 80
-
70 90
75 100
-
-
40 75
Pada materi al pl astik, cet akan tersebut tidak hanya mengal ami
penurunan dal am kemampuan t egangan, kekuat an kompresi dan
pembengkokan, mel ainkan juga mengalami perusakan si fat li stri k dan
diel ekt ri k.
Nil ai shape tention yang besar pada terpaan panas merupakan kel ebi han
bagi mat eri al isol asi inorganik dibandingkan materi al organik.
- Sifat Ki mia
17
Pada saat zat -zat asing berdi fusi ke dal am materi al isol asi, maka
mat eri al t ersebut akan mengal ami perubahan ki mia. Hanya mat eri al inorganik
seperti kaca dan keramik yang ti dak dapat diot embus ( impermeabl e). Pada
mat eri al organik si nteti s, difusi dapat terjadi pada mol ekul er polimer.
Kecepat an di fusi bergantung pada st ruktur mat eri al dan daya t arik -menari k
ant ara materi al dan zat -zat asi ng.
Contoh, semua material isolasi organik menyerap uap air l ewat proses
difusi. Hal t erebut akan menimbulkan kerusakan si fat list ri k dan di el ekt rik.
Garam yang dihasil akn dari proses hi drol isis at au bahan pengotor akan
meni ngkatkan konduktivit as dan menyebabkan faktor di s ipasi dan kuat medan
tembus yang l ebi h buruk. Konstant a di el ekt rik ai r yang besar akan mengubah
konst anta di el ekt rik mat erial dan menyebabkan perubahan pada dist ribusi
tegangan pada t ekanan dengan tegangan bol ak-balik. Sel ai n itu, air yang
terserap dapat menyebabkan perubahan di mensi dan korosi pada el ekt roda.
Mat erial isolasi yang di gunakan di luar ruangan memiliki permukaan
dengan daya basah yang rendah, sehi ngga bagian yang dekat dengan ai r harus
dihindari. Daya basah permukaan di nyatakan dengan karakt eri stik air pada
permukaan kering seperti yang ditunjukkan pada gambar 6. 2-7. Semaki n
besar sudut vmax yang searah dengan kecepatan tetesan (drop) ai r, maka
semaki n kecil daya basah permukaan mat eri al . Nil ai -nil ai hasil percobaan
dapat dili hat pada t abel:
Materi al isolasi v
max
v
mi n
Paraffi n
Silicon rubber
Gel as, mi ka
110
o
100
o
0
o
95
o
90
o
0
o
Gambar 6.2-7 Sudut Kontak Material Isolasi
a) dengan tetesan bergerak
b) drop dengan sudut kontak > 90
o
18
(misalnya air pada PTEE)
v = arah gerak / kecepatan
Mat erial -mat erial i norganik seperti porseli n dan kaca, memil iki
resist ansi terhadap alkali dan asam (kecuali t erhadap asam hidrofluori c);
sedangkan materi al organi k sangat rentan terhadap asam oksida, al kal i dan
hidrokarbon. Untuk mat eri al isol asi yang digunakan di l uar ruangan, l apisan-
lapi san polusi basah dapat diuraikan dengan menggunakan t ekanan elektri k
dan panas sehi ngga menghasilklanm zat kimia t ertentu yang jika berint eraksi
dengan cahaya, oksigen, ozon, panas dan radi asi UV, akan menyebabkan
kerusakan pada mat erial isolasi.