You are on page 1of 6

LAPORAN REFLEKSI KASUS

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Disusun Oleh : Henny Puspita Adi 09711305

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2014

FORM REFLEKSI KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Nama Dokter Muda Stase : Henny Puspita Adi : Ilmu Kesehatan Masyarakat NIM : 09711305

Identitas Pasien Nama / Inisial Umur Jenis kelamin : Tn. D : 45 Tahun : Laki-laki

Jenis Refleksi : lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib) a. Ke-Islaman* b. Etika/ moral c. Medikolegal d. Sosial Ekonomi e. Aspek lain

Form uraian 1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ). Saat melakukan Survey Mawas Diri di dusun Kendal Sari, seorang warga mengeluhkan bahwa dikampungnya sering mencium bau limbah dari peternakan babi tetangganya. Menurutnya bau tidak enak ini sudah lama dikeluhkan warga kepada sang pemilik peternakan, namun saat itu belum ada solusi dari pihak peternakan. Sampai akhirnya warga melaporkan kasus ini kepada kepala kelurahan. Untuk menggali informasi lebih lanjut saya mengunjungi lokasi peternakan babi tersebut, namun sang pemilik tidak ada ditempat dan para karyawan tidak bersedia memberikan informasi. Akhirnya saya menggali informasi lebih lanjut kepada pak Reynaldi selaku kepala kelurahan Nglorog. Beliau menuturkan bahwa sudah ada kesepakatan bahwa limbah dari peternakan ini tidak dibuang ke sungai sehingga menganggu kegiatan warga sekitar. Namun setelah menggali informasi lebih lanjut dari warga didapatkan fakta bahwa kesepakatan dengan kepala Kelurahan tersebut belum dijalankan. Pak Reynaldi menuturkan bahwa jika sang pemilik masih tidak mengindahkan kesepakatan tersebut maka untuk perpanjangan ijin peternakan tersebut mungkin akan

dipersulit.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus Pemilihan kasus ini dijadikan refleksi karena saya merasa tertarik dengan masalah keberadaan peternakan babi di lingkungan kelurahan Nglorog. jamban keluarga dan sumber air bersih yang memang menjadi satu kesatuan dalam rangka menerapkan program PHBS di lingkup rumah tangga. Derajat kesehatan memang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan, namun faktor lingkungan dan perilakulah yang mempunyai kontribusi sangat besar terhadap kualitas derajat kesehatan. Sehingga untuk perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan tetapi perlu memperhatikan juga perbaikan pada lingkungan. Penerapan PHBS di lingkup rumah tangga tidak hanya semata-mata dapat mencegah risiko terjadinya suatu penyakit, tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas anggota keluarga dan pengeluaran biaya dapat dialihkan untuk pemenuhan gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan.

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai * *pilihan minimal satu Semakin banyak penduduk maka pemukiman akan semakin rapat dan padat dan lahan juga menjadi terbatas. Hal ini akan berpengaruh terhadap pembuatan saluran limbah sehingga tak jarang sumur gali dibuat hanya berjarak sekitar tiga sampai empat meter dari septic tank. Perpaduan tersebut pada akhirnya akan membuat air sumur warga mudah terkontaminasi bakteri dari septic tank. Dalam aturan kesehatan lingkungan memang dinyatakan jarak terbaik septic tank dan sumur adalah sekurangnya sepuluh meter dimana jarak tersebut dihitung berdasarkan usia harapan hidup bakteri dari feses selama tiga hari serta kecepatan aliran air dalam tanah yang rata-rata sekitar tiga meter per hari sehingga dari perhitungan tersebut bakteri diperkirakan sudah mati dalam jarak sembilan meter. Maka dari itu jarak sepuluh meter dianggap sebagai jarak yang relatif aman. Sehingga warga berpikiran dengan keberadaan sumber air yang berjarak sepuluh meter dari septic tank maka sumber air bersih mereka tidak akan tercemari dengan resapan air limbah

manusia (tinja) yang berasal dari septic tank. Namun sebenarnya untuk kerawanan pencemaran sendiri utamanya terjadi pada sumur galian, karena tinggi permukaan air hampir sama atau lebih rendah dari kedalaman septic tank. Padahal idealnya permukaan air harus lebih tinggi dibandingkan septic tank. Jadi jika dikaitkan dengan kasus di atas dimana terjadi masalah sosial karena keberadaan septic tank tetangga berjarak dekat dengan sumur galiannya, hal tersebut mungkin tidak terlalu menjadi persoalan apabila pembangunan septic tank tetangga dibuat lebih rendah dari sumur galian miliknya. Sebagaimana di dalam salah satu wacana disebutkan bahwa dengan kepadatan penduduk dan padatnya pemukiman bukan berarti membuat peluang pencemaran air sumur milik warga menjadi semakin besar. Terkait kasus diatas mungkin diperlukan partisipasi aktif masyarakat dengan cara melibatkan lintas sektoral seperti perangkat desa misalnya agar mencapai lingkungan sehat seperti yang diharapkan Indonesia Sehat 2010.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai Sebagai makhluk sosial, manusia butuh bersosialisasi. Di lingkungan terdekat, manusia hidup berdampingan dengan tetangganya. Dalam ajaran islam, tetangga memiliki peran dan arti penting dalam kehidupan seorang muslim. Allah swt memerintahkan hanbaNya untuk berbuat baik kepada tetangga dekat dan jauh, sebagaimana yang disebutkan dalam surah An-Nisaa ayat 36: Dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, karib kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, serta tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh. Nabi Muhammad SAW bersabda:

Sebaik-baik sahabat di sisi Allah, orang yang paling baik (perilakunya) bagi sahabatnya dan sebaik-baik tetangga adalah orang yang baik (akhlaknya) terhadap tetangganya. Ya, tetangga adalah seluruh orang yang tinggal berdampingan dengan kita, siapapun dia. Islam menempatkan posisi tetangga pada tempat yang tinggi dan terhormat. Di dalam islam tetangga adalah sosok yang memiliki hak yang wajib untuk ditunaikan dan kehormatan yang wajib dijaga. Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma berkata, Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya ia berkata baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya ia memuliakan tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir,

maka hendaknya ia memuliakan tamunya. Hadits ini mengandung arti bahwa telah menjadi kelaziman bagi orang-orang yang komitmen terhadap syariat Islam untuk senantiasa menghormati dan memuliakan tetangga dan tamunya. Hal tersebut merupakan indikasi akan kedudukan dan hak tetangga serta kewajiban untuk senantiasa memelihara dan menjaga hak-hak mereka. Sebaliknya, menyakiti tetangga adalah suatu kejahatan yang sangat diharamkan dalam Islam. Bahkan dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa Allah SWT melaknat orang-orang yang mengganggu dan menyakiti tetangganya. Diriwayatkan oleh Abu Syuraih dari Rasulullah SAW. Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman. Ditanyakan kepada beliau,siapa orang itu wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab Mereka itu adalah orang-orang yan tetangganya tidak merasa aman dengan gangguannya. (HR Bukhari). Dalam realita sangat disayangkan masih banyak kita temukan orang-orang yang sering menyakiti tetangganya, misalnya membiarkan aliran air dari rumahnya merembes ke halaman rumah tetangga dengan membawa bau yang tidak sedap, membuang sampah di depan rumah tetangganya dan berbagai fenomena buruk lainnya. Ibnu rajab Rahimahullan berkata, Madzhab Imam Ahmad dan Malik menyatakan bahwa seorang itu diharamkan melakukan tindakan terhadap kepemilikannya sendiri, namun bersinggungan dengan hak tetangganya. Salah satu contohnya menanam pohon yang cabanganya masuk ke dalam halaman tetangga sehingga menggangu atau menggali sumur yang menyerap air dari wilayah tetangganya. Pada intinya seluruh jenis gangguan adalah haram. Karena itu hendaknya kita senantiasa bertakwa kepada Allah dengan berupaya sebisa mungkin memberikan manfaat kepada saudara kita dan mencegah kemudharatan yang bisa menimpa mereka. Allah berfirman: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al-Maaidah:2)

Umpan balik dari pembimbing

TTD Dokter Pembimbing

TTD Dokter Muda

-----------------------------------

------------------------------

You might also like