You are on page 1of 57

1. 2. 3. 4. 5. 6.

7. 8. 9. 10. 11. 12.

TBC infeksi kronis menular (msh tetap mrp

masalah kesehatan masyarakat di dunia


1/3 penduduk dunia terinfeksi TBC. Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB

baru dan 3 juta kematian akibat TB diseluruh dunia.


kematian wanita akibat TB > kematian karena

kehamilan, persalinan & nifas. 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia negara-negara berkembang.

peringkat 3

SKRT tahun 2001, TB ranking ketiga penyebab kematian

Insidens TB didunia (WHO, 2004)

Kasus TBC di NTB diperkirakan 6000 kasus


Ditemukan 3000 kasus. 2008 3.138 orang 2009 3.066 orang

Faktor penyebab utama meningkatnya beban masalah

TB di NTB
Kemiskinan Kegagalan program TB Perubahan demografi

Dampak pandemi HIV


Tingkat pengetahuan thp TB keberhasilan program-

program TB

Bagaimanakah pengetahuan, sikap, serta perilaku responden tentang penyakit TB Paru terhadap keberhasilan pengobatan TB di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Narmada?

Tujuan Umum
Mengetahui pengetahuan, sikap, serta perilaku

responden tentang penyakit TB Paru terhadap keberhasilan pengobatan TB di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Narmada.
Tujuan Khusus
Dapat mengidentifikasi faktor keberhasilan Pengobatan

TB di Puskesmas Narmada.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

informasi tentang pengetahuan, sikap, serta perilaku responden tentang penyakit TB Paru.
Bahan pertimbangan untuk melakukan evaluasi

program TB di Puskesmas Narmada sehingga dapat melakukan upaya-upaya guna mencapai target-target indikator keberhasilan program TB di Puskesmas Narmada.

II.1 KONSEP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN

PERILAKU II.2PROFIL PUSKESMAS PERAWATAN NARMADA II.3TUBERKULOSIS

II.2.1 Pengetahuan

II.2.2 Perilaku
Lawrence Green pada tahun (1980)

melalui teori determinan perilaku mengatakan bahwa perilaku masyarakat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
Predisposing factors atau faktor

Tahu Memahami Aplikasi Analisa Sintesis Evaluasi

pengetahuan

Pendidi kan Usia Pengala man

Menurut Notoatmodjo tahun 1993

predisposisi seperti pendidikan, nilai, adat istiadat, budaya, dan lain-lain. Enabling factors atau faktor pendukung seperti ketersediaan sumber dan fasilitas. Reinforcing factors atau faktor pendorong seperti dukungan petugas dan kebijakan pemerintah.

Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara

tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi.


perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman,

pengetahuan, intensitas perasaan, dan juga situasi lingkungan serta pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat mempengaruhi sikap dan tindakannya (Purwanto, 2007).

Puskesmas Perawatan Narmada merupakan salah satu

Puskesmas yang terletak di Kecamatan Narmada, terletak sekitar 12 km sebelah timur Kota Mataram, yaitu di Jl. Ahmad Yani Narmada Kabupaten Lombok Barat, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Sedau Kecamatan Narmada Sebelah Barat : Wilayah kerja Puskesmas Cakranegara Kecamatan Cakranegara Sebelah Utara : Wilayah kerja Puskesmas Lingsar Kecamatan Lingsar Sebelah Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Kediri Kecamatan Kediri

desa dasan tereng desa gerimax desa sembung desa badrain desa tanak beak desa batu kuta desa kerama jaya desa lembuak desa nyurlembang

Luas wilayah kerja Puskemas Narmada yaitu 19,21 km2 Melayani 44.956 jiwa penduduk

N o

Luas Desa Wilayah (km2) 1,64 1,59 1,63

Jumlah Dusun 9 6 4

Jumlah Penduduk 3806 4360 3381

Jumlah KK 1104 1294 989

Rata-rata Jiwa/KK 3,4 3,4 3,4

Kepadatan Penduduk/km
2

1 Sembung 2 Badrain 3 Batu Kuta 4 Kerama Jaya 5 Tanak Beak 6 Nyurlembang 7 Lembuak 8 Dasan Tereng

2320 2742 2074

1,01
3,21 1,83 3,3 1,77 3,23
terbanyak terkecil

5
7 4 10 6 4

4385
5403 3676 9429 6012 4504

1312
1634 1064 2646 1725 1274

3,3
3,3 3,5 3,6 3,5 3,5

4341
1683 2008 2857 3396 1394

9 Gerimax Indah
Keterangan :

Distribusi pekerjaan

Distribusi pendidikan

pertanian lain-lain

perdagangan, angkutan, jasa, industri, konstruksi, dan pertambangan dan penggalian

mengenyan pendidikan tidak mengenyan pendidikan

Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan

Masyarakat Kesehatan Lingkungan Upaya Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Perorangan Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Perbaikan Gizi Masyarakat

Definisi TB paru menurut WHO adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium Tuberculosis complex. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

Faktor Umur Faktor Jenis Tingkat pendidikan Pekerjaan Kebiasaan merokok Kepadatan hunian kamar tidur Pencahayaan Ventilasi Kondisi rumah Status gizi Kelmbaban udara Status sosial ekonomi Prilaku

Alur diagnosa TB

Penatalaksanaan TB meliputi penemuan pasien dan pengobatan

yang dikelola dengan menggunakan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course :

Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci (Depkes RI, 2008)


Komitmen politis Pemeriksaan dahak mikroskopis yg terjamin mutunya. Pengobatan jangka pendek yg standar bagi semua kasus TB dgn

tatalaksana kasus yg tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan. Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan.

Perencanaan
dilakukan oleh semua unit di setiap tingkat didasarkan

pada besarnya masalah, kondisi daerah serta kemampuan sumber daya setempat (Depkes RI, 2008).
Pemantauan dan evaluasi program TB
pemantauan dilakukan dengan menelaah laporan,

pengamatan langsung dan wawancara dengan petugas pelaksana maupun dengan masyarakat sasaran. Evaluasi dilakukan setelah suatu jarak-waktu (interval) lebih lama, biasanya setiap 6 bulan s/d 1 tahun

Indikator untuk menilai kemajuan atau keberhasilan

penanggulangan TB secara Nasional ada 2 yaitu :

Angka penemuan pasien baru TB BTA positif (case Detection

Rate = CDR) Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate = SR)

Disamping itu ada beberapa indicator proses untuk

mencapai indicator Nasional tersebut di atas, yaitu :


Angka Penjaringan Suspek Proporsi Pasien TB Paru BTA positif diantara Suspek yang

diperiksa dahaknya Proporsi Pasien TB Paru BTA positif diantara seluruh pasien TB paru Proporsi pasien TB anak diantara seluruh pasien Angka Noifikasi Kasus (CNR) Angka Konversi Angka Kesembuhan Angka Kesalahan Laboratorium

Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian


Penelitian akan dilakukan di wilayah kerja puskesmas perawatan

Narmada.

Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan september 2011.

Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah semua penderita TB paru di

wilayah kerja puskesmas Narmada yang telah menjalani terapi selama minimal 6 bulan periode januari 2010 sampai Desember 2010. Penderita TB yang memenuhi kriteria tersebut berjumlah 70 orang. Jumlah tersebut juga akan menjadi sampel penelitian.

Definisi Operasional

Pengetahuan
Segala sesuatu yang terkait dengan TB yang diketahui dan

dimengerti yang didapatkan dari proses penglihatan, pendengaran dan lain-lain (Depkes, 2006).

Sikap responden
Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu

terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi, yang merupakan penentu yang sangat penting dalam tingkah laku manusia (Purwanto, 2007).

Perilaku responden
Kegiatan atau aktivitas yang menyebabkan seseorang

mempunyai risiko terserang TB.

Sikap tenaga kesehatan


Penilaian responden terhadap tanggapan atau reaksi tenaga

kesehatan kepada responden selama menjalani pengobatan TB.

Infeksi TB
Infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri mycobacterium

tuberkulosis.

Penderita TB
Pasien TB paru yang telah dibuktikan secara mikroskopis

atau didiagnosis oleh dokter dan telah mendapat pengobatan lengkap selama 6 bulan.

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi
Semua penderita TB di wilayah kerja puskesmas Narmada

yang telah menjalani pengobatan dasar TB selama 6 bulan dalam periode januari 2010 sampai desember 2010. Berusia 18 tahun atau lebih saat dilakukan penelitian. Bersedia menjadi sampel penelitian.

Kriteria Eksklusi
Tidak berada di tempat saat diadakan penelitian.

Instrumen dan Prosedur Penelitian


Penelitian ini akan menggunakan kuesioner sebagai alat

untuk mengumpulkan data.


Setiap penduduk yang akan dijadikan sampel penelitian

akan diberikan kuesioner yang akan diisi, dengan sebelumnya diberikan pengarahan dan petunjuk mengenai cara pengisian kuesioner tersebut.
Kuesioner penelitian diadaptasi dari kuesioner yang

pernah digunakan pada beberapa penelitian di daerah lain di Indonesia.

Pengolahan dan Analisis Data


Metode analisa yang akan digunakan adalah analisis

deskriptif berupa nilai rerata yang digunakan untuk menjelaskan karakteristik penduduk yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap TB.
Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel.

Karakteristik responden

Pengetahuan responden terhadap TB


Sikap responden terhadap TB Perilaku responden

PSikap petugas kesehatan


Sumber Informasi Pengobatan TB

Pengetahuan, sikap dan perilaku responden

dengan sikap tenaga kesehatan.

usia

Jenis kelamin
laki-laki

perempuan

15-24 thn
45-55 thn

24-34 thn
55-64 thn

35-44 thn
>64 thn

Tingkat pendidikan responden

Mata Pencaharian Responden

tidak sekolah/tidak tamat SD lulus SD lulus SLTP lulus SLTA lulus S1/D3

petani/buruh swasta PNS ibu rumah tangga tidak bekerja

Penghasilan <Rp.100.000,00 Rp.100.000,00 - Rp.250.000,00

Jumlah % 6 2 10,71 3,57

Rp.250.000,00 - Rp.500.000,00
Rp.500.000,00 - Rp.1.000.000,00 Rp.1.000.000,00 - Rp.5.000.000,00 Total

8
21 19 56

14,29
37,50 33,93 100

Tabel Distribusi pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tingkat Pengetahuan

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Total

Jumlah % 4 0 28 32 12,5 0 87,5 100

Jumlah % 3 0 21 24 12,5 0 87,5 7 0 49 12,5 0 87,5 100

Baik Cukup Kurang Total

42,86 56

Khan (2006) di Pakistan. Pada penelitian tersebut, sebagian besar pasien TB memiliki pengetahuan yang kurang.

Jika dilihat dari persentase, maka berdasarkan jenis kelamin tidak terdapat perbedaan antara jumlah responden dengan pengetahuan baik dan kurang.

Wang (2008). Pada penelitian yang dilakukan di daerah pedesaan Cina (laki-laki>perempuan)
Perbedaan jumlah sample Tidak dilakukan penyuluhan > Mencari perawatan di layanan perifer

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan


Tingkat Pengetahuan Pendidikan Baik Jumlah Tidak Sekolah/tidak % Cukup Jumlah % Kurang Jumlah % Total %

tamat SD
Lulus SD Lulus SLTP Lulus SLTA Lulus S1/D3 Total

1
1 1 2 2 7

1,79
1,79 1,79

0
0 0

0
0 0 0 0 0

22
12 5 8 2 49

39,29
21,43 8,93 14,29 3,57 87,5

23
13 6 10 4 56

41,07
23,21 10,71 17,86 7,14 100

3,57 0 3,57 0 12,5 0

31 Laki-laki 24 perempuan

positif

negatif

Hampir semua responden menunjukkan sikap positif Tidak terdapat perbedaan yang besar antara sikap yang ditunjukkan responden laki-laki dan responden perempuan.

Johanssen (1996) di negara Vietnam (responden memiliki sikap negatif thd TB)
stigma masyarakat terhadap TB

Purwanto (2007), lingkungan mempengaruhi sikap

Tabel Distribusi perilaku Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Responden Total Perilaku Laki-laki Perempuan jumlah % jumlah % jumlah % Baik cukup Kurang Total 6 0 26 32 18,75 0 81,25 100 2 0 22 24 8,33 0 91,67 100 8 0 48 56 14,29 0 85,71 100

banyak responden laki-laki mempunyai perilaku yang baik

Erawatyningsih dkk (2009) tidak ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin terhadap ketidakpatuhan berobat (nilai korelasi parsial sebesar 1,000 dengan p=0,323, p > 0,05)

sikap petugas kesehatan dinilai berdasarkan penilaian responden

positif negatif

Hasil yang berbeda didapatkan oleh Hashim (2003) di Irak 54,8% petugas kesehatan menunjukkan sikap dan perilaku yang negatif.
Lama kerja usia Sikap & prilaku

Hasil yang tidak jauh berbeda didapatkan oleh

Nurmala (2002) pada penelitian yang dilakukan di Medan. Perbedaan hasil ini kemungkinan disebabkan karena perbedaan responden.
Pada penelitian Hashim (2003) di Irak, sikap responden

dinilai dari penilaian peneliti terhadap responden sedangkan penelitian di Narmada dan di Medan menggunakan penilaian responden untuk menilai sikap petugas kesehatan.

Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan, Internet Petugas Kesehatan, Internet, Majalah Petugas Kesehatan, Keluarga

Petugas Kesehatan, Poster


Petugas Kesehatan, Sekolah Petugas Kesehatan, TV

Petugas Kesehatan, TV, Koran


Petugas Kesehatan, TV, Radio Petugas Kesehatan, TV, Spanduk

Hasil yang sama juga didapatkan oleh Hashim (2003)

pada pasien TB di Irak


Penelitian lain yang dilakukan oleh Manalo di Filipina

juga mendapatkan hasil yang sama


Mushtaq (2011) di Pakistan, Pengetahuan responden

daerah perkotaan > responden di wilayah pedesaan

Tabel Persentase keberhasilan pengobatan

Keberhasilan Pengobatan Sembuh Pengobatan Lengkap Failure Defaulter Relaps Total

Jumlah % 30 53,57 25 44,64 0 0,00 0 0,00 1 1,79 56 100

Pada penelitian ini, didapatkan


satu responden yang menganggap sikap petugas

kesehatan negatif, sedangkan yang lainnya positif.


Responden yang menilai sikap petugas kesehatan

negatif tersebut memiliki pengetahuan kurang, sikap positif dan perilaku yang juga kurang.

Meskipun responden memiliki pengetahuan, sikap dan

perilaku yang kurang, namun responden tetap menganggap petugas kesehatan memiliki sikap yang positif.
Responden mengaku petugas kesehatan selalu

memberikan informasi terkait TB.

Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Nurmala (2002) di Medan. pengetahuan responden ~sikap tenaga kesehatan menurut responden (pengetahuan responden menunjukkan hasil baik yang diikuti dengan sikap positif tenaga kesehatan).

Perbedaan ini mungkin disebabkan perbedaan tekhnik pemberian penyuluhan. Perbedaan kriteria sample (penelitian tsb juga menggunakan keluarga dan orang dekat lain seperti teman untuk membantu memberikan informasi terkait TB).

Hubungan interpersonal antara pasien & petugas kesehatan memiliki peranan penting dlm mengubah pengetahuan & perilaku pasien.

Komunikasi mrp hal penting untuk membangun kepercayaan interpersonal tsb. Keluarga & teman sebaya sgt berpengaruh thd perilaku pasien.
Seperti telah disebutkan, perilaku seseorang sgt dipengaruhi oleh pengetahuan (CDC, 2010).

You might also like