Laporan Fencana InI merupakan tahap akhIr darI proses penyusunan EvaluasI dan FevIsI Fencana Tata Fuang WIlayah Kabupaten 8arIto Kuala yang dIlaksanakan pada Tahun Anggaran 2002/200J dengan kerjasama antara Konsultan C7. Cambar Konsultan dengan PemerIntah 0aerah Kabupaten 8arIto Kuala. |aterI Fencana yang dIrumuskan dalam laporan InI merupakan penyempurnaan darI laporan Fancangan Fencana, setelah sebelumnya dIlakukan pembahasan dalam forum dIskusI dengan tIm teknIs, semInar dengan InstansI terkaIt dan tokoh masyarakat/0PF0. 0engan demIkIan 8uku Fencana Tata Fuang WIlayah Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2002\2012 InI sebagaI penggantI darI FTFW Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 19912001 yang dIsusun pada tahun 1991/1992. 0engan demIkIan 8uku Fencana Tata Fuang WIlayah Kabupaten 8arIto Kuala 2002 2012 InI dIgunakan sebagaI pedoman bagI PemerIntah 0aerah dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalIan pembangunan dI daerah, khususnya dalam mengoperasIonalkan rencana pemanfaatan ruang yang telah dIsusun untuk membentuk wajah ruang wIlayah yang teratur, aman, tertIb, serasI dan berwawasan lIngkungan. Kepada semua pIhak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Fencana InI, baIk dalam pemberIan InformasI/data, krItIk, saran dan koreksInya dalam perbaIkan buku InI dIucapkan terIma kasIh.
harabahan, haret 2003
PemerIntah Kabupaten 8arIto Kuala
KATA PENGANTAR
2 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Halaman Kata Pengantar I 0aftar stIlah IIIII 0aftar sI IvvII 0aftar Tabel 0aftar Peta
8A8 PEN0AHULUAN 1.1. Latar 8elakang 1.2. |aksud dan Tujuan 1.J. PengertIan 1.4. Fuang LIngkup Pekerjaan 1.4.1. Fuang LIngkup WIlayah Perencanaan 1.4.2. Fuang LIngkup Fencana 1.5. SIstematIka Pembahasan 1 1 1
2
J 4
8A8 KNEFJA FENCANA TATA FUANC WLAYAH KA8UPATEN 8AFTD KUALA TAHUN 1991
2.1. Kesahan FTFWK Kabupaten 8arIto Kuala 2.1.1. Kelengkapan dan Keabsahan 0ata 2.1.2. |etode dan AnalIsa 2.1.J. Perumusan Konsep dan StrategI Pemanfaatan Fuang 2.1.4. Produk Fencana Tata Fuang WIlayah 2.1.5. Prosedur Penyusunan FTFW 2.1.6. KesImpulan AkhIr 2.2. Perubahan Faktor Eksternal 2.2.1. Peraturan dan Fujukan 8aru 2.2.2. KebIjaksanaan Pembangunan 2.2.J. Perubahan 0InamIs AkIbat KebIjaksanaan dan Pertumbuhan 2.2.4. KesImpulan AkhIr 2.J. PenyImpangan FTFW 2.J.1. SImpangan 0alam Pemanfaatan Fuang 2.J.2. SImpangan 0alam PengendalIan Pemanfaatan FTFW 2.J.J. KesImpulan AkhIr 2.4. TIpologI EvaluasI
1 1 2 4 4 5 6 6 6 7 7 8
8 9 9 9
8A8 KAFAKTEFSTK WLAYAH KA8UPATEN 8AFTD KUALA J.1. FIsIk 0asar J.1.1.KetInggIan J.1.2.JenIs Tanah J.1.J.Kemampuan Tanah J.1.4. KlImatologI J.1.5.HIdrologI J.1.6.8ahan CalIan dan Tambang 1 1 1 1 4 4 6 DAFTAR ISI
3 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
J.1.7.WIlayah Peka 8encana Alam dan WIlayah KrItIs J.1.8.Penggunaan Lahan J.2. Perkembangan FungsI Kawasan J.2.1.Pola Perkembangan Kawasan PermukIman J.2.2.Pola Perkembangan Kawasan PertanIan J.2.J.Pola Perkembangan Kawasan PerIkanan J.2.4.Pola Perkembangan Kawasan Peternakan J.2.5.Pola Perkembangan Kawasan ndustrI J.2.6.Pola Perkembangan Kawasan Hutan J.2.7.Pola Perkembangan Kawasan ParIwIsata J.2.8.Pola Perkembangan Kawasan Pertambangan J.2.9.Pola Perkembangan Kawasan 0esa TertInggal J.J. Kependudukan dan SosIal J.J.1.Jumlah dan Perkembangan Penduduk J.J.2.Kepadatan Penduduk J.J.J.Ketenagakerjaan J.J.4.KarakterIstIk SosIal J.4. PerekonomIan WIlayah J.5. SIstem TransportasI WIlayah J.5.1.SIstem TransportasI 0arat J.5.2.SIstem TransportasI SungaI J.6. FasIlItas J.6.1.PendIdIkan J.6.2.Kesehatan J.6.J.Perdagangan dan Jasa J.6.4.PerIbadatan J.6.5.FekreasI dan Dlahraga J.7. UtIlItas J.7.1.JarIngan AIr |Inum J.7.2.JarIngan LIstrIk J.7.J.JarIngan TelekomunIkasI J.7.4.rIgasI J.8. Kelembagaan 0aerah
6 6 7 7 7 12 1J 14 15 16 16 17 17 17 18 19 19 22 24 24 25 26 26 26 27 27 28 29 29 J0 J0 J1 J1 8A8 7 KE8JAKAN PE|8ANCUNAN 0AN PENATAAN FUANC 4.1. KebIjaksanaan Fencana Tata Fuang PropInsI KalImantan Selatan 4.2. Fencana Umum Tata Fuang Kawasan Perkotaan 8anjarmaskuala 4.J. Fencana Pengembangan Kawasan Perkotaan 8anjarmasIn Faya (Creater) 4.4. KebIjaksanaan Pembangunan Kabupaten 8arIto Kuala
71 78
716 718 8A8 7 KDNSEP 0AN STFATEC PENCE|8ANCAN WLAYAH 5.1. Konsep dan StrategI Pengembangan Struktur Tata Fuang WIlayah 5.2. Konsep dan StrategI Penataan Kawasan LIndung 5.J. Konsep dan StrategI Pengembangan Kawasan 8udIdaya 5.4. Konsep dan StrategI Pengembangan WIlayah PrIorItas 5.5. Konsep dan StrategI Pengembangan EkonomI 5.6. Konsep dan StrategI Pemenuhan Kebutuhan 0asar
71 74 76 77 77 71J 8A8 7 FENCANA TATA FUANC WLAYAH KA8UPATEN 8AFTD KUALA 6.1. Fencana Penetapan Kawasan LIndung 71 4 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
6.1.1.Kawasan Cagar Alam a. Fencana Pengembangan Kawasan 8udIdaya 6.2.1.Kawasan PermukIman 6.2.2.Kawasan PertanIan 6.2.J.Kawasan PerIkanan 6.2.4.Kawasan Tanaman Tahunan/Perkebunan 6.2.5.Kawasan Peternakan 6.2.6.Kawasan ParIwIsata 6.2.7.Kawasan ndustrI 6.2.8.Kawasan Hutan 6.2. Fencana Penetapan Pusat-Pusat PermukIman 6.J.1.HIrarkI KotaKota 6.J.2.FungsI KotaKota 6.J.J.KebIjaksanaan Pengembangan I. Fencana Kependudukan 1. Fencana Pengembangan WIlayah PrIorItas a. Fencana Pengembangan SIstem TransportasI 6.6.1.TransportasI Jalan Faya 6.6.2.TransportasI SungaI I. Fencana PenyedIaan FasIlItas 6.7.1.Perumahan 6.7.2.FasIlItas PendIdIkan 6.7.J.FasIlItas Kesehatan 6.7.4.FasIlItas PerIbadatan 6.7.5.FasIlItas Pelayanan Umum 6.7.6.FasIlItas Fuang Terbuka HIjau dan Dlahraga 6.7.7.FasIlItas Perdagangan dan Jasa 1. Fencana Pengembangan SIstem UtIlItas 6.8.1.KelIstrIkan 6.8.2.TelekomunIkasI 6.8.J.AIr 8ersIh 6.8.4.0raInase 6.8.5.Persampahan 6.8.6.JarIngan rIgasI 72 74 74 75 76 77 77 78 79 79 710 710 71J 714 716 716 719 719 721 721 72J 72J 724 724 724 725 725 725 725 726 726 727 727 727
8A8 7 KETENTUAN PE|ANFAATAN FUANC 7.1. ndIkasI Program 7.2. JenIs Program 7.J. PrIorItas Program 7.4. LokasI Program 7.5. Sumber PembIayaan 7.6. Penanggung Jawab 7.7. Pedoman Umum Penetapan Pemanfaatan Fuang 7.8. Pengembangan SIstem nsentIf dan 0IsInsentIf
71 71 72 7J 74 75 710 710 8A8 7 KETENTUAN PENCEN0ALAN PE|ANFAATAN FUANC a. Pemanfaatan Fuang 8.2. Pemantauan dan PengendalIan Pemanfaatan Fuang 8.J. KegIatan Pengawasan 8.4. KegIatan PenertIban 8.5. PembIayaan Pelaksanaan dan PengendalIan Pemanfaatan Fuang 71 71 72 7J 75 5 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
8A8 X P E N U T U P 9.1. Ketentuan Fencana Tata Fuang 0I Kawasan Perkotaan, Perdesaan dan Kawasan Tertentu 9.2. LegalItas Fencana Tata Fuang 9.J. Ketentuan EvaluasI dan PenInjauan KembalI 9.4. TIndak Lanjut
X1 X1 X1 X2
6 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Hala man
Tabel 2.1. PenIlaIan KrIterIa Kesalahan FTFWK 8arIto Kuala Tahun 19912001 8erdasarakan ndIkator Kelengkapan dan Keabsahan 0ata
J Tabel 2.J. PenIlaIan KrIterIa Kesalahan FTFW 8erdasarkan ndIkator Perumusan Konsep dan StrategI Pemanfaatan Fuang
4 Tabel 2.4.
Tabel J.1.
Tabel J.2. Tabel J.J.
Tabel J.4. Tabel J.5.
Tabel J.6. Tabel J.7. CrafIk J.1.
Tabel J.8. Tabel J.9.
Tabel J.10. Tabel J.11. Tabel J.12. Tabel J.1J.
Tabel J.14. Tabel J.15. Tabel J.16. Tabel J.17.
Tabel J.18. Tabel J.19.
Tabel 6.1. Tabel 6.2. PenIlaIan KrIterIa Kesalahan FTFW 8erdasarkan ndIkator Produk Fencana Tata Fuang WIlayah Luas Panen dan ProduksI PertanIan Tanaman Pangan Tahun 2000 dI Kabupaten 8arIto Kuala ProduksI Perkebunan Tahun 2000 dI Kabupaten 8arIto Kuala ProduksI kan |enurut JenIs 8udIdaya Tahun 2000 dI Kabupaten 8arIto Kuala PopulasI Ternak Tahun 2000 dI Kabupaten 8arIto Kuala 8anyaknya Perusahaan ndustrI 8esar dan |enengah dI Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 Luas Hutan |enurut FungsI Tahun 2000 dI Kabupaten 8arIto Kuala Jumlah 0esa TertInggal dI Kabupaten 8arIto Kuala Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 1996 2000 Kepadatan Penduduk Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 KomposIsI Penduduk 8erdasarkan Ketenagakerjaan dI Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 KarakterIstIk SosIal Penduduk dI Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 P0F8 |enurut Lapangan Usaha Atas 0asar Harga 8erlaku P0F8 |enurut Lapangan Usaha Atas 0asar Harga Konstan Panjang Jalan |enurut JenIs Permukaan dan Kelas Jalan dI Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 0IstrIbusI FasIlItas PendIdIkan dI Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 0IstrIbusI FasIlItas Kesehatan dI Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 0IstrIbusI FasIlItas PerIbadatan dI Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 nventarIsasI Sarana PenyedIaan AIr 8ersIh dI Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 nventarIsasI KelIstrIkan 0esa dI Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 Panjang Saluran rIgasI dan Luas Sawah yang dIalIrI dI Kabupaten 8arIto Kuala Fencana Pemanfaatan Fuang dI FIncI per Kecamatan Tahun 2012 0IstrIbusI dan Kepadatan Penduduk Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2007 dan 2012
5
10 11
1J 14
15 16 17
18 19 20
21 2J 24
25 26 27 28
29 J0
J1 712
717
DAFTAR TABEL
7 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Hala man
Peta 1.1 DrIentasI WIlayah Perencanaan 6 Peta 2.1 Fencana Tata Fuang WIlayah Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 1991 2001 24 Peta 4.1 Fencana Penetapan Kawasan LIndung 7J Peta 4.2 Fencana Pengembangan Kawasan 8udIdaya 77 Peta 4.J SIstem Kotakota 711 Peta 4.4 Fencana Pengembangan JarIngan Jalan 718
DAFTAR PETA
8 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
1.1 LATAP ELAKANC Fencana tata ruang wIlayah merupakan salah satu wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang melaluI penataan pada sektor sektor penyusunan ruang Itu sendIrI. 8erdasarkan Undangundang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Fuang, bahwa rencana tata ruang berdasarkan hIrarkI terdIrI atas Fencana Tata Fuang WIlayah NasIonal (FTFWN), Fencana Tata Fuang PropInsI (FTFWP)dan Fencana Tata Fuang Kota/Kabupaten (rencana tata ruang kawasan perkotaan, rencana tata ruang kawasan perdesaan dan rencana tata ruang kawasan tertentu) sedangkan berdasarkan peraturan yang baru, yaItu Undangundang Nomor 22 Tahun 1999 tentang PemerIntahan 0aerah pasal 4 (1) : dclcm rcnykc pelckscnccn cscs desentrclscs dbentuk dcn dsusun dcerch propns, dcerch kcbupcten dcn dcerch kotc ycny berwencny dcn menyurus kepentnycn mcsycrckct setempct menurut prckcrsc sendr berdcscr csprcs mcsycrckct. (2) dcerch sebcycmcnc dmcksud pcdc cyct (1) mcsnymcsny berdr sendr dcn tdck mempunyc hubunycn hrcrk sctu scmc lcn. SehIngga untuk perencanaaan tata ruang yang ada dI kabupaten bukan merupakan penjabaran darI rencana tata ruang wIlayah propInsI tetapI merupakan sInkronIsasI darI rencana tata ruang yang ada dIwIlayah propInsI. 1.2 hAKSU0 0AN TUJUAN 8erangkat darI latar belakang yang telah dIuraIkan dIatas, maka kegIatan penyusunan rencana secara umum mempunyaI maksud dan tujuan sebagaI berIkut : 1) |erumuskan alternatIf pengembangan kawasan dengan menumbuhkembangkan potensI yang ada dan memInImalIsI berbagaI kendala yang ada serta antIsIpasI terhadap permasalahan yang mungkIn tImbul akIbat pengembangan kawasan. 2) |erumuskan konsepsI struktur tata ruang kabupaten dengan menggunakan pertImbangan pengelolaan secara terpadu yang terdIrI darI sumber daya manusIa, sumber daya alam, sumber daya buatan, fIsIk dan estetIka lIngkungan, kualItas tata ruang dan kemampuan pembIayaan pemerIntah daerah. J) |erumuskan strategI pengembangan tata ruang kabupaten, yang dIgunakan untuk menyusun struktur tata ruang yang dItuju serta rencana alokasI pemanfaatan ruang. 4) |erumuskan rencana pengembangan kawasan prIorItas, rencana tahapan pelaksanaan pembangunan dan kebIjaksanaan penunjang penataan ruang. 5) |erumuskan rencana umum tata ruang Kabupaten atas dasar konsepsI yang dIkembangkan dan strategInya untuk kurun waktu perencanaan (10 tahun) serta dItunjang oleh kebIjaksanaan penunjangnya (non spatIal) BAB I PENDAHULUAN
9 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
1.3 PENCEPTIAN |enurut UU Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Fuang, Fencana Tata Fuang WIlayah (FTFW) Kabupaten adalah : 1. FTFW Kabupaten merupakan penjabaran FTFW PropInsI ke dalam strategI pelaksanaan pemanfaatan ruang wIlayah Kabupaten, yang melIputI: Tujuan pemanfaatan ruang wIlayah Kabupaten untuk penIngkatan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan; Fencana struktur dan pola pemanfaatan ruang wIlayah Kabupaten; Pedoman pengendalIan pemanfaatan ruang wIlayah Kabupaten. 2. FTFW Kabupaten memuat : Pengelolaan kawasan lIndung dan kawasan budIdaya; Pengelolaan kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu; SIstem kegIatan pembangunan dan sIstem permukIman perdesaan dan perkotaan; penatagunaan tanah, penatagunaan aIr, penatagunaan udara, dan penatagunaan sumber daya alam laInnya, serta memperhatIkan keterpaduan dengan sumber daya manusIa dan sumber daya buatan. J. FevIsI FTFW Kabupaten merupakan suatu proses yang dIlakukan secara berkala agar Kabupaten selalu memIlIkI rencana tata ruang yang berfungsI sebagaImana dItetapkan dalam UU No. 24/1992 tentang Penataan Fuang dan menjadI pedoman untuk : Perumusan kebIjaksanaan pokok pemanfaatan ruang dI wIlayah kabupaten; |ewujudkan keterpaduan, keterkaItan, dan keseImbangan perkembangan antar wIlayah Kabupaten serta keserasIan antar sektor; Penetapan lokasI InvestasI yang dIlaksanakan PemerIntah dan atau masyarakat dI Kabupaten; Penyusunan rencana rIncI tata ruang dI Kabupaten; Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagI kegIatan pembangunan. Fencana Tata Fuang WIlayah Kabupaten menjadI dasar untuk penerbItan perIzInan lokasI pembangunan.
1.4 PUANC LINCKUP PEKEPJAAN 1.4.1. Puang LIngkup WIIayah Perencanaan WIlayah perencanaan InI adalah wIlayah Kabupaten dalam pengertIan geografIs, yaItu Kabupaten 8arIto Kuala PropInsI KalImantan Selatan yang terletak pada koordInat 2 0
29' 50" J 0 J0' 18" LS dan 114 0 20' 50" 114 0 50' 18" 8T. Sedang berdasarkan grId PropInsI KalImantan Selatan darI proyeksI UT| terletak pada koordInat X = 205.000 dan Y = 9.908.000 m pada Zone 5 0 LIntang Selatan, dengan batas admInIstrasI Kabupaten 8arIto Kuala, yaItu: 10 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Sebelah Utara : PropInsI KalImantan Tengah dan Kabupaten Hulu SungaI Utara Sebelah TImur : Kabupaten TapIn, 8anjar dan Kota 8anjarmasIn Sebelah Selatan : Laut Jawa Sebelah 8arat : PropInsI KalImantan Tengah. Luas wIlayah perencanaan adalah 2.J45,5J Km 2 , terbagI dalam 16 Kecamatan termasuk 2 (dua) kecamatan yang mengalamI pemekaran tahun 1997 dan terdIrI atas 19J desa dan 5 Kelurahan, yaItu : 1. Kecamatan Tabunganen 9. Kecamatan Tamban 2. Kecamatan |ekarsarI 10. Kecamatan AnjIr Pasar J. Kecamatan AnjIr |uara 11. Kecamatan Alalak 4. Kecamatan |andastana 12. Kecamatan 8elawang 5. Kecamatan Fantau 8adauh 1J. Kecamatan Cerbon 6. Kecamatan 8erambaI 14. Kecamatan 8akumpaI 7. Kecamatan |arabahan 15. Kecamatan Wanaraya 8. Kecamatan Tabukan 16. Kecamatan KurIpan Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada Peta 1.1 dan Peta 1.2. 1.4.2. Puang LIngkup Pencana LIngkup rencana adalah kegIatan penyempurnaan FUTFW Kabupaten 8arIto Kuala yang ada saat InI sesuaI dengan tIpologI revIsInya, yang mengacu pada beberapa rekomendasI yang dIhasIlkan darI tahap analIsIs, melIputI : 1. KebIjaksanaan dan StrategI Pengembangan Kawasan, melIputI perumusan strategI dan kebIjaksanaan : Pemantapan vIsI dan mIsI pengembangan kabupaten Tujuan pembangunan dan pengendalIan tata ruang kabupaten Pengembangan struktur pelayanan kabupaten Penentuan fungsI dan peranan kabupaten Pengembangan tata ruang kawasan lIndung dan kawasan budIdaya Pengembangan ekonomI wIlayah Pengembangan kegIatan domInan Pengelolaan sumber daya alam dan lIngkungan Pengembangan kependududkan Pengembangan transportasI Pengembangan prasarana wIlayah 2. Fencana Pemantapan Kawasan LIndung, melIputI : Kawasan yang memberIkan perlIndungan daerah bawahnya Kawasan perlIndungan setempat Kawasan suaka alam dan cagar budaya Kawasan pelestarIan alam Kawasan rawan bencana alam 11 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
J. Fencana Pengelolaan Kawasan 8udIdaya, melIputI : Kawasan hutan produksI Kawasan pertanIan Kawasan perIkanan Kawasan perkebunan Kawasan peternakan Kawasan perIndustrIan Kawasan permukIman Kawasan perdagangan dan jasa Kawasan transportasI Kawasan parIwIsata 4. Fencana Struktur Fuang Kabupaten, melIputI : Fencana struktur jarIngan jalan Fencana struktur kegIatan Fencana struktur dan fungsI pusat pelayanan (pusat SWP dan pusat pemukIman) 5. Fencana SIstem TransportasI, melIputI : Fencana sIstem transportasI jalan raya, melIputI : - Fencana pengembangan jarIngan, fungsI dan pengelolaan jalan - Fencana pengembangan dImensI jalan - Fencana pengembangan transportasI umum Fencana sIstem transportasI sungaI Fencana sIstem transportasI laut Fencana keterkaItan antar moda transportasI Fencana pengembangan sarana transportasI 6. Fencana SIstem UtIlItas, melIputI rencana sIstem pelayanan aIr bersIh, lIstrIk, telepon, aIr lImbah, draInase dan IrIgasI, dan persampahan. 7. Fencana Kependudukan, melIputI : rencana jumlah penduduk kabupaten, dIstrIbusI jumlah dan kepadatan penduduk kabupaten 8. Fencana Kawasan PrIorItas, melIputI : Kawasan terbelakang Kawasan krItIs yang perlu dIpelIhara fungsI lIndungnya Kawasan pertumbuhan cepat Kawasan yang berperan menunjang sektor strategIs Kawasan perbatasan 9. Ketentuan Pemanfaatan Fuang, melIputI : Pedoman umum penetapan pemanfaatan ruang (aspek legalItas) nstItusI pelaksanaan pembangunan kawasan (aspek kelembagaan) ndIkasI kemampuan pembIayaan pembangunan ndIkasI pentahapan pembangunan
12 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
10.Ketentuan PengendalIan Pemanfaatan Fuang, melIputI : Pelayanan umum penataan ruang SIstem pelaporan dan pemantauan 1.5 SISTEhATIKA PEhAHASAN Untuk mencapaI maksud dan tujuan darI penyusunan Laporan Fencana InI, maka sIstematIka pembahasan adalah sebagaI berIkut : A I PEN0AHULUAN 8ab InI menguraIkan tentang latar belakang dIperlukannya perumusan Fencana Tata Fuang WIlayah Kabupaten 8arIto Kuala, maksud dan tujuan, ruang lIngkup, dan sIstematIka pembahasan penyusunan FevIsI Fencana Tata Fuang WIlayah Kabupaten 8arIto Kuala.
A II KINEPJA PTPW KAUPATEN APITD KUALA TAHUN 11 8ab InI menguraIkan tentang evaluasI/penIlaIan terhadap kInerja FTFWK 8atola selama kurun waktu 19912001
A III KAPAKTEPISTIK WILAYAH KAUPATEN APITD KUALA 8agIan InI mengemukakan mengenaI karakterIstIk wIlayah perencanaan yang melIputI karakterIstIk fIsIk, penggunaan lahan, kependudukan, perekonomIan, transportasI, fasIlItas dan utIlItas
A IV KEIJAKSANAAN PEhANCUNAN 0AN PENATAAN PUANC 8ab InI menguraIkan tentang kebIjakan yang terkaIt dengan pembangunan dan penataan ruang kabupaten, sepertI PDL0AS pembangunan, peraturan peraturan, arahan penataan ruang (FTFWN, FTFWP dan FTFW Kabupaten sekItarnya) serta rencanarencana sektoral
A V KDNSEP 0AN STPATECI PENCEhANCAN WILAYAH 8ab InI menguraIkan tentang strategI pengembangan struktur wIlayah, penetapan kawasan lIndung, pengembangan kawasan budIdaya, pengembangan ekonomI dan pemenuhan kebutuhan dasar.
13 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
A VI PENCANA TATA PUANC WILAYAH KAUPATEN APITD KUALA 8ab InI menguraIkan tentang rencana struktur wIlayah, penetapan kawasan lIndung, pengembangan kawasan budIdaya, pengembangan wIlayah prIorItas, sIstem transportasI, kebutuhan utIlItas dan fasIlItas, pengaturan zonIng kawasan dan rencana wIlayah pengendalIan ketat.
A VII KETENTUAN PEhANFAATAN PUANC 8agIan InI menguraIkan tentang penetapan prIorItas dan pentahapan pembangunan, kemampuan pembIayaan pembangunan, analIsIs kelembagaan, mekanIsme penataan ruang dan perundangundangan yang terkaIt dengan aspek pelaksanaan rencana yang dIusulkan
A VIII KETENTUAN PENCEN0ALIAN PEhANFAATAN PUANC 8agIan InI menguraIkan tentang ketentuan pengawasan pemanfaatan ruang, sepertI pemantauan, pelaporan dan evaluasI serta ketentuan penertIbannya.
848 IX PENUTUP 8agIan InI menguraIkan tentang ketentuan rencana tata ruang dI kawasan perkotaan, perdesaan dan kawasan tertentu, legalItas rencana tata ruang, ketentuan evaluasI dan penInjauan kembalI serta tIndak lanjutnya.
14 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
15 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
16 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
2.1. KESAHAN PTPWK KAUPATEN APITD KUALA 2.1.1. KeIengkapan dan Keabsahan 0ata 0alam prosesproses analIsIs dan perumusan rencana terdapat kekurangan kekurangan sebagaI berIkut : 1. 0ata kebIjaksanaan pembangunan daerah, terdIrI darI : a. data atau InformasI arahan FTFW PropInsI terhadap Kabupaten 8arIto Kuala (kurang lengkap) 2. 0ata karakterIstIk ekonomI wIIayah, terdIrI darI : a. data mobIlItas orang dan barang darI dan keluar kabupaten (tIdak ada) b. data sIstem jarIngan transportasI jalan dan laInnya antar dan dalam kabupaten (kurang lengkap) c. data produksI persektor pembangunan total kabupaten (tIdak ada) d. data produksI persektor pembangunan dIrIncI perkecamatan (tIdak ada) e. data InvestasI pembangunan per sektor yang terkaIt dengan penataan ruang (tIdak ada) 3. 0ata kependudukanldemografI, terdIrI darI : a. data jumlah penduduk kebupaten, kecamatan, kotakota (perkotaan) dan pedesaan (kurang lengkap karena hanya ada data penduduk kabupaten dan kecamatan) b. data kepadatan penduduk kebupaten, kecamatan, kota (kurang lengkap karena hanya ada data kepadatan kabupaten dan kecamatan) c. data ratarata pertumbuhan penduduk kabupaten, kecamatan dan pedesaan kuran lengkap karena hanya ada data pertumbuhan penduduk kabupaten dan kecamatan) 4. 0ata sumber daya buatan, terdIrI darI : a. data dan peta prasarana pengaIran (TIdak ada) b. data E peta sumber aIr baku (TIdak ada) 5. 0ata sumber daya aIam, terdIrI darI : a. data dan peta hIdrologI/sumber lahan aIr (TIdak ada) b. data dan peta sumber daya mIneral (TIdak ada peta) c. data dan peta unsurunsur IklIm (TIdak ada peta) d. data dan peta kehutanan (Peta tIdak ada) BAB I I KI NERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 1991
17 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
e. data dan peta kawasan rawan bencana, sepertI banjIr, gempa, tsunamI dan laInnya (TIdak ada peta)
6. 0ata sosIaI kemasyarakatan (Iengkap) KesImpuIan : Nlc rctcrctc encm vcrcbel ndkctor kelenykcpcn dcn kecbschcn dctc cdclch 2,JZ, bercrt kecbschcn dctc termcsuk SAH. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 2.1. 1obe/ 2.1 PenIlaIan KrIterIa Kesahan FTFWK 8arIto Kuala Tahun 19912001 8erdasarkan dIkator Kelengkapan dan Keabsahan 0ata No U F A A N PenIlaIan 1 0ata kebIjaksanaan pembangunan daerah 12.5 2 0ata karakterIstIk ekonomI wIlayah 47.22 J 0ata kependudukan/demografI 29 4 0ata sumber daya buatan J2 5 0ata sumber daya alam J7.5 6 0ata sosIal kemasyarakatan 0 Fatarata 26.J7 KesImpulan SAH 2.1.2. hetode dan AnaIIsa KegIatan analIsIs yang tIdak dIlakukan dalam penyusunan FTFW Kabupaten 8arIto Kuala tahun 19912001 adalah : 7arIabel PenIlaIan : 1. AnaIIsa kedudukan wIIayah daIam sIstem yang IebIh Iuas, terdIrI darI : a. analIsIs fungsI dan peranan kabupaten dalam lIngkup propInsI dan nasIonal (kurang lengkap, hanya lIngkup propInsI) b. analIsIs sektorsektor unggulan dI kabupaten terhadap propInsI dan nasIonal (kurang lengkap) 2. AnaIIsa kependudukanldemografI, terdIrI darI : a. analIsIs pergerakan/mobIlItas penduduk (tIdak ada) b. analIsIs struktur umur dan tIngkat partIsIpasI angkatan kerja kabupaten (tIdak ada)
18 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
3. AnaIIsa sosIaI kemasyarakatan, terdIrI darI : a. analIsIs adat IstIadat yang menghambat dan mendukung pembangunan (kurang lengkap) b. analIsIs tIngkat partIsIpasI sektor unggulan yang berpengaruh terhadap regIonal dan nasIonal (tIdak ada) c. analIsIs kepedulIan masyarakat terhadap lIngkungan (tIdak ada) d. analIsIs pergeseran nIlaI/norma yang berlaku dalam masyarakat setempat (tIdak ada) 4. AnaIIsa perekonomIan wIIayah, terdIrI darI : a. AnalIsIs peluang pertumbuhan ekonomI dIkaItkan dengan arahan kebIjaksanaan regIonal (tIdak ada) b. AnalIsIs pergerakan barang dan jasa antar kabupaten serta Intra kabupaten (kurang lengkap) 5. AnaIIsa fIsIk dan daya dukung IIngkungan, terdIrI darI : a. AnalIsIs mengenaI lokasI E kepastIan sumber daya alam (kurang lengkap) 6. AnaIIsa sarana dan prasarana wIIayah (Iengkap) 7. AnaIIsa struktur poIa ruang kecenderungan perkembangan, terdIrI darI : a. AnalIsIs pola sebaran kegIatan pembangunan (kurang lengkap) 8. AnaIIsa sumber daya aIam, terdIrI darI : a. AnalIsIs potensI pengembangan sumber daya buatan serta kemampuan sumberdaya manusIa untuk mengelola sumber daya dIatas (tIdak ada) . AnaIIsa kemampuan pembIayaan pembangunan, terdIrI darI : a. AnalIsIs jumlah E proporsI bIaya pembangunan pemerIntah Earahan darI pemerIntah (tIdak ada) b. AnalIsIs PA0, subsIdI pemerIntah pusat E subsIdI (kurang lengkap) c. AnalIsIs sumbersumber pembIayaan laInnya (kurang lengkap) KesImpuIan : Nlc rctcrctc vcrcbel ndkctor kekurcnycn metode dcn cnclsc cdclch J5.Z, bercrt Metode dcn cnclsc cdclch SAH Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 2.2.
U F A A N PenIlaIan 1. AnalIsIs kedudukan wIlayah dalam sIstem yg lebIh luas 12.5 2. Kependudukan/0emografI 50 J. SosIal Kemasyarakatan 70 4. PerekonomIan WIlayah 4J.75 5. FIsIk dan daya dukung lIngkungan 16.67 6. Sarana dan prasarana WIlayah 0 7. Struktur E pola ruang E kecenderungan perkembangan 12.5 8. Sumber daya alam 50 9. Kemampuan pembIayaan pembangunan 66.67 Fatarata J5.79 KesImpulan SAH
2.1.3. Perumusan Konsep dan StrategI Pemanfaatan Puang Kekurangankekurangan dalam perumusan konsep dan strategI pemanfaatan ruang adalah : 1. Perumusan dentIfIkasI PotensI dan masalah pembangunan pemanfaatan ruang (kurang lengkap) 2. Perumusan Konsep dan strategI pembangunan tata ruang wIlayah Kabupaten (kurang lengkap) J. Penjabaran Konsep dan StrategI Pengembangan WIlayah, terdIrI darI : a. Penentuan rencana pengelolaan kawasan lIndung, budI daya, pedesaan, perkotaan dan tertentu (untuk kawasan perdesaan E perkotaan tIdak ada) b. Penentuan rencana sIstem kegIatan pembangunan dan sIstem pemukIman pedesaan dan perkotaan (untuk kawasan perdesaan E perkotaan tIdak ada) c. Penentuan rencana penatagunaan tanah, aIr, udara, hutan dan sumber daya mIneral dan sumber daya laInya (kurang lengkap) d. Perumusan pedoman pemanfaatan ruang yang melIputI : tanah/lahan, aIr, Udara, mIneral, serta sumber daya alam laInya serta pengendalIan pemanfatan ruang (kurang lengkap) KesImpuIan : Nlc rctcrctc J vcrcbel ndkctor perumuscn konsep dcn strctey pemcn]cctcn rucny cdclch 51.Z, bercrt perumuscn n TI0AK SAH 20 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 2.3.
U F A A N PenIlaIan 1. Perumusan dentIfIkasI PotensI dan masalah pembangunan pemanfaatan ruang. 50 2. Perumusan Konsep dan strategI pembangunan tata ruang wIlayah (Kabupaten) 50 J. Penjabaran konsep E strategI pengembangan wIlayah 55 Fatarata 51.67 KesImpulan 1lu4k 54n 2.1.4. Produk Pencana Tata Puang WIIayah Kekurangankekurangan dalam produk Fencana Tata Fuang WIlayah yang dIhasIlkan adalah : 1. Arahan pengeIoIaan kawasan IIndung dan budIdaya, terdIrI darI : a. Ketentuan TeknIs dan Arahan Pengembangan Kawasan budIdaya dan kawasan lIndung (tIdak ada) 2. Arahan pengeIoIaan kawasan perkotaan, kawasan pedesaan dan kawasan tertentu : a. 0elInIasI kawasan pedesaan (tIdak dIrencanakan) b. 0elInIasI kawasan perkotaan (tIdak dIrencanakan) c. Ketentuan TeknIs dan arahan kawasan pedesaan, kawasan perkotaan dan kawasan tertentu (tIdak dIrencanakan) 3. SIstem kegIatan pembangunan dan sIstem permukIman perkotaan dan pedesaan (dIrencanakan tapI tIdak lengkap) 4. Arahan pengembangan sIstem prasarana wIIayah, terdIrI darI : a. SIstem pengelolaan lIngkungan (tIdak dIrencanakan) 5. Arahan pengembangan kawasan yang dIprIorItaskan (dIrencanakan) 6. Arahan penatagunaan tanah, aIr, udara sumberdaya aIam IaInnya, yaItu : a. Fencana, Pengaturan, penguasaan E pemanfaatan tanah, aIr, udara dan S0A laInya (dIrencanakan tapI kurang lengkap) b. |ekanIsme penguasaan dan pemanfaatan tanah, aIr,udara dan S0A laInya (tIdak dIrencanakan)
21 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
KesImpuIan : Nlc rctcrctc vcrcbel ndkctor penlccn produk Renccnc Tctc Rucny Wlcych cdclch 4J.0, bercrt produk tersebut cdclch SAH Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 2.4. Tabel 2.4. PenIlaIan KrIterIa Kesahan FTFW 8erdasarkan ndIkator Produk Fencana Tata Fuang WIlayah
U F A A N PenIlaIan 1. Arahan Pengelolaan kawasan lIndung dan budIdaya JJ.JJ 2. Arahan Pengelolaan Kawasan Perkotaan, pedesaan dan tertentu 75 J. SIstem kegIatan pembangunan, sIstem permukIman perkotaan dan pedesaan. 75 4. Arahan pengembangan sIstem prasarana WIlayah 25 5. Arahan pengembangan kawasan yang dIprIorItaskan. 0 6. Arahan penatagunaan tanah, aIr, udara E S0A laInnya 50 Fatarata J4.72 KesImpulan SAH
2.1.5. Prosedur Penyusunan PTPW 0alam prosedur penyusunan FTFWK 8arIto Kuala Tahun 19912001 tIdak terdapat kekurangan, sehIngga prosedur InI adalah SAH. Sedangkan IndIkator penIlaIannya adalah : 1. 0Isusun berdasarkan pedoman penyusunan yang berlaku 2. |elIbatkan seluruh TIm KoordInasI Penataan Fuang 0aerah serta pIhak terkaIt J. Telah melaluI proses konsesus dan musyawarah dalam pengalokasIan ruang 4. Telah melaluI pembahasan dan kesepakatan antar struktur 5. Telah dIsetujuI oleh 0PF0 setempat 2.1.6. KesImpuIan AkhIr Untuk mendapatkan kesImpulan akhIr sah tIdaknya FTFW yang ada dIlakukan dengan menghItung ratarata nIlaI penyImpangan kelIma IndIkator dIatas, yaItu masIngmasIng nIlaI penyImpangan IndIkator yang dIhasIlkan adalah : 1. NIlaI IndIkator kelengkapan dan keabsahan data = 26,J7 2. NIlaI IndIkator metode dan analIsa yang dIgunakan = J5,79 J. NIlaI IndIkator perumusan konsep dan strategI pemanfaatan ruang = 51,67 4. NIlaI IndIkator produk rencana tata ruang wIlayah yang dIhasIlkan = 4J,06 5. NIlaI IndIkator prosedur penyusunan FTFW = 0 0engan demIkIan berdasarkan penIlaIan kelIma IndIkator dIatas dIdapatkan ratarata nIlaI evaluasI = ( 26,J7 + J5,79 + 51,67 + 4J,06 + 0 ) / 5 = 156,89 / 5 = J1,J8 yang berartI secara keseluruhan produk FTFW tersebut dIanggap SAH. 22 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
2.2. PEPUAHAN FAKTDP EKSTEPNAL Perubahan ekternal yang berpengaruh dalam pemanfaatan FTFW Kabupaten 8arIto Kuala adalah : 2.2.1. Peraturan dan Pujukan aru Peraturan dan rujukan baru yang terbIt setelah FTFWK dIsusun yang berpengaruh dalam penerapan IsI rencana adalah : 1. UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Fuang. Halhal yang berpengaruh dIantaranya : Adanya ketentuan tentang kawasan perkotaan, kawasan pedesaan dan kawasan tertentu yang tIdak tertuang dIdalam FTFW yang ada FTFWK harus mengacu pada FTFWP yang saat InI telah dIrevIsI Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalIan pemanfaatan ruang. Untuk pemanfaatan ruang harus dItetapkan perangkat yang bersIfat InsentIf dan dIsInsentIf. Untuk pengendalIan pemanfaatan ruang dIselenggarakan dalam bentuk pelaporan, pemantauan dan evaluasI 2. UU No. 22 Tahun 1999 Tentang DtonomI 0aerah. Halhal yang berpengaruh dIantaranya : Adanya wewenang yang besar dan luas pada untuk mengatur dan merencanakan pembangunan dIwIlayahnya. Adanya kewenangan yang besar Pemda Kabupaten/Kota dalam mengelola keuangan daerah, yang berartI komponen subsIdI dan bantuan pusat dan propInsI akan berkurang dalam AP80. Proses pengesahan Faperda termasuk dIdalamnya Perda FTFWK tIdak harus melaluI persetujuan gubernur, cukup dengan kordInasI dan konsultasI. J. KepmendagrI No. 1J4 tahun 1998 Tentang Pedoman Penyusunan Perda FTFWP dan FTFWK : - Terdapat beberapa ketentuan yang belum dIatur dalam peraturan sebelumnya saat FTFWK dIsusun 4. PermendagrI No. 8 Tahun 1998 Tentang Penyelenggaraan Penataan Fuang dI daerah. Terdapat beberapa ketentuan yang belum dIatur dalam peraturan sebelumnya saat FTFWK dIsusun 5. PermendagrI No. 9 tahun 1998 Tentang Tata Cara Peran Serta |asyarakat 0alam Proses Perencanaan Tata Fuang dI 0aerah Terdapat beberapa ketentuan yang belum dIatur dalam peraturan sebelumnya saat FTFWK dIsusun
23 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
KesImpuIan : Nlc rctcrctc 5 vcrcbel ndkctor percturcn/ru]ukcn bcru terhcdcp pemcn]cctcn RTRW cdclch 82, bercrt ]cktor eksterncl EPUAH 2.2.2. KebIjaksanaan Pembangunan kebIjaksanaan pembangunan yang berpengaruh dalam penerapan IsI rencana setelah FTFW InI dIsusun adalah : 1. Perubahan Pola 0asar Pembangunan 0aerah PropInsI : SebagIan arahan dalam perubahan dalam Pola 0asar Pembangunan PropInsI/Fenstra masIh relevan dengan kebIjakan Pembangunan Kabupaten 8atola. 2. FevIsI FTFW PropInsI : Karena FTFWP Kalsel telah dIlakukan revIsI maka sebagIan arahan tata ruang dI Kabupaten 8atola mengalamI perubahan, sehIngga harus dIlakukan penyesuaIan. J. Adanya pemekaran wIlayah kecamatan, yaItu Kec. 8akumpaI menjadI Kec. 8akumpaI E Kec. |arabahan dan Kec. 8elawang menjadI Kec. 8elawang E Kec.Wanaraya. KesImpuIan : Nlc rctcrctc dcr J vcrcbel ndkctor keb]ckscnccn pembcnyuncn terhcdcp pemcn]cctcn RTRW cdclch J.J, bercrt ]cktor eksterncl EPUAH 2.2.3. Perubahan 0InamIs AkIbat KebIjaksanaan dan Pertumbuhan Perubahan dInamIs akIbat kebIjaksanaan pertumbuhan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan FTFW adalah : 1. Adanya pembangunan jalan Trans KalImantan dan Jembatan 8arIto. - TerjadI pergeseran pola pergerakan darI transportasI sungaI ke transportasI darat - TerjadI perkembangan yang pesat pada kawasan HandIl 8aktI dan sekItarnya 2. Pembangunan pasar Induk pertanIan dIkawasan HandIl 8aktI
KesImpuIan : Nlc rctcrctc 2 vcrcbel perubchcn dncms ckbct keb]ckscnccn dcn pertumbuhcn terhcdcp pemcn]cctcn RTRW cdclch Z5, sehnyyc ]cktor eksterncl EPUAH 24 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
KesImpuIan AkhIr Untuk mendapatkan kesImpulan akhIr mengenaI perubahan faktor eksternal terhadap FTFW yang ada dIlakukan dengan menghItung ratarata nIlaI ketIga IndIkator dIatas, yaItu masIngmasIng nIlaI IndIkator yang dIhasIlkan adalah : 1. NIlaI IndIkator terdapatnya peraturan/rujukan baru = 82 2. NIlaI IndIkator terdapatnya kebIjaksanaan pembangunan = 60 J. NIlaI IndIkator terdapatnya perubahan dInamIs akIbat kebIjaksanaan dan pertumbuhan = 75 0engan demIkIan berdasarkan penIlaIan ketIga IndIkator dIatas dIdapatkan ratarata nIlaI evaluasI = (82 + 60 + 75) / J = 217 / J = 72 yang berartI secara keseluruhan produk FTFW tersebut EPUAH karena faktor eksternal. PENYIhPANCAN PTPW 2.3.1. SImpangan 0aIam Pemanfaatan Puang PenyImpangan FTFW Kabupaten 8arIto Kuala yang terjadI dalam pemanfaatan ruang adalah : 1. FTFW dIjadIkan acuan pelaksanaan pembangunan (terjadI sImpangan sebagIan) 2. Struktur dan Pola Pemanfaatan ruang benarbenar sesuaI dengan arahan dalam FTFW (terjadI sImpangan yang cukup besar), yaItu : (1). LokasI jalan Trans KalImantan yang dIrencanakan melIntasI bukota Kecamatan Alalak, realIsasInya bergeser kearah utara melewatI HandIl 8aktI (2). Adanya pembangunan jalan lIngkar utara menghubungkan HandIl 8aktI dengan Jalan A. YanI Km17, sebelumnya tIdak dIrencanakan dalam FTFWK 8atola. (J). Adanya pembangunan jalan menuju |argasarI, yang sebelumnya tIdak dIrencanakan dalam FTFWK 8atola. (4). 8erkembangnya kegIatan perdagangan E jasa, pergudangan dan kegIatan perkotaan/permukIman laInnya dIsepanjang jalan Trans KalImantan dI HandIl 8aktI, dalam FTFWK 8atola hanya dIrencanakan sebagaI kawasan pertanIan lahan basah. J. FTFW belum dItetapkan dan dIsahkan menjadI Perda 4. FTFW telah terdIsemInasIkan kesetIap sektor namun kurang optImal 5. FTFW merupakan acuan sektor dalam penyusunan rencana, pembIayaan dan pentahapan program namun kurang optImal 6. FTFW telah menjadI acuan dalam pelaksanaan penyusunan FTF hIrarkI dIbawahnya 7. FTFW tIdak menImbulkan konflIk kepentIngan antar sektor atau tumpang tIndIh alokasI kegIatan sektor (terjadI sImpangan sebagIan) 8. Pemanfaatan ruang atas dasar FTFW tIdak menImbulkan dampak yang bermasalah dImasyarakat (terjadI sImpangan sebagIan) 25 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
9. TIdak adanya pengaduan masyarakat yang mengInformasIkan ketIdaksesuaIan FTFW dalam kenyataan dIlapangan (terjadI sImpangan sebagIan)
KesImpuIan : Nlc rctcrctc vcrcbel smpcnycn dclcm pemcn]cctcn rucny cdclch 51.1, bercrt ter]cd smpcnycn ESAP 2.3.2. SImpangan 0aIam PengendaIIan Pemanfaatan PTPW PenyImpangan FTFW Kabupaten 8arIto Kuala yang terjadI dalam pengendalIan ruang adalah : 1. Telah dIbuat sIstem InformasI pemanfaatan dan pelaporan namun belum optImal 2. Telah dIlaksanakan mekanIsme perIjInan yang sesuaI dengan FTFW J. Telah dIlakukan evaluasI terhadap pelaksanaan programprogram pembangunan 4. Telah dIlakukan evaluasI terhadap kenyataan dIlapangan namun kurang optImal 5. 0Iterapkannya Instrumen perangkat InsentIf dIsInsentIf terhadap arahan kegIatan namun belum optImal 6. 0Iterapkannya denda/sangsI terhadap pIhakpIhak yang melanggar pemanfaatan ruang namun belum optImal KesImpuIan : Nlc rctcrctc vcrcbel smpcnycn dclcm penyendclcn pemcn]cctcn rucny cdclch J8.JJ, bercrt ter]cd smpcnycn KECIL 2.3.3. KesImpuIan AkhIr Untuk mendapatkan kesImpulan akhIr mengenaI adanya sImpangan FTFW yang ada dIlakukan dengan menghItung ratarata nIlaI kedua IndIkator dIatas, yaItu masIngmasIng nIlaI IndIkator yang dIhasIlkan adalah :
1. NIlaI IndIkator sImpangan dalam pemanfaatan FTFW = 51,5 2. NIlaI IndIkator sImpangan dalam pengendalIan pemanfaatan FTFW = J8,JJ 0engan demIkIan berdasarkan penIlaIan kedua IndIkator dIatas dIdapatkan ratarata nIlaI evaluasI = (40 + J8,JJ) / 2 = 89,4J / 2 = 44,71 yang berartI secara keseluruhan produk FTFW tersebut mengalamI SIhPANCAN KECIL
26 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
2.4. TIPDLDCI EVALUASI SebagaImana dIkemukakan dIawal bahwa untuk mengetahuI tIpologI evaluasI FTFW dIlakukan dengan menIlaI ketIga krIterIa evaluasI, yaItu kesahan FTFW, faktor eksternal dan sImpangan FTFW. Adapun kesImpulan penIlaIan masIngmasIng krIterIa tersebut adalah: 1. KrIterIa Kesahan FTFW : PTPW Sah 2. KrIterIa Adanya Pengaruh Faktor Eksternal : Faktor EksternaI erubah J. KrIterIa Adanya SImpangan FTFW : SImpangan KecII 0engan demIkIan dapat dIsImpulkan bahwa FTFW Kabupaten 8arIto Kuala termasuk dalam ketegorI TIpoIogI , yaItu : RTRW Kcbupcten 8crto Kuclc Sch, Ter]cd Smpcnycn Kecl, ncmun ter]cd perubchcn syn]kcn pcdc ]cktor]cktor eksterncl berpenycruh terhcdcp kner]c RTRW Kcbupcten 8crto Kuclc
8erdasarkan TIpologI tersebut maka perlakuan yang dIberIkan terhadap FTFW Kabupaten 8arIto Kuala yang ada saat InI adalah : " RTRW Kcbupcten 8crto Kuclc ycny cdc scct n perlu dtn]cu kembcl ctcu dsempurnckcn (revs), kcrenc cdcnyc penycruh ]cktor eksterncl menyebcbkcn RTRW tersebut tdck lcy dcpct sepenuhnyc d]cdkcn ccucn pembcnyuncn, sebcb seccrc mendcscr memerlukcn perubchcn perubchcn dclcm tu]ucn, scscrcn, strctey sertc polc dcn struktur pemcn]cctcn rucny wlcych kcbupcten "
27 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
3.1. FISIK 0ASAP 3.1.1. KetInggIan SebagIan besar wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala merupakan daerah dataran rendah, yaItu berada pada ketInggIan mulaI darI 0,2 - J m dI atas permukaan laut. WIlayah InI merupakan pengembangan budIdaya yang potensIal untuk tanaman semusIm (padI dan palawIja), tanaman perkebunan holtIkultura/buahbuahan (sepertI jeruk, rambutan, petaI dll) dan kelapa serta kemungkInan bIsa dIkembangkan untuk tanaman IndustrI laInnya. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada Peta 3.1. 3.1.2. JenIs Tanah 0I Kabupaten 8arIto Kuala terdapat dua jenIs tanah yang domInan, yaItu AluvIal sebesar 59,46 dan pada wIlayah InI hampIr sebagIan besar telah dImanfaatkan untuk budIdaya. SelebIhnya sekItar 40,54 merupakan Drganosol CleI Humus yang sebagIan merupakan daerah yang tergenang terus menerus. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada Peta 3.2 3.1.3. Kemampuan Tanah Kemampuan tanah dItInjau darI beberapa potensI fIsIk tanah, sepertI tekstur tanah, kedalaman efektIf tanah, dan faktor pembatas terutama bagI kegIatan pertanIan sepertI kondIsI draInase dan erosI. A. Tekstur Tanah Tekstur tanah yang baIk bagI kehIdupan tanaman adalah tekstur sedang karena pada tekstur InI tanaman dengan mudah memenuhI kebutuhan aIr, dan udara. Sedangkan tekstur halus pada umumnya mempunyaI kandungan hara yang cukup tInggI karena mudah mengIkat unsur hara. Tekstur tanah dI Kabupaten 8arIto Kuala sebanyak 89,J9 bertekstur halus dan hampIr menyebar dIseluruh kecamatan. SekItar 10,J9 bertekstur sedang dan 0,22 darI luas Kabupaten 8arIto Kuala bertekstur kasar yang terdapat dI Kecamatan Tabukan. 0engan demIkIan tekstur tanah pada wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala cukup baIk dalam mengembangkan daerah InI untuk kegIatan pertanIan. . KedaIaman EfektIf Tanah 0I Kabupaten 8arIto Kuala, seluruh wIlayahnya mempunyaI kedalaman lebIh darI 90 cm yang umumnya mengandung gambut. Cambut adalah tanah yang terbentuk darI bahan organIk yang merupakan faktor pembatas bagI pembangunan dI bIdang pertanIan. Cambut tIdak dIamatI darI teksturnya tetapI tIngkat kematangannya. Ketebalan gambut BAB III KARAKTERISTIK WILAYAH KABUPATEN BARITO KUALA
28 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Peta KetInggIan 29 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Peta JenIs Tanah 30 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
dIdasarkan kepada kesesuaIan untuk pertumbuhan tanaman. Pada ketebalan gambut kurang darI 75 cm cukup baIk untuk pengembangan pertanIan melIputI 57,05 areal yang ada, selebIhnya 42,95 memlIkI ketebalan lebIh darI 75 cm kurang baIk bagI pengembangan areal pertanIan kecualI dengan perlakuan teknologI pertanIan yang lebIh baIk, terutama sIstem draInasenya. C. ErosI SebagIan besar wIlayah dalam Kabupaten 8arIto Kuala tIdak mengalamI erosI. Hal InI dIsebabkan kemIrIngan tanah dI Kabupaten 8arIto Kuala hanya sekItar 0 - 2 saja. 8eberapa kecamatan yang mengalamI pengIkIsan aIr yang berlangsung setIap tahun, yaItu Kecamatan Tamban dan Kecamatan |ekarsarI. D. Drainase Faktor draInase perlu dIperhatIkan dIdaerah InI apalagI pada musIm hujan yang dItunjang oleh curah hujan yang cukup tInggI dan aIr yang datang darI hulu sungaI 8arIto. KondIsI draInase dI Kabupaten 8arIto Kuala menjadI kendala utama dalam pengembangan pertanIan dIdaerah InI. Areal yang tergenang terus menerus mencapaI 60,J8 darI seluruh areal yang tersebar pada setIap kecamatan, kecualI kecamatan AnjIr Pasar, AnjIr |uara dan Alalak. KondIsI lahan InI sangat cocok untuk budIdaya pertanIan lahan basah dan perIkanan. Sedangkan areal yang tergenang perIodIk, melIputI J5,68 dan areal yang tIdak pernah tergenang hanya sebagIan kecIl darI wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala yaItu sebesar J,94 terdapat pada Kecamatan AnjIr |uara, AnjIr Pasar, Alalak, 8elawang, 8akumpaI dan Tabukan. Untuk lebIh jelasnya penyebaran unsurunsur kemampuan lahan tersebut dI wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala dapat dIlIhat pada Peta 3.3. 3.1.4. KIImatoIogI Kabupeten 8arIto Kuala berada pada IklIm tropIs berdasarkan klasIfIkasI tIpe IklIm darI Schmd dan Feryuson, yaItu bertIpe IklIm 8 dan mempunyaI 1 - 2 bulan kerIng dan 10 - 11 bulan basah setIap tahun. Curah hujan dI Kabupaten 8arIto Kuala sekItar 2.074,5 mm dengan jumlah harI hujan 12J harI/tahun. Temperatur ratarata dI Kabupaten 8arIto Kuala berkIsar antara 26 o C - 27 o C, suhu maksImum adalah 27,5 o C terdapat pada bulan oktober dan suhu mInImum adalah 26,5 o C pada bulan julI dengan kelembaban udara 81,5 . 3.1.5. HIdroIogI Kabupaten 8arIto Kuala dIalIrI oleh beberapa sungaI antara laIn sungaI 8arIto, sungaI Negara, sungaI Alalak dan handIlhandIl. Kabupaten 8arIto Kuala termasuk dalam 0AS 8arIto yang sangat luas, karena Itu daerah InI merupakan daerah yang serIng kebanjIran terutama pada musIm hujan akIbat darI hujan yang turun dIbagIan hulu sungaI. Untuk pemanfaatan daerah InI dIperlukan sIstem draInase yang lebIh baIk. 31 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Peta Kemampuan Lahan 32 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
SungaIsungaI besar yang terdapat dI wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala yang berfungsI sebagaI draInase adalah : 1. SungaI 8arIto 2. SungaI Negara J. SungaI Kapuas 4. AnjIr Serapat 5. AnjIr Tamban 6. SungaI Alalak 7. SungaI PuntIk 3.1.6. ahan CaIIan dan Tambang 8ahan galIan dan tambang dI Kabupaten 8arIto Kuala, terIdentIfIkasI atas bahan galIan menurut golongan : golongan A, yaItu mInyak bumI yang terdapat dI Kecamatan KurIpan yang saat InI masIh dIlakukan penelItIan dI hulu SungaI 8arIto golongan C, yaItu pasIr (terdapat dI Kecamatan Alalak, AnjIr |uara, Tamban dan Tabunganen) dan tanah lIat (terdapat hampIr dI semua kecamatan). Namun kedua potensI InI masIh belum dImanfaatkan secara optImal. 3.1.7. WIIayah Peka encana AIam dan WIIayah KrItIs WIlayah rawan konflIk dI Kabupaten 8arIto Kuala dapat dIIdentIfIkasIkan sebagaI berIkut : 1. 8anjIr, terutama pada musIm hujan yang turun dI bagIan hulu mengakIbatkan beberapa wIlayah Kecamatan KurIpan tergenang, terutama desadesa sepanjang sungaI. 8anjIr terbesar berlangsung tIap 5 tahun sekalI. 2. ErosI sungaI yang berlangsung tIap tahun dI Kecamatan Tamban dan |ekarsarI yang mengakIbatkan sejumlah ruas jalan putus. J. AbrasI Laut dI Kecamatan Tabunganen yang dIakIbatkan penebangan hutan bakau (mangrove) untuk kegIatan perIkanan. 4. kebakaran hutan, terutama pada musIm kemarau yang terjadI pada hampIr seluruh wIlayah kabupaten. 5. AngIn Puyuh, dImana selama tahun 2000 dI wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala terjadI 4 kalI ancaman angIn tersebut. 3.1.8. Penggunaan Lahan Penggunaan ruang lahan dI wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala pada tahun 2000 berdasarkan jenIs penggunaannnya terdIrI darI 1J jenIs, yaItu : 1. Sawah Pasang Surut = 86.JJ5 Ha 2. Sawah yang sementara tIdak dIusahakan = 17.665 Ha 33 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
J. Pekarangan = 18.207 Ha 4. Tegalan/Kebun Fakyat = 1J.088 Ha 5. Padang Fumput = 28.116 Ha 6. Fawa = 18.057 Ha 7. Tambak = 117 Ha 8. Kolam/Tebat/Empang = 242 Ha 9. Tanah kerIng yang tIdak dIusahakan = 10.110 Ha 10. Hutan rakyat = 12.840 Ha 11. Hutan Negara = J4.4J4 Ha 12. Perkebunan = 12.287 Ha 1J. LaInlaIn = 49.869 Ha Sedangkan penggunaan lahan berdasarkan cItra landsat T| 2000 dI IdentIfIkasI sebagaI berIkut : 1. Hutan Lebat = 46.598 Ha 5. Sawah = 29.7J5 Ha 2. Hutan Jarang = 5.481 Ha 6. Fawa = 10.265 Ha J. Kebun = 11.J8J Ha 7. Lahan Terbuka = 20.951 Ha 4. Semak 8elukar = J1.120 Ha 8. PermukIman = 17.015 Ha 3.2. PEPKEhANCAN FUNCSI KAWASAN 3.2.1. PoIa Perkembangan Kawasan PermukIman Pola perkembangan kawasan permukIman dI Kabupaten 8arIto Kuala dIdomInasI oleh lahan yang belum terbangun, yaItu seluas 281. 489 Ha yang menyebabkan hanya 18.207 Ha dImanfaatkan sebagaI lahan terbangun. 0engan demIkIan, perkembangan kawasan permukIman masIh memungkInkan dIbangun secara horIzontal. 0IsampIng Itu, sebagIan besar permukIman penduduk berada dI alur sungaI. Hal InI dapat dIpahamI, karena masyarakat lebIh banyak memanfaatkan aIr sungaI sebagaI bahan baku aIr bersIh dan sarana transportasI. 3.2.2. PoIa Perkembangan Kawasan PertanIan A. PertanIan Tanaman Pangan Sector pertanIan merupakan sector potensIal dI Kabupaten 8arIto Kuala. PertanIan dapat dIbedakan atas pertanIan lahan basah dan pertanIan lahan kerIng, yaItu : a) PertanIan Lahan 8asah Kabupaten 8arIto Kuala memIlIkI potensI dI sektor pertanIan lahan basah berupa padI yang ratarata produksInya sekalI setahun. ProduksI padI pada tahun 2000 adalah 260.151 ton dengan luas lahan 86.JJ5 yang tersebar dIseluruh wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala. Kecamatan yang menghasIlkan produksI padI tertInggI adalah Kecamatan AnjIr |uara dengan jumlah produksI 25.892 ton untuk luas lahan 8.025 Ha. 0IsampIng Itu kecamatan InI menghasIlkan jenIs padI unggul lokal SIam 34 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Unus. Sedangkan kawasan sentra produksI pangan untuk produksI padI berdasarkan PFDPE0A Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2001 - 2005 adalah : 1) Kawasan AnjIr, melIputI Kecamatan AnjIr |uara, AnjIr Pasar, Tamban dan Tabung anen 2) Kawasan Cerbon, melIputI Kecamatan Cerbon, Fantau 8edauh, |andastana dan Alalak J) Kawasan 8erambaI, melIputI Kecamatan 8erambaI, 8elawang, Wanaraya dan |arabahan. b) PertanIan Lahan KerIng PertanIan lahan kerIng dI Kabupaten 8arIto Kuala memIlIkI potensI yang beraneka ragam baIk komodItI maupun produksInya. KomodItI yang banyak dIhasIlkan adalah jagung, ubIkayu, ubI jalar, kacang tanah, dan kacang kedelaI. Adapun kecamatan yang menghasIlkan komodItIkomodItI tersebut adalah : 1) KomodItI jagung dengan produksI 8J ton untuk luas lahan 98 Ha. KomodItI terbesar terdapat dI Kecamatan Wanaraya dengan produksI 16,27 ton/28 Ha 2) KomodItI ubIkayu hampIr terdapat dI seluruh wIlayah kecamatan dengan jumlah produksI pada tahun 2000 adalah 11.055,5 ton/166 Ha. KomodItI terbesar terdapat dI kecamatan AnjIr Pasar dengan produksI 1.755,45 ton/7 Ha. J) KomodItI ubI jalar dengan produksI pada tahun 2000 sebanyak 402,2J ton yang dItanam pada lahan seluas J0 Ha. KomodItI terbesar terdapat dI Kecamatan Wanaraya, yaItu 18J,24 ton/21 Ha 4) KomodItI kacang tanah dengan produksI pada tahun 2000 sebanyak 62 ton dengan luas lahan 81 Ha. KomodItI terbesar terdapat dI Kecamatan Wanaraya, yaItu J6,64 ton/64 Ha. 8erdasarkan PFDPE0A Kabupaten 8arIto Kuala, Kecamatan Wanaraya dan |arabahan dItetapkan sebagaI kawasan sentra produksI pangan kacang tanah. 5) KomodItI kacang kedele dengan produksI 27,57 ton pada tahun 2000 yang dItanam pada lahan seluas 15 Ha dan terdapat pada kecamatan AnIr Pasar, |andastana, Wanaraya, dan |arabahan dengan produksI berImbang. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.1. . Perkebunan Tanaman perkebunan dI Kabupaten 8arIto Kuala tersebar dI seluruh kecamatan yang ada. JenIs komodItI perkebunan yang domInan adalah kelapa dalam, kelapa hybrIda, kopI, cengkeh, sagu, dan purun. Adapun kecamatankecamatan penghasIl komodItI tersebut adalah : a) Kelapa dalam 35 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
KomodItI InI terdapat dI semua kecamatan dI Kabupaten 8arIto Kuala. Pada tahun 2000, total produksInya adalah 10.J82,1 ton dengan luas tanam 12.561,J Ha. PenghasIl terbanyak adalah Kecamatan Tamban (4.615,78 ton), |ekarsarI (2.J58,J5 ton), dan Tabunganen (726,17 ton). KetIga kecamatan tersebut merupakan kawasan sentra kelapa dalam. b) Kelapa hybrIda ProduksI komodItI InI pada tahun 2000 adalah 49,15 ton dengan luas tanaman 91 Ha. PenghasIl kelapa hybrIda terbanyak adalah Kecamatan 8erambaI (6,55 ton) dan Kecamatan |andastana (6,47 ton). c) KopI PenghasIl komodItI kopI terbesar adalah Kecamatan Wanaraya, yaItu sebanyak 9,84 ton/29 Ha dan Kecamatan |ekarsarI sebanyak 8,19 ton/45 Ha. Total produksI secara keseluruhan adalah 26,92 ton untuk luas tanaman 108,25 Ha. d) Cengkeh Tanaman perkebunan InI kurang dIkembangkan dI Kabupaten 8arIto Kuala, dImana pada tahun 2000 total produksI adalah 0,12 ton untuk luas tanaman 14 Ha dI wIlayah Kecamatan AnjIr |uara, |andastana dan Wanaraya. e) Sagu Tanaman sagu pada tahun 2000 menghasIlkan J68,2 ton untuk luas tanaman 16J Ha, dImana penghasIl terbanyak terdapat dI kecamatan |andastana, yaItu sebanyak 180,79 ton/6J Ha. f) Purun Tanaman purun banyak dIhasIlkan oleh Kecamatan KurIpan dan Tabukan, yaItu sebesar 441,70 ton dan 411,75 ton dengan luas tanaman 178 Ha dan 128 Ha. Total produksI tanaman purun pada tahun 2000 adalah 1.J1J,57 ton/416 Ha. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.2. C. Sayur-sayuran Tanaman sayursayuran khusus untuk pasar lokal, dImana produksI pada tahun 2002 sebanyak 49 ton untuk luas tanaman 57 Ha. 0Imana produksI tanaman sayursayuran terbesar adalah kacang panjang dan cabe yang terdapat dI Kecamatan AnjIr Pasar dan AnjIr |uara. 36 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Tabel J.1. Luas Panen dan ProduksI PertanIan Tanaman Pangan Tahun 2000 0I Kabupaten 8arIto Kuala
No Kecamatan Jenis Komoditi Padi Sawah Jagung Ubikayu Ubijalar K.Tanah Kedelai Luas (Ha) Prod. (Ton) Luas (Ha) Prod. (Ton) Luas (Ha) Prod. (Ton) Luas (Ha) Prod. (Ton) Luas (Ha) Prod. (Ton) Luas (Ha) Prod. (Ton)
jumlah 86335 260,15 1 98 80 166 11055,5 0 30 402.23 81 62 15 27.57 Sumber : 0Inas PertanIan Kabupaten 8arIto Kuala 38 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Tabel J.2. ProduksI Perkebunan Tahun 2000 0I Kabupaten 8arIto Kuala
No Kecamatan Jenis Komoditi Kelapa Dalam Kelapa Hybrida Kopi Cengkeh Sagu Purun (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
Sumber : 0Inas Kehutanan dan Perkebunan Kab. 8arIto Kuala 40 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
D. Buah-buahan Tanaman buahbuahan yang domInan dI Kabupaten 8arIto Kuala adalah jeruk, mangga/kuenI, nenas dan rambutan. Adapun kecamatankecamatan penghasIl komodItI tersebut adalah : a) Jeruk ProduksI tanaman jeruk pada tahun 2001 sebanyak 120.829 Kw dengan luas tanam 2.J71 Ha dan tersebar dI Kecamatan |andastana, Fantau 8edauh, 8elawang dan Cerbon. b) |angga/KuenI ProduksI tanaman mangga dengan jenIs kuenI pada tahun 2001 adalah 1J.897 Kw dengan luas tanam 924,8 Ha. Tanaman InI terbanyak dIhasIlkan oleh Kecamatan AnjIr Pasar dan AnjIr |uara c) Nenas ProduksI tanaman nenas pada tahun 2001 sebanyak 6.008 Kw dengan luas tanam 505,5 Ha dan terbanyak dIhasIlkan oleh Kecamatan |ekarsarI. d) Fambutan ProduksI tanaman rambutan dIhasIlkan terbanyak oleh Kecamatan 8erambaI dan Wanaraya dengan total produksI pada tahun 2001 adalah 1J0.500 Kw dengan luas tanam seluas 2.129,1 Ha.
3.2.3. PoIa Perkembangan Kawasan PerIkanan Sector perIkanan dI Kabupaten 8arIto Kuala, melIputI perIkanan laut dan perIkanan darat. ProduksI Ikan laut hanya dIhasIlkan oleh Kecamatan Tabunganen sebanyak 7.021,5 ton. Sedangkan produksI perIkanan darat, khususnya darI sungaIsungaI yang ada merata dI semua kecamatan Kabupaten 8arIto Kuala. Pada tahun 2000, total produksI perIkanan darat sebanyak 8.801,J ton dengan produksI terbesar jenIs Ikan jambal, yaItu 2.221,6 ton. kan laInnya berupa gabus, laIs, belIda, betutu dan udang galah. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.3. 41 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Tabel J.J ProduksI kan |enurut JenIs 8udIdaya Tahun 2000 0I Kabupaten 8arIto Kuala N O KECAMATAN Jenis Budidaya (Ton) Perikanan Laut Perikanan Darat 1 Tabunganen 7021.5 929.63 2 Tamban - 554.24 3 Mekar sari - 546.11 4 Anjir Pasar - 307.73 5 Anjir Muara - 423.48 6 Alalak - 570.56 7 Mandastana - 603.17 8 Belawang - 586.86 9 Wanaraya - 244.52 10 R.Badauh - 374.94 11 Cerbon - 578.71 12 Barambai - 456.45 13 Bakumpai - 595 14 Marabahan - 684.68 15 Tabukan - 546.11 16 Kuripan - 798.79 jumlah 7021.5 8800.98 Sumber : 0Inas PerIkanan dan Kelautan Kab. 8arIto Kuala 3.2.4. PoIa Perkembangan Kawasan Peternakan Kabupaten 8arIto Kuala mempunyaI potensI pengembangan ternak yang cukup besar yang dIbedakan atas jenIs ternak besar, kecIl dan ternak unggas. Adapun kecamatan - kecamatan penghasIl komodItI tersebut adalah : A. Ternak esar Kecamatan Wanaraya merupakan kecamatan penghasIl terbesar untuk ternak sapI, yaItu pada tahun 2000 terdapat J.217 ekor. Sedangkan Kecamatan KurIpan merupakan penghasIl terbesar untuk ternak kerbau, yaItu 420 ekor pada tahun 2000. total untuk kedua jenIs komodItI tersebut masIngmasIng adalah 4.9J6 ekor sapI dan 49J ekor kerbau. . Ternak KecII KambIng merupakan jenIs ternak kecIl terbesar, yaItu 9.087 ekor pada tahun 2000 dan terbanyak terdapat dI Kecamatan |andastana, yaItu sebanyak 4.2J7 ekor. Sedangkan jenIs ternak domba pada tahun 2000 hanya sebanyak 11 ekor yang terdapat dI Kecamatan Cerbon dan |arabahan. Ternak babI banyak dIhasIlkan oleh Kecamatan 8erambaI dan Wanaraya, yaItu sebanyak 252 ekor. 42 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
C. Ternak Unggas Total ternak Ayam dI Kabupaten 8arIto Kuala pada tahun 2000 sebesar 24J.896 ekor dengan penghasIl terbesar adalah Kecamatan |andastana, yaItu sebesar 42.010 ekor. Sedangkan ternak ItIk merupakan komodItI terbesar kedua dengan total produksI J6.2J0 ekor, dImana penghasIl terbanyak adalah Kecamatan Tabunganen, yaItu sebesar 22.755 ekor. SelaIn Itu, ternak ayam ras potong yang banyak terdapat dI Kecamatan 8erambaI, yaItu 21.994 ekor. Total ternak ayam ras potong dI kabupaten 8arIto Kuala sebanyak J4.644 ekor. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.4. Tabel J.4. PopulasI Ternak Tahun 2000 0I Kabupaten 8arIto Kuala No Kecamatan JenIs Ternak SapI Kerbau kambIng 0omba 8abI Ayam Kampung tIk Ayam Fas Potong
1 Tabunganen 8J J58 6J98 22755 2 Tamban 156 527 17950 5728 J |ekar sarI 40 162 10675 800 4 AnjIr Pasar J8 218 10280 750 5 AnjIr |uara 285 95J6 650 6 Alalak 214 6217 5J7 7 |andastana 7J 42J7 42010 150 8 8elawang 24 217 8846 84 800 9 Wanaraya J217 115 125 J2516 600 10 F.8adauh 24 1996 25612 1285 11 Cerbon 11 87 5 119J5 650 12 8arambaI 1204 7J 15J 127 26617 21994 1J 8akumpaI 219 6715 600 14 |arabahan 60 J8 6 85J2 500 11250 15 Tabukan 9087 12J76 12J0 16 KurIpan 420 6681 515 jumlah 49J0 49J 1791J 11 252 242896 J62J4 J4644 Sumber : 0Inas PertanIan Kab. 8arIto Kuala 3.2.5. PoIa Perkembangan Kawasan IndustrI KlasIfIkasI jenIs IndustrI dI Kabupaten 8arIto Kuala pada umumnya terdIrI atas IndustrI menengah dan besar yang berkembang dI wIlayah strategI, yaItu Kecamatan Tamban dan Alalak. Akan tetapI, sejalan dengan perkembangan wIlayah, potensI perkebunan dan tanaman pangan akan dapat dIupayakan sebagaI kawasan agroIndustrI. PotensI tersebut mempunyaI kontrIbusI yang besar terhadap perekonomIan daerah, sehIngga dalam pengembanan kawasan IndustrI perlu penanganan yang tepat terhadap penempatan alokasI pabrIk yang berdekatan dengan alokasI permukIman maupun penggunaan lahan terhadap lahan persawahan. 43 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
0I Kecamatan Tamban tercatat 12 IndustrI besar dan 5 buah IndustrI skala menengah. Sedangkan dI Kecamatan Alalak tercatat sebanyak 5 buah IndustrI besar dan 5 buah IndustrI menengah. SebagIan besar IndustrIIndustrI tersebut beralokasI dI sepanjang sungaI. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.5. Tabel J.5. 8anyaknya Perusahaan ndustrI 8esar dan |enengah 0I Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 NO KECAMATAN PERUSAHAAN JUMLAH BESAR SEDANG 1 Tabunganen - - - 2 Tamban 12 5 17 3 Mekar sari - - - 4 Anjir Pasar - - - 5 Anjir Muara - - - 6 Alalak 5 5 10 7 Mandastana - - - 8 Belawang - - - 9 Wanaraya - - - 10 R.Badauh - - - 11 Cerbon - - - 12 Barambai - - - 13 Bakumpai - 1 1 14 Marabahan - - - 15 Tabukan - - - 16 Kuripan - - - Jumlah 17 11 28 Sumber : 8PS Kab. 8arIto Kuala 3.2.6. PoIa Perkembangan Kawasan Hutan WIlayah Kabupaten 8arIto Kuala memIlIkI kawasan hutan yang tersebar dI seluruh wIlayah kecamatan. SebagIan kawasan hutan InI berupa kawasan hutan lIndung dengan fungsI khusus, sepertI kawasan hutan yang berada dIsempadan sungaI, cagar alam, pantaI berbakau dan hutan wIsata. Cagar alam berada dI Pulau Kaget Kecamatan Tabunganen dengan luas 6J Ha dan dIhunI oleh satwa 8ekantan. Sedangkan kawasan hutan wIsata mencakup Pulau Kembang yang berada dI Kecamatan Alalak seluas 42 Ha dan Pulau 8akut yang berada dI Kecamatan AnjIr |uara seluas 18 Ha. JenIs Flora dan fauna yang mendomInasI kedua hutan wIsata InI adalah Tanaman KesturI dan FambaI, bekantan dan berbagaI jenIs burung. 0IsampIng Itu kawasan hutan lIndung yang berada dI pesIsIr pantaI dengan tanaman utama bakau terletak dI Kecamatan Tabunganen seluas 60 Ha. Total luas kawasan hutan lIndung adalah 2.662 Ha. Kawasan hutan yang terletak pada kawasan budIdaya adalah hutan produksI konservasI seluas J1.417 Ha. Hutan InI dapat dIambIl 44 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
manfaatnya tanpa menImbulkan menImbulkan kerusakan, karena merupakan suatu sIstem penyangga ekosIstem kehIdupan laIn. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.6.
Tabel J.6. Luas Hutan |enurut FungsI Tahun 2000 0I Kabupaten 8arIto Kuala N O JENIS LUAS (Ha) A Kawasan Lindung 1 Sempadan Sungai 2437 2 Cagar Alam 85 3 Pantai Berbakau 80 4 Hutan Wisata alam 60 B Kawasan Budidaya Alam 1 Hutan Produksi Konsevasi 31417 C Kawasan Budidaya Non Hutan 1 Tanaman Tahunan/Perkebunan 54723 2 Pertanian Lahan Basah 193274 3 Permukiman 16538 4 Peternakan 157 5 Perikanan 300 6 Industri 500 7 Pariwisata 125 JUMLAH 299696 Sumber : 0Inas Kehutanan dan Perkebunan Kab. 8arIto Kuala 3.2.7. PoIa Perkembangan Kawasan ParIwIsata Kawasan wIsata yang ada dI Kabupaten 8arIto Kuala terdIrI atas wIsata alam, wIsata agro, wIsata relIgIus dan budaya. Kawasankawasan wIsata tersebut belum dImanfaatkan secara optImal, karena terbatasnya dana pembangunan oleh pemerIntah. Kawasan wIsata yang ada dI Kabupaten 8arIto Kuala adalah : 1. WIsata alam, yaItu Pulau Kembang (Kecamatan Alalak), Pulau 8akut (Kecamatan AnjIr |uara), dan Pulau Kaget (Kecamatan Tabunganen) 2. WIsata Agro, yaItu AgrowIsata SungaI Kambat berupa kebun jeruk dan kolamkolam perIkanan yang terdapat dI Kecamatan Cerbon J. WIsata FelIgIus, yaItu makam 0atu H. Abdussamad dan PanglIma Wangkang dI Kecamatan |arabahan 3.2.8. PoIa Perkembangan Kawasan Pertambangan Kawasan pertambangan, berupa penggalIan (querryIng) dI Kabupaten 8arIto Kuala belum memIlIkI Kuasa Pertambangan. Hal InI dIkarenakan bahan galIan yang ada belum 45 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
dImanfaatkan secara optImal untuk menambah pendapatan daerah. 8erdasarkan penelItIan, Kabupaten 8arIto Kuala mempunyaI bahan galIan berupa : golongan A, yaItu mInyak bumI yang terdapat dI Kecamatan KurIpan. golongan C, yaItu pasIr (terdapat dI Kecamatan Alalak, AnjIr |uara, Tamban dan Tabunganen) dan tanah lIat (terdapat hampIr dI semua kecamatan). 3.2.. PoIa Perkembangan Kawasan 0esa TertInggaI Kawasan 0esa TertInggal dI Kabupaten 8arIto Kuala dIsebabkan oleh mInImnya aksesIbIlItas yang menghubungkan kawasan tersebut dengan kawasan laIn, sehIngga pemacuan ekonomI dIdaerah tersebut kurang berkembang. 0arI data tahun 2000, jumlah desa tertInggal yang menerIma program 0T sebanyak 128 desa. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.7. Tabel J.7. Jumlah 0esa TertInggal 0I Kabupaten 8arIto Kuala No Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Desa IDT 1 Tabunganen 14 14 2 Tamban 16 8 3 Mekar sari 9 1 4 Anjir Pasar 15 4 5 Anjir Muara 15 4 6 Alalak 18 17 7 Mandastana 21 14 8 Belawang 13 10 9 Wanaraya 13 6 10 R.Badauh 9 7 11 Cerbon 8 8 12 Barambai 10 6 13 Bakumpai 9 6 14 Marabahan 8 4 15 Tabukan 11 10 16 Kuripan 9 9 Jumlah 198 128 Sumber : 8PS Kab. 8arIto Kuala 3.3. KEPEN0U0UKAN 0AN SDSIAL 3.3.1. JumIah dan Perkembangan Penduduk 0alam kurun waktu 5 tahun terakhIr (1996 2000) Kabupaten 8arIto Kuala mengalamI pertumbuhan penduduk sebesar 1,J5 /tahun dengan pertambahan jumlah penduduk ratarata sebanyak 668 jIwa/tahun, dImana jumlah penduduk tahun 1996 sebanyak 24J.207 jIwa dan tahun 2000 sebesar 246.547 jIwa. Namun jumlah penduduk pada tahun 2000 mengalamI penurunan yang dIsebabkan adanya mIgrasI penduduk. 46 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
240,000 242,000 244,000 246,000 248,000 250,000 1996 1997 1998 1999 2000 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk terbesar pada tahun 2000 dI Kecamatan Tamban dan Alalak, yaItu masIngmasIng sebanyak 41.1J0 jIwa dan J4.287 jIwa. Kecamatan Tamban dan Alalak merupakan wIlayah yang palIng dekat dengan Kota 8anjarmasIn. SehIngga banyak pengusaha mendIrIkan perusahaan untuk mendapatkan akses yang palIng dekat ke pelabuhan TrIsaktI yang mengakIbatkan banyak tenaga kerja bermukIm dI sekItar perusahaan tersebut. SelaIn Itu Kecamatan Tamban merupakan bekas daerah trans kolonI tahun 19J0 yang terus berkembang sedangkan Kecamatan Alalak merupakan kawasan yang secara langsung terkena dampak pengembangan pembangunan Kota 8anjarmasIn. KonsentrasI penduduk terendah terdapat pada Kecamatan KurIpan, yaItu sebanyak 5.048 jIwa. Kecamatan KurIpan secara geografIs merupakan wIlayah kecamatan yang berada pada bagIan utara Kabupaten 8arIto Kuala yang sangat mInIm aksesIbIlItas terhadap sIrkulasI regIonal, sehIngga berpengaruh terhadap perkembangan wIlayahnya yang secara tIdak langsung akan mempengaruhI laju pertumbuhan penduduknya, khususnya aspek urbanIsasI. 3.3.2. Kepadatan Penduduk Luas Kabupaten 8arIto Kuala berdasarkan data statIstIk Tahun 2000 adalah 2.996,96 Km 2 , sehIngga kepadatan penduduknya tahun 2000 sebesar 82 jIwa/Km 2 , yang berartI dalam kurun waktu 5 tahun hanya mengalamI penIngkatan sebesar 2 jIwa/Km 2
dIbandIngkan kepadatan penduduk pada tahun 1996 sebesar 80 jIwa/Km 2 . 0IstrIbusI kepadatan penduduk sebandIng dengan luas wIlayah masIngmasIng kecamatan, dImana kepadatan terbesar terdapat dI Kecamatan Wanaraya (JJ5 jIwa/Km 2 ) karena memIlIkI luas wIlayah relatIf kecIl dengan jumlah penduduk cukup besar. Sedangkan wIlayah dengan kepadatan penduduk terkecIl adalah Kecamatan KurIpan (15 jIwa/Km 2 ). Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.8. CrafIk J.1. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 19962000 47 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Tabel J.8. Kepadatan Penduduk Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 No Kecamatan Jumlah Desa Luas (Km 2 ) Jumlah Penduduk Kepadatan (Jiwa/Km 2 ) 1 Tabunganen 14 240 17,221 72 2 Tamban 16 164.3 41,130 250 3 Mekar sari 9 143.5 15,426 107 4 Anjir Pasar 15 126 14,321 114 5 Anjir Muara 15 117.25 17,437 149 6 Alalak 18 106.85 34,287 321 7 Mandastana 21 339 16,405 48 8 Belawang 13 80.25 11,031 137 9 Wanaraya 13 37.5 12,563 335 10 R.Badauh 9 261.81 11,772 45 11 Cerbon 8 206 10,745 52 12 Barambai 10 183 6,379 35 13 Bakumpai 9 261 7,426 28 14 Marabahan 8 221 16,035 72 15 Tabukan 11 166 7,321 44 16 Kuripan 9 343.5 5,048 15 Jumlah 198 2996.96 244,547 82 Sumber : 8PS Kab. 8arIto Kuala 3.3.3. Ketenagakerjaan 8erdasarkan regIstrasI ketenagakerjaan pada tahun 2000, penduduk Kabupaten 8arIto Kuala terbagI atas usIa kerja dan usIa tIdak kerja. Sebanyak 1J8.867 jIwa merupakan angkatan kerja atau 81,5 darI jumlah penduduk Kabupaten 8arIto Kuala. KomposIsI penduduk menurut lapangan pekerjaan dI Kabupaten 8arIto Kuala terbanyak adalah bekerja pada sektor pertanIan tanaman pangan, yaItu sebanyak 81.681 jIwa. Hal InI dapat dImaklumI karena sebagIan besar wIlayah merupakan areal pertanIan. SelaIn Itu, sektor IndustrI pengolahan menempatI porsI penduduk terbesar kedua, yaItu 19.94J jIwa. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3..
3.3.4. KarakterIstIk SosIaI KomposIsI penduduk menurut agama yang dIanut dI Kabupaten 8arIto Kuala pada tahun 2000 menunjukan bahwa pemeluk agama slam masIh domInan, yaItu sebanyak 24J.441 jIwa. Penduduk beragama HIndu sebanyak 1.008 jIwa, KrIsten sebanyak 882 jIwa, KatholIk sebanyak 552 jIwa, 8udha sebanyak 27 jIwa dan laInnya sebanyak 10 jIwa KomposIsI penduduk menurut tIngkat pendIdIkan dI Kabupaten 8arIto Kuala pada tahun 2000 memperlIhatkan kondIsI yang cukup baIk, dImana penduduk dengan golongan umur 25 - 64 tahun sebanyak 14.00J jIwa adalah tamatan SLTA dan 1.27J jIwa adalah tamatan Perguruan TInggI 867 jIwa tamatan 0Iploma dan 4JJ jIwa tamatan AkademI. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.10. 48 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Tabel J.9 KomposIsI Penduduk 8erdasarkan Ketenagakerjaan 0I Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000
N O Wilayah Administrasi LAPANGAN USAHA JUMLA H 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan : 49 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
1. PertanIan Tanaman Pangan 2. Perkebunan J. PerIkanan 4. Peternakan 5. PertanIan laInnya 6. ndustrI Pengolahan 7. Perdagangan 8. Jasa 9. Angkutan 10. laInnya 50 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Tabel J.10 KarakterIstIk SosIal Penduduk 0I Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 51 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
3.4. PEPEKDNDhIAN WILAYAH 0ItInjau darI struktur P0F8 Kabupaten 8arIto Kuala, yaItu menurut harga berlaku (dalam juta rupIah), maka sektor yang mempunyaI kontrIbusI yang palIng besar adalah sektor IndustrI pengolahan dIsusul sektor pertanIan. Sedangkan sektor yang memberIkan kontrIbusI palIng kecIl terhadap perekonomIan Kabupaten 8arIto Kuala adalah sektor lIstrIk dan aIr mInum. 0emIkIan pula untuk struktur P0F8 menurut harga konstan, sektor yang memberIkan kontrIbusI terbesar adalah sektor IndustrI pengolahan P0P Harga erIaku. P0F8 Kabupaten 8arIto Kuala tahun 1996 - 2000 tetap mengandalkan sektor pertanIan sebagaI sektor unggulan. 8esarnya P0F8 tahun 2000 adalah Fp. 2.062.184.177.000, dengan IndustrI besar dan sedang dan hanya sebesar Fp. 890.5JJ.081.000, tanpa IndustrI besar dan sedang. Laju pertumbuhan P0F8 selama 1996 - 2000 secara kumulatIf mencapaI kenaIkan sebesar Fp. 1.19J.9J4.55J.000, dengan IndustrI besar dan sedang dan sebesar Fp. 5J6.2J6.277.000, tanpa IndustrI besar dan sedang. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.11. PDRB Harga Konstan Angka P0F8 Kabupaten 8arIto Kuala tahun 2000 sebesar Fp. 681.J90.414.000,. Angka sektor terbesar adalah sektor ndustrI Pengolahan yaknI mencapaI Fp. 448.J86.780.000, dIsusul sektor pertanIan sebesar Fp. 14J.17J.941.000, kemudIan perdagangan, hotel dan restoran sebesar Fp. 52.006.904.000, dan sektor IndustrI sebesar Fp. 46.058.5JJ.000,. Angka Pertumbuhan 5 tahun terakhIr (19962000) sebesar Fp. 24.047.560.000,, atau rata pertahun sebesar 0,86 . 0Imana pada tahun 1996 sebesar Fp. 710.587.625.000,, tahun 1997 sebesar Fp. 7J6.240.448.000,, tahun 1998 sebesar Fp. 665.J90.799.000,, tahun 1999 sebesar Fp. 666.297.9J4.000, dan tahun 2000 sebesar Fp. 681.J90.414.000,. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.12.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 52 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Tabel J.11 P0F8 menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku (FIbuan FupIah)
Lapangan Usaha 1997 1998 1999 2000 2001 PertanIan l AgrIcuIture 1. Tanaman 8ahan |akanan 2. Tanaman Perkebunan J. Peternakan 0an HasIlnya 4. Kehutanan 5. PerIkanan Pertambangan 0an PenggaIIan 1. |Inyak 0an Cas 8umI 2. Pertambangan Tanpa |Igas J. PenggalIan IndustrI PengoIahan 1. ndustrI |Igas a. PenggIlangan |Inyak 8umI b. Cas Alam CaIr 2. ndustrI 8ukan |Igas a. ndustrI 8esar E sedang b. nd. KecIl E Krjn Fmh Tngg LIstrIk 0an AIr hInum 1. LIstrIk 2. Cas Kota J. AIr |Inum angunan Perdagangan, Pestorn PrhoteIan 1. Perdagangan 8esar E Eceran 2. Perhotelan J. Festoran Pengangkutan KomunIkasI A. Pengangkutan 1. Angkutan 0arat 2. Angkutan Laut J. Angk. SngaI E Pnybrangan 4. Angkutan Udara 5. Jasa Penunjang Angkutan 8. KomunIkasI 1. Pos dan telekomunIkasI 2. Jasa Penunjang KomI ank Lembga keuangan LaInnya 1. 8ank 2. Lembga Keuangan 8ukan 8ank J. Jasa penunjang Keuangan 4. Sewa 8angunan 5. Jasa Perusahaan Jasa-Jasa A. PemerIntahan Umum 1. Adm.PmrInthn E Prthnan 2. Jasa PmerIntahan laInnya 8. Swasta 1. SosIal Kemasyarakatan 2. HIburan dan FekreasI J. Perorangan E Fmh Tngga 203841550 151998200 5461250 J654180 2284540 4044JJ80 584100
4501710 19405J7 4920J2 2069141 P0F8 tanpa ndustrI 8esar Sedang 380483 488430222 68532666 8533322 1020513867 P0F8 dengan ndustrI 8esar Sedang 468603 132453002 1703212705 1127810 2226170836 Sumber : 8PS Kab. 8arIto Kuala
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 53 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Tabel J.12 P0F8 |enurut Lapangan Usaha Atas 0asar Harga Konstan (FIbuan FupIah)
Lapangan Usaha 1997 1998 1999 2000 2001 PertanIan l AgrIcuIture 1. Tanaman 8ahan |akanan 2. Tanaman Perkebunan J. Peternakan 0an HasIlnya 4. Kehutanan 5. PerIkanan Pertambangan 0an PenggaIIan 1. |Inyak 0an Cas 8umI 2. Pertambangan Tanpa |Igas J. PenggalIan IndustrI PengoIahan 1. ndustrI |Igas a. PenggIlangan |Inyak 8umI b. Cas Alam CaIr 2. ndustrI 8ukan |Igas a. ndustrI 8esar E sedang b. nd. KecIl E Krjn Fmh Tngg LIstrIk 0an AIr hInum 1. LIstrIk 2. Cas Kota J. AIr |Inum angunan Perdagangan, Pestorn PrhoteIan 1. Perdagangan 8esar E Eceran 2. Perhotelan J. Festoran Pengangkutan KomunIkasI 1. Pengangkutan a. Angkutan 0arat b. Angkutan Laut c. Angk. SngaI E Pnybrangan d. Angkutan Udara e. Jasa Penunjang Angkutan 2. KomunIkasI a. Pos dan telekomunIkasI b. Jasa Penunjang KomunIkasI ank Lembga keuangan LaInnya 1. 8ank 2. Lembga Keuangan 8ukan 8ank J. Jasa penunjang Keuangan 4. Sewa 8angunan 5. Jasa Perusahaan Jasa-Jasa 1. PemerIntahan Umum a. Adm.PmrInthn E Prthnan b. Jasa PmerIntahan laInnya 2. Swasta a. SosIal Kemasyarakatan b. HIburan dan FekreasI c. Perorangan E Fmh Tngga 14317341 997J6010 J857450 219996J 1677678 J5702840 50650
2410248 1251042 175540 98J666 P0F8 tanpa ndustrI 8esar Sedang 24826238 23234406 260738107 2376666 32041352 P0F8 dengan ndustrI 8esar Sedang 736357048 655512836 666424112 68155143 68283173 Sumber : 8PS Kab. 8arIto Kuala 3.5. SISTEh TPANSPDPTASI WILAYAH 3.5.1. SIstem TransportasI 0arat 8erdasarkan data yang terhImpun sampaI dengan tahun 2000 dI Kabupaten 8arIto Kuala yang melayanI pergerakan penduduk dalam dan antar kota terdIrI atas 115 buah kendaaran umum dengan jenIs bus mInI, J45 buah ojek dan 110 buah becak. Untuk menunjang angkutan barang dan penumpang perlu dIdukung sarana dan prasarana jalan. 8erdasarkan data darI 0Inas Pekerjaan Umum 8Ina |arga Kabupaten
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 54 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
8arIto Kuala Tahun 2000 mempunyaI panjang jalan 589,6 Km dengan perIncIan jalan Negara J6 Km, jalan PropInsI J7 dan jalan Kabupaten 516,6 Km. dItInjau darI jenIs permukaan jalan terbagI atas jalan aspal 271,5 Km dan jalan tanah J18,1 Km. dIlIhat darI kondIsInya, maka jalan aspal dengan kondIsI baIk sepanjang 24J,1 Km, kondIsI sedang 28,4 Km, kondIsI rusak 208 Km dan kondIsI rusak berat sepanjang 110,1 Km. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.13. Tabel J.1J. Panjang Jalan |enurut JenIs Permukaan dan Kelas Jalan 0I Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 JenIs Permukaan, KondIsI dan Kelas Jalan Panjang (Km) 1. JenIs Permukaan a. Aspal b. KerIkIl c. Tanah
271,50
J18,10 2. KondIsI Jalan a. 8aIk b. Sedang c. Fusak d. Fusak 8erat
24J,10 28,40 208,00 110,10 J. Kelas Jalan a. Kelas 8 b. Kelas C c. Kelas tIdak dIrIncI
12,00 259,50 J18,10 Panjang Jalan (Km) 589,60 Sumber : 0Inas PU Kab. 8arIto Kuala 3.5.2. SIstem TransportasI SungaI SIstem pergerakan dengan menggunakan angkutan sungaI masIh menjadI sarana trasnportasI untuk menghubungkan antar wIlayah dI Kabupaten 8arIto Kuala. Sebanyak 166 buah angkutan sungaI tedIrI atas motor getek (klotok), speedboat, kapal sungaI dan perahu tongkang. TransportasI InI menjadI prIorItas utama bagI pergerakan orang dan barang menuju 8anjarmasIn, dImana tercatat 2.2JJ buah kapal bertolak darI wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala dengan jumlah penumpang 68.JJ8 orang dan 95.517 ton barang bawaan. Sedangkan pergerakan orang dan barang menuju wIlayah Hulu SungaI pada tahun 2000 sebanyak 2.155 buah kapal yang mengangkut 61.055 orang penumpang dan 92.J09 ton barang.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 55 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
3.6. FASILITAS 1.6.5. PendIdIkan FasIlItas pendIdIkan merupakan salah satu faktor pentIng untuk dItelaah, karena melaluI pendIdIkan dapat dIketahuI kualItas masyarakat. SemakIn banyak penduduk yang berpendIdkan tInggI, maka tersedIanya fasIlItas pendIdIkan akan sangat menunjang terlaksananya kegIatan pendIdIkan tersebut. Jumlah fasIlItas pendIdIkan berdasarkan tIngkat pendIdIkan Taman Kanakkanak dI Kabupaten 8arIto Kuala tahun 2000 sebanyak 58 unIt, Sekolah 0asar sebanyak 274 unIt, Sekolah |enengah Pertama sebanyak J4 unIt, Sekolah |enengah Umum sebanyak 6 unIt, dan |adrasah TsanawIyah sebanyak J0 unIt. 0IstrIbusI fasIlItas pendIdIkan dI Kabupaten 8arIto Kuala dapat dIlIhat pada TabeI 3.14. Tabel J.14 0IstrIbusI FasIlItas PendIdIkan 0I Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 No Kecamatan Fasilitas Pendidikan TK SD SLTP SLTA Madrasa h
1 Tabunganen 3 21 2 3 2 Tamban 8 27 2 1 4 3 Mekar sari 4 17 1 4 4 Anjir Pasar 3 19 2 1 1 5 Anjir Muara 5 21 2 2 6 Alalak 8 27 2 1 7 Mandastana 3 27 4 1 2 8 Belawang 1 15 2 9 Wanaraya 14 3 1 3 10 R.Badauh 3 15 2 1 2 11 Cerbon 1 10 1 1 12 Barambai 3 16 2 3 13 Bakumpai 2 10 1 14 Marabahan 12 17 2 1 2 15 Tabukan 2 10 2 2 16 Kuripan 1 9 1 jumlah 59 275 31 6 30 Sumber : 8PS Kab. 8arIto Kuala 2.6.5. Kesehatan FasIlItas kesehatan merupakan sarana untuk mengetahuI tIngkat kesehatan masyarakat yang ada dI Kabupaten 8arIto Kuala. SemakIn tInggI tIngkat kesehatan masyarakat, maka kehIdupan akan menjadI lebIh baIk. FasIlItas kesehatan yang ada dI Kabupaten 8arIto Kuala sepertI rumah sakIt sebanyak 2 unIt, puskesmas 16 unIt, puskesmas pembantu 65 unIt yang dIdukung oleh 2 orang dokter spesIalIs, 15 orang dokter umum, 4 orang dokter gIgI, 18 orang perawat dan 192 orang bIdan. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.15.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 56 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Tabel J.15 0IstrIbusI FasIlItas Kesehatan 0I Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 No Kecamata n Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Puskesma s Pus. Pembantu Klinik Center Apote k
1 Tabungan en 1 6 2 Tamban 1 1 4 3 Mekar sari 1 4 4 Anjir Pasar 1 4 5 Anjir Muara 1 4 6 Alalak 1 5 1 7 Mandastan a 1 6 8 Belawang 1 3 9 Wanaraya 1 4 10 R.Badauh 1 4 11 Cerbon 1 2 12 Barambai 1 4 13 Bakumpai 1 4 14 Marabaha n 1 1 4 1 15 Tabukan 1 4 16 Kuripan 1 2 jumlah 2 16 65 1 1 Sumber : 8PS Kab. 8arIto Kuala 3.6.3. Perdagangan dan Jasa Pelayanan fasIlItas ekonomI yang dItInjau menurut sector usaha tedIrI atas pertokoan, pasar, swalayan, rumah makan/restoran, pasar hewan dan hotel. PerhatIan terhadap fasIlItas tersebut dIutamakan untuk mendukung terhadap kemampuan tumbuh dan berkembangnya kecamatan dalam konstelasI regIonal, khususnya dItInjau darI kemungkInan orIentasI pemasaran dan pelayanan. Pasar umum dI Kabupaten 8arIto Kuala merata dIsetIap kecamatan. Namun kegIatan pelayanan ekonomI terhadap masyarakat berlangsung setIap mInggunya. Pasar umum dI Kecamatan |arabahan merupakan pasar yang bersIfat melayanI kecamatankecamatan yang ada dIsekItarnya, sepertI Kecamatan 8akumpaI, 8erambaI, Wanaraya, dan Tabukan. Pasar InI berlangsung setIap harI selasa dan kamIs. Pasar Induk yang baru dIbangun dI kecamatan Alalak merupakan pasar dengan pelayanan regIonal yang melayanI masyarakat Kabupaten 8arIto Kuala dan Kota 8anjarmasIn bagIan utara. Sedangkan pasar umum dI Kecamatan AnjIr Pasar dan Tabukan juga melayanI masyarakat darI KalImantan Tengah.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 57 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
3.6.4. PerIbadatan FasIlItas perIbadatan merupakan salah satu kebutuhan umum manusIa untuk memenuhI kebutuhan rohanI. Pelayanan fasIlItas perIbadatan dIsesuaIkan dengan agama dan kepercayaan yang dIanut oleh masyarakat dI Kabupaten 8arIto Kuala. Pada tahun 2000 tercatat sebanyak 206 unIt mesjId yang sebagIan besar berada dI Kecamatan Tamban. |usholla terdIrI atas 67J unIt, dImana terbanyak terdapat dI Kecamatan Alalak. SelaIn Itu tempat perIbadatan untuk umat hIndu, yaItu pura sebanyak 1 unIt dI Kecamatan 8erambaI. Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 3.16.
Tabel J.16 0IstrIbusI FasIlItas PerIbadatan 0I Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 No Kecamatan Fasilitas Peribadatan Mesjid Surau Gereja Pura Vihara
1 Tabunganen 17 45 2 Tamban 25 60 3 Mekar sari 12 57 4 Anjir Pasar 6 56 5 Anjir Muara 12 51 6 Alalak 18 66 7 Mandastana 21 50 8 Belawang 12 29 9 Wanaraya 16 65 10 R.Badauh 12 30 11 Cerbon 7 26 12 Barambai 12 42 1 13 Bakumpai 8 18 14 Marabahan 14 39 15 Tabukan 8 15 16 Kuripan 6 14 jumlah 206 663 0 1 0 Sumber : 8PS Kab. 8arIto Kuala 3.6.5. PekreasI dan DIahraga Pelayanan fasIlItas rekreasI dan olahraga dI Kabupaten 8arIto Kuala dIstrIbusInya tIdak merata. Tahun 2000 tercatat hanya 1 unIt fasIlItas olahraga yang refresentatIf berupa stadIon dI Kecamatan |arabahan. Sedangkan fasIlItas olahraga laInnya merupakan pengembangan padang rumput dan tanah kerIng yang tIdak dIusahakan sebagaI sarana berolahraga. Tempat rekreasI yang ada dI Kabupaten 8arIto Kuala, yaItu Pulau Kembang dI Kecamatan Alalak, Pulau 8akut dI Kecamatan AnjIr |uara, Pulau Kaget dI Kecamatan Tabunganen, AgrowIsata SungaI Kambat dI Kecamatan Cerbon dan makam 0atu H. Abdussamad dan PanglIma Wangkang dI Kecamatan |arabahan.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 58 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
3.7. UTILITAS 3.7.1 JarIngan AIr hInum Pelayanan aIr mInum atau aIr bersIh untuk wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala sebagIan kecIl telah terlayanI oleh P0A|. Kecamatankecamatan yang sudah mendapatkan pelayanan aIr bersIh adalah Kecamatan Alalak, Fantau 8edauh, Cerbon, 8akumpaI dan |arabahan. Jumlah pelanggan aIr bersIh terbanyak dI Kecamatan |arabahan, yaItu 1.666 pelanggan, Kecamatan Alalak sebanyak 670 pelanggan, Kecamatan Fantau 8edauh sebanyak 120 pelanggan, Kecamatan 8akumpaI sebanyak 72 pelanggan dan 56 pelanggan dI Kecamatan Cerbon. SebagIan besar kecamatan yang tIdak terlayanI dIsebabkan oleh tIdak adanya Intake dan sumber aIr baku. Kadar aIr asIn yang masuk ke sungaIsungaI menyebabkan aIr tersebut sulIt untuk dIolah menjadI aIr mInum. Kecamatan yang setIap tahunnya mengalamI aIr asIn adalah Kecamatan Tamban, Tabunganen, dan |ekarsarI. Sedangkan kecamatan laInnya hanya membutuhkan Input teknologI untuk mendapatkan aIr bersIh karena aIrnya bersIfat asam. Adapun InventarIsasI sarana penyedIaan aIr bersIh dI Kabupaten 8arIto Kuala dapat dIlIhat dapat dIlIhat pada TabeI 3.17. Tabel J.17 nventarIsasI Sarana PenyedIaan AIr 8ersIh 0I Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 No Kecamatan SAFANA YANC TEFSE0A S C SPT/0KL SPT/0L| S A PAH PS JK JW
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 59 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
3.7.2 JarIngan LIstrIk Salah satu IndIkator dalam IdentIfIkasI pengembangan wIlayah adalah banyaknya medIa penerangan yang dImIlIkI masyarakat. SemakIn tInggI penggunaan lIstrIk, semakIn mudah terjadI penjalaran sosIal InnovatIon. 0IsampIng Itu utIlItas InI menjadI IndIcator untuk melIhat tIngkat kemampuan/daya belI masyarakat terhadap alatalat lIstrIk, sepertI T7, FadIo dan laIn sebagaInya. Jumlah pelanggan lIstrIk pada tahun 2000 dI Kabupaten 8arIto Kuala tercatat sebanyak J1.020 pelanggan, artInya sebanyak 5,8 terjadI penIngkatan pelanggan lIstrIk dalam waktu 19962000. SebagIan besar kecamatan sudah tersambung pelayanan lIstrIk. nventarIsasI kelIstrIkan desa dI Kabupaten 8arIto Kuala dapat dIlIhat pada TabeI 3.18. Tabel J.18 nventarIsasI KelIstrIkan 0esa 0I Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2000 No Kecamatan Jumlah SAFANA YANC TEFSE0A Fumah PLN Pemda KU0 Swasta Jumlah
1 Tabunganen J401 512 178 180 4285 2 Tamban 8J79 2540 109J5 J |ekar sarI J407 981 4J97 4 AnjIr Pasar J618 10J6 4669 5 AnjIr |uara J705 809 106 122 4757 6 Alalak J095 191J 10 50J6 7 |andastana J670 561 179 14 4445 8 8elawang 272J 485 141 150 J512 9 Wanaraya 2604 46J 9J 117 J290 10 F.8adauh 2168 507 2J 2707 11 Cerbon 1J81 J57 62 1808 12 8arambaI 279J 21J 42 18 J076 1J 8akumpaI 2401 741 120 J271 14 |arabahan J652 24J9 54 615J 15 Tabukan 1494 298 180J 16 KurIpan 796 249 100 J5 1189 jumlah 49287 14104 100 979 665 65JJJ Sumber : 8PS Kab. 8arIto Kuala 3.7.3 JarIngan TeIekomunIkasI Pelayanan sarana telekomunIkasI merupakan faktor pendukung bagI pengembangan suatu kawasan. Pelayanan telekomunIkasI dI Kabupaten 8arIto Kuala tahun 2000 hanya melayanI sebagIan Kecamatan |arabahan dan Kecamatan Alalak. SampaI saat InI Kantor Cabang TelekomunIkasI dI Kabupaten 8arIto Kuala berupaya untuk semakIn memberIkan pelayanan memuaskan kepada masyarakat terutama yang berlokasI dI wIlayah yang jauh darI sentral telepon. Untuk pelayanan telekomunIkasI, masyarakat menggunakan telepon umum yang terdIrI atas 4 unIt, warung telepon sebanyak 7 unIt, Telepon Umum Kartu sebanyak 2 unIt, Telepon Umum CoIn sebanyak 4 unIt, Kabar 8Icara Umum sebanyak 11 unIt yang tersebar dI Kabupaten 8arIto Kuala.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 60 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
3.7.4. IrIgasI 8erdasarkan data tahun 2002, Kabupaten 8arIto Kuala mempunyaI 14 (empatbelas) daerah pengaIran dengan panjang saluran IrIgasI seluruhnya 2.741.000 m. 0aerah pengaIran InI mengaIrI sawah seluas 48.150 Ha. Sumber aIr untuk pengaIran saat InI dIambIl darI rawarawa dan sungaI yang ada dI Kabupaten 8arIto Kuala. Adanya saluran IrIgasI InI membangkItkan perekonomIan masyarakat dengan tergarapnya lahanlahan pertanIan potensIal. Panjang saluran IrIgasI dan luas sawah yang dIaIrI dapat dIlIhat pada TabeI 3.20. Tabel J.19 Panjang Saluran rIgasI dan Luas Sawah yang dIaIrI 0I Kabupaten 8arIto Kuala No 0aerah PengaIran Panjang Saluran (m) Luas Sawah yang dIaIrI (Ha) 1997 1998 1999 2000 2001 2002 1. 2. J. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 1J. 14. 8erambaI 8elawang Seluang |uhur Tabunganen Terantang 0anda 8esar Tamban AnjIr Serapat HandIl 8aktI JejangkIt TanIpah Jelapat Sakalagun 140.J00 279.200 192.200 147.500 J20.000 205.900 140.900 245.500 124.000 246.000 2J4.000 58.000 282.000 125.500 2.902 2.565 2.217 1.8J8 4.475 1.800 1.700 6.400 6.850 4.500 2.J80 2.066 2.587 1.450 2.902 2.565 2.217 1.8J8 4.475 1.800 1.700 6.400 6.850 4.775 2.J80 2.066 2.587 2.241 2.975 J.165 2.25J 1.85J 4.475 1.800 1.700 6.450 6.850 4.700 2.J50 2.066 2.650 1.975 J.100 J.400 2.500 1.850 4.750 2.250 2.000 6.150 6.850 4.600 2.850 2.450 2.800 1.650 J.100 J.400 2.500 1.850 4.750 2.250 2.000 6.150 6.850 4.600 2.900 2.750 2.800 1.700 J.000 J.500 2.500 2.000 4.000 2.500 2.000 5.200 6.850 6.000 J.100 J.100 2.700 1.700 Jumlah 2.741.000 4J.7J0 44.796 45.262 47.075 47.600 48.150 Sumber : 0Inas PU Kab. 8arIto Kuala 3.8. KELEhACAAN 0AEPAH 8erdasarkan ketentuan dalam UU No. 22 Tahun 1999 tentang PemerIntahan 0aerah, bahwa dI daerah dIbentuk 0PF0 sebagaI badan legIslatIf daerah dan PemerIntahan 0aerah sebagaI badan eksekutIf daerah. PemerIntahan daerah terdIrI atas kepala daerah beserta perangkat daerahnya. 8upatI dalam menjalankan pemerIntahan daerahnya dIbantu oleh WakIl 8upatI dan Perangkat 0aerah yang terdIrI darI SekretarIs daerah, 0Inas 0aerah dan lembaga teknIs daerah laInnya. WakIl 8upatI dIpIlIh oleh 0PF0 bersamaan dengan pemIlIhan 8upatI yang bertanggung jawab pada 8upatI, dan apabIla 8upatI berhalangan maka WakIl 8upatI melaksanakan tugas dan wewenang 8upatI. 0Inas 0aerah adalah unsur pelaksana PemerIntah 0aerah yang dIpImpIn oleh seorang Kepala 0Inas yang dIangkat oleh 8upatI darI PegawaI NegerI SIpIl yang memenuhI syarat atas usul SekretarIs 0aerah. 0engan demIkIan Kepala 0Inas bertanggung jawab kepada 8upatI melaluI SekretarIs 0aerah.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 61 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
0engan dIberlakukannya UU No 22/1999, kewenangan daerah kabupaten semakIn besar dalam mengatur, menjalankan dan mengendalIkan pembangunan daerahnya yang mencakup semua kewenangan pemerIntahan, sepertI : 1. Pekerjaan umum 7. Kesehatan 2. PendIdIkan dan kebudayaan 8. PertanIan J. Perhubungan 9. ndustrI dan perdagangan 4. Penanaman modal 10. LIngkungan hIdup 5. Pertanahan 11. KoperasI 6. Tenaga kerja 0Iluar 11 kewenangan daerah tersebut terdapat beberapa kewenangan yang tetap menjadI kewenangan PemerIntah Pusat yaItu : 1. Kewenangan dalam bIdang polItIk luar negerI 2. Kewenangan dalam bIdang pertahanan dan keamanan J. Kewenangan dalam bIdang peradIlan 4. Kewenangan dalam bIdang moneter dan fIskal 5. Kewenangan dalam bIdang agama 6. Kewenangan dalam bIdang laInnya : a). KebIjakan tentang perencanaan nasIonal dan pengendalIan pembangunan nasIonal secara makro b). 0ana perImbangan keuangan c). SIstem admInIstrasI negara dan lembaga perekonomIan negara d). PembInaan dan pemberdayaan sumber daya manusIa e). Pendayagunaan sumber alam serta teknologI tInggI yang strategIs f). KonservasI g). StandarIsasI nasIonal 0engan dIberlakukannya undangundang tersebut, InstansIInstansI vertIkal yang termasuk dalam 11 kewenangan daerah dIatas akan menjadI 0Inas 0aerah. Kewenangan pemerIntah yang dIserahkan kepada daerah dalam rangka desentralIsaI harus dIsertaI dengan penyerahan dan pengalIhan pembIayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusIa sesuaI dengan kewenangan yang dIserahkan tersebut. Adapun dInasdInas daerah yang telah terbentuk dan ada dI Kabupaten 8arIto Kuala adalah : 1. 0Inas Pekerjaan Umum 2. 0Inas Pendapatan 0aerah J. 0Inas PertanIan 4. 0Inas PerIkanan dan Kelautan 5. 0Inas Kehutanan dan Perkebunan 6. 0Inas Pasar 7. 0Inas PendIdIkan 8. 0Inas ParIwIsata SenI dan 8udaya 9. 0Inas Kependudukan
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 62 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
10. 0Inas PerIndustrIan dan Perdagangan 11. 0Inas Perhubungan 12. 0Inas Kesejahteraan SosIal 1J. 0Inas Tenaga Kerja dan TransmIgrasI SelaIn dInasdInas teknIs tersebut, juga telah dIbentuk kantorkantor komponen : 1. 8adan Perencanaan Pembangunan 0aerah 2. Kantor Pemberdayaan |asyarakat dan Perempuan J. 8adan Pengawas 0aerah 4. 8adan KepegawaIan 0aerah 5. 8adan Kesatuan 8angsa dan PerlIndungan |asyarakat
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 63 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
4.1. KEIJAKSANAAN PENCANA TATA PUANC PPDPINSI KALIhANTAN SELATAN Fencana Tata Fuang WIlayah PropInsI (FTFWP) KalImantan Selatan telah memIlIkI kekuatan hukum berupa Peraturan 0aerah PropInsI KalImantan Selatan dengan Nomor 9 tahun 2000. Adapun muatanmuatan pentIng yang menyangkut kawasan perencanaan adalah sebagaI berIkut : A. Kawasan Suaka AIam dan Cagar udaya Kawasan cagar alam dI KalImantan Selatan yang telah dItetapkan sebagaImana tertuang dalam FTFWP KalImantan Selatan 2000 terdIrI darI : 1. Cagar Alam, terdIrI darI : a. Cagar Alam Pulau Kaget dI Kabupaten 8arIto Kuala b. Cagar Alam Selat Laut, Selat Sebuku dan Teluk Kelumpang dI Kabupaten Kotabaru c. Cagar Alam Cunung Ketawan dI Kabupaten Hulu SungaI Selatan 2. Suaka |argasatwa terdapat dI Kabupaten Tanah Laut J. Taman Hutan Faya terdapat dI Taman Hutan Faya Sultam Adam yang terletak dI Kabupaten 8anjar dan Tanah Laut. 4. Kawasan pantaI berhutan bakau seluas 5J.6J0 Ha (1,4J luas propInsI) yang seluruhnya terdapat dI Kabupaten Kotabaru mulaI darI pesIsIr pantaI dI Kecamatan 8atulIcIn ke arah utara hIngga Kecamatan Pamukan Selatan. Pokok - pokok kebIjakan pemanfaatan ruang kawasan suaka alam dI KalImantan Selatan adalah : 1. Pemantapan kawasan suaka alam sesuaI dengan tujuan perlIndungan masIngmasIng. 2. Pelarangan dIlakukannya kegIatan budIdaya apapun, kecualI yang berkaItan dengan fungsInya dan tIdak mengubah bentang alam, kondIsI pengganggu lahan serta ekosIstem alam yang ada. J. PengendalIan kegIatan budIdaya yang dapat mengganggu fungsI hutan bakau dengan melIbatkan masyarakat setempat yang sudah bermukIm turun temurun, melaluI areal budIdaya sesuaI daya dukung dan kesesuaIan lahannya yang tIdak mengganggu fungsI lIndung kawasan hutan bakau tersebut. SehIngga akan terjadI hubungan salIng melIndungI antara masyarakat dan lIngkungan alam sekItarnya. 4. Pengembangan dan pengelolaan taman wIsata alam dan taman hutan raya yang dapat memadukan kepentIngan pelestarIan hutan wIsata/rekreasI alam. BAB IV KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PENATAAN RUANG
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 64 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
5. Pengaturan dan penataan kawasan penambangan galIan golongan C dIsekItar Taman Hutan Faya Sultan Adam, berkaItan dengan dampak bahaya longsor, erosI dan sedImentasI.
. PertanIan Tanaman TahunanlPerkebunan Kawasan perkebunan saat InI relatIf pesat berkembang dI KalImantan Selatan khususnya dI Kota 8anjarbaru, Kabupaten 8arIto Kuala, TapIn, HSS, HST, HSU, Tabalong, Tanah Laut dan Kotabaru. KomodItI yang dIbudIdayakan umumnya berupa tanaman kelapa sawIt, karet dan kelapa hIbrIda. PotensI pengembangan perkebunan masIh cukup besar, baIk berdasarkan arahan kesesuaIan lahannya maupun dengan memanfaatkan peluang penggunaan kawasan hutan dengan pola HPHTC, khususnya dI Kabupaten Tabalong, Tanah Laut dan Kotabaru yang sebagIan besar wIlayahnya merupakan areal hutan. C. Peternakan Pengembangan peternakan dIlakukan secara parsIal dan bersIfat non kawasan mengIngat sIfat kegIatannya yang domInan berupa peternakan rakyat berlokasI pada fungsI pemanfaatan laInnya sepertI pada lahan pertanIan, rawa, perkampungan maupun kawasan hutan. Fencana pengembangan peternakan berdasarkan jenIs budIdaya terdIrI darI : Ternak ItIk dIkembangkan dI Kabupaten Hulu SungaI Utara (Kecamatan 0anau Panggang, SungaI Pandan, AmuntaI Selatan, AmuntaI Tengah, LampIhong, 8anjang, 8abIrIk) dan Kabupaten Tabalong (Kecamatan Tanjung, Pugaan, Kelua, |uara Harus). Pengembangan dIlakukan usaha tanI yang tepat dan dapat dIusahakan secara tradIsIonal, semI IntensIf dan IntensIf yang dItunjang dengan pengembangan Infrastruktur, penIngkatan efIsIensI, perluasan pasar dan pemantauan lIngkungan. Ternak sapI dIkembangkan dI Kota 8anjarbaru, Kabupaten 8anjar, 8arIto Kuala, TapIn, Hulu SungaI Selatan, Hulu SungaI Tengah, Hulu SungaI Utara, Tabalong, Tanah Laut dan Kotabaru. Ternak unggas dIkembangkan dI Kota 8anjarbaru, Kabupaten 8anjar, 8arIto Kuala, TapIn, Hulu SungaI Selatan, Hulu SungaI Tengah, Hulu SungaI Utara, Tabalong, Tanah Laut dan Kotabaru. 0. PerIkanan Untuk perkembangan perIkanan merupakan pengembangan non kawasan yaItu pada peraIran darat (rawa, danau, sungaI, kolam, pesIsIr pantaI/tambak) dan peraIran laut. Untuk perIkanan darat dIkembangkan dI Kabupaten Tabalong, HSU, HST, HSS, 8arIto Kuala, TapIn, 8anjar, Tanah Laut dan Kotabaru. Pengembangan perIkanan darat dIlakukan dengan pengembangan komodItas andalan perIkanan yang dapat hIdup dan tumbuh baIk dI peraIran rawa sebagaImana kondIsI wIlayah barat yang umumnya merupakan areal rawa. Pengembangan InI harus dItunjang dengan program perbaIkan Infrastruktur (pembangunan kolam Ikan dan sarana produksI), pengembangan IndustrI
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 65 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
berbasIs perIkanan (IndustrI pakan Ikan, Ikan asap, mInyak Ikan dan kerupuk Ikan), dan pengaturan tata ruang. Khusus untuk perIkanan tambak dIkembangkan dI Kabupaten Kotabaru (Kecamatan 8atulIcIn, Kusan HIlIr, SungaI Loban dan SatuI) dan Kabupaten Tanah Laut (Kecamatan KIntap). PerIkanan laut dIkembangkan dI Kabupaten Tanah Laut dan Kotabaru yang merupakan daerah yang memIlIkI garIs pantaI yang cukup luas. E. Kawasan ParIwIsata Kawasan parIwIsata umumnya berupa objek wIsata nonkawasan yang tersebar dIbeberapa kawasan, sedangkan kawasan wIsata spesIfIk antara laIn dI Kabupaten Tanah Laut, Tabalong, 8arIto Kuala dan HSS. Pengembangan parIwIsata lebIh dItItIk beratkan pada pengembangan potensI wIsata alamIah yang cukup banyak tersebar dI KalImantan Selatan, antara laIn: Dbjek wIsata alam Loksado (Kabupaten HSS), Pulau Kaget (Kabupaten 8arIto Kuala), Tahura Sultan Adam (Kabupaten 8anjar), Upau dan Jaro (Kabupaten Tabalong), Hantakan, Pagat, 8atang AlaI Selatan dan Haruyan (Kabupaten HST), Cua Temu Luang dan Cua Sunggung (Kabupaten Kotabaru). Dbjek wIsata pantaI Swarangan, TakIsung dan 8atakan (Kabupaten Tanah Laut), pantaI Pagatan, pulau TamIyang dan Sarang TIung (Kabupaten Kotabaru). Dbjek WIsata buatan/atraksI antara laIn Tanjung PurI (Kabupaten Tabalong), pasar Terapung (Kota 8anjarmasIn), Waduk FIam Kanan (Kabupaten 8anjar), Kerbau Fawa (Kabupaten HSU dan HSS), dan pendulangan ntan (Kabupaten 8anjar) dan Jembatan 8arIto (Kabupaten 8arIto Kuala). Dbjek wIsata relIgIus Pelampayan (kabupaten 8anjar), makam Sultan Adam, Pangeran AntasarI dan Kubah 8asIrIh (Kota 8anjarmasIn). Dbjek wIsata sejarah CandI Agung (Kabupaten HSU) Luas kawasan parIwIsata dIrencanakan sebesar J.407 Ha, berkurang darI rencana sebelumnya seluas 5.180 Ha mengIngat sebagIan objek/kawasan wIsata yang ada sudah masuk dalam delIneasI kawasan laInnya, khususnya pada kawasan hutan yang merupakan objek wIsata alam. F. Pengembangan Perkotaan 1. FungsI Kota Kotakota dI KalImantan Selatan dIkembangKan dengan 6 (enam) fungsI utama: 1. Pusat Pelayanan Komunkas, fungsI InI dItetapkan pada kotakota yang memIlIkI lokasI strategIs sepertI terletak dI jalur utama pelayanan, dIpersImpangan jalan regIonal serta memIlIkI fasIlItas transportasI skala regIonal (pelabuhan, dermaga, lapangan udara). 0engan demIkIan kotakota InI harus mampu berfungsI sebagaI pengumpul produkproduk yang dIhasIlkan oleh wIlayah Interland yang cukup luas untuk dIpasarkan keluar wIlayah tersebut.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 66 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Kotakota yang berfungsI sebagaI pusat komunIkasI antar wIlayah adalah Kota 8anjarmasIn, 8anjarbaru, |artapura, PalaIharI, |arabahan, |argasarI, Fantau, Kandangan, Negara, AmuntaI, 8arabaI, Kelua, Tanjung, KIntapura, Pagatan, 8atulIcIn, |anggalau, |uara Uya dan Kotabaru. 2. Pusat lndustr Manujaktur, kotakota yang dItetapkan dengan fungsI InI harus memIlIkI fasIlItas dan prasarana yang memadaI untuk berlangsungnya kegIatan IndustrI secara efesIen serta mempunyaI akses yang tInggI untuk memperoleh bahan baku dan pemasaran produksI. Kotakota yang berfungsI sebagaI pusat IndustrI manufaktur adalah Kota 8anjarmasIn, 8anjarbaru, |artapura, |arabahan, AmuntaI, |uara Uya, Tanjung, 8atI8atI, KIntapura, 8atulIcIn, dan Kotabaru. J. Pusat Pemukman, kotakota yang dItetapkan dengan fungsI pemukIman harus dItunjang oleh kecukupan fasIlItas dan prasarana pelayanan untuk penduduk kota. Seluruh orde kota dIarahkan sebagaI pusat pemukIman. 4. Pusat Admnstras Pemerntahan, fungsI InI dItetapkan pada kota yang secara admInIstratIf memIlIkI kedudukan sebagaI pusat utama pemerIntahan, yang harus memIlIkI kelengkapan pelayanan admInIstrasI kabupaten/kota dalam kecamatan sesuaI dengan status admInIstrasInya dan harus memIlIkI aksesIbIlIats yang baIk dengan wIlayah belakangnya. 0engan demIkIan seluruh kota dIarahkan memIlIk fungsI sebagaI pusat admInIstrasI pemerIntah. 5. Pusat Pelayanan Wlayah elakany, fungsI InI dItetapkan pada kotakota yang memIlIkI kemampuan sebagaI pusat pelayanan jasa, perdagangan dan sosIal/umum terhadap wIlayah belakangnya yang mencakup pelayanan terhadap beberapa kota/wIlayah dIsekItarnya hIngga keluar batas admInIstrasInya sebagaI pusat koleksI dan dIstrIbusI. Kotakota yang berfungsI sebagaI pusat pelayanan wIlayah belakangnya adalah seluruh Ibukota kabupaten dan beberapa Ibukota kecamatan antara laIn kota |argasarI, Negara, PantaI Hambawang, AlabIo, ParIngIn, Kelua, KIntapura, Pagatan dan 8atulIcIn. 6. Pusat Pelayanan Lokal, fungsI InI dItetapkan pada kotakota yang memIlIkI kemampuan sebagaI pusat pelayanan jasa, perdagangan dan sosIal/umum secara lokal terhadap beberapa kota/wIlayah dIsekItarnya dalam lIngkup terbatas. Kotakota yang berfungsI sebagaI pusat pelayanan lokal adalah kotakota selaIn yang memIlIkI fungsI pelayanan wIlayah belakang sebagaImana dIsebutkan dIatas, namun terdapat beberapa kota dengan tetap memIlIkI fungsI pelayanan lokal sesuaI dengan kondIsInya saat InI tetapI juga dIarahkan untuk dItIngkatkan menjadI fungsI baru sebagaI kota pusat pelayanan daerah belakang, yaItu kota |argasarI, PantaI Hambawang, AlabIo, ParIngIn, Kelua dan KIntapura. 2. KebIjakan Pengembangan Penetapan kebIjakan pengembangan kota dIlakukan dengan mengacu pada perkembangan obyektIf masIngmasIng kota antara laIn :
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 67 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
1. Adanya kebIjakan pemIndahan pusat pemerIntahan PropInsI ke Kota 8anjarbaru, sehIngga akan mengurangI pengembangan fungsI pelayanan pemerIntahan pada Kota 8anjarmasIn. 2. Terbentuknya wIlayah Kota 8anjarbaru sehIngga mempengaruhI strategI dan kebIjakan sIstem perkotaan yang telah dItetapkan termasuk dIstrIbusI fungsInya. J. Penetapan Kota 8atulIcIn sebagaI pusat pengembangan Kapet 8atulIcIn yang rencana pengembangannya akan dItunjang dengan penyedIaan pelabuhan samudera dan prasarana penunjang laInnya. 4. Pergeseran orde kota, yaItu naIknya beberapa orde kota yang berartI semakIn tInggI kebutuhan penyedIaan sarana dan prasarana penunjangnya. 5. Pengembangan akses transportasI darat poros tImurtengahbarat menghubungkan 8atulIcInKandangan|arabahan serta poros utaraselatan menghubungkan 8anjarmasIn|arabahanKalteng (8untok dan |uara Teweh). 6. Adanya rencana pengembangan sIstem jarIngan darat 8untokPalangkaraya sehIngga akan mengurangI sIrkulasI dan InteraksI melaluI jarIngan darat dI PropInsI KalImantan Selatan. 7. SemakIn tInggInya akses dan sIrkulasI perhubungan laut antar 8anjarmasIn Surabaya, 8anjarmasInSemarang, 8atulIcInSurabaya dan 8atulIcIn8alIkpapan |akassar yang berartI semakIn membuka peluang bagI perkembangan Kota 8anjarmasIn dan Kota 8atulIcIn pada khususnya dan wIlayah kota laInnya dI PropInsI KalImantan Selatan. J. Pengembangan Kota Drde yang memIlIkI skala pelayanan subregIonal dan/atau Kabupaten dIarahkan pada : PenIngkatan kegIatan ekonomI yang mempunyaI kaItan erat dengan wIlayah belakang yang menjadI daerah pelayanannya, terutama untuk Kota Kandangan dan 8atulIcIn. PenIngkatan fasIlItas, sarana dan prasarana kota yang harus mampu berfungsI untuk menerIma penjalaran perkembangan darI 8anjarmasIn PenIngkatan fasIlItas, sarana dan prasarana kota Kandangan yang akan mengacu dan memantapkan fungsI pelayanan WP Kayu TangI PenIngkatan status 8atulIcIn sebagaI pusat pengembangan WP Tanah 8umbu. PenIngkatan keterkaItan dengan wIlayah belakang yang menjadI daerah pelayanannya melaluI penIngkatan jarIngan jalan 8atulIcInKandangan; penIngkatan aksesIbIlItas antara Kotabaru dengan kotakota 8atulIcIn, Pagatan dan kotakota laInnya dI daratan KalImantan Selatan melaluI penIngkatan sIstem perhubungan laut, serta penIngkatan sIstem perhubungan darat darI Kandangan kewIlayah belakangnya. Juga dIkembangkan pembangunan jalan |arabahan |argasarIFantau/Kandangan yang menghubungkan dengan Kota 8anjarmasIn.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 68 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Pencegahan kerusakan lIngkungan terutama bagI 8atulIcIn yang akan berkembang menjadI daerah IndustrI dan pelabuhan Penanganan kerusakan lIngkungan yang telah dan akan terjadI dI Kotabaru sebagaI akIbat darI adanya kegIatan IndustrI pengolahan kayu dan pelabuhan. PenIngkatan kerjasama antar pemerIntah dan swasta dalam pengadaan berbagaI fasIlItas, sarana dan prasarana perkotaan untuk penunjang fungsI kota Penataan ruang melaluI perencanaan, pelaksanaan dan pengendalIan tata ruang kota. 4. Pengembangan kotakota Drde dengan skala pelayanan kabupaten dIarahkan pada : PenIngkatan kegIatan ekonomI kota yang mempunyaI kaItan erat dengan potensI wIlayah belakang yang menjadI daerah pelayanannya, dengan prIorItas kota Fantau, |arabahan dan Tanjung karena ketIga kota InI perlu dIpacu segera perkembangannya agar mampu berfungsI sebagaI pusat pelayanan bagI kota kota orde 7 PenIngkatan aksesIbIlItas kota dengan wIlayah belakang dan dengan kotakota orde melaluI penIngkatan sIstem perhubungan darat maupun sungaI PenIngkatan fasIlItas, sarana dan prasarana kota sehIngga ketersedIaanya sesuaI dengan fungsI kota. PenIngkatan kerjasama antara pemerIntah dan swasta dalam pengadaan fasIlItas sarana dan prasarana perkotaan. PengendalIan lIngkungan, terutama untuk |arabahan yang banyak memIlIkI IndustrI pengolahan kayu, serta PelaIharI yang memIlIkI IndustrI pengolahan tebu Penataan ruang kota melaluI perencanaan, pemanfaatan dan pengendalIan tata ruang kota. 5. Pengembangan kotakota Drde 7 dan 7 yang memIlIkI skala pelayanan kecamatan/lokal dIarahkan pada : PenIngkatan fasIlItas, sarana dan prasarana perkotaan yang menunjang pertumbuhan IndustrI manufaktur. PenIngkatan fasIlItas, sarana dan prasarana perkotaan bagI seluruh kotakota yang termasuk dalam orde InI, agar mampu berfungsI sebagaI pusat pengembangan wIlayah belakang. PenIngkatan kegIatan ekonomI yang dapat menarIk penduduk sehIngga kotakota orde 7 tersebut dapat mencapaI ukuran ekonomIs dalam pembangunan fasIlItas, sarana dan prasarana perkotaan. PenIngkatan aksesIbIlItas kewIlayah belakang yang menjadI daerah pelayanannya serta ke kotakota yang berorde lebIh tInggI melaluI pengembangan sIstem perhubungan sungaI maupun darat.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 69 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Penataan ruang kota melaluI perencanaan pemanfaatan dan pengendalIan tata ruang kota. C. Penetapan SIstem Prasarana WIIayah 1. Prasarana TransportasI dan KomunIksI SIstem jarIngan transportasI terdapat beberapa sImpul pentIng yang melayanI perhubungan transportasI KalImantan Selatan keluar propInsI, yaItu : Pelabuhan TrIsaktI 8anjarmasIn sebagaI sImpul Pelayanan Nusantara dan Samudera (Ekspor, mpor) Pelabuhan 8atulIcIn dI Kabupaten Kotabaru sebagaI sImpul Pelabuhan Nusantara dan Samudera (Ekspor, mpor) Pelabuhan |ekar PutIh dI Kabupaten Kotabaru yang dIkembangkan sebagaI pelabuhan ekspor batubara. Pelabuhan Kotabaru dI Kabupaten Kotabaru yang dIkembangkan sebagaI Pelabuhan Nusantara. 8atulIcIn sebagaI sImpul transportasI darat menghubungkan dengan Tanah Crogot dan transIt transportasI laut darI Surabaya dan |akassar Kandangan sebagaI sImpul transportasI antar sub regIonal menghubungkan 8atulIcIn. 2. TransportasI JaIan Paya PenIngkatan jalan 8atulIcInSengayam (ke arah Tanah Cerogot dI KalImantan TImur), yaItu sebagaI bagIan darI TransKalImantan dan perpanjangan KorIdor 8anjarmasIn8atulIcIn. 3. Prasarana IrIgasI Fencana pengembangan IrIgasI tetap mengacu pada arahan sebelumnya yaItu : rIgasI rIam kanan yang akan mengaIrI sekItar 26.000 Ha sawah dI Kecamatan |artapura, Landasan UlIn, Cambut, Kertak Hanyar, SungaI Tabuk dan AluhAluh Pengembangan daerah IrIgasI yang telah ada sesuaI dengan debIt sumber aIr. Pengembangan IrIgasI daerah rawa yaItu dI Fawa SIang Cantung dI Kabupaten Hulu SungaI Selatan dan Fawa |unIng dI Kabupaten TapIn. Pengembangan IrIgasI lahan lebak dI Kecamatan 8atumandI, LampIhong dan 8anjang Kabupaten HSU. Pengembangan IrIgasI dI Kecamatan Pugaan, 8anua Lawas, |uara Harus dan Kelua dI Kabupaten Tabalong. Pengembangan IrIgasI dI Kecamatan Kusan Hulu, Kusan HIlIr, Pulau Laut TImur, Kelumpang Utara dI Kabupaten Kotabaru. Pengembangan IrIgasI dI kecamatan Kusan Hulu, Kusan HIlIr, Pulau Laut TImur, Kelumpang Utara dI Kabupaten Kotabaru. Pengembangan IrIgasI dI Kabupaten 8arIto Kuala.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 70 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
H. Pengembangan Sektor AndaIan dan Kawasan PrIorItas Perkebunan akan dIkembangkan dI Kabupaten TapIn, HSU, HSS, Tabalong, Kotabaru, Tanah Laut, 8anjar. KebIjakan pengembangannya dIarahkan pada : 1. PenIngkatan produktIvItas dan kualItas komodItI 2. Perluasan areal pengusahaan J. Pengembangan sIstem PF 4. 0IversIfIkasI komodItI 5. Pengembangan IndustrI pengolahan hasIl perkebunan 6. PengkaItan dengan program transmIgrasI 7. |encarI peluang pasar ekspor 8. Pengembangan pola HPHTC I. Sektor Pertambangan Pengembangan sektor InI akan dIkembangkan dI Kabupaten Tabalong, HSU, HSS, Kotabaru, Tanah Laut, TapIn dan HST. KebIjakan pengembangan sektor pertambangan adalah : |enIngkatkan usaha pencarIan sumbersumber tambang dan energI Pengembangan pengelolaan hasIl tambang |endorong perkembangan pertambangan rakyat |enfaatkan batubara untuk pengembangan energI |engekspor hasIl/olahan setIap tambang PengembalIan fungsI arealareal bekas penambangan melaluI kegIatan reklamasI 4.2. PENCANA UhUh TATA PUANC KAWASAN PEPKDTAAN ANJAPhASKUALA Fencana Umum Tata Fuang Kawasan (FUTFK) Perkotaan 8anjarmaskuala memIlIkI lIngkup wIlayah Kota 8anjarmasIn, Kabupaten 8anjar, Kota 8anjarbaru dan Kabupaten 8arIto Kuala telah dIsusun untuk perIode 19992019. A. StrategI dan Pencana Pengembangan FIsIk dan Tata Puang StrategI dan rencana Pengembangan FIsIk dan Tata Fuang Kawasan Perkotaan 8anjarmaskuala melIputI : 1). Pola Pemanfaatan Fuang Kawasan, melaluI penIngkatan optImalIsasI pemanfaatan ruang berdasarkan kecocokan lokasI dan kesesuaIan lahan, mengembangkan konsep pola pemanfaatan ruang yang merupakan perpaduan antara konsep Ideal dengan kondIsI obyektIf dIlapangan, yaItu penataan elemenelemen fungsIonal pembentuk struktur kota yang berpola konsentrIk dengan memanfaatkan pola lInear dan parsIal yang ada,mengendalIkan dan mengarahkan perkembangan fIsIk kota dan perkotaan secara IntensIf dan ekstensIf. 2). Pengembangan Struktur Tata Fuang a. Fencana Struktur Pusat Pelayanan
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 71 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Kawasan perkotaan 8anjarmaskuala dIbagI dalam 5 (lIma) Kawasan Pengembangan Kota (KPK), yaItu : 1. KPK, melIputI seluruh Kotamadya 8anjarmasIn yang dIlayanI oleh 1 (satu) pusat utama, yaItu pusat kota. 2. KPK, melIputI Kawasan Kertak Hanyar, Kawasan Cambut dan Kawasan Aluh Aluh yang dIlayanI oleh subpusat kota dI Kertak Hanyar. J. KPK, melIputI Kawasan Alalak dan |andastana yang dIlayanI oleh subpusat kota dI HandIl 8aktI 4. KPK7, melIputI Kawasan Landasan UlIn yang dIlayanI oleh subpusat kota yang berada dekat dengan bandar udara SyamsudIn Noor. 5. KPK7, melIputI Kawasan SungaI Tabuk yang dIlayanI oleh subpusat kota yang dIkembangkan dekat pusat Kecamatan SungaI Tabuk.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 72 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
a. Fencana Struktur KegIatan Kota Struktur kegIatan kota adalah pembentukan kota secara keseluruhan yang bertujuan untuk memberIkan gambaran bentuk kota terutama dalam pembagIan kegIatankegIatan prImer dan kegIatan sekunder. Fencana struktur kegIatan yang dIkembangkan dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala berdasarkan fungsI adalah : (1). FungsI PrImer, terdIrI atas : Perdagangan dan jasa skala regIonal, ndustrI dan pergudangan, TermInal Induk, pelabuhan laut dan bandar udara (2). FungsI sekunder, terdIrI atas : Perdagangan dan jasa skala kota, FasIlItas umum, FasIlItas socIal, PermukIman/perumahan, FekreasI dan olahraga, Perkantoran pemerIntah dan bangunan umum b. Fencana Struktur JarIngan Jalan Struktur jarIngan jalan yang akan dIkembangkan dI kawasan 8anjarmaskuala secara efesIen dan efektIf terdIrI atas 2 (dua) jenIs, yaItu jarIngan jalan prImer dan sekunder. Fencana struktur jarIngan jalan prImer terdIrI atas 2 (dua) yaItu : 1. jalan arterI prImer dalam kota, yaItu jarIngan jalan yang menghubungkan antar kegIatan prImer (8andar udara, Pelabuhan Laut, ndustrI dan Perdagangan) 2. jalan arterI prImer antar kota. Pengembangan struktur jarIngan jalan dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala telah dIlengkapI pula dengan pembangunan jalan lIngkar utara yang menghubungkan dengan kabupaten 8arIto Kuala dan jalan lIngkar selatan menghubungkan dengan Pelabuhan Laut. . StrategI dan Pencana Pengembangan Kependudukan StrategI dan rencana pengembangan kependudukan pada dasarnya merupakan upaya pengendalIan perkembangan dan penyebaran penduduk serta untuk menIngkatkan kesejahteraan penduduk yang dItempuh melaluI langkahlangkah: 1). PredIksI pertumbuhan penduduk kawasan perkotaan 8anjarmaskuala sampaI tahun 2019 adalah 1.J76.417 jIwa 2). Penetapan kepadatan maksImum penduduk dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala adalah sebesar 250 jIwa/ha J). Penyebaran penduduk yang merata pada seluruh kawasan perkotaan 8anjarmaskuala, terutama kawasan pengembangan yang baru 4). PenIngkatan kualItas pendIdIkan masyarakat. C. StrategI dan Pencana Pengembangan KegIatan Perdagangan dan Jasa StrategI pengembangan kegIatan perdagangan dan jasa sebagaI bagIan darI kegIatan kota dI kawasan 8anjarmaskuala untuk mendorong dan merangsang pertumbuhan ekonomI: 1). PenIngkatan kualItas bangunan dan lIngkungan pusat kota 8anjarmasIn dalam rangka memperbaIkI nIlaI ekonomI dan estetIka kawasan
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 73 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
2). Pembangunan dan penIngkatan pusat perdagangan besar, pusat perbelanjaan serta sektor jasa J). PenIngkatan dIstrIbusI barang yang dIdukung oleh penIngkatan sarana dan prasarana transportasI 4). Penyebaran pusat kegIatan perdagangan pada kawasan yang memIlIkI aksesIbIlItas tInggI dan sesuaI dengan hIrarkI pelayanannya. Fencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala dIlakukan untuk menIngkatkan pertumbuhan ekonomI, sehIngga dIkembangkan pusatpusat perdagangan baru dengan skala pelayanan subpusat kota yang dIarahkan dIkawasan HandIl 8aktI, Kertak Hanyar dan dIsekItar rencana Induk termInal Kawasan Cambut (Km 17). 0. StrategI dan Pencana Pengembangan KegIatan IndustrI StrategI pengembangan kegIatan IndustrI dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala bertujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomI kota dan perkotaan melaluI pengembangan IndustrI kecIl, menengah hIngga besar. StrategI dan rencana pengembangan kegIatan IndustrI melaluI langkahlangkah sebagaI berIkut: 1). JenIs IndustrI yang dIkembangkan merupakan IndustrI yang berorIentasI ekspor 2). Pengembangan IndustrI menengah dan besar merupakan stImulator perkembangan bagI kegIatan pendukung laInnya J). Pengembangan IndustrI kecIl melaluI pembentukan sentrasentra IndustrI kecIl 4). PengalokasIan IndustrI menengah dan besar pada jarIngan jalan prImer dan berada cukup jauh darI kawasan permukIman. Fencana pengembangan kawasan IndustrI dIarahkan pada kawasan LIanganggang Kecamatan Landasan UlIn, terutama untuk jenIs IndustrI menengah hIngga besar. Sedangkan jenIs IndustrI kecIl dan menengah yang nonpolutIf dIbIarkan menyebar dI kawasan kota. KegIatan jasa IndustrI dan pergudangan merupakan kegIatan yang mempunyaI hubungan erat dengan kegIatan IndustrI dan dIkembangkan dI Kawasan Cambut yang bersebelahan dengan Kawasan ndustrI LIanganggang. E. StrategI dan Pencana Pengembangan Perumahan StrategI pengembangan perumahan dI Kawasan Perkotaan 8anjarmaskuala bertujuan mengadakan pemerataan penyebaran penduduk dalam rangka mengurangI kepadatan penduduk, penyedIaan sarana dan prasarana perumahan, mengIsI struktur ruang perkotaan 8anjarmaskuala melaluI langkahlangkah sebagaI berIkut : 1. PenyedIaan lahan matang untuk pengembangan perumahan skala besar yang dIlengkapI dengan sarana dan prasarana perumahan 2. |enIngkatkan kondIsI lIngkungan perumahan yang sehat dan rehabIlItasI rumah kumuh. J. Program peremajaan lIngkungan 0I kawasan InI struktur perumahannya adalah 6 : J : 1, yaItu :
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 74 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
1. 6 (enam) untuk kaplIng kecIl dengan luas ratarata 200 m 2. J (tIga) untuk kaplIng sedang dengan luas ratarata 400 m J. 1 (satu) untuk kaplIng besar dengan luas ratarata 600 m dImana untuk setIap rumah dIperkIrakan dIhunI oleh 5 (lIma) jIwa. 0engan demIkIan perkIraan kebutuhan perumahan keseluruhan sampaI tahun 2019 adalah 257.28J unIt dengan luas 8.257,48 ha. Fencana pengembangan permukIman skala besar dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala, yaItu pada kawasan Kertak Hanyar (Km 89) dengan konsep 8anjarmasIn 8aru dengan type menengah hIngga besar. Sedangkan rencana pengembangan permukIman skala besar dI kawasan Cambut (Km 17), Landasan UlIn dan SungaI Tabuk dengan menggunakan konsep Kota 8aru SatelIt dengan type kaplIng kecIl, menengah hIngga besar. F. StrategI Pengembangan PertanIan dan IrIgasI StrategI pengembangan pertanIan dan IrIgasI dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala melIputI : 1). |empertahankan lahan pertanIan dengan sIstem IrIgasI teknIs darI alIh fungsI sebagaI lahan terbangun kota 2). Pemanfaatan lahanlahan perkotaaan yang masIh kosong untuk kegIatan pertanIan dalam batasbatas tertentu J). PenIngkatan produktIfItas pertanIan dengan menggunakan teknologI tepat guna 4). PenIngkatan peran aktIf darI pemerIntah dalam mendorong kegIatan pertanIan dan pemasaran produksI pertanIan. Fencana pengembangan kawasan pertanIan sebagaI sumber produksI pangan masyarakat KalImantan Selatan dan jalur hIjau yang dapat membatasI perkembangan perkotaan pada lahan subur dan kawasan IrIgasI teknIs yang potensIal untuk penyedIaan pangan masyarakat. Fencana pengembangan kawasan pertanIan dIarahkan pada kawasan Kertak Hanyar, Cambut, Aluhaluh, SungaI Tabuk dan Kawasan |andastana. C. StrategI Pengembangan ParIwIsata StrategI pengembangan parIwIsata dImaksudkan untuk menIngkatkan perekonomIan darI sektor parIwIsata. KebIjaksanaan dIbIdang parIwIsata melIputI : 1. Pengembangan kawasan/objek wIsata melaluI penIngkatan sarana dan prasarana pendukungnya, sepertI pasar terapung, wIsata Pulau Kembang, Pulau 8akut, Kawasan FekreasI dan Dlahraga (Hutan LIndung dan olahraga Colf) serta wIsata aIr melIntasI SungaI |artapura. 2. Penataan kawasan wIsata dIsepanjang SungaI |artapura J. Pengembangan fasIlItas rekreasI Hutan LIndung dan olahraga Colf 4. Pengembangan kegIatan laIn yang mendukung parIwIsata
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 75 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
H. StrategI dan Pencana Pengembangan FasIIItas Kota StrategI InI dImaksudkan untuk mengembangkan fasIlItas kota agar lebIh terarah, berdaya guna dan berhasIl guna dalam memberIkan kebutuhan fasIlItas dan memberIkan pelayanan kepada masyarakat. KebIjaksanaan pengembangan fasIlItas adalah : 1. DptImalIsasI pelayanan fasIlItas masyarakat 2. Pembangunan dan penIngkatan fasIlItas sesuaI dengan kebutuhan masyarakat yang melIputI fasIlItas dengan pelayanan skala regIonal dan lokal J. PengalokasIan fasIlItas berdasarkan skala pelayanannya serta dIsesuaIkan dengan arahan struktur perkotaan masa yang akan datang. I. Pencana Pengembangan UtuIItas Kota Program pengembangan utIlItas kota dIketengahkan sebagaI rencana pengembangan yang melIputI aIr bersIh, lIstrIk, telekomunIkasI, draInase, persampahan. 1. AIr 8ersIh Fencana pengembangan aIr bersIh sebagaI upaya penyedIaan aIr bersIh untuk kebutuhan masyarakat adalah : a. Pengadaan aIr bersIh yang dIkelola oleh P0A| b. |emberIkan rencana pendIstrIbusIan aIr bersIh baIk melaluI sIstem perpIpaan maupun nonperpIpaan c. Target pelayanan aIr bersIh hIngga akhIr tahun 2019 dapat melayanI seluruh masyarakat dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala. PenyedIaan aIr bersIh dI kawasan permukIman dan lIngkungan perkotaan 8anjarmaskuala dImaksudkan untuk melayanI penduduk akan kebutuhannya terhadap aIr bersIh baIk secara kwalItas maupun untuk menIngkatkan kesejahteraan masyarakat. Fencana pengembangan utIlItas aIr bersIh adalah : a. Jumlah penduduk yang dIlayanI sampaI akhIr tahun perencanaan 2019 adalah 100 dengan asumsI 80 untuk perumahan yang melayanI 5 (lIma) jIwa dan 20 untuk kran umum yang melayanI 100 jIwa b. TIngkat kebutuhan aIr bersIh untuk sambungan rumah 1J0 lIter/orang/harI, kran umum 60 lIter/orang/harI, non domestIk sebesar 70 darI rumah dan kran umum c. Kebocoran atau kehIlangan aIr sebesar 25 darI kebutuhan aIr, sedangkan kebutuhan puncak harIan sebesar 115 darI total kebutuhan aIr. d. Sumber baku aIr bersIh berasal darI sungaI 8arIto, sungaI Alalak dan sungaI |artapura e. 8esarnya kebutuhan aIr bersIh hIngga akhIr tahun perencanaan 2019 adalah 2.0J1,17 lIter/detIk dengan kebutuhan puncak sebesar 2.JJ5,85 lIter/detIk.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 76 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
2. JarIngan LIstrIk Fencana pengembangan jarIngan lIstrIk dIkawasan perkotaan 8anjarmaskuala melIputI: a. Fencana kebutuhan lIstrIk hIngga tahun 2019 adalah 564.JJ2 K7A yang bersumber pada PLTA FIam Kanan/FIam KIwa dan PLTU AsamAsam b. TIngkat pelayanan lIstrIk untuk kegIatan perkotaan dIsesuaIkan dengan prIorItas dan fungsI pemanfaatan bangunan c. Pengembangan sIstem jarIngan lIstrIk, berupa pengaturan sIstem dIstrIbusI dengan melIhat jenIs type bangunan yang akan dIlayanI agar tercapaI efesIensI serta memberIkan keamanan lIngkungan. J. TelekomunIkasI Fencana pengembangan jarIngan telekomunIkasI dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala melIputI : a. PenIngkatan kualItas pelayanan sIstem komunIkasI melaluI penambahan jumlah jarIngan kabel telepon dan perluasan jangkuan pelayanannya b. PenIngkatan dan pengembangan sarana warung telekomunIkasI dan telepon umum c. PrIorItas pengembangan pada kawasan yang memIlIkI fungsI strategIs dan skala pelayanan regIonal dan lokal d. Pengadaan dan penambahan satuan sambungan telepon (STT) dI kawasan perkotaan 8anjamaskuala. 4. 0ranaIse Fencana pengembangan sIstem draInase dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala melIputI : a. Pengembangan sIstem draInase yang terpadu dengan rencana pengembangan jalan, pengendalIan banjIr, perbaIkan lIngkungan permukIman dan rencana pembangunan permukIman baru b. FehabIlItasI dan normalIsasI saluran draInase yang sudah ada c. Penataan saluran draInase berdasarkan hIrarkI draInase perkotaan d. Pembangunan saluran draInase yang baru pada kawasan rawa genangan dan jarIngan jalan dengan dImensI dan bentuk saluran yang sesuaI dengan fungsI dan debIt lImpasan aIr maksImal. 0alam rangka menunjang pembangunan kota maka perlu dIdukung dengan perencanaan draInase yang baIk. Perencanaan draInase melIputI 4 (empat) jenjang fungsI yaItu : saluran prImer, sekunder, tersIer dan kuarter. Fencana pengembangan sIstem draInase tertutup dI kawasan pusat kota dan kawasan tertentu dImaksudkan untuk memberIkan kesan yang baIk terhadap lIngkungan, kebersIhan dan keselamatan pejalan kakI. Sedangkan rencana pengembangan sIstem pembuangan aIr lImbah dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala dIarahkan pada sIstem sanItasI onsIte, yaItu pembuangan aIr lImbah kedalam bak penampung (septIctank) dengan sarana yang dIgunakan melIputI tangkI septIctank dengan sumur resapan, cubluk dengan leher angsa.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 77 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
5. Persampahan Fencana pengembangan sIstem persampahan dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala melIputI : a. Pengumpulan sampah dIarahkan dengan sIstem komunal pada lIngkungan permukIman yang padat, sedangkan sIstem IndIvIdu dIlakukan pada kawasan baru yang lebIh teratur dan tIdak padat. b. PenIngkatan sarana dan prasarana persampahan sesuaI dengan kebutuhan dan volume sampah dan dIalokasIkan secara menyebar c. Pengelolaan sampah akhIr dIlakukan dengan sIstem Controlled Lcnd]ll 7olume sampah berdasarkan hasIl predIksI hIngga akhIr tahun perencanaan adalah 5.J12,97 m J /harI. Fencana pengumpulan sampah dIlakukan dengan pola IndIvIdu dan komunal yang dIangkut ke lokasI TPS dengan perencanaan rute pengumpulan sampah yang dIrancang sedemIkIan rupa sehIngga dapat dIlakukan pada satu kalI lIntasan. Fencana pengangkutan sampah darI TPS menuju TPA dIgunakan Truck terbuka (PIck Up) dengan memperhatIkan penyebaran lokasI TPS dan route yang dIlaluI menuju TPA (Tempat Pembuangan AkhIr). Fencana pengelolaan sampah dIarahkan menggunakan sIstem Scntcry Lcnd]ll, yaItu sIstem pemusnahan sampah dengan cara dItImbun kedalam tanah setelah memIsahkan antara sampah organIk dengan sampah pabrIk agar lIngkungan tetap terjaga. Adapun rencana pengembangan lokasI TPA dIarahkan pada : 1. LokasI TPA jauh darI permukIman masyarakat, dIluar wIlayah kota dan atau dIluar rencana perluasan kota 2. |uka aIr tanah cukup dalam dan jenIs tanah cukup kedap aIr J. |erupakan kawasan yang tIdak produktIf untuk pertanIan 4. 0apat dIpakaI untuk jangka waktu 510 tahun. J. StrategI dan Pencana Pengembangan SIstem TransportasI StrategI dan rencana pengembangan transportasI dIlakukan sebagaI upaya untuk memecahkan permasalahan transportasI serta efesIensI pola pergerakan penduduk yang melIputI : sIstem jarIngan jalan, fungsI jalan, termInal, bandar udara, pelabuhan dan pengembangan sIstem parkIr 1). SIstem JarIngan Jalan SIstem jarIngan jalan yang dIkembangkan dIadopsI darI pola jalan radIal yang dIgabung dengan sIstem rny rocd yang dapat menghubungkan antar berbagaI kegIatan yang sesuaI dengan pola ruang kawasan yang perkotaan 8anjarmaskuala yang menyebar merata secara dIstrIk. SIstem rIng road yang dIkembangkan dI kawasan 8anjarmaskuala adalah rencana pengembangan dua jalan lIngkar utama, yaItu jalan lIngkar utara dan jalan lIngkar selatan serta jalan lIngkar dalam darI kawasan 8anjar utara8anjar TImur8anjar Selatan8anjar 8arat.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 78 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
2). FungsI JarIngan Jalan Fencana pengembangan fungsI jarIngan jalan dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala melIputI jalan dengan fungsI prImer dan fungsI sekunder yaItu : a. ArterI prImer, yaItu jalan yang menghubungkan kawasan prImer dengan kawasan prImer laInnya melIputI jalan A. YanI, jalan lIngkar utara dan jalan lIngkar selatan dengan lebar 0amIja 40 meter b. Kolektor prImer, yaItu jalan yang menghubungkan bukota/Kabupaten dengan bukota Kecamatan yang melIputI jalan menuju |arabahan, jalan |artapura lama dan jalan alternatIf ke 8andara SyamsudIn Noor dengan lebar 0amIja J0 meter c. LokasI prImer yaItu jalan yang menghubungkan kawasan 8anjarmaskuala dengan kawasan belakangnya (hInterland) dengan lebar 0amIja 20 meter d. ArterI sekunder, yaItu jalan yang menghubungkan pusat kota dengan sub pusat kota yang melIputI jalan A. YanI Km.7, jalan Hasan 8asrI, jalan Sutoyo, Jalan P. AntasarI, jalan Lambung |angkurat dan jalan Kampung |elayu dengan lebar 0amIja 40 meter. e. Kolektor sekunder, yaItu jalan yang menghubungkan kawasan utama dalam kota dengan lebar damIja 1820 meter. f. Lokal sekunder, yaItu jalan yang menghubungkan antar pusat lIngkungan dengan lebar damIja 810 meter. J). Pengembangan TermInal, 8andar Udara dan Pelabuhan Pengembangan termInal dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala adalah dengan pembangunan TermInal FegIonal Type A dI kawasan Cambut Km.17 dan TermInal type 8 dI Kawasan HandIl 8aktI sebagaI termInal antara yang menghubungkan dengan termInal Type A. Pengembangan 8andara SyamsudIn Noor dItItIkberatkan pada penIngkatan kelas 8andara beserta sarana dan prasarananya sebagaI salah satu embarkasI jemaah hajI dan bertugas sebagaI pelabuhan udara InternasIonal yang mampu memberIkan dampak posItIf bagI perkembangan ekonomI dI kawasan 8anjarmaskuala. Pengembangan pelabuhan TrIsaktI sebagaI pelabuhan barang dan penumpang agar dapat memberIkan pelayanan jasa secara maksImal melaluI upaya pengembangan kawasan pelabuhan, pengerukan dan penIngkatan sarana dan prasarananya. 4). Pengembangan SIstem ParkIr
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 79 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Pengembangan sIstem parkIr kawasan perkotaan 8anjarmaskuala dIrencanakan atas 2 (dua) jenIs, yaItu parkIr pada kawasan tertentu dan parkIr non kawasan. Yang terdIrI atas 2 (dua) jenIs, yaItu dItepI jalan/on street pcrkny dan parkIr dIhalaman/o]] street pcrkny. ParkIr pada kawasan tertentu dan parkIr dIhalaman dIutamakan pada kawasan pusat kota dengan IntensItas kegIatan tInggI dengan penyedIaan lahan parkIr pada fasIlItasfasIlItas dI kawasan tersebut. ParkIr dI tepI jalan (on street pcrkny) dapat dIatur sedemIkIan rupa sehIngga tIdak mengganggu kelancaran lalu lIntas. K. Pencana Penanganan LIngkungan Kota Fencana penanganan lIngkungan secara umum dI kawasan perkotaan 8anjarmaskuala dIlakukan melaluI upaya perbaIkan lIngkungan permukIman, berupa perbaIkan fasIlItas lIngkungan, perbaIkan dan pemugaran lIngkungan bangunan yang tIdak layak hunI, penIngkatan sarana dan prasarana lIngkungan, pengendalIan IntensItas bangunan, serta pengembangan manajemen perkotaan. Fencana penanganan lIngkungan kota dI kawasan 8anjarmaskuala secara khusus dIlakukan melaluI peremajaan kota sepertI : 1). Redevelopment, yaItu penIngkatan kualItas bangunan dan lIngkungan dI kawasan kota 2). 6entr]kcs, yaItu penIngkatan kualItas bangunan dan lIngkunga dI kawasan kota J). Rehcbltcs, yaItu mengembalIkan kondIsI suatu bangunan yang telah mengalamI kerusakan, kemunduran dan degradasI 4). Preservcs, yaItu memelIhara dan melestarIkan bangunan dan lIngkungan darI proses kerusakan 5). Konservcs, yaItu upaya melestarIkan, melIndungI dan memanfaatkan sumberdaya yang memIlIkI nIlaI hIstorIs dan kultural yang tInggI 6). Renovcs, yaItu upaya untuk merubah sebagIan atau seluruh bagIan bangunan dan lIngkungan untuk fungsI baru 7). Restorcs, yaItu mengembalIkan suatu kondIsI bangunan dan lIngkungan kepada kondIsI asalnya 8). Rekonstruks, yaItu mengembalIkan suatu kondIsI ke wujud semula tanpa ada penambahan. FENCANA PENCE|8ANCAN KAWASAN PEFKDTAAN 8ANJAF|ASN FAYA (CFEATEF) Pengembangan Kawasan Perkotaan 8anjarmasIn Faya sebagaI bentuk perluasan kawasan perencanaan darI Konsep 8anjarmaskuala. StrategI pengembangan kawasan perkotaan 8anjarmasIn Faya merupakan strategI pembentukan sIstem perkotaan 8anjarmasIn sebagaI kota Induk bagI pusatpusat permukIman yang terdapat dI wIlayah sekItarnya. StrategI InI dIsusun untuk menghIndarI pengembangan kota yang bersIfat parsIal dalam sebuah sIstem metropolItan. Adapun strategI pengembangan kawasan perkotaan 8anjarmasIn Faya adalah : 1). |engembangkan prasarana dan sarana dasar perkotaan untuk mendukung pengembangan kota dan wIlayah belakangnya. 2). |engembangkan kawasankawasan strategIs/prIorItas pemIcu pertumbuhan kawasan
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 80 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
J). |enIngkatkan prasarana regIonal yang menghubungkan antara kotakota eksIstIng dengan kawasan prIorItas/strategIs 4). |emperhatIkan sumberdaya alam dan nIlaI sosIal budaya. 5). |emperhatIkan IrIgasI teknIs dalam pengembangan ekonomI pedesaan 6). |emelIhara kapasItas aIr baku melaluI konservasI daerah tangkapan 7). |emperhatIkan keberadaan fungsIfungsI lIndung dI dalam daerah tangkapan 8). DptImalIsasI lahan pengembangan perkotaan 9). ntensIfIkasI pemanfaatan ruang 10). PenIngkatan fungsI dan peran kotakota yang terdIrI atas : Kota IntI dengan fungsI jasa perdagangan, jasa transportasI, jasa parIwIsata dan IndustrI, Pusat pengImbang dengan fungsI jasa pelayanan pemerIntahan dan Kota hunIan dan Pusat lokal 11). Pengembangan nonperkotaan sebagaI yreenbelt, rawa, IrIgasI teknIs dan kawasan lIndung. A. Pencana PoIa Pemanfaatan Puang a. Penetapan kawasan lIndung sebagaI pengatur tata aIr dI kecamatan Landasan UlIn, Cambut, Aluhaluh dan |artapura. Kawasan suaka alam, yaItu Cagar Alam Pulau Kaget dan Taman WIsata Alam Pulau Kembang dI Kabupaten 8arIto Kuala. b. Pengaturan kawasan permukIman perkotaan dI arahkan pada kotakota baru dan kotakota kecamatan yang telah ada menjadI kotakota satelIt untuk mendukung pengembangan Kota 8anjarmasIn sebagaI kota Induk c. Pengaturan kawasan permukIman perdesaan termasuk dIdalamnya permukIman transmIgrasI d. Pengaturan pertanIan lahan basah yang dImanfaatkan untuk persawahan. . Pencana Struktur Puang Pengembangan sIstem pusatpusat permukIman perkotaan 8anjarmasIn Faya, yaItu : a. Pusat utama : 8anjarmasIn b. Pusat kedua : Kota 8anjarbaru|artapura c. Pusat ketIga : Kertak Hanyar, SungaI Tabuk, Cambut dan Landasan UlIn C. Pengembangan sIstem transportasI regIonaI : a. SIstem transportasI darat melaluI jarIngan jalan, kereta apI dan peraIran untuk membuka daerahdaerah terIsolIr, terutama yang potensIal b. JarIngan jalan dIarahkan menjadI jalan arterI antara laIn 8anjarmasInKertak HanyarCambutLandasan UlIn, 8anjarmasIn|artapura. c. JarIngan jalan dIarahkan menjadI jalan kolektor prImer antara laIn jalan raya 8anjarbaru|artapura, 8anjarmasInAlalak, 8anjarmasInSungaI Tabuk|artapura, 8anjarmasInAluhaluh dan AnjIr |uaraTambanTabunganen d. PenIngkatan peran dan kapasItas 8andara Udara SyamsudIn Noor sebagaI gerbang InterkasI dengan pusatpusat perekonomIan nasIonal
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 81 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
0. Pengembangan Kawasan-kawasan FungsIonaI a. Pembenahan Kota 8anjarmasIn lama melIputI perubahan artIstIk kota b. Penataan dan pengendalIan bangunan baru. c. Pembenahan wIlayah pInggIran sungaI dalam mencIptakan Wcter Front Cty. d. Pengembangan dan pelestarIan pasar terapung serta menIngkatkan sungaI sebagaI alternatIf transportasI e. Pembangunan dan pembenahan jarIngan jalan, terutama pada jalan utama f. Pembenahan daerah kumuh dengan peremajaan dan konsolIdasI lahan g. 8anjarbaru dan |artapura dIkembangkan sebagaI pusat kedua dengan fungsI sebagaI pusat pendIdIkan tInggI dan pelayanan transportasI udara. h. Pengembangan kota kecamatan Kertak Hanyar, Cambut dan SungaI Tabuk untuk mengurangI beban kota 8anjarmasIn I. Pengembangan kawasan IndustrI LIang Anggang dengan jenIs yang tIdak terpengaruh alIran aIr, erosI dan daya dukung tanah j. PengendalIan perluasan kawasan terbangun dI sawah yang berIrIgasI teknIs. E. Pencana SIstem Prasarana dan Sarana Perkotaan a. Pengembangan aIr bersIh melaluI pengembangan kapasItas sIstem dengan pembangunan InstalasI pengolahan aIr baru, perluasan jarIngan perpIpaan, penambahan sambungan, pengadaan sarana mobIl tangkI dan termInal aIr, penurunan kebocoran agar produksI aIr dapat dImanfaatkan seoptImal mungkIn b. Pengembangan aIr lImbah dengan menggunakan sIstem tempat (on sIte). Penambahan saran jamban keluarga, mengoptImalkan penggunaan truk tInja dan PLTS. KonstruksI septIc tank dIsesuaIkan dengan standar pembuatan dan lokasInya dIusahakan dekat dengan jalan yang memungkInkan penyedotan oleh truk tInja c. SIstem pengelolaan sampah dengan sIstem terpusat (offsIte) untuk daerah perkotaan dan sIstem setempat (onsIte) untuk daerah nonperkotaan. d. Pengembangan sarana dan prasarana dranaIse, melaluI rehabIlItasI kapasItas saluran, pemelIharaan yang optImal, perluasan daerah pelayanan dengan membuat saluran baru, pendataan dan pemelIharaan sungaI e. Pengembangan jalan kota melaluI pembangunan jalan baru, penIngkatan konstruksI perkerasan, penIngkatan status jalan dan penIngkatan konstruksI jalan.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 82 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
KEIJAKSANAAN PEhANCUNAN KAUPATEN APITD KUALA KebIjaksanaan Pembangunan Kabupaten 8arIto Kuala yang dIdasarkan pada Pola 0asar Pembangunan 0aerah Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 200J2007 adalah sebagaI berIkut : A. VIsI Pembangunan 0aerah 7IsI pembangunan daerah Kabupaten 8arIto Kuala berdasarkan Fencana StrategIs Kabupaten 8arIto Kuala tahun 200J2007 adalah : Terwuudnya masyarakat arto Kuala yany mau dan seahtera denyan berbass ayrbsns melalu keemerntahan yany bak tahun 2007 . hIsI Pembangunan 0aerah Untuk mewujudkan vIsI pembangunan Kabupaten 8arIto Kuala tersebut dIbutuhkan dukungan mIsI, yaItu : 1. |embIna dan mengembangkan lembaga dan sumberdaya manusIa, secara kreatIf dan optImal sektor prIorItas terutama pendIdIkan, pertanIan, IndustrI dan perdagangan. 2. |enIngkatkan daya guna dan hasIl guna penyelenggaraan pemerIntahn untuk penIngkatan mutu pelayanan kepada masyarakat terutama kebutuhan dasar dan sarana prasarana J. |emantapkan kemandIrIan daerah melaluI kemItraan dengan PemerIntah Kabupaten laIn dan dunIa usaha 4. |endorong prakarsa dan partIsIpasI masyarakat dalam kegIatan ekonomI 5. Pengurangan kemIskInan melaluI pengembangan ekonomI kerakyatan dan membIna basIs ekonomI rakyat untuk dapat mengakses sumberdaya ekonomI, InformasI dan teknologI C. StrategI Pembangunan 0aerah StrategI pembangunan yang dItempuh PemerIntah Kabupaten 8arIto Kuala melIputI 5 agenda pokok kebIjaksanaan pembangunan daerah, yaItu : 1. |empercepat pembangunan ekonomI masyarakat dengan berbasIs agrIbIsnIs dan IndustrI dan memperkuat landasan pembangunan ekonomI daerah dalam rangka pembangunan ekonomI berkelanjutan 2. |embangun kesejahteraan rakyat dan ketahanan budaya daerah J. |endukung perwujudan supremasI hukum dan PemerIntah 0aerah yang handal dan bersIh dI era otonomI daerah 4. Pemberdayaan masyarakat dan pembangunan pedesaan 5. |enIngkatkan kehIdupan demokrasI dan mendukung utuhnya persatuan dan kesatuan nasIonal
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 83 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
0. PrIorItas Pembangunan 0aerah PrIorItas pembangunan daerah Kabupaten 8arIto Kuala dalam rangka pelaksanaan pembangunan pada tahun 200J2007 adalah : 1. Pembangunan ekonomI dengan prIorItas utama menIngkatkan produksI pangan, pendapatan petanI dan mewujudkan pengusaha tanI ke arah agrIbIsnIs 2. |engoptImalkan pembangunan transportasI khususnya transportasI darat dalam rangka membuka IsolasI J. Pembangunan sosIal budaya dengan prIorItas utama penIngkatan kualItas sumber daya manusIa yang berIman, bertaqwa, berIlmu pengetahuan teknologI, sehat, kuat, aktIf, kreatIf dan mampu bersaIng 4. |engoptImalkan pelaksanaan otonomI daerah untuk kesejahteraan masyarakat.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 84 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
5.1. KDNSEP 0AN STPATECI PENCEhANCAN STPUKTUP TATA PUANC WILAYAH StrategI pengembangan struktur tata ruang dImaksudkan untuk menIngkatkan daya jangkau dan akses bagIan wIlayah kabupaten sesuaI dengan karakterIstIk dan potensI yang dImIlIkInya, serta untuk mengoptImalkan ImplementasI rencana struktur tata ruang kabupaten sebagaI dasar dalam mewujudkan Fencana Tata Fuang WIlayah Kabupaten 8arIto Kuala. 8erdasarkan hal tersebut, ada beberapa hal yang mendasarI pengembangan struktur tata ruang wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala, yaItu: 1. 0alam satuan wIlayah pengembangan propInsI KalImantan Selatan, Kabupaten 8arIto Kuala merupakan bagIan darI WIlayah Pembangunan Kayu TangI, dImana |arabahan dItetapkan sebagaI orde kota yang memIlIkI skala pelayanan kabupaten. 2. WIlayah yang berbatasan langsung dengan PropInsI KalImantan Tengah yang dIlIntasI oleh sIstem jarIngan jalan Trans KalImantan dan sIstem angkutan sungaI yang mampu menIngkatkan akses wIlayah serta dIdukung oleh jarak yang relatIf dekat dan berbatasan langsung dengan Kota 8anjarmasIn sebagaI bukota PropInsI KalImantan Selatan, memberIkan kemudahan akses yang tInggI dan kemungkInan penjalaran perkembangan yang lebIh cepat dan besar kedalam wIlayah kabupaten 8arIto Kuala, terutama Kecamatan Alalak. 0IsampIng Itu sebagIan wIlayah kabupaten memposIsIkan perannya sebagaI pusat pelayanan daerah perbatasan. J. WIlayah yang dIkelIlIngI oleh peraIran darat dan laut yang berpotensI sebagaI jalur transportasI dan pengaIran bagI pengembangan kegIatan pertanIan dan permukIman serta parIwIsata alam. 4. KondIsI permukaan lahan yang datar memungkInkan pengembangan wIlayah dIlakukan kesegala arah, tanpa perlakuan khusus akIbat beda tInggI/lereng lahan. 5. SebagaI daerah dataran rendah sangat potensIal untuk pengembangan budIdaya pertanIan lahan basah, perkebunan dan perIkanan darat dengan dIdukung sarana dan prasarana IrIgasI yang memadaI, baIk secara alamIah maupun teknIs. 6. Keberadaan sungaI besar (SungaI 8arIto, SungaI Negara, SungaI Kapuas) dan beberapa anak sungaI laInnya yang melIntas dIwIlayah kabupaten, membantu menjangkau akses pedalaman yang dapat dImanfaatkan sebagaI sarana transportasI angkutan orang dan barang kebutuhan pokok maupun hasIl bumI. 7. Akses wIlayah terhadap daerah hulu dan hIlIr sungaI 8arIto sangat potensIal bagI pengembangan berbagaI kegIatan IndustrI yang berbasIs bahan baku (resources) setempat atau Impor dan berbasIs pemasaran (market) dan outlet ekspor. BAB V KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 85 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
8. Jumlah penduduk yang cukup besar untuk mendukung kegIatan sektorsektor pembangunan. 9. Adanya kawasankawasan tertInggal yang memerlukan percepatan pembangunan untuk pemerataan kesejahteraan. 10. Pelayanan fasIlItas transportasI masIh sangat rendah yang berpengaruh pada perkembangan perekonomIan dan pembangunan daerah. SehIngga belum dapat menjamIn dan mencIptakan pemerataan perkembangan antar wIlayah kecamatan, khususnya untuk mengangkut barangbarang kebutuhan darI kota kedesadesa atau darI desa ke kota sebagaI penyuplaI kebutuhan seharIharI, terutama produksI pertanIan, terutama dI wIlayah strategIs dan daerahdaerah yang terpencIl. 11. Sumberdaya manusIa yang berkualItas belum tersebar merata dI seluruh kecamatan Kabupaten 8arIto Kuala, sehIngga InformasI teknologI dan pengetahuan belum dIserap masyarakat. Hal InI dIsebabkan oleh pendIstrIbusIan penduduk yang tIdak merata dI seluruh wIlayah kabupaten. 8erdasarkan hal tersebut dIatas, maka konsepsI struktur tata ruang Kabupaten 8arIto Kuala dIarahkan pada: 1. Pola struktur tata ruang mengacu pada perkembangan yang terarah untuk mengurangI kesenjangan pertumbuhan antar wIlayah serta mendorong perkembangan sektor yang potensIal wIlayah. Perkembangan wIlayah InI dapat dIoprImalkan bIla pada setIap wIlayah mempunyaI satu pusat pelayanan, sehIngga perkembangan wIlayah memIlIkI satu pusat dan dIharapkan akan dapat mendorong perkembangan sekItarnya melaluI proses InteraksI antar wIlayah. 0ImungkInkan dengan adanya konsep tersebut dan dapat berjalan dengan baIk, maka masalah pertumbuhan ekonomI wIlayah dan pemerataan hasIl pembangunan akan lebIh mudah tercapaI. 2. Penetapan fungsI kota sebagaI pusat pertumbuhan bagI wIlayah belakangnya maupun sebagaI pusat permukIman. J. Pola pengembangan transportasI untuk mendukung pertumbuhan dan menIngkatkan aksesIbIlItas antar kawasan. 4. Pola pengembangan wIlayahwIlayah prIorItas yang perlu mendapat perhatIan dan penanganan serIus. Untuk mewujudkan konsepsI struktur tata ruang Kabupaten 8arIto Kuala, perlu dItempuh langkahlangkah strategIs dengan perspektIf jangka panjang. StrategI pengembangan struktur tata ruang wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala, melIputI: 1. |endorong dan memacu pertumbuhan sektorsektor perekonomIan untuk mendukung dan berperan dalam pengembangan WIlayah Pembangunan KayutangI serta mampu mengImbangI perkembangan yang terjadI dalam wIlayah tersebut. 2. Pengaturan tata jenjang pelayanan secara hIrarkhIs pada pusatpusat pelayanan dIwIlayah Kabupaten 8arIto Kuala, melaluI penetapan orde dan fungsI kota sesuaI dengan potensI dan peluang pengembangannya.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 86 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
J. |enetapkan struktur tata ruang wIlayah yang Ideal, dengan menetapkan kotakota kuncI yang dIharapkan mampu mendorong pertumbuhan wIlayah sekItarnya dengan model regIonalIsasI, atau pembentukan sub satuan wIlayah pengembangan (SSWP), dan setIap SSWP memIlIkI pendukung dan pusat SSWP harus dIberI kelengkapan yang berupa penunjang sosIal ekonomI dalam pelayanan sub regIonal, yaItu: 1). SSWP 'A' dengan pusat wIlayah pembangunan adalah Kecamatan |arabahan dan terdIrI atas Kecamatan 8akumpaI, 8arambaI, Cerbon, Tabukan dan KurIpan. FungsI utama pada SSWP InI adalah sebagaI pusat admInIstrasI pemerIntahan dan pelayanan regIonal serta pengembangan agrowIsata 2). SSWP '8 dengan pusat wIlayah pembangunan adalah Kecamatan Alalak dan terdIrI atas Kecamatan |andastana dan Fantau 8edauh. FungsI utama SSWP adalah sebagaI pusat ndustrI/manufaktur, Pusat pengembangan transportasI, Pusat perdagangan lokal serta melayanI wIlayah perbatasan. J). SSWP 'C' dengan pusat wIlayah pembangunan adalah Kecamatan AnjIr Pasar dan terdIrI atas Kecamatan AnjIr |uara, 8elawang, dan Wanaraya. FungsI utama SSWP InI adalah Pusat produksI pertanIan tanaman pangan dan Pusat pengembangan parIwIsata. 4). SSWP '0' dengan pusat wIlayah pembangunan adalah Kecamatan Tamban dan terdIrI atas Kecamatan Tabunganen, Tamban dan |ekarsarI. FungsI utama SSWP InI adalah pusat permukIman penduduk, pusat pengolahan/pengumpul, pusat pengembangan parIwIsata alam dan pusat pelayanan jasa. 4. DptImalIsasI fungsI pusatpusat tersebut dengan pengembangan prasarana dan sarana penunjang yang memadaI sesuaI potensI dan kemampuan daerah serta hIrarkhI pelayanannya. 5. |enIngkatkan aksesIbIlItas kotakota pusat SSWP dengan wIlayah belakangnya serta antar pusat SSWP dengan WP KayutangI melaluI pengembangan sIstem transportasI darat dan sungaI. 6. |engembangkan kawasankawasan prIorItas yang memIlIkI prospek pengembangan tInggI dan strategIs untuk menumbuhkan sektor perekonomIan dI Kabupaten 8arIto Kuala serta mengembangkan wIlayah yang termasuk tertInggal/terIsolasI atau kurang berkembang dengan penIngkatan aksesIbIlItas dan sarana prasarana penunjang. 7. Pengembangan dan penIngkatan sIstem jarIngan jalan regIonal dan lokal untuk mensInergIskan hubungan antar pusat pelayanan, baIk secara vertIkal dengan pusat pengembangan dIatasnya maupun secara horIsontal dengan pusat pelayanan dIsekItarnya. Pengembangan jarIngan jalan juga dImaksudkan untuk membuka akses sebagIan wIlayah kabupaten yang terIsolIr sehIngga terhubungkan dengan sIstem jarIngan regIonal. 8. PenIngkatan fungsI Kota |arabahan sebagaI pusat pelayanan kabupaten dengan penIngkatan akses melaluI pengembangan prasarana jalan dan jembatan yang memadaI, antara laIn dengan pengembangan jarIngan jalan |arabahanKurIpan
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 87 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
TamIyang Layang, pengembangan jalan menuju |argasarI dan pembangunan jembatan FumpIyang dan jembatan yang menghubungkan Kecamatan Tabukan dengan Kecamatan KurIpan. 0engan terbukanya akses regIonal tersebut akan menIngkatkan IntensItas kegIatan dI Kota |arabahan karena pola pergerakan menuju ke |arabahan bukan sebagaI tujuan akhIr lagI, tetapI sebagaI tujuan antara yang dapat menIngkatkan sIrkulasI pergerakan yang melIntas. 9. PenIngkatan peran dan fungsI kotakota laInnya untuk menjembatanI pelayanan Kota |arabahan dengan wIlayah kabupaten laInnya, antara laIn dI Kota Tamban dan HandIl 8aktI sehIngga secara struktural akan terdapat tata jenjang pelayanan yang hIrarkhIs agar struktur pelayanan dapat berjalan dengan baIk. 10. Pengembangan kawasan HandIl 8aktI sebagaI kawasan pertumbuhan baru dengan memanfaatkan potensI aksesIbIlItas yang tInggI darI sIstem jarIngan jalan Trans KalImantan dan menyerap potensI pertumbuhan Kota 8anjarmasIn, sehIngga kawasan tersebut menjadI salah satu alternatIf yang menarIk bagI pengembangan kegIatan perkotaan dan sebagaI salah satu pusat pelayanan dalam konteks 8anjarmaskuala. PrIorItas pengembangan dIkawasan InI dIarahkan pada pengembangan perumahan beserta sarana dan prasarana pelayanannya, khususnya fasIlItas sosIal/umum serta perdagangan dan jasa. 11. AlokasI pemanfaatan ruang sesuaI dengan fungsI, potensI dan batasannya berupa penetapan kawasan lIndung dan kawasan budIdaya. Pemantapan kawasan lIndung dIarahkan untuk menjaga keseImbangan lIngkungan dan sumberdaya alam dengan mempertahankan keberadaan hutan rawa pantaI, cagar alam Pulau Kaget, hutan wIsata Pulau Kembang, hutan galam dan sempadan sungaI. 5.2. KDNSEP 0AN STPATECI PENATAAN KAWASAN LIN0UNC StrategI dasar yang dItetapkan dalam penetapan kawasan lIndung dI Kabupaten 8arIto Kuala harus dIkaItkan dengan konteks keseImbangan ekosIstem dalam artI luas. Penetapan tersebut tIdak harus dIdasarkan pada faktor fIsIknya saja, namun juga dalam rangka keseImbangan hIdrologIs, keseImbangan flora dan fauna, perlIndungan cagar alam dan perlIndungan terhadap dampak lIngkungan laInnya. |engIngat fungsI kawasan lIndung adalah sebagaI pelestarIan alam untuk perlIndungan terhadap tata aIr, pencegahan erosI, pemelIharaan kesuburan tanah, penyangga kawasan yang ada dIbawahnya. 8erdasarkan hal tersebut, penetapan kawasan lIndung mutlak dIperlukan mengIngat UndangUndang No. J2 tahun 1990 adalah pada kawasan lIndung dIlarang melakukan kegIatan budIdaya, kecualI yang tIdak mengganggu fungsI lIndung. 0alam kawasan suaka alam dan kawasan cagar budaya dIlarang melakukan kegIatan budIdaya apapun, kecualI kegIatan yang berkaItan dengan kondIsI pengunaan lahan, serta ekosIstem alamI yang ada. ApabIla menurut analIsIs A|0AL, kegIatan budIdaya mengganggu fungsI lIndung harus dIcegah perkembangannya, dan fungsI sebagaI kawasan lIndung dIkembalIkan secara bertahap. Upaya lebIh lanjut penetapan kawasan lIndung padat dItInjau sebagaI berIkut : 1. Kawasan Suaka Alam dan PelestarIan Alam
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 88 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Pengamanan kawasan suaka alam dI Kabupaten 8arIto Kuala yang terdIrI darI cagar alam (P. Kaget) dan hutan wIsata (P. Kembang dan P.8akut) dIlakukan dengan upaya melIndungI keanekaragaman dan keunIkan alam, sehIngga ekosIstem dan habItat flora dan fauna yang khas dan beraneka ragam dapat tetap konservatIf. Hal InI jelas akan memberIkan sumbangan terhadap Ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Pada kawasan InI sebaIknya menghIndarI kegIatan yang dapat menyebabkan gangguan alamnya. 2. Kawasan yang |emberIkan PerlIndungan Kawasan 8awahannya Pengembangan kegIatan harus berorIentasI pada pelestarIan kawasan bawahannya dan dIsesuaIkan dengan daya dukung lahan. Pengamanan kawasan bawahannya dIlakukan melaluI pengamanan fungsI hIdrologIs untuk menIngkatkan daya serap aIr melaluI pengembangan tanaman yang potensIal melIndungI wIlayah resapan aIr dan mengamankan saluran sungaI darI pelumpuran/pendangkalan dan pencemaran. Kawasan bawahannya InI berfungsI untuk mencegah terjadInya erosI, bencana banjIr, sedIment serta resapan aIr. Upaya mempertahankannya adalah dengan pengembangan tanaman perkebunan kehutanan, sepertI galam sebagaI tanaman spesIfIk yang khas. J. Kawasan PerlIndungan Setempat Kawasan perlIndungan setempat dI Kabupaten 8arIto Kuala terdIrI darI kawasan sempadan pantaI dan sempadan sungaI. Penanganan terhadap kawasan perlIndungan setempat dIlakukan dengan menetapkan beberapa krIterIa. Pada kawasan sekItar sungaI besar dIluar kawasan permukIman, pengamanan dIlakukan dengan menetapkan batas sekurangkurangnya 100 meter darI kegIatan, pada anakanak sungaI dIluar kawasan permukIman dItetapkan sekurangkurangnya 50 meter dan pada sungaI besar dan anakanak sungaInya dI kawasan permukIman dItetapkan 15 meter. Pengamanan tersebut dImaksudkan untuk mencegah terjadInya pencemaran dan erosI yang mengakIbatkan pendangkalan sungaI dan pelumpuran. Pada kawasan sempadan pantaI sepanjang tepIan yang lebarnya proporsIonal dengan bentuk dan kondIsI fIsIk pantaI dItetapkan mInImal 100 meter darI tItIk pasang tertInggI kearah darat. Sedangkan pantaI berhutan bakau dItetapkan mInImal 1J0 kalI nIlaI ratarata perbedaan aIr pasang tertInggI dan terendah tahunan dIukur darI garIs aIr surut terendah kearah darat. 0engan demIkIan, maka penetapan strategI dalam rangka penataan kawasan lIndung dI Kabupaten 8arIto Kuala adalah: 1). Pemantapan kawasan lIndung sesuaI dengan fungsInya, baIk untuk melIndungI kawasan setempat dan dapat memberI perlIndungan bagI kawasan sekItarnya. 2). PengendalIan pemanfaatan ruang pada kawasan lIndung sesuaI dengan fungsI yang telah dItetapkan, dIantaranya melaluI reboIsasI pada kawasan lIndung yang telah dIjadIkan lahan budIdaya atau kawasan pada lIndung yang kondIsInya berupa lahan terbuka/Ilalang.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 89 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
J). KegIatan yang telah ada dIkawasan lIndung, pada prInsIpnya dapat dIlanjutkan sejauh tIdak mengganggu fungsI lIndung. Kawasan InI harus dI enclcve, sepertI dI bagIan Selatan Kabupaten 8arIto Kuala yang berbatasan dengan Laut Jawa dan dI bagIan Utara. 4). Terhadap perseorangan atau perusahaan yang terkena dampak pemantapan kawasan lIndung dapat dIberIkan kompensasI lahan dI luar kawasan lIndung yang belum dImanfaatkan dalam bentuk hak mIlIk atau HCU untuk dIkembangkan sesuaI dengan potensI lahan. 5). |emantapkan kawasan lIndung berupa kawasan hutan galam yang berfungsI sebagaI plasma nutfah hutan galam dI Kabupaten 8arIto Kuala, terletak dI bagIan utara. 5.3. KDNSEP 0AN STPATECI PENCEhANCAN KAWASAN U0I0AYA 0alam mengembangkan kawasan budIdaya dIperlukan pendekatan multI dImensIonal sehIngga hasIl yang dIharapkan dapat maksImal. Kawasan budIdaya InI dIkembangkan dalam rangka kaItannya dengan pemanfaatan lahan dengan mengkajI pola tata ruang yang optImal. 0I Kabupaten 8arIto Kuala sebagIan besar darI kawasan perdesaan dIgunakan untuk pengembangan kawasan budIdaya tanaman pangan, yaItu kawasan pertanIan, kegIatan penunjang dan permukIman. Untuk pengembangan kawasan budIdaya InI harus memperhatIkan kondIsI yang ada, mIsalnya dalam hal kelerengan dan ketInggIan lokasI darI permukaan aIr laut merupakan faktor pentIng dalam pengembangan kawasan pertanIan. 0arI berbagaI faktor yang terkaIt pada dasarnya mengandung tujuan tetap mempertahankan bahkan menIngkatkan asas lestarI, optImal dan seImbang (LDS) pada lIngkungan. Pada sektor permukIman hendaknya dengan tetap memperhatIkan adanya faktor aksesIbIlItas sehIngga pengembangan yang telah dIrencanakan dapat seIrama dengan tIngkat kebutuhan masyarakat. Fencana pengembangan kawasan budIdaya, melIputI kawasan pertanIan tanaman pangan lahan basah, kawasan pertanIan tanaman pangan lahan kerIng, kawasan perIkanan (perIkanan sungaI, perIkanan laut), kawasan perkebunan, kawasan hutan produksI, kawasan IndustrI, kawasan permukIman perdesaan, kawasan permukIman perkotaan serta kawasan parIwIsata. 8erdasarkan konsepsI dIatas, maka strategIstrategI yang perlu dItempuh untuk pengembangan kawasan budIdaya InI adalah: 1). Pemanfaatan ruang untuk kegIatan pertanIan, perkebunan, dan perternakan harus sesuaI dengan potensI dan daya dukung fIsIknya. 2). Pengembangan Kawasan budIdaya pertanIan lahan basah dIarahkan pada pengembangan IntensIfIkasI dan ekstensIfIkasI. Pengembangan ekstensIfIkasI dIarahkan pada seluruh kawasan potensIal dengan dItunjang oleh sIstem jarIngan IrIgasI yang memadaI dan terpadu untuk menIngkatkan produktIvItas lahan dan membuka akses terhadap lahan tIdur agar bIsa produktIf dIbudIdayakan. J). Pengembangan Kawasan pertanIan tanaman keras/perkebunan dIarahkan pada wIlayahwIlayah yang saat InI berupa semak belukar.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 90 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
4). Pengembangan perkebunan sesuaI potensI lahannya, khususnya karet, kelapa dan kelapa sawIt, dIharapkan dapat memberIkan kontrIbusI besar dalam penerImaan dan pencIptaan lapangan kerja baru. Kawasan InI memanfaatkan lahan rawa potensIal yang ada dengan memasukkan teknologI. 5). Pengembangan kawasan budIdaya hutan produksI dI wIlayah bagIan utara untuk sekalIgus dapat mendukung kawasan lIndung sekItarnya berupa kawasan hutan galam 6). Pengembangan permukIman dIpusatkan dIwIlayahwIlayah perkotaan dI |arabahan, Alalak, AnjIr Pasar, Tamban, Fantau 8adauh dan KurIpan serta Cerbon dan Tabunganen.
5.4. KDNSEP 0AN STPATECI PENCEhANCAN WILAYAH PPIDPITAS StrategI pengembangan wIlayah prIorItas perlu dIlakukan pada wIlayahwIlayah yang memIlIkI prospek pengembangan yang tInggI dan berpotensI bagI pertumbuhan ekonomI wIlayah serta wIlayah yang kurang berkembang. 0I Kabupaten 8arIto Kuala, wIlayah yang termasuk dalam crIterIa wIlayah yang dIprIorItaskan adalah: 1. WIlayah yang memIlIkI aksesIbIlItas tInggI yang perlu mendapat perhatIan, yaItu Kecamatan Alalak dan |andastana yang berada dalam lIngkungan pengembangan jarIngan jalan propInsI KalImantan Selatan. 2. WIlayah yang mampu mendorong perkembangan ekonomI Kabupaten 8arIto Kuala adalah Kecamatan Alalak dan Tamban yang mempunyaI potensI sebagaI kawasan perdagangan dan jasa. J. WIlayah yang termasuk tertInggal/terIsolasI atau kurang berkembang, terutama terdapat pada Kecamatan KurIpan dan Tabunganen yang sangat mInIm aksesIbIlItas untuk menunjang pergerakan masyarakatnya. 4. Pengembangan pusatpusat kegIatan ekonomI baru dI Kecamatan Alalak untuk menunjang kegIatan perdagangan dan jasa. 5. Kawasan rekreasI jembatan 8arIto dan agrowIsata SungaI Kambat memberIkan prospek pengembangan yang baIk untuk menumbuhkan sektor perekonomIan dI Kabupaten 8arIto Kuala. Untuk mewujudkan konsepsI pengembangan wIlayah prIorItas dI Kabupaten 8arIto Kuala, perlu dItempuh langkahlangkah strategIs, melIputI: 1). |engarahkan IntegrItas pembangunan dIseluruh wIlayah kabupaten, sehIngga selaIn dapat mengurangI kesenjangan perkembangan antar wIlayah juga dapat mendukung pemerataan perkembangan antar wIlayah. 2). |emberIkan arah dan kepastIan pemanfaatan ruang yang semakIn mantap sehIngga mendorong penIngkatan dan pemerataan InvestasI masyarakat serta menjadI pembangunan sektoral khususnya InvestasI masyarakat. J). |emberIkan arah bagI penIngkatan pembangunan yang berwawasan lIngkungan, terutama dIsekItar jalan propInsI dan kawasan pertumbuhan cepat HandIl 8aktI.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 91 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
4). |endukung tercIptanya lIngkungan penataan ruang dan penghIdupan yang sejahtera. 5). |engembangkan kawasan wIsata potensIal dengan penyedIaan sarana dan prasarana penunjang. 5.5. KDNSEP 0AN STPATECI PENCEhANCAN EKDNDhI Perumusan strategI pengembangan ekonomI dImaksudkan untuk mewujudkan cIta cIta pembangunan ekonomI Kabupaten 8arIto Kuala yang lebIh maju dengan bertumpu pada potensIpotensI yang mempunyaI keunggulan komparatIf dan kompetItIf yang dImIlIkI. Fumusanrumusan InI baru dapat dIlakukan setelah dIperoleh hasIl kajIan potensI dan kendala pengembangan berupa IsuIsu strategIs melaluI penetapan strategI pengembangan. Penetapan perumusan IsuIsu strategIs InI dIlakukan dengan metode kajIan SWDT (Strengths/kekuatan, Weakness/kelemahan, DpportunItIes/peluang dan threat/ancaman). 8erkaItan dengan analIsa SWDT InI perlu dIlakukan IdentIfIkasI terhadap aspek kondIsI Internal maupun kondIsI ekternal yang akan menjadI kekuatan sekalIgus merupakan kelemahan dan kesempatan sekalIgus merupakan ancaman dalam pengembangan perekonomIan Kabupaten 8arIto Kuala. 8erdasarkan analIsas SWDT, ada beberapa hal yang menjadI dasar pengembangan ekonomI Kabupaten 8arIto Kuala, yaItu : 1. Adanya arah pembangunan wIlayah dalam jangka panjang, menengah dan pendek untuk mewujudkan cItacIta pembangunan kesejahteraan masyarakat. 2. TersedIanya alternatIfalternatIf program pembangunan dan kawasankawasan pemIcu pertumbuhan ekonomI melaluI penyusunan program pembangunan ekonomI, kawasan strategIs, cepat tumbuh dan penataan ruang. J. Adanya perbaIkan kInerja penataan ruang dI dalam menunjang InvestasI dan sInkronIsasI pembangunan dengan tersedIanya rencana pengembangan wIlayah melaluI kepastIan peruntukan lahan dan hukum serta kelembagaannya. 4. KInerja ekonomI darI tahun ketahun yang cenderung membaIk dan terIdentIfIkasInya potensI sektor ekonomI yang mempengaruhI ekonomI KalImantan Selatan secara sIgnIfIkan. 5. Struktur perekonomIan konsIsten darI tahun ke tahun terutama sektor pertanIan yang menyedIakan banyak kesempatan kerja dan dItunjang pula oleh sektor jasa lebIh baIk darI kInerja sektor yang sama pada level propInsI. 6. KegIatan pertanIan merata dI seluruh wIlayah kecamatan terutama padI sawah. PotensI lahan pertanIan masIh sangat terbuka untuk dIkembangkan dalam skala besar dIsampIng potensI peternakan dan perIkanan baIk perIkanan darat maupun laut 7. Pertumbuhan P0F8 per kapIta mencermInkan tIngkat kesejahteraan masyarakat yaknI mencapaI Fp. 8.J85.589, dan InI mengalamI kenaIkan P0F8 per kapIta setIap tahunnya mencapaI 10 . 8. JenIs produk unggulan selaIn padI, yaItu rambutan dan jeruk yang akan mampu memberIkan nIlaI jual yang lebIh baIk terhadap perdagangan hasIlhasIl pertanIan.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 92 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
9. Adanya kewenangan pemerIntah daerah kabupaten dalam mengelola pemerIntahan dan segala potensI yang dImIlIkI dalam rangka mengembangakan sumbersumber pendapatan daerah, tersedIanya perangkat hukum dalam menggalI potensI daerah terutama sumbersumber baru. 10. Adanya InformasI yang komprehensIf dan terarah tentang suatu daerah termasuk rencana 10 tahun kedepan, pengembangan usaha dan InvestasI bagI masyarakat terutama dalam pemanfaatan lahan. 11. Adanya partIsIpasI masyarakat dalam penyusunan rencana tata ruang dan pemahaman yang sama terhadap rencana tata ruang mulaI proses perencanaan, pemanfaatan maupun pengendalIannya. 12. Adanya arahan kebIjaksanaan pemanfaatan ruang secara terpadu baIk antar sektor maupun antar wIlayah yang mengacu pada kebIjaksanaan yang lebIh tInggI dalam mengelola S0A 1J. Kotakota dI Kabupaten 8arIto Kuala (Tabunganen, AnjIr |uara, Tamban, dan HandIl 8aktI) dapat mengantIsIpasI perluasan aktIvItas kota 8anjarmasIn, dan pergeseran aktIvItas IndustrI terutama IndustrI pengolahan kayu. 14. Pengembangan sektorsektor produksI yang banyak menyerap tenaga kerja, yaknI dItetapkannya kawasan Sentra ProduksI jeruk, rambutan dan padI sawah. 15. WIlayah Pembangunan bersamasama dengan Kabupaten 8anjar, Tanah Laut dan Kota 8anjarmasIn yang letaknya berdekatan dengan Ibukota propInsI dengan jalur transportasI darat dan sungaI. 0aerah yang memIlIkI Infrastruktur baIk akan dapat mengantIsIpasI perkembangan kota 8anjarmasIn dan Kota SatelIt. 16. Pembangunan jalan lIngkar utara, jembatan 8arItoTrIsaktI, jembatan FumpIang, jalan |arabahanKurIpan dan 8akumpaIKabupaten TapIn mempercepat berkembangnya pusatpusat pertumbuhan baru. 17. Adanya pusat parIwIsata dI wIlayah pembangunan (tersedIanya kawasan parIwIsata dIkorIdor KalImantan Selatan dan KalImantan Tengah) yang refresentatIf dI Kecamatan Alalak untuk melayanI kota 8anjarmasIn dan sekItarnya pada khususnya dan KalImantan Selatan/KalImantan Tengah pada umumnya. 8erdasarkan hal tersebut dI atas, maka konsep pengembangan ekonomI Kabupaten 8arIto Kuala dIarahkan pada : 1. PenIngkatan ProduksI pertanIan melaluI : PenIngkatan kualItas rencana tata ruang, PenIngkatan daya saIng hasIl produksI, |emberIkan InsentIf kepada sektorsektor unggulan/basIc untuk mencapaI perbaIkan pendapatan sesuaI azas keadIlan. Pemanfaatan secara optImal dan pengembangan baru sarana dan prasarana produksI pertanIan, khususnya sIstem jarIngan IrIgasI persawahan, alatalat dan mesIn pertanIan (alsIntan), sektor permodalan dan pengolahan hasIl atau pasca produksI
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 93 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
|emberdayakan komodItI unggulan melaluI kajIan keterkaItan dan InformasI pasar. |enetapkan prIorItas utama pembangunan untuk mengefektIfkan pembIayaan. DptImalIsasI pengelolaan lahan pertanIan dan hasIlnya untuk dapat memenuhI kualItas ekspor produk hasIl pertanIan. |empercepat pembangunan perdesaan ke arah pembangunan perkotaan dengan menyedIakan fasIlItas perkotaan dI perdesaan. |embuka jalur perdagangan untuk memasarkan hasIl produksI pertanIan yang bersIfat unggul. 2. PenIngkatan kualItas perencanaan pengembangan komodItI sesuaI potensI yang dImIlIkI, melIputI : Penyamaan persepsI agar pemanfaatan lahan oleh masyarakat pengguna lahan lebIh terarah. |engembangkan potensIpotensI ekonomI yang banyak menyerap tenaga kerja. |emIlIh skala prIorItas pembangunan yang dapat memacu sektorsektor ekonomI yang tahan terhadap pengaruh darI luar. |emacu pertumbuhan sektorsektor peternakan, perIkanan dan jasa. Pegembangan IndustrI pengolahan hasIl pertanIan menuju agro IndustrI. Penetapan sektorsektor komodItI unggulan yang mampu bersaIng dengan produk sejenIs darI daerah luar. J. PenIngkatan pengetahuan masyarakat dalam berusaha tanI mulaI darI persIapan, pelaksanaan dan pasca panen. 4. PenIngkatan sarana dan prasarana ekonomI (pasar, lembaga perkredItan dan pengendalIan, jalan poros dan jalan usaha tanI). 5. PenyedIaan alternatIf berusaha bagI masyarakat pengguna lahan yang berbasIs pada kepentIngan masyarakat. 6. |enIngkatkan pemahaman InstansI terkaIt, pemerIntah dan masyarakat terhadap rencana tata ruang kawasan. 8erdasarkan pokokpokok rumusan dI atas, maka strategI pengembangan ekonomI Kabupaten 8arIto Kuala akan dIpertajam melaluI IdentIfIkasI dan pemIlahan menurut bentuk operasIonal strategI tersebut yaItu: 1. StrategI Pokok StrategI pokok InI adalah merupakan strategI yang dIsusun untuk memIcu perekonomIan Kabupaten 8arIto Kuala dengan menarIk rumusan darI strategI SWDT, dImana terdapat empat sektor yang mampu dIjadIkan sektor basIs dan sekalIgus merupakan fokus pengembangan perekonomIan dI Kabupaten 8arIto Kuala, yaItu: a. PenIngkatan ProduksI pertanIan melaluI penIngkatan teknologI yang dIgunakan, perluasan areal tanam dan pengolahan hasIl produksI baIk tanaman pangan, hortIkultura, peternakan maupun perIkanan.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 94 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
b. PenIngkatan kualItas sumber daya manusIa sektor pertanIan melaluI kelembagaan petanI untuk dapat menIngkatkan daya saIng produk yang dIhasIlkan. c. Pemantapan/perluasan sentrasentra produksI komodItI unggulan (perkebunan dan hutan rakyat) untuk dapat memenuhI permIntaan pasar baIk lokal, regIonal maupun nasIonal atau bahkan ekspor. d. |enIngkatkan/memantapkan sektor parIwIsata daerah yang terdapat dI Pulau Kembang, Pulau Kaget, SungaI 8arIto, Kawasan sekItar Jembatan 8arIto, wIsata budaya serta agrowIsata. 2. StrategI Penunjang StrategI yang dIgunakan untuk memfasIlItasI kegIatan IntI/sektor strategIs pokok, yang dalam hal InI adalah: a. PenIngkatan dan pengembangan jarIngan IrIgasI, unItunIt pengolahan hasIl produksI pertanIan, penyedIaan bIbIt dan penyedIaan permodalan. b. Pengembangan sekolahsekolah kejuruan yang berorIentasI pada agrobIsnIs untuk menyedIakan tenaga kerja sektor pertanIan. c. PendIstrIbusIan/penambahan penduduk pada tIaptIap bagIan/wIlayah untuk memenuhI kebutuhan tenaga kerja pada sentrasentra produksI baIk melaluI transmIgrasI maupun melaluI pengembangan Infrastruktur dan kebIjaksanaan pengembangan wIlayah laInnya. d. |enIngkatkan koordInasI sIstem pemanfaatan ruang yang melIputI jarIngan jalan dan jarIngan utIlItas laInnya dengan pusatpusat produksI, pusatpusat perdagangan dan permukIman. e. Pemantapan termInal dan pelabuhan skala lokal yang mendukung kelancaran mobIlItas baIk barang maupun orang serta moda angkutan. f. Pemantapan kualItas komodItI perdagangan dan jasa melaluI pengembangan jenIs komodItI sesuaI skala kegIatan dan lokasInya. g. PenIngkatan sarana dan prasarana perdagangan untuk mempermudah pergerakan darI perdagangan komodItI dasar menjadI perdagangan komodItI olahan. h. |engembangkan sIstem dIstrIbusI barang dan pusat perdagangan besar. I. |engembangkan sIstem keparIwIsataan daerah melaluI pencIptaan rasa aman, nyaman, mudah dIcapaI dan bervarIasI. j. |emberIkan kemudahan kepada IndustrI nonformal/IndustrI kecIl menjadI IndustrI formal/menengah dan besar. k. |emperluas kesempatan kepada IndustrI kecIl menjadI suplayer bagI IndustrI menengah dan besar. l. |emantapkan koordInasI antar InstansI terkaIt dalam rangka menyamakan persepsI terhadap peruntukan kawasan, program dan standar pelayanan terpadu untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat. m. Pengembangan sIstem permukIman perdesaan yang memIlIkI fasIlItas kota, sehIngga tIdak perlu terjadI pergerakan penduduk ke kota.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 95 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
n. Pengembangan sIstem persampahan dan lImbah secara mandIrI ke luar pusat kota/kotakota kecamatan dengan tIdak mengabaIkan aspek kebersIhan, keserasIan, keasrIan dan penyamanan bagI penduduk dI luar kawasan perkotaan. o. |emantapkan jarIngan draInase agar mampu mengantIsIpasI kenaIkan volume aIr baIk dIperkotaan/permukImman maupun perusahaan.
J. StrategI KemItraan. StrategI InI dImaksudkan untuk memberIkan keleluasaan kepada semua pIhak untuk mendapatkan kesempatan melakukan aktIvItas ekonomI yang terarah dan terkendalI sesuaI skala ekonomI yang menguntungkan. StrategI yang dIkembangkan adalah: a. Pengembangan pusat promosI dan pameran komodItI unggulan bagI para pelaku pasar naIk lokal maupun regIonal. b. Pengembangan sIstem InformasI pasar dan InvestasI terhadap sektorsektor unggulan dan komodItI unggulan khususnya yang mempunyaI jangkauan sampaI ke perdesaan dan pusatpusat produksI.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 96 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 97 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
4. StrategI Pengawasan. StrategI InI dImaksudkan untuk memberIkan kewenangan yang jelas dan terarah kepada unsur terkaIt yang terlIbat dI dalam sIstem pengembangan/pembangunan ekonomI untuk dapat memberIkan kontrIbusI pengaturan/pengelolaan sumber daya pembangunan. StrategI InI melIputI: a. |emantapkan sIstem regulasI dan organIsasI pembInaan kawasankawasan produksI, dIstrIbusI dan pemasaran hasIl produksI secara berkelanjutan. b. |emberIkan kewenangan yang jelas kepada unItunIt pelaksana pengawasan dI lapangan untuk mengawasI penggunaan lahan, terutama pada jalanjalan kolektor utama dan sekunder. c. |enerapkan sanksI yang tegas terhadap mereka yang menterlantarkan lahan produktIf agar dapat dIberdayakan/dImanfaatkan sesuaI fungsInya. 5. StrategI Pembudayaan. StrategI InI merupakan dampak yang dIharapkan darI strategIstrategI terdahulu yang akan mengarah pada upaya budaya masyarakat dan komItmen para pengambIl kebIjakan. StrategI InI melIputI: a. |enIngkatkan dan mengembangkan budaya kerja keras, dIsIplIn dan konsultatIf kepada para pelaku ekonomI termasuk petanI dengan memanfaatkan waktu yang masIh tersedIa untuk kegIatankegIatan ekonomI. b. |enanamkan kemampuan bertanI yang baIk dengan Image bahwa kegIatan bertanI adalah pekerjaan pIlIhan yang harus dItekunI dan dIkembangkan darI waktu ke waktu. c. |enIngkatkan kualItas S0| dalam rangka mengoptImalkan/mendayagunakan lahan untuk mencapaI produktIfItas yang lebIh tInggI melaluI penIngkatan manajemen lahan dan usaha tanI. KDNSEP 0AN STPATECI PEhENUHAN KEUTUHAN 0ASAP Untuk menunjang upaya penIngkatan kesejahtaraan dan taraf hIdup masyarakat serta kualItas sumberdaya manusIa, baIk darI aspek kesehatan, pendIdIkan maupun mentalItas dan moralItasnya, harus dIdukung oleh ketersedIaan prasarana dan sarana dasar yang memadaI dan terjangkau. StrategI pemenuhan kebutuhan dasar yang akan dIlakukan terdIrI darI : 1. Prasarana dan sarana pelayanan yang akan dIkembangkan untuk memenuhI kebutuhan dasar penduduk antara laIn pendIdIkan, kesehatan, pelayanan umum, perIbadatan, komersIal, olahraga, aIr bersIh, penerangan lIstrIk, pengelolaan persampahan dan telekomunIkasI. 2. StrategI penyedIaan prasarana dan sarana dasar tersebut dIlakukan dengan J pendekatan, yaItu pendekatan penduduk pendukung, pendekatan daya jangkau dan pendekatan kelayakan.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 98 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
J. Untuk efektIfItas dan efIsIensI penyedIaan prasarana dan sarana dIsetIap bagIan wIlayah kabupaten dIlakukan dengan pendekatan penduduk pendukung, artInya jIka dIsuatu kawasan jumlah penduduknya sudah mencukupI/memadaI untuk penyedIaan suatu jenIs prasarana dan sarana, maka baru akan dIsedIakan. 4. Untuk prasarana dan sarana yang keberadaannya menjadI kebutuhan dasar bagI masyarakat dIsedIakan dengan pendekatan keterjangkauan, artInya walaupun penduduk pendukungnya tIdak memadaI namun untuk mencapaI sasaran pembangunan yang lebIh besar, pada kawasan tersebut tetap dIsedIakan prasarana dan sarana tersebut, sepertI fasIlItas pendIdIkan, kesehatan, aIr bersIh dan penerangan lIstrIk dalam rangka penIngkatan kualItas hIdup dan sumberdaya manusIa. 5. Untuk prasarana dan sarana yang memerlukan InvestasI yang besar dalam penyedIaannya sementara sumberdana pembangunan daerah sangat terbatas, maka penyedIaannya dIlakukan dengan skala prIorItas, yaItu prIorItas utama dIberIkan pada daerah yang akan dapat memberIkan Imbal balIk yang potensIal bagI penIngkatan sumber pendapatan daerah, antara laIn dalam hal pengembangan kawasan komersIal, pelabuhan, termInal dan laInnya. 6. |engIngat semakIn terbatasnya sumberdana pembangunan yang dapat dIgalI oleh daerah dalam era otonomI InI, maka keterlIbatan peran serta masyarakat dan swasta dalam penyedIaan kebutuhan dasar tersebut dapat dItIngkatkan, atau setIdaknya dalam hal pemelIharaan dan perawatan hasIlhasIl pembangunan yang telah ada. 7. Untuk optImalIsasI dan efIsIensI pelayanan prasarana dan sarana, pengembangannya lebIh dIprIorItaskan pada penIngkatan kapasItas prasarana dan sarana yang telah ada atau penIngkatan akses/daya jangkau terhadap wIlayah yang lebIh luas, sehIngga tIdak dIperlukan pengembangan baru yang memerlukan InvestasI lebIh besar.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 99 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
6.1. PENCANA PENETAPAN KAWASAN LIN0UNC 8erdasarkan ketentuan TIm KoordInasI Pengelolaan Tata Fuang NasIonal/TIm Keppres No 57 Tahun 1999 telah dIkembangkan klasIfIkasI kawasan lIndung dan budIdaya dengan krIterIa penetapannya masIngmasIng, khusus mengenaI kawasan lIndung mengacu pada Keppres No. J2 tahun 1990 yang memberIkan arahan pengelolaan kawasan lIndung. Kawasan lIndung adalah kawasan yang dItetapkan dengan fungsI utama dengan kelestarIan lIngkungan hIdup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nIlaI sejarah serta budaya bangsa guna mensukseskan sIstem pembangunan berkelanjutan. 0I sampIng Itu kawasan lIndung juga berfungsI menjaga keseImbangan lIngkungan hIdup, sehIngga sumber daya kehIdupan dan penghIdupan dapat terjamIn. |enurut jenIs kawasan lIndung terdIrI darI : A. Kawasan yang memberIkan perlIndungan kawasan bawahannya, terdIrI darI : 1. Kawasan Hutan LIndung 2. Kawasan Cambut J. Kawasan Fesapan AIr 8. Kawasan perlIndungan setempat, terdIrI darI : 1. Sempadan pantaI 2. Sempadan SungaI J. Kawasan sekItar Hutan 4. Kawasan sekItar |ata AIr C. Kawasan suaka alam dan cagar budaya, terdIrI : 1. Kawasan Suaka Alam terdIrI darI : a. Cagar Alam b. Suaka margasatwa c. Hutan WIsata d. 0aerah perlIndungan plasma nuftah e. 0aerah pengungsIan satwa 2. Kawasan PantaI berhutan 8akau J. Kawasan Suaka Alam laut dan peraIran laInnya 4. Taman NasIonal, Taman Hutan Faya dan Taman WIsata Alam. 0arI sejumlah kawasan lIndung tersebut yang ada Kabupaten 8arIto Kuala terdIrI darI J jenIs, yaItu kawasan cagar alam, taman wIsata alam, dan kawasan sempadan sungaI. Luas kawasan lIndung tersebut seluruhnya sebesar 17.749 Ha atau sebesar 7,5 darI luas wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala. BAB VI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BARITO KUALA
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 100 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
KebIjakan penatagunaan tanah pada kawasan lIndung, sempadan pantaI dan sungaI dItujukan berdasarkan pemantapannya, yaItu untuk mencegah terjadInya bencana dan menjaga kelestarIan kawasan InI, kebIjaksanaan tersebut adalah : 1. PengembalIan fungsI hIdrologI kawasan hutan yang telah mengalamI kerusakan serta menata kawasan hutan galam yang dIkembangkan sebagaI kawasan plasma nuftah. 2. Pencegahan dIlakukan kegIatan budIdaya dI kawasan lIndung J. Pemantauan terhadap kegIatan yang dIperbolehkan dI kawasan hutan lIndung 4. |enyelesaIkan permasalahan tumpang tIndIh darI konflIk penggunaan tanah berdasarkan ketentuan/peraturan yang ada. 5. PengendalIan secara ketat terhadap cara penggunaan tanah oleh penduduk atau proyek pembangunan (sektoral) tertentu yang dIperbolehkan agar tIdak mengganggu fungsI lIndung. 6. Pada kawasan lIndung yang dI atasnya telah terdapat kegIatan budIdaya (non lIndung) perlu dIlakukan tIndakan atau penyelesaIan antara laIn dalam pembebasan dan pencabutan atas hak tanah, pemIndahan penduduk, upaya konservasI/rehabIlItasI tanah, pembatasan kegIatan secara " enclave " serta pemIndahan kegIatan secara bertahap keluar kawasan lIndung. TIndakan penanganan atau penyelesaIan konflIk tersebut seyogyanya dIlIhat secara Integral antar InstansI terkaIt. 7. Pencegahan dIlakukannya kegIatan yang mengganggu 8. PengendalIan kegIatan yang telah ada 9. Pengamanan daerah alIran sungaI 6.1.1. Kawasan Cagar AIam Kawasan cagar alam sesuaI dengan fungsInya yaItu merupakan kawasan yang mempunyaI ekosIstem khas yang merupakan habItat alamI yang memberIkan perlIndungan bagI perkembangan flora fauna yang khas dan bereneka ragam, dengan karakterIstIk kawasan sebagaI berIkut : |emIlIkI keanekaragaman jenIs tumbuhan dan satwa dan tIpe ekosIstemnya |ewakIlI formasI bIota tertentu dan/atau unItunIt penyusun |emIlIkI kondIsI alam, baIk bIota maupun fIsIk yang masIh aslI dan tIdak atau belum dIganggu manusIa |empunyaI luas dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektIf dengan daerah penyangga yang cukup baIk |empunyaI cIrI khas dan dapat merupakan satusatunya contoh dIsuatu daerah serta keberadaannya memerlukan upaya konservasI. WIlayah Kabupaten 8arIto Kuala yang memenuhI krIterIa sebagaI kawasan cagar alam terdapat pada J lokasI, yaItu : 1. Cagar Alam Pulau Kaget, merupakan habItat berkembang bIaknya satwa 8ekantan yang merupakan satwa khas KalImantan Selatan dengan habItat penunjangnya berupa pohon FambaI sebagaI sumber bahan makanan satwa tersebut. LokasI kawasan InI berada
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 101 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
dItengah alur SungaI 8arIto dIwIlayah Kecamatan Tabunganen. Luas kawasan Cagar Alam Pulau Kaget sebesar 4J0 Ha. KebIjakan pengelolaan Kawasan Cagar Alam Pulau Kaget adalah sebagaI berIkut : a. FehabIlItasI kawasan darI kegIatan budIdaya yang tIdak menunjang fungsI kawasan tersebut, sehIngga memungkInkan untuk berkembangbIaknya habItat 8ekantan pada kawasan tersebut, antara laIn dengan pengembang bIakan satwa 8ekantan baIk secara alamIah maupun dengan penangkaran serta pembudIdayaan tanaman FambaI sebagaI sumber bahan makanan 8ekantan. b. Pengawasan dan pengendalIan kelestarIan kawasan darI kegIatan budIdaya yang menganggu sepertI kegIatan pertanIan yang merambah hutan/tanaman rambaI yang ada, kegIatan tambatan kapal dan kegIatan perburuan, serta perlIndungan darI gangguan alam berupa pengIkIsan/abrasI tanah karena deburan ombak serta derasnya arus darI SungaI 8arIto. c. Penataan kawasan yang memungkInkan kawasan tersebut dapat berfungsI sebagaImana mestInya serta dapat dImanfaatkan sebagaI sarana rekreasI dan penelItIan yang menunjang, melaluI penyedIaan sarana dan prasarana yang memadaI. 2. Cagar Alam Hutan Calam, merupakan upaya pelestarIan terhadap keberadaan habItat hutan galam yang banyak terdapat dI Kabupaten 8arIto Kuala, yang dalam beberapa tahun terakhIr InI terjadI penIngkatan eksploItasI kayu galam untuk kebutuhan konstruksI bangunan. Keberadaan kayu galam dI wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala merupakan habItat yang sangat cocok untuk perkembang bIakannya, bahkan pemasarannya sudah menjangkau antar pulau khususnya ke Pulau Jawa. LokasI kawasan yang dIrencanakan sebagaI areal cagar alam berada dI Kecamatan Tabukan, KurIpan dan 8akumpaI yang memIlIkI habItat hutan galam masIh alamI. FungsI laInnya yang dapat dIkembangkan pada kawasan InI adalah sebagaI wahana penelItIan atau wIsata pendIdIkan. Luas kawasan Cagar Alam Hutan Calam InI dIrencanakan sebesar J.219 Ha. KebIjakan pengelolaan Kawasan Cagar Hutan Calam adalah sebagaI berIkut : a. Penetapan delInasI kawasan dengan penatabatasan kawasan tersebut yang dIkukuhkan dengan Peraturan 0aerah dan Keputusan |enterI Kehutanan sehIngga memIlIkI status hukum yang jelas sebagaI kawasan lIndung. b. Pembukaan akses kawasan yang memungkInkan untuk dIlakukannya pengawasan dan pengendalIan kawasan lIndung tersebut darI kegIatan perusakan secara sengaja oleh kegIatan budIdaya/perambah hutan atau akIbat bencana alam (kebakaran hutan). c. PembInaan permukIman sekItar kawasan yang memungkInkan peran serta masyarakat secara aktIf untuk menjaga dan merawat keberadaan kawasan tersebut. d. Pengembangan sarana dan prasarana yang memadaI yang memungkInkan kawasan lIndung tersebut dapat dImanfaatkan pula sebagaI wahana rekreasI dan pendIdIkan/penelItIan yang menarIk tanpa menganggu fungsI lIndung yang dIemban.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 102 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
J. Cagar Alam Tabunganen, memIlIkI fungsI sama dengan Cagar Alam Pulau Kaget yaItu sebagaI habItat satwa 8ekantan yang dIlIndungI dengan vegetasI penunjang berupa tanaman FambaI dan Hutan 8akau dIpesIsIr pantaInya. Kawasan InI dIrencanakan seluas 2.892 Ha yang selruhnya terdapat dIwIlayah Kecamatan Tabunganen dIpesIsIr pantaI Pulau KalImantan yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. KebIjakan pengelolaan Kawasan Cagar Alam Tabunganen adalah sebagaI berIkut : a. FehabIlItasI kawasan darI kegIatan budIdaya yang tIdak menunjang fungsI kawasan tersebut, sehIngga memungkInkan untuk berkembangbIaknya habItat 8ekantan pada kawasan tersebut, antara laIn dengan pengembang bIakan satwa 8ekantan baIk secara alamIah maupun dengan penangkaran serta pembudIdayaan tanaman FambaI sebagaI sumber bahan makanan 8ekantan. b. Penetapan kembalI tata batas kawasan terkaIt dengan adanya kecenderungan perkembangan kegIatan budIdaya perIkanan/tambak dIsekItar kawasan, bahkan sebagIan sudah merambah areal kawasan lIndung yang ada, antara laIn melaluI pembuatan jarIngan saluran aIr/sungaI untuk proses budIdaya tambak dIbagIan belakang kawasan sehIngga tIdak merambah areal kawasan lIndung serta pembuatan akses jalan untuk memudahkan sIrkulasI petanI tambak yang terarah sesuaI alokasI peruntukan zonIng kawasan lIndung yang ada. c. PembInaan dan penyuluhan terhadap masyarakat dIsekItar kawasan tentang artI pentIngnya keberadaan kawasan lIndung bagI kelestarIan lIngkungan dalam artI yang luas maupun bagI lIngkungan setempat, sehIngga dapat menumbuhkan peran serta aktIf masyarakat dalam menjaga kelestarIan fungsI kawasan lIndung yang ada. d. Pengembangan sarana dan prasarana yang memadaI yang memungkInkan kawasan lIndung tersebut dapat dImanfaatkan pula sebagaI wahana rekreasI dan pendIdIkan/penelItIan yang menarIk tanpa menganggu fungsI lIndung yang dIemban. 0arI ketIga lokasI tersebut maka luas keseluruhan Kawasan Cagar Alam dI Kabupaten 8arIto Kuala dIrencanakan sebesar 6.541 Ha. 6.2. PENCANA PENCEhANCAN KAWASAN U0I0AYA 6.2.1. Kawasan PermukIman Kawasan permukIman adalah kawasan dI luar kawasan lIndung yang dIperlukan sebagaI lIngkungan tempat tInggal atau lIngkungan hunIan yang berada dI daerah perkotaan atau pada daerah perdesaan. Adapun krIterIa darI kawasan permukIman adalah : kawasan yang secara teknIs dapat dIgunakan untuk permukIman yang aman darI bahaya bencana alam, sehat dan mempunyaI akses untuk kesempatan berusaha. Kawasan yang apabIla dIgunakan untuk permukIman dapat memberI manfaat menIngkatkan ketersedIaan permukIman dan mendayagunakan fasIlItas yang ada dIsekItarnya serta menIngkatkan perkembangan kegIatan sektor dan ekonomI, tIdak mengganggu fungsI lIndung, tIdak mengganggu upaya kelestarIan sumberdaya alam, menIngkatkan pendapatan masyarakat, menIngkatkan pendapatan nasIonal dan daerah, menyedIakan kesempatan kerja, dan mendorong perkembangan masyarakat.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 103 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
SesuaI dengan ketentuan tersebut maka rencana pengembangan permukIman dI Kabupaten 8arIto Kuala, sebagaI berIkut : 1. Kawasan permukIman perkotaan, yaItu kawasan permukIman yang sebagIan besar fungsI peruntukan lahannya dIdomInasI oleh kegIatan perkotaan non agrarIs, sepertI perdagangan, pelayanan umum, jasa, IndustrI, perkantoran dan laInnya. Kawasan InI dIrencanakan dIkembangkan pada kawasankawasan : a. bukota kecamatan b. bukota kabupaten (Kota |arabahan) c. Kawasan fungsIonal (zona IndustrI kayu Alalak dan Tamban) d. Kawasan HandIl 8aktI e. Kawasan aksesIbIlItas tInggI dIsepanjang jalan Trans KalImantan KebIjakan pengembangan kawasan permukIman perkotaan adalah sebagaI berIkut : Penyusunan rencana tata ruang kota PenyedIaan sarana dan prasarana dasar permukIman yang memadaI Penetapan batas wIlayah kota bagI pengembangan kota dImasa yang akan datang, sehIngga perkembangan kota menjadI terkendalI dan tIdak menganggu keberadaan lahan pertanIan produktIf yang ada. |erangsang tumbuhnya kegIatan ekonomI perkotaan sebagaI pusat pertumbuhan lokasl untuk memacu pertumbuhan wIlayah sekItarnya/hInterland dan sebagaI pusat koleksI dan dIstrIbusI setempat. 2. Kawasan permukIman pedesaan, merupakan pengembangan kawasan permukIman yang dIdomInasI oleh kegIatan agrarIs/pertanIan. 8entuk kawasan permukIman pedesaan yang akan dIkembangkan adalah sebagaI berIkut : a. PermukIman pedesaan dIpusatpusat desa b. Kawasan pemukIman transmIgrasI KebIjakan pengembangannya adalah sebagaI berIkut : Pengembangan sarana dan prasarana dasar permukIman yang memadaI Pengembangan desa pusat pertumbuhan Pengembangan transmIgrasI, khususnya transmIgrasI lokal Enclove kawasan permukIman yang berada dIdalam kawasan hutan, baIk kawasan hutan lIndung maupun hutan produksI, melaluI penetapan tata batas kawasan. Luas kawasan permukIman yang dIrencanakan sebesar 22.11J Ha atau 9,J8 darI luas wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala, yang dIkembangkan dIseluruh kecamatan dengan dIstrIbusI terbesar terdapat dI Kecamatan AnjIr Pasar, Alalak dan |arabahan. 6.2.2. Kawasan PertanIan Kawasan pertanIan adalah kawasan yang dIperuntukan bagI kegIatan pertanIan lahan basah dan lahan kerIng, dengan areal pengembangan dIrencanakan sebesar 1J6.156 Ha atau 57,7J darI luas wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala, yang terdIrI darI : a. Kawasan PertanIan Lahan KerIng dIrencanakan seluas 6.021 Ha, yaItu hanya dIbudIdayakan pada J wIlayah kecamatan yaItu Kecamatan AnjIr Pasar, Kecamatan
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 104 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
8elawang dan Kecamatan Wanaraya yang memIlIkI sIfat fIsIk tanah memungkInkan untuk pengembangan pertanIan lahan kerIng yaItu memIlIkI permukaan tanah yang lebIh tInggI darI kawasan laInnya. KomodItas yang dapat dIkembangkan antara laIn palawIja, hortIkultura dan tanaman pangan. Untuk penIngkatan pengembangan areal pertanIan lahan kerIng perlu dItunjang oleh sIstem IrIgasI lahan, sehIngga memungkInkan lahan yang tergenang dapat dItanamI untuk tanaman lahan kerIng. b. Kawasan PertanIan Lahan 8asah dIrencanakan seluas 1J0.1J5 Ha atau 55,18 darI luas wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala atau merupakan peruntukan lahan terbesar yang mencapaI separuh lebIh darI luas wIlayah kabupaten. |engIngat homogenItas sIfat fIsIk lahan Kabupaten 8arIto Kuala yang umumnya berupa daerah tergenang, maka pengembangan pertanIan lahan basah InI dIrencanakan dIseluruh wIlayah kecamatan dengan sIstem pertanIan tadah hujan dan pasang surut, dengan pengembangan terbesar dIarahakan dIwIlayah Kecamatan Tabunganen, Wanaraya, |andastana, Fantau 8adauh dan 8arambaI. Untuk menunjang upaya tersebut perlu dIdukung oleh pengembangan sIstem IrIgasI yang memadaI untuk membuka akses lahan dan menIngkatkan produktIvItas lahan. SelaIn juga tetap melakukan pemelIharaan dan penIngkatan kapasItas darI jarIngan IrIgasI yang ada saat InI, baIk IrIgasI alamIah maupun teknIs. KomodItI pertanIan yang dIkembangkan adalah komodItas padI. 6.2.3. Kawasan PerIkanan Kawasan perIkanan secara fungsIonal yang terdapat dI Kabupaten 8arIto Kuala melIputI tIga jenIs pemanfaatan, yaItu : 1. Kawasan perIkanan darat/tambak merupakan kawasan yang dIgunakan terutama untuk kegIatan pertambakan. Kawasan InI dIarahkan dI Kecamatan Tabunganen dI bagIan selatan wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Namun dalam pengembangan kawasan InI, tIdak berhubungan langsung dengan laut, tetapI dIhubungkan dengan saluransaluran/anjIr yang menghubungkan Laut Jawa dengan kawasan tersebut, agar tIdak menganggu keberadaan Kawasan LIndung Cagar Alam Tabunganen, sehIngga kedua fungsI kawasan tersebut dapat berjalan tanpa salIng mengganggu. Pengembangan kawasan InI selaIn dItujukan untuk penIngkatan pendapatan masyarakat, juga untuk menjaga berkurangnya kawasan lIndung dengan upaya dIjaga dan dIpelIhara oleh pelaku sektor perIkanan. JenIs Ikan yang dIbudIdayakan merupakan komodItI yang potensIal dan bernIlaI ekspor, antara laIn udang dan bandeng. 2. Kawasan perIkanan peraIran umum, merupakan kawasan perIkanan yang berkembang secara alamIah dengan memanfaatkan keberadaan peraIran umum yang terdapat dI Kabupaten 8arIto Kuala, antara laIn pada alIran sungaI, saluran dan anjIr serta lahan rawa atau pertanIan yang tergenang. Untuk menjaga tetap berkembangnya habItat perIkanan maka perlunya dIjaga daerahdaerah habItat reservat Ikan yang ada, antara laIn pada kawasankawasan hutan galam dan daerah hulu.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 105 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
J. Kawasan perIkanan lepas pantaI, yaItu penangkapan Ikan dI laut lepas yang dIlakukan oleh nelayan dIpesIsIr pantaI dI desadesa nelayan, yaItu terdapat dI Kecamatan Tabunganen. Untuk menunjang pengembangan InI dIperlukan dukungan pemerIntah daerah dalam hal pembInaan dan penyedIaan sarana dan prasarana perIkanan, antara laIn berupa dermaga, sarana pengolahan hasIl tangkapan, alat tangkap Ikan dan laInnya yang memungkInkan nelayan dapat menIngkat taraf hIdupnya sehIngga akan turut menjaga keberadaan lIngkungan kawasan lIndung dIsekItarnya tanpa melakukan kegIatan perambahan. 6.2.4. Kawasan Tanaman TahunanlPerkebunan Kawasan InI terutama dIperuntukan bagI tanaman tahunan/perkebunan yang menghasIlkan pangan maupun bahan baku IndustrI. Areal tanaman tahunan adalah areal pertanIan dengan tanaman tahunan sebagaI tanaman utama yang dIkelola dengan masukan teknologI sederhana, terutama dengan merubah lahan basah menjadI lahan yang mampu dItanamI dengan tanaman tahunan serta pada lahanlahan yang memang betulbetul lahan kerIng. Kawasan yang dIarahkan untuk pemanfaatan tanaman tahunan/perkebunan adalah pada Kecamatankecamatan |ekarsarI, Tamban, 8akumpaI, Tabukan dan |arabahan. Luas kawasan tanaman tahunan InI dIrencanakan sebesar 22.974 Ha atau 9,74 darI luas wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala, dengan areal pengembangan terbesar terdapat dI wIlayah Kecamatan Tamban dan |ekarsarI. KomodItas yang dIkembangkan dIsesuaIkan dengan potensI lahan yang ada, antara laIn tanaman kelapa dan kelapa sawIt, dengan tIdak tertutup kemungkInan pengembangan komodItI unggulan laInnya sepertI buahbuahan dan laInnya. Khusus untuk pengembangan komodItI kelapa perlu dItunjang oleh sarana dan prasarana pasca produksI, sehIngga komodItI yang berlImpah dapat dItIngkatkan nIlaI jualnya menjadI barang jadI atau setengah jadI melaluI proses pengolahan IndustrI, termasuk dIdalamnya pengolahan lImbah produksI berupa sabut kelapa untuk bahan meubel dan kerajInan tangan serta batok kelapa untuk arang dan bahan obat nyamuk. Untuk Itu perlu dIjajakI upaya pengembangan IndustrI pengolahan kelapa dIwIlayah kabupaten 8arIto Kuala, baIk IndustrI kecIl yang dIkelola oleh masyarakat maupun IndustrI skala besar dengan mendatangkan Investor. 6.2.5. Kawasan Peternakan Pengembangan kawasan peternakan dItujukan bagI pemenuhan kebutuhan unsur hewanI dengan memanfaatkan lahan basah dan lahan kerIng yang ada. Kabupaten 8arIto Kuala mempunyaI potensI pengembangan ternak yang cukup besar, dengan demIkIan rencana kawasan peternakan yang dIdasarkan atas pengembangan darI potensI yang telah ada melIputI : Peternakan besar (sapI dan kerbau) yang terletak dI kecamatan Wanaraya dan KurIpan. 0Imana untuk jenIs peternakan perlu kandang cukup besar dan luas terutama pada sapI untuk menIngkatkan kualItas dan hasIlnya. Pengembangan peternakan besar InI dIsesuaIkan dengan sIfat dan karakter ternaknya, yaItu memerlukan daerah kerIng yang
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 106 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
memadaI untuk berkembang bIak dan pemenuhan kebutuhan pakan ternak (rumput). Untuk Itu kawasan yang potensIal untuk pengembangan ternak besar InI adalah kawasan pengembangan pertanIan lahan kerIng dan perkebunan, yaItu dI Kecamatan Wanaraya, 8elawang, AnjIr Pasar dan 8arambaI. SelaIn Itu dIkembangkan juga kegIatan peternakan pada lahan basah berupa kerbau rawa dI Kecamatan KurIpan yang sudah lama membudIdayakan ternak tersebut. Untuk memfungsIkan secara optImal keberadaan pasar hewan dI Kecamatan Wanaraya perlu dIkembangkan pemasyarakatan beternak sapI dIsekItar kawasan tersebut, melaluI penyedIaan fasIlItas perkredItan/permodalan untuk pengadaan bIbIt ternak, pengembangbIakan bIbIt ternak dengan kawIn suntIk, pengembangan hIjauan makanan ternak serta penyuluhan dan pelatIhan beternak bagI masyarakat. 0engan pengembangan tersebut dIharapkan akan menIngkatkan populasI ternak dIkawasan tersebut, sehIngga kegIatan jual belI akan semakIn tInggI dIdalam areal pasar. SelaIn Itu juga dapat memberIkan alternatIf penghasIlan tambahan bagI penduduk selaIn kegIatan bertanI. Peternakan kecIl, untuk pengembangannya lebIh fleksIbel dIbandIngkan ternak besar, yaItu dapat dIkembangkan pada daerah basah maupun kerIng, namun lebIh cocok dIkembangkan pada daerah kerIng yang dItunjang oleh pengembangan areal hIjauan makanan ternak. Arahan pengembangan ternak kambIng dIrencanakan pada Kecamatan |andastana sebagaImana yang telah berkembang saat InI, dengan tIdak tertutup kemungkInan pengembangan pada wIlayah kecamatan laInnya, khususnya pada kecamatan tempat pengembangan ternak besar. Peternakan unggas, terdIrI darI ternak ayam buras, ayam kampung dan ItIk yang akan dIkembangkan masIngmasIng dI Kecamatan 8erambaI, |andastana, anjIr pasar, anjIr muara dan Tabunganen. 6.2.6. Kawasan ParIwIsata Pengembangan kawasan parIwIsata dItujukan terutama untuk menIngkatkan pendapatan masyarakat setempat dengan memanfaatkan potensI wIsata yang ada dI Kabupaten 8arIto, terutama mampu untuk mengembangkan wIlayah sekItarnya. Kawasan wIsata yang dIkembangkan adalah areal yang dIkembangkan berdasarkan karakterIstIk setempat, terutama yang bersIfat agrowIsata. Fencana pengembangan kawasan wIsata dI Kabupaten 8arIto Kuala dIarahkan pada beberapa lokasI potensIal, yaItu : 1. Agro WIsata dI Kecamatan Cerbon, dengan potensI pengembangan pertanIan holtIkultura tanaman jeruk dan perIkanan. 2. Kawasan WIsata Jembatan 8arIto beserta pulau 8akut sebagaI kawasan muka aIr (Wcter Front Cty) untuk menIngkatkan perekonomIan baru bagI Kabupaten 8arIto Kuala khususnya. WIlayah pelayanan obyek wIsata InI adalah Kabupaten 8arIto Kuala dengan jangka panjang mampu menjangkau wIlayah PropInsI KalImantan Selatan dan Kabupaten Kapuas dI KalImantan Tengah.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 107 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
J. Dbyek wIsata Pulau Kembang dan Pulau Kaget, dengan keberadaan satwa 8ekantan 4. WIsata sungaI, yaItu menyusurI alur sungaI yang terdapat dIwIlayah Kabupaten 8arIto Kuala, dengan atraksI utama menyaksIkan keIndahan alam dIsepanjang sungaI dan kehIdupan penduduk pada desadesa dIsepanjang alIran sungaI, antara laIn SungaI barIto, AnjIr Serapat, SungaI Alalak, SungaI PuntIk, AnjIr Tamban, AnjIr Subarjo dan laInnya. 5. WIsata budaya, baIk budaya penInggalan sejarah maupun budaya relIgIus khususnya yang terdapat dI Kota |arabahan. 6. Wana WIsata, yaItu kegIatan wIsata untuk menIkmatI keanekaragaman hutan yang terdapat dI Kabupaten 8arIto Kuala, khususnya keberadaan hutan galam yang juga dapat dImanfaatkan sebagaI sarana penelItIan. 7. WIsata PantaI Kuala Lupak, yaItu terdapat dI wIlayah Kecamatan Tabunganen tepatnya dI 0esa Kuala Lupak, namun pada waktuwaktu tertentu kondIsI pantaI berlumpur karena terbawa arus ombak darI buangan SungaI 8arIto. 6.2.7. Kawasan IndustrI Sektor IndustrI merupakan sektor yang memIlIkI IntensItas kegIatan yang tInggI yang mampu menggerakkan perekonomIan suatu wIlayah. Pengembangan sektor IndustrI dIharapkan dapat menIngkatkan kegIatan ekonomI dI suatu wIlayah dengan berbagaI dampak penggandanya (multpler e]]ects) yang cukup sIgnIfIkan bagI pengembangan ekonomI daerah. Pengembangan kegIatan IndustrI dapat mendasarkan pada potensI yang dImIlIkI dI suatu wIlayah maupun berdasarkan pada potensI pasar yang ada. KegIatan IndustrI dI Kabupaten 8arIto Kuala dapat dIkembangkan berdasarkan pada potensI keduanya, yaItu berdasarkan bahan baku dan potensI pasar dengan adanya aksesIbIlItas. ndustrI yang berdasarkan bahan baku dapat memanfaatkan potensI kayu yang ada, terutama yang berasal darI wIlayah Utara Kabupaten 8arIto Kuala dengan memanfaatkan aksesIbIlItas sungaI 8arIto. 0IsampIng Itu rencana pembangunan kanal dI Kabupaten 8anjar akan memberIkan ImplIkasI bagI pemanfaatan ruang dI kawasan sekItar sungaI 8arIto. Untuk jangka panjang, berdasarkan lokasI yang berdekatan dengan Kota 8anjarmasIn, Kabupaten Kapuas dan PropInsI KalImantan Tengah pada umumnya, maka letak yang strategIs InI memungkInkan Kabupaten 8arIto Kuala dapat dIkembangkan untuk IndustrI manufaktur. Kawasan IndustrI yang potensIal untuk dIkembangkan adalah dI lokasI yang strategIs yaItu dI Kecamatan Alalak, AnjIrmuara, Tamban dan Tabunganen, terutama dI sepanjang tepI sungaI 8arIto, yang berbatasan dengan Kota 8anjarmasIn sebagaI outlet, serta memIlIkI akses ke jalan LIntas KalImantan sehIngga dekat dengan pasar. 6.2.8. Kawasan Hutan Kawasan hutan yang dIkembangkan dIdasarkan pada potensI lahan yang dImIlIkI dan karakterIstIk hutan setempat. Kawasan hutan dIarahkan sebagaI kawasan hutan produksI tetap (HP), dImana pengembangan kawasan InI dIarahkan dapat memberIkan nIlaI ekonomIs bagI pengembangan wIlayah. KomodItas hutan yang dIkembangkan adalah galam,
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 108 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
dImana hutan galam dapat dImanfaatkan untuk penIngkatan pendapatan masyarakat. Kawasan InI dIkembangkan dI Kecamatan Tabunganen, |ekarsarI, Wanaraya, 8erambaI, |arabahan, 8akumpaI, Tabukan dan KurIpan. Luas kawasan hutan dIrencanakan sebesar J5.565 Ha atau 15,08 darI luas wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala, sebagIan besar dIkembangkan dIwIlayah utara kabupaten dengan pengembangan terbesar terdapat dI wIlayah Kecamatan 8akumpaI, |arabahan dan Tabukan dengan luas kawasan hutan untuk masIngmasIng kecamatan sebagaI berIkut : 1. Kecamatan Tabunganen = 4.854 Ha 2. Kecamatan |ekarsarI = 1.722 Ha J. Kecamatan Wanaraya = 1.449 Ha 4. Kecamatan 8arambaI = J.420 Ha 5. Kecamatan 8akumpaI = 7.165 Ha 6. Kecamatan |arabahan = 8.807 Ha 7. Kecamatan Tabukan = 5.724 Ha 8. Kecamatan KurIpan = 2.424 Ha Untuk lebIh jelasnya rencana penetapan kawasan lIndung dan budIdaya dI Kabupaten 8arIto Kuala secara keruangan dapat dIlIhat pada Peta 6.1 dan TabeI 6.1. 6.3. PENCANA PENETAPAN PUSAT-PUSAT PEPhUKIhAN 6.3.1. HIrarkI Kota-Kota 0alam suatu ruang wIlayah, maka pembentukan struktur ruang dIlakukan dengan menata hItarkI kota yang ada secara efIsIen. 8erdasarkan hasIl analIsa tentang struktur wIlayah, Kabupaten 8arIto Kuala dIbagI menjadI beberapa tIngkatan orde kota. TIngkat orde kota tersebut dIbentuk oleh perkembangan dan pertumbuhan kota dIpengaruhI oleh beberapa faktor jumlah dan perkembangan penduduk, kegIatan masyarakat, baIk Itu volume maupun manusIa maupun kelengkapan fasIlItas, utIlItas, dan Infrastruktur kota. Adanya hIrarkI kota berartI ada keterkaItan suatu kota dengan laInnya. Kota yang memIlIkI hIrarkI lebIh tInggI maka akan lebIh besar pengaruh jangkauannya dan akan mempengaruhI kota yang hIrarkInya lebIh rendah. Adapun hIrarkI/orde kota dI Kabupaten 8arIto Kuala adalah : Kota Drde adalah kota dengan kategorI fasIlItas cukup lengkap, jumlah penduduk 25.00050.000 jIwa dan adanya aksesIbIlItas yang memadaI, sehIngga termasuk kategorI kota kecIl 8. kota yang masuk dalam kategorI InI adalah |arabahan, Tamban, Alalak dan AnjIr |uara Kota Drde 7 adalah kota dengan kategorI fasIlItas kurang lengkap, jumlah penduduk 10.00025.000 jIwa dengan aksesIbIlItas yang cukup. kota yang masuk dalam kategorI InI adalah Tabunganen, AnjIr Pasar dan |andastana. Kota Drde 7 adalah kota dengan kategorI fasIlItas tIdak lengkap, jumlah penduduk J.00010.000 jIwa dengan aksesIbIlItas yang cukup. Kota yang termasuk dalam kategorI InI adalah |ekarsarI, 8elawang, Wanaraya, Fantau 8edauh, Cerbon, 8arambaI, 8akumpaI, Tabukan dan KurIpan.
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 109 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
Bab 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala VI - 110 Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
TabeI 6.1. - Pencana Pemanfaatan Puang dI PIncI per Kecamatan Tahun 2012
Jenis Pemanfaatan Ruang Tabunganen Tamban Mekarsari Anjir Pasar Anjir Muara Alalak Mandastana Belawang Wanaraya R.Bedauh Cerbon Berambai Bakumpai Marabahan Tabukan Kuripan A. Kawasan Lindung a. Cagar Alam Hutan Galam - - - - - - - - - - - - 290 - 1796 1140 b. Cagar Alam Tabunganen 2.892 - - - - - - - - - - - - - - - c. Cagar Alam Pulau Kaget 430 - - - - - - - - - - - - - - - d. Sempadan Sungai 3188 1347 375 94 551 685 368 579 225 221 277 374 1050 405 434 861 e. Taman Wisata Alam - - - - 14 165 - - - - - - - - - - B. Kawasan Budidaya a. Hutan Produksi Konversi 4854 - 1722 - - - 1449 - - 3420 6151 8785 5724 2424 b. Pertanian Lahan Basah 10245 3612 6195 6156 7121 4145 21711 4201 13454 12491 7595 12179 3851 2540 6262 8106 c. Pertanian Lahan Kering - - - 3076 - - 1070 1875 - - - - - - -
d. Tanaman Tahunan/Perkebunan 571 9106 4826 - - - - - - - - 3386 2756 2329 - e. Kawasan Perindustrian - 638 - - 147 147 - - - - - - - - - - f. Kawasan Pariwisata - - - - 83 166 - - - - 109 - - - - - g. Kawasan Permukiman 635 384 1613 3436 1282 5266 503 504 495 267 600 247 1432 3410 755 1285 Luas Berdasarkan Perhitungan 22815 15087 14731 12762 9198 10574 22582 6354 17498 12979 8580 16220 16160 17896 17300 13816 Luas Berdasarkan SK 24000 16430 14350 12600 11725 10685 33900 8025 3750 26481 20600 18300 26100 22100 16600 34350 Sumber : HasIl AnalIsa
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxi 0arI hasIl evaluasI arahan orde kota berdasarkan FUTFW Kabupaten 8arIto Kuala 1991 2001, pusat pengembangan wIlayah tetap berada dI Kota |arabahan. Namun pada prInsIpnya sIstem kotakota yang akan dIkembangkan dIbagI atas empat kelompok, yaItu: 1. SSWP 'A' dengan pusat wIlayah pembangunan adalah Kecamatan |arabahan dan kecamatan pendukungnya adalah Kecamatan 8akumpaI, Fantau 8edauh, 8arambaI, Cerbon, Tabukan dan KurIpan. 2. SSWP '8 dengan pusat wIlayah pembangunan adalah Kecamatan Alalak dan kecamatan pendukungnya adalah Kecamatan |andastana. J. SSWP 'C' dengan pusat wIlayah pembangunan adalah Kecamatan AnjIr Pasar dan kecamatan pendukungnya adalah Kecamatan AnjIr |uara, 8elawang, dan Wanaraya 4. SSWP '0' dengan pusat wIlayah pembangunan adalah Kecamatan Tamban dan kecamatan pendukungnya adalah Kecamatan Tabunganen dan |ekarsarI. 0engan dIrencanakannya hIrarkI perkotaan yang telah dIuraIkan dIatas, maka dIharapkan masIngmasIng kawasan perkotaan dengan hIrarkInya dapat berperan secara optImal dalam melayanI kebutuhan penduduk wIlayah pengaruhnya. 6.3.2. FungsI Kota-Kota FungsI kota sangat erat kaItannya dengan hIrarkI kota, karena mencermInkan tIngkat kelengkapan fasIlItas, kualItas dan kuantItas pelayanannya. Adapun rencana fungsI kota yang akan dItetapkan dI Kabupaten 8arIto Kuala adalah: 1. FungsI Kota |arabahan Pusat admInIstrasI pemerIntahan skala kabupaten Pusat permukIman perkotaan Pusat pelayanan regIonal, sepertI pendIdIkan, kesehatan dan transportasI Pusat pengembangan agrowIsata yang berperan sebagaI pusat pengumpul/dIstrIbusI kegIatan pertanIan secara umum Pusat perdagangan regIonal yang dIlengkapI perdagangan grosIr dan jasa pelayanan umum, untuk menampung barang darI wIlayah yang dIlayanI serta menjadI pusat dIstrIbusI barang jenIs perdagangan sekunder dan tersIer bagI wIlayah sekItarnya. 2. FungsI Kota Alalak Pusat permukIman perkotaan Pusat perdagangan lokal yang menampung barang darI wIlayah dIsekItarnya serta menjadI pusat dIstrIbusInya. Pusat IndustrI pengolahan/manufactur, karena mempunyaI akses tInggI untuk memperoleh bahan baku dan pemasaran produksI. Pusat pengembangan transportasI yang merupakan salah satu sImpul penghubung antar wIlayah kabupaten/kota dI propInsI KalImantan Selatan J. FungsI Kota AnjIr Pasar Pusat permukIman penduduk
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxii Pusat produksI pertanIan tanaman pangan Pusat pengembangan parIwIsata yang dIdukung aksesIbIlItas yang sangat memadaI. 4. FungsI Kota Tamban Pusat permukIman penduduk Pusat IndustrI manufactur Pusat pengumpul hasIl komodItas pertanIan,perIkanan dan perkebunan Pusat pelayanan jasa yang mempunyaI akses tInggI terhadap kegIatankegIatan kota 8anjarmasIn 6.3.3. KebIjaksanaan Pengembangan KebIjaksanaan pengembangan kotakota dI Kabupaten 8arIto Kuala berdasarkan hIrarkI dan fungsI kota memberIkan ImplIkasI terhadap sarana dan prasarana perkotaan yang mendukungnya. KebIjaksanaan pengembangan InI mengacu pada perkembangan obyektIf dan keIngInan menggalI serta membangun semua potensI berdasarkan semangat DtonomI 0aerah. KebIjaksanaan pengembangan kotakota Itu adalah: 1. Pengembangan kota orde dIarahkan pada : - PenIngkatan kegIatan ekonomI kota yang memberIkan fungsI pelayanan pada wIlayah belakangnya dalam rangka penIngkatan pertumbuhan dan penyebaran kegIatan ekonomI - PenIngkatan aksesIbIlItas yang menghubungkan daerah belakangnya, melaluI penIngkatan sIstem perhubungan darat - PenIngkatan sarana dan prasarana yang mendukung kegIatan perkotaan - PengendalIan lIngkungan, terutama kegIatan IndustrI yang berada dI tepI sungaI 8arIto untuk menjamIn kelestarIan dan perlIndungan fungsI hIdrologIsnya - PenIngkatan pembangunan Infrastruktur yang dIarahkan untuk mendorong masuknya InvestasI dan penumbuhan ekonomI daerah serta pengembangan daerah yang relatIf agak tertInggal dan memperkecIl kesenjangan antar wIlayah - PenIngkatan pengembangan wIsata sebagaI sumber dan potensI keparIwIsataan daerah sehIngga menjadI kegIatan ekonomI - PenIngkatan kerjasama antara pemerIntah, swasta dan masyarakat dalam pengembangan sarana dan prasarana wIlayah - Penataan ruang kota melaluI perencanaan, pemanfaatan dan pengendalIan tata ruang kota 2. Pengembangan kota orde 7 dIarahkan pada : - |empertahankan fungsI kawasan lIndung darI kegIatan masyarakat untuk melIndungI habItat bakau sebagaI sIstem tata aIr dan mencegah abrasI laut - PenIngkatan sarana dan prasarana perkotaan untuk mendukung kegIatan IndustrI manufactur - |empertahankan fungsI wIlayah yang merupakan sentra produksI pertanIan
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxiii - PenIngkatan aksesIbIlItas yang menghubungkan dengan kota orde serta daerah belakangnya melaluI penIngkatan sIstem transportasI darat - Penataan ruang kota melaluI perencanaan, pemanfaatan dan pengendalIan tata ruang kota
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxiv J. Pengembangan kota orde 7 dIarahkan pada : - |empertahankan fungsI kawasan lIndung darI kegIatan untuk melIndungI sIstem tata aIr dan plasma nuftah - PenIngkatan sarana dan prasarana perkotaan untuk menunjang kegIatan perekonomIan masyarakat - PenIngkatan aksesIbIlItas, melaluI pembangunan sarana dan prasarana transportasI darat maupun sungaI - Penataan ruang kota, melaluI perencanaan, pemanfaatan dan pengendalIan tat ruang kota 6.4. PENCANA KEPEN0U0UKAN Perkembangan penduduk Kabupaten 8arIto Kuala selama 5 tahun terakhIr menunjukkan perkembangan yang bervarIasI antar tIap SSWP. Adapun perkIraan jumlah penduduk pada masa yang akan datang untuk setIap SSWP adalah : 1. SSWP A, dengan luas 899,72 Km 2 , SSWP A terdIrI atas 6 kecamatan, dIproyeksIkan pada tahun 2007 jumlah penduduk berjumlah 57.22J jIwa dengan dengan kepadatan penduduk 408 jIwa/Km 2 . Untuk tahun proyeksI 2012, dIstrIbusI penduduk berjumlah 65.167 jIwa dengan kepadatan penduduk 465 jIwa/Km 2 . 2. SSWP 8, dengan luas 699,87 Km 2 , SSWP 8 terdIrI atas J kecamatan, dIproyeksIkan pada tahun 2007 dIstrIbusI penduduk berjumlah 76.025 jIwa dengan dengan kepadatan penduduk 601 jIwa/Km 2 . Untuk tahun proyeksI 2012, dIstrIbusI penduduk berjumlah 91.J61 jIwa dengan kepadatan penduduk sebesar 728 jIwa/Km 2 . J. SSWP C, dengan luas 789,68 Km 2 , SSWP C terdIrI atas 4 kecamatan, dIproyeksIkan pada tahun 2007 dIstrIbusI penduduk berjumlah 60.107 jIwa dengan kepadatan penduduk 595 jIwa/Km 2 . Untuk tahun proyeksI 2012, dIstrIbusI penduduk berjumlah 69.000 jIwa dengan kepadatan penduduk sebesar 682 jIwa/Km 2 . 4. SSWP 0, dengan luas 526,JJ Km 2 , SSWP C terdIrI atas J kecamatan, dIproyeksIkan pada tahun 2007 dIstrIbusI penduduk berjumlah 81.10J jIwa dengan kepadatan penduduk sebesar 501 jIwa/Km 2 . Untuk tahun proyeksI 2012, dIstrIbusI penduduk berjumlah 9J.916 jIwa dengan kepadatan penduduk sebesar 580 jIwa/Km 2 . Untuk lebIh jelasnya dapat dIlIhat pada TabeI 6.2. 6.5. PENCANA PENCEhANCAN WILAYAH PPIDPITAS Pengembangan wIlayah prIorItas dI Kabupaten 8arIto Kuala dItetapkan atas dasar pertImbangan sebagaI berIkut: 1. WIlayah yang memIlIkI prospek pengembangan wIlayah tInggI untuk membuka akses akses pergerakan alIran barang dan manusIa 2. WIlayah yang mempunyaI prospek ekonomI tInggI yang membutuhkan penanganan yang mendesak
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxv J. WIlayah yang termasuk tertInggal atau kurang berkembang yang perlu mendapat perhatIan dan penanganan serIus Tabel 6.2 0IstrIbusI dan Kepadatan Penduduk Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 2007 dan 2012
8erdasarkan krIterIa tersebut, arahan pengembangan wIlayah prIorItas dI Kabupaten 8arIto Kuala adalah sebagaI berIkut : 1. WIlayah prIorItas kawasan jalan trans KalImantan Secara admInIstrasI, kawasan yang termasuk dalam pengembangan jarIngan jalan trans KalImantan adalah Kecamatan Alalak dan |andastana. Kawasan InI menjadI bagIan darI sIstem pergerakan alIran barang dan manusIa darI wIlayah tImur KalImantan Selatan yang berImplIkasI pada terbukanya peluang penIngkatan ekonomI sebagaI daerah pemasaran dan basIs perdagangan produkproduk pertanIan dan IndustrI unggulan. Arah pengembangan kawasan InI adalah : - PengendalIan secara ketat kawasan terbangun dI daerah mIlIk jalan selebar 20 meter agar tIdak mengganggu pergerakan/mobIlIsasI barang dan orang - Pengaturan zonIng kawasan sesuaI dengan peruntukannya - Pengaturan pola jarIngan jalan sekunder sebagaI jalan pendampIng bagI jarIngan jalan trans KalImantan, sehIngga pergerakan yang terjadI tIdak bercampur antara pola pergerakan prImer dan sekunder 2. WIlayah prIorItas kawasan pertumbuhan cepat
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxvi Kawasan pertumbuhan cepat berada pada poros jalan trans KalImantan bagIan barat yang merupakan jalur utama menghubungkan bukota Kabupaten 8arIto Kuala dengan bukota KalImantan Selatan dan berbatasan langsung dengan kota 8anjarmasIn. Keadaan InI akan memberI dampak luas bagI penIngkatan laju pertumbuhan socIal dan ekonomI Kabupaten 8arIto Kuala. Untuk menjaga agar perkembangan kawasan InI dapat berlangsung secara terkendalI dan terencana, maka perlu dIarahkan pada : - PengendalIan perkembangan berbagaI kegIatan pemanfaatan lahan sesuaI dengan peruntukannya, sehIngga tercapaI tertIb pembangunan dan tertIb pengaturan ruang melaluI pemberIan perIzInan pemanfaatan ruang - Pengaturan peruntukan pada tIap blok peruntukan lahan dIsertaI dengan pengaturan kepadatan dan ketInggIan bangunan - Pengaturan fasIlItas pelayanan dan jarIngan utIlItas sehIngga tercapaI daya guna dan hasIl guna pelayanan terhadap masyarakat - Pembentukan sIstem lIngkungan yang baIk dan efIsIen sesuaI dengan asas ATLAS (aman, tertIb, lancar, asrI dan sehat) J. WIlayah prIorItas kawasan desa tertInggal WIlayah yang termasuk tertInggal atau kurang berkembang terutama dIsebabkan oleh mInImnya aksesIbIlItas untuk menunjang pergerakan masyarakatnya. WIlayah InI terutama terdapat pada Kecamatan KurIpan, Tabunganen dan daerahdaerah yang berada dI perbatasan. Untuk pengembangan kawasan InI perlu dIarahkan pada: - PenIngkatan aksesIbIlItas kawasan yang menghubungkan dengan kawasan laInnya, terutama untuk mengangkut hasIlhasIl pertanIan - PenIngkatan fasIlItas perkotaan yang menunjang pertumbuhan ekonomI wIlayah - PenIngkatan sIstem jarIngan utIlItas, transportasI dan telekomunIkasI - PenIngkatan pemanfaatan sumber daya manusIa dan sumber daya alam dengan tetap memperhatIkan kualItas lIngkungan hIdup 4. WIlayah prIorItas kawasan parIwIsata Kawasan yang memberIkan prospek pengembangan yang baIk untuk menumbuhkan sektor perekonomIan dI Kabupaten 8arIto Kuala adalah kawasan wIsata jembatan 8arIto dan agrowIsata SungaI Kambat. Pengembangan kawasan InI dIarahkan pada: - Pengembangan sarana dan prasarana untuk menunjang kegIatan parIwIsata - Pengembangan parIwIsata secara menyeluruh dengan mengIntegrasIkan obyek dan atraksI wIsata menjadI sebuah paket wIsata yang menarIk - PenIngkatan aksesIbIlItas ke obyekobyek wIsata - Pemasaran potensIpotensI parIwIsata - |elIbatkan peran serta aktIf masyarakat dalam rangka program pengembangan keparIwIsataan melaluI program desa wIsata - PenIngkatan kerjasama dengan swasta dalam rangka pengembangan parIwIsata
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxvii 5. WIlayah prIorItas kawasan sentra produksI Kawasan sentra produksI merupakan kawasan yang mempunyaI potensI unggulan untuk dIkembangkan secara maksImal dengan tujuan untuk mewujudkan pengembangan sektor pertanIan secara terarah dan terpadu dengan pengembangan sektor laInnya. kawasan sentra produksI dI Kabupaten 8arIto Kuala adalah: - kawasan AnjIr (Kecamatan AnjIr |uara, AnjIr Pasar, Tamban dan Tabunganen), kawasan Cerbon (Kecamatan Cerbon, Fantau 8edauh, |andastana dan Alalak) dan kawasan 8erambaI (Kecamatan 8erambaI, 8elawang, Wanaraya dan |arabahan) merupakan kawasan sentra produksI padI. - Kecamatan Wanaraya dan |arabahan merupakan kawasan sentra produksI tanaman palawIja, khususnya Kacang tanah - Kecamatan Wanaraya dan 8erambaI sebagaI kawasan peternakan sapI potong - Kecamatan 8elawang dan Tabunganen sebagaI kawasan sentra produksI perIkanan laut dan darat - Kawasan Terantang (Kecamatan |andastana dan 8elawang) dan Kawasan Kambat (Kecamatan Cerbon dan Fantau 8edauh) sebagaI kawasan sentra produksI tanaman hortIkultura - Kawasan 8akumpaI (Kecamatan KurIpan, |andastana, Tamban dan Tabunganen) sebagaI kawasan reservat perIkanan - Kawasan Sentra ProduksI PerIkanan laut dan darat melIputI kecamatan 8elawang, Tabunganen dan Cerbon PrIorItas pengembangan kawasan sentra produksI (KSP) dI Kabupaten 8arIto Kuala dIarahkan pada : - Pengembangan kawasan agropolItan sebagaI bagIan darI konsep pengembangan kawasan sentra produksI dengan kelengkapan sarana dan prasarananya - Pembangunan dan penIngkatan prasarana perhubungan - Pembangunan dan penIngkatan prasarana IrIgasI - Pembangunan dan pengembangan pertanIan - PenIngkatan kualItas sumberdaya manusIa - Pengembangan jarIngan pemasaran dan pengolahan hasIl pertanIan - Pengembangan agrobIsnIs/agroIndustrI komodItas unggulan - Pengembangan permodalan dan sIstem kelembagaan 6.6. PENCANA PENCEhANCAN SISTEh TPANSPDPTASI Pengembangan prasarana dan prasarana transportasI yang akan dIterapkan dI Kabupaten 8arIto Kuala, dalam rangka penyedIaan kemudahan untuk mobIlItas dan sIrkulasI penduduk, serta untuk mengefektIfkan struktur ruang agar terbentuk dan berfungsI sesuaI dengan yang telah dIarahkan.
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxviii 6.6.1. TransportasI JaIan Paya SIstem transportasI jalan raya akan mempunyaI pengaruh yang sangat kuat terhadap pola perkembangan dan pertumbuhan suatu wIlayah. Konsep pengembangan sIstem jarIngan jalan raya dI Kabupaten 8arIto Kuala dItujukan bagI penIngkatan akses dareah pedalaman, kawasan sentrasentra produksI, antar wIlayah kecamatan dan mendukung pengembangan kawasan kawasan potensIal serta menIngkatkan akses wIlayah kabupaten terhadap konstelasI regIonal. Arahan pengembangan tersebut adalah: 1. PenIngkatan akses jalan AnjIr Pasar - Tamban - |ekarsarI - Tabunganen hIngga ke 0esa Kuala Lupak dIpesIsIr pantaI 2. PenIngkatan akses jalan Tamban - |ekarsarI - Kecamatan Lupak (PropInsI kalteng) J. Pembangunan jalan akses LIngkar Utara (Trans KalImantan) - |andastana 4. PenIngkatan jalan |arabahan - 8arambaI - 8elawang - Wanaraya - AnjIr Pasar 5. PenIngkatan dan pembangunan jalan akses |arabahan - Km. 6 |arabahan - KurIpan hIngga ke TamIyang Layang 6. PenIngkatan dan pembangunan jalan akses 8akumpaI - |argasarI 7. Pembangunan jembatan FumpIyang dan jembatan |arabahan Km6 untuk menunjang pengembangan akses jalan menuju ke KurIpan hIngga TamIyang Layang 8. PenIngkatan termInal Pasar nduk HandIl 8aktI, yang dIpadukan dengan sIstem angkutan kota 8anjarmasIn dan angkutan antar kota menuju ke Kapuas dan Palangkaraya dan angkutan antar kota kecamatan 9. Pengembangan sub termInal dI setIap Ibukota kecamatan 10. Pengembangan fungsI jalan dI Kabupaten 8arIto Kuala, yaItu : Jalan arterI prImer, dIarahkan pada jalan Trans KalImantan yang menghubungkan antar propInsI yaItu : Jalan 8anjarmasInHandIl 8aktIAnjIr PasarKapuas Jalan HandIl 8aktICambut (jalan Ahmad YanI Km17) Jalan lokal prImer, merupakan jalan utama dIdalam wIlayah kabupaten yang menghubungkan Kota |arabahan dengan kota kecamatan laInnya atau antar kota kecamatan, yaItu : Jalan AnjIr Pasar - Tamban - |ekarsarI - Tabunganen Jalan menuju ke |andastana darI akses jalan |arabahan - 8anjarmasIn dan darI akses jalan lIngkar utara Jalan menuju ke Alalak Jalan |arabahan - Tabukan Jalan Tamban - |ekarsarI - Lupak (Kab. Kapuas, Prop. Kalteng) 11. Pengembangan moda angkutan dI Kabupaten 8arIto Kuala, yaItu : Angkutan FegIonal yang melayanI perjalanan jarak jauh antar kecamatan maupun menuju ke kota kabupaten (Kota |arabahan) maupun ke kota propInsI (Kota
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxix 8anjarmasIn). |oda angkutan yang dIgunakan berupa bus atau angkutan colt (mInIbus) yang dapat dIkembangkan untuk melayanI Fute : 8anjarmasIn - Kapuas - Palangkaraya |arabahan - Kapuas 8anjarmasIn - |arabahan - |argasarI - Fantau 8anjarmasIn - |arabahan - TamIyang Layang Tanjung/8untok/Teweh HandIl 8aktI - 8anjarbaru |artapura Angkutan Lokal yang dIarahkan melayanI sebatas wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala, yaItu berupa kendaraan colt atau mInIbus, dengan pengembangan rute:
|arabahan - AnjIr - Tamban - |ekarsarI - Tabunganen |arabahan - 8arambaI - Wanaraya - 8elawang - AnjIr |arabahan - Tabukan |arabahan - KurIpan |arabahan - 8akumpaI - Cerbon - Fantau 8edauh - HandIl 8aktI HandIl 8aktI - AnjIr 6.6.2. TransportasI SungaI Pengembangan transportasI sungaI dI Kabupaten 8arIto Kuala lebIh memanfaatkan keberadaan SungaI 8arIto sebagaI penghubung pergerakan dIdaerah hulu ke arah hIlIr untuk perpIndahan moda ke transportasI angkutan laut. AlternatIf prasarana transportasI sungaI sangat banyak tersedIa dIwIlayah Kabupaten 8arIto Kuala, antara laIn SungaI Negara, menghubungkan akses dengan wIlayah hulu sungaI, yaItu wIlayah Kabupaten TapIn (|argasarI), Kabupaten Hulu SungaI Selatan (Negara) dan Kabupaten Hulu SungaI Utara (0anau Panggang); SungaI Kapuas, menghubungkan akses kearah wIlayah PropInsI KalImantan Tengah, antara laIn ke Kota |uara Teweh, 8untok dan Kuala Kapuas; AnjIr Serapat, menghubungkan akses kearah Kapuas dan Palangkaraya; AnjIr Tamban, menghubungkan kearah Tamban, |ekarsarI dan Lupak; SungaI Alalak dan SungaI PuntIk, menghubungkan dengan sungaI |artapura Fencana pengembangan transportasI sungaI dI Kabupaten 8arIto Kuala dItujukan untuk menIngkatkan akses kawasankawasan yang memIlIkI akses jarIngan jalan relatIf rendah. Arahan pengembangannya adalah: o PenIngkatan kondIsI fIsIk AnjIr Tamban, Serapat dan Talaran, baIk lebar maupun kedalamannya agar mampu dIlewatI angkutanangkutan sungaI berkecepatan sedang. o Pengembangan pelabuhan rakyat dI Alalak untuk melayanI pelayaran rakyat/pInIsI pengangkut sembako darI Pulau Jawa dan hasIl bumI darI wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala, 8arIto Selatan, 8arIto Utara dan Kapuas (beserta pemekaran wIlayahnya) o Pengembangan pelabuhan rakyat dI Tabunganen yang melayanI kapalkapal pengangkut Ikan laut o Pengembangan dermaga penumpang dIsekItar Pasar nduk HandIl 8aktI
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxx o Pengembangan moda angkutan sungaI, yaItu : 8anjarmasIn - |arabahan - 8untok - |uara Teweh 8anjarmasIn - |arabahan - |argasarI - Negara - 0anau Panggang |uara Teweh - 8untok KurIpan - Tabukan - Kuala Kapuas Palangkaraya 6.7. PENCANA PENYE0IAAN FASILITAS PenyedIaan fasIlItas dImaksudkan untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan bagI penduduknya, baIk berupa pelayanan dasar (prImer) maupun pelayanan pelengkap atau penyempurna (sekunder). PenyedIaan fasIlItas InI berdasarkan kebutuhan penduduk pendukung, prInsIp pemerataan dan keterjangkauan serta kelayakannya.
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxi 6.7.1.
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxii Perumahan Pengembangan kebutuhan perumahan dI Kabupaten 8arIto Kuala untuk tahun perencanaan mengacu pada ketentuan dalam Kepmenpera Nomor 04/KPTS/8KP4N/1995 (tentang ketentuan lebIh lanjut SK8 |endagrI, |enPU dan |enpera No. 648J84 tahun 1992, No. 7J9/KPTS/1992 dan No. 09/KPTS/1992 tentang pedoman pembangunan perumahan dan permukIman dengan lIngkungan hunIan yang berImbang). 8erdasarkan ketentuan tersebut, maka arahan pengembangan perumahan dIwIlayah Kabupaten 8arIto Kuala untuk jangka waktu 10 tahun kedepan adalah sebagaI berIkut : 1. Pengembangan rumah masIh menggunakan pola horIsontal (ekstensIf) karena masIh tersedIanya lahan kosong yang masIh cukup luas. 2. Pengembangan rumah untuk setIap kelompok tIpe antara rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah adalah 6 : J : 1. J. Untuk daerahdaerah transIsI pengembangan perkotaan dIlakukan dengan pengembangan kawasan perumahan tertata/developer, sepertI kawasan Alalak, HandIl 8aktI, LIngkar Utara, |arabahan dan Ibukota kecamatan. 4. Penetapan luas kaplIng rumah dengan ketentuan sebagaI berIkut : Kawasan Perkotaan Kawasan Perdesaan 1. kaplIng kecIl : 100 m2 1. kaplIng kecIl : 200 m2 2. kaplIng sedang : J50 m2 2. kaplIng sedang : 500 m2 J. kaplIng besar : 600 m2 J. kaplIng besar : 1.000 m2 6.7.2. FasIIItas PendIdIkan PenyedIaan fasIlItas pendIdIkan pada dasarnya memIlIkI satu tujuan mulIa pada jangka panjang, yaItu untuk menIngkatkan kualItas pendIdIkan penduduk dengan memberIkan kesempatan dan akses yang sebesarbesarnya pada penduduk usIa sekolah untuk mendapatkan pendIdIkan yang memadaI, mInImal dapat terpenuhI sesuaI dengan program wajIb belajar 9 tahun sehIngga mInImal seluruh penduduk kabupaten telah mengenyam pendIdIkan SLTP atau dapat dItIngkatkan menjadI SLTA. Arahan bagI penyedIaan kebutuhan fasIlItas pendIdIkan dI Kabupaten 8arIto Kuala tahun 2012 adalah : JenIs fasIlItas pendIdIkan yang dIalokasIkan terdIrI darI fasIlItas pendIdIkan dasar (TK sebanyak J22 unIt dan S0/| sebanyak 294 unIt), pendIdIkan menengah (SLTP/|Ts sebanyak 71 unIt, SLTA/|A sebanyak 64 unIt, S|K sebanyak 5 unIt). PenyedIaan fasIlItas pendIdIkan dIlakukan secara berjenjang sesuaI dengan skala pelayanannya dan untuk pemerataan pelayanan setIap kecamatan memIlIkI dua unIt SLTP dan satu unIt SLTA. FasIlItas pendIdIkan umum menengah menengah kejuruan (S|K) dIalokasIkan pada pusat pusat utama pelayanan wIlayah sesuaI skala pelayanannya dan untuk menunjang efektIfItas dan optImalIsasI pembentukan pusat tersebut, dengan jenIs kejuruan yang akan
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxiii dIkembangkan dIsesuaIkan dengan kebutuhan dan potensI wIlayah, antara laIn S|K pertanIan, S|K perIkanan, S|K perkapalan, S|K ekonomI dan S|K teknIk. PenyedIaan fasIlItas pendIdIkan perguruan tInggI dIkembangkan pada daerahdaerah yang memIlIkI akses regIonal dan keterkaItan yang tInggI dengan pusatpusat pertumbuhan regIonal, antara laIn dapat dIkembangkan dI kawasan HandIl 8aktI untuk mengantIsIpasI perkembangan Kota 8anjarmasIn kearah utara, baIk berupa perguruan tInggI swasta maupun negerI. 6.7.3. FasIIItas Kesehatan Pengembangan fasIlItas kesehatan dImaksudkan untuk menIngkatkan kualItas hIdup masyarakat dan derajat kesehatan masyarakat, melaluI penyedIaan dan penIngkatan akses fasIlItas pelayanan kesehatan sesuaI dengan skala pelayanannya. Arahan pengembangan fasIlItas kesehatan dI 8arIto Kuala tahun 2012 adalah : Pengembangan beberapa fasIlItas kesehatan, sepertI rumah sakIt dI Kecamatan Alalak, 8alaI Pengobatan, 8KA, dan apotIk PenyedIaan fasIlItas kesehatan dIlakukan secara berjenjang sesuaI dengan skala pelayanannya, yaItu Puskesmas untuk setIap kecamatan dengan fasIlItas rawat Inap, puskesmas pembantu untuk kawasan permukIman darI beberapa desa, balaI pengobatan untuk kawasan permukIman perkotaan dapat berupa praktek bersama dokter, 8KA pada setIap kecamatan, apotIk pada pusatpusat permukIman perkotaan dan kawasan perdagangan/jasa danrumah sakIt pada pusat pelayanan kabupaten dan lokasI strategIs dalam lIngkup regIonal. 6.7.4. FasIIItas PerIbadatan Pengembangan penyedIaan fasIlItas perIbadatan dalam rangka penIngkatan keImanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Y|E sebagaI pemenuhan kebutuhan pelayanan rohanI. Arahan pengembangannya tahun 2012 adalah : 1. PenyedIaan fasIlItas perIbadatan dIsesuaIkan dengan komposIsI pemeluk agama agar lebIh efektIf dan tIdak menImbulkan kecemburuan dan permasalahan sosIal. 2. Pengembangan fasIlItas mesjId wIlayah dI Kecamatan Tamban, Alalak dan |arabahan yang mempunyaI potensI pertumbuhan penduduk yang pesat. J. Pola penyedIaan lebIh dIarahkan pada upaya swadaya masyarakat, sehIngga keberadaannya akan lebIh optImal karena adanya keIngInan yang kuat darI masyarakat untuk penyedIaan fasIlItas tersebut. 6.7.5. FasIIItas PeIayanan Umum Pengembangan fasIlItas pelayanan umum dI Kabupaten 8arIto Kuala tahun 2012 dIarahkan pada :
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxiv 1. PenyedIaan fasIlItas pelayanan umum skala lIngkungan dan skala kecamatan dIsetIap kecamatan. Sedangkan fasIlItas pelayanan umum skala kabupaten dan kantor InstansI pemerIntahan dIkembangkan dI Kecamatan Alalak dan |arabahan 2. PenyedIaan kantor/InstansI pemerIntahan dIsesuaIkan dengan struktur organIsasI dan tata kerja (SDTK) Pemkab 8arIto Kuala, sedangkan untuk kantor pelayanan umum mengIkutI ketentuan standart yang berlaku sesuaI dengan hIrarkhI pelayanannya. 6.7.6. FasIIItas Puang Terbuka HIjau dan DIahraga Pengembangan fasIlItas ruang terbuka hIjau dan olahraga dI Kabupaten 8arIto Kuala tahun 2012 dIarahkan pada : 1. PenyedIaan fasIlItas olahraga dIsetIap kecamatan dan dIsesuaIkan dengan skala pelayanannya untuk kebutuhan penduduk kota, kecamatan dan kabupaten 2. Pengembangan taman kota sebagaI ruang terbuka hIjau aktIf dI Kecamatan Tamban, Alalak dan |arabahan J. Pengembangan taman lIngkungan dan kawasan dI setIap kecamatan sebagaI salah satu ruang sosIalIsasI masyarakat 6.7.7. FasIIItas Perdagangan dan Jasa Pengembangan fasIlItas perdagangan dan jasa dI Kabupaten 8arIto Kuala tahun 2012 dIarahkan pada : 1. Pengembangan fasIlItas perdagangan dan jasa dI setIap kecamatan sebagaI pusat perbelanjaan kawasan dengan pola harIan untuk menumbuhkan kegIatan perekonomIan kawasan 2. Pengembangan pusat perbelanjaaan kabupaten dI Kecamatan Tamban, Alalak, dan |arabahan melIputI kegIatan perdagangan dan jasa serta fasIlItas pelengkapnya. 6.8. PENCANA PENCEhANCAN SISTEh UTILITAS 6.8.1. KeIIstrIkan Pengembangan sIstem utIlItas kelIstrIkan dI Kabupaten 8arIto Kuala tahun 2012 dIarahkan pada : 1. Pengembangan kapasItas dan perluasan jarIngan lIstrIk pada kawasankawasan yang belum terlayanI penerangan, khususnya pada daerahdaerah handIl, unIt permukIman transmIgrasI (UPT) atau dusundusun dI pedalaman. 2. Tahun akhIr perencanaan dIharapkan seluruh kawasan sudah terlayanI penerangan lIstrIk J. PenyedIaan jarIngan lIstrIk menggunakan jarIngan kabel SUT| dan SUTF 4. PembangkIt tenaga lIstrIk menggunakan dua sumber yaItu darI pembangkIt lIstrIk tenaga dIesel (PLT0) |arabahan dan 8arIto (8anjarmasIn), pembangkIt lIstrIk tenaga aIr (PLTA) Fuam Kanan dan pembangkIt lIstrIk tenaga uap (PLTU) AsamAsam, dengan sIstem jarIngan sebagaI berIkut :
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxv Untuk wIlayah tengah yang melIputI wIlayah Kecamatan |arabahan, 8akumpaI, Fantau 8adauh, Cerbon, Wanaraya, 8elawang, 8arambaI dan Tabukan menggunakan pembangkIt darI PLT0 |arabahan Untuk wIlayah utara yang melIputI Kecamatan KurIpan menggunakan pembangkIt darI PLTU AsamAsam yang dIsalurkan melaluI jarIngan SUT| dI wIlayah Kabupaten Hulu SungaI Utara (Kecamatan 0anau Panggang) Untuk wIlayah selatan yang melIputI wIlayah Kecamatan Alalak, |andastana, AnjIr Pasar, AnjIr |uara, |ekarsarI, Tamban dan Tabunganen menggunakan sumber pembangkIt darI 8anjarmasIn, baIk darI pembangkIt PLT0 8arIto maupun PLTA FIam Kanan dan PLTU Asam Asam 6.8.2. TeIekomunIkasI Pengembangan telekomunIkasI dI 8arIto Kuala hIngga akhIr tahun 2012 dIarahkan pada : 1. Pengembangan dan penIngkatan sIstem jarIngan kabel telepon untuk melayanI seluruh kecamatan sesuaI dengan orIentasI pengembangan wIlayah yang akan membuka akses darat keseluruh wIlayah kabupaten. 2. PrIorItas pengembangan telepon dIarahkan pada perumahan menengah keatas dan bangunan umum/sosIal serta komersIal/IndustrI, sedangkan untuk fungsI laInnya dIarahkan dengan penyedIaan sarana telekomunIkasI secara komunal dengan pengembangan telepon umum atau warung telekomunkasI. J. Pada daerahdaearah dengan akses lokasI yang dapat dIlIntasI oleh sIstem jarIngan jalan darat, khususnya jarIngan jalan regIonal dIarahkan dengan pengembangan sIstem jarIngan telepon kabel darI Telkom, antara laIn dI Kecamatan Alalak, AnjIr Pasar, AnjIr |uara, |andastana, Fantau 8adauh, 8elawang, Wanaraya, 8arambaI, |arabahan, 8akumpaI dan Tabukan. 4. Tahun akhIr perencanaan dIharapkan seluruh kawasan sudah terlayanI jarIngan telepon selular. 6.8.3. AIr ersIh Pengembangan penyedIaan aIr berIsh dI Kabupaten 8arIto Kuala tahun 2012 dIarahkan pada : 1. Pengembangan jarIngan aIr bersIh dengan menggunakan sambungan perpIpaan dan kran umum yang bersumber darI P0A|. 2. Pengembangan potensI sumber aIr baku untuk memenuhI kebutuhan aIr bersIh, yaItu : a. AIr sungaI Negara, SungaI 8arIto dIutara Kota |arabahan masuk dalam wIlayah Kecamatan Tabukan, 8akumpaI dan KurIpan, SungaI Alalak dan SungaI PuntIk dI Kecamatan |andastana, serta SungaI |artapura.
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxvi b. AIr tanah, terdIrI darI aIr tanah dangkal dan aIr tanah dalam yang dalam skala kecIl dapat dIeksploItasI secara perorangan untuk rumah tangga, banyak terdapat dI wIlayah tengah kabupaten antara laIn dI Kecamatan |arabahan, 8arambaI, Wabaraya, 8elawang, Fantau badauh, |andastana dan AnjIr Pasar. Pengembangannya berupa pembuatan sumur galI atau sumur pompa tangan, sedangkan untuk pemanfaatan InstalasI P0A| harus dIlakukan penelItIan terlebIh dahulu mengenaI potensI kandungan aIt tanah yang ada. c. AIr tanah artesIs, yaItu terjadI karena adanya alIran sungaI dIbawah tanah antara laIn terdapat dI Kecamatan KurIpan, Tabukan, |arabahan, 8akumpaI, Fantau 8adauh, |andastana dan 8elawang. 6.8.4. 0raInase Pengembangan sIstem draInase dI Kabupaten 8arIto Kuala tahun 2012 dIarahkan pada : 1. Pengaturan sungaIsungaI besar sebagaI draInase prImer dan anak sungaI dan handIl sebagaI draInase sekunder 2. Pengaturan sIstem draInase permukIman untuk menyalurkan aIr lImpasan permukaan (surface run off) karena hujan atau buangan rumah tangga menuju kesaluran utama. J. Pengembangan saluran pematusan dIarahkan pada tepI jarIngan jalan utama kota yang ada, dengan memperhatIkan arah dan tIngkat kelerengan lahan yang ada. 6.8.5. Persampahan Pengembangan sIstem persampahan dI Kabupaten 8arIto Kuala tahun 2012 dIarahkan pada : 1. Pengelolaan persampahan secara swadaya masyarakat atau setempat 2. Pengembangan dan penIngkatan sIstem manajemen persampahan yang baIk dan terpadu melaluI : a. proses pengumpulan sampah (CollectIon) oleh masyarakat dan pemerIntah daerah b. proses Pengangkutan sampah (Haulage) darI tempat pengumpulan/TPS menuju ke lokasI pembuangan akhIr (TPA) dengan menggunakan kendaraan bermotor roda empat, truk pengangkut yang dIgunakan terdIrI darI berbagaI jenIs, antara laIn truk terbuka/ dump truck, arm roll, truck contaIner. c. Proses pengolahan akhIr sampah (Treatment) dengan sIstem pengolahan akhIr Controlled LandfIll (lahan urug terkendalI) dan SanItary LandfIll (lahan urug sanIter). 6.8.6. JarIngan IrIgasI Pengembangan jarIngan IrIgasI dImaksudkan untuk mendukung pengembangan pertanIan lahan basah dan pertanIan lahan kerIng sebagaImana dIarahakan dalam rencana pemanfaatan ruang pada bagIan terdahulu. SehIngga dIharapkan dengan adanya pengaturan
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxvii tata aIr InI akan menIngkatkan luas areal pertanIan yang dapat dIbudIdayakan, serta dapat menIngkatkan produktIvItas lahan pertanIan yang telah ada yang memungkInkan dIbudIdayakan lebIh sekalI dalam satu tahun. Fencana pengembangan jarIngan IrIgasI dIarahkan dengan sebagaI berIkut : 1. PemelIharaan saluran IrIgasI yang telah ada saat InI, melaluI kegIatan perawatan dan perbaIkan/rehabIlItasI untuk tetap mempertahankan kapasItas pelayanannya sebagaImana yang dIrencanakan. SelaIn Itu juga dIbuatkan jalan InspeksI yang memungkInkan petugas menjalankan fungsInya melakukan perawatan saluran IrIgasI, serta pemanfaatan secara optImal lahan yang dIperuntukkan sebagaI sempadan saluran IrIgasI untuk kegIatan budIdaya pertanIan produktIf. 2. PenIngkatan kapasItas pelayanan darI jarIngan IrIgasI yang telah ada saat InI, melaluI kegIatan rehabIlItasI dan pemugaran sehIngga dapat menjangkau areal lahan yang lebIh luas. J. Pembangunan baru saluran IrIgasI untuk menjangkau pelayanan pada daerahdaerah baru atau pada lahanlahan tIdur yang ada. 4. rIgasI yang dIkembangkan dIarahkan berupa IrIgasI teknIs dengan sIstem pengaturan tata aIr yang terIntegrasI melaluI perencanaan teknIs terlebIh dahulu. SelaIn Itu juga tetap dImanfaatkan sIstem IrIgasI alamIah/tradIsIonal yang ada atau telah dIkembangkan masyarakat selama InI, melaluI kegIatan perawatan dan normalIsasI saluran. LokasI pengembangan jarIngan IrIgasI dIrencanakan sesuaI arahan rencana pemanfaatan ruang lahan pertanIan, dengan prIorItas pengembangan dI Kecamatan 8akumpaI, Cerbon, |ekarsarI, |andastana, AnjIr Pasar, AnjIr |uara, Tamban, 8elawang dan Wanaraya.
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxviii
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxix
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxx
7.1. IN0IKASI PPDCPAh mplementasI darI rencana tata ruang pada dasarnya adalah pemanfaatan ruang yang merupakan pengIsIan ruang dengan berbagaI alokasI kegIatan sesuaI dengan yang dIrencanakan. Perwujudan fIsIk ruang tersebut tIdak dapat dIlakukan secara keseluruhan dalam waktu bersamaan, karena keterbatasan anggaran pembangunan dan sIfat kegIatannya yang tIdak memungkInkan, sehIngga harus dIlakukan secara bertahap sesuaI skala prIorItasnya. Untuk Itu agar pengIsIan ruang wIlayah dapat berjalan secara sInkron dan berkesInambungan dIlakukan penyusunan IndIkasI program yang dIdalamnya sudah memuat sektor pembangunan, jenIs program, sumber pembIayaan, tahun pelaksanaan, lokasI program dan InstansI penanggung jawab. 0engan demIkIan IndIkasI program yang tersusun sudah menggambarkan arah pembangunan Kabupaten 8arIto Kuala untuk jangka waktu 10 tahun kedepan, yang menjadI pedoman dalam penyusunan programprogram pembangunan tahunan daerah. PertImbangan dan tujuan laInnya darI penyusunan IndIkasI program InI adalah : 1. |engIntegrasIkan pengembangan dan pembangunan spatIal dan sektoral secara terpadu dalam konteks rencana secara komprehensIf dan dItuangkan dalam prIorItas kegIatan yang berbahasa program. 2. |ensInkronkan dan mensInergIskan antara konsep pengembangan regIonal dan nasIonal dengan konsep pembangunan daerah secara otonomI J. Penyusunan IndIkasI program dIlakukan dengan menganut prInsIp skala prIorItas, yaItu berdasarkan penanganan masalah yang mendesak untuk segera dItanganI. 4. |ewujudkan sasaran dan tujuan pembangunan yang telah dIrencanakan, yang dIlakukan secara bertahap dan berkesInambungan. 7.2. JENlS PR0CRAM JenIs program sebagImana arahan rencana tata ruang wIlayah Kabupaten 8arIto Kuala dIkelompokkan sesuaI aspekaspek dalam perencanaan, yaItu terdIrI darI : 1. TransportasI, terdIrI darI : Prasarana transportasI a. Pembangunan/penIngkatan jarIngan jalan b. Pembangunan jembatan Sarana TransportasI a. TermInal angkutan umum b. Pelabuhan/0ermaga BAB VII KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxxi c. Angkutan Umum 0arat d. Angkutan Umum SungaI
2. FasIlItas Pelayanan, terdIrI darI : FasIlItas pendIdIkan FasIlItas kesehatan FasIlItas perIbadatan FasIlItas perdagangan dan jasa FasIlItas olahraga dan ruang terbuka hIjau FasIlItas umum J. UtIlItas, terdIrI darI : Persampahan AIr bersIh LIstrIk TelekomunIkasI 0raInase 4. PertanIan dan rIgasI 5. Perkebunan dan kehutanan 6. PerIkanan dan peternakan 7. Kawasan lIndung 8. ndustrI dan pergudangan 9. Tata ruang dan pengembangan wIlayah 7.3. PRl0RlTAS PR0CRAM Pada prInsIpnya prIorItas program dIlakukan karena tIdak semua program kegIatan dapat dIlaksanakan dalam waktu yang bersamaan, karena keterbatasan sumberdaya pembangunan, baIk dalam hal pendanaan, tenaga maupun peralatan. SehIngga harus ada skala prIorItas dalam pelaksaanaan program, agar program pembangunan yang dIlakukan dapat tercapaI dengan tepat sasaran dan tepat manfaat serta memberIkan nIlaI tambah yang besar bagI pembangunan dan pengembangan wIlayah kabupaten. 0asar pertImbangan darI penetapan skala prIorItas program adalah sebagaI berIkut : 8ahwa besarnya kebutuhan pelaksanaan program pembangunan sesuaI dengan kebIjakan dan perkembangan wIlayah yang terjadI, sehIngga pelaksanaannya harus proporsIonal dengan perkembangan dInamIka yang terjadI maupun yang akan dIrencanakan. Agar tercapaI keteraturan pemanfaatan ruang kabupaten dan pemerataan dalam pembangunan wIlayah, maka beberapa bagIan wIlayah kabupaten yang sIfatnya prIorItas dan berdampak luas terhadap pertumbuhan harus dIbangun terlebIh dahulu. Ada beberapa unsur pembangunan pada suatu kawasan yang perlu dIdahulukan pembangunannya sebagaI upaya untuk merangsang arah pertumbuhan wIlayah, atau dalam
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxxii rangka memberIkan pelayanan bagI kawasan tersebut yang mutlak memerlukan pelayanan dalam waktu yang relatIf dekat, atau untuk menyambut potensI pengembangan yang terjadI karena InteraksI regIonal atau adanya perubahan kebIjakan secara regIonal maupun nasIonal yang berImbas dIwIlayah Kabupaten 8arIto Kuala. 0alam pencapaIan tujuan pengembangan dan pembangunan yang lebIh besar dan lebIh luas, maka perlu beberapa program pembangunan yang bersIfat sebagaI rIntIsan, sehIngga keberadaannya menjadI sarana atau batu loncatan bagI pelaksanaan program pembangunan berIkutnya. 0engan kata laIn jIka program pembangunan tersebut tIdak dIlaksanakan terlebIh dahulu maka program pembangunan berIkutnya tIdak mungkIn dIlakukan. |engacu pada pola dasar pembangunan daerah dan rencana strategIs (Fenstra) pembangunan daerah. mplementasI darI prIorItas program InI adalah penetapan tahun pelaksanaan program program pembangunan tersebut dIatas, yang dIkelompokkan dalam dua perIode pelaksanaan atau rencana jangka menengah, yaItu : Tahap : Tahun 200J s/d 2007 Tahap : Tahun 2008 s/d 2012 SebagaImana arahan dalam Fencana StrategIs Kabupaten 8arIto Kuala, maka prIorItas pembangunan kabupaten dIarahkan pada : 5. Pembangunan ekonomI dengan prIorItas utama menIngkatkan produksI pangan, pendapatan petanI dan mewujudkan pengusaha tanI ke arah agrIbIsnIs 6. |engoptImalkan pembangunan transportasI khususnya transportasI darat dalam rangka membuka IsolasI 7. Pembangunan sosIal budaya dengan prIorItas utama penIngkatan kualItas sumber daya manusIa yang berIman, bertaqwa, berIlmu pengetahuan teknologI, sehat, kuat, aktIf, kreatIf dan mampu bersaIng 8. |engoptImalkan pelaksanaan otonomI daerah untuk kesejahteraan masyarakat. 0engan demIkIan dalam penyusunan IndIkasI program InI lebIh dIprIorItaskan pada keempat aspek tersebut, sehIngga tetap terIntegrasI dengan program pembangunan daerah. 7.4. L0KASl PR0CRAM Penentuan lokasI program merupakan penjabaran darI strategI kebIjakan pembangunan daerah dan alokasI pemanfaatan ruang kabupaten yang telah dIrencanakan. Pada beberapa program pembangunan sudah dapat dItetapkan lokasI pelaksanaannya, namun pada beberapa programprogram tertentu belum dapat dIIdentIfIkasI, karena perlu adanya studI lebIh lanjut, karena lokasInnya yang menyebar sesuaI dengan kebutuhan atau karena sIfat program yang masIh bersIfat umum/global, sehIngga perlu dIjabarkan lebIh lanjut dalam rencana pembangunan tahunan daerah (Fepetada).
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxxiii SelaIn menjelaskan tentang lokasI pelaksanaan program, pada dasarnya penentuan lokasI program InI mengandung IndIkasI prIorItas pelaksanaan, karena beberapa program memIlIkI alokasI kegIatan dIbeberapa wIlayah dan pelaksanaannya tIdak dapat dIlakukan secara bersamaan seluruhnya, untuk Itu perlu penetapan prIorItas lokasI yang harus dIdahulukan dIbandIngkan lokasI laInnya berdasarkan pertImbangan dIatas. SebagaImana pertImbangan dIatas, maka penetapan lokasI program dIlakukan berdasarkan lIngkup admInIstrasI kecamatan agar lebIh fleksIbel, karena pada beberapa program penentuan lokasI tepat pelaksanaannya harus dIlakukan studI detaIl terlebIh dahulu, sehIngga lokasI tepat dalam artI fIsIk belum dapat dItentukan. Untuk lokasI program yang tersebar namun memIlIkI skala lokasI yang relatIf luas dan dapat terIdentIfIkasI pada beberapa kecamatan, maka lokasI beberapa kecamatan tersebut akan dItampIlkan. 7.5 . SUhEP PEhIAYAAN PembIayaan program pembangunan dI Kabupaten 8arIto Kuala dIsesuaIkan dengan sumber pembIayaan yang lazIm dIgunakan selama InI. Namun dalam era otonomI daerah InI perlu dIgalI sumber pendanaan baru untuk pembIayaan pembangunan daerah. 0engan demIkIan kreatIfItas dan kejelIan sangat dIperlukan dalam menggalI sumbersumber pendapatan daerah yang baru. Satu hal yang harus dIperhatIkan dalam upaya penggalangan dan penggalIan sumber pendapatan daerah adalah tIdak menambah beban pengeluaran masyarakat, sepertI dengan penaIkan retrIbusI, P88, dan laInnya. SehIngga InovasI yang dIharapkan adalah dengan mencarI sumber pendapatan yang baru sama sekalI, agar masyarakat dapat merasakan manfaat darI otonomI daerah dan semakIn merangsang pertumbuhan daerah, bukan sebalIknya semakIn membebanI masyarakat dan sektor usaha yang pada gIlIrannya akan mematIkan potensI yang telah ada dan berkembang selama InI, sehIngga malah menjadI bumerang bagI daerah karena berkurangnya pendapatan akIbat lesu dan matInya dunIa usaha serta daya belI masyarakat. Sumbersumber penerImaan daerah dalam pelaksanaan otonomI daerah adalah : a. Pendapatan aslI daerah; b. 0ana perImbangan; c. PInjaman daerah; d. LaInlaIn penerImaan daerah 0ana PerImbangan terdIrI darI: 1. 8agIan daerah darI penerImaan P88, 8ea Perolehan Hak Atas Tanah dan 8angunan, penerImaan darI sumber daya alam, yaItu : PenerImaan P88 sebesar 90 (10 untuk PemerIntah Pusat). PenerImaan bea perolehan hak atas tanah E bangunan sebesar 80 (20 untuk pemerIntah pusat).
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxxiv PenerImaan darI sumber daya alam sektor kehutanan, pertambangan umum, dan perIkanan sebesar 80 (20 untuk PemerIntahan Pusat). PenerImaan darI sumber daya alam mInyak dan gas alam : a. PenerImaan darI mInyak bumI yang berasal darI wIlayah daerah penghasIl sebesar 15 setelah dIkurangI pajak (85 untuk pemerIntah pusat). b. PenerImaan darI gas alam yang berasal darI wIlayah daerah penghasIl sebesar J0 (70 untuk pusat). 2. 0ana AlokasI umum, dengan ketentuan sebagaI berIkut : untuk daerah provInsI 10 dan untuk daerah kabupaten/kota 90 darI dana alokasI umum. 0ana AlokasI 0aerah untuk suatu daerah kabupaten/kota tertentu dItetapkan berdasarkan perkalIan jumlah dana alokasI umum untuk daerah kabupaten/kota yang dItetapkan dalam AP8N dengan porsI daerah kabupaten/kota yang bersangkutan. PorsI daerah kabupaten/kota merupakan porsI bobot porsI daerah kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap jumlah bobot semua daerah kabupaten/kota dIseluruh ndonesIa. 8obot 0aerah dItetapkan berdasarkan: a. Kebutuhan WIlayah DtonomI 0aerah; b. PotensI ekonomI 0aerah. J. 0ana alokasI khusus. 0ana AlokasI Khusus dapat dIalokasIkan darI AP8N kepada 0aerah tertentu untuk membantu membIayaI kebutuhan khusus, dengan memperhatIkan tersedIanya dana dalam AP8N. Kebutuhan khusus yang dImaksud adalah: a. kebutuhan yang tIdak dapat dIperkIrakan dengan menggunakan rumus alokasI umum, dan /atau b. kebutuhan yang merupakan komItmen atau prIorItas nasIonal. 0ana alokasI khusus termasuk yang berasal darI dana reboIsasI dengan Imbangan : a. 40 dIbagIkan kepada daerah penghasIl sebagaI 0ana AlokasI Khusus. b. 60 untuk PemerIntah Pusat. 0aerah dapat melakukan pInjaman darI dalam negerI untuk membIayaI sebagIan anggarannya melaluI pemerIntah pusat. Namun demIkIan daerah dIlarang melakukan pInjaman yang menyebabkan terlampauInya batas jumlah pInjaman daerah yang dItetapkan, serta dIlarang melakukan perjanjIan yang bersIfat penjamInan sehIngga mengakIbatkan beban atas keuangan daerah. Secara hIrarkhI pembIayaan daerah darI sumber pemerIntah bersumber darI AP80 Kabupaten, AP80 PropInsI dan AP8N (pusat), yaItu berdasarkan sIfat, volume dan jangkauan program yang dIrencanakan dengan ketentuan sebagaI berIkut : Program dengan skala lokal kabupaten dIarahkan darI dana AP80 Kabupaten
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxxv Program dengan skala regIonal propInsI atau antar kabupaten atau memIlIkI skala kabupaten namun memerlukan sumberdana yang besar dIarahkan menggunakan alokasI dana AP80 PropInsI Program dengan skala nasIonal atau antar propInsI namun melIntas atau berlokasI dIwIlayah kabupaten atau memIlIkI skala kabupaten namun memerlukan sumberdana yang besar dIarahkan menggunakan alokasI dana darI AP8N SelaIn berbagaI sumber pendapatan resmI sebagaImana dIjelaskan dIatas, perlu pula dIgalI sumber pembIayaan swasta atau swadaya masyarakat dengan melIbatkan lebIh aktIf lagI peran serta mereka dalam Ikut membangun daerah. 7.6. PENANCCUNC JAWA Penanggung jawab pelaksanaan program terkaIt dengan tIndak lanjut/ImplementasI darI Program pembangunan yang telah dIsusun, yaItu InstansI yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Unsur pelaksana yang bertanggung jawab pada dasarnya terdIrI darI dua yaItu InstItusI pemerIntah dan masyarakat/swasta. Namun mengIngat masyarakat dalam hal InI sebagaI obyek dan subyek kegIatan, maka keterlIbatan masyarakat akan terjadI pada seluruh program. 0engan demIkIan penekanan lebIh dItujukan kepada InstansI pelaksana darI PemerIntah 0aerah, hal InI terkaIt dengan kesInambungan pelaksanaan program pembangunan selanjutnya yang dIsesuaIakn dengan program kerja masIngmasIng InstansI dan alokasI pembIayaan yang akan mengelolanya. Penetapan satu InstansI sebagaI penanggung jawab mengandung pengertIan sebagaI koordInator, karena pada dasarnya hampIr semua program pembangunan bersIfat lIntas sektoral dalam pelaksanaannya, sehIngga dalam matrIk IndIkasI program hanya dItulIskan satu InstansI pelaksana yang bersIfat sebagaI koordInator dengan tIdak melupakan koordInasI dengan InstansI terkaIt laInnya. 0engan demIkIan penentuan InstansI pelaksana program dIlakukan sesuaI dengan wewenang kerjanya, dImana jumlah InstansI dIlIngkungan PemerIntah Kabupaten 8arIto Kuala terdIrI darI 15 dInas, 4 badan dan 1 Kantor, yaItu : 1. 8adan Perencanaan Pembangunan 0aerah. 2. Kantor Pemberdayaan |asyarakat dan Perempuan J. 8adan Pengawas 0aerah 4. 8adan KepegawaIan 0aerah 5. 8adan Kesatuan 8angsa dan PerlIndungan |asyarakat 6. 0Inas PerIndustrIan dan Perdagangan 7. 0Inas PerIkanan dan Kelautan 8. 0Inas Pasar 9. 0Inas KoperasI dan Usaha KecIl |enengah 10. 0Inas Kependudukan 11. 0Inas PertanIan
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxxvi 12. 0Inas Pekerjaan Umum 1J. 0Inas ParIwIsata SenI dan 8udaya 14. 0Inas PendIdIkan 15. 0Inas Kesehatan 16. 0Inas Perhubungan 17. 0Inas Kehutanan dan Perkebunan 18. 0Inas Kesejahteraan SosIal 19. 0Inas Tenaga Kerja dan TransmIgrasI 20. 0Inas Pendapatan
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxxvii Tabel 7.1 ndIkasI Program Pembangunan Kabupaten 8arIto Kuala Tahun 200J 2012
SEKTDP PPDCPAh
SUhEP PEhIAYAAN
INSTANSI PELAKSANA TAHAPAN PELAKSANAAN LDKASI PPDCPAh TAHAP I (Tahun 2003-2007) TAHAP II (Tahun 2008-2012) A. TPANSPDPTASI A1. JarIngan JaIan 1. jalan 8akumpaI |argasarI
AP80 PropInsI
KImpraswIl Prop
Kec. 8akumpaI 2. jalan |arabahanKurIpan TamIyang Layang AP80 Kabupaten 0Inas PU Kab
Kec. |arabahan, Tabukan, KurIpan, bakumpaI J. jalan KurIpan|argasarI/ Negara AP80 PropInsI KImpraswIl Prop
Kec. KurIpan 4. jalan |arabahan 8arambaI 8elawang WanarayaAnjIr Pasar AP80 Kab/Prop 0Inas PU Kab / KImpraswIl Prop
Kec. |arabahan, 8arambaI, 8elawang, Wanaraya, AnjIr Pasar
5. jalan Tabukan8arambaI AP80 Kabupaten 0Inas PU Kab
Kec. Tabukan, 8arambaI, bakumpaI Kec. Tabukan, 8arambaI, 8akumpaI 6. jalan |andastanaLIngkar Utara AP80 Kabupaten 0Inas PU Kab
Kec. |andastana 7. jalan AlalakJemb.8arIto AP80 Kabupaten 0Inas PU Kab
Kec. Alalak 8. jalan AnjIr PasarTamban |ekarsarITabunganen AP80 Kabupaten 0Inas PU Kab
Kec. AnjIr Pasar, Tamban, |ekarsarI, Tabunganen Kec. AnjIr Pasar, Tamban, |ekarsarI, Tabunganen 9. jalan AnjIr PasarKuala Lupak AP80 Kabupaten 0Inas PU Kab
Kec. AnjIr Pasar A2. Jembatan 1. jemb. FumpIyang (S. 8arIto) - AP80/AP8N/ Prop/Kab - Swasta 0Inas PU Kab / KompraswIl Prop / Swasta
2. jemb. PalIngkau (S. 8arIto) AP80/AP8N 0Inas PU Kab / KompraswIl Prop
Kec. 8akumpaI J. jemb. S. Tabunganen AP80 Kabupaten 0Inas PU Kab
Kec. Tabunganen 4. jembatan yang melIntas dIatas handIl/sungaI kecIl AP80 Kabupaten 0Inas PU Kab
Tersebar Tersebar A3. TermInaI Angkutan Umum 1. termInal HandIl 8aktI - Swasta - AP80 Kab 0Inas PU Kab / Swasta
HandIl 8aktI 2. termInal 8akumpaI - Swasta - AP80 Kab 0Inas PU Kab / Swasta
Kec. 8akumpaI
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxxxviii J. termInal Wanaraya AP80 Kabupaten 0Inas PU Kab
Kec. Wanaraya 4. termInal Tabukan AP80 Kabupaten 0Inas PU Kab
Kec. Tabukan 5. sub termInal bukota Kec. AP80 Kabupaten 0Inas PU Kab
bukota Kec. LaInnya bukota Kec. LaInnya A4. PeIabuhan l 0ermaga 1. pelabuhan Pelayaran Fakyat - Swasta - AP80 Kabupaten 0Inas PU Kab / Swasta
Kec. Cerbon, KurIpan, Tabukan, 8akumpaI Kec. Cerbon, KurIpan, Tabukan, 8akumpaI J. Pengembangan Kaw. ndustrI |asyarakat Perkebunan (KImbun) AP80 Kabupaten 0Inas Hutbun Kab
Kec. KurIpan, Cerbon, Tamban Kec. KurIpan, Cerbon, Tamban 4. Pengembangan ndustrI Pengolahan Kelapa AP80 Kabupaten 0Inas Hutbun Kab
Kec. Tamban Kec. Tamban 5. Pengembangan ndustrI Pengolahan/KerajInan Purun AP80 Kabupaten 0Inas Hutbun Kab
Kec. KurIpan, Cerbon Kec. KurIpan, Cerbon E. Peternakan 1. Peternakan Ayam AP80 Kabupaten 0Inas PertanIan Kab
Kec. |andastana Kec. |andastana 2. Peternakan tIk AP80 Kabupaten 0Inas PertanIan Kab
Kec. Tabunganen, AnjIr Pasar Kec. Tabunganen, AnjIr Pasar J. Peternakan KambIng E SapI AP80 Kabupaten 0Inas PertanIan Kab
Kec. Wanaraya, 8arambaI Kec. Wanaraya, 8arambaI
7.7. PE0DhAN UhUh PENETAPAN PEhANFAATAN PUANC 0alam pelaksanaan pemanfaatan ruang, FTFW kabupaten dIjabarkan kedalam FepelItada yang dIjabarkan kembalI dalam program tahunan pemanfaatan ruang. Penyusunan program pemanfaatan ruang beserta pembIayaannya dIutamakan kepada kawasankawasan yang dIprIorItaskan pembangunannya guna mendukung pembentukkan struktur dan pola pemanfaatan ruang wIlayah Kabupaten. Penyusunan program pemanfaatan ruang beserta pembIayaannya, dIalokasIkan sesuaI dengan tahapan pembangunan, melaluI pembahasan dalam rapat koordInasI pembangunan guna tercapaInya keselarasan rencana kegIatan pemanfaatan ruang dengan rencana kegIatan pembangunan sektoral dan daerah. Pemanfaatan ruang dIlakukan melaluI pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta pembIayaannya yang dIdasarkan atas rencana tata ruang. Pemanfaatan ruang dIselenggarakan
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxli bertahap sesuaI dengan jangka waktu yang dItetapkan dalam rencana tata ruang. Untuk Itu dalam pemanfaatan ruang harus dIkembangkan : 1. Pola pengelolaan tata guna tanah, tata guna aIr, tata guna udara, tata guna sumber daya alam laInnya sesuaI dengan asas penataan ruang 2. Perangkat yang bersIfat InsentIf dan dIsInsetIf dengan menghormatI hak penduduk sebagaI warga negara.
7.8. PENCEhANCAN SISTEh INSENTIF 0AN 0ISINSENTIF Penerapan mekanIsme InsentIf dan dIsInsentIf untuk mengoptImalkan pemanfaatan rencana tata ruang wIlayah kabupaten yang telah dIsusun dan dIsepakatI bersama sebagaI satusatunya acuan bagI pembangunan dan pengembangan daerah. KebIjakan pemberIan nsentj merupakan pengaturan yang bertujuan memberIkan rangsangan terhadap kegIatan yang sesuaI dengan rencana tata ruang wIlayah, untuk lebIh memacu ImplementasI pemanfataan rencana tata ruang. Sedangkan kebIjakan dsnsentj merupakan pengaturan yang dIberlakukan untuk tujuan membatasI pertumbuhan atau mengurangI kegIatan yang tIdak sejalan dengan rencana tata ruang, agar tIdak semakIn menyImpang darI arahan rencana dan tIdak merusak struktur tata ruang yang telah dIrencanakan. Pengaturan kebIjakan InsentIf dan dIsInsentIf pada dasarnya lebIh bersIfat lokasIonal dan kasuIstIs yang secara konkrIt dan tegas dIkajI dalam konteks rencana tata ruang yang lebIh detaIl (F0TF, Fenko KK, FUTFK dll) sesuaI dengan permasalahan yang ada dan dItemuI dalam lIngkup mIkro studInya. Arahan kebIjakan InsentIf dan dIsInsentIf dalam FTFWK InI sangat umum dan merupakan alternatIf terhadap berbagaI kemungkInan yang akan tImbul dImasa yang akan datang. Adapun kebIjakan InsentIf dan dIsInsentIf yang dapat dIterapkan dIwIlayah Kabupaten 8arIto Kuala adalah sebagaI berIkut : a. KebIjakan nsentIf : 1. 8Idang ekonomI : PemberIan kompensasI pembebasan pajak untuk InvestasI besar yang dapat menggerakkan perekonomIan kabupaten dan regIonal. PemberIan kemudahan/kerInganan dalam pelaksanaan InvestasI Penundaan/penjadwalan ulang pembayaran retrIbusI daerah hIngga InvestasInya menghasIlkan PemberIan jasa layanan konsultasI |emberIkan kesempatan penanaman saham bagI Investor baru. PenyedIaan fasIlItas kredIt yang terjangkau dengan prosedur yang tIdak berbelIt
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxlii 2. 8Idang FIsIk : Pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana sosIal ekonomI, berupa : JarIngan jalan, JarIngan lIstrIk dan telekomunIkasI, nfrastruktur laInnya NormalIsasI saluran pada kawasan pesIsIr pantaI menuju daratan untuk mencegah perambahan kawasan lIndung menjadI budIdaya tambak |emberIkan kemudahaan bagI penyedIaan lahan untuk InvestasI, antara laIn penyedIaan lahan gratIs, dIscount atau mengangsur. Pembangunan kaplIng sIap bangun dan lIngkungan sIap bangun untuk pengembangan property. J. 8Idang PerIzInan dan Pelayanan nformasI : |empermudah prosedur admInIstrasI pemberIan IjIn pemanfaatan ruang Penyebarluasan InformasI rencana pemanfaatan ruang |empermudah pemberIan data/InformasI b. KebIjakan 0IsInsentIf : 1. 8Idang ekonomI : Pengenaan pajak yang tInggI Pengenaan retrIbusI berlIpat/berganda TIdak menyedIakan fasIlItas kredIt 2. 8Idang FIsIk : |embatasI atau tIdak menyedIakan pengembangan/pembangunan sarana dan prasarana. Pengaturan tata bangunan yang ketat, melaluI : Persayaratan bangunan (K08, CS8, KL8, DSF, dan laInnya), Pengaturan tata bangunan dan lIngkungan Program konsolIdasI lahan Pembatasan fIsIk lokasI (pemagaran, pembuatan saluran, jalur hIjau dan laInnya) Pembuatan dokumen Amdal yang ketat J. 8Idang PerIzInan dan Pelayanan nformasI : Pembatasan perIjInan bagI kegIatan pemanfaatan ruang yang tIdak sesuaI dengan rencana tata ruang Pembatalan/pencabutan perIjInan bagI kegIatan yang melanggar/tIdak sesuaI dengan arahan rencana tata ruang TIdak mempromosIkan/menyebarluaskan InformasI
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxliii
8.1. PEhANFAATAN PUANC Pemanfaatan ruang dIlakukan melaluI pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta pembIayaan yang dIdasarkan atas rencana tata ruang. Hal InI dItetapkan dalam rencana tata ruang. Untuk Itu dalam pemanfaatan ruang harus dIkembangkan : 1. Pola pengelolaan tata guna tanah, tata guna aIr, tata guna udara, tata guna sumber daya alam laInnya sesuaI dengan asas penataan ruang. 2. Perangkat yang bersIfat InsentIf dan dIsInsentIf dengan menghormatI hak penduduk sebagaI warga negara. 8.2. PEhANTAUAN 0AN PENCEN0ALIAN PEhANFAATAN PUANC Salah satu unsur pentIng dalam pengelolaan tata ruang adalah pemantauan dan pengendalIan pemanfaatan ruang agar selalu sesuaI dengan FTFW yang telah dIjadIkan Peraturan 0aerah, Hal InI perlu dIlakukan karena banyaknya pIhak yang terlIbat dalam pelaksanaannya FTFW, yaItu : 1. PemerIntah, baIk Itu pemerIntah daerah maupun depertemen/InstansI sektoral,melaluI penyusunan programprogram dan proyek pembangunan lIma tahunan sesuaI dengan kepentIngan masIngmasIng. 2. |asyarakat luas, baIk Itu perorangan maupun swasta yang menanamkan InvestasInya dI daerah . Sehubungan dengan hal Itu maka kegIatan pemantauan atau dan pengendalIan pemanfaatan ruang sangat perlu dIlakukan agar pelaksanaan FTFW Kabupaten 8arIto Kuala dapat berjalan dengan sesuaI dengan yang dIrencanakan. A. Pemantauan Pemanfaatan Puang KegIatan pemantauan pemanfaatan ruang merupakan salah satu bentuk darI seluruh kegIatan pengelolaan pemanfaatan ruang. Pemantauan perlu dIlakukan oleh berbagaI InstansI yang terkaIt dI bawah koordInasI 8appeda Kabupaten 8arIto Kuala dan TIm KoodInasI Penataan Fuang 0aerah ( TKPF0) Kabupaten. Pemantauan InI merupakan kegIatan memonItor dan atau mengawasI pemanfaatan ruang Kabupaten 8arIto Kuala, baIk kegIatan yang baru akan berlangsung maupun perubahan perubahan pemanfaatan ruang yang terjadI. Semuanya Itu dIsesuaIkan dengan FTFW Kabupaten 8arIto Kuala sebagaI pedoman pemanfaatan ruang. 0alam hal InI tercakup juga BAB VIII KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxliv kegIatan memonItor dan mengawasI setIap usulan atau pengajuan pemanfaatan ruang dalam skala besar dI Kabupaten 8arIto Kuala. Pemantauan dapat dIlakukan melaluI proses perIjInan lokasI, terutama bagI kegIatan yang memanfaatkan dalam skala besar. 0IsampIng Itu tercakup pula kegIatan mengumpulkan dan memperbaharuI data untuk memberI masukan bagI penInjauan kembalI FTFW Kabupaten yang dIlakukan setIap lIma tahun. Hal InI dIlakukan dengan mengembangkan suatu sIstem dctc bcse yang terkoordInIr dengan baIk yang dapat dengan cepat mengantIsIpasI perubahanperubahan yang terus terjadI. SelaIn Itu dIbutuhkan pola pengembangan suatu sIstem organIsasI atau kelembagaan darI aparat pemerIntah Kabupaten 8arIto Kuala agar upaya pemantauan pemanfaatan ruang Kabupaten dapat berjalan dengan lebIh efektIf. SIstem InI perlu dIdukung struktur organIsasI maupun tata kerjanya. Untuk Itu dIperlukan penIngkatan kemampuan aparat pemerIntah Kabupaten secara terus menerus dan berkesInambungan. . PengendaIIan Pemanfaatan Puang PengendalIan pemanfaatan ruang yang sesuaI dengan FTFW Kabupaten 8arIto Kuala. Pada dasarnya berkaItan erat dengan adanya kawasan lIngdung dan budIdaya dI Kabupaten 8arIto Kuala, kegIatan pemantauan sepertI yang telah dIkemukakan pada bagIan sebelumnya merupakan tahap awal darI upaya pengendalIan pemanfaatan ruang. 8erdasarkan hasIl pemantauan barulah dapat dIlakukan kegIatan penertIban sebagaI tIndakan penanganan masalah tata ruang. SampaI saat InI belum ada secara jelas InstansI mana yang memantau dan mengendalIkan pemanfaatan rencana tata ruang dI daerah. 8appeda Kabupaten sesuaI dengan tugas dan fungsInya hanya merencanakan, sementara 8PN hanya melaksanakan. 0Ikarenakan belum adanya InstansI khusus yang memIlIkI tugas dan fungsI tersebut, maka PemerIntah 0aerah serIng kesulItan dalam memmantau pemanfataan ruang dI Kabupaten. 8appeda Kabupaten hanya memIlIkI perangkat Sub bIdang Perencanaan tata Fuang, namun kewenangannya sesuaI dengan Tugas Pokok dan FungsInya hanya merencanakan, tIdak ada untuk mengendalIkan. Tata cara pengendalIan pelaksanaan rencana yang menjadI pedoman kerja TIm KoordInasI Penataan Fuang 0aerah perlu segera dIsusun. Tata cara dImaksud mInImal mengatur aspek manajemen pengendalIan, makanIsme pengendalIan program yang berkaItan dan salIng mendukung yang dIlaksanakan oleh sector yang berbeda, hubungan antara lembagalembaga pemerIntahan dan pelaksanaan pengaturan penyedIaan bIaya dan aspek aspek teknIs untuk persyaratan pengawasan. PengendalIan pemanfaatan ruang dIlakukan melaluI pengawasan dan penertIban pemanfaatan ruang yang dIselenggarakan dengan cara : |elaporkan pelaksanaan pemanfaatan ruang
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxlv |emantau perubahan pemanfaatan ruang. |engevaluasI konsIsten pelaksanaan rencana tata ruang PemberIan sanksI hukum atas pelanggaran terhadap pemanfaatan ruang 8.3. KECIATAN PENCAWASAN Agar InplementasI kegIatankegItan yang dIlakukan Itu senantIasa serasI dan sInkron dengan rencana tata ruang yang dIsusun, maka perlu tahapan kegIatan pengawasan, yang melIputI pelaporan, pemantauan dan evaluasI. Tujuan darI kegIatan InI adalah : |enemukan permasalahan yang dItemuI untuk segera dIperbaIkI. |endukung usaha penyempurnaan perencanaan berIkutnya dengan menyedIakan InformasI InformasI tentang sItuasI perkembangan pelaksanaan Fencana Tata Fuang Untuk mendukung pelaksanaan kegIatan pemantauan, maka perlu dIsusun suatu sIstem pelaporan antara InstansI terkaIt serta adanya pusat monItorIng dan pemrosesan data yang sesuaI dengan kondIsI daerah setempat atau dIserahkan kepada 8appeda yang memIlIkI perangkat yang sementara InI lebIh baIk. HasIl pengawasan pemanfaatan ruang berupa temuan penyImpangan dIlaporkan kepada Kepala 0aerah, selanjutnya Kepala 0aerah menyIapkan langkahlangkah tIndak lanjut untuk pemerIksaan dan penyIdIkan atas penyImpangan terhadap pemanfaatan ruang, berdasarkan hasIl evaluasI penyImpangan dan melaluI peInjauan lapangan pada lokasI secara koordInatIf dan terpadu . KegIatan evaluasI perlu dIlakukan untuk menghasIlkan umpan balIk yang dIbutuhkan untuk penyempurnaan rencana tata ruang yang sedang berjalan maupun masukan bagI pembuatan rencana baru. 0IsampIng Itu untuk mengetahuI masalahmasalah yang dItemuI pada tahap pelaksanaan rencana tersebut. 0engan demIkIan dapat dIusahakan upayaupaya yang dIperlukan untuk memperbaIkI petunjuk kerja pelaksanaan tata ruang berIkutnya. KegIatan InI dIlaksanakan oleh TIm KoordInasI Penataan Fuang 0aerah atau dIserahkan kepada 8appeda jIka TIm koordInasI Tata Fuang 0aerah belum terbentuk. 8.4. KECIATAN PENEPTIAN KegIatan penertIban dIlakukan dalam rangka ImplementasI rencana yang sudah terjadI, yang serIng tIdak sesuaI dengan yang dIIngInkan dan mungkIn saja terjadI penyImpangan penyImpangan darI rencana tata ruang yang telah dItetapkan. PenyImpangan InI dIsampIng terjadI karena kemampuan keterampIlan petugas yang menanganI terbatas, kemajuan teknologI ataupun perkembangan pembangunan yang sangat pesat, atau karena pemanfaatan ruang yang laIn yang lebIh pentIng.
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxlvi PenertIban terhadap pemanfaatan ruang yang tIdak sesuaI dengan rencana tata ruang dIselenggarakan dalam bentuk. pengenaan sanksI sesuaI dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. PenertIban pemanfaatan ruang dIlakukan melaluI penertIban langsung dIlaksanakan melaluI : PemberIan sanksI atas pelanggran pemanfaatan ruang dIlakukan melaluI pemerIksaan dan penyelIdIkan atas semua pelanggaran atau tIndakan kejahan yang dIlakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tIdak sesuaI dengan rencana tata ruang. PemberIan sanksI berupa sanksI admInIstrasI, sanksI perdata dan sanksI pIdana, pemberIan sanksI dImaksud dIupayakan sebagaI tIndakan terakhIr yang harus dIlakukan setelah dIberIkan pemberItahuan teguran. PenertIban tIdak langsung dIlaksanakan melaluI : Pengenaan kebIjaksanaan pajak/restrIbusI Pembatasan pengadaan prasarana dan sarana Penolakan pemberIan perIzInan pembangunan TIndakan penertIban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang sebelum dI undangnya rencana tata ruang bersIfat persuasIf dan hImbauan. TIndakan tersebut antara laIn berupa pembInaan melaluI penyuluhan kepada masyarakat, pembatasan masa perIzInan, pemIndahan/relokasI/resetlement, penggantIan yang layak, perbatasan perluas bangunan, pembatasan jenIs dan skala kegIatan Tata cara tIndakan penertIban dIlakukan sebagaI berIkut : Pengumpulan buktI dalam rangka mengIndetIfIkasI jenIsjenIs pelanggaran PemberItahuan kepada pelaku tentang adanya pelanggaran dalam pemanfaatan ruang. Surat perIngatan dan mentaatI ketentuan yang berlaku PenghentIan kegIatan Pengajuan pengadIlan |asIngmasIng tahapan kegIatan tersebut perlu dIberI batasan waktu. PengendalIan pemanfaatan ruang yang dIlakukan karena adanya kemungkInan terjadI konplek antara kawasan lIndung dengan kawasan budIdaya kawasan laInnya, kasuskasus yang dapat terjadI permasalahan yaItu konflIk antara : 1. Fencana dengan status/usaha tanah. 2. Fencana dengan proyekproyek pembangunan. J. Fencana dengan penggunaan tanah yang sedang berlangsung. 8erkaItan dengan adanya kawasan lIndung dI Kabupaten 8arIto Kuala, maka kegIatan yang dapat dIlakukan pada kawasan tersebut yaItu : 1. Pemanfaatan fungsI kawasan lIndung yang masIh dapat dIpertahankan
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxlvii 2. PengembalIan fungsI lIndung pada kawasan yang mengalamI tumpang tIndIh dengan kegIatan budIdaya atau lahan krItIs yang dapat mengganggu fungsI lIndung. J. Pelarangan dIlakukannya kegIatan budIdaya pada kawasan lIndung 4. |elakukan enclave pada kawasan lIndung yang terdapat kawasan budIdaya 5. Pembatasan kegIatan budIdaya yang sudah ada pada kawasan lIndung, sehIngga tIdak berkembang lebIh jauh dengan tIndakan konservasI secara IntensIf 6. PemIndahan kegIatan budIdaya yang dapat mengganggu fungsI lIndung sebagaI upaya penertIban pada kawasan lIndung. Pada kawasan budIdaya tIndakan pengendalIan yang dapat dIlakukan antara laIn : 1. Pengarahan lokasI budIdaya melaluI makanIsme perIzInan (untuk kawasan berskala besar) baIk Itu dengan pendekatan InsentIf maupun dIsInsentIf. 2. Pelarangan/pencegahan dIlakukannya kegIatan budIdaya (status penguasaan) lahan proyek pembangunan, penggunaan lahan yang berlangsung lama melaluI berbagaI ketentuan yang berlaku. 0alam upya pengendalIan pemanfaatan ruang peranan koordInsI dalam pemerIntahan sendIrI juga sangat pentIng. Hal InI dIlakukan oleh 8appeda Kabupaten, serta TIm KoordInasI Penataan Fuang Kabupaten yang keanggotaannya melIputI InstansIInstansI 8appeda, 8adan Pertanahan NasIonal, serta 0Inas laInnya 8.5. PEhIAYAAN PELAKSANAAN 0AN PENCEN0ALIAN PEhANFAATAN PUANC 0alam pelaksanaan, FTFW Kabupaten 8arIto Kuala memerlukan bIaya bagI pelaksanaan dan pengendalIan. 8IayabIaya tersebut mencakup bIaya memproses menjadI PEF0A, pemasyarakatan FTFW Kabupaten, pemantauan dan pengendalIan pemanfaatan ruang, serta penInjauan kembalI atau evaluasI FTFW Kabupaten. Secara kuantItas, jumlah yang dIbutuhkan relatIf yang cukup besar, sumber pembIayaan dIharapkan berasal darI sumbersumber pendapatan yang aslI daerah (PA0) melaluI AP80 Kabupaten 8arIto Kuala, namun tIdak tertutup kemungkInan memInta bantuan teknIs darI PropInsI maupun Pusat apabIla kemampuan pendanaan daerah terbatas. 8antuan teknIs InI sIfatnya menunjang pelaksanaan kegIatankegIatan yang dImIlIkI kepentIngan nasIonal dI daerah. 0IsampIng juga dapat dIupayakan adanya partIsIpasI pIhak swasta atau suatu bentuk kerja sama pemerIntah daerah dengan swasta dalam pembIayaan pengelolaan tata ruang Kabupaten 8arIto Kuala.
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxlviii
.1. KETENTUAN PENCANA TATA PUANC 0I KAWASAN PEPKDTAAN, PEP0ESAAN 0AN KAWASAN TEPTENTU 8erdasarkan tata ruang dalam produk rencana tata ruang wIlayah kabupaten InI, dIharapkan secara keseluruhan fungsI wIlayah yang akan dapat dIkendalIkan sehIngga program pembangunan yang berkelanjutan dengan tetap memperhatIkan masalah lIngkungan hIdup InI akan dapat dIpenuhI. Pada sIsI laIn dengan adanya kepastIan hukum tentang pemanfaatan tanah InI, maka dIharapkan mInat InvestasI pembangunan akan lebIh menIngkat pada masa yang akan datang. SesuaI dengann Undangundang nomor 24 tahun 1992 pasal 22 ayat (J) terutama pada poInt menyebutkan bahwa rencana tata ruang wIlayah kabupaten/kotamadya daerah tIngkat menjadI pedoman untuk penyusunan rencana rIncI tata ruang dI kabupaten/kotamadya daerah tIngkat . 8erdasarkan undangundang tersebut maka keberadaan rencana tata ruang wIlayah InI akan menjadI pedoman dalam penyusunan rencana yang lebIh detaIl lagI yaItu penyusunan rencana detaIl tata ruang kota (F0TFK) dan rencana teknIk ruang kota (FTFK), selaIn Itu juga dIgunakan sebagaI pedoman dalam penyusunan rencana yang lebIh detaIl untuk berbagaI fungsI kawasan (penyusunan rencana kawasan khusus) sehIngga rencana yang akan dIsusun nantInya akan lebIh bersIfat operasIonal. .2. LECALITAS PENCANA TATA PUANC LegalItas rencana tata ruang InI sangat dIperlukan mengIngat dengan adanya suatu kekuatan hukum maka rencana tata ruang yang ada akan lebIh kuat kedudukannya, sehIngga dalam pelaksanaannya nantInya tIdak akan menImbulkan masalah. Ada beberapa ketentuan yang terkaIt dengan legalItas rencana tata ruang InI yaItu : Untuk rencana setIngkat dengan rencana tata ruang wIlayah (FTFW) maka legalItas rencananya dItetapkan dengan peraturan daerah (Perda) Untuk rencana setIngkat dengan rencana detaIl tata ruang kota (F0TFK), rencana teknIk ruang kota (FTFK) dan rencanarencana kawasan khusus maka legalItas rencananya dItetapkan dengan surat keputusan bupatI. Sedangkan untuk halhal yang sIfatnya teknIs maka legalItas rencananya dItetapkan oleh kepala dInas/kepala InstansI dengan dIketahuI oleh bupatI SelaIn Itu berbagaI hal pengaturan yang menyangkut pemanfaatan ruang dan melIbatkan masyarakat banyak akan dItetapkan dalam bentuk peraturan daerah (Perda)
BAB IX PENUTUP
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cxlix .3. KETENTUAN EVALUASI 0AN PENINJAUAN KEhALI SebagaI rencana jangka menengah, maka evaluasI rencana tata ruang wIlayah kabupaten InI sIfatnya fleksIbel dan terpadu, akan tetapI tIdak menInggalkan prInsIpprInsIp dan kaIdah perencanaan dan pelestarIan lIngkungan. Untuk lebIh memantapkan perencanaan yang telah dIsusun, bIla perlu dIadakan evaluasI ataupun sesuaI dengan perubahan dan perkembangan yang ada dI lapangan walaupun jangka waktunya belum lIma tahun sejak dItetapkan sebagaI peraturan daerah. Namun umumnya kegIatan evaluasI rencanarencana kota dIlakukan mInImum lIma tahun sekalI Adapun rencanarencana sektoral yang mengacu pada rencana tata ruang wIlayah kabupaten InI, juga perlu mengevaluasI program pembangunannya sesuaI dengan jangka waktu penyusunan rencana tata ruang wIlayah kabupaten. Hal InI bertujuan agar rencanarencana tersebut tIdak bersIfat kaku tetapI mempunyaI prInsIp dasar dan tetap sesuaI dengan keadaan dan kondIsI serta perkembangan yang terjadI dI lapangan. EvaluasI InI pada dasarnya melIputI dua hal, yaItu evaluasI terhadap pelaksanaan rencana dan evaluasI terhadap rencana tata ruang wIlayah yang telah ada. EvaluasI pelaksanaan rencana InI selaIn dIsesuaIkan dengan rencana tata ruang yang ada, juga harus tetap mengacu pada rencana yang sIfatnya detaIl dan teknIs sepertI FUTFK/F0TFK. FTFK dan rencana kawasan tertentu (mIsalnya rencana kawasan IndustrI), rencana kawasan parIwIsata, rencana kawasan strategIs, dsb) secara keseluruhan hal InI akan menjadI masukan dalam evaluasI pelaksanaan rencana yang ada. .4. TIN0AK LANJUT 0engan dIselesaIkannya kegIatan revIsI rencana tata ruang wIlayah (FTFW) kabupaten InI, maka seluruh kegIatan yang mengacu pada pemanfaatan ruang harus mengacu dan menyesuaIkan dengan rencana tata ruang wIlayah InI. Adapun secara operasIonal maka perlu dI dukung oleh berbagaI kegIatan lanjutan, antara laIn adalah : 1. Perlunya sosIalIsasI (keterbukaan) rencana tata ruang wIlayah kepada masyarakat melaluI penyuluhan, bImbIngan, pendIdIkan dan pelatIhan serta melaluI pemberItaan baIk secara tulIsan sepertI lewat Koran atau majalah, maupun secara lIsan lewat radIo atau televIsI. 2. Pembuatan atau penyesuaIan F0TFK untuk seluruh wIlayah kecamatan yang ada. J. Pembuatan FTFK pada seluruh kawasan yang mempunyaI tIngkat perkembangan yang tInggI atau kawasan yang memIlIkI perubahan peruntukan yang cepat 4. Perlunya penIngkatan peran serta masyarakat dIdalam pemanfaatan dan pengendalIan tata ruang 5. Upaya penIngkatan peran serta scara terbuka dan aktIf antara pemerIntah, masyarakat dan pembangunan kota secara keseluruhan
Laporan Rencana RTRW Kabupaten Barito Kuala
cl 6. KeIkutsertaan LS|, forumforum studI perkotaan atau lembaga penelItIan harus dItIngkatkan untuk mendapatkan solusI pemecahan masalah perkotaan terutama bIla menyangkut berbagaI hal yang mempunyaI dampak luas kepada masyarakat secara langsung maupun tIdak langsung.