You are on page 1of 13

Pemanfaatan Sampah Organik dengan Pengembangan Metode Takakura di Kampus MIPA Universitas Jember

Biofisling@2012

Created By :
Desi Fatimatus Zahro Maria Kusniawati 111810201020 111810201006

Pendahuluan
Latar Belakang Fakultas MIPA Universitas Jember memiliki 4 jurusan, dimana setiap jurusan terdapat sekitar 200 mahasiswa. Sehingga total keseluruhan berkisar 800 mahasiswa, belum lagi ditambaha dengan karyawan dan dosennya. Hal ini sudah jelas mengindikasikan bahwa di lingkungan MIPA memiliki potensi sampah yang sangat besar. Maka dari itu harus ada pemanfaatan dari sampah ini agar memiliki manfaat dalam bagi kehidupan dan lingkungan. Sampah dibagi menjadi 2, yakni sampah organik dan anorganik. Dalam hal ini akan dilakukan pemanfaatan sampah organik.

Sampah organik adalah sampah yang berupa sisa-sisa bahan makanan, seperti sayuran, buah-buahan, nasi, bahkan tulang hewan. Metode yang digunakan dalam pemanfaatan sampah organik ini adalah metode takakura, dimana metode ini sudah digunakan di berbagai wilayah di Indonesia namun belum dilakukan di kampus MIPA Universitas Jember. Sehingga kami ingin mengembangkannya disini. Proses pengomposan dengan metode takakura merupakan proses pengomposan aeraob di mana udara dibutuhkan sebagai asupan penting dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi kompos. Media yang dibutuhkan dalam proses pengomposan yaitu dengan menggunakan keranjang berlubang, diisi dengan bahan-bahan yang dapat memberikan kenyamanan bagi mikroorganisme. Proses pengomposan metode ini dilakukan dengan cara memasukkan sampah organik idealnya sampah organik tercacah - ke dalam keranjang setiap harinya dan kemudian dilakukan kontrol suhu dan kelembaban dengan cara pengadukan dan penyiraman air.

Rumusan Masalah Bagaimana melakukan pemanfaatan sampah organik di kampus MIPA UNEJ dengan metode takakura? Manfaat apa yang diperoleh setelah melakukan metode takakura dalam pemanfaatan sampah organik? Tujuan Mengetahui bagaimana metode takakura dalam pemanfaatan sampah organik. Mampu mengetahui pemanfaatan sampah organik di wilayah kampus MIPA UNEJ. Memenuhi tugas Biofisika Lingkungan.

Manfaat Mampu memanfaatkan sampah organik secara efektif dan efisien sehingga mampu memberikan manfaat bagi kehidupan. Luaran yang diharapkan Dengan terlaksana program ini diharapkan dapat memotivasi dan menggerakkan seluruh keluarga besar FMIPA UNEJ khususnya mahasiswa untuk memanfaatkan sampah-sampah organik yang selama ini belum ada usaha untuk memanfaatkannya.

Metodologi Pelaksanaan
Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1.Keranjang yang memiliki lubang sirkulasi udara 2.Kardus atau karung goni 3.Kompos yang sudah jadi 4.Sekam (kulit padi) 5.Air 6.Kain kaos hitam

Langkah kerja Lapisi seluruh bagian keranjang dengan kardus/ karung goni yang berfungsi dalam penyerapan air sisa sampah dan menjaga kelembaban di dalam keranjang. Siapkan 2 bantalan yang berisi sekam padi. Dan letekkan 1 sebagai alas dalam keranjang. Tambahkan kompos yang sudah jadi. Hal ini sebagai starter dalam pembuatan kompos. Masukkan sampah organik, sebaiknya dicacah agar cepat larut dalam kompos. Percik dengan sedikit air, jika terlalu basah tambahkan sekam. Taruh bantalan diatas sampah organik. Tutup keranjang dengan kain hitam (sebaiknya bahan spandek/kaos, berfungsi memerangkap suhu dalam keranjang). Dan kemudian ditutup dengan penutup keranjang. Tempatkan keranjang pada tempat yang tidak terkena cahaya/sinar matahari secara langsung.

Gambaran Kerja

Analisis Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pembuatan Kompos dengan Metode Takakura
Suhu / Temperatur Idealnya temperatur yang dibutuhkan dalam pembuatan kompos dengan metode takakura adalah 45oC-55oC. Kelembapan Kelembaban harus selalu dikontrol yakni dengan cara mengaduk dan memercikkan air pada kompos setiap harinya. Udara Pembuatan kompos dengan metode takakura merupakan proses aerob di mana udara (O2) dibutuhkan sebagai asupan penting dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi kompos. Cahaya Hindarkan dari cahaya/sinar matahari secara langsung karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembentuk kompos.

Penutup
Kesimpulan Metode takakura sangat tepat dipilih dalam pembuatan kompos dari sampah organik, mengingat banyaknya sampah yang belum memiliki nilai guna dan terjangkaunya biaya yang harus dikeluarkan dalam pengolahannya. Saran Metode takakura memiliki banyak variasi dalam langkah kerjanya, sehingga harus dipilih lagi variasi yang terbaik untuk menghasilkan kompos paling baik dan paling ekonomis.

Terimakasih

You might also like