You are on page 1of 2

MKDKI MKDKI merupakan lembaga otonom dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) yang dalam menjalankan tugasnya bersifat

independen. Fungsi & Tujuan MKDKI Fungsi MKDKI dan MKDKI-P adalah untuk penegakan disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran. Penegakan disiplin yang dimaksud adalah penegakan aturan-aturan dan/atau penerapan keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan yang harus diikuti oleh dokter dan dokter gigi. Tujuan penegakan disiplin adalah : 1. Memberikan perlindungan kepada pasien. 2. Menjaga mutu dokter / dokter gigi. 3. Menjaga kehormatan profesi kedokteran / kedokteran gigi. Tugas & Kewenangan MKDKI MKDKI adalah lembaga yang berwenang untuk : a. menerima pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi b. menetapkan jenis pengaduan pelanggaran disiplin atau pelanggaran etika atau bukan keduanya c. memeriksa pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi d. memutuskan ada tidaknya pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi e. menentukan sanksi terhadap pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi f. melaksanakan keputusan MKDKI g. menyusun tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi h. menyusun buku pedoman MKDKI dan MKDKI-P i. membina, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas MKDKI-P j. membuat dan memberikan pertimbangan usulan pembentukan MKDKI-P kepada Konsil Kedokteran Indonesia danmengadakan sosialisasi, penyuluhan, dan diseminasi tentang MKDKI dan MKDKI-P dan mencatat dan mendokumentasikan pengaduan, proses pemeriksaan, dan keputusan MKDKI. Pelanggaran disiplin adalah pelanggaran terhadap aturan aturan dan/atau ketentuan penerapan keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan yang seharusnya diikuti oleh dokter dan dokter gigi. Sebagian dari aturan dan ketentuan tersebut terdapat dalam UU Praktik Kedokteran, dan sebagian lagi tersebar didalam Peraturan Pemerintah, Permenkes, Peraturan KKI, Pedoman Organisasi Profesi, KODEKI, Pedoman atau ketentuan lain. Pelanggaran disiplin pada hakikatnya dibagi menjadi: 1.Melaksanakan praktik kedokteran dengan tidak kompeten. 2.Tugas dan tanggung jawab profesional pada pasien tidak dilaksanakan dengan baik. 3.Berperilaku tercela yang merusak martabat dan kehormatan profesi kedokteran.

Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau gigi dalam menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia. Pengaduan sekurang-kurangnya harus memuat: 1. identitas pengadu; 2. nama dan alamat tempat praktik dokter atau dokter gigi dan waktu tindakan dilakukan dan 3. alasan pengaduan. Pengaduan sebagaimana dimaksud diatas, tidak menghilangkan hak setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada pihak yang berwenang dan/atau menggugat kerugian perdata ke pengadilan. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia memeriksa dan memberikan keputusan terhadap pengaduan yang berkaitan dengan disiplin dokter dan dokter gigi. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran etika, Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia meneruskan pengaduan pada organisasi profesi. Keputusan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia mengikat dokter, dokter gigi, dan Konsil Kedokteran Indonesia. Keputusan dapat berupa dinyatakan tidak bersalah atau pemberian sanksi disiplin. Sanksi disiplin dapat berupa: 1. pemberian peringatan tertulis 2. rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin praktik; dan/atau 3. kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.

Buku Himpunan Peraturan tentang MKDKI Tahun 2008

You might also like