You are on page 1of 8

TINEA NIGRA

Gangguan yang khas ini bermanifestasi sebagai satu atau beberapa bintik coklat atau hitan yang mirip dengan jenis persimpangan nevi, melanoma, atau nitrat perak atau noda tinta India, yang seringkali terjadi di telapak tangan atau pada telapak kaki. Bagian yang terpengaruh tidak menonjol atau bersisik. Jamur (fungus) bisa dengan mudah ditunjukkan dan dikulturkan. Penampilannya pada koloni muda adalah mengkilap, hitam, dan seperti yeast, namun pada koloni tua nampak berserabut dan abu-abu. Kelompok atau rantai conidia, akibat dari sporulasi saprofit Exophalia phaevannello myces (sebelumnya adalah werneckii), menghasilkan pigmen mirip melanin. Treatment-nya adalah dengan memberikan plaster perekat dengan asam salicylic 40% atau salep Whitfield kekuatan-ganda. Imidazole topikal seperti clotrimazole, miconazole, ketoconazole, sulconazole, dan econzaloe juga efektif; griseofulin tidak efektif. Mencukur epidermis dangkal dengan pisau Bard-Parker nomor 15 seringkali merupakan terapi yang efektif.

PIEDRA (Trichosporosis)

Pada piedra, terjadi formasi-formasi yang gelap, ukurannya sekepala jarum peniti, dan seperti pasir yang terjadi pada rambut kepala, alis, bulu mata, atau jenggot. Bintil-bintil yang keras yang bundar atau bulat telur berkembang pada batang rambut, bukan di akarnya. Bintil-bintil tersebar tidak merata disepanjang
1

batang rambut dan mudah jatuh oleh palpasi jika terlalu sedikit untuk dikenali tanpa diperiksa lebih lanjut. Ada dua ragam. Pidera hitam, yang disebabkan oleh piedra hortai, terjadi sebagian besar di daerah tropik. Seringkali ditemui di Brazil, Colombia, dan di negara-negara Amerika Utara dan di negara-negara Timur, atau dimanapun yang iklimnya merupakan paduan dari suhu yang tinggi dengan kelembaban tinggi. Masa yang seperti bintil pada preparat potassium hydroksida menunjukkan banyak asci berbentuk oval yang terdiri atas ascospora dan mycelium. Kultur menghasilkan koloni-koloni hitam yang terdiri atas hyphae dan chlamydospora. Piedra putih, yang disebabkan oleh Trichosporom beigeii (sementara dinamakan T. cutaneum), terjadi umumnya pada iklim sedang. Bintil terdiri atas hyphae dan arthrospora. Kultur menunjukkan koloni-koloni lunak yang berwarna krim yang terdiri atas blastospora dan septate hyphae, yang menjadi serpihan menuju arthrospora. Treatment-nya adalah dengan memotong rambut. Perbaikan spontan teramati di beberapa pasien oleh Kalter dan rekan. Kadang terjadi, meski langka, invasi dan penyebaran sistemik, seperti yang dilaporkan oleh Manzella dan rekan pada pasien penderita leukimia granulocytic akut.

TINEA VERSICOLOR (Pityriasis Versicolor)

FITUR KLINIS. Pada bagian tubuh atas dan meluas ke lengan atas, muncul bercak-bercak nummular yang akhirnya bersisik, khususnya pada orang dewasa muda yang mudah berkeringat. Bercak-bercak individual berwarna kekuningan atau makula (kulit tak berwarna) pada kulit yang pucat, atau makula hypopigmentasi pada kulit berwarna gelap, dengan sisik yang rumit. Rasa gatal yang sedang dan inflamasi di bercak-bercak terebut bisa terjadi. Dalam contoh lain kecenderungan folikularnya adalah fitur erupsi yang menonjol. Tempattempat yang sering terjadi adalah area sternal (dada) dan sisi-sisi dada, abdomen, punggung, pubis, leher. Penyakit ini bisa terjadi bahkan di kulit kepala, telapak tangan, dan telapak kaki. Jarang terjadi di muka, dimana bila terjadi lesi-nya mirip dengan chloasma atau pityriasis alba. Lesi fasial (muka) terjadi cukup umum pada bayi dan yang mengalami penurunan kekebalan tubuh. Pada yang mengalami penurunan kekebalan tubuh bisa terjadi juga lesi di penis. Pada tinea vesicolor hypopigmentasi, fungus (jamur) secara jelas memaksa produksi melanosoma kecil secara abnormal, yang tidak ditransfer ke keratinocytes secara baik. Ini menjadi menyolok pada orang-orang yang berkulit gelap, dimana bintik-bintik putih terlihat hampir sepucat vitilligo.

Hypopigmentais ini mungkin bertahan selama beberapa minggu atau bulan setelah penyakit fungus sembuh kecuali jika dilakukan pemulihan pigmentasi yang hilang melalui pemaparan ultraviolet. Penyakit yang paling umum adalah yang paling

banyak terjadi di daerah tropis dimana disana ada kelembaban dan suhu yang tinggi serta banyak terpapar dengan sinar matahari. ETIOLOGI. Tinea vesicolor berkaitan dengan Malassezia furfur. Fase yeast organisme ini digolongkan sebagai Pityrosporum orbiculare. DIAGNOSA. Lesi yang tak terasa atau meragukan bisa dilihat dalam ruang yang gelap dengan menggunakan lampu Woods light. Lampu ini menyebabkan lesi berpendar, yang nampak kekuningan atau kecoklatan; alat ini juga membantu menentukan sejauh mana keterlibatan atau keberhasilan penyembuhan. Hyperpigmentasi coklat pada tinea versicolor nampak muncul dari peningkatan ukuran melanosoma dan perubahan pola penyebaran epidermalnya. Kadang, sulit untuk memastikan apakah kulit yang lebih gelap atau lebih terang yang merupakan jaringan yang terpengaruh. Umumnya, kulit yang dilibatkan oleh fungus akan menghasilkan keaddan bersisik yang sedang ketika digaruk dengan kuku atau dikerik dengan pisau, sementara kulit yang tak terpengaruh menghasilkan sedikir sisik atau tak ada sama sekali bila di gosok perlahan. Jika lesi memiliki batas convex (cembung), kulit yang terpengaruh biasanya di dalam lengkungan. Fungus dengan mudah ditunjukkan dengan mengerik sisik yang sudah dicelup dengan cairan potassium hydroksida 15%. Sisik bisa juga diangkat dengan pita Scotch, yang diperiksa secara langsung. Secara mikroskopis, terdapat hyphae fungi yang pendek dan tebal dan sejumlah besar spora dengan beragam jenis. Untai mycelium dan banyak spora umunya disebut sebagai spaghetti dan bakso.
4

Identifikasi dengan kultur tidaklah praktis dan tidak dilakukan untuk menentukan diagnosa. DIAGNOSA DIFERENSIAL. Tinea vesicolor harus dibedakan dari dermatitis seborrheic, pityriasis rosea, pityriasis alba, leprosy, syphilis, dan vitiligo. Diagnosa ini biasanya mudah karena warna kekuningan yang khas bercak-bercak tinea versicolor dan penyebaran mereka di bagian badan atas tanpa keterlibatan muka dan kulit kepala, kecuali kadang meluas kesisi leher. Kulit kepala tidak terlibat secara langsung nampak, namun terpengaruh, dan menyediakan lokus dari punggang atas dan bahu bisa secara cepat terinfeksi kembali. Pada dermatitis seborrheic, bercak-bercak memiliki warna kekungingan dan sisiknya lembut dan berminyak, sementara pada tinea versicolor sisiknya bercabang-cabang. Syphilis macular terdiri atas lesi merah muda pudar, kurang dari 1 cm diameternya, berbentuk bulat atau oval tidak beraturan, yang tersebar utamanya di tengkuk, sisi badan, dan aspek fleksor ekstrimitas. Mungkin ada adenopathy umum. Tes serologi adalah positif pada fase syphilis ini. Demonstrasi fungus ini juga membedakan penyakit ini dengan vitiligo dan leprosy yang secara klinis bisa dibedakan. TREATMENT. Treatment tinea versicolor yang berhasil telah dilaporkan dengan pemakaian krim atau losion clotrimazole, dengan shampoo losion selenium sulfida, atau dalam bentuk busa; dengan propylene glycol 50% di air yang dipakai setelah mandi; dengan benzoyl peroksida topikal; dengan asam sulfur-salicylic di shampoo atau losion; dengan 200 mg ketoconzole 200 mg tiap hari selama dua minggu atau empat minggu. Namun treatment terbiak adalah 400
5

mg ketoconazole dalam dosis oral tunggal; Jacobs telah menentukan efektifitasnya (200 mg tidak bisa bekerja). Dosis berulang setelah seminggu telah disarankan dan mungkin merupakan ide yang baik. Salah satu dari kita masih lebih suka Selsun. Jika pasien tidak diperingatkan bahwa mereka harus memulihkan kembali kulit yang belang lesi dengan berjemur, mereka mungkin berfikir tidak akan membaik. Kambuh setelah 2 hingga 12 bulan bisa terjadi jika dosis prophylactic tidak kadang kala diberikan, namun pertanyaan tentang terapi pemeliharaan tidak terjawab. Alternatifnya, pada pasien yang tidak bisa diberikan ketoconazole, pengobatan yang efektif dan aman yang telah digunakan selama bertahun-tahun adalah suspensi selenium sulfida 2,5% (suspensi Selsun atau losion Exsel), yang umunnya digunakan sebagai shampoo. Suspensi tersebut bisa digunakan secara langsung, atau dalam bentuk busa, dan dibiarkan di kulit selama beberapa lama, dan kemudian dicuci, atau bisa dipakai secara harian setelah mandi, biarkan selama beberapa menit, kemudian dicuci. Pemakaian semalam biasanya bersifat untuk pengobatan, namun pemakaian dalam jangka waktu yang lebih pendek harus diteruskan selama dua minggu. Hampir modifikasi apapun digunkaan secara prophylactic untuk mencegah kambuh yang jika tidak demikian kambuh cenderung terjadi.

PITYROSPORUM FOLLICULTIS

Hal yang sering disebut dengan seborrheide follicular nampaknya adalah pityrosporum folliculitis: erupsi papula berbentuk kubah dengan rasa gatal sedang dan kronis dan pustula kecil yang meliputi punggung atas dan area-area sekitarnya hingga ke lengan, kaki bagian bawah, muka, dan kulit kepala, kadangkadang berkaitan dengan tinea versicolor atau dermatitis seborrheic. Back dan rekan mengumpulkan 39 wanita dan 12 pria penderita penyakit ini, dan menentukan entitasnya dengan biposi, pengerikan kulit, dan responnya terhadap shampoo selenium sulfida, propylene glycol 50% dalam air, dan krim econazole topikal. Bulfill dan rekan mendeskripsikan hal ini terjadi pada para pasien transplantasi sumsum tulang. M. furfur kadang menyebabkan fungemia pada para pasien yang dipasang kateter vena atau arterial sentral. Jillson mengungkapkan bahwa pityrosporum folliculitis bisa muncul ketika jerawat Corynebacterium ditekan dengan terapi tetracycline, dan bahwa hal tersebut mungkin merupakan gangguan yang sama dengan jerawat estivalis. Dia mengungkapkan bahwa hal tersebut harusnya merespon ketoconazole dengan baik.

KESIMPULAN

Tinea Nigra, Piedra (Trichosporosis), Tinea Versicolor (Pityriasis Versicolor) dan Pityrosporum Follicultis merupakan jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh mikosis superfisialis nondermatofitosis. Yang menyerang kulit bagian luar oleh berbagai jenis jamur selain jamur dermatofita. Golongan dermatofitosis menyerang atau menimbulkan kelainan di dalam epidermidis mulai dari stratum komeum sampai stratum basalis, sedangkan golongan nondermatofitosis hanya bagian superfisialis dari epidermidis. Hal ini disebabkan karena dermatofitosis mempunyai afinitas tehadap keratin yang terdapat pada epidermidis, rambut, kuku, sehingga infeksinya lebih dalam.

You might also like