You are on page 1of 11

PELUMAS MINERAL, SINTETIS DAN SEMI SINTETIS Jenis-jenis pelumas yang beredar di pasaran dibedakan menurut sifat-sifat fisika

maupun kimia dari komponen penyusunnya baik minyak dasar (base oil) ataupun aditif. Sifat fisika dan kimia dari campuran kedua komponen inilah yang akan menentukan unjuk kerja pelumas secara keseluruhan. Dengan demikian keragaman jenis pelumas ditentukan dari komponen-komponen penyusun pelumas sesuai dengan spesifikasi kegunaan pelumas tersebut. Berdasarkan jenis base oilnya minyak pelumas diklasifikasikan menjadi 3 yaitu minyak pelumas mineral minyak pelumas sintetis dan minyak pelumas semi sintetis. Saat ini banyak dijumpai beragam jenis pelumas yang semuanya didasarkan atas penggunaan dan klasifikasi. Jenis-jenis pelumas tersebut dibedakan menurut sifat-sifat fisika maupun kimia dari komponen penyusunnya baik minyak dasar (base oil) ataupun aditif. Sifat fisika dan kimia dari campuran kedua komponen inilah yang akan menentukan unjuk kerja pelumas secara keseluruhan. Dengan demikian keragaman jenis pelumas ditentukan dari komponenkomponen penyusun pelumas sesuai dengan spesifikasi kegunaan pelumas tersebut. Berdasarkan jenis base oilnya minyak pelumas diklasifikasikan menjadi 3 yaitu ! " #inyak pelumas mineral " #inyak pelumas sintetis " #inyak pelumas semisintetis Sebenarnya base oil ini mempunyai segala kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam pelumasan. $anpa aditifpun sebenarnya minyak dasar sudah mampu menjalankan tugas-tugas pelumasan. %amun unjuk kerjanya belum begitu sempurna dan tidak dapat digunakan dalam &aktu lama. 1. PELUMAS MINERAL 'elumas mineral adalah semua pelumas yang dihasilkan dari refinery minyak bumi. (aitu dari pengolahan lanjut long residue yang merupakan fraksi berat hasil destilasi minyak mentah jenis parafinik ataupun naphtenik. Disebut long residue karena residu ini masih dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan base oil. 'engolahan long residue menjadi base oil yang populer dilakukan adalah melalui proses Sol)ent *efining. $ahapannya adalah sebagai berikut ! a. +igh ,acuum Distillation Dalam proses ini fraksi long residue di destilasi di dalam kolom yang bertekanan rendah atau )akum. $ujuan dari proses ini adalah untuk memisahkan fraksi minyak pelumasnya. -raksi-fraksi lanjutan yang dihasilkan dalam distilasi )akum ini berturutturut adalah ! " S'. (Spindle .il) " /#. (/ight #achine .il) " ##. (#edium #achine .il) " B. (Black .il) atau Short *esidue (S*) 0nit yang melaksanakan proses ini disebut +igh ,acuum 0nit (+,0). 'ada prinsipnya +#0 tidak berbeda dengan proses distilasi biasa dimana pemisahan fraksi demi fraksi dilakukan berdasarkan titik didih masing-masing hidrokarbon dalam

fraksi tersebut. 1arena long residue memiliki titik didih tinggi maka pelaksanaannya harus dilakukan dengan tekanan hampa ()akum). b. -urfural 23traction -urfural adalah sol)en yang berfungsi memisahkan komponen base oil dari komponen yang tidak dikehendaki berdasarkan perbedaan kelarutan tiap-tiap komponen tersebut. 'emisahan dengan sol)en furfural inilah yang menyebabkan keseluruhan proses pengolahan ini disebut Sol)ent *efining. 'roses ini bertujuan untuk menaikkan indeks )iskositas dari destilat pada +,0 melalui penghilangan senya&a aromat yang memiliki indeks )iskositas rendah peningkatan mutu dan kestabilan terhadap oksidasi sekaligus mengurangi kemungkinan terbentuknya lumpur (sludge) deposit karbon dan )arnish. 0nit yang melaksanakan proses ini disebut -20 (-urfural 23traction 0nit). c. 'rophane Deasphalting 'roses ini dimaksudkan untuk mengambil senya&a-senya&a yang tidak dikehendaki dalam black oil atau short residue fraksi terberat pada +,0. 'roses yang digunakan adalah ekstraksi menggunakan propane dan akan menghasilkan residu dengan B# besar seperti 4sphalt dan *esin. 1andungan asphalt ini perlu dipisahkan agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan asphalt dan fraksi minyak pelumasnya sebagai Deasphalted .il (D4.). 2kstrak yang terjadi akan dimasukkan ke -20. 0nit yang melaksanakan proses ini adalah 'ropane Deasphalting 0nit ('D0). d. De&a3ing Digunakan untuk menghilangkan &a3 sehingga pour point dari base oil yang dihasilkan dapat diturunkan hingga 5 6 758-. 'elarut yang digunakan dalam proses ini adalah #21 (#etil 2til 1eton). 'roses de&a3ing dilakukan pada suhu 79 6 :58; sehingga lilin akan mengkristal dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa. -iltrat yang diperoleh adalah produk akhir dari base oil. e. -inishing $ahap ini dilakukan untuk memperbaiki &arna minyak pelumas dan stabilitas pelumas. 2. PELUMAS SINTETIS #inyak pelumas sintetis dibuat dari hidrokarbon yang telah mengalami proses khusus. 1husus yang dimaksud adalah bah&a minyak ini dibuat tidak hanya sama dengan minyak mineral akan tetapi melebihi kemampuan minyak mineral. #elalui proses kimia dihasilkan molekul baru yang memiliki stabilitas termal oksidasi dan kinerja yang optimal. Sehingga harga minyak sintetis lebih mahal daripada minyak mineral. 'ada kenyataannya minyak pelumas sintetis memang lebih unggul dalam unjuk kerja baik respon terhadap mesinnya maupun umur pemakaiannya. +al ini dikarenakan pembuatan minyak pelumas sintetis dirancang sesuai dengan tujuan penggunaannya. 0ntuk itu pemilihan minyak pelumas yang tepat sangatlah penting. Dalam pembuatannya minyak pelumas sintetis dikontrol struktur molekulnya dengan sifat-sifat yang dapat diprediksi. 4dapun jenis minyak sintetis yang banyak digunakan adalah sebagai berikut !

a. Diester Diester merupakan salah satu bahan yang menonjol dari minyak pelumas sintetis. Diester mempunyai struktur yang paling sederhana untuk digunakan sebagai minyak pelumas. Bahan ini banyak digunakan sebagai minyak pelumas atau pelumas gemuk yang mempunyai titik penguapan rendah pada mesin gas turbin. Diester diperoleh dari reaksi sintesa produk minyak bumi dan sebagian dari lemak binatang dan minyak tumbuh-tumbuhan. 1euntungan diester adalah mempunyai )iskositas yang relatif konstan terhadap suhu yang cukup baik penguapannya sangat rendah dan mempunyai stabilitas thermal yang bagus. Biasanya bahan ini tidak korosif terhadap logam tidak beracun dan stabil terhadap hidrolisa. Sifat yang merugikan dari bahan ini adalah dapat bereaksi terhadap karet. 1arena sifat fire-resistant dan stabilitas oksidasinya maka pelumas diester banyak dipakai untuk kompresor udara. b. -osfat 2ster -osfat ester telah lama digunakan sebagai aditif di dalam minyak pelumas mineral sebagai pelindung terhadap terjadinya pelumasan batas. -osfat ester merupakan senya&a biodegradable yang disintesa dari komponen yang didapat dari coal tar. 1arena natural ester merupakan campuran yang komplek dan sering mengandung ortho cresol yang beracun maka diupayakan untuk mensintesa ester dengan bahan kimia murni untuk membentuk minyak dasar sintetis yang tidak mengandung cresol yang beracun. Sehingga natural ester dikombinasikan dengan fosfat. -osfat ester memberikan ikatan yang cukup mantap dan stabil secara kimia yang memungkinkan untuk digunakan sebagai komponen utama dari minyak pelumas sintetis. Disamping itu fosfat ester biasa digunakan sebagai aditif 2'. Stabilitas terhadap oksidasi dari bahan ini cukup baik yaitu sampai -. 'enggunaannya yang utama adalah sebagai minyak hidrolikdengan 399 di dalam pesa&at udara karena memberikan sifat anti api yang baik. c. 2ster Silikat #empunyai <, yang tinggi yaitu 759 6 :99 dan mempunyai penguapan yang rendah. 1etahanan terhadap oksidasi pada suhu tinggi tidak begitu baik tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan penambahan aditif. 2ster silikat tidak korosif terhadap logam plastik maupun karet. $etapi pada suhu yang tinggi akan mengeraskan karet. d. =likol 'olialkilena Dan $urunannya 4plikasi dari glikol polialkilena (polieter) sangat luas yaitu sebagai pelumas pada motor bakar roda gigi kompressor pompa. Bahan ini tidak begitu mahal dan mudah diperoleh di pasaran. e. Silikon Silikon merupakan minyak pelumas sintetis yang mempunyai bermacam-macam tingkat )iskositas yang tergantung pada panjang pendeknya rantai dari ikatan molekulnya. Silikon disintesa dari pasir (Si.:). Sifat yang paling menonjol dari silikon ini adalah memberikan kur)a )iskositas dengan suhu yang mendatar. Silikon memberikan ketahanan oksidasi yang baik pada suhu biasa tetapi cenderung membentuk gel pada saat mengoksidasi sehingga tidak tepat digunakan sebagai minyak pelumas mesin turbin pesa&at udara. f. 1hlor Dan -luor +idrokarbon Sifat utama dari senya&a ini adalah dapat memberikan respon yang baik sebagai aditif 2' dan lo& flammability. 4ktifitas yang tinggi dari atom khlor dapat

terbebaskan pada kondisi beban yang berat dan suhu tinggi. Dan hal ini menghasilkan produk yang korosifitasnya tinggi dan beracun sehingga penggunaannya dalam industri dibatasi. g. 'oly 4lkyl =lykol 'roduksi komersialnya dibuat sekitar tahun 7>39 an sebagai penganti castor oil pada rem mobil. 'olyalkylglycol dibuat dengan reaksi polimerisasi menggunakan katalis. *eaksi dapat dikontrol untuk mendapatkan range )iskositas ? 6 7>999 cSt. Biasa digunakan di industri baja dan tekstil. Semua polyalkylglycol dapat menyerap air dari atmosfer sehingga harus dijaga dari kemungkinan kontaminasi. 4kan tetapi kandungan air sampai 5@ masih dapat ditoleransi. 'ada temperatur rendah polyalkylglycol mempunyai karakteristik yang bagus tetapi pada ; membutuhkan aditif untuk meningkatkantemperatur tinggi sampai :59 stabilitas thermalnya. 'elumas sintetis ini tidak dapat digunakan di atas temperatur tersebut. 'olyalkylglycol mempunyai karakteristik yang bagus sekali pada )iskositas 7A9 6 B99 yang tergantung sekali pada cara memproduksinya. 'olyalkylglycol sangat rentan terhadap oksidasi sehingga perlu ditambahkan aditif antioksidan. 0mur pemakaian aditif pada polyalkylglycol lebih lama bila dibandingkan dengan mineral oil pada kondisi yang sama. 'olyalkylglycol lebih polar sintetis ini tidak dapat digunakan di atas temperatur tersebut. 'olyalkylglycol mempunyai karakteristik yang bagus sekali pada )iskositas 7A9 6 B99 yang tergantung sekali pada cara memproduksinya. 'olyalkylglycol sangat rentan terhadap oksidasi sehingga perlu ditambahkan aditif antioksidan. 0mur pemakaian aditif pada polyalkylglycol lebih lama bila dibandingkan dengan mineral oil pada kondisi yang sama. 'olyalkylglycol lebih polar dibandingkan dengan senya&a ester dan cocok sekali untuk seal dan plastik. $etapi tidak untuk cat. h. 'oly 4lpha .lefin 'olyalphaolefin dibuat pertama kali di Jerman pada masa 'erang Dunia 1edua untuk menghemat pemakaian minyak mineral. Dan ternyata memberikan unjuk kerja pada range temperatur yang luas. 'olyalphaolefin merupakan hidrokarbon sintetis tidak seperti hidrokarbon pada minyak pelumas mineral. 1arena polyalphaolefin merupakan cairan kimia murni yang dibuat dari polimerisasi katalitik ethylene. 'roduk yang dihasilkan dipisahkan dari komponen yang reaktif dan selanjutnya dipisahkan sesuai dengan )iskositasnya. Dengan penambahan sedikit aditif antioksidan polyalphaolefin menjadi lebih stabil bila dibandingkan dengan minyak mineral pada temperatur yang sama. 'olyalphaolefin menunjukkan lebih tahan bereaksi dengan air bila dibandingkan dengan minyak mineral dan minyak sintetis yang lain. 'olyalphaolefin juga sangat cocok bila diblending dengan minyak mineral. Sifat '4. yang menonjol adalah sebagai berikut ! - $itik tuangnya rendah - ,olatilitasnya rendah - =ood soft&are compatibility - Stabilitas thermalnya bagus - +idrolytic stability - #erupakan bahan kimia yang inert - Daya pelumasannya bagus 1arena '4. mempunyai titik tuang yang rendah maka '4. digunakan pada kompressor pendingin kompressor amonia dan kompressor fluorokarbon.

i. 'olyolester Sangat cocok digunakan untuk pelumasan batas. #empunyai <, yang tinggi bila dibandingkan dengan minyak mineral. #empunyai stabilitas thermal dan membuat mesin menjadi lebih bersih dan lebih sedikit depositnya. ,olatilitasnya paling rendah dibandingkan dengan minyak pelumas sintetis yang lain. 'olyolester dengan )iskositas B B cSt pada ; hanya menguap sekitar : @. 'olyolester relatif biodegradable799 tetapi prosesnya sangat lambat diba&ah kondisi normal. 'roduk yang dihasilkan tidak beracun. 1euntungan polyolester adalah dapat digunakan dengan nitril rubber yaitu tipe yang paling umum digunakan dengan minyak mineral. Juga sangat compatible apabila dicampur dengan minyak pelumas mineral. Banyak digunakan di berbagai industri. +ampir semua aditif larut dalam polyolester ('.2). Dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan minyak pelumas sintetis lain atau minyak pelumas mineral. '.2 mempunyai high temperatur properties yang sangat bagus dan mampu meningkatkan properties pelumas melebihi diester. 4plikasi penggunaan '.2 ! - #inyak kompresor - #inyak turbin dan minyak hidrolik - #inyak gear - 'elumas bearing - 'elumas 2' (23treme 'ressure) untuk boundary lubrication 1euntungan #iyak 'elumas Sintetis #eskipun harganya relatif lebih mahal namun minyak pelumas sintetis de&asa ini lebih banyak digunakan. +al ini disebabkan karena ! a) 0mur pemakaiannya lebih lama karena meningkatkan stabilitas thermal (,< tinggi) dan tahan oksidasi. 1euntungannya ! oli yang digunakan lebih sedikit pemakaian filter a&et mengurangi pengeluaran. b) #engurangi konsumsi oli karena )olatilitasnya lebih rendah dan densitas lebih tinggi. c) #empunyai spesifikasi yang dibutuhkan pemakai. d) 'engoperasiannya lebih aman karena flash pointnya lebih tinggi. Sehingga ongkos pera&atan lebih rendah penggantian spare part lebih sedikit. e) Sifat-sifatnya dapat diprediksi karena karakteristik produknya uniform. 1elebihan secara $eknis $ingkat kecairan ( ,iskositas ) yang terukur lebih baik terhadap temperatur tinggi dan rendah. Stabilitas kimia yang lebih baik. Berkurangnya kehilangan masa akibat penguapan. $ahan terhadap oksidasi kerusakan akibat panas dan 'embekuan .li. #asa kering yang lebih panjang sehingga lebih sedikit pembuangan pelumas. /ebih hemat pada konfigurasi mesin tertentu. 'elumasan lebih baik pada a&al penghidupan mesin ( cold start ). 1ekurangan secara $eknis $ingkat gesekan ( friction ) yang lebih rendah mengakibatkan oli ini tidak cocok untuk situasi break-in ( misalnya pada saat a&al mesin baru dijalankan )

dimana gesekan diharapkan untuk menghasilkan permukaan yang aus. $etapi pembuatan mesin yang lebih baik menyebabkan proses break-in tidak terlampau kritis seperti dulu. Berpotensi menyebabkan masalah dekomposisi pada lingkungan kimia tertentu terutama pada lingkungan industri. Berpotensi menyebabkan retarkan stress pada komponen plastik seperti polyo3ymethylene jika berpadu dengan plyalphaolefins. .li sintetik tidak dapat menahan lead dalam suspensi sebaik oli mineral. .li sintetik tidak direkomendasikan pada mesin rotari kenderaan.

3. PELUMAS SEMI SINTETIS Diperoleh dengan cara mencampur (blending) antara pelumas sintetis dengan pelumas mineral. Sehingga diperoleh kombinasi dari : sifat komponen penyusunnya. Dari unjuk kerja jelas lebih baik dari pelumas mineral. %amun harganya juga jauh lebih kompromi dengan keuangan kita daripada harga pelumas sintetis yang sangat mahal. 0ntuk mesin motor baru seperti +onda Supra 1arisma 4strea <mpressa (amaha -7-C *D-king *D-C 1a&asaki %inja (amaha ,ega (upiter 1a&asaki 1aEe SuEuki Shogun dan sebagainya bisa memakai oli semi sintetis. 'erpaduan unsur mineral dan kimia mampu menjaga kondisi mesin tetap prima tanpa meninggalkan kemampuan untuk melindungi komponen dalam mesin. MUTU OLI #utu dari oli sendiri ditunjukkan oleh kode 4'< (4merican 'etroleum <nstitute) dengan diikuti oleh tingkatan huruf dibelakangnya. 4'<! S/ kode S (Spark) menandakan pelumas mesin untuk bensin. 1ode huruf kedua mununjukkan nilai mutu oli semakin mendekati huruf C mutu oli semakin baik dalam melapisi komponen dengan lapisan film dan semakin sesuai dengan kebutuhan mesin modern. STANDARISASI OLI - 4'< (4merican 'etroleum <nstitute) Ser)ice - J4S. (Japan 4utomoti)e Standard 4ssociation) -4;24 (4ssociation Des ;onstructeurs 2uropeens dF 4utomobiles) - D<% (Deutsche <ndustrie %orm) Semua oli baik mineral maupun synthetic sama-sama ada standar 4'<nya. .li mineral biasanya dibuat dari hasil penyulingan sedangkan oli synthetic dari hasil campuran kimia. Bahan oli synthectic biasanya '4. 'oly4lpha.lefin). Jadi oli #ineral 4'< S/ kualitasnya tidak sama dengan oli Synthetic 4'< S/. .li synthetic biasanya disarankan untuk mesin: berteknologi terbaru (turbo supercharger dohc dsbnya) juga yang membutuhkan pelumasan yang lebih baik (racing) dimana celah antar partGlogam lebih kecilGsempitGpresisi dimana hanya oli synthetic yang bisa melapisi dan mengalir sempurna. .li synthetic tidak disarankan untuk mesin yang berteknologi lama dimana celah antar part biasanya sangat besarGrenggang sehingga bila menggunakan oli synthetic biasanya menjadi lebih boros karena oli ikut masuk keruang pembakaran dan ikut terbakar sehingga oli cepat habis dan knalpot agak berasap. Jadi untuk mesin yang diproduksi tahun :997 keatas disarankan sudah menggunakan oli yang bertipe synthetic baik semi synthetic (campuran dengan

mineral oil) atau fully-synthetic. Sedangkan untuk pemakaian sehari-hari cukup yang semi synthetic. Kekentalan (Viskositas 1ekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling ra&an karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. 1ekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam. .li harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. #engalir secara cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. /apisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. 0ntuk itu oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan. Dengan demikian oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of 4utomoti)e 2ngineers (S42). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka S42 5H-39 berarti 5H (Hinter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 39. $etapi yang terbaik adalah mengikuti )iskositas sesuai permintaan mesin. 0mumnya mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5H-39 . 1arena mesin belakangan lebih sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. $ak baik menggunakan oli kental (:9H-59) pada mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih tinggi. 0ntuk mesin lebih tua clearance bearing lebih besar sehingga mengiEinkan pemakaian oli kental untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing. Sebagai contoh diba&ah ini adalah tipe ,iskositas dan ambien temperatur dalam derajat ;elcius yang biasa digunakan sebagai standar oli di berbagai negaraGka&asan. 7. 5H-39 untuk cuaca dingin seperti di S&edia :. 79H-39 untuk iklim sedang seperti dika&asan <nggris 3. 75H-39 untuk ;uaca panas seperti dika&asan <ndonesia 1lasifikasi oli sintetis tidak berbeda dengan oli biasa. 'elumas sintetis mempunyai jenis klasifikasi tingkat kekentalan tunggal (single grade) misalnya S42 :9 S42 B9 dan S42 59. 4da juga jenis klasifikasi tingkat kekentalan jamak (multigrade) antara lain S42 75H-59 atau S42 :9H-59. Bahkan pada aplikasi motor balap atau mesin berteknologi mutakhir tingkat kekentalannya sering dibuat sangat ekstrem misalnya S42 5H-59 S42 79H-A9. #engingat oli sintetis memiliki banyak keunggulan dan proses pembuatannya lebih rumit dibanding oli biasa harganya pun relatif mahal.

TIPE DAN MERK Berikut contoh Jenis-jenis .li yang umum dipakai dan peredarannya mudah didapat di bengkel-bengkel resmi penyalur oli! Mine!al Oil " - Sprinta :999 ! S42 :9H-59 4'< S= - 2)alube B$ ! S42 :9H-59 4'< S- #esran Super ! S42 :9H-59 4'< S= - 2nduro B$ ! S42 :9H-59 4'< S= - 'enEoil #otorcycle B$ ! S42 :9H-59 4'< SOli Re#sol" - *epsol #oto *acing B$ 79H59 Semi Synthetic .il Sertifikasi! 4'< SJI J4S. #4 - *epsol #oto B$ 75H59 #ineral .il - *epsol #oto SintJKtico B$ 79HB9 Semi Synthetic .il Sertifikasi! 4'< S=I J4S. #4I +onda Specs. Oli S$ell %T" - Shell 4d)ance SB S42 79H-B9 75H-B9 :9H-B9 :9H-59 S42 B9 #ineral oil Sertifikasi! 4'< S-I belum J4S. #4 menurut Shell Singapore () 4'< S/I J4S. #4 menurut Shell 0S4 () - Shell 4d)ance SDB S42 79H-B9 75H-B9 75H-59 :9H-59 #ineral oil - Shell 4d)ance ,SDB S42 79H-B9 75H-59 :9H-B9 Semi Synthetic oil Sertifikasi! 4'< S/ - J4S. #4 - Shell 4d)ance 0ltra B S42 79H-B9 75H-59 Synthetic oil Sertifikasi! 4'< S= menurut Shell Singapore 4'< S/ LMN J4S. #4 menurut Shell 0S4 Oli To#1 ! - S#.-#; S42 :9H-59 Semi Synthetic Sertifikasi! 4'< - 2,./0$<.% S42 75H-59 Synthetic Sertifikasi! 4'< S/ Oli Esso a&a % ti#e " - 2sso B$ :9H-B9 :9H-59 (recommended for engine O59cc) #ineral .il Sertifikasi! 4'< S- - J4S. #4 - 2sso B$ 'o&er 79HB9 75H-B9 75H-59 :9H-59 #ineral .il Setifikasi! 4'< S= 6 J4S. #4 - 2sso B$ 'ace 79H-B9 Semi Synthetic .il Setifikasi! 4'< SJ 6 J4S. #4 - 2sso B$ =old 79H-B9 75H-59 and :9H-59 Synthetic .il Setifikasi! 4'< SJ S+ (75H-59) - J4S. #4 'alte(" - ;alte3 *e)te3 -ully Synthetic B$ S42 79HB9 - ;alte3 *e)te3 Semi-Synthetic B$ S42 :9H59 - ;alte3 *e)te3 Super B$ S42 79HB9 :9HB9 :9H59 Sertifikasi! 4'< S= J4S. #4 - ;alte3 *e)te3 'lus B$ S42 :5H-B9 - ;alte3 *e)te3 B$ S42 B9 Sertifikasi! 4'< S- J4S. #4 Mo)il 1" - #obil Super B$ S42 75H-59 Seritifikasi! 4'< S= J4S. #4 - #obil 23tra B$ S42 79H-B9

- #obil *acing B$ S42 75H-59 Sertifikasi! 4'< SJ J4S. #4 OLI A*IP " - 4=<' Super B$ #<%2*4/ 75H-59 - 4=<' $2; B$ S2#<-S<%$. 75H-59 - 4=<' *acing B$ S<%$. :9H-59 Sertifikasi! 4'< SJ OLI MOTUL " - #.$0/ 3999 B$ #<%2*4/ :9H-59 - #.$0/ 5799 2ster S2#<-S<%$. 75H-59 - #.$0/ 399, competition S<%$. 75H-59 Sertifikasi! 4'< S= 6 J4S. #4 USIA PAKAI 4da satu ketidak sesuaian antara $2S$<%= dengan *21.#2%D4S< 'enggunaan oli. $esting oli berdasarkan J4# $2*B4%= yaitu sekitar :99 jam (atau tepatnya :7: jam) yang mana fungsi oli sudah mengalami degradasi. Sedang pemakaian oli direkomendasikan dalam J4*41 $2#'0+ (5999 km 79999 km atau bahkan ada yang lebih sampai :9999 km). .leh karena kondisi berkendaraan adalah bermacam-macam (Start jalan pelan macet di jalan ngebut nunggu di traffic /ight nunggu keluar belanja dari mall dsb) maka dibuatlah satu Standard kondisi N%.*#4/ D*<,<%=P yang didasarkan pada N1ecepatan 1onstanG$etap pada kelajuan B5 #'+ (Q9 kmGjam)P. #aka dengan kondisi kecepatan konstan Q9 kmGjam dan lama perjalanan adalah :99 jam diatas kertas umur oli adalah R :99 jam 3 Q9 kmGjam R 7B 999 km. 1ondisi riil berkendara tidaklah sama dengan kondisi test laboratorium atau kondisi yang diasumsi oleh para pembuat mobil. 0ntuk patokan memperpanjang umur mesin maka pergantian oli dilakukan secara teratur ! 7.Dino oil ! antara :999 km sGd 3999 km :.Synthetic Based .il (Semi Synthetic) ! antara 3999 km sGd 5999 km 3.-ully-Synthetic .il ! antara 5999 km sGd Q999 km 'enggunaan oli lebih dari yang diatas tidaklah dilarang dan menjadi tanggung ja&ab diri masing-masing. *ekomendasi pembuat oli akan berlindung dibalik pembuat mobil (sering dikatakan NSee your .&ner #anual for 2ngine .il ;hange <nter)alP). Sedang pembuat mobil sendiri juga nggak mau kalau mobilnya bertahan lama sekali sehingga pada umumnya jika menggunakan D<%. .</ (sebutan dari #ineral .il). pembuat mobil akan menuliskan dalam manualnya pada inter)al 5999 km (apa dasarnyaS hanya asumsi mereka pada kebanyakan cara berkendara konsumen diasumsikan rata rata :5 kmGjam). 0ntuk mobil-mobil generasi terbaru nggak ada kerisauan tentang pergantian oli karena ada computer yang akan memberikan peringatan N;+4%=2 .</P. 1omputer ini bekerja dengan inputan ! 7. Jumlah Stop and =o (Start dan Jalan) :. /ama kelajuan diba&ah kecepatan Q9 kmGjam 3. /ama kelajuan antara Q9 sGd 779 kmGjam B. /ama kelajuan diatas 779 kmGjam 5. 1emacetan di jalan dan di traffic /ight. A. Dan sebagainya Dari semua inputan itu komputer akan menghitung &aktu penggunaan oli sehingga pada :99 jam penggunaan oli computer akan display N;+4%=2 .</P di

screen dashboard mobil. Jadi nggak lagi ada rekomendasi dalam berapa km penggunaan oli karena memang nggak sesuai. $est-nya dalam Jam $erbang pemakaian dalam Jarak $empuh. 1alau dipaksakan sampai 79 999 km dikha&atirklan sudah banyak penumpukan Sludge pada komponen dalam mesin )iskositas sudah mengalami degradasi oli sudah banyak oksidasi sudah banyak kotoran (soot) sudah banyak terbentuk asam oli mesin jadi terkontaminasi yang tentunya nggak bisa kita lihat dengan mata kasat ()isual). Jika ini terus berlangsung pemakaian BB# akan boros saluran pelumasan dalam mesin lambat laun akan tersumbat aliran oli jadi nggak lancar cepat atau lambat mesin mobil akan rusak. (ang bertepuk tangan adalah 'embuat #obil karena model barunya akan segera laku. 0ntuk synthetic cari yang )iscosity band-nya nggak terlalu jauh (75HB9 atau :9H59 misalnya). 1alau 9HB9 terlalu banyak polimernya polimer ini yang cepat mengalami degradasi &alaupun oli syntheticnya masih baik (ang paling bagus adalah jika ada timer (macam /e3us *D399 atau $oyota +arrier). $imer hanya sebatas lamanya mesin bunyi sampai mati bunyi mati itu saja dan kita sendiri yang mesti ngejumlahin kalau udah :99 jam mesti ganti oli km tidak dilihat lagi. ADDITIVE 4dditi)e adalah dEat yang ditambahkan ke dalam oli. Jenisnya adalah sbb ! 7. 4DD<$<,2 0%$01 '2*/<%D0%=4% '2*#0144% 1.#'.%2% #2S<% a. 4%$< 40S ! contohnya CDD' (Cinc dithiophosphates) organic phosphates 4sam phosphates organic sulfur dan senya&a chlorine sulfuriEed fats sulfides dan disulfides. b. 4%$< 14*4$ ! contohnya Cinc dithiophosphates metal phenolates basic metal sulfonates fatty acids dan amines c. '2#B2*S<+ 1.$.*4% (D2$2*=2%$) ! contohnya #etallo-organic compounds of sodium calcium dan magnesium phenolates phosphonates dan sulfonates d. D<S'2*S4%$ ! contohnya 4lkylsuccinimides alkylsuccinic esters e. -*<;$<.% #.D<-<2* :. 4DD<$<,2 0%$01 '2*-.*#4 a. 'our 'oint Depressant b. Seal S&ell 4gent c. ,iscosity #odifier 3. '2*/<%D0%=4% ./< a. 4%$<-.4# b. 4%$< .D<D4%$ c. #2$4/ D24;$<,4$.*

+A,AN +AKAR DAN PELUMAS

.leh !

NOR MU,AMMAD SA,ID 1-221%-23

.URUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTI/ /AKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NE*ERI MAKASSAR 2-11

You might also like