You are on page 1of 42

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Latar Belakang Ilmu kimia analitik adalah ilmu yang mendasari analisa bahan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam metode analitik modern, kedua hal ini penting karena perlu untuk mensintesis zat yang bersangkutan. Analisis kualitatif merupakan salah satu metode analitik untuk mencari dan mengidentifikasi unsur radikal, ion maupun senyawa dalam suatu zat atau campuran zat yang tidak diketahui. Dalam bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu tidak begitu banyak dilakukan. Namun yang banyak dilakukan adalah identifikasi anion atau ion yang merupakan bagian bahan obat, bahan baku, bahan bantu, dan sediaan obat atau analisis anion ini jika berada sebagai pencemar. Unsur unsur yang penting dalam bidang farmasi diantaranya zat arang, zat asam, belerang, dan besi. Identifikasi sampel untuk anion, penting untuk dilakukan. !isalnya untuk mendeteksi logam berat yang mungkin membahayakan tubuh. Adapun reaksi identifikasi adalah cara untuk mengenal "menunjukkan# ion ion, baik kation maupun anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi pereaksi terbatas.

I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan $.%.$. !aksud &ercobaan !engetahui berbagai cara untuk menentukan golongan,

mengidentifikasikan anion dari beberapa sampel. $.%.%. 'ujuan &ercobaan Untuk mengetahui dan memahami penentuan golongan anion berdasarkan reaksi dengan AgN() dan *a"N()#%, serta

pengidentifikasiannya berdasarkan perekasi spesifiknya masing masing.

I. . Pr!ns!" Percobaan Anion golongan I !engidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. +etelah itu larutan ditambahkan AgN() dan endapannya ditambahkan ,N( ) encer. Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan *a"N( )#% dan endapannya ditambahkan ,N() encer. -ika pada penambahan AgN( ) dan ,N() encer terbentuk endapan putih atau kuning dan tidak larut dalam ,N( ) encer, serta pada penambahan *a"N()#% dan ,N() encer tidak terjadi reaksi, maka ion ion golongan ini adalah klorida, bromida, iodida, dan tiosianat. Anion golongan II !engidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. +etelah itu larutan ditambahkan AgN() dan endapannya ditambahkan ,N( ) encer. Diambil

lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan *a"N( )#% dan endapannya ditambahkan ,N() encer. -ika pada penambahan AgN( ) dan ,N() encer terbentuk endapan hitam dan tidak larut dalam ,N( ) encer, serta pada penambahan *a"N()#% dan ,N() encer tidak terjadi reaksi, maka ion golongan ini adalah sulfur. Anion golongan III !engidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. +etelah itu larutan ditambahkan AgN() dan endapannya ditambahkan ,N( ) encer. Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan *a"N( )#% dan endapannya ditambahkan ,N() encer. -ika pada penambahan AgN( ) dan ,N() encer terbentuk endapan putih dan larut dalam ,N( ) encer, serta pada penambahan *a"N()#% dan ,N() encer tidak terjadi reaksi, maka ion ion golongan ini adalah nitrit dan asetat. Anion golongan I. !engidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. +etelah itu larutan ditambahkan AgN() dan endapannya ditambahkan ,N( ) encer. Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan *a"N( )#% dan endapannya ditambahkan ,N() encer. -ika pada penambahan AgN( ) dan ,N() encer terbentuk endapan putih dan larut dalam ,N( ) encer, serta pada penambahan *a"N()#% dan ,N() encer terbentuk endapan putih dan larut dalam ,N() encer, maka ion ion golongan ini adalah sulfit, karbonat,

bikarbonat, dan oksalat. Anion golongan . !engidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. +etelah itu larutan ditambahkan AgN() dan endapannya ditambahkan ,N( ) encer. Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan *a"N( )#% dan endapannya ditambahkan ,N() encer. -ika pada penambahan AgN( ) dan ,N() encer terbentuk endapan putih hitam dan tidak larut dalam ,N( ) encer, serta pada penambahan *a"N()#% dan ,N() encer terbentuk endapan putih dan larut dalam ,N() encer, maka ion golongan ini adalah tiosulfat. Anion golongan .I !engidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. +etelah itu larutan ditambahkan AgN() dan endapannya ditambahkan ,N( ) encer. Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan *a"N( )#% dan endapannya ditambahkan ,N() encer. -ika pada penambahan AgN( ) dan ,N() encer terbentuk endapan berwarna dan larut dalam ,N( ) encer, serta pada penambahan *a"N()#% dan ,N() encer terbentuk endapan putih berwarna dan larut dalam ,N( ) encer, maka ion ion golongan ini adalah kromat, posfat, dan arsenat.

Anion golongan .II

!engidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. +etelah itu larutan ditambahkan AgN() dan endapannya ditambahkan ,N( ) encer. Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan *a"N( )#% dan endapannya ditambahkan ,N() encer. -ika pada penambahan AgN( ) dan ,N() encer tidak terjadi reaksi, serta pada penambahan *a"N( )#% dan ,N() encer terbentuk endapan putih dan tidak larut dalam ,N( ) encer, maka ion golongan ini adalah sulfat. Anion golongan .II !engidentifikasi dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis berupa warna, bentuk, bau, rasa, dan kelarutan. +etelah itu larutan ditambahkan AgN() dan endapannya ditambahkan ,N( ) encer. Diambil lagi suatu larutan yang sama dan ditambahkan *a"N( )#% dan endapannya ditambahkan ,N() encer. -ika pada penambahan AgN( ) dan ,N() encer tidak terjadi reaksi, serta pada penambahan *a"N( )#% dan ,N() encer juga tidak terjadi reaksi, maka ion ion golongan ini adalah nitrat dan

permanganat.

BAB II

TIN#AUAN PU$TA%A II.1. Teor! U&u& !etode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidak sistematik seperti metode yang dalam mendeteksi kation. +ampai kini, belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion anion yang umum ke dalam golongan golongan utama, dan pemisahan yang berikutnya yang tanpa dapat diragu ragukan lagi dari masing masing golongan menjadi anggota anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Namun kita harus sebutkan disini, bahwa kita memang bisa memisahkan anion anion ke dalam golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium, atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan keterbatasan metode ini dan untuk memastikan hasil hasil yang diperoleh dengan prosedur prosedur yang lebih sederhana. +kema klasifikasi, ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktek. +kema ini bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan,lagi pula tak mempunyai dasar teoritis. &ada hakekatnya, proses proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam "A# proses yang melibatkan identifikasi produk produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam asam, dan "*# proses yang tergantung pada reaksi reaksi dalam larutan. /elas A dibagi lagi ke dalam sub klas "i# gas gas dilepaskan dengan asam

asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan "ii# gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. /elas * dibagi lagi ke dalam sub klas "i# reaksi pengendapan, dan "ii# oksidasi dan reduksi dalam larutan.

II.2. Ura!an ba'an $. N,0N() "Amonium nitrat# "1I )2 300# Nama resmi Nama lain 4!5*! /elarutan &emerian &enyimpanan /hasiat /egunaan 2 Amonium nitras 2 N,0N() 2 N,0N()567,7 2 !udah larut dalam air 2 ,ablur, tidak berwarna 2 2 2 +ebagai sampel

%. AgN() "&erak nitrat# "1I )2 89# Nama resmi Nama lain 4!5*! /elarutan 2 Argentii nitras 2 &erak nitrat 2 AgN()5$38,69 2 +angat mudah larut dalam air, larut dalam alkohol "8:;# &. &emerian 2 ,ablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau, menjadi gelap jika terkena cahaya.

&enyimpanan /hasiat /egunaan

2 Dalam wadah tertutup baik 2 Antiseptikum ekstern, kaostikum 2 +ebagai sampel

). /N() "/alium nitrat# "1I )2 38$# Nama resmi Nama lain 4!5*! /elarutan &emerian 2 /alium nitras 2 /alium nitrat 2 /N()5 $7$,$$ 2 <arut dalam ),) bagian air 2 ,ablur tidak berwarna atau serbuk halus putih, tidak berbau, rasa dingin dan cair. &enyimpanan /hasiat /egunaan 2 2 2 +ebagai sampel

0. *a+(0 "*arium sulfat# "1I )2 $7:# Nama resmi Nama lain 4!5*! /elarutan 2 *arii sulfas 2 *arium sulfat 2 *a+(055%)),07 2 &raktis tidak larut dalam air, dalam pelarut organik, dalam larutan asam dan dalam larutan alkali. &emerian 2 +erbuk halus, bebas, butiran menggumpal, putih, tidak berbau, tidak berasa. &enyimpanan 2 Dalam wadah tertutup baik.

/hasiat /egunaan

2 Diagnostikum 2 +ebagai sampel

:. 1e+(0 "*esi "II# +ulfat# "1I )2 %:0# Nama resmi Nama lain 4!5*! /elarutan 2 1errosi sulfat 2 *esi"II# sulfat 2 1e+(0 5$:$,87 2 &erlahan lahan larut hampir sempurna dalam air bebas =(% &. &emerian &enyimpanan /hasiat /egunaan 2 +erbuk,putih keabuan ,rasa logam,sepat. 2 Dalam wadah tertutup baik. 2 Anemia defesiensi besi. 2 +ebagai sampel

3. *a+(0 " *arium sulfat# "1I )2 $7:# Nama resmi Nama lain 4!5*! /elarutan 2 *arii sulfas 2 *arium sulfat 2 *a+(0 5 %)),07 2 &raktis tidak larut dalam air, dalam pelarut organik, dalam larutan asam, dan larutan alkali. &emerian 2 +erbuk halus, bebas butiran menggumpal, putih, tidak berbau, tidak berasa. &enyimpanan /hasiat 2 Dalam wadah tertutup baik. 2 Diagnostikum

/egunaan

2 +ebagai sampel

9. =u+(0" 'embaga "II# sulfat# "1I )2 9)$# Nama resmi Nama lain 4!5*! /elarutan 2 2 'embaga "II# sulfat 2 =u+(0 5 $:8,37 2 <arut dalam ) bagian air dan dalam ) bagian gliserol &, sangat larut dalam etanol "8:;# &. &emerian 2 ,ablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa dingin. &enyimpanan /hasiat /egunaan 2 Dalam wadah tertutup rapat 2 2 +ebagai sampel

6. /!n(0 "/alium permanganat# "1I )2 ))7# Nama resmi Nama lain 4!5*! /elarutan 2 /alii &ermanganas 2 /alium &ermanganat 2 2 <arut dalam $3 bagian air dan mudah larut dalam air mendidih /adar 2 'idak kurang dari 88; /!n(0 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. &emerian 2 ,ablur mengkilap, ungu tua, atau hamper hitam, tidak berbau, rasa manis dan sepat. &enyimpanan 2

10

/hasiat /egunaan

2 2 +ebagai sampel

8. /=l "/alium klorida# "1I )2 )%8# Nama resmi Nama lain 4!5*! /elarutan 2 /alii chloridum 2 /alium klorida 2 /=l590,): 2 <arut dalam ) bagian air, sangat mudah larut dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam etanol mutlak & dan dalam eter &. &emeria 2 ,ablur berbentuk kubus atau berbentuk prisma, tidak berwarna, serbuk butir putih, tidak berbau, rasa asin, mantap di udara. &enyimpanan /hasiat /egunaan 2 Dalam wadah tertutup rapat 2 +umber ion kalium 2 +ebagai sampel

$7. &b"+(0#% 'embaga "II# sulfat "1I )2 Nama resmi Nama lain 4!5*! /elarutan 2 2 'embaga "II# sulfat 2 =u+(0 5 $:8,37 2 <arut dalam ) bagian air dan dalam ) bagian gliserol &, sangat larut dalam etanol "8:;# &. &emerian 2 ,ablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa dingin.

11

&enyimpanan /hasiat /egunaan

2 Dalam wadah tertutup rapat. 2 2 +ebagai sampel

$$. =a=l% "/alsium klorida# "1I )2 $%7# Nama resmi Nama lain 4!5*! /adar 2 =alcii chloridum 2 /alsium klorida 2 =a=l%. 3,%( 5 %$8,66 2 !engandung tidak kurang dari 88,7; !g+(0, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. /elarutan 2 <arut dalam 7,%: bagian air, mudah larut dalam etanol "8:;# &. &emerian 2 ,ablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak pahit. &enyimpanan /hasiat /egunaan 2 2 2 +ebagai sampel

II.

Prosedur kerja

Acuan &raktikum /imia Analisis 1armasi2 3

12

$. *erdasarkan sifat sifat pereaksi a. Ion pereduksi "4educyng Agents# % ml larutan ekstrak soda diasamkan dengan , %+(0 encer berlebih, kemudian ditambahkan % ) tetes /!n( 0 7,7% N. Apabila warna /!n(0 pucat, menandakan adanya ion pereduksi, misalnya2 sulfit, tiosianat, nitrit sianida, tiosulfit, bromide, iodide, arsen, besi "II# sianida. Apabila pemucatan atau hilangnya warna /!n( 0 setelah diadakan pemanasan, maka larutan mengandung oksalat, formiat, dan tartrat. b. Ion pengoksidasi "(ksidacing Agents# % ml larutan ekstrak soda ditambahkan $ ml ,=l pekat dan % ml larutan jenuh !n=l%. Apabila terbentuk warna hitam atau coklat menandakan adanya ion pengoksidasi, misalnya nitrit, nitrat, klorat bromat, iodat, permanganat, dan besi "II# sianida. %. *erdasarkan terjadinya pengendapan a. +edikit larutan ekstrak soda diasamkan dengan ,N( ) kemudian ditambahkan ke larutan AgN() 7,$ !. b. +edikit larutan ekstrak soda diasamkan dengan ,=l % N, kemudian ditambahkan denagn larutan *a=l%, apabila terbentuk endapan putih berarti ada ion sulfat. c. +edikit larutan ekstrak soda diasamkan dengan ,=l encer, kemudian ditambahkan larutan =a=l % dan dipanaskan di atas penangas air. Apabila timbul endapan putih menandakan adanya

13

ion posfat, arsenat, oksalat, sitrat, dan tartrat. ). &enentuan anion a. /arbonat "=() # Diperiksa melalui pendahuluan. b. *ikarbonat ",=() # Diperiksa melalui pendahuluan c. !embedakan ion =() dan ,=()% Apabila masing masing ditambahkan !g+( 0, maka dalam keadaan dingin karbonat membentuk endapan dan nanti setelah dipanaskan barulah bikarbonat membentuk endapan putih. d. !emisahkan campuran =() dan ,=()% =ampuran zat ditambahkan larutan=a=l % berlebih dan terjadi endapan putih karbonat. >ndapan disaring melalui kertas saring, filtrate mengandung karbonat. e. +ulfat "+(0% # Diperiksa seperti penggolongan anion berdasarkan reaksi pengendapan. <arutan ekstrak soda diasamkan dengan asam asetat lalu ditambahkan larutan &b asetat terbentuk endapan putih.

f. 'iosulfat "+%()% # <arutan ekstrak soda diasamkan dengan ,=l % N lalu

14

ditambahkan *a=l% terbentuk endapan putih dari *a tiosulfat <arutan ekstrak soda ditambahkan larutan ammonium molibdat di dalam suatu tabung reaksi kemudian pada dinding lambung dialirkan pelan pelan ,%+(0 pekat akan terbentuk cincin berwarna biru di permukaan larutan. g. +ulfit "+() # <arutan ekstrak soda diasamkan dengan ,=l % N kemudian ditambahkan larutan *a=l% "&b asetat# terbentuk endapan putih. h. &osfat "&(0) # <arutan ekstrak soda ditambahkan atau diasamkan dengan ,N() berlebih kemudian ditambahkan ammonium molibdat lalu dipanaskan sedikit terbentuk endapan kuning <arutan ekstrak soda ditambahkan !g mi?ture terbentuk endapan putih i. /lorida "=l # +eperti pada reaksi golongan dengan reaksi pengendapan. >ndapan kuning yang terbentuk tidak larut dalam N, 0 karbonat. <arutan ekstrak soda diuapkan sampai kering kemudian ditambahkan serbuk difenilamin dan % ) tetes ,%+(0 &, segera terbentuk warna biru.

j. *romida "*r # +eperti pada pereaksi penggolongan dan reaksi pengendapan,

15

endapan kuning yang terbentuk tidak larut dalam N, 0 karbonat. <arutan ekstrak soda diuapkan sampai kering kemudian ditambahkan serbuk difenilamin dan % ) tetes ,%+(0 pekat, segera terbentuk warna biru. k. 'iosianat "=+N # <arutan ekstrak soda ditambahkan dengan ,=l % N, kemudian ditambahkan larutan =o"N(%#% akan terbentuk warna merah daging. <arutan ekstrak soda diasamkan dengan ,=l % N kemudian ditambahkan larutan 1e=l) terbentuk warna merah daging. l. 1errosianida @1e"=N#30 A +etetes larutan ekstrak soda ditambahkan setetes larutan 1e=l ) "garam ferri# terjadi endapan biru berlin. +etetes larutan ekstrak soda ditambahkan larutan 1e+( 0 "garam ferro# terjadi endapan biru timbul. m. 1errisianida "@1e"=N#3) A +etetes larutan ekstrak soda ditambahkan larutan 1e+( 0 terjadi endapan biru. +etetes larutan ekstrak soda ditambahkan larutan 1e=l ) terjadi endapan coklat.

BAB III MET(DE %E)#A

16

III.1 Alat dan Ba'an III.1.1 Alat *ang d!butu'kan *askom, batang pengaduk, botol kecil, botol semprot, gegep kayu, kain putih, pipet panjang, pipet pendek, pot sampel, rak tabung, sendok tabung, sikat tabung, tabung reaksi, dan tissue roll. III.1.2 Ba'an *ang d!butu'kan AgN(), aBuadest, amonium molibdat, *a"N( )#%, ,N(), kertas timbang.

III.2.

+ara kerja

Uji (rganoleptis $. Disiapkan sampel yang akan diuji %. Diamati warna dan bau sampel ). Diuji kelarutan sampel dengan melarutkannya dalam aBuadest 0. Diamati bentuk sampel :. Diuji sifat higroskopis sampel dengan meletakkannya sedikit dalam wadah yang terbuka.

17

Uji Colongan $. Dibuat larutan stock sampel dalam sebuah tabung reaksi. %. Dari larutan stock, diambil sekitar $ m< untuk ditambahkan AgN( ) dan diamati apa yang terjadi. +etelah itu, larutan ditambahkan lagi dengan ,N() encer dan diamati apa yang terjadi. ). Dari larutan stock diambil lagi sekitar $ m< untuk ditambahkan *a"N()#% dan diamati apa yang terjadi. +etelah itu, larutan

ditambahkan lagi dengan ,N() encer dan diamati apa yang terjadi. 0. *erdasarkan hasil pengamatan maka ditentukan sampel termasuk dalam golongan berapa. Uji spesifik $. *ahan sampel yang telah diketahui golongannya dibuatkan pereaksi spesifik berdasarkan tabulasi. %. Diamati reaksi yang terjadi setelah menambah pereaksi spesifik untuk menentukan jenis anionnya.

18

BAB I, DATA I,.1 Uj! (rganole"t!s No. $. %. ). 0. :. 3. 9. 6. 8. $7. $a&"el I+!A ID !I4NA .IANE 14>NC/E NU4U< 4>FE 1ADF <INA I1A DI>NA -arna &utih &utih Ungu &utih Ungu &utih ,ijau &utih &utih /uning )asa ,alus /asar /asar /asar /asar /asar /asar ,alus /asar /asar Bentuk +erbuk /ristal =air /ristal =air /ristal /ristal +erbuk +erbuk /ristal Bau 'idak berbau 'idak berbau 'idak *erbau 'idak *erbau 'idak berbau 'idak berbau 'idak berbau 'idak berbau 'idak berbau 'idak *erbau 19 %elarutan <arut <arut <arut <arut <arut <arut <arut <arut <arut <arut

$$. $%. $). $0. $:. $3.

>=A! GI'A !IH'U4A 79 N><+(N A4I -I,AN

/uning &utih &utih /uning &utih (range

,alus ,alus /asar /asar ,alus /asar

+erbuk +erbuk /ristal =air +erbuk /ristal

'idak *erbau *erbau 'idak berbau 'idak berbau 'idak berbau 'idak berbau

<arut <arut <arut <arut <arut <arut

I,.2 Uj! .olongan No. $. %. ). 0. $a&"el I+!A ID !I4NA .IANE AgN( I J &utih J &utih J /uning :. 3. 14>NC/ E NU4U< pucat J &utih J /uning pucat 20 / HN( I J / HN( J K <arut I I I .olongan .II I I I An!on +(0% =l =l *r

Ba0N( 12 J &utih K I

<arut J K I <arut J K I <arut J K I

I I

I I

=l *r

<arut J K I <arut

9. 6. 8. $7.

4>FE 1ADF <INA I1A DI>NA

I J &utih J &utih J !erah

I J

J &utih K I

J <arut I I

.II I I .I

+(0% =l =l =r(0%

<arut J K I <arut J <arut J &utih

J <arut

$$.

>=A!

coklat J !erah

J <arut

J &utih

J <arut

.I

=r(0%

$%. $). $0. $:. $3.

GI'A !IH'U4 A 79 N><+(N A4I -I,AN

coklat J &utih J &utih I J &utih J &utih

K I I J &utih

I I J <arut K

. III .III III III

+%() =,)=( ( N() N(% N(%

<arut J <arut I J <arut J <arut

Tabulas! Penentuan .olongan An!on .olongan I AgN( / HN( J &utih5kuning K II larut dalam +% Ba0N( 12 / HN( =l , *r , I , +=N An!on

,N() encer J ,itam K larut dalam

21

III

,N() encer J &utih <arut dalam J &utih

N() , =,)=((

I,

,N() encer J &utih <arut

+()% , =()% , dalam ,=() , =%70% +%()%

dalam <arut

,N() encer J &utih, hitam 'idak dalam

,N() encer J &utih dalam

larut <arut

,N() ,N() encer J &utih berwarna dalam =r(0% , &(0% , As(0% +(0% larut ,N() N() , !n(0

,I

encer J *erwarna <arut

dalam <arut

,II

,N() encer

,N() encer J &utih 'idak dalam encer

,III

22

23

An!on golongan I Pereaks! AgNo) LN,0(, &b+(0 Ldipanaskan ,%+(0 &ekat +l2 >ndapan putih <arut &utih <arut <akmus biru merah dengan asap putih Air khlor "=l%# L==l05=,=l) !erah jingga =oklat merah dibawah air =u+(0 ,g=l% /anji 1e=l) +=N ,N() encer =("N()#% An!on .olongan II /uning =oklat !erah *iru tua =oklat merah biru tua !erah darah !erah *iru ,ijau hitam &utih =oklat <embayung dibawah air tak berwarna Br2 /uning pucat &utih <arut <arutan coklat merah /uning <arut Ungu L==l0 =,=l % <apisan <arutan kuning I2 /uning $+N2 &utih <arut

24

AgN( /HN(

endapan hitam tidak larut

Ba0N( 12 /HN(

tetap tetap

An!on .olongan III Pereaks! Ag N() ,=l encer /IL,%+o0 /!n(0L,=l N(22 >ndapan putih *iru pucat *iru Garna hilang larutan

Pereaks! H2$(3 Ba+l2 %+l Hg+l 4e+l

=,)=(( *au cuka

<arutan merah

25

An!on .olongan I, Pereaks! ,%+(05,=< *a=l% ,=l As Asetat $( 5 <arutan hijau >ndapan putih <arut /!n(0L,%+(0 <arut Garna larutan /%=r(9 &b"N()#%5&b Asetat L,N()"p# <arut !g=l% hilang <arutan hijau >ndapan putih >ndapan &utih >ndapan coklat merah ,g=l% =a=l% L,N() L,=l >ndapan putih <arut <arut 26 &utih +( 5 /eruh &utih <arut <arut H+(
2

+2(35 &utih

>ndapan putih

<arut

An!on golongan , Pereaks! untuk uj! N( +!nc!n coklat 1e+(0 segar L ,%+(0 "&#
2

N(22 'erbentuk cincin coklat yang tebal.

'erbentuk cincin coklat tipis

Pereaks! ,%(%, 1e+(0 ,%=%(0, NaN(% ,%+ /I

Mn(3 Garna larut ,ilang Garna hilangIJ putih <arutan merah

An!on golongan ,I Pereaks! ,=l "&# =a=l% L,=l L=,)=((, L,%+(0 "&# (9 L ,%+(0 "&# &b"N()#% 5 &b Asetat ,N() "&# !g=l% ,g=l $( 22 <arutan hijau J putih larut larut Garna larutan +( 22 <arutan keruh +2(322 J larut

hilang <arutan hijau J putih <arut J putih J coklat merah 27

L ,N() "&# L ,=l "&#

J putih <arut

An!on golongan ,II Pereaks! !.C !i?tura L =,)=((, L AgN() A!!. !olibdat L,N() LN,0(, 5 Na(, 1e=l) as. >ncer "K as. Asetat# &b"N()#% &bA=% L ,N() encer LN,0(, LNa(, <arutan ,%(% L asam <arut J putih kuning <arut 5 J putih J putih J kuning <arut <arut <arut <arutan biru tua P(3 2 J putih J kuning J kuning As( 3 2 J putih J merah *elum bereaksi J kuning +r(3

An!on golongan ,III Pereaks! $(322 28

*a=l% L ,=l encer &b asetat L ,%+(0 pekat panas AgN() ,g"N()#% *enzidina hidroklorida /!n(0 M *a+(0 I..) 4eaksi a. /ode sampel Uji golongan Uji spesifik b. /ode sampel Uji golongan Uji spesifik c. /ode sampel Uji golongan Uji spesifik d. /ode sampel Uji golongan Uji spesifik kemerahan# e. /ode sampel Uji golongan 2 I+!A

J putih <arut J putih <arut J kristalin putih J kuning J putih J merah jambu "lembayung#

2 +ampel L AgN(3 I K endapan +ampel L *a"N(3#2 I J *a+(4 putih L,N(3 I J K larut 2 +ampel L *a=l2 I J *a+(0 putih 2 ID 2 +ampel L AgN(3 IJ putih L ,N(3 I K larut +ampel L *a"N(3#2 I K endapan 2 +ampel L !n(4 L ,2+(4 I Jputih 2 !I4NA 2 +ampel L AgN(3 I J Ag=l putih L ,N(3 I J K larut +ampel L *a"N(3#2 I K endapan 2 +ampel L !n(4 L ,2+(4 I J putih 2 .IANE 2 +ampel L AgN(3 I J Ag=l putih L ,N(3 I K larut +ampel L *aN(3 I Kendapan 2 +ampel L ,2+(4 pekat I ,*r "larut coklat 2 14AN/I> 2 +ampel L AgN(3 I J putih L ,N(3 I K larut

29

Uji spesifik f. /ode sampel Uji golongan Uji spesifik g. /ode sampel Uji golongan Uji spesifik h. /ode sampel Uji golongan

+ampel L *a"N(3#2 IK endapan 2 +ampel L !n(4 L ,2+(4 I J putih 2 NU4U< 2 +ampel L AgN(3 I J kuning pucat L ,N(3 I K larut +ampel L *a"N(3#2 I K endapan 2 L ,2+(4 I J coklat 2 4>FE 2 +ampel L AgN(3 I K endapan +ampel L *a"N(3#2 I J putih L ,N(3 I K larut 2 L *a=l2 I J putih 2 1ADF<INA 2 +ampel L AgN(3 I J putih L ,N(3 I K larut +ampel L *a"N(3#2 IK endapan L ,N(3 I 2 L Na(, I J merah kecoklatan 2 E1A 2 +ampel L AgN(3 I J putih L ,N(3 IK larut +ampel L *a"N(3#2 IK endapan 2 L ,2+(4I L =u+(4 I 2 DI>NA 2 +ampel L AgN(3 I J merah kecoklatan L ,N(3 I larut +ampel L *a"N(3#2 I J putih L ,N(3 I larut 2 L &b"=,3=((# I J putih 2 >=A! 2 +ampel L AgN(3 I J putih L ,N(3 I K larut +ampel L *a"N(3#2 IJ putih L ,N(3 I larut 30

Uji spesifik i. /ode sampel Uji golongan Uji spesifik j. /ode sampel Uji golongan

Uji spesifik k. /ode sampel Uji golongan

Uji spesifik l. /ode sampel Uji golongan Uji spesifik m. /ode sampel Uji golongan Uji spesifik n. /ode sampel Uji golongan Uji spesifik o. /ode sampel Uji golongan Uji spesifik p. /ode sampel Uji golongan Uji spesifik

2 L &b "N(3#2I J kuning 2 GI'A 2 +ampel L AgN(3 I J putih L ,N(3 I larut +ampel L *a"N(3#2 I 2 L *a=l2 I J putih 2 A4I 2 +ampel L AgN(3 I J puih L ,N(3 Ilarut +ampel L *a"N(3#2 IK endapan 2 L ,=l I biru pucat 2 -I,AN 2 +ampel L AgN() I J putih L ,N(3 I larut +ampel L *a"N(3#% IK endapan 2 L ,=l I biru pucat 2 N><+(N 2 +ampel L AgN() I K endapan +ampel L *a"N(3#2 I J putih L ,N(3 I K larut 2 L 1e+(4 L ,2+(4 I cincin coklat 2 !IH'U4A 79 2 +ampel L AgN(3 I Jputih L ,N(3 I larut +ampel L *a"N(3#2 I K endapan 2 L ,2+(0 I bau cuka

31

BAB , PEMBAHA$AN Analisa kualitatif adalaah suatu analisa yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan zat tertentu dalam sample. Dalam praktikum kali ini dilakukan suatu analisa kualitatif terhadap zat zat anorganik di mana dilakukan uji terhadap sampel sampel berupa garam garam yang akan diidentifikasi. -enis anionnya melalui serangkaian uji, yaitu uji

organoleptis, uji golongan, dan uji spesifik untuk menetukan anionnya. Uji organoleptis merupakan uji pendahukuan, uji ini meliputi pengamatan bentuk, warna, rasa, kelarutan, dan bau, serta sifat sifat higroskopis sampel. &engamatan bentuk bertujuan mengamati bentuk sampel. Apakah sampel tersebut berbentuk serabut, hablur, kristal, atau lainnya. Uji ini dapat mempermudah untuk menentukan jenis anionnya. Uji rasa menentukan keadaan halus atau kasarnya sampel. . +elain itu, warna larutan juga mempermudah identifikasi. &engamatan warna adalah yang paling berperan di sini karena warna tertentu mencirikan anion tertentu pula. Uji kelarutan juga mempermudah penentuan sampel. Ada

berberapa sampel yang sering ditemui yaitu Ag=l %, Ag*r, AgI, Ag=,, +r+(0, *a+(0, dan &b+(0. Ada istilah kelarutan yang dikenal di 1armakope Indonesia III, yaitu2

32

Ist!la' kelarutan +angat mudah larut !udah larut <arut Agak sukar larut +ukar larut +angat sukar larut &raktis tidak larut

#u&la' bag!an "elarut d!"erlukan untuk &elarutkan 1 bag!an 6at N$ $ $7 $7 )7 )7 $77 $77 $777 $777 $7777 O$7777

Adapun sampel yang diperoleh oleh kelompok kami pada saat uji anion yaitu2 a. /ode sampel A4I berwarna putih, permukaan halus, berbentuk serbuk, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN(), terbentuk endapan putih dan endapan putih tersebut larut dalam ,N() encerP dengan pereaksi *a"N( )#% tidak terbentuk endapan. Ini berarti kode sampel A4I termasuk anion golongan III. /etika dilakukan uji spesifik dengan ,=l encer, larutannya menjadi biru pucat. -adi, sampel A4I merupakan N(% . b. /ode sampel -I,AN berwarna orange, permukaan kasar, berbentuk kristal, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN(), terbentuk endapan putih dan endapan putih tersebut larut dalam ,N() encerP dengan pereaksi *a"N()#% tidak

33

terbentuk endapan. Ini berarti kode sampel -I,AN termasuk anion golongan III. /etika dilakukan uji spesifik dengan ,=l encer, larutannya menjadi biru pucat. -adi, sampel -I,AN merupakan N( % . c. /ode sampel I+!A berawarna putih, permukaan halus, berbentuk serbuk, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN() tidak terbentuk endapanP dengan pereaksi *a"N()#% terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam ,N() encer.. Ini berarti kode sampel I+!A termasuk anion golongan .II. /etika dilakukan uji spesifik dengan *a=l % endapan putih.. -adi, sampel I+!A merupakan "+( 0#% . d. /ode sampel I1A berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk serbuk, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN(), terbentuk endapan putih dan endapan putih tersebut tidak larut dalam ,N() encerP dengan pereaksi *a"N( )#% tidak terbentuk endapan. Ini berarti kode sampel I1A termasuk anion golongan I. &engujian dengan pereaksi spesifik, yakni , %+(0 tidak bereaksi, begitu juga dengan =u+( 0 tidak bereaksi. -adi, sampel I1A merupakam=l . e. /ode sampel DI>NA berwarna kuning, permukaan halus, berbentuk serbuk, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN(), terbentuk endapan merah kecoklatan dan endapan tersebut larut dalam ,N() encerP dengan pereaksi *a"N( )#% terbentuk endapan putih dan endapan tersebut larut dalam ,N( ) terbentuk

34

encer. Ini berarti termasuk anion golongan .I. /etika dilakukan uji spesifik dengan &b"=,)=((# # mengahasilkan endapan putih. -adi, kode sampel DI>NA adalah =r(0% . f. /ode sampel ID berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk kristal, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN(), terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam ,N() encerP dengan pereaksi *a"N( )#% tidak terbentuk endapan. Ini berarti termasuk anion golongan I. /etika dilakukan uji spesifik dengan menambahkan !n( % dan ,%+(0 yang dipanaskan menghasilkan endapan putih. -adi, kode sampel ID adalah =l . g. /ode sampel !I4NA berwarna ungu, permukaan kasar, berbentuk cairan, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN(), terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam ,N() encerP dengan pereaksi *a"N( )#% tidak terbentuk endapan. Ini berarti termasuk anion golongan I. /etika dilakukan uji spesifik dengan menambahkan !n( % dan ,%+(0 yang dipanaskan menghasilkan endapan putih. -adi, kode sampel !I4NA adalah =l . h. /ode sampel 14>NC/E berwarna ungu, permukaan kasar, berbentuk cairan, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN(), terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam ,N() encerP dengan pereaksi *a"N()#% tidak terbentuk endapan. Ini berarti termasuk anion golongan I. /etika

35

dilakukan uji spesifik dengan menambahkan !n(% dan ,%+(0 yang dipanaskan menghasilkan endapan putih. -adi, kode sampel

14>NC/E adalah =l . i. /ode sampel .IANE berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk kristal, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN(), terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam ,N() encerP dengan pereaksi *a"N( )#% tidak terbentuk endapan. Ini berarti termasuk anion golongan I. /etika dilakukan uji spesifik dengan menambahkan , %+(0 mengahsilkan larutan merah kecoklatan. -adi, kode sampel .IANE adalah *r . j. /ode sampel 1ADF<INA berwarna putih, permukaan halus, berbentuk serbuk, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN(), terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam ,N() encerP dengan pereaksi *a"N( )#% tidak terbentuk endapan. Ini berarti termasuk anion golongan I. /etika dilakukan uji spesifik dengan menambahkan !n( % dan ,%+(0 yang dipanaskan menghasilkan endapan putih. -adi, kode sampel

1ADF<INA adalah =l . k. /ode sampel NU4U< berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk kristal, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN(), terbentuk endapan kuning pucat dan endapan tersebut tidak larut dalam ,N( ) encerP dengan pereaksi *a"N()#% tidak terbentuk endapan. Ini berarti termasuk anion golongan

36

I. /etika dilakukan uji spesifik dengan menambahkan , %+(0 mengahsilkan larutan merah kecoklatan. -adi, kode sampel NU4U< adalah *r . l. /ode sampel 4>FE berawarna hijau, permukaan kasar, berbentuk kristal, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN() tidak terbentuk endapanP dengan pereaksi *a"N()#% terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam ,N() encer.. Ini berarti kode sampel 4>FE termasuk anion golongan .II. /etika dilakukan uji spesifik dengan *a=l % terbentuk endapan putih.. -adi, sampel 4>FE merupakan "+( 0#% . m. /ode sampel N><+(N berwarna /UNINC, permukaan halus, berbentuk cairan, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN() tidak terbentuk endapanP dengan pereaksi *a"N()#% terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam ,N() encer.. Ini berarti kode sampel N><+(N termasuk anion golongan .II. /etika dilakukan uji spesifik dengan 1e+( 0 dan ,%+(0 & menghasilkan cincin coklat. -adi, kode sampel N><+(N merupakan N() . n. /ode sampel !IH'U4A 79 berwarna putih, permukaan kasar, berbentuk kristal, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN(), terbentuk endapan putih dan endapan putih tersebut larut dalam ,N( ) encerP dengan pereaksi *a"N()#% tidak terbentuk endapan. Ini berarti kode sampel !IH'U4A

37

79 termasuk anion golongan III. /etika dilakukan uji spesifik dengan menambahkan ,%+(0 menghasilkan bau cuka. -adi, kode sampel !IH'U4A 79 merupakan =,)=(( . o. /ode sampel GI'A berwarna putih, permukaan halus, berbentuk serbuk, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN(), terbentuk endapan putih dan endapan tersebut tidak larut dalam ,N() encerP dengan pereaksi *a"N( )#% terbentuk endapan putih dan endapan tersebut larut dalam ,N( ) encer. Ini berarti termasuk anion golongan .I. /etika dilakukan uji spesifik dengan &b"N()#% mengahasilkan endapan kuning. -adi, kode sampel >=A! merupakan =r(0% . p. /ode sampel GI'A berwarna putih, permukaan halus, berbentuk serbuk, tidak berbau, dan larut dalam air. /etika dilakukan uji golongan dengan pereaksi AgN(), terbentuk endapan putih dan endapan tersebut larut dalam ,N() encerP dengan pereaksi *a"N()#% tidak bereaksi. Ini berarti termasuk anion golongan .. /etika dilakukan uji spesifik dengan *a=l% mengahasilkan endapan putih. -adi, kode sampel GI'A adalah +%()% .

Namun pada saat melakukan percobaan terjadi kesalahan dalam menentukan jenis anionnya. Ada beberapa sampel yang tidak diketahui termasuk anion jenis apa. ,al ini disebabkan kurangnya pengetahun tentang percobaan ini. /esalahan pada percobaan identifikasi anion ini

38

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu2 a. /esalahan personil dan operasi /esalahan yang disebabkan oleh cara pelaksanaan analisis dan analisis "persona# dan bukan karena metode, sedangkan kesalah operasi umumnya bersifat fisik. b. /esalahan metode /esalahan ini disebabkan oleh cara pengambilan sampel dan kesalah akibat reaksi kimia yang tidak sempurna.

39

BAB ,I PENUTUP ,I.1.1 %es!&"ulan +ampel I+!A merupakan anion +(0% yang terdapat pada golongan .II +ampel ID merupakan anion =l yang terdapat pada golongan I +ampel !I4NA merupakan anion =l yang terdapat pada golongan I +ampel .IANE merupakan anion *r yang terdapat pada golongan I +ampel 14>NC/E golongan I +ampel NU4U< merupakan anion *r yang terdapat pada golongan I +ampel 4>FE merupakan anion +( 0% yang terdapat pada golongan .II +ampel 1ADF <INA merupakan anion =l golongan I +ampel I1A merupakan anion =l yang terdapat pada golongan I +ampel DI>NA merupakan anion =r(0% yang terdapat pada golongan .I yang terdapat pada merupakan anion =l yang terdapat pada

40

+ampel >=A! merupakan anion =r( 0% yang terdapat pada golongan .I

+ampel GI'A merupakan anion +%()% yang terdapat pada golongan . +ampel !IH'U4A 79 merupakan anion =, )=(( yang terdapat pada golongan III

+ampel N><+(N merupakan anion N( ) yang terdapat pada golongan .III

+ampel A4I merupakan anion N(% yang terdapat pada golongan III +ampel -I,AN merupakan anion N(% yang terdapat pada golongan III

,II.1.1 $aran &ersediaan alat dan bahan laboratorium dilengkapi agar praktikan dapat melakukan praktikum dengan baik.

41

42

You might also like