You are on page 1of 11

DISKUSI PANEL : HERPES GENITALIS Sampai saat ini belum ada suatu parameter tetapi dengan adanya suatu

titer antibodi Ig M dapat dipakai suatu tolak ukur, protek apa tidak. Walaupun sejauh ini mungkin saja Ig M anti VHS-1 atau VHS-2, salah satu protek atau tidak. Ini merupakan hal yang pertama menjadi masalah yang dapat dikembangkan lebih lanjut. ertanyaan kedua dari dokter muda atau mahasis!a juga dokter peri"er yaitu kalau di peri"er itu terpen#il tidak ada "asilitas yang memadai yang ada adalah bertanya-tanya bagaimana #ara mendiagnosa Herpes $enitalis se#ara tepat dan kira-kira memadai% Saya tertarik dan melakukan penelitian dengan gampang-gampangan jumlah &esikel. 'ila jumlah &esikel lebih dari ( jadi ) ke atas menurut yang saya teliti sebagian besar adalah ) ke atas jumlah &esikel yang bergerombol pada dasar eritema dan dibarengkan adanya #oitus suspe#tus yang terkait yang kira-kira memadai pada masa tunasnya, kita bisa menegakkan diagnosa ini se#ara sederhana dan mudah. *an di peri"er tidak perlu harus menunggu suatu #ara pemeriksaan laboratorium yang sedang diberi resep dan sebagainya. Sebab penderita memerlukan tindakan pengobatan yang se#epat mungkin. +ang ketiga adalah mengreakti&asi dari "aktor-"aktor pen#etus. ,eakti&asi dari "aktor"aktor pen#etus. ,eakti&asi sudah diutarakan dr. +usu" yaitu dimulai dari kehamilan dsb. Menurut pendapat saya dari pengalaman saya dan beberapa rekan maka Herpes $enitalis ini lebih banyak pada laki-laki jadi dibuat suatu ranking yang baik dari "aktor pen#etus karena "aktor pen#etus ini sangat penting untuk rekurensi. Saya sudah membuat suatu aset dari pengalaman penderita 1. Makanan yaitu lombok 2. .lkohol /sama tingginya dengan pertama0 (. 1aktor kelelahan "isik ). Stress yang hebat 2eempat ini menonjol dibanding yang lain. +ang pertama kali justru ada yang salah yang berhubungan dengan langkah hamil dan proteksinya untuk kelahiran. 3adi, memang ada penelitian dengan menggunakan Ig M sebagai tanda. 'ila Ig M pada darah bayi yang baru lahir ditemukan positi" maka tandanya ada in"eksi oleh karena yang dapat dari ibunya yang bisa mele!ati plasenta hanya Ig $. jadi Ig M baru dibuat bayi sendiri berarti ada in"eksi yang langsung dari bayi sehingga perlu penga!asan yang bersi"at pro"ilaksis. Mengenai diagnosa klinis menurut saya sampai sekarang !alaupun dikota-kota besar terutama praktek s!asta maupun praktek pribadi tidak akan pernah diperiksa sampai sedetil-detilnya atau dikon"irmasi dengan biakan. *iagnosa Herpes $enitalis ditegakkan hanya dengan gejala klinis yang jelas dengan ditemukan adanya &esikel, tidak perlu menurut saya harus lebih dari ). 'ila stadium residi" #ukup dengan satu &esikel saja bahkan kadang-kadang tidak ada gejala sama sekali, hanya keluhan berupa neuragi# sa#ralis yaitu nyeri pada bokong menunjukkan "ase kumat yang simptomatik. Mengenai "aktor pen#etus yang ditemukan saya setuju, jadi stress mental, kelelahan "isik, mengenai alkohol kalau kita ba#a dari buku-buku, literatur-literatur barat, karena orang barat tidak banyak minum alkohol tidak pernah disebutkan, justru persetubuhan sebagai trigger "a#tor. 'erarti dari persetubuhan timbul suatu lesi ke#il yang merusak ujung-ujung

akson sara" yang terus menimbulkan rangsangan pada sara" lalu menekan timbulnya *4. metilasi pada sel-sel sara" sehingga blokade terhadap &irus menurun akhirnya timbul reakti&asi &irus. ertanyaan ini kelihatan simple tetapi menarik. ertanyaan ini pula pernah atau beberapa kali diajukan pada mereka yang terlibat pada sentral maju di eropa barat tentang alkohol. Hingga saat ini mereka tidak bisa membuktikan korelasi alkohol dengan rekurensinya atau mun#ulnya herpes simpleks, itu yang menjadi masalah. 5entang diagnostik memang saat ini ada suatu metode yang di beberapa sentral maju diajukan sebagai diagnostik paling gampang dengan Hema#olour Staining tetapi karena bahan mahal dan melakukan gampang sekali. 'ahannya tidak dimiliki disini yaitu dengan hema#olour staining tetapi untuk kita saya kira sampai saat ini paling mudah dengan &isualisasi saja karena mudah sekali mengetahuinya. 2emudian untuk !anita, problem yang kita hadapi adalah karena diagnosa yang kita buat kadang-kadang tidak sangat mendasar. emeriksaan lengkap di sentral-sentral maju sampai teliti semua pojok dari kelamin yang diperiksa dengan selengkap-lengkapnya sehingga diagnosa dapat dibuat dengan tepat. Sebenarnya jika spekulum yang baik dimiliki setiap uskesmas ini pun bisa dilakukan asal dilatih dengan latihan yang baik. Ini masalah barangkali seja!at dapatkan hasil dari pengalaman tanpa pemeriksaan yang paling lengkap hanya pemeriksaan luar dan beberapa pemeriksaan dalam yang barangkali tidak terlalu detil. +ang menjadi masalah di"erensial diagnosa harus betul. 6leh karena itu dalam epidemiologi kurangnya laporan tentang seks di Indonesia karena "aktor-"aktor ini antara lainnya. 2alau di 'arat "aktor utama orang itu di tabelnya alkohol. Hampir semuanya alkohol. .da pengalaman kita penderita herpes kalau minum alkohol tidak timbul tapi kalau makan duren timbul atau koitus timbul atau anani timbul. 3adi sebetulnya da"tar &ariasi pen#etusnya masih beragam-ragam. 3adi, ada suatu "aktor 789 yang tersembunyi pada seseorang. ada dr. +usu" menurut saya bah!a herpeti#tro adalah terminologi khusus baik in"eksi primer maupun rekurens yang terjadi pada jari, kebanyakan dokter gigi atau paramedis lain. +ang dimaksud autoinokulasi bukan herpeti# !hitlo! tetapi misalnya pada pantat, pada paha mungkin justru pada muka. erlunya tindakan se#tio #aesaria di sini yang sering terjadi ialah komplikasi kongenital pada bayi penderita berupa transokuler pada diskus :; < dan mortalitasnya :; < perlu ditekankan pada penderita yang masih ingin punya anak. 3uga komplikasi yang masih hidup #ukup drastis yaitu bisa hidup tetapi terjadi in"eksi sistemik tanpa atau dengan keterlibatan sistem manapun. 2emudian in"eksi lokal baik sistem sara" pusat, mata maupun kulit atau oral. +ang ketiga tahan hidup tetapi dengan degradasi sara".

5entang 5=an#k test, meskipun sensiti&itasnya rendah, untuk in"eksi rekurens #ukup tinggi oleh karena dikaitkan dengan gejala klinis yang sangat khas dan lebih positi" lagi pada hari ketiga atau le!at hari ketiga timbulnya lesi. enggunaan imunoregulator disetujui untuk dimulai tetapi menurut >orry /1?@)0 justru menurut studi kontrol hasilnya insensiti". Saya setuju dengan seja!at terjadi se#ara inokulasi bukan autoinokulasi oleh dokter gigiAdentis, bukan se#ara hubungan seksual. Menurut pemeriksaan 5=an#k test, saya setuju bah!a bila ri!ayat rekurens ini akan lebih menyokong. 3adi sudah ada ri!ayat sebelumnya bah!a ia juga menderita bukan hanya satu tetapi juga point dasar diagnosis ialah gejala klinis sudah menyokong tetapi lebih menyokong dengan pemeriksaan 5=n#k test. ada !aktu permulaan sebelum hari ketiga rendah sekali ditemukan sel 5=an#k ini. Saya sangat tertarik masalah tentang se#tio #aesaria dan keadaan akti" herpes $enitalis. 2alau kita lihat anak sebagai aset nasional yang mahal sekali maka perlu di hari mendatang perlu kita pikirkan tentang ini. 4egara maju melakukan demikian karena anak akseptor penting bagi bangsa mereka. *i negara kita belum diberi banyak perhatian pada anak untuk hari depannya terkadang untuk gampangnya partus melalui partus biasa saja. Masalah sekarang, insiden semakin meningkat dan akibat korelasi kematian neonatus akibat penyakit ini. Saya kira perlu kita kaji pentingnya masalah ini di hari kemudian oleh karena sering justru ginekolognya mengambil keputusan tanpa diajak kita berbi#ara. Ini gunanya meeting ini, kami mendapat beberapa kasus anak ini merupakan sesuatu sangat berharga dan operasi se#sio #aesaria pada saat ini kalau diren#anakan sangat aman, tidak akan memberikan korban yang tidak baik. eran serta kita ikut menentukan diagnosa pada saat ini partu dimana terdapat in"eksi akti" ini, dan saat ini ginekolog sudah terlatih dan semua "asilitas itu ada. 5erima kasih atas komentar bah!a ada penelitian imunoregulator dengan hasilnya insensiti", itu memang demikian. Saya melihat pengalaman di Indonesia memang sur&i&e saya dan ka!an-ka!an ahli imunologi oleh karena kita tahu dan sadar seperti isoprinosin, le&amisol itu merupakan obat-obat yang selama ini menjadi kontra&ersi daripada berbagai pihak. Selama ini menjadi kontro&ersi daripada berbagai pihak. *i .merika obat itu sudah dilarang oleh 1*B tetapi 1*B selalu memberi kesempatan untuk meneliti. ada tahun-tahun ini banyak penelitian dengan menggunakan isoprinosin kemudian didaratan Bropa le&amisol apalagi ditakutkan agranulositosis. Sebenarnya karena kesalahan orang yang memakai tiap hari, #aranya keliru. *engan #ara intermiten 2 hari berturut-turut tidak problem. *i 3epang, 1*B melarang le&amisol dari kehati-hatian. Sampai adanya kelompok *rinkus membuat multiple #enter study sampai 1; ,S dan itu diijinkan. 3adi, karena sebenarnya potensinya masih dihargai dan di Indonesia hasilnya sangat menyolok dirasakan barangkali karena di Indonesia relati" yang saya ukur imunode"isiensi lebih banyak terjadi oleh karena in"eksi yang sering atau penyakit-penyakit tropis bersi"at agak endemis.

Pertanyaan dari forum : 1. .pakah inter"eron dapat men#egah replikasi &irus herpes, ja!abannya ya, memang dikenal sebagai anti&iral terhadap herpes genitalis. 2. .pakah pemberian obat inter"eron ada man"aatnya % 3a!abannya ya, !alaupun hasil yang dikumpulkan baru terbatas. >ontoh ada penelitian menggunakan inter"eron al"a bahkan sekarang dipakai inter"eron hasil rekayasa genetik yang man"aatnya memang masih terbatas, antara lain bisa mengurangi jumlah rekurens dan mengurangi pelepasan &irus. (. .pa yang menyebabkan &irus tipe 1 bergerak arah ke atas yaitu daerah mulut sedangkan &irus tipe 2 ke arah ba!ah atau daerah genital % 3a!abannya saya tidak tahu tetapi dalam konsep patogenisis bah!a kedua &irus ini memang lain lalu tentang tropisme yaitu tergantung masuknya yang pertama yang tempatnya banyak "aktornya"aktor kulit, "aktor mukosa dan "aktor imunologi tetapi sekali masuk di daerah itu menurut obser&asi klinik dsb menempati tempat tersebut tadi. .da teori HSV-1 dan HSV-2 mempunyai reseptor yang berlainan yaitu glikoprotein. 5ipe 2 hanya menjadi masalah pada de!asa tetapi sebenarnya sekarang ditemukan juga pada anak-anak atau bayi. 3adi, kelihatannya mengenai reseptor tadi. ). .pakah dengan pemberian C.2 ini yaitu bentuk Cim"osit akti&ated killer #ell dapat dipakai untuk pengobatan pada herpes. Cim"osit diambil, disekolahkan dan dididik terhadap &irus herpes supaya mengenal &irus herpes sehingga nanti bila dipakai bisa menendang &irus herpes dsb. C.2 #ell menjadi sel pembunuh terhadap &irus atau terhadap sel yang terin"eksi. Inipun dipakai pada penyakit in"eksi juga pada tumor. .da penelitian menggunakan ini untuk herpes juga H. Doster. :. 'agaimana dosis penggunaan le&amisol atau askaridil untuk in"eksi herpes apakah 1 minggu. 3a!aban - yang saya gunakan tidak tiap hari tetapi 2 hari berturut-turut per minggu dan inipun diulang tiap minggu dan dipakai pause sekitar ( minggu. 2emudian diulangi lagi. 3adi pengobatannya bertahap dan sistematis sehingga siklus per bulan dianggap standar pengobatan diren#anakan ( bulan dan tergantung kekebalannya dimonitor. 2alau masih labil masih bisa diteruskan dan disesuaikan dengan keadaan klinis. Memang berbeda, yang tadi mungkin menjadi argumentasi berdasarkan penelitian orang lain karena menggunakan imunoregulator dalam !aktu pendek dan lain hasil mungkin insensiti", dsb. 5api hasil tadi sangat menggembirakan E. 'ila Ig $ tetap meninggi apakah menandakan in"eksi lampau atau rangsangan .g masih ada. 3a!abannya - +a, oleh karena in"eksi herpes menetap, ia tidak keluar tetapi mengumpet di ganglion, nanti keluar bila kekebalan turun lagi atau karena makan duren atau minum alkohol dari mulutnya sehingga saria!annya keluar atau keluar di genitalianua terus kambuh lagi. .g karena &irus masih ada, !aktu paruh Ig hanya 21 hari dan mestinya bila tak ada &irusnya lagi dan sedikit-sedikit keluar mestinya .b tidak menetap. 2onsep yang lama karena tidak memperhatikan kekebalan dianggap menetap bisa bertahun-tahun tetapi bila sekarang mengganggu dengan obat anti&irus =o&iraF, isoprinosin, imunoregulator kekebalan naik dan anti&irus kemudian dipakai untuk menggempur &irusnya sendiri, kita dapatkan Ig turun. 5iap 21 hari separuh Ig hilang berarti tidak ada yang menstimulasi. 3adi, mengharapkan ada sema#am suatu #learan#e parsial mungkin, saya masih per#aya

seumur hidup tetapi mungkin ada #learan#e parsial. Mungkin konsep lama perlu diperbarui. G. *ari hasil penelitian dengan adanya serokon&ersi yaitu .b menurun sedangkan sel 5 meningkat apakah hal ini berarti &irus herpes sudah lenyap sama sekali atau bersembunyi dalam sel 5 yang se!aktu-!aktu bisa kambuh kembali. 3a!aban - jadi sebagian sudah dija!ab barusan tetapi mengharapkan adanya #learan#e sebenarnya. 2ekebalan diperbaiki, jumlah &irusnya lebih sedikit. 5entang HSV-1 dan HSV 2 tempat yang berbeda, dengan metode netralisasi dan berhasil sebenarnya dapat membedakan 2 bentuk .g pada 2 tempat berbeda. *ari hasil penelitian yang didapat, 2 bentuk ini berbeda, orang men#ari sebab. *ari hasil ini epidemiologi Herpes $enitalis berkembang dengan pesat dan masalah sekarang dipe#ahkan apakah nanti penelitian berikut #ross-serodiagnostik bisa dipe#ahkan atau tidak masih menjadi pertanyaan. Herpes genitalis pandangan berbeda tentang kehamilan, seolah olah pandangan pak Winlo!, para obstetri-ginekologi kurang memperhatikan masalah ini, sedangkan dari Surabaya justru pasien banyak menolak untuk dilakukan seksio. 2alau ingat kuliah oleh pro". 5im dan juga dilakukan bagian obsteri-ginekologi bah!a resiko neonatal in"e#tion pada saat persalinan bila primary atta#k adalah :; < sedangkan re#urrens atta#k : < dimana pro". 5im mengatakan mereka melakukan !eekly#ounter tetapi hasilnya makan !aktu 2 hari, orangnya keburu partus dan hal itu tidak dilakukan di sana. rimary atta#k mereka lakukan #aesar in"e#tion di bagian obstetri-ginekologi. Seprti dilontarkan dr. seja!at Surabaya yaitu mengenai rekurens, dilakukan E minggu sebelum ta"siran persalinan, dilakukan pemeriksaan sitologi, bila tidak terdapat tanda-tanda in"eksi herpes, !anita itu boleh melahirkan per &aginam dengan pengertian seperti dikatakan pro". 5im neonatal in"e#tion pun bisa terjadi intranutrian belum pada saat persalinan, itu yang harus ditekankan pada si ibu. Sehingga masalah dari ma"ia dokter yaitu orang yang sudah pernah herpes di luar kehamilan, kemudian di#eritakan ke obgynnya, si obgyn dengan lantang harus diseksio, itu yang dibilang dokter Surabaya, mereka tidak mau memang sebetulnya tidak etisAbenar. Mengenai Ig $ pada herpes perlu kon"irmasi kultur. 2ulturnya darimana karena &irus sudah ke ganglia, orangnya sudah asimptomatik, se#ara sitologik pun tidak ditemukan. Sering ditemukan pada pasangan-pasangan in"ertil yang diperiksa, jadi perang mengaku belum pernah herpes oleh karena sudah stress. .pa mereka betul atau memang ada "alse positi" % Menurut dr. Winlo!, #ukup baik di masa mendatang kerjasama antara bagian penyakit kelamin dengan bagian obstetri mengenai penatalaksanaan penderita ini. *itekankan untuk herpes, kemudian untuk >MV lebih suka tidak memakai .b untuk menetapkan in"eksi yang masih akti" atau yang masih baru. 'ila yang lampau, bila di#ek tidak ada masalah di genitalia dan saria!an di mulut. 2ita tidak melihat in"eksi pertama selalu menjadi in"eksi klinis jelas, mungkin saja baru subklinis atau tidak dirasakan, demam saja atau sedikit seperti saria!an tetapi terbatas. Itu sudah #ukup, karena si"at

persisten sehingga .b dibuat dan #ukup tinggi artinya tidak merupakan hal "alse positi". 5ernyata dengan tindakan #ukup tidak in&asi" memberikan imunoterapi positi" anti&irus dan ini menolong. 5idak menjadi masalah yang sekarang dijalankan demikian karena diperkenankan memberi terapi anti&irus asiklo&ir untuk pro"ilaksis seropositi" artinya #ompound seropositi" menandakan in"eksi lampau. 5etapi untuk in"eksi baru Ig M #endrung kalau bisa diadakan kultur karena kesenjangan dengan #ara-#ara yang lain. Hntuk Ig M dikultur ada kemungkinan lokal lesi. >ara pengambilan kultur seperti dilakukan penelitian-penelitian untuk kon"irmasi selalu ditusuk lesi dengan jarum kemudian diisap, dan dikultur. 5etapi jika mengharapkan lesi yang agak menjadi sistemik, tentu dari darah kita kultur. 'elum tahu pengalaman akhir-akhir ini menggunakan teknik untuk melihat *4.-nya. Cebih mudah dan mendeteksi *4. yang berkeliaran dan adanya jejak &irus !alaupun &irusnya sendiri tidak dalam bentuk bebas beredar. .da penelitian di amerika pada !anita asimptomatik presentase sekitar :-1; < dikultur dari ser&iks. Kesimpulan : In"eksi herpes &irus tipe 2 merupakan anggota kelompok 56,>H menunjukkan pre&alensi yang tinggi dan penelitian mengenai imunologi sudah menunjukkan peningkatan tetapi perlu lagi ditingkatkan. $ambaran klinis menunjukkan lesi primer, rekurens dan juga asimptomatik, tanda-tanda khas - &esikel berkelompok dasar eritema dan bersi"at rekurens dan gejala-gejala klinis umumnya lebih berat dijumpai pada !anita. erlu perhatian terhadap .I*S karena #alon masuk dan juga gejala apoturnistik. ada penderita .I*S gejala lebih hebat dan sering rekurens. Hntuk menegakkan diagnostik bisa dari gambaran gejala klinis yang khas sampai pada biakan tergantung dari "asilitas laboratorium setempat. ada penatalaksanaan perlu penerangan pada penderita tentang si"at dan perjalanan penyakitnya. 6bat anti&iral asiklo&ir merupakan obat direkomendasikan. .siklo&ir dapat mengurangi "rekuensi kekambuhan. Inter"eron memegang peranan in"eksi &irus tipe 2 dan immunoregulator dapat dipertimbangkan penggunaannya.

DISKUSI PANEL : AIDS 1. 2arena tidak tahu pada penderita yang seropositi" itu sangat berbahaya bagi orang lain juga untuk dirinya sendiri. .pakah perlu dilakukan inter&ensi dengan obat-obat Dido&udin, karena dikatakan =ido&udin lebih baik diberikan pada keadaan dini daripada keadaan lanjut. 2. 5adi dijelaskan kriteria diagnosa bah!a kalau tidak ada alat untuk mendeteksi HIV karena kita belum mampu melakukannya. .da 11 kriteria penyakit dengan mengenyampingkan penyebab de"isiensi yang lain. .pabila kita dapat melakukan test HIV dengan tidak memandang penyebab imunode"isiensi yang lain kita dapat mendiagnosa .I*S dengan 11 penyakit tambahan serta E penyakit. 5adi dijelaskan .I*S tipe lanjut pada terminal .I*S, antibodi ditemukan negati". 'agaimana mendiagnosa .I*S pada penderita .I*S tetapi antibodi diperiksa berulang-ulang hasilnya negati". (. 5adi disampaikan banyak sekali penyakit kulit yang berkaitan dengan penderita .I*S. Mungkin sebagai dokter kulit nanti banyak sekali mendapatkan konsultasi tentang hal ini, karena dari banyak penyakit itu ada yang dipakai sebagai kriteria diagnosis, misalnya kapolsi sarkoma, kandidiasis, dsb. .da banyak penyakit kulit yang dilaporkan di negara-negara berkembang, seperti di ."rika dan Haiti tetapi tidak ditemukan dinegara maju, misalnya .merika, yaitu penyakit yang kita sebutkan sebagai generi=id prurigik dermatitis yang gambarannya seperti prurigo. 3adi ada rasa gatal yang hebat pada tungkai dan seluruh badan dan dikatakan timbul pada a!al penderita .I*S dan terus berlangsung sampai penderita meninggal dan dikatakan tidak ada respon terapi. 2arena kita terletak di daerah tropis kemungkinan ada pasien .I*S. 2eadaan ini bisa kita temukan nanti. 3adi penyebabnya tidak diketahui. 5etapi diperkirakan adalah alergi sali&a nyamuk yang kita temukan karena jika penderita dipindah ke .merika, gejalanya hilang, tetapi begitu kembali ke negaranya gejala timbul lagi. Mengenai kapolsi sarkoma, ada suatu lesi kulit dikenal sebagai &arians kaposi sarkoma tetapi setelah diselidiki ternyata bukan penyakit lain. 2alau tidak salah disebutkan sebagai baksileri ephiteloid angiomatosis. $ambaran kliniknya mirip dengan kapolsi sarkoma tetapi pada pemeriksaan . ditemukan bakteri. Hal ini perlu dibedakan karena kedua penyakit ini bisa ditemukan pada satu penderita dan bila tidak diobati bakseleri angioma ini #epat meluas keseluruh tubuh dan menyebabkan kematian. Sedangkan kaposi sarkoma bila dibiarkan mungkin tidak #epat menimbulkan kematian. $ajala klinis yang dilaporkan pada literatur tersebut adalah lesi berupa makula eritema atau papula atau nodula ber!arna merah seperti darah. 3adi berbeda dengan kaposi yang !arnanya keunguan. *isamping itu ada tanda-tanda khas, adanya koloret. 3adi ada pelepasan skuama disekitar kaposi. ). .I*S banyak dibi#arakan se#ara epidemiologis serta dampak penyakitnya itu seperti diketahui tidak bisa dipungkiri penyakit ini sudah masuk ke Indonesia. enyakit ini sampai sekarang belum ada obatnya yang tuntas yang dapat membunuh &irus dan tidak ada &aksin yang dapat men#egah. Satu-satunya #ara menanggulanginya adalah pen#egahan dan pendidikan penyuluhan. *i Indonesia dikelola *irjen. (M, C . - .pa yang kira-kira akan dikerjakan oleh *inas kesehatan tentang .I*S ini sehubungan dengan masalah yang sering ditanyakan, misalnya - se#ara terangterangan menganjurkan hubungan seksual dengan menggunakan kondom yang

tidak dilakukan se#ara terang-terangan nasional karena ini akan menimbulkan gejolak tersendiri nantinya. - .pakah ada satu suspe#tibility tentang ras se#ara genetik sehingga 1 ras lebih menonjol dari ras lain % - Hubungan .I*S dengan .>*. *iketahui .>* adalah ko"aktor utama dalam penularan penyakit tersebut. .pakah penderita yang datang ke laboratorium yang mendapat penyakit menular seksual ini !alau bukan homoseksual perlu dilakukan pemeriksaan HIV. 'agaimana jalurnya supaya mendapat kemurahan untuk melakukannya % - 'anyak sekali penyakit kulit yang bersamaan dengan .I*S. .pakah penyakit itu primer oleh karena .I*S atau menjadi semakin berat karena .I*S. +ang primer mungkin yang baru yaitu leukophagia, psoriasis dan dermatitis seboroika mungkin menjadi lebih berat karena "aktor yang belum jelas. :. .pa yang dimaksud in"eksi HIV positi" se#ara laboratoris bila didapatkan pada serum penderita yang berumur lebih dari 1: bulan atau kurang dari 1: bulan dimana ibunya tidak menderita in"eksi HIV selama kehamilan bila didalam serum ditemukan hasil antibodi HIV positi", ri&ertible positi" dengan pemeriksaan s#reening seperti pemeriksaan BCIS. dan pemeriksaan positi" pada #on"irmatory test seperti Western blot. 2emudian bila serum diterima dari penderita kurang dari 1: bulan dimana ibunya menderita in"eksi HIV selama kehamilan maka positi" bila terdapat re&ertibel positi" dengan s#reen test serta peningkatan Ig re&e dan test imunologi abnormal satu atau lebih seperti adanya penurunan lim"osit total dan penurunan 5- herper atau penurunan rasio antara 5-herper dan 5-supresor disertai #on"irmatory test positi". 2emudian hasil yang positi" bila ditemukan antigen HIV dalam serum atau HIV #ulture yang positi" atau hasil positi" dengan test-test lain yang lebih #anggih misalnya dengan pro&e daripada *4.. In"eksi HIV dikatakan negati" bila s#reening test dengan BCIS. didapatkan hasil negati" disertai hasil negati" dari #on"irmatory test atau antigen atau kultur negati". Hasil dikatakan inkonkusi" bila didapatkan hasil repertibel positi" pada s#reening test tetapi tidak disertai hasil positi" pada #on"irmatory test. *ikatakan inkonklusi" bila penderita diba!ah 1: bulan dimana ibunya menderita HIV !alaupun hasil s#reening positi" dan #on"irmatory test positi". 5etapi bila tanpa disertai hasil antigen serum positi" atau kultur positi" maka hasilnya dikatakan inkonklusi". *alam penatalaksanaan .I*S, ada berma#am-ma#am terapi, diantaranya menghambat replikasi &irus, misalnya dengan pengobatan .#t, dimana akan menghambat en=im re"estranskripti". >ara lain dengan memperbaiki respon imun dari penderita, misalnyatranplantasi sumsum tulang atau trans"lusi dari lim"osit atau pemberian lim"okin seperti interleukin II atau gama inter"eron, juga bisa dengan imunostimulator terapi misalnya dengan isotrenosin, !alau hasilnya kurang memuaskan. 5etapi beberapa peneliti menganjurkan disamping anti&iral terapi kita tambahkan. 3uga terapi untuk memperbaiki sistem imun itu. E. dari beberapa bentuk sederhana penyakit kulit dikelompokkan menjadi golongan .I*S. .pakah bentuk-bentuk klinik yang telah dijelaskan sudah merupakan gambaran penderita .I*S atau belum, karena melihat dari gambaran tadi kelihatannya baru menyerupai gambaran penderita yang biasa. Seperti diketahui kalau

seseorang menderita .I*S, semua penyakit termasuk penyakit kulit bertambah hebat dengan adanya gangguan dari kekebalan. *engan gambaran-gambaran biasa tadi, saya belum yakin itulah gambaran penderita penyakit kulit dalam kelompok .I*S. Satu yang agak berat seperti #andida, memang penderita .I*S dengan tambahan in"eksi oportunitis dengan #andida akan memberikan gejala yang hebat di mukosa mulut. 'agaimana bentuk dari penyakit-penyakit kulit yang biasa akan menyebar hebat bila ada gangguan atau menderita .I*S. *isebutkan penderita .I*S bisa menularkan dari !anita ke pria /)<0 lebih ke#il dari pria ke !anita /E:<0. *imana letak perbedaannya % kenapa dari !anita ke pria lebih ke#il dari pria ke !anita % 5entunya bisa dilihat dari pato"isiologi dari &irusnya sendiri atau perilaku seksualnya. .pakah seorang akti" atau inakti" menerima atau memberi. 2atanya kesempatan untuk mendapat .I*S juga tergantung dari "rek!ensi melakukan inter#ost itu. 3adi ma#am-ma#am #ara masuknya &irus ini kedalam tubuh manusia, tergantung lamanya duration, "rek!ensinya dan prilakunya. 3adi mana yang lebih dominan apakah melalui anal, oral atau normal /&aginal0. Sehingga tadi ada pertanyaan kenapa di ."rika lebih banyak yang melalui &aginal daripada anal. 'arangkali pola seksualitas disana belum banyak. erilaku yang lama hanya melalui normal sehingga kesempatan untuk melakukan diluar normal di ."rika masih jarang, tidak seperti di 'arat dengan perilaku seksual yang berbeda-beda. 'agaimana "rekuensi dan insiden berapa yang oral, &aginal dan anal % 2atanya &irus bisa merupakan penyebab atau mutasi daripada onkogenik atau ganas. .pakah dalam hal ini sarkoma kaposi ini lebih dulu dari .I*S atau .I*S lebih dulu daripada sarkoma. .pakah .I*S duluan, sarkoma duluan atau sarkomanya menjadi .I*S % a!a"an : 1. G penderita .I*S dan 1( yang seropositi" berarti belum menunjukkan gejala .I*S, mungkin asimptomnya. *ari jumlah itu ada W4I dan orang asing /'elanda, eran#is, .merika0. *itanyakan kegiatan apa yang dikerjakan *epartemen kesehatan dalam hal ini, misalnya apakah ingin mempromosikan kondom dsb. Memang pemerintah dalam hal ini *epkes, kebetulan karena pen#egah untuk pemberantasan .I*S disponsori oleh WH6 Indonesia termasuk yang mendapat bantuan. Sejak tahun 1?EG kita sudah mulai dalam kegiatan ini. ertam-tama dengan membentuk panitia penanggulangan .I*S nasional kemudian membuat S2 dari Menkes bah!a .I*S ini adalah suatu penyakit yang harus dilaporkan. *iikuti keputusan *irjen mengenai tatalaksana laporan penderita .I*S dari daerah maupun dari laboratorium dan tahun 1?E@ kita mendapatkan bantuan dari WH6 membuat kegiatan jangka pendek yang dilaksanakan dalam jangka 1 tahun., meliputi 1. Meningkatkan pemeriksaan laboratorium kemudian peralatan lainnya dalam pemeriksan HIV meningkatkan sur&eilen#e, dimana kita sudah melakukan dua kali #ross se#tional terhadap high risk group. *isamping itu ada sur&ei mengenai perilaku seksual, lalu pelatihan tenaga kesehatan, dipilih dari @ propinsi di 3a!a, diluar ja!a /'ali, medan, dan Hjung pandang0. 2arena daerah-daerah itulah yang dikatakan high risk. 2egiatan lain adalah penyuluhan kesehatan membuat suatu replate, poster kemudian booklet dan buku untuk para petugas kesehatan. ,eplate ditujukan pada masyarakat khusus high group kepada orang yang berpergian ke

luar negri. Calu booklet untuk petugas kesehatan dengan buku petunjuk untuk dokter umum dan petugas kesehatan yang lain. Itulah kegiatan-kegiatan yang sudah berlangsung mulai 3uli 1?@@ sampai 3uli 1?@? /1 tahun0. Calu diikuti dengan pembuatan ren#ana kegiatan jangka menengah disebut medium templan yang kegiatan itu akan dilaksanakan di 1: propinsi, jadi @ propinsi I G lainnya terutama propinsi menjadi tujuan !isata, batasan dengan luar negeri termasuk Irian jaya berbatasan dengan apua 4ugini yang sudah banyak penderitanya, 2egiatan ini kerjasama dengan WH6 untuk dimintakan dananya, dana dalam kegiatan ini umumnya dalam bidang-bidang itu dibagi menjadi ) bidang besar berupa manajemen pusat maupun daerah peningkatan sur&eilen#e, dan kontrol di bidang trans"usi darah dan di bidang laboratorium. 3adi ) kegiatan utama akan ditingkatkan. 3umlah dan diminta berdasarkan kegiatan telah disusun sebanyak : juta dollar dalam jangka ( tahun yang dimulai tahun depan 1??1-1??). *engan kekosongan antara short templan dengan medium templan bisa dilaksanakan hanya meliputi ) propinsi dengan dana J :;;.;;; di 3akarta, +ogyakarta, 3a!a 5imur dan 'ali. 2egiatan hampir sama K peningkatan laboratorium, habi#utation, sur&eilan#e, training, managemen. Se#ara ringkas itulah ren#ana akan dan sudah dilaksanakan. Mengenai salah satu penggunaan kondom ada diren#ana, akan mempromosikan kondom tetapi hanya di daerah memang kemungkinannya dilokalisasi. Selain itu 2' bisa digunakan untuk pen#egahan penyakit .I*S khususnya atau S5* lain umumnya. Mengenai ras atau suku, genetik, saat ini saya belum memba#a bah!a ras ini ada pengaruh atau memberi pengaruh kepada seseorang akan menjadi rentan atau tahan terhadap in"eksi HIV. Saya belum pernah memba#a dikatakan ras ini tidak ada pengaruhnya. *ikatakan semua bangsa, semua suku bisa terin"eksi oleh HIV dan atau ras yang mempengaruhi penularan HIV ini. Saya tidak tahu bila kolega mengetahui hubungan ras ini dengan penularan. Hubungan antara penyakit .I*S dan S5*, diketahui ko"aktor S5* ini penting dalam penyakit .I*S terutama S5* menyebabkan genital ul#er. ersoalannya setiap penderita painless datang ke laboratorium dilakukan pemeriksaan HIV seperti WH6, kebijaksanaan WH6 sampai saat ini kita selalu menekankan istilah in"ormed #onsent. Seseorang bila dia sendiri se#ara sukarela mau diperiksa tidak salah tetapi tidak boleh memaksa. 3adi harus ada persetujuan dari mereka. 2alau mereka minta kita periksa saja tapi jika mereka tidak minta, kita tidak memaksa. Surat persetujuan harus diperlukan in"ormed #onsent, jadi +a. Hntuk dr. Siregar menanyakan mengenai transmision pria ke !anita lebih besar daripada !anita ke pria mungkin salah satu se#ara rasional bah!a utama adalah semen terutama dalam akti&itas seksual yang penetrasi ini terjadi suatu pemindahan semen mungkin lebih banyak sel-sel lim"osit kebetulan ada HIV dibandingkan #airan &agina mungkin se#ara logika. 2emungkinan terjadi duration atau "rekuensi ini mungkin berhubungan dengan ada tidaknya seseorang lebih lama melakukan suatu hubungan kemungkinan terjadi suatu perlukaan akan lebih mudah abrasi atau apa memudahkan

kemungkinan in"iltrasi &irus ini. Ini tergantung ada luka atau tidak seperti anal seF dibandingkan &aginal inter#ost. .nal lebih tinggi karena kemungkinan terjadi perlukaan di daerah mukosa rektum lebih mudah dibandingkan &agina, Saya berpendapat karena perbedaan kemungkinan timbul luka lebih mudah terjadi in"iltrasi &irus melalui luka ini. 5entunya "rekuensi akan bertambah karena lebih banyak, lama hubungan seksual dilakukan, akan meningkatkan. 2emungkinan resiko penularan dengan &aginal inter#ost ;,1 L 1 < dalam 1;; kali hubungan, 1 kali kemungkinan se#ara statistik. 5etapi bisa hubungan seksual 1-2 kali akan tertular. Mungkin juga ialah dose related tergantung dari banyaknya &irus masuk ke dalam semen, darah dsb tergantung stadia akan menularkan &irus tersebut. 2. *r. 'ratiarta menyebutkan beberapa penyakit lain ditemukan juga pada penderita .I*S. Memang dari tahun ke tahun kelihatannya ada penyakit kulit baru selalu menambah penyakit kulit yang ada yang selalu dihubungkan dengan penyakit tadi. *iantaranya tadi disebut &arian dari prurigo dan kelihatan dalam suatu kongres international pernah dibi#arakan tentang prurigo ini yang lebih menonjol ditemukan pada orang di benua a"rika sehingga kadang-kadang adanya penyakit itu apakah pasti sebagai prurigo atau sebagai &arian dari prurigo jadi, ditemukan prurigo kira-kira bisa dipikirkan jika penderita itu mengandung &irus HIV. 3adi kadang-kadang dipakai suatu pedoman untuk daerah a"rika karena seringnya ditemukan gejala-gejala prurigo pada penderita .I*S. enyakit lain merupakan &arian dari sarkoma kaposi bisa terjadi dan &arian tersebut saya tidak tahu pasti bagaimana #ara mengkon"orm diagnosa sebagian &arian dari sar#oma kaposi tersebut % apakah dilakukan dengan pemeriksaan histopatologis, dsb. enyakit kulit lain mungkin pada saat akan datang bisa dihubungkan dengan penyakit .I*S tersebut. 2emungkinan dr. +usu" menanggapi tentang gejala-gejala pada kulit tersebut merupakan suatu penyakit kulit yang sudah kita temukan apakah bersi"at primer atau tidak. 3adi, adanya penyakit kulit tersebut bersamaan dengan penyakit .I*S, kalau beberapa hal yaitu beratnya gejala-gejala penyakit kulit yang biasa tadi. *isamping juga e"ek terhadap pengobatan yang lebih sulit dan beberapa penyakit lebih mudah terjadi rekurensi pada penderita .I*S. 3adi dalam hal ini penyakit tersebut bukan merupakan suatu penyakit primer pada penderita .I*S. 3adi, hanya pengaruh terhadap pengobatan dan perjalanan penyakit-penyakit kulit tersebut yang tidak biasa dari biasanya.

You might also like