You are on page 1of 13

CLINICAL SCIENCE SESSION

ABLASIO RETINA
Oleh : Yoga Yandika R A!" #a$dian%i Sa&"%$i A)e$ #ali)in +$e,e&%o$ : E$-in I,kanda$. d$ . S&/012 . /ke, 1301-1209-0053 1301-1209-01'( 1301-100*-301*

BA3IAN IL/4 +ENYA1IT /ATA R4/A# SA1IT /ATA CICEN5O 6A14LTAS 1E5O1TERAN 4N+A5 BAN54N3 2011

BAB I +EN5A#4L4AN
1 1 Re%ina 1 1 1 Ana%o)i Re%ina Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semi transparan dan multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliare dan berakhir di tepi ora serrata. Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel berpigmen retina sehingga juga tertumbuk dengan membrane Bruch, khoroid dan sclera. Disebagian besar tempat, retina dan epitellium pigmen retina mudah terpisah hingga membentuk suatu ruang subretina. Tetapi pada discus optikus dan ora serrata, retina dan epithelium pigmen retina saling melekat kuat, sehingga membatasi perluasan cairan sub retina1. Lapisan kaca. ". Lapisan serat saraf, yang mengandung akson menuju ner&us optikus. Di dalam lapisan pembuluh darah retina. '. Lapisan sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua. (. Lapisan fleksiform dalam,yang mengandung sambungan dengan sel amakrin dan sel bipolar. ). Lapisan inti dalam badan sel bipolar, amakrin dan sel hori*ontal. +. Lapisan pleksiform luar, yang mengandung sambungan sel horisontal dengan fotoreseptor. ,. Lapisan inti luar sel fotoreseptor, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang. -etiga lapisan diba.ahnya a&askular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid. /. %embrana limitans eksterna yang merupakan membrana ilusi. 0. Lapisan fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas selbatang yang mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut. 11. 2pitelium pigmen retina sambungan sel bipolar dan sambungan sel ganglion akson sel ganglion yang berjalan lapisan ini terletak sebagian besar lapisan retina, mulai dari sisi dalamnya adalah !1,"#$ 1. %embrana limitans interna, merupakan membrana hialin antara retina dan badan

34%B4R L4P5647

L4P5647 R2T574

Ditengah

tengah retina posterior terdapat makula. Ditengah makula, sekitar '.) mm di jelas merupakan suatu

sebelah lateral diskus optikus,terdapat fo&ea, yang secara klinis jelas

cekungan yang memberikan pantulan khusus bila dilihat dengan oftalmoskop. 8o&ea merupakan *ona a&askular di retina. 8o&eala adalah bagian paling tengah pada fo&ea, disini fotoreseptornya adalah sel kerucut, dan bagian retina yang paling tipis.6emua gambaran histologis ini memberikan diskriminasi &isual yang halus1. Retina menerima darah dari dua sumber$ -horiokapilaria yang berada tepat di luar membran Bruch, yang mendarahi sepertiga luar retina, termasuk lapisan pleksiformis luar, lapisan inti luar, fotoreseptor dan lapisan epitelium pigmen retina9 sertacbang cabang dari arteri

sentralis retinae, yang mendarahi dua per tiga sebelah dalam. 8o&ea sepenuhnya diperdarahi oleh khoriokapilaria dan mudah terkena kerusakan yang tak dapat diperbaiki kalau retina mengalami abrasi1. 1 1 2 6i,iologi /a%a Retina adalah jaringan paling kompleks di mata. :ntuk melihat, mata harus berfungsi sebagai suatu alat optis, sebagai suatu reseptor kompleks dan sebagai suatu transducer yang efektif. 6el sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor mampu mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu saraf impuls yang dihantarkan lapisan serat saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya ke korteks penglihatan. %akula bertanggung ja.ab untuk ketajaman penglihatan yan terbaik dan untuk penglihatan .arna, dan sebagian besar selnya adalah sel kerucut. Di fo&ea centralis, terdapat hubungan hampir 1$1 antara fotoreseptor kerucut, sel gangglionnya dan serat saraf yang keluar,dan hal ini menjamin penglihatan paling tajam. Di retina perifer, banyak fotoreseptor dihubungkan ke sel ganglion yang sama,dan diperlukan sistem pemancar yang lebih kompleks. 4kibat dari susunan seperti itu adalah bah.a makula terutama digunakan untuk penglihatan sentral dan .arna !penglihatan fototopik# sedangkan bagian retina lainnya, yang sebagian besar terdiri dari fotoreseptor batang, digunakan terutama untuk penglihatan perifer dan malam !skotopik# 1.

BAB II +E/BA#ASAN
2 2 A7la,io Re%ina 4blasio retina ! retinal detachment# adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang dengan sel epitel pigmen retina. Pada keadaan ini, sel epitel pigmen masih melekat erat dengan membran Burch. 6esungguhnya antara sel kerucut dan sel batang retina tidak terdapat suatu perlekatan struktural dengan khoroid atau pigmen epitel, sehingga merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas secara embriologis ". Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel epitel pigmen mengakibatkan gangguan nutrisis retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi yang menetap ". Dikenal ' bentuk ablasi retina " $ 1. 4blasi retina regmatogenosa ". 4blasi retina eksudatif '. 4blasi retina traksi. 2 2 1 A7la,i Re%ina Reg)a%ogene,a 5stilah regmatogen berasal dari bahasa yunani yaitu rhegma yang berarti robekan atau diskontinuitas. 4blasi retina regmatogenesa terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Terjadi pendorongan retina oleh badan kaca cair !fluid &itreous# yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen koroid ". 8aktor yang menyebabkan terjadinya ablasio retina diantaranya adalah adanya robekan retina, pengenceran &itreous, traksi atau tarikan pada retina !&itreoretinal traction#, dan perpindahan cairan &itreus ke subretina. Pada sebagian besar mata yang mengalami robekan retina tidak berkembang menjadi ablasio dikarenakan adanya tahanan yang membuat retina berada pada tempatnya yaitu$ ; ; ; ; %ukopolisakarida yang bersifat adesif di rongga subretina Perbedaan tekanan onkotik di koroid dan subretina Tekanan hidrostatik atau hidraulik yang berhubungan dengan tekanan intraokuler Transfer ion dan cairan oleh epitel pigmen retina.

4blasio retina terjadi apabila kekuatan kombinasi faktor tersebut diatas lebih lemah dari kekuatan yang menyebabkan terjadinya ablasio retina. 4blasi terjadi pada mata yang mempunyai faktor predisposisi untuk terjadinya ablasi retina. Diantaranya adalah mata yang terjadi pengenceran &itreus yang diikuti oleh pelepasan &itreus posterior, yang akan menyebabkan robekan retina ditempat dimana terjadi adhesi &itreoretinal yang kuat(. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya pengenceran &itreus adalah myopia, afakia atau pseudofakia, keturunan, dan inflamasi ). Trauma hanya merupakan faktor pencetus untuk terjadinya ablasi retina pada mata yang berbakat ". %ata yang berbakat untuk terjadinya ablasi retina adalah mata dengan miopa tinggi, pasca retinitis dan retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian perifer, )1< ablasi yang timbul pada afakia terjadi pada tahun pertama ". Dalam anamnesa kita sepatutnya menanyakan faktor resiko untuk terjadinya ablasio yaitu$ %iopia, ri.ayat operasi mata sebelumnya, ri.ayat keluarga, dan ablasio retina regmatogen dimata sebelahnya). Pada RD fresh, akan memperlihatkan tanda b. Tekanan bola mata rendah tanda sebagai berikut ' $

a. 4danya defek afferen pupil akibat penglihatan yang menurun. dan dapat meninggi bila telah terjadi neo&askular glaukoma pada ablasi yang telah lama. c. Bila bola mata bergerak akan terlihat retina yang lepas bergoyang. d. %ild anterior u&eitis. e. =itreous menunjukan gambaran >asap tembakau> dianterior &itreous, dengan ablasi &itreous posterior. Pada RD yang telah lama !long standing# menunjukan tanda a. Penipisan retina. b. -ista sekunder intra c. 3aris retinal. garis demarsirasi sub retina tanda sebagai berikut ' $

d. 4pabila tidak diobati, sebagian besar ablasio retina menjadi total dan pada akhirnya memberi komplikasi katarak, u&eitis kronik, hipotoni, dan akhirnya ptosis bulbi. 3ejala yang ditimbulkan adalah ' $ 1. 8otopsia $ terlihatnya juluran api pada lapangan pandang yang dikarenakan adanya traksi &itreo?retinal. ". 8loaters $ adanya benda benda yang bertebrangan yang tampak sebagai cincin besar, titik kecil dan sarang laba laba. kadang terlihat sebagai tabir yang '. Terdapat gangguan lapang pandang yang kadang

menutup akibat dari penyebaran dari ablasi ke bidang ekuator. (. @ilangnya penglihatan pusat apabila ablasi sudah meluas hingga fo&ea.

3ambar 1. 4blasio retina regmatogen Pengobatan pada ablasi retina adalah pembedahan. 6ebelum pembedahan pasien dira.at dengan mata ditutup. Pembedahan dilakukan secepat mungkin dan sebaiknya antara 1
"

" hari

. Pengobatan ditujukan untuk melekatkan kembali bagian retina yang lepas dengan

diatermi, cryoterapi dan laser. Diatermi ini dapat berupa " $ ? ? Diatermi permukaan !surface diatermy# Diatermi setengah tebal sklera !partial penetrating diatermy# sesudah reseksi sklera.

@al ini dapat dilakukan denganAtanpa mengeluarkan cairan subrutina. Pengeluaran dilakukan diluar daerah reseksi dan terutama di daerah dimana ablasi paling tinggi ".

3ambar ". Terapi Bperatif 2 2 2 A7la,io Re%ina T$ak,i Pada ablasi ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan penglihatan menurun tanpa rasa sakit ". Pada badan kaca terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan diabetes mellitus proliferatif, trauma dan perdarahan badan kaca akibat bedah atau infeksi ". Tanda tanda dari ablasi retina traksi adalah ' $ a. Biasanya tidak memperlihatkan tanda tanda perobekan retina. b. -onfigurasi dari ablasi retina berbentuk konkaf. 2le&asi yang tertinggi dari retina terjadi pada tempat c. 3aris tempat traksi &itreo?retinal. retinal tidak ada. garis desermasi sub

6edangkan gejalanya adalah ' $ a. Penurunan lapang pandang yang terjadi lambat dan bersifat progresif. b. Tidak menunjukan gejala floaters dan fotopsia karena traksi &itreo?retinal berkembang lamban. Pengobatan ablasi akibat tarikan di dalam kaca dilakukan dengan melepaskan tarikan jaringan parut atau fibrosis di dalam badan kaca dengan tindakan yang disebut sebagai &itrektomi ". 3ambar '. 6eorang pasien dengan diabetic retinopathy proliferati&e serta ablasio retina traksional sebagai komplikasinya pada daerah supratemporal.

2 2 3 A7la,io Re%ina Ek,"da%i8 0 A7la,io Re%ina Se$o,a dan #e)o$agik2 4blasi retina eksudatif yang terjadi akibat tertimbunnya eksudat diba.ah retina dan mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina sebagai akibat keluarnya cairan dari pembuluh darah retina dan koroid !ekstra&asasi#. @al ini dapat disebabkan oleh)$

5diopathic
o o o

Coats disease Central serous chorioretinopathy :&eal effusion syndrome =ogt?-oyanagi?@arada syndrome 6yphilis 6cleritis 6ympathetic ophthalmia Bther &asculitic entities !eg, rheumatoid arthritis, Degener granulomatosis# Bther u&eitic conditions !eg, toEoplasmosis, cytomegalo&irus FC%=G retinitis# Dengue fe&er Brbital pseudotumor Lymphomatoid granulomatosis 7anophthalmos Colobomas of the optic ner&e 8amilial eEudati&e &itreoretinopathy Choroidal melanoma Choroidal metastases Choroidal ne&us Choroidal hemangioma Retinoblastoma Primary intraocular lymphoma

5nflammatory
o o o o o o o o o

Congenital
o o o

7eoplastic
o o o o o o

5atrogenic
o o

2Ecessi&e panphotocoagulation 6cleral buckling 2clampsia 2Eudati&e age?related macular degeneration Chronic renal failure @ypertension

=ascular factors
o o o o

Cairan diba.ah retina tidak dipengaruhi oleh posisi kepala. Permukaan retina yang terangkat terlihat licin ". 4dapun tanda tanda dari ablasi retina eksudatif adalah sebagai berikut $

a. Tidak ada robekan retina. b. -onfigurasi dari ablasi retina kon&ek. Permukaan retina yang lepas licin, non corrugated dan bullos dan dapat melekat pada belakang lensa. c. Shifting of fluid merupakan tanda khas dari ablasio retina eksudatif. 3ejala yang ditunjukkan adalah sebagai berikut)$ a. Terkadang terdapat floaters. b. Tidak ada fotopsia karena tidak terjadi traksi &itreo?retinal. c. Penurunan lapang pandang yang mendadak dan cepat. d. %ata merah !pada penyakit u&eal# e. 7yeri !skleritis# f. Pupil yang putih !leucokoria# Terapi yang diberikan tergantung dari etiologinya bisa operatif dan medikamentosa)$ a. 5nflamasi seperti pada scleritis and =ogt?-oyanagi?@arada syndrome bisa menggunakan agen anti inlamasi b. Tumor bisa menggunakan radiasi, kemoterapi, laser atau krioterapi seperti pada choroidal melanoma, %etastatic lesions, Retinoblastomas, Choroidal hemangiomas.

c. 5nfeksi bisa dengan antibiotic d. 4nomali &ascular seperti pada Coats disease bisa diterapi dengan laser, cryotherapy, or e&en &itrectomy e. 4nomali congenital seperti coloboma dapat diterapi dengan &itrektomi dan teknik endolaser. f. Central serous chorioretinopathy dapat berespon dengan laser.

3ambar (. 6eorang anak / tahun dengan coats disease

BAB III 1ESI/+4LAN


Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semi transparan dan multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliare dan berakhir di tepi ora serrata 4blasio retina ! retinal detachment# adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang dengan sel epitel pigmen retina. Pada keadaan ini, sel epitel pigmen masih melekat erat dengan membran Bruch. Dikenal ' bentuk ablasi retina $4blasi retina regmatogenosa, 4blasi retina eksudatif, 4blasi retina traksi. Terapi yang dilakukan pada 4blasi retina regmatogenosa dan 4blasi retina eksudatif adalah dengan operatif, sedangkan pada 4blasi retina traksi berdasar etiologinya.

5A6TAR +4STA1A 1. =aughan D. 2t all. Kornea. 5n$Bftalmologi :mum. Didya %edika. Hakarta. "111. ". 5lyas, 6idarta.Penglihatan Turun Mendadak dan Berangsur-angsur Tanpa Mata Merah . 5n$ -ega.atdaruratan dalam 5lmu Penyakit %ata. Balai Penerbit 8-:5. Hakarta. "111. '. -.Basak. Diseases of The Retina. 5n$ 2ssentials Bf Bphtalmology. -alkuta. 5ndia. 2d ". %ei "11". (. Ianoff , %yron. 2t all. %osby. Bphthalmology "nd edition. %osby. "11' ). .... 2medicine.com

You might also like