You are on page 1of 17

Nama anggota kelompok :

ALDILLAH NISRIANA PUTRI (1101003)


EKA RANI CAHYATI (1101024)

FITRAH PUDHLAH DESTI (1101033)


HARDINA YUSFA (1101036) WAHYUNI SATRIANIS (1101116)

Definisi Sirup
Menurut FI Edisi III sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa (C12 H22 O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.

Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula


yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang minimal mengandung 50% sakarosa.

Jenis Sirup
Sirup dapat dibedakan menjadi 2: o Sirup non obat (Non Medicated Syrup/Flavored vehicle Sirup) Merupakan sediaan syrup yang tidak mengandung bahan obat, melainkan hanya mengandung gula, perasa, pengawet dan perwarna. Contoh : Cherry Syrup, Cocoa Syrup, orange syrup. o Sirup obat (Medicated syrup) Merupakan sirup yang mengandung satu atau lebih jenis bahan obat/Zat berkhasiat dengan atau tanpa zat tambahan. Contoh : Sirup Piperazina Sitrat, Sirup Isoniazid.

Komponen Sirup
Komponen sirup terdiri atas : Gula atau pengganti gula (pemanis), berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Pengawet antimikroba, digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.

Perasa dan pengaroma, karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Sedangkan pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak dan wangi.
Pewarna, pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Juga banyak sirup-sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan, mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.

Bahan Tambahan Sirup


Pengawet anti jamur, digunakan dalam preparat cairan dan preparat setengah padat untuk mencegah pertumbuhan jamur. Contoh: asam benzoate, butyl paraben, etil paraben, propel paraben, natrium benzoate, natrium propionate. Pengawet anti mikroba, digunakan dalam preparat cair, dan preparat setenfah padat untuk mencegah pertumbuhan mokroorganisme. Contoh: benzalkonium klorida, benzotanum, benzyl alcohol, setilpridium klorida, klorobutanol, fenol, fenil etil alcohol, fenil merkuri nitrat, timerosol.

Kegunaan sirup
1. Sebagai obat

contoh : Chlorfeniramini maleatis sirupus


2. Sebagai Corigensia Saporis contoh : Sirupus simplex

3. Sebagai Corigensia Odoris


contoh : Sirupus aurantii 4. Sebagai Corigensia Coloris contoh : Sirupus Rhoedos, sirupus rubi idaei 5. Pengawet Sediaan dengan bahan pembawa sirup karena konsentrasi gula yang tinggi

Kelebihan dari sediaan sirup


o Merupakan campuran yang homogen.

o Sesuai untuk pasien yang susah menelan seperti pasien lanjut usia, penderita parkinson dan anak-anak.
o Sesuai untuk obat yang bersifat sangat higroskopis.

o Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.


o Obat lebih mudah diabsorbsi. o Mempunyai rasa manis, cocok untuk anak-anak. o Mudah diberi bau-bauan dan warna sehingga menimbulkan daya tarik untuk anak. o Membantu pasien yang mendapat kesulitan dalam menelan obat tablet.

Kekurangan dari sediaan sirup


o Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran atau kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadangkadang sebetulnya tidak di butuhkan oleh pasien tersebut. o Stabilitasnya lebih rendah tergantung formulasi dan suspending agent yang di gunakan. o Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya di

buat suspensi atau eliksir) eliksir kurang di sukai oleh dokter anak
karena mengandung alkohol, suspensi.

o Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (minyak/oil biasanya di bentuk emulsi yang mana stabilitas

emulsi juga lebih rendah).


o Tidak semua obat bentuk sediaan sirup ada di pasaran.

o Tidak ssesuai untuk bahan obat yang tidak stabil.


o Harga relatif mahal dan memerlukan kemasan yang khusus pula. o Volume dan bentuk larutan lebih besar. o Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam sirup.

Pembuatan Sirup
Bahan pembuatan baku yang digunakan harus dalam sesuai proses dengan sediaan sirup

spesifikasi yang telah ditentukan. Spesifikasi tersebut harus bisa menjamin ciri-ciri, kemurnian, homogenitas, dan bebas dari kontaminasi mikroba yang berlebihan. Selain bahan aktif, air juga merupakan faktor yang

sangat kritis dalam proses pembuatan sediaan sirup,


karena merupakan komponen terbesar.

Menurut Farmakope edisi III, kecuali dinyatakan lain proses pembuatan sirup sebagai berikut :

o Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan
hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, lalu serkai. o Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glukosida antrakuinon, ditambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobot simplisia. o Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan ditambahkan metil paraben 0,25% b/v atau pengawet lain yang cocok.

Metoda Pembuatan
Proses pembuatan sediaan sirup dapat dilakukan dengan beberapa metode/cara, tergantung dari bahan yang digunakan, terutama menyangkut sifat-sifat fisik dan kimia dari bahan aktif. Metode pembuatan sirup tersebut antara lain: Metode pelarutan dengan pemanasan. Metode pengadukan tanpa pemanasan. Metode penambahan bahan aktif ke dalam sirup sederhana (Sirup Simpleks atau Flavoring Syrup). Metode perkolasi Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa yaitu pada suhunya 15-25 0C. Contoh : Sirupus Rhei, Althaeae sirup

Metoda yang paling sering digunakan


Metode pembuatan sediaan sirup dengan menggunakan pemanasan merupakan metode yang paling umum digunakan. Metode ini sangat cocok digunakan untuk bahan-bahan yang tidak rusak akibat pemanasan serta merupakan proses pembuatan sirup secara cepat.

Evaluasi Kestabilan Sirup


o Pemeriksaan organoleptik, Pemeriksaan meliputi perubahan warna dan bau. o Pengukuran pH, Pengukuran pH dilakukan dengan mengguna-kan pH-meter. o Pengukuran viskositas, Pengukuran viskositas diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya.

o Uji intensitas warna, dilakukan dengan pengamatan pada warna sirup mulai 0-4 warna yang terjadi selama penyimpanan dibandingkan dibandingkan dengan warna pada minggu 0. Uji ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sediaan cair yang disimpan selama waktu tertentu.

o Uji Responden, Misalnya sirup dicobakan kepada 20 orang responden dan kemudian responden diminta untuk mengisi kuisioner yang isinya meliputi rasa, aroma dan penampilan.

Contoh sediaan sirup yang beredar

You might also like