You are on page 1of 2

Jumlah Daun

14 12 10 8 6 4 2 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6

Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3

Dari grafik diatas dapat diketahui jika pada pengamatan minggu pertama rata-rata jumlah daun pada ketiga pertakuan sama, yaitu tiga. Pada minggu kedua dan ketiga jumlah daun pada ketiga perlakuan juga sama, masing-masing empat dan enam. Pada minggu ke empat, jumlah rata-rata daun pada perlakuan 1 adalah tujuh, perlakuan 2 adalah delapan, dan perlakuan 3 adalah 7. Pada minggu kelima, rata-rata jumlah daun pada perlakuan 1 adalah delapan, perlakuan 2 adalah sepuluh, dan perlakuan 3 adalah sembilan. Pada minggu ke-enam, rata-rata jumlah daun pada perlakuan 1 adalah 10, pada perlakuan 2 adalah 12 dan pada perlakuan 3 adalah 10. Dapat disimpulkan jika jumlah daun terbanyak selam enam minggu pengamatan adalah pada tanaman jagung yang mendapat perlakuan 2, yaitu dengan perlakuan Tanah 50 : 50 kompos. Pemberian perlakaun kompos memberikan pengaruh yang nyata terhadap banyaknya jumlah daun pada tanaman jagung. Hal ini disebabkan karena pupuk kompos yang berasal dari sisa-sisa sampah organik seperti daun-daun mengandung sejumlah unsur hara dan bahan organik yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Ketersediaan hara dalam tanah, struktur tanah dan tata udara tanah yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar tanaman dalam menyerap unsur hara. Perkembangan sistem perakaran yang baik sangat menentukan pertumbuhan vegetatif

tanaman yang pada akhirnya menentukan pula fase reproduktif dan hasil tanaman. Pertumbuhan vegetatif yang baik akan menunjang fase generatif yang baik pula. Menurut Buckman dan Brady (1982) dalam Tola,dkk (2007), pori tanah yang lebih besar akan meningkatkan perkembangan akar dan kemampuan akar menyerap air dan unsur hara yang pada akhirnya dapat mempengaruhi per-tumbuhan serta hasil tanaman. Menurut Sarief (1989) dalam Budianto,dkk (2007) menyatakan bahwa ketersediaan unsurhara pada media tumbuh dalam jumlah yangcukup dan seimbang merupakan salah satu faktor penting yang mendukung pertumbuhan normal tanaman. Kebutuhan tersebut dapat diusahakan terpenuhi dengan pemberian pupuk organik maupun anorganik. Burke et al. (1995) dalam Budianto,dkk (2007) menyatakan bahwa aplikasi bahan organik (kompos) selain meningkatkan kadar hara makro dan mikro, juga bertindak sebagai penyangga biologi tanah dan menyebabkan struktur tanah lebih remah dan stabil. Hal tersebut sangat menunjang pertumbuhan tanaman. Dari beberapa literatur diatas dapat disimpulkan jika pemeberian pupuk kompos pada media tanam tanman jagung memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman jagung khususnya jumlah daun, karena dengan pemeberian pupuk kompos yang memiliki berberapa unsur hara yang dibutuhkan oleh tanman, pupuk kompos juga akan memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah sehingga struktur tanah menjadi lebih remah dan labil sehingga akar tanaman akan dengan mudah untuk mngambil unsur hara essensial maupun non essensial yang dibutuhkan oleh tanaman.

Budianto,dkk. 2007. Perbandingan Hasil Tanaman Jagung Pada Kondisi Tanpa Pupuk, Dipupuk NPK, dan Dipupuk Bokashi Kirinyu ( Chromolaena odorata L.). Jurnal Agroteksos Volume 17 Nomor 1:39 - 45 Tola, dkk. 2007. Pengaruh Penggunaan Dosis Pupuk Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung. Jurnal Agrisistem, Vol. 3 No, 1:1 8.

You might also like