You are on page 1of 84

I.

Formula Asli
Tetes mata Zink Sulfat

II. Rancangan Formula
Tiap 5 ml tetes mata mengandung :
Zink sulfat 0,25 %
Naphazoline HCl 0,1 %
Asam borat 6,071 %
Na.borax 1,59 %
Fenil merkuri nitrat 0,002 %
Gliserin 1 %
Aqua pro injeksi ad 5 mL

III. Master Formula
Nama produk : OptikZink

Tetes Mata
Jumlah produk : 1 botol @ 5 mL
Tanggal formulasi : 18 Februari 2009
Tanggal produksi : 03 Maret 2009
No.Registrasi : DBL 0905500246 A1
No.Batch : J 095502




PT. Nirwana
Pharmae
Tgl.Produksi :
03 Maret 2009
Dibuat oleh :
Kelompok III
Disetujui oleh :
Eka Gusnawati
OptikZink

Tetes Mata
No. Kode
Bahan
Nama Bahan Fungsi Bahan Jumlah
Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
ZS 01
NH 02
AB 03
NB 04
FM 05
GL 06
AQ 07
Zink Sulfat
Naphazoline HCl
Asam borat
Natrium borax
Fenil merkuri nitrat
Gliserin
Aqua pro injeksi
Zat aktif
Zat aktif
Pendapar
Pendapar
Pengawet
Pemviskos
Pembawa
0,0125 g
0,005 g
6,071 g
1,59 g
0,0001 g
0,05 ml
ad 5 ml













BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi
yang bebas dari mikroorganisme hidup, pada prinsipnya ini termasuk
sediaan parenteral, mata dan irigasi. (Lachman:1292)
Tetes mata merupakan sediaan mata berupa larutan / suspensi atau
larutan berminyak dari alkaloid, garam-garam alkaloid, antibiotik, atau
bahan-bahan lain yang ditujukan untuk penggunaan mata dengan cara
meneteskan obat ke dalam selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan
bola mata yang diformulasi dengan pertimbangan tonisitas, pH, viskositas,
sterilisasi, bahan antimikroba dan pengemasan yang baik. (Scov:221; FI
III:10)
Air mata kita tidak seperti darah yang mengandung antibodi ataupun
mekanisme untuk memproduksi antibodi tersebut. Oleh karena itu
mekanisme pertahanan utama mata untuk melawan infeksi mata secara
sederhana yaitu dengan pencucian air mata. Pada air mata ditemukan
sebuah enzim, yaitu lisozim yang mempunyai kemampuan untuk
menghidrolisa polisakarida dari beberapa mikroorganisme. Namun ada
beberapa mikroorganisme yang tidak terpengaruh oleh adanya enzim
lisozim yaitu Pseudomomas aeruginosa. (Pres:181)
Berdasarkan tempat kerjanya, tetes mata bekerja pada konjungtiva,
kornea dan iris. Penggunaan tetes mata akan menghasilkan efek yang
bervariasi dari obat pada bagian konjungtiva, kornea dan iris. (RPS
18
th
:1587)
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara pembuatan tetes mata steril.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Membuat sediaan tetes mata steril Zink Sulfat.
I.3 Prinsip Percobaan
Pembuatan tetes mata steril Zink Sulfat dengan menggunakan alat
dan bahan yang telah disterilkan dengan cara yang sesuai dan dilakukan
sterilisasi akhir pada sediaan.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum
II.1.1 Definisi Tetes Mata
- FI III ; 10
Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi digunakan
pada mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata
disekitar kelopak mata atau bola mata.
- Scovilles ; 221
Larutan mata merupakan cairan steril atau larutan berminyak dari alkaloid,
garam-garam alkaloid, antibiotik atau bahan-bahan lain yang ditujukan
untuk dimasukkan kedalam mata. Ketika cairan, larutan harus isotonis
larutan mata digunakan untuk antibakterial, anestetik, midriatik, miotik
atau maksud diagnosa larutan ini disebut juga tetes mata dan collyria
(singular collyrium).
- Text book of pharmaceutics ; 358
Tetes mata adalah cairan steril atau larutan berminyak atau suspensi
yang ditujukan untuk dimasukkan kedalam succos konjungtival. Dapat
mengandung bahan-bahan antimikroba seperti antibiotik, bahan anti
inflamasi seperti kortikosteroid, obat miotik seperti fisostigmin sulfat atau
obat midriasis seperti atropin sulfat.


- Parrot ; 290
Bahan obat diteteskan kedalam mata harus diformulasi dengan tepat dan
disiapkan dengan pemberian pertimbangan antara lain tonisitas, pH,
kestabilan, kekentalan dan sterilitas.
- DOM Martin ; 880
Tetes mata sering diteteskan ke dalam mata yang terluka akibat
kecelakaan atau operasi dan tetes mata kemudian secara potensial lebih
berbahaya dibandingkan injeksi intravena.
- Ansel : 541
Dengan definisi resmi larutan untuk mata adalah larutan steril yang
dicampur dan dikemas untuk dimasukkan dalam mata. Selain steril,
preparat tersebut memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap faktor-
faktor farmasi seperti kebutuhan bahan antimikroba, isotonisitas, dapar,
viskositas dan pengemasan yang cocok.
Kesimpulan :
Tetes mata adalah sediaan mata berupa larutan atau suspensi atau
larutan berminyak dari alkaloid, garam-garam alkaloid, antibiotik atau bahan-
bahan yang ditujukan untuk penggunaan mata dengan cara meneteskan obat
ke dalam selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata yang
diformulasi dengan pertimbangan tonisitas, pH, viskositas, stabilitas,
sterilisasi, bahan antimikroba dan pengemasan yang baik.


II.1.2 Syarat-syarat Tetes Mata
- Scovilles : 221
Faktor-faktor dibawah ini sangat penting dalam sediaan larutan mata :
Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan;
Sterilitas akhir dari collyrium dan kehadiran bahan antimikroba yang
efektif untuk menghambat pertumbuhan dari banyak mikroorganisme
selama penggunaan dari sediaan;
Isotonisitas dari larutan;
pH yang pantas dalam pembawa untuk menghasilkan stabilitas yang
optimum
- DOP Cooper :
Tetes mata adalah larutan berair atau larutan berminyak yang idealnya
harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
Ia seharusnya steril ketika dihasilkan
Ia seharusnya bebas dari partikel-partikel asing
Ia seharusnya bebas dari efek mengiritasi
Ia seharusnya mengandung pengawet yang cocok untuk mencegah
pertumbuhan dari mikroorganisme yang dapat berbahaya yang
dihasilkan selama penggunaan.
Jika dimungkinkan larutan berair seharusnya isotonis dengan sekresi
lakrimal konsentrasi ion hidrogen sebaliknya cocok untuk obat khusus,
dan idelanya tidak terlalu jauh dari netral
Ia seharusnya stabil secara kimia
- SDF : 357
Sediaan untuk mata terdiri dari bermacam-macam tipe produk yang
berbeda. Sediaan ini bisa berupa larutan (tetes mata/pencuci mata),
suspensi/salep. Kadang-kadang injeksi mata digunakan dalam kasus
khusus. Sediaan mata sama dengan sediaan steril lainnya yaitu harus
steril dan bebas dari bahan partikulat. Dengan pengecualian jumlah
tertentu dari injeksi mata, sediaan untuk mata adalah bentuk sediaan
topikal yang digunakan untuk efek lokal dan karena itu tidak perlu untuk
bebas pirogen.
- Scovilles : 247
Farmasis seharusnya menyiapkan larutan mata yang :
Steril;
Dalam pembawa yang mengandung bahan-bahan germisidal untuk
meningkatkan sterilitas;
Bebas dari partikel yang tersuspensi;
Bahan-bahan yang akurat;
Isotonik atau sangat mendekati isotonik;
Dibuffer sebagaimana mestinya;
Dimasukkan dalam wadah yang steril;
Dimasukkan dalam wadah yang kecil dan praktis.



- Prescription : 181
Secara umum disetujui sediaan mata harus steril, menggunakan
pengawet, harus memiliki tekanan osmotik yang sama dengan cairan
lakrimal normal.
- DOM Martin : 880
Faktor yang paling penting dipertimbangkan ketika menyiapkan larutan
mata adalah tonisitas, pH, stabilitas, viskositas, selaksi pengawet dan
sterilisasi. Sayang sekali, yang paling penting dari itu dalah sterilitas yang
telah menerima sifat/perhatian dan farmasis dan ahli mata.
Ini diinginkan bahwa larutan mata stabil, isotonis, dan sifat pH, dan tidak
ada pernah telah kehilangan mata karena larutan sebagian terurai atau
mengiritasi. Penggunaan larutan tidak steril ke dalam mata yang terluka,
di lain hal sering menyebabkan kecelakaan.
- Parrot : 29
Obat yang dimasukkan ke dalam mata harus diformulasi dan disiapkan
dengan pertimbangan yang diberikan terhadap tonisitas, pH, stabilitas,
viskositas dan sterilisasi. Sterilisasi diinginkan karena kornea dan jaringan
lining ruang anterior adalah media yang baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme daan masuknya cairan mata yang terkontaminasi dalam
mata yang trauma oleh kecelakaan atau pembedahan dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan.


- DOM King : 145
Mata manusia adalah organ yang paling sensitif. Maka bereaksi dengan
cepat. Sampai mendekati perubahan apapun dalam lingkungannya. Untuk
alasan ini larutan yang digunakan pada mata sebaik suspensi dan salep
harus dibuat dengan perhatian yang sangat teliti. Syarat-syarat harus
dipertimbangkan dalam perbuatan dan kontrol terhadap produk optalmik
untuk :
Sterilitas Pengawet
Kejernihan Bahan aktif
Buffer Viskositas
pH Stabilitas
Isotonisitas
Banyak dari syarat ini saling berkaitan dan tidak dapat dipandang sebagai
faktor terisolasi yang dipertimbangkan secara individual. Sterilisasi
misalnya, dapat dihubungkan dengan pH, buffer, dan pengemasan.
sistem buffer harus dipertimbangkan dengan pemikiran tonisitas dan
dengan pemikiran kenyamanan produk.
Kesimpulan :
Syarat syarat tetes mata :
Harus steril
Isotonis dengan cairan mata
Bebas dari partikel asing
Tidak mengiritasi
Kejernihan
Buffer
pH
viskositas
Stabilitas

II.1.3 Keuntungan Tetes Mata
- AMA Drugs : 1624
Secara umum larutan berair lebih stabil daripada salep, meskipun salep
dengan obat yang larut dalam lemak diabsorpsi lebih baik dari
larutan/salep yang obat-obatnya larut dalam air.
- RPS 18 th : 1584
Tidak mengganggu penglihatan ketika digunakan. USP XXI
menggambarkan 48 larutan mata. Dengan definisi, semua bahan-bahan
adalah lengkap dalam larutan, keseragaman tidak menjadi masalah,
hanya sedikit pengaruh sifat fisika dengan tujuan ini.
Kesimpulan :
Keuntungan tetes mata antara lain :
Larutan berair lebih stabil daripada salep
Tidak mengganggu penglihatan ketika digunakan




II.1.4. Kerugian Tetes Mata
- RPS
18th
; 1585
Kerugian yang prinsip dari larutan mata adalah waktu kontak yang relatif
singkat antara obat dan permukaan yang terabsobsi. Hanya bekerja pada
bagian kornea, iris, dan konjungtiva.
- DOM King ; 142
Bioavailabilitas obat sangat lambat
- Modern Pharmaceutical ; 515
Penggunaan tetes mata pada anak-anak merupakan tugas yang sulit.
- Ansel Indonesia ; 540
Diberikan pada volume yang kecil karena kapasitas mata menahan dan
menyimpan terbatas.
Kesimpulan :
Kerugian tetes mata antara lain :
- Waktu kontak relatif singkat antara obat dan permukaan yang terabsorbsi;
- Hanya bekerja di konjungtiva, iris, dan kornea;
- Bioavalabilitas obat rendah;
- Sulit digunakan pada anak-anak;
- Hanya dapat diberikan pada volume yang kecil karena kapasitas mata
yang terbatas dalam menyimpan cairan obat.



II.1.5 Cara Penggunaan Tetes Mata (RPS 18
th
: 1584)
1. Cuci tangan
2. Dengan satu tangan, tarik perlahan-lahan kelopak mata bagian bawah
3. Jika penetesnya terpisah, tekan bola karetnya sekali ketika penetes
dimasukkan ke dalam botol untuk membawa larutan ke dalam
penetes
4. Tempatkan penetes di atas mata, teteskan obat ke dalam kelopak
mata bagian bawah sambil melihat ke atas jangan menyentuhkan
penetes pada mata atau jari.
5. Lepaskan kelopak mata, coba untuk menjaga mata tetap terbuka dan
jangan berkedip paling kurang 30 detik
6. Jika penetesnya terpisah, tempatkan kembali pada botol dan tutup
rapat
Jika penetesnya terpisah, selalu tempatkan penetes dengan ujung
menghadap ke bawah
Jangan pernah menyentuhkan penetes dengan permukaan apapun
Jangan mencuci penetes
Ketika penetes diletakkan di atas botol, hindari kontaminasi pada
tutup ketika dipindahkan
Ketika penetes adalah permanen dalam botol, ketika dihasilkan
oleh industri farmasi untuk farmasis, peraturan yang sama
digunakan menghindari kontaminasi
Jangan pernah menggunakan tetes mata yang telah mengalami
perubahan warna
Jika anda mempunyai lebih dari satu botol dari tetes yang sama,
buka hanya satu botol saja
Jika anda menggunakan lebih dari satu jenis tetes pada waktu
yang sama, tunggu beberapa menit sebelum menggunakan tetes
mata yang lain
Sangat membantu penggunaan obat dengan latihan memakai obat
di depan cermin
Setelah penggunaan tetes mata jangan menutup mata terlalu rapat
dan tidak berkedip lebih sering dari biasanya karena dapat
menghilangkan obat tempat kerjanya.

II.1.6 Karakteristik sediaan mata
- RPS 18th ; 1589
a. Kejernihan
Larutan mata didefinisikan bebas dari partikel asing dan jernih
yang secara normal diperoleh dengan filtrasi. Peralatan filtrasi penting
agar jernih dan tercuci baik sehingga bahan-bahan partikulat tidak
dikontribusikan pada larutan dan menghilangkannya dengan desain
peralatan. Pengerjaan untuk larutan dilakukan dalam lingkungan yang
bersih, penggunaan LAF memberikan kebersihan untuk penyiapan
larutan jernih bebas dari partikel asing. Dalam beberapa
permasalahan kejernihan dan sterilisasi dilakukan dengan langkah
filtrasi yang sama . Penting untuk menyadari bahwa larutan jernih
sama fungsinya untuk membersihkan wadah dan tutup. Keduanya
harus bersih, steril dan tidak tertumpahkan. Wadah atau tutup tidak
membawa partikel dalam larutan selama penyimpanan. Normalnya
dilakukan sterilisasi.
b. Stabilitas
Stabilitas obat dalam larutan seperti produk mata tergantung
sifat kimia bahan obat, pH produk, metode penyiapan (khususnya
penggunaan suhu) zat tambahan larutan tipe pengemasan. Obat
seperti pilokarpin dan fisostigmin aktif dan cocok pada mata pH 6,8.
Namun demikian pH stabilitas kimia (ketidakstabilan) dapat diukur
dalam beberapa hari atau bulan. Dengan obat ini, bahan kehilangan
stabilitas kimia kurang dari 1 tahun. Sebaliknya pada pH 5 kedua obat
stabil dalam beberapa tahun.
c. Buffer dan pH
Idealnya sediaan mata sebaiknya diformulasi pada pH yang
ekuivalen dengan cairan mata yaitu 7,4 tapi dalam prakteknya jarang
dicapai. Mayoritas bahan aktif dalam opthalmologi adalah garam basa
lemah dan stabil pada pH asam. Ini umumnya dapat dibuat dalam
suspensi kortikosteroid tidak larut. Suspensi biasanya paling stabil
pada pH asam.
pH optimum umumnya menginginkan kompromi pada
formulator. pH diseleksi jadi optimum untuk kestabilan. Sistem buffer
diseleksi agar mempunyai kapasitas akurat untuk memperoleh pH
dengan range stabilitas untuk durasi umur produk. Kapasitas buffer
adalah kunci utama situasi ini.
d. Tonisitas
Tonisitas berarti tekanan osmotik yang diberikan oleh garam-
garam dalam larutan berair, larutan mata adalah isotonik dengan
larutan lain ketika magnetudo sifat koligatif larutan adalah sama.
Larutan mata dipertimbangkan isotonis ketika tonisitasnya sama
dengan 0,9% larutan NaCl.
Sebenarnya mata lebih toleran terhadap variasi tonisitas dari
pada suatu waktu yang diusulkan. Biasanya dapat ditoleransi larutan
dengan range 0,5 1,8 % NaCl. Memberi pilihan, isotonisitas selalu
dikehendaki dan penting dalam larutan intraokuler. Namun hal ini
tidak dibutuhkan ketika total stabilitas produk dipertimbangkan.
e. Viskositas
USP mengizinkan penggunaan bahan pengkhelat viskositas
untuk memperpanjang lama kontak dalam mata dan untuk absorbsi
obat dan aktivitasnya. Bahan-bahan seperti metil selulosa, polivinil
alkohol dan hidroksi metil selulosa ditambahkan secara berkala untuk
meningkatkan viskositas.
Para peneliti telah mempelajari peningkatan viskositas dalam
waktu kontak dalam mata. Umumnya viskositas meningkat 25-50 cps
range yang signifikan meningkatkan lama kontak dalam mata.
f. Additives / Tambahan
Penggunaan bahan tambahan dalam larutan mata
diperbolehkan namun demikian pemilihan dalam jumlah tertentu.
Antioksidan, khususnya natrium bisulfat atau metabisulfat, digunakan
dengan konsentrasi sampai 0,3% khususnya dalam larutan yang
mengandung garam epinefrin. Antioksidan lain seperti asam askorbat
atau asetilsistein juga digunakan. Antioksidan berefek sebagai
penstabil untuk meminimalkan oksidasi epinefrin.
Penggunaan surfaktan delam sediaan mata dibatasi hal yang
sama. Surfaktan nonionik, kelas toksis kecil seperti bahan campuran
digunakan dalam konsentrasi rendah khususnya seperti suspensi dan
berhubungan dengan kejernihan larutan. Penggunaan surfaktan,
khususnya beberapa konsentrasi signifikan sebaiknya dengan
karakteristik bahan-bahan surfaktan nonionik, khususnya dapat
bereaksi dengan adsorpsi dan komponen pengawet antimikroba dan
inaktif sistem pengawet.
Surfaktan kationik digunakan secara bertahap dalam larutan
mata tetapi hamper invariabel sebagai pengawet antimikroba.
Benzalkonium dalam range 0,01 0,02 % dengan toksisitas faktor
pembatas konsentrasi. Benzalkonium klorida sebagai pengawet
digunakan dalam jumlah besar dalam larutan dan suspensi mata
komersial.

- Ansel :541
a. Sterilitas dan pengawetan
Semua larutan untuk mata harus dibuat steril jika diberikan dan
bila mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk
menjamin sterilitas selama pemakaian. Larutan yang dimaksudkan
untuk digunakan selama operasi pada mata yang terkena trauma,
umumnya tidak mengandung pengawet, karena hal ini akan
menyebabkan iritasi pada jaringan di dalam mata. Larutan ini
biasanya dikemas dalam wadah dosis tunggal dan semua larutan
yang tidak dipakai harus dibuang.
b. Nilai isotonis
Cairan tubuh termasuk darah dan cairan air mata mempunyai
tekanan osmosis yang sama dengan natrium klorida dalam air 0,9%.
Jadi suatu larutan natrium klorida dengan konsentrasi tersebut
dikatakan isoosmotik atau memiliki suatu tekanan osmosis yang
seimbang dengan cairan fisiologi. Dalam prakteknya, batas-batas
isotonisitas suatu larutan untuk mata berupa natrium klorida atau
ekuivalennya dapat berkisar dari 0,6 2,0 % tanpa rasa tidak
nyaman pada mata.
c. Pendaparan
Dapar mungkin digunakan dalam suatu larutan untuk mata
karena salah satu atau semua alasan berikut ini :
Untuk memberi kenyamanan si pasien
Untuk menjamin kestabilan obat, dan
Untuk mengawasi aktifitas terapeutik bahan obat
pH air mata normal 7,4 memiliki suatu kemampuan dapar,
pemakaian suatu larutan yang mengandung obat pada mata
merangsang aliran air mata yang mencoba menetralkan setiap
kelebihan ion hidrogen atau hidroksil yang dikenakan pada mata
bersama larutan.
d. Viskositas dan zat pengental
Viskositas adalah suatu sifat cairan yang lebih bertahan untuk
mengalir. Kebalikan dari viskositas adalah fluiditas. Viskositas
dijelaskan dalam kekuatan yang dibutuhkan untuk memindahkan satu
permukaan datar ke permukaan lainnya di bawah ketentuan tertentu
apabila ruang antaranya yang dipenuhi oleh cairan menjadi
permasalahan. Suatu bahan cair yang 10 kali kental (viscow) dari
pada air pada suhu yang sama viskositasnya sama dengan 10
centriprise.
- Prescription : 181
a. Sterilitas
Jika suatu anggapan batasan mekanisme pertahanan mata
dijelaskan bahwa sediaan mata harus steril. Air mata tidak seperti
darah, tidak mengandung antibodi atau mekanisme untuk
memproduksinya. Mekanisme pertama untuk melawan infeksi yaitu
aksi sederhana pencucian dengan air mata dan suatu enzim yang
ditemukan dalam air mata (lizosim) yang mempunyai kemampuan
menghidrolisis selubung polisakarida dari beberapa mikroorganisme.
b. Pengawetan
Perlu diperhatikan untuk penggunaan produk juga penting jika
larutan digunakan dalam kantor physician atau klinik. Kemungkinan
patogen inokular yang masuk dalam larutan meningkat. Dibutuhkan
larutan mata untuk penggunaan seperti self-sterizing. Larutan yang
digunakan di rumah sedikit lebih banyak dikenal seperti infeksi
silang sehingga dilihat perlu menggunakan pengawet untuk tipe
sediaan ini. Ada 3 tipe pengobatan mata yang disukai terlihat pada
rumah sakit. Sediaan untuk penggunaan trauma berat pada mata atau
selama pembedahan. Bahan-bahan digunakan hanya untuk satu
pasien. Sediaan ini hanya digunakan sekali dan oleh karena itu
penggunaan pengawet diabaikan.
c. Tekanan osmotik
Beberapa tahun lalu tidak banyak kesepakatan dikeluarkan
dalam upaya menjamin kebenaran tekanan osmosis dalam larutan
mata. Kemudian dibaca dalam jurnal Italia Pharmaceutical, sebuah
kutipan dari jurnal Swiss Pharmaceutical, bahwa jaminan tekanan
osmotik relatif tidak penting. Poin ini didasarkan dari fakta bahwa
mata insensitif pada range yang luas dari tekanan osmotik. Konsep ini
ditentang atas dasar meskipun nyeri tidak dirasakan, air mata
dihasilkan dan obat tercuci dari air mata. Oleh karena itu terlihat
bahwa metode yang paling aman adalah menambahkan tekanan
osmotik dari larutan untuk penggunaan dalam mata dengan range
yang praktis.
d. Konsentrasi ion hidrogen
pH normal dari larutan lakrimal kira-kira sama dengan darah 7,4.
Hal ini diperlihatkan untuk dapar semua sediaan mata pada range pH
ini. Namun demikian, faktor lain harus dipertimbangkan sebagai
contoh kelarutan dan stabilitas dari kebanyakan obat mata tergantung
pada pH. Kelarutan asam lemak (contoh atropin sulfat, pilokarpin
nitrat) akan menurun dengan kedudukan pH dan kelarutan basa
lemah (contoh sodium fluoresin, sodium sulfadiazin) akan menurun
dengan penurunan pH.
e. Penyesuaian viskositas
Penggunaan dari 0,32 % (4000 cps) metil selulosa dengan
1:50000 benzalkonium klorida telah direkomendasikan sebagai
pengganti air mata. Metil selulosa dalam konsentrasi 1% dapat
digunakan untuk meningkatkan viskositas dari sebuah larutan mata
memperlambat aliran pencucian dari larutan.
- DOM King : 146
a. Kejernihan
Sebagai definisi resmi, produk optalmik harus bebas dari partikel
asing. Kejernihan biasanya diperoleh melalui filtrasi.

b. Buffer dan pH
pH dan buffer dibutuhkan untuk membuat pH sebagai tanda
produk dan biasanya penting untuk kestabilan produk. pH cairan air
mata secara umum dikenal kira-kira 7,4 meskipun nilai ini dapat
berubah-ubah. Bahan aktif yang digunakan dalam larutan optalmik
biasanya basa lemah garam asam, yang biasanya stabil pada pH
asam.
c. Viskositas
Selama tahun 1950, peningkatan viskositas dikesankan sama
dengan peningkatan waktu kontak larutan optalmik pada mata. Sejak
waktu itu, USP mengizinkan penggunaan zat tambahan seperti metil
selulosa, hidroksipropil metil selulosa, dan polifinil alkohol untuk
memperpanjang waktu kontak. Viskositas larutan dapat ditingkatkan
kira-kira 25-50 cps melalui beberapa penambahan. Bagaimanapun,
pelindung partikel harus digunakan untuk memastikan bahwa
kejernihan larutan dapat dicapai dalam kehadiran beberapa agent
impart-viskositas.
d. Tonisitas
Praktek dan teori tonisitas diatur dan dijelaskan dalam pasal 7.
Tonisitas ini berarti tekanan osmotik dihasilkan oleh garam dalam
larutan. Larutan optalmik merupakan larutan isotonik yang benar-
benar dipertimbangkan secara umum dengan larutan lain, saat
magnitude sifat koligatif larutan adalah sama sebagai saat yang baik,
larutan optalmik dibuat isotonik sama untuk digunakan 0,8% larutan
berair sodium klorida. Maka biasanya dapat mentoleransi ekuivalen
larutan pada range 0,5-1,8% sodium klorida.
e. Pengawet
Dengan salah satu pengecualian dosis tunggal, larutan optalmik
steril harus berisi pengawet antimikrobial yang cocok untuk mencegah
timbulnya mikroorganisme dalam kekuranghatian selama
penggunaan.
Substansi pengawet ideal dapat dilihat dengan kriteria berikut :
Aktivitas antibakterial spektrum luas yang meliputi kemampuan
melawan antara organik gram positif, gram negatif dan fungi
Stabilitas fisika dan kimia memuaskan dengan range pH yang luas
Kompatibel dengan komponen kimia dan dengan dasar bahan
material
Aman dan tidak mengiritasi selama pemakaian.
- Ensiklopedia : 57-61
a. Kejernihan
Definisi resmi larutan optalmik mengharuskan bahan ini bebas
partikulat. Kejernihan larutan biasanya dapat dicapai salah satunya
melalui filtrasi dengan filter penjernih atau bagian prosedur penjernih
steril. Bebas partikulat yang dianjurkan pada materi partikulat sediaan
optalmik :

Ukuran Partikel (m) Bahan yang
dianjurkan
(partikel/ml)
> 10
> 25
> 50
< 50
< 5
Tidak dibolehkan

b. Stabilitas
Stabilitas bahan aktif dalam larutan optalmik tergantung pada
kimia alam bahan aktif, pH, prosedur pempabrikan tipe zat tambahan,
dan tipe wadah. Pemeliharan pH yang konsisten dengan stabilitas
yang cocok sering menimbulkan pertentangan dengan pH yang
member penetrasi corneal optimum obat dipertanyakan dan
penerimaan pasien optimum terhadap produk.
c. pH yang sesuai dan Buffer
pH larutan optlalmik yang diatur dengan pemilihan buffer yang
tepat adalah salah satu pertin\mbangan formula yang sangat penting.
Buffer dapat digunakan dalam larutan optalmik untuk satu atau lebih
alasan :
1) untuk mempertahankan pH fisiologis air mata untuk mengurangi
keluarnya air mata dan ketidaknyamanan pasien
2) untuk mengoptimalkan aktifitas terapeutik bahan aktif dengan
mengubah penetrasi corneal melalui pengubahan dalam tingkat
ionisasi, dan untuk mengoptimalkan stabilitas produk
pH cairan mata dilaporkan dapat berubah-ubah antara 6,9 dan 7,5
selama bertambahnya jam dalam sehari
d. Tonisitas
Tonisitas mengacu pada tekanan osmotik larutan karena adanya
bahan kimia dan zat tambahan. Tekanan osmotik adalah sifat koligatif
dan karena itu tergantung pada jumlah magnitudo partikel yang ada
dalam larutan, terlepas dari apakah bahan ini molekul atau ion.
Air mata dan cairan tubuh lain memiliki tekanan osmotik 302-318
mosm/kg yang mana ekuivalen dengan 0,9% w/v larutan sodium
klorida (garam normal) cairan mata dan garam normal dikatakan
isoosmotik, itu karena memiliki tekanan osmotik yang sama. Larutan
dengan tekanan osmotik lebih rendah dari garam normal dikatakan
hipotonik, sebaliknya dengan tekanan osmotik lebih tinggi disebut
hipertonik. Dalam praktek sekarang, diteliti bahwa mata dapat
mentoleransi nilai tekanan osmotik pada range 0,6-2,0% sodium
klorida tanpa tanda ketidaknyamanan.
e. Viskositas
Viskositas larutan optalmik sering ditingkatkan dengan maksud
memperpanjang waktu kontak korneal, pengurangan kecepatan
pengeringan, dan peningkatan bioavailabilitas bahan aktif.
f. Stabilitas
Penggunaan penstabil dapat diizinkan dalam larutan optalmik
jika sangat dibutuhkan.
g. Surfaktan
Penambahan surfaktan pada larutan optalmik dibolehkan,
meskipun penggunaanya sangat terbatas. Toksisitas surfaktan adalah
pada batasan anionik > kationik > nonionik. Nonionik digunakan pada
konsentrasi rendah untuk meningkatkan dispersi obat yang ditunda,
seperti steroid, dengan cara demikian memperbaiki kejernihan
larutan.
- www.FormulasiSteril.com (diambil dari buku pelajaran Teknologi Farmasi,
Voight)
a. Steril
Pemakaian tetes mata yang tekontaminasi mikroorganisme
dapat terjadi rangsangan berat yang dapat menyebabkan hilangnya
daya penglihatan atau tetap terbukanya mata sehingga sebaiknya
dilakukan sterilisasi akhir (sterilisasi uap) atau menyaring larutan
dengan filter pembatas bakteri.
b. Kejernihan
Persyaratan ini dimaksudkan untuk menghindari rangsangan
akibat bahan padat, sebagai penyaring digunakan leburan gelas,
misalnya Jenaer Fritten dengan ukuran pori G3 G5.
c. Pengawetan
Dengan pengecualian sediaan yang digunakan mata luka atau
untuk tujuan pembelajaran, dan dapat dibuat hingga obat bertakaran
tunggal, maka obat tetes mata perlu diawetkan. Pengawet yang
sering digunakan adalah thiomersal (0,002%), garam fenil merkuri
(0,002%), garam alkonium dan garam benzalkonium (0,002 0,01%)
dalam kombinasinya dengan natrium edetat (0,1%), klorheksidin
(0,005 0,01%), klorbutanol (0,5%) dan benzil alkohol (0,5 1%).
d. Tonisitas
Sediaan tetes mata sebaiknya dibuat mendekati isotonis agar
dapat diterima tanpa rasa nyeri dan tidak dapat menyebabkan
keluarnya air mata yang dapat mencuci keluar bahan obat. Untuk
membuat larutan isotonis, dapat menggunakan medium isotonik atau
sedikit hipotonik, umumnya digunakan natrium klorida (0,7 0,9 %)
atau asam borat (1,5-1,9%) steril.
e. Pendaparan
Mirip seperti darah, cairan mata menunjukkan kapasitas dapar
tertentu, yang sedikit lebih rendah oleh karena sistem yang terdapat
pada darah seperti asam karbonat, plasprotein amfoter dan fosfat
primer-sekunder, juga dimilikinya kecuali sistem hemoglobin-
oksihemoglobin. Harga pHnya juga seperti darah 7,4 akan tetapi
hilangnya karbondioksida dapat meningkatkan harga pHnya dapat
meningkat 8-9. Pada pemakaian tetes biasanya yang nyata tanpa
rasa nyeri adalah larutan dengan harga pH 7,3-9,7. Daerah pH dari
5,5-11,4 masih dapat diterima. Tetes mata didapar atas dasar
beberapa alasan yang sangat berbeda. Misalnya untuk memperbaiki
daya tahan untuk mengoptimalkan kerja (misalnya oksitetrasiklin) atau
untuk mencapai kelarutan yang memuaskan (misalnya kloramfenikol).
Pengaturan larutan pada kondisi isohidris (pH 7,4) adalah sangat
berguna untuk mencapai rasa nyeri yang sempurna, meskipun hal ini
sangat sulit direalisasi oleh karena kelarutan dan stabilitas bahan obat
dan sebagian pembantu juga kerja optimum disamping aspek
fisiologis (tersatukan) turut berpengaruh.
f. Viskositas dan aktifitas permukaan
Tetes mata dalam air mempunyai kerugian oleh karena mereka
dapat ditekan keluar dari saluran konjungtiva oleh gerakan kelopak
mata. Oleh karena itu waktu kontaknya pada mata menurun. Melalui
peningkatan viskositas dapat dicapai distribusi bahan aktif yang lebih
baik di dalam cairan dan waktu kontak yang lebih lama atau panjang.
Lagipula sediaan tersebut memiliki sifat lunak dan licin sehingga
dapat mengurangi rasa nyeri. Oleh karena itu sediaan ini sering
dipakai pada pengobatan konjungtiva, sebagai peningkat viskositas
digunakan metil selulosa dan polivinil pirolidon (PVP).
Kesimpulan :
Karakteristik tetes mata :
a. Steril, karena mata tidak memiliki mekanisme pertahanan tubuuh
seperti pada darah. Mata hanya mempunyai cairan air mata dan
enzim lisozim. Dikhawatirkan mikroorganisme yang masuk tidak dapat
dihidrolisis oleh enzim lisozim terutama Pseudomonas aeruginosa
yang proteinnya tidak dapat dihidrolisis oleh lisozim karena sebagian
besar selnya terdiri atas lipid.
b. Kejernihan, yakni sediaan bebas dari partikel asing dan bahan padat
yang dapat merangsang dan menyebabkan iritasi. Kejernihan dapat
diperoleh dengan cara filtrasi.
c. Pengawetan, tetes mata mengandung bahan antimikroba untuk
mengurangi kontaminasi mikroorganisme selama pemakaian. Contoh
pengawet yang sering digunakan adalah thomersal (0,002%), garam
fenil merkuri (0,002%), klorbutanol (0,5%), benzil alkohol (0,5 1%),
garam alkonium dan garam benzalkonium (0,002 0,01%) dalam
kombinasinya dengan Na
2
EDTA (0,1%), dan klorheksidin (0,005
0,01%).
d. Tonisitas, tekanan osmotik larutan (sediaan) harus isoosmotik dengan
cairan air mata, namun mata masih dapat mentoleransi nilai tekanan
osmotik pada range 0,5 2,0% NaCl.
e. pH dan buffer, pH sediaan harus mendekati pH cairan mata yaitu 7,4,
dengan range 5,5-11,4 diperbolehkan, selain itu juga harus
memperhatikan stabilitas pH zat aktif dan mempertahankannya.
f. Viskositas, pada sediaan tetes mata dapat ditambahkan bahan
penambah viskositas untuk memberikan waktu kontak yang lebih
lama antara obat dan kornea. Contohnya metil selulosa dan polivinil
pirolidon (PVP).



II.1.7 Mengapa Sediaan Mata harus Steril?
- SDF : 357-358
Sterilisasi merupakan sesuatu yang penting. larutan mata yang
dibuat dapat membawa banyak organisme, yang paling berbahaya adalah
Pseudomonas aeruginosa. Infeksi mata dari organisme ini yang dapat
menyebabkan kebutaan. Ini khususnya berbahaya untuk penggunaan
produk nonsteril di dalam mata ketika kornea dibuka. bahan-bahan
partikulat dapat mengiritasi mata, ketidaknyamanan pada pasien dan
metode ini tersedia untuk pengeluarannya.
- Prescription : 181
Jika suatu batasan pertimbangan dan mekanisme pertahanan mata,
bahwa sediaan mata harus steril. air mata, kecuali darah, tidak
mengandung antibodi atau mekanisme untuk memproduksinya. Oleh
karena itu, mekanisme pertahanan utama melawan infeksi mata secara
sederhana aksi pertahanan oleh air mata, dan sebuah enzim ditemukan
dalam air mata (lisozim) dimana mempunyai kemampuan untuk
menghidrolisa polisakarida dari beberapa organisme ini. Organisme ini
tidak dipengaruhi oleh lisozim. Satu yang paling mungkin yang
menyebabkan kerusakan mata adalah Pseudomonas aeruginosa (Bacillus
pyocyneas).



- RPS 18 th : 1588
Bahaya Obat Nonsteril
Pseudomonas aeruginas (B. pyocyaneus; P. pyocyanea; Blue pas
bacillus) ini merupakan mikroorganisme berbahaya dan opportunis yang
tumbuh baik pada kultur media yang menghasilkan toksin dan zat/produk
antibakteri. Cenderung untuk membunuh kontaminan lain dan
membiarkan Pseudomonas aeruginosa untuk tumbuh pada kultur murni.
Bacillus gram negatif menjadi sumber dari infeksi yang serius pada
kornea. Ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan pada 24-48 jam.
Pada konsentrasi yang ditoleransi oleh jaringan mata, menunjukkan
bahwa semua zat antimikroba didiskusikan pada bagian berikut dapat
tidak efektif melawan beberapa strain dari organisme ini.
Kesimpulan :
Sediaan mata harus steril karena mata tidak mempunyai mekanisme
pertahanan tubuh seperti pada darah. Mata hanya mempunyai air mata dan
suatu enzim yaitu enzim lisozim. Dikhawatirkan mikroorganisme yang masuk
tidak dapat dihidrolisis oleh enzim lisozim terutama Pseudomonas aeruginosa
yang tidak dapat dihidrolisa proteinnya oleh lisozim karena sebagian besar
selnya adalah terdiri atas lipid.





II.1.8 Mengapa Tetes Mata Harus Isotonis
- Scoville's : 234
Isotonisitas dalam larutan mata. Ketika sekresi lakrimal sekarang
dipertimbangkan untuk mempunyai tekanan osmotik yang sama sebagai
cairan darah, dan kemudian menjadi isotonis dengan 0,9% larutan
natrium klorida, perhitungan untuk penyiapan larutan mata isotonis telah
disederhanakan. Farmasis selanjutnya selalu dituntut, sebagai bagian dari
praktek profesionalnya, untuk menyiapkan larutan mata yang isotonis.
- RPS 18
th
: 1590
Tonisitas adalah tekanan osmotik yang diberikan oleh garam dalam
larutan berair. Larutan mata adalah isotonik dengan cairan lain ketika
magnetudo sifat koligatif larutan adalah sama. Larutan yang
dipertimbangkan isotonik ketika tonisitasnya sama dengan larutan NaCl
0,9%.
Perhitungan isotonisitas dalam suatu waktu mendapat penekanan
yang lebih berat. Calon farmasis harus diajar persyaratan yang lebih
mendetail dan peralatan untuk mencapai tonisitas, kadang-kadang
kerusakan disebabkan oleh faktor lain seperti sterilitas dan stabilitas.
Sebenarnya mata lebih toleran terhadao variasi tonisitas daripada
suatu waktu yang diusulkan. Mata biasanya dapat mentoleransi larutan
yang ekuivalen dalam rentang 0,5-1,8% NaCl. Memberikan pilihan,
isotonisitas selalu diinginkan dan khususnya penting dalam larutan
intraokuler. Namun demikian, ini tidak dibutuhkan menjadi perkara yang
berlebihan ketika total stabilitas produk dipertimbangkan.
- Textbook of Pharmaceutics ; 360
Seperti yang telah lalu untuk alasan kenyamanan pada penggunaan,
tetes mata dibuat isotonik dengan sekresi lakrimal. Bagaimanapun, tidak
bisa dipungkiri bahwa mata dapat mentoleransi range tonisitas dari 0,5
2,0% NaCl sebelum ketidaknyamanan dialami. Bahan obat itu sendiri
yang biasanya sering menyebabkan nyeri atau menyengat pada
penggunaan. Sebagai contoh, Amethotaine HCl memiliki aktivitas
permukaan yang menyebabkan nyeri ketika larutan digunakan kedalam
mata dan untuk alasan ini konsentrasi diatas 1% tidak digunakan.
Sekarang bukan syarat umum dalam The British Pharmaceutical Codex
untuk tetes mata dibuat isotonik.
- Modern Pharmaceutical ; 516
Dahulu suatu kesepakatan terbaik dari perhatian ditempatkan pada
pengajaran farmasis untuk mengatur dengan benar larutan mata menjadi
isotonik (menggunakan suatu tekanan osmotik setara dengan 0,9%
NaCl). Pada komponen larutan mata ini penting mempertimbangkan
sterilitas, stabilitas dan pengawetan, dan tidak membahayakan untuk
memperoleh larutan isotonik yang tepat range dari 0,5 2,0% tidak
menyebabkan respon nyeri dan range 0,7 1,5% masih dapat diterima
pada sebagian besar orang.

- SDF : 358
Tonisitas berarti tekanan osmotik yang dihasilkan oleh larutan dari
keberadaan padatan terlarut atau tidak larut. Cairan mata dan cairan
tubuh lainnya memberikan tekanan osmotik sama dengan garam normal
atau 0,9% larutan NaCl. Larutan yang mempunyai jumlah bahan terlarut
lebih besar daripada cairan mata disebut hipertonik. Sebaliknya, cairan
yang mempunyai sedikit zat terlarut mempunyai tekanan osmotik lebih
rendah disebut hipotonik. Mata dapat mentoleransi larutan yang
mempunyai nilai tonisitas dalam range dari ekuivalen 0,5% sampai 1,6%
NaCl tanpa ketidaknyamanan yang besar.
Tonisitas pencuci mata mempunyai hal penting lebih besar daripada
tetes mata karena volume larutan yang digunakan. Dengan pencuci mata
dan dengan bantuan penutup mata, mata dicuci dengan larutan kemudian
overwhelming kemampuan cairan mata untuk mengatur beberapa
perbedaan tonisitas. Jika tonisitas pencuci mata tidak mendekati cairan
mata, dapat, menghasilkan nyeri dan iritasi.
Dalam pembuatan larutan mata, tonisitas larutan dapat diatur sama
cairan lakrimal dengan penambahan zat terlarut yang cocok seperti NaCl.
Jika tekanan osmotik dari obat diinginkan konsentrasi melalmpaui cairan
mata, tidak ada yang dapat dilakukan jika konsentrasi obat yang
diinginkan dipertahankan, ketika larutan hipertonik. Contohnya 10 dan
30% larutan natrium sulfasetamid adalah hipertonik, konsentrasi kurang
dari 10% tidak memberikan efk klinik yang diinginkan. Untuk larutan
hipotonik sejumlah metode disiapkan untuk menghitung jumlah NaCl
untuk mengatur tonisitas larutan mata, salah satu metodenya adalah
metode penurunan titik beku.
Kesimpulan :
Tonisitas adalah tekanan osmotik yang diberikan oleh garam dalam
larutan berair. Cairan mata dan cairan tubuh lainnya memberikan tekanan
osmotik yang sama dengan garam normal atau 0,9% NaCl. Larutan yang
mempunyai jumlah bahan terlarut lebih besar dari pada cairan mata disebut
hipertonik, sedangkan cairan yang memiliki sedikit zat terlarut memiliki
tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik. Keadaan hipertonik maupun
isotonik dapat diterima sebagai suatu sediaan karena keadaan ini
memungkinkan osmosis cairan mata keluar sel sehingga sel mengkerut,
namun dalam beberapa waktu sel dapat kembali ke keadaan semula.
Sebaliknya pada keadaan hipotonik, dapat terjadi lisis pada sel. Selain itu,
tetes mata yang isotonik dapat memberikan rasa nyaman pada penggunaan
karena tidak timbul rasa nyeri ketika suatu tetes mata digunakan.

II.1.9 pH Cairan Mata
- Scovilles ; 224
Ada persetujuan umum tentang konsentrasi ion hidrogen dari cairan
lakrimal adalah mendekati normal. Namun demikian, variasi nilai telah
dilaporkan oleh beberapa peneliti. Kemudian Hosfor Hids, Buchs dan
Baeschilin, Foldman, Dekking, Baylereld, Ran Bost dan Hild dan Gayan
dilaporkan telah menemukan pH cairan mata berhubungan dengan arah
dari 6,3 8,4, Lipschults 8,0, Oguchi dan Nakashima dari 8,4 sampai 8,6,
Fedeisen Biergoard menemukan pH cairan mata lakrimal sekurang-
kurangnya 7,4 dan mungkin lebih alkali.
- DOP Cooper : 192
Konsentrasi ion hidrogen dari cairan mata berkisar 7,2 -7,4.
- Textbook of Pharmaceutics: 360
Sekresi lakrimal mempunyai pH antara 7,2 -7,4 dan mempunyai
kapasitas membuffer yang tinggi, akibatnya mata dapat mentoleransi
larutan yang mempunyai pH dari 3,5-10. Mereka tidak didapar dengan
kuat ketika cairan mata akan dengan cepat memperbaiki nilai pH normal
dari mata.
- Parrot : 223
Larutan lakrimal normalnya pH 7,4
- DOM martin :882
pH fisiologi dari cairan mata ke larutan lakrimal adalah 7,4.
- Modern Pharmaceutical : 517
pH normal fisiologis dari cairan mata adalah 7,4.
- Ansel :548
pH air mata normal adalah 7,4.
- DOM King :141
pH air mata adalah sekitar 7,4 dengan range 7,3 7,7.
- Formulasi steril : 111
Harga pH mata sama dengan darah yaitu 7,4.
Kesimpulan :
pH cairan mata yaitu 7,4 dengan range 7,2 7,7

II.1.10 pH Sediaan Mata
- DOM Martin : 898
Dalam banyak perumpamaan, kita dapat mencapai obat dengan
seratus kali lebih stabil pada pH 5,0 dan kemudian pH 7,0.
- Scoville's : 225
pH dari larutan mata sebaiknya antara 4,5 dan 9.
- Parrot : 223
Larutan lakrimal normalnya pH 7,4 dengan rentang 5,2-8,3. Ini
masih bisa ditoleransi oleh larutan mata dengan range pH ini,
disebabkan oleh (1) volume kecil larutan, (2) buffer cairan mata, dan (3)
peningkatan produksi air mata.
Kesimpulan :
pH sediaan mata antara 4,5 9

II.1.11 Pewadahan Tetes Mata
- DOP Cooper ; 185
Tipe wadah yang biasa digunakan untuk tetes mata adalah vertikal
dilipat ambar atau gelas botol hijau layak dengan tutup bakelite yang
membawa tube tetes dengan sebuah pentil dan kemampuan untuk
ditutup sebagaimana untuk menahan mikroorganisme. Sifat-sifat yang
penting sebagai berikut :
1. Wadah dilengkapi dengan uji untuk membatasi alkali gelas. Copper
(1963) menunjukkan bahwa kadang-kadang botol dapat
dibebasalkalikan tetapi tube tetes tidak. Ini dapat dicontohkan oleh
tetes mata fisostigmin dalam larutan dalam botol tidak berwarna
tetapi pada tube tetes berwarna merah muda;
2. Wadah melindungi isi bahan terhadap cahaya. Banyak bahan obat
sensitif terhadap cahaya;
3. Wadah mempunyai segel yang memuaskan. Norton (1963)
menunjukkan test warna;
4. Pentil karet atau pentil dari bahan-bahan lain adalah penyerap dan
sebaiknya dijenuhkan dengan pengawet yang digunakan dalam
larutan mata dimana mereka digunakan;
5. Wadah menyiapkan penetes yang siap digunakan dan melindungi
terhadap kerusakan dan kontaminasi;
6. Wadah dilengkapi dengan pengaturan racun. Banyak obat mata
adalah racun;
7. Wadah non gelas tidak bereaksi dengan obat-obat atau partikel lain
yang menjadi isi larutan.
- Scoville's ; 247
Wadah untuk larutan mata. Larutan mata sebaiknya digunakan
dalam unit kecil, tidak pernah lebih besar dari 15 ml dan lebih disukai
yang lebih kecil. Botol 7,5 ml adalah ukuran yang menyenangkan untuk
penggunaan larutan mata. Penggunaan wadah kecil memperpendek
waktu pengobatan akan dijaga oleh pasien dan meminimalkan jumlah
pemaparan kontaminasi. Botol plastik untuk larutan mata juga dapat
digunakan. Meskipun beberapa botol plastik untuk larutan mata telah
dimunculkan dalam pasaran, mereka masih melengkapi dan yang
terbaik adalah untuk menulis secara langsung produksi untuk
menghasilkan informasi teknik dalam perkembangan terakhir.
- SDF ; 367
Larutan mata disiapkan secara terus-menerus dikemas dalam
wadah tetes (droptainers) polietilen atau dalam botol tetes gelas. Untuk
mempertahankan sterilitas larutan, wadah harus steril. Wadah polietilen
disterilkan dengan etilen oksida, sementara penetes gelas dapat dengan
dibungkus dan diotoklaf. Secara komersial disiapkan unit dosis tunggal
dengan volume 0,3 ml atau kurang dikemas dalam tube polietilen steril
dan disegel dengan pemanasan.
- RPS 18
th
; 1590
Wadah gelas sediaan mata tradisional dengan dilengkapi penetes
gelas telah dilengkapi hampir sempurna dengan unit penetes polietilen
densitas rendah yang disebut "Droptainer". Hanya sejumlah kecil wadah
gelas yang masih digunakan, biasanya karena pembatasan sterilitas.
Larutan intraokuler volume besar 250-500 ml telah dikemas dalam gelas,
tetapi bahkan sediaan parenteral mulai dikemas dalam pabrik khusus
wadah polietilen/polipropilen. Satu yang masih perlu dipikirkan adalah
wadah plastik, biasanya polietilen densitas rendah, adalah tidak dengan
alat tergantikan dengan gelas. Wadah plastik adalah permeable
terhadap beberapa bahan termasuk cahaya dan air. Wadah plastik dapat
mengandung variasi bahan-bahan ekstraneous seperti bahan pelepas
jamur, antioksidan, reaksi quenchers dan yang mirip, siap dapat
menggunakan plastik dalam wadah larutan. Lem label, tinta dan warna
juga dapat berpenetrasi polietilen dengan cepat, sebaliknya bahan-
bahan menguap dapat menyerap dari larutan ke dalam atau melalui
wadah plastik.
Wadah gelas memberikan bahan yang menyenangkan untuk
penyiapan terus-menerus larutan mata. Tipe I digunakan. Wadah
sebaiknya dicuci dengan air destilasi steril kemudian disterilisasi dengan
otoklaf. Penetes normalnya disterilkan dan dikemas dalam blister pack
yang menyenangkan.
- Encyclopedia ; 61
Biasanya larutan mata dikemas dalam wadah gelas beserta sebuah
drop gelas. Sejak perkenalan wadah drop LDPE, wadah gelas
tergantikan, kecuali pertimbangan stabilitas penggunaannya.
Keuntungan dari wadah drop meliputi potensi kontaminasi lebih rendah,
penggunaannya menyenangkan, lebih ringan, dan lebih murah. Plastik
LDPE tembus cahaya dan untuk obat yang sensitif terhadap cahaya,
tambahan dalam pewadahan (seperti agen pengopak titanium dioksida)
atau label papan tidak tembus cahaya pada bagian luar wadah bila
diperlukan. Wadah plastik LDPE tidak dapat diautoklaf dan biasanya
disterilisasi dengan etilen dioksida atau radiasi gamma 60 Co. Wadah
gelas drop botol masih digunakan untuk preparasi larutan mata yang
dilakukan tanpa persiapan. Wadah ini juga digunakan untuk produk yang
mudah teroksidasi atau mengandung komponen yang dapat terbagi
kedalam wadah plastik.
Kesimpulan :
Pewadahan tetes mata meliputi :
Wadah drop plastik, biasanya terbuat dari LDPE. Wadah ini merupakan
wadah yang sering digunakan karena menyenangkan, potensi
kontaminasi mikroba relatif kecil, lebih ringan, dan murah. Wadah ini
tidak dapat disterilisasi dengan autoklaf, tetapi disterilisasi dengan
radiasi gamma 60 Co atau gas etilen dioksida.
Wadah drop gelas, biasanya digunakan untuk produk yang sensitif
terhadap oksigen dan bagi produk yang mengandung komponen-
komponen yang tidak cukup stabildalam wadah plastik. Wadah ini
dapat disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121
0
C.

II.1.12 Komposisi Tetes Mata (DOP Cooper : 184)
Selain bahan obat, tetes mata dapat mengandung sejumlah bahan
tambahan untuk mempertahankan potensi dan mencegah peruraian. Bahan
tambahan itu meliputi :
Pengawet
Sebagaimana yang telah dikatakan, ada bahan untuk mencegah
perkembangan mikroorganisme yang mungkin terdapat selama
penggunaan tetes mata. Larutan untuk tetes mata khusus, yang paling
banyak tetes mata dan yang lain menggunakan fenil merkuri nitrat, fenil
etil alkohol dan benzalkonium klorida.
Isotonisitas dengan Sekresi Lakrimal
NaCl normalnya digunakan untuk mencapai tekanan osmotik yang
sesui dengan larutan tetes mata.
Oksidasi Obat
Banyak obat mata dengan segera dioksidasi dan biasanya dalam
beberapa kasus termasuk bahan pereduksi. Natrium metasulfit dalam
konsentrasi 0,1% umumnya digunakan untuk tujuan ini.
Konsentrasi Ion Hidrogen
Butuh untuk kestabilan konsentrasi ion hidrogen, dan beberapa buffer
telah digambarkan. Sodium sitrat digunakan dalam tetes mata fenilefrin.
Bahan Pengkhelat
Ketika ion-ion dan logam berat dapat menyebabkan peruraian obat
dalam larutan digunakan bahan pengkhelat yang mengikat ion dalam
kompleks organik, akan memberikan perlindungan. Na
2
EDTA, satu yang
paling dikenal sebagai pengkhelat.
Viskositas
Untuk menyiapkan larutan kental dengan memberi aksi yang lama
pada larutan mata dengan tetap kontak lebih lama pada permukaan mata,
bahan pengental dapat digunakan, metilselulosa 1% telah digunakan
untuk tujuan ini.
Kesimpulan :
Komposisi tetes mata :
1. Zat aktif, yang memiliki aksi terapeutik
2. Bahan tambahan
a) Pengawet, untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme dan
memelihara stabilitas, meliputi ester p-hidroksi benzoat, contohnya
campuran metil dan propil paraben; golongan merkuri organik seperti
fenil merkuri nitrat, nitromerasol (methapen), dan thimerosal
(methiolat); golongan amonium kuartener seperti benzalkonium
klorida, benzhetonium klorida, dan setil piridinum klorida; serta derivat
alkohol seperti klorobutanol dan fenil etil alkohol.
b) Pengisotonis, untuk menjaga agar larutan tetes mata tetap isotonis,
contohnya NaCl, KCl, dekstrosa.
c) Antioksidan, merupakan bahan penstabil untuk menurunkan
dekomposisi bahan aktif. Contohnya sodium bisulfit dan metabisulfit.
d) Pendapar, untuk mengatur pH larutan mata sehingga sesuai dengan
pH larutan lakrimal dan menjaga obat / zat aktif tetap stabil (setiap zat
aktif stabil pada pH yang berbeda). Contohnya dapar borat dan dapar
fosfat.
e) Pengkhelat, merupakan bahan yang dapat mengikat ion dari logam
berat dalam kompleks organik sehingga zat aktif tidak terurai,
contohnya Na
2
EDTA.

f) Pengental, dapat meningkatkan viskositas sediaan sehingga
menyebabkan peningkatan kontak yang lebih lama antara obat dan
permukaan mata ketika tetes mata digunakan. Contohnya metil
selulosa.
g) Surfaktan, digunakan untuk memperbaiki kejernihan larutan dalam
sediaan, contohnya polisorbat 20 dan 80.
h) Pembawa, merupakan pelarut yang digunakan pada tetes mata,
dapat berupa air destilasi murni atau minyak untuk produk obat yang
sensitif terhadap kelembaban.

II.1.13 Jenis-jenis buffer
- Scovilles ; 227
Grup I buffer pH 5
Garam-garam dari :
Amprotropin (Syntropan) etilmorfin (dionin) Procaine
Cocain Neostigmin (Prostigmin) Tetracaine
Dibucaine (nupercaine) Phenacaine (Holocaine) Zinc
Ethylhydrocuprein (optochin) Piperocaine (metycaine)
Larutan digunakan untuk obat-obat golongan I yaitu asam borat 2%
dengan benzalkonium (zephiran) klorida 1:10000 sebagai pengawet. Hind
dan Szekely menyarankan fenil merkuri nitrat sebagai pengawet untuk
buffer ini. Sedangkan 2% larutan asam borat, tidak hipertonik tergantung
pada hasil Lund dan rekan-rekannya yang menemukan nilai isotonik dari
asam borat 1,9% yang masih dalam range yang ditoleransi.
Larutan buffer untuk obat-obat golongan I yaitu :
Boric acid c.p. .. 2,0 Gm
Benzalkonium klorida ..... 1:10000
Air steril .ad 100,0 mL
Sejak garam zink membentuk kompleks pada pH sekitar 6,4, buffer asam
borat ini adalah ideal untuk larutan garam zink karena pHnya rendah dan
aksi pembufferannya lemah.
Grup IA buffer pH 5
Garam dari
Epinefrin Physostigmin
Buffer asam borat dimodifikasi sedikit, juga direkomendasikan untuk
garam-garam dari fisostigmin dan epinefrin. Untuk obat-obat ini
benzalkonium klorida digantikan dengan fenil merkuri nitrat untuk
membuat 1:100000 larutan pada penambahan 0,1% natrium sulfit
ditambahkan untuk menghindari oksidasi dari fisostigmin dan epinefrin.
Larutan dapar untuk obat Grup IA
Asam borat 1,9 Gm
Sodium sulfit anhidrat 0,1 Gm
Fenil merkuri nitrat 1:50000
Aquades 100,0 mL
Grup II
Dibuffer hingga pH 6,5. Terdiri dari obat yang mendapatkan stabilitas
terbaiknya pada pH 2-3, tetapi pada waktu yang sama., aksi terapetiknya
minimum pada range pH ini. Untuk menyediakan pembawa yang dapat
memberikan stabilitas terbaik dengan aksi fisiologi, buffer dengan pH 6,5
disarankan.
Larutan dapar untuk Grup II
Asam natrium fosfat (NaH2PO4) anhidrat 0,560 Gm
Dinatrium fosfat anhidrat (Na2HPO4) 0,284 Gm
Natrium klorida USP 0,50 Gm
Na2EDTA 0,10 Gm
Benzalkonium klorida 1:10000
Aquades ad 100 mL
Obat yang termasuk dalam Grup II adalah garam dari
Atropin hematropin
Efedrin Penicilin
Eucatropin Pilokarpin
- DOM King ; 149
Buffer yang umum digunakan untuk obat mata dibagi 3 grup yaitu :
Grup I didapar hingga pH 5. Terdiri dari obat yang harus dipertahankan
pHnya pada pH 5 untuk memperlambat kecepatan pembentukan iritasi
basa bebas dan mengizinkan lebih lambat dan aksi diperpanjang. Oleh
karena itu ketika larutan ini digunakan, basa bebas dalam larutan tidak
segera dibebaskan, tetapi cairan lakrimal menetralisir secara lambat
larutan buffer dan basa secara bertahap dilepaskan. Keuntungannya
adalah meningkatkan kenyamanan pasien.
Larutan dapar untuk obat grup I :
Asam borat 1,9 g
Benzalkonium klorida 1:10000
Air destilasi ad 100,0 ml
Obat yang termasuk dalam grup ini adalah garam-garam dari :
Amprotropine (syntropan) Phenacain (holocaine)
Cokain Piperocain (metycaine)
Dibukain (Nupercaine) Procain
Ethyl hydrocypreine (opthocin) Tetracain (pentacaine)
Ethylmorphine (Dionin) Zink
Neostigmine (Prostigmin)
Grup IA dibuffer hingga pH 5. Modifikasi dapar asam borat digunakan
untuk garam dari fisostigmin, fenilefrin, dan epinefrin. Karena
incompabilitas benzalkonium klorida digantikan oleh fenil merkuri nitrat.
Natrium sulfit ditambahkan untuk mencegah diskolorisasi (oksidasi) dari
fisostigmin, fenilefrin, dan epinefrin.
Larutan buffer untuk obat grup IA :
Asam borat 1,9 g
Fenil merkuri nitrat 1 : 50000
Sodium sulfit anhidrat 0,1 g
Air destilasi 100,0 ml
Grup II dibuffer hingga pH 6,5. Terdiri dari obat yang mendapatkan
stabilitas terbaiknya pada pH 2 3, tetapi pada waktu yang sama aksi
terapeutiknya minimum pada range pH ini. Untuk menyediakan
pembawa yang dapat memberikan stabilitas terbaik dengan aksi
fisiologis, disarankan dibuffer dengan pH 6,5.
Larutan dapar untuk obat grup II :
Na.fosfat anhidrat 0,560 g
Dinatrium fosfat anhidrat (Na
2
HPO
4
) 0,284 g
NaCl USP 0,50 g
Na
2
EDTA 0,10 g
Benzalkonium klorida 1 : 10000
Air destilasi 100,0 ml
Larutan ini isotonik dengan 0,9% NaCl
Atropin Homatropin
Efedrin Penicilin
Eucatropin Pilocarpin
Kesimpulan :
Jenis-jenis dapar adalah sebagai berikut :
Group I didapar hingga pH 5, dibuat untuk obat yang dipelihara pada pH 5
meliputi : amprotropin (sintropan), fenakain (holokain), kokain, piperokain
(metikain), dibukain (nuperkain), prokain, etil hidrokuprein (optosin), tetrakain
(pentokain), etil morfin (dionin), neostigmin (prostignin), dan zink.
Larutan dapar untuk obat group I dibuat dari bahan-bahan :
Asam borat 1,9 g
Benzalkonium klorida 1:10.000
Air destilasi steril ad 100,0 ml
Group IA didapar hingga pH 5. Modifikasi dari buffer asam borat digunakan
untuk garam-garam fisostigmin, fenilefrin, dan epinefrin.
Larutan dapar untuk obat-obat pada group IA dibuat dari bahan-bahan :
Asam borat USP 1,9 g
Natrium sulfit anhidrat 0,1 g
Fenil merkuri nitrat 1:50.000
Air destilasi steril ad 100,0 ml
Group II, didapar hingga pH 6,5. Dibuat untuk obat-obat yang stabilitasnya
sangat baik pada pH 2 3, tetapi kadangkala aksi terapeutik minimum pada
range pH ini. Obat-obat yang termasuk dalam group II adalah garam-garam
dari : atropin, efedrin, eukatropin, homatropin, penisilin, dan pilokarpin.
Larutan dapar untuk obat-obat pada group II dibuat dari bahan-bahan :
Natrium asam fosfat (NaH
2
PO
4
) 0,560 g
Dinatrium fosfat anhidrat (Na
2
HPO
4
) 0,284 g
Natrium klorida USP 0,50 g
Dinatrium etilen diamin tetraasetat (Na
2
EDTA) 0,10 g
Benzalkonium klorida 1:10.000
Air destilasi steril ad 100,0 ml








II.1.15. Sifat-sifat Pengawet
- Scovilles ; 235
Pengawet yang cocok untuk larutan mata seharusnya memiliki
beberapa keuntungan :
harus berfungsi sebagai bakteriostatik dan fungistatik. Bakterostatik
khususnya terhadap Pseudomonas aeruginosa. Karena organisme
terpenting dalam infeksi mata;
tidak mengiritasi jaringan okuler. Pengawet harus tidak mengiritasi
kornea atau konjungtiva dan tidak berbahaya bagi epitel;
harus kompatibel dengan sebagian besar obat yang digunakan dalam
opthamologi pada umumnya;
tidak memiliki efek alergi atau sensitasi tendensi;
memelihara aktivitas dalam jangka waktu tertentu dibawah kondisi
penggunaan normal.
- Textbook Of Pharmaceutics ; 359
Pengawet yang ideal adalah :
efektif cepat dengan range luas terhadap organisme, terutama
Pseudomonas aeruginosa ;
tidak mengiritasi mata, tidak toksik dan tidak menyebabkan nyeri atau
menyengat;
kompatibel dengan bahan obat yang digunakan dalam preparasi
sediaan mata;
kompatibel dengan wadah tetes mata dan penutupnya;
stabil pada temperatur yang digunakan untuk sterilisasi tetes mata.
Kesimpulan :
Sifat-sifat pengawet yang ideal antara lain :
1) Efektif cepat membunuh mikroorganisme;
2) Tidak mengiritasi mata;
3) Tidak toksik;
4) Tidak menyebabkan nyeri;
5) Tidak memiliki efek alergi;
6) Kompatibel dengan sebagian besar bahan obat yang digunakan dalam
sediaan mata;
7) Kompatibel dengan wadah tetes mata dan penutupnya;
8) Stabil pada temperatur sterilisasi sediaan akhir tetes mata;
9) Memelihara aktivitas dalam jangka waktu tertentu dibawah kondisi
penggunaan normal.

II.1.16 Cara Sterilisasi Akhir Larutan Mata
- Textbook Of Pharmaceutics ; 359
The British Pharmaceutical Codex merekomendasikan 3 metode
umum sebagai berikut :
Obat dilarutkan dalam pembawa aqueous yang mengandung salah
satu substansi anti mikrobial tertentu. Larutan dijernihkan dengan
filtrasi, dipindahkan ke wadah akhir, yang kemudian ditutup untuk
menghindari organisme luar, dan disterilkan dengan autoklaf;
Obat dilarutkan dalam pembawa aqueous yang mengandung salah
satu substansi anti mikrobial tertentu. Larutan disterilkan dengan filtrasi
dan dipindahkan secara aseptik dalam wadah steril kemudian di tutup
dari organisme luar;
Obat dilarutkan dalam pembawa aqueous yang mengandung salah
satu substansi anti mikrobial tertentu. Larutan dijernihkan dengan
filtrasi dan dipindahkan ke wadah akhir kemudian ditutup dari
organisme dan disterilkan dengan suhu 98
0
100
0
C selama 30 menit.
- DOM King ; 150
Rangkaian prosedur sterilisasi terbaik yang dilakukan tanpa persiapan
untuk larutan opthalmik adalah sebagai berikut :
1.) Larutan dalam wadah akhir
Tempatkan larutan yang telah difiltrasi dalam wadah yang telah
dicuci dan dibilas dengan air destilasi;
Tutup drop botol dengan sekrup tutup tetap. Pemasangan drop
diletakkan dalam kertas kaku bersegel;
Disterilkan 10 15 menit pada 15 psi (121
0
C);
Jangan memasang sampai siap digunakan.
2.) Botol drop
Cuci wadah dan bilas dengan air destilasi;
Buka tutup dan tempatkan botol di autoklaf;
Diautoklaf 10 15 menit pada 15 psi (121
0
C);
Autoklaf sedikit dingin;
Pindahkan botol dari autoklaf dan tutup dipasang dengan segera;
Simpan botol yang telah disterilikan dalam lemari kaca yang bersih
dan tahan debu atau sebuah guci.
Catatan : pentol karet pada botol drop sebaiknya dalam keadaan
kempis karena tekanan vakum dihasilkan pada pendinginan.
3.) Alat gelas dan perlengkapan lain
Bungkus adapter (berisi filter), spoit, alat gelas, spatula, dan lain-
lain, dalam kertas autoklaf dan dikunci dengan pita penutup;
Tempatkan bungkusan dalam autoklaf dalam autoklaf dan
sterilisasi dengan cara seperti yang dideskripsikan pada bagian (2);
Tempatkan dalam lemari kaca terpisah sampai siap digunakan.
4.) Filtrasi bakteri
Semua alat-alat dan alat gelas untuk larutan stok harus steril
ditempatkan pada wadah steril;
Spoit steril dibuka bungkusnya dan masukkan larutan ke dalam
spoit;
Jangan kusutkan adapter steril (Millipore atau Gelman) yang
mengandung filter bakteri dan masukkan pada spoit. Ini cocok
untuk penyaringan tunggal, alat dispo sebelum sterilisasi dan
dibutuhkan jika mungkin;
Paksa larutan melalui penyaring ke dalam wadah steril (tipe
penetes atau wadah plastik);
Dengan menggunakan bahan pemasukan otomatis, lebih dari satu
wadah dengan sediaan yang sama bisa disiapkan;
Tutup wadah segera.
- Scovilles ; 238 245
Ada 3 metode umum sterilisasi opthalmik :
Sterilisasi larutan melalui autoklaf pada pewadahan terakhir;
Sterilisasi tercapai dengan melewatkan larutan pada filter bakterial
menggunakan teknik aseptik dalam semua pengerjaan;
Tambah dengan germisidal kimia untuk mendidihkan air destilasi
atau untuk botol air destilasi steril komersial yang ada atau larutan
garam isotonik atau untuk pendidihan atau untuk larutan buffer
steril.
Pemanasan dalam wadah
Metode yang lebih menjamin sterilisasi larutan mata adalah untuk
membuat steril pada pewadahan terakhir. Bagaimanapun, ketika botol
droper digunakan sebagai wadah terakhir penetes dan pentolan karet
akan disegel dan diautoklaf pada suhu 121
0
C selama 5 12 menit
tergantung pada ukuran wadah.
Filtrasi bakteri
Metode kedua sterilisasi larutan opthalmik adalah dengan filtrasi
bakteri dengan teknik aseptik pada semua pengerjaan. Metode ini telah
direkomendasikan untuk pempabrikan komersial larutan opthalmik dan
dianjurkan preparat tanpa persiapan pada larutan air destilasi steril, air
untuk injeksi atau larutan buffer steril untuk ditambahkan agen
bakteriostatik yang sesuai akan digunakan sebagai pembawa.
Agen germisidal
Salah satu dari metode yang paling praktis dalam penyiapan larutan
mata steril adalah dengan penggunaan bahan kimia germisidal seperti
benzalkonium klorida, klorobutanol atau fenil merkuri nitrat. Dalam
penggunaannya semua larutan terbuat dari air destilata steril. Metode
yang baik untuk menyediakan larutan buffer steril atau pembawa lain yang
mana agen germisidal ditambahkan dalam penggunaannya untuk
penyediaan larutan mata, digunakan teknik aseptik. Tentunya, larutan
akhir difiltrasi dengan menggunakan filter steril tapi tidak membutuhkan
filter bakteri. Bagaimanapun yang terakhir adalah lebih baik.
Kesimpulan :
Metode umum sterilisasi opthalmik :
Sterilisasi larutan melalui autoklaf pada pewadahan terakhir;
Sterilisasi tercapai dengan melewatkan larutan pada filter bakterial
menggunakan teknik aseptik dalam semua pengerjaan;
Tambah dengan germisidal kimia pada larutan buffer steril atau pembawa
lain kemudian larutan akhir difiltrasi dengan menggunakan filter steril tapi
tidak membutuhkan filter bakteri.



II.1.17 Jenis-jenis Sediaan Mata
- Pharmaceutical Practice ; 264
Tetes mata meliputi larutan dan suspensi dari bahan obat akhir untuk
penggunaan ke dalam kantong konjungtiva
Lotion mata untuk irigasi dan membersihkan permukaan mata atau
untuk mengisi cairan mata
Salep mata, krem dan gel mengandung bahan-bahan aktif untuk
penggunaan pada tepi pelupuk mata atau kantung konjungtiva
Larutan lensa kontak untuk memfasilitasi pemakaian dan
perlindungan lensa kontak
Produk parenteral untuk intrakorneal, intravitreour, atau injeksi
tetrobulbar
- Textbook : 358
The British Pharmaceutical Codex memberi definisi untuk injeksi mata :
Injeksi intracamelar; larutan cair yang diinjeksikan ke dalam ruangan
anterior mata selama pembedahan untuk meningkatan volume ruang
untuk menghasilkan miosis dan zona lisis.
Injeksi subkonjungtiva; larutan atau suspensi encer yang diinjeksikan
di bawah konjungtiva
Injeksi intravitreous; digunakan untuk meningkatkan volume ruang
vitreous
Injeksi retrobulbar; larutan cair digunakan untuk menghasilkan
anestesi globe dan akinesia dari obat ekstraokuler.
Kesimpulan :
Jenis-jenis sediaan mata :
Tetes mata
Lotion mata
Salep mata
Larutan lensa kontak
Produk parenteral meliputi
a. Injeksi subkonjungtiva
b. Injeksi intracamelar
c. Injeksi intravitreous
d. Injeksi retrobulbar


II.2 Dasar Formulasi
II.2.1 Alasan Formulasi
a. AMA Drugs ; 1642
Secara umum larutan berair lebih stabil daripada salep dengan obat
yang larut dalam lemak diabsorpsi lebih baik dari larutan atau salep yang
obat-obatnya larut dalam air.
b. RPS 18
th
; 1584
Tidak mengganggu penglihatan ketika digunakan.
c. Ansel ; 40
Yang paling sering digunakan pada sediaan mata, adalah larutan air,
walaupun dapat juga dipakai suspensi dan salep mata.
d. AHFS ; 2279
Zink sulfat digunakan secara topikal pada mata dalam bentuk larutan.

II.2.2 Alasan dibuat 5 ml
Larutan optalmik sebaiknya dikemas dalam unit kecil, tidak pernah
lebih dari 15 ml, dan lebih disukai yang lebih kecil. Botol 7,5 ml adalah ukuran
yang menyenangkan untuk pengemasan larutan mata. Penggunaan wadah
kecil memperpendek waktu pengobatan oleh pasien dan meminimalkan
jumlah paparan terhadap kontaminasi. (Scoville ; 247)

II.2.3 Alasan Penggunaan Bahan
1. Zink Sulfat (zat aktif)
a) Indikasi :
a. Ansel ; 556, 558
Pada umumnya, zat-zat ini dipakai pada pengobatan konjungtivitias
menggunakan senyawa Zink, khususnya zink sulfat sebagai adstringen.
Adstringen dengan bentuk sediaan larutan obat mata zink sulfat.
b. MD 27
th
; 222
Larutan biasanya 0,25% zink sulfat digunakan secara lokal untuk
mengurangi inflamasi kronik dari kornea dan konjungtiva.
c. RPS 18
th ;
1170
Kegunaan zink sulfat sebagai adstringen, emotik, dan antiseptik.


d. FT V ; 516
Adstringen adalah obat lokal yang dapat menimbulkan presipitasi
protein pada permukaan sel, dengan daya penetrasi yang kecil sehingga
hanya permeabilitas membran sel yang dipengaruhi. Zink sulfat 0,25%
adstringen yang dianjurkan untuk penggunaan topikal pada mata.
b) Mekanisme kerja :
RPS 18
th
; 761
Sebagai adstringen, dimana permeabilitas dari sel membran dikurangi,
sel yang ada tetap hidup. Aksi adstringen diikuti oleh kontraksi dan
mengkerutnya jaringan dan memucatkan. Substansi semen dari endotelium
dan membran dasar dikeraskan sehingga secara patologi pergerakan
transkapiler dari protein plasma dihambat dan edema lokal, inflamasi dan
eksudasi dengan demikian dikurangi mukus atau ekskresi lain juga dikurangi
sehingga daerah yang terinfeksi menjadi kering.
c) Dosis
a. RPS 18
th
; 1170
0,1 mL dari 0,05 ; 0,217 atau larutan 0,25% pada konjungtiva 3 atau 4
kali sehari sebagai adstringen.
b. MD 28
th
; 2220
Larutan biasanya 0,25% zink sulfat digunakan secara lokal untuk
mengurangi inflamasi kronik dari kornea dan konjungtiva.
c. OOP ; 238
Tetes mata 0,5 2%
d) pH
a. Scovilles ; 228
Karena garam Zn lebih mudah membentuk kompleks Zn pada pH
6,4, buffer asam borat adalah ideal untuk larutan garam Zn karena buffer
asam borat menurunkan pH dan sedikit aksi pembufferan.
b. DOM Martin ; 806
Telah diusulkan bahwa Zn sulfat harus diatur hingga pH 6,5 agar
mengurangi kecenderungan untuk mengiritasi. Bagaimanapun Gayan
menunjukkan bahwa kelarutan Zink sulfat akan berubah menjadi hidroksida
pada pH 6,5 yang mengurangi aksi adstringen yang diinginkan.
c. MD 28
th
; 1286
Larutan mata zink sulfat (USP) larutan encer steril dari zink sulfat
bentuk monohidrat atau pentahidrat dibuat isotonik dengan penambahan
garam yang cocok, pada pH 5,8 6,2 atau jika mengandung Natrium sitrat
maka pHnya 7,2 7,8.

2. Naphazolin HCl
a. MD e-book
1) Naphazolin adalah simpatomimetik dengan aktivitas -adrenergik.
Vasokontriktor mempunyai aksi yang cepat dan aksi yang panjang
dalam mengurangi bengkak dan sesak pada saat digunakan pada
membran mukosa mata.
2) Larutan yang mengandung 0,1% Naphazolin HCl telah digunakan
pada mata sebagai dekongestan konjungtiviti.
3) Naphazolin telah digunakan sebagai vasokontriktor dengan anestetik
lokal.
4) Sediaan kombinasi dari adstringen seperti zink sulfat dan
simpatomimetik seperti Naphazolin juga dapat digunakan untuk
meredakan simptomatik.
c. AHFS ; 2004
1) Naphazolin digunakan secara topikal pada konjungtiva untuk
meredakan sesak, gatal dan iritasi ringan.
2) Larutan mata yang mengandung Naphazolin pada konsentrasi biasa
digunakan kombinasi dengan antihistamin seperti anthrazolin fosfat
dengan feniramin maleat dan atau adstringen seperti zink sulfat. Zink
sulfat antiseptik yang tidak efektif dan dapat menyebabkan
vasodilatasi.
3) Untuk dekongesti konjungtiva 0,1%; 0,01% - 0,03%; dapat juga
digunakan sebagai larutan mata secara topikal pada konjungtiva 4X
sehari bila dibutuhkan.

3. Asam Borat (pendapar)
a. Alasan penggunaan pendapar
- RPS 18
th
; 238
Dapar adalah larutan yang cenderung untuk mempertahankan pH jika
asam atau basa ditambahkan atau diencerkan dengan sejumlah pelarut.
Ada 3 alasan untuk mendapar obat mata :
Meminimalkan rasa sakit
Menjamin kestabilan obat
Mengontrol aktivitas terapeutik obat
b. Alasan digunakan dapar borat
- Parrot ; 233
1,9% larutan asam borat sering digunakan sebagai pembawa untuk
larutan mata, pH 5 tetap aman digunakan pada mata, memiliki kapasitas
buffer yang rendah dan dengan cepat disesuaikan pada pH fisiologis dari
cairan lakrimal.
- Scoville's ; 228
Karena garam-garam Zink membentuk kompleks zink pada pH sekitar
6,4, buffer asam borat ideal untuk larutan-larutan garam zink karena pHnya
lebih rendah dan dari buffernya yang lama.
- Ansel ;550
pH pembawa ini sedikit di bawah 5,0, dibuat dengan cara melarutkan
1,9 g asam borat ke dalam air yang cukup untuk garam yang larut air dari zat
obat berikut : boroksinat, kokain, dibukain, fenilefrin, pilokarpin, piperokain,
prokain, proparakain, tetrakain dan zink.
- Scovilles ; 227
Konsentrasi yang menemukan nilai isotonik dari asam borat sampai
1,9% masih berada dalam toleransi yang baik.
- MD 28
th
; 1141
Konsentrasi asam borat 1,5%

4. Fenil merkuri nitrat (pengawet)
a. Alasan penggunaan pengawet
- DOP Cooper ; 184
Selain bahan obat, tetes mata dapat mengandung sejumlah bahan
tambahan untuk mempertahankan potensi dan mencegah peruraian. Bahan
tambahan itu salah satunya adalah pengawet.
Pengawet digunakan untuk mencegah perkembangan mikroorganisme
yang mungkin terdapat selama penggunaan tetes mata. pengawet yang
paling banyak digunakan dalam tetes mata antara lain fenil merkuri nitrat,
fenil etil alkohol dan benzalkonium klorida.
b. Alasan digunakan fenil merkuri nitrat
- Excipient 3
rd
; 374
Garam fenil merkuri nitrat digunakan sebagai pengawet antimikroba
terutama dalam sediaan mata.
- Excipient 3
rd
; 379
Garam fenil merkuri nitrat aktif pada range pH yang luas terhadap
bakteri dan biasanya digunakan dalam larutan netral atau alkali.
- Scoville's ; 227
Hind dan Szekely menganjurkan fenil merkuri nitrat sebagai pengawet
untuk larutan buffer asam borat.
- DOM King ; 148
Merkuri organik digunakan sebagai pengganti benzalkonium klorida
dimana jika bahan-bahan yang digunakan imcomp dengan benzalkonium.
5. Aqua pro injeksi (pembawa)
a. MD 28
th
; 1670
Air untuk injeksi (API) adalah air murni melalui destilasi atau melalui
osmosa balik, bebas pirogen dan tidak mengandung bahan tambahan,
cenderung digunakan sebagai pelarut dalam larutan parenteral yang akan
disterilkan setelah penyiapan sediaan akhir.
b. MD 32
nd
; 1644
Air untuk injeksi adalah air destilasi bebas pirogen yang digunakan
untuk membuat larutan injeksi.
c. Lachman Industri : 1294
Sejauh ini pembawa yang paling sering digunakan untuk produk steril
adalah air, karena air merupakan pembawa untuk semua cairan tubuh.
d. SDF ; 19
Air steril untuk injeksi pada temperatur ekstrim (tinggi) akan mencegah
terjadinya reaksi pirogen dengan cara penghambatan pertumbuhan
mikroorganisme.

5. Gliserin (pemviskos)
a. Scovilles ; 368
Untuk meningkatkan waktu dari larutan berkontak dengan kornea,
viskositas dari larutan mata dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan
pengental yang tepat, salah satunya dari derivat selulosa, metil selulosa,
hidroksipropil selulosa, atau polivinil alkohol.

b. AHFS ; 2279
Endapan dari zink borat menjadi mungkin terjadi ketika zink sulfat dan
natrium borat dikombinasikan. Gliserin mencegah pengendapan ini.
c. RPS 18
th
; 238
Kombinasi zink sulfat dengan sodium borat dengan atau tanpa asam
borat digunakan sebagai collyria, seringkali terjadi pengendapan zink borat,
sejumlah gliserin yang sama banyak dengan borat, dapat mempertahankan
larutan jernih.

II.3 Uraian Bahan
1. Zink sulfat (FI III : 637; Scovilles : 462; AHFS : 2279)
Nama resmi
Sinonim
RM/BM
Pemerian


Kelarutan


Stabilitas


:
:
:
:


:


:


Zinci sulfas
Seng sulfat
ZnSO
4
. 7H
2
O / 287,54
Hablur transparan atau serbuk hablur, tidak
berwarna, tidak berbau, rasa sepat dan mirip
logam, sedikit merapuh
Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak
larut dalam etanol (95%) P, mudah larut
dalam gliserol P
Zink sulfat larutan mata harus disimpan dalam
wadah tertutup pada suhu tidak lebih dari
40C, hindari pendinginan. Zink sulfat stabil

Incomp



Khasiat
Kegunaan
Penyimpanan
Konsentrasi
pH

Sterilisasi

:



:
:
:
:
:

:
pada pH 5,8 6,2 (AHFS ; 2279)
Larutan zink sulfat harus mengandung sedikit
asam, bisa borat atau borogtiserinik, untuk
menghambat pengendapan atau kekurangan
aktivitas. (Scov ; 462)
Adstringen
Zat aktif
Dalam wadah tertutup rapat
tetes mata 0,25%
5,8 6,2 atau jika mengandung Na.sitrat 7,2
7,8
Autoklaf 121C

2. Naphazolin HCl (FI III: 392; AHFS: 2344; Scoville: 460)
Nama resmi
Sinonim
RM/BM
Pemerian

Kelarutan


:
:
:
:

:


Naphazoline hydrochloridum
Naphazolin HCl
C
14
H
14
N
2
.HCl / 246,74
Serbuk hablur, putih, hampir putih, tidak
berbau, rasa pahit
Mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P, sangat sukar larut dalam kloroform
P, praktis tidak larut dalam eter P
Penyimpanan
Stabilitas



Incomp
Khasiat
Kegunaan
Konsentrasi

Sterilisasi
:
:



:
:
:
:
:
:
Dalam wadah tertutup rapat
Larutan mata Naphazolin HCl harus
terlindung dari cahaya dan ditempatkan
dalam wadah sempit anti cahaya (AHFS ;
2344)
Incomp dengan klorida (Scovilles : 460)
Simpatomimetikum
Zat aktif
0,1% sebagai dekongestan konjungtiviti (MD
e-book)
Autoklaf 121C

3. Fenil merkuri nitrat (Excipient 3
rd
; 329)
Nama resmi
Sinonim
RM/BM
Pemerian

Kelarutan



:
:
:
:

:



Phenyl mercuri nitrate
Fenil merkuri nitrat
C
12
H
11
N
93
NO
4
/ 633
Berwarna putih, kristal, dengan bau aromatik
lemah
Larut dalam 1000 bagian etanol (95%) P, larut
dalam campuran minyak, sedikit larut dalam
gliserin, larut dalam 600 1500 air, larut 1
bagian dalam 160 bagian air pada suhu

Penyimpanan

Stabilitas



Incomp






Khasiat
Kegunaan
Konsentrasi
pH

Sterilisasi

:

:



:






:
:
:
:

:
100C
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya, di tempat sejuk dan kering
Komponen larutan fenil merkuri membentuk
residu hitam dari logam merkuri ketika
terkena cahaya atau setelah penyimpanan
lama
Incomp dengan halida, sebagian Br
2
, I
2

karena membentuk senyawa halogen yang
sukar larut. Aktivitas antimikrobanya dari
dalam fenil merkuri nitrat dapat berkurang
dengan adanya bahan pengemulsi anionik
dan pensuspensi tragakan, pati, talk, dan
silikat, Na.meta bisulfat, Na.tiosulfat
Antimikroba, antiseptik
Pengawet
Sebagai pengawet dalam tetes mata 0,002%
6 dalam larutan termasuk formulasi tetes
mata dengan pH asam
Larutan disterilisasi dengan autoklaf
walaupun sejumlah garam merkuri bisa
hilang dengan demikian mengurangi
keefektifan pengawet. Jika incomp dengan
bahan pengemas atau bahan tambahan lain,
seperti Na-metabisulfit.

4. Asam borat (FI III ; 49 , MD 28
th
; 337)
Nama resmi
Sinonim
RM/BM
Pemerian



Kelarutan


Penyimpanan
Stabilitas





Incomp
:
:
:
:



:


:
:





:
Acidum boricum
Asam borat
H
3
BO
3
/ 61,83
Hablur, serbuk hablur putih atau sisik
mengkilap tidak berwarna, kasar, tidak
berbau, rasa agak asam dan pahit kemudian
manis
Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air
mendidih, dalam 15 bagian etanol (95%) P
dan dalam 5 bagian gliserol P
Dalam wadah tertutup baik
Menguap jika dipanaskan, ketika dipanaskan
100
o
C kehilangan air dan perlahan-lahan
mengubahnya menjadi asam metaborat
(HBO
2
), asam tetraborat (H
2
B
4
O
7
) terbentuk
pada 140
o
C, dan boron trioksida (B
2
O
3
) pada
suhu tinggi dari 140
o
C
dengan polivinil alkohol triamin
Khasiat
Kegunaan
Konsentrasi
pH

Sterilisasi
:
:
:
:

:
Antiseptikum ekstern
Pendapar
2%
3,33% larutan dalam air mendidih pH 3,84,8
1,9% larutan dalam air isoosmotik serum
Dengan autoklaf atau penyaringan

5. Borax (FI III:427; MD 28
th
:337; Scovilles:474)
Nama resmi
Sinonim
RM/BM
Pemerian


Kelarutan

Penyimpanan
Stabilitas




:
:
:
:


:

:
:




Natrii tetraboras
Borax, Natrium borax, Pyroborat
Na
2
B
4
O
4
/ 38,4
Tidak berwarna, kristal transparan, atau
kristal serbuk, berwarna putih, larutannya
bersifat alkali
1 g dalam 20 ml air, dalam air mendidih, 1 ml
gliserol, tidak dapat larut dalam alkohol
Dalam wadah tertutup baik
Garam sodium (Borax) adalah basa. Sangat
mengendap dengan logam biasanya tidak
larut dalam borax, ia mengurangi kelarutan
dari Boric, Benzoit salisilat, dan asm trtrat,
sangat larut dalam gliserin dan reaksi


Incomp

Khasiat
Kegunaan
pH
Sterilisasi


:

:
:
:
:
berubah dari basa, asam dengan pelarutnya.
(Scovilles ; 474)
Garam alkaloid merkuri klorida, zink sulfat
dan garam
Antiseptikum ekstern
Pengawet
9,0 9,6 (Exp e-book)
Dengan autoklaf atau penyaringan

6. Gliserin (FI III: 271)
Nama resmi
Sinonim
RM/BM
RB
Pemerian







:
:
:
:
:







Glycerolum
Gliserol, gliserin
C
3
H
8
O
3
/ 92,10
CH
2
OH CHOH CH
2
OH
Cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, manis diikuti rasa hangat,
higroskopik. Jika disimpan beberapa lama
pada suhu rendah dapat memadat
membentuk massa hablur tidak berwarna
yang tidak melebur hingga suhu mencapai
lebih kurang 20

Kelarutan



Penyimpanan
Stabilitas
Incomp


Khasiat
Kegunaan
Konsentrasi
Sterilisasi
:



:
:
:


:
:
:
:
Dapat bercampur dengan air, dan dengan
etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam
kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak
lemak
Dalam wadah tertutup baik
Gliserin mudah terurai dengan pemanasan
Gliserin dapat meledak dengan agen
pengoksida kuat, seperti kromium trioksida,
potasium klorat, atau potasium permanganat
Zat tambahan
Pengkhelat
Dalam sediaan mata 0,5 3,0%
Disterilisasi dengan panas kering pada suhu
160C selama 1 jam (Scovilles ; 422)

7. Aqua Pro Injeksi (FI III ; 97)
Nama resmi
Sinonim
RM/BM
Pemerian

Kegunaan
:
:
:
:

:
Aqua sterile pro injectionea
Air untuk injeksi
H
2
O / 18,02
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa
Pembawa
Penyimpanan


Khasiat
Sterilisasi
:


:
:
Dalam wadah tertutup baik, jika disimpan
dalam wadah tertutup kapas berlemak harus
digunakan 3 hari setelah pembuatan
Zat tambahan
Dengan autoklaf





































III.2 Perhitungan
Kapasitas Dapar
Dapar asam borat pH = 6,77
BM = 61,83
L = 12,4021 g/L
M = 0,2 M
Na-tetraborat BM = 381,37
L = 19,108 g/L
M = 0,05 M
Untuk pH = 6,77
[H
+
] = antilog 6,77
= 1,698 x 10
-7

C = [asam] + [garam]
= 0,2 M + 0,05 M
= 0,25 M
pH = pKa + log


pKa = pH log


pKa = 6,77 log


pKa = 7,372
Ka = antilog pKa
= antilog 7,372
= 4,246 x 10
-8

= 2,3 . C. [H
+
].Ka
([H
+
]+Ka)
2


= 2,3 . (0,25) (1,698 x10
-7
) (4,246 x10
-8
)
(1,698 x10
-7
+ 4,246 x10
-8
)
2


= 4,146 x 10
-15
4,505 x 10
-14


= 0,092 g/L

Untuk pH = 6
[H
+
] = antilog 6
= 10
-6

= 2,3 . C. (10
-6
) (4,246 x10
-8
)
(10
-6
+ 4,246 x10
-8
)
2


0,092 = (2,3) (9,7650 x10
-8
) .C
1,0867 x10
-12


C = 9,99785 x10
-14

9,765 x10
-14


= 102,38 x10
-2

= 1,0238
pH = pKa + log


6 = 7,372 + log


log

= -1,372

= 0,0425
[garam] = 0,0425 [asam]
C = [garam] + [asam]
1,0238 = 0,0425 [asam] + [asam]
1,0238 = 1,0425 [asam]
[asam] = 1,0238 = 0,982
1,0425

[garam] = 0,0425 [asam]

= 0,0425 x 0,982

= 0,0417
Untuk H
3
BO
3
= 0,982 M
g = M x BM x volume
= 0,982 x 61,83 x 1
= 60,71
% b/v = 60,71 g/1000 mL
= 6,071 g/100 mL
= 6,071 % b/v
Untuk Na
2
B
4
O
2
.10H
2
O = 0,0417 M
g = M x BM x volume
= 0,0417 x 381,37 x 1
= 15,9 g
% b/v = 15,9 g/1000 mL
= 1,59 g/100 mL
= 1,59 % b/v




Tonisitas
PTB = 0,52 a . c
b

Zink sulfat a = 0,08 c = 0,25
Naphazoline HCl a = 0,15 c = 0,1
Fenil merkuri nitrat a = c = 0,002
Gliserin a = c = 1,0
Asam borat a = 0,28 c = 6,071
Borax a = 0,24 c = 1,59
NaCl a = 0,576
W = 0,52 a.c
b

= 0,52 (0,08.0,25)+(0,15.0,1)+(0,28.6,071)+(0,24.1,59)
0,576

= 0,52 (0,02+0,015+1,69988+0,3816)
0,576

= 0,52 2,11648
0,576

= - 1,59648
0,576

= - 2,772 g/100 ml (hipertonis)

Rumus Catelyn
BM K % b/v
Zink sulfat 287,54 2 0,25
Naphazolin HCl 246,74 2 0,1
Fenil merkuri nitrat 634,45 1 0,002
Gliserin 92,09 1 1,0
Asam borat 61,83 1 6,17x10
-6

Borax 381,37 3 5,02x10
-8

NaCl 58,44 2
= [0,031 (

x K)]


= [0,031 {(

x2) + (

x2) + (

x1) + (

x1) + (

x1) + (


x3)} x

]
= [0,031 (0,1739 + 0,0008 + 0,000003 + 0,0109 + 0,000000099 +
3,94x10
-10
)] x29,22
= (0,031 0,1856) x 29,22
= - 4,517 g/100 ml (hipertonis)

Perhitungan bahan
Dilebihkan menjadi 10 ml
Zink sulfat = 0,25 x 10 ml = 0,025 g = 25 mg
100

Naphazoline HCl = 0,1 x 10 ml = 0,01 g = 10 mg
100

Fenil merkuri nitrat = 0,002 x 10 ml = 0,0002 g = 0,2 mg
100

Gliserin = 1 x 10 ml = 0,1 ml
100

Asam borat = 6,17 x 10
-6
x 100 ml = 0,00617 mg
100

Borax = 5,02 x 10
-8
x 100 ml = 0,0000502 mg
100



Fenil merkuri nitrat :
50 mg 2,5 ml (API)

1 ml 5 ml (API)

0,5 ml 5 ml (API)

0,5 ml (0,2 mg)


Naphazoline HCl :

50 mg 2,5 ml (API)

0,5 ml (10 mg)


ZnSO
4
:

50 mg 2 ml (API)

1 ml (25 mg)














DAFTAR PUSTAKA

1. Ditjen POM, (1979),Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.

2. Ditjen POM, (1995),Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI,
Jakarta.

3. Gennaro, R.A., (1998), Remington:The Science and Practice of
Pharmacy, 18
th
Edition, Mack Publishing Co., Easton.

4. Kibbe, Arthur H., (2000), Handbook of Pharmaceutical Excipients, 3
rd

Edition, American Pharmaceutical Association, Washington
DC,USA.

5. Martin, W., (1971), Dispending of Medication, 7
th
Edition, Marck
Publishing Company, USA.

6. Parrot, Eugene L., (1968), Pharmaceutical Technology, Burgess
Publishing Company, Iowa.

7. Jenkins, Glenn L., (1957),Scovilles:The Art of Componding, 9
th
Edition,
The Mc.Graw Hill Book Company, USA.

8. Lachman L., (1986), The Teory and Practise of Industrial Pharmacy, 3
rd

Edition , Ird dan Fabiger, Philadelphia.

9. Tan, Hoan Tjay, (2002), Obat-Obat Penting, Edisi V, PT Gramedia,
Jakarta.

10. Ganiswara, S.G., (1995), Farmakologi dan Terapi, Edisi V, FK UI,
Jakarta.

11. Turco, S.King, (1974), Sterile Dosage Form, Lea and Febiger,
Philadelphia.

12. Reynads,I.E.F, (1993), Martindale The Extra Pharmacopeia,
Department of Pharmaceutical Science, Marck Publishing
Company, Easton, Pensylvania.

13. Joseph B. Sprowls, Jr.,PhD., (1970), Prescription Pharmacy, J.B
Lippincott Company, Philadelphia, Toronto.

14. Howard, Ansel, (1989), Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press,
Jakarta.
STERILISASI ALAT


1. Alat-alat gelas yang digunakan dicuci dengan detergen, lalu dibebas-
alkalikan dengan cara direndam dalam HCl 0,1 N panas selama 30 menit
lalu dibilas dengan API lalu disterilkan dengan cara yang cocok
(Scovilles; 203)
2. Alat-alat karet yang digunakan dibebas-sulfurkan dengan cara direndam
dalam Na
2
CO
3
2% mengandung 0,1% Na lauril sulfat, dipanaskan selama
15 menit, didinginkan dan dibilas dengan API lalu disterilkan dengan
metode yang cocok (Scovilles;204)


TABEL STERILISASI
No Alat dan Bahan Metode Sterilisasi Pustaka
1 Kertas timbang Oven 160
o
C, 1jam Lachman:623
2 Kertas saring Oven 160
o
C, 1jam Lachman:623
3 Aluminium foil Oven 160
o
C, 1jam Lachman:623
4 Erlenmeyer Oven 170
o
C, 2 jam Parrot:286
5 Corong Oven 170
o
C, 2 jam Parrot:286
6 Gelas ukur Autoklaf 121
o
C, 30 menit Parrot:286
7 Sendok tanduk Autoklaf 121
o
C, 30 menit Parrot:286
8 Batang pengaduk Oven 170
o
C, 2 jam Parrot:286
9 Pipet skala Autoklaf 121
o
C, 30 menit Parrot:286
10 Botol drops Oven 170
o
C, 2 jam Parrot:286
11 Pinset Autoklaf 121C, 30 menit Scovilles:424
12 Zink sulfat Autoklaf 121C, 30 menit Parrot:286
13 Naphazolin HCl Autoklaf 121C, 30 menit Scovilles:482
14 Asam borat Autoklaf 121C, 30 menit Parrot:286
15 Natrium borat Autoklaf 121C, 15 menit MD e-book
16

You might also like