You are on page 1of 2

Dari laporan kasus di atas dengan data yang didapatkan bahwa keluhan pasien adalah sesak nafas yang

dirasakan terus menerus tanpa ada gejala pencetus dan sudah berlangsung sejak 1 bulan lalu disertai dengan batuk yang terus menerus sejak sesak dirasakan. Pada pemeriksaan fisik juga didapatkan pergerakan nafas paru kanan tertinggal, stem fremitus paru kanan lebih lemah dibanding kiri, hipersonor paru kanan pada pemeriksaan perkusi, dan suara nafas yang melemah pada paru kanan. Melihat data yang didapatkan pada pasien ini maka dapat disimpulkan bahwa pasien ini dicurigai menderita pneumothoraks dekstra. Anamnesa pada pasien ini tidak ditemukan kelainan penyakit paru yang mendasari pada pasien ini, jadi pneuomothoraks yang terjadi pada pasien ini kemungkinan adalah pneumothoraks spontan primer (PSP). Dilihat dari jenis fistulanya, pneumothoraks pada pasien ini adalah pneumothoraks tertutup dengan tekanan udara di rongga pleura yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan pleura pada sisi hemithoraks kontralateral tetapi tekanannya masih lebih rendah dibanding tekanan atmosfer. Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan pada pasien ini adalah foto thoraks dengan hasil yang didapatkan seperti ini

Melihat hasil foto thoraks pada pasien ini Prinsip penanganan pada pasien pneumothoraks adalah : Observasi dan pemberian tambahan oksigen Aspirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube torakostomi dengan atau tanpa pleurodesis Torakoskopi dengan pleurodesis dan penanganan terhadap kleb atau bulla

Torakotomi

Melihat luas pneumothoraks yang terjadi pada pasien ini maka tidak dipilih penanganan dengan pemberian tambahan oksigen saja. Perlu dilakukan aspirasi dengan jarum dan tube dengan tujuan dekompresi. Tindakan dekompresi dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu memasukkan jarum melalui dinding dada sampai masuk rongga pleura sehingga tekanan udara positif dapat keluar melalui jarum tersebut. Melihat perkembangan pada pasien ini, paru-paru dapat mengembang selama pemasangan WSD. Bila paru sudah mengembang penuh dan tekanan pleura sudah negatif maka diuji coba terlebih dahulu dengan cara mengklem selang selama 24 jam kemudian melakukan pemeriksaan foto thoraks untuk melihat apakah paru masih tetap mengembang dan tidak mengempis lagi. Bila ternyata masih mengempis maka selang WSD tidak dapat dicabut dulu. Pencabutan selang WSD dilakukan saat pasien dalam keadaan ekspirasi maksimal. Pada pasien ini seharusnya dilakukan pemeriksaan foto thoraks lagi sebelum pencabutan WSD. Kemungkinan kekambuhan pada pasien ini cukup tinggi karena sekitar separuh dari pasien dengan PSP akan mengalami kekambuhan. Pada tindakan torakotomi terbuka jarang menyebabkan kekambuhan pada PSP. Komplikasi jarang dijumpai bila penanganan yang dilakukan cukup baik pada pasien ini.

You might also like