You are on page 1of 3

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pemeriksaan urin merupakan pemeriksaan yang sering diamati dalam

membantu menegakkan diagnosa berbagai macam penyakit, ada kemungkinan bahwa urinalisa adalah pemeriksaan laboratorium yang paling tua. (Frances K. Widmann. 1995 ) Urinalisis adalah analisis kimia, makroskopis dan mikroskopis terhadap urin. Uji urin rutin dilakukan pertama kali pada tahun 1821. Urinalisis berguna untuk mendiagnosis penyakit ginjal atau infeksi traktus urinarius dan untuk mendeteksi adanya penyakit metabolik yang tidak berhubungan dengan ginjal. Berbagai uji urinalisis rutin dilakukan di tempat praktik pemberi layanan kesehatan dan juga rumah sakit atau laboratorium swasta. ( Kee, Joyce Le Fever, 2007 ) Urin yang normal jumlah rata rata 1 2 liter sehari tetapi perbedaan jumlah urin sesuai cairan yang dimasukkan, jika banyak mengkonsumsi protein maka akan diperlukan banyak cairan untuk melarutkan ureanya, sehingga urin yang dikeluarkan jumlahnya sedikit dan menjadi pekat. ( Evelin C. Pearce 2002) Beberapa penyelidikan menunjukkan bahwa 20 % dari wanita wanita dewasa hingga usia lanjut, setiap tahun mengalami disuria ( nyeri waktu berkemih). Pria jarang terkena infeksi simtomatis sampai sesudah umur 45 tahun, kecuali jika terdapat kelainan urologis. ( Basuki B Purnomo, 2007 )

Banyak kasus tersangka infeksi traktus urinarius pada pria dan wanita, tetapi banyak orang yang menderita infeksi traktus urinarius yang tidak terdiagnosa dan tidak diketahui, karena penderitanya tidak segera memeriksakan diri, selain itu karena gejala infeksi yang kurang jelas dan gejala awal dari infeksi yang kurang khas sehingga penderitanya menjadi parah tanpa disadari. Sesuai pengalaman di Klinik Bina Sehat, dokter cenderung melakukan pemeriksaan penunjang untuk analisa urin terhadap pasien dengan gejala disuria ( nyeri waktu berkemih ), dan nyeri pinggang, pemeriksaan urin yang dilakukan meliputi makroskopis urin ( Warna, kekeruhan, bau, pH, BJ ) dan mikroskopis urin ( Epitel, lekosit, eritrosit, bakteri kristal, amorf ).

B.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan

Bagaimanakah hubungan hasil pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis urin tersangka traktus urinarius yang diperiksa di laboratorium Klinik Bina Sehat

C. 1.

Tujuan Penelitian Tujuan Umum : Untuk mengetahui hubungan hasil pemeriksaan makroskopis dan

mikroskopis urin tersangka traktus urinarius yang memeriksakan diri di Laboratorium Klinik Bina Sehat.

2.

Tujuan Khusus : a. Memeriksa makroskopis dan mikroskopis urin tersangka penderita infeksi traktus urinarius. b. Menganalisa hubungan hasil pemeriksaan makroskopis dan

mikroskopis urin tersangka infeksi traktus urinarius.

D. 1.

Manfaat Penelitian Bagi penulis Dapat menambah pengetahuan dan manfaat dalam melakukan pemeriksaan

urin tersangka traktus urinarius. 2. Bagi tenaga medis Dapat dijadikan acuan tentang gambaran makroskopis dan mikroskopis urin tersangka traktus urinarius.

You might also like