You are on page 1of 39

F31.

1 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK TANPA GEJALA PSIKOTIK


LAPORAN KASUS

Dokter Pembimbing : dr. Tendry Septa, Sp.KJ (K)

Disusun oleh : M. Rizki Darmawan M., S Ked Laras Maranatha Tobing, S.Ked

0918011060 0918011055

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2014

IDENTITAS PASIEN
Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Agama Suku/Bangsa Alamat Status perkawinan Nomor CM Tanggal Pemeriksaan : Ny. YTW : 38 tahun : Perempuan : S1 :: Islam : Mongolia : Jl. Gotong Royong no.1 RT.15 imo puro, Metro Pusat : Menikah, memiliki satu anak : 00-08-06 : 31 Desember 2013. Pukul 13.00 WIB

PEMERIKSAAN PSIKIATRI
AUTOANAMNESA

A1. KELUHAN UTAMA Pasien mengaku ingin menjual tanah yang diakui pasien diberikan oleh orang tuanya.
A2. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Tahun 1984 sering ditampar oleh ayah kandungnya, dan merasa ibunya pilih kasih, merasa diperlakukan tidak adil oleh kedua orang tuanya mulai mengalami stress. Tahun 1990 mengaku dipermalukan guru di depan kelas, kecewa terhadap nilai. Pasien merasa seharusnya ia mendapatkan nilai yang lebih baik merasa stress, suka bicara sendiri dan mudah marah tanpa sebab dipindahkan sekolah ke Salatiga tidak ada perubahan dibawa berobat ke RS Puri Nirmala Yogyakarta oleh keluarga, mengkonsumsi obat selama satu tahun kembali melanjutkan pendidikan di Metro.

Tahun 1992

Pasien dipisahkan dengan teman dekat lelaki pasien oleh orang tuanya, sejak saat itu pasien stress. Pasien menjadi banyak bicara dan bicara tidak jelas. Lalu keluarga membawa pasien ke RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung. Setelah 1 minggu dirawat, pasien pulang dalam keadaan tenang, rutin kontrol dan makan obat teratur.
Tahun 2008

Pasien kembali dibawa berobat oleh keluarganya ke RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung dikarenakan pasien sulit tidur dan terlalu gembira. Setelah 2 bulan dirawat, pasien pulang dalam keadaan tenang, rutin kontrol dan makan obat teratur

Tahun 2012 (Januari) Pasien dibawa oleh keluarga untuk dirawat di RS Jiwa Daerah Provinisi Lampung karena sulit diatur. Pasien dirawat selama 5 bulan lalu pulang atas permintaan keluarga. Tahun 2013 (Desember)

Pasien dibentak oleh kakak kandungnya dikarenakan ingin menjual tanah yang diakui milik dirinya. Pasien merasa sangat sedih karena kakak yang membentak dirinya adalah yang paling ia sayangi. Pasien dibawa oleh keluarga ke RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung pada tanggal 21 Desember 2013 (perawatan saat ini).

A3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : Riwayat cedera kepala dan kejang disangkal. A4. RIWAYAT PENYAKIT FISIK & PEMAKAIAN OBAT-OBATAN
tidak pernah mengkonsumsi zat-zat psikoaktif. pernah mengkonsumsi alkohol tapi jarang, biasanya saat tahun baru China bersama keluarga sesekali merokok, mengenal rokok sejak SMP.

A5. RIWAYAT PRAMORBID

Riwayat kehamilan dan persalinan Pasien tidak mengetahui. Riwayat bayi dan balita Pasien tidak mengetahui. Riwayat anak dan remaja Pasien merupakan anak yang aktif, manja dan ingin selalu diperhatikan. Pasien mengaku mudah bergaul dengan teman sebayanya. Pasien mulai berobat dengan gangguan suasana perasaan.

A6. RIWAYAT PENDIDIKAN


SD SMP SMA Sarjana : SD, tamat 6 tahun. : SMP Xaverius Teluk Betung, SMP Satya Wacana Salatiga, dan SMP Kartika Tama Metro tamat 4 tahun. : SMA Kartika Tama Metro tamat sekolah 3 tahun : Mengaku tamat sarjana ISIP

Pasien mengaku selalu mendapatkan peringkat atas di kelasnya. Dan lulus sarjana dengan IPK 3,34.

A7. RIWAYAT AGAMA Beragama Islam sejak menikah (usia 28 tahun), sebelumnya menganut agama katolik A8. RIWAYAT KEHIDUPAN SOSIAL Sebelum ia mengalami gejala psikiatri sangat aktif dalam kegiatan sehari-hari, namun setelah mengalami gangguan pasien menjadi penyendiri dan mudah marah. A9. RIWAYAT PELANGGARAN HUKUM Pasien mengaku tidak pernah berurusan dengan pihak kepolisian. A10. RIWAYAT PEKERJAAN Pasien belum pernah bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga.

A11. RIWAYAT PERKAWINAN


Pasien menikah sekali, tahun 2004 dan memiliki seorang anak. Pada awal pernikahan hidup harmonis dengan suami. Setelah melahirkan, penyakitnya menjadi lebih sering kambuh. Pasien juga menambahkan suaminya mengalami skizofrenia (sering dimarahi dan pernah ingin ditusuk oleh suami) Sekarang ia dan suaminya berpisah.

A12. RIWAYAT KELUARGA Sejak usia 3 bulan dibesarkan oleh orang tua angkat.

Pada usia 13 tahun, pasien baru mengetahui statusnya sebagai anak angkat. Sejak sakit ini, pasien dikembalikan kepada orang tua kandungnya. Hubungan pasien dengan keluarga kandungnya tidak begitu harmonis. Pasien merasa orang tua kandungnya pilih kasih dan tidak pernah mendengarkannya.
Pasien memiliki seorang anak laki-laki. Namun, sejak kecil ia tidak mengenalkan dirinya sebagai orang tua. Ia menganggap lebih baik menjadi sahabat bagi anaknya karena takut anaknya malu dengan keadaan dirinya sebagai orang gila. Pasien merasa anaknya tetap menyayanginya.

Skema pohon keluarga : (kandung) (angkat)

Keterangan: : Laki-laki : Wanita : pasien

A13. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI Punya seorang sahabat baik yang menerima dia apanya dan sudah berteman selama 19 tahun.

Pasien tidak memiliki pekerjaan, ia merasa tidak ada yang menerimanya bekerja dengan status sebagai orang gila. Namun, sebelum masuk rumah sakit, ia mengaku pernah berinvestasi dan menyewakan rumah.

... AUTOANAMNESIS 31 Desember 2013 pukul


14.00 WIB
T J T J T J T J T J T J T J : Siang mba saya Laras yang ini Rizki. Kami dokter muda disini, mau ngobrol sebentar bisa? : Bisa. Mau ngobrol disini (di ruang rawat) apa mau di luar? Di luar aja ya, di dalam panas. : Iya boleh mba. Silahkan duduk. Nama mba siapa? : Yulia Titi Wijaya, kamu boleh panggil Tiwi, Wiwi, Yuli atau whatever lah supaya akrab (benar) : Umurnya mba Yuli sekarang berapa ya? : 38 tahun, tapi masih keliatan muda kan? Pasti kalian berfikir saya seumuran kalian kan? (tertawa) (benar) : Memang mba Yuli lahir tanggal berapa? : Tanggal 11 Juni 1976 (benar) : Mba tinggalnya dimana? : Metro (Benar) : Terakhir sekolah atau kuliah? : Kuliah di Unila sarjana ISIP dengan IPK 3,34 : Mba Yuli biasanya kalau sehari hari kerjanya apa? : Ibu rumah tangga ajah, paling masak, ama beres-beres. (benar) Dulu sukanya investasi sama nyewain rumah.

T : Mba yuli dari kapan disini ? J : Sejak tanggal 21 Desember 2013 (benar) T : Mba Yuli tahu atau tidak kenapa dibawa kesini ? J : Iya tau, jadi waktu itu gue mau ngejual tanah gue yang dikasih sama bokap gue, terus gue dimarahin sama abang gue, setelah dimarahin gue sedih banget sampe badan gue tremor. Gue paling gak bisa dimarahin sama orang yang paling gue sayang. Buat gue, hal tersedih adalah dimarahin orang yang paling gue sayang dan yang paling gue sayang itu adalah abang gue T : Yang membawa Yuli ke sini siapa? J : Semua keluarga. Jadi ceritanya waktu itu gue mau ke Bandung, gue udah packing terus tiba-tiba di tengah jalan gue dibilang mau dianter ke Rumah Sakit Jiwa. Gue langsung teriakteriak gak mau, habis itu gue langsung nyanyi lagu rohani kenceng-kenceng dan peluk koko yang bentak gue tadi sambil bisikin koko Yuli sayang banget sama koko dari situ koko gue keluar air mata.

T : Dulu pernah diceritain ga lahirnya mba Yuli gimana? J : Gak taulah lupa.. T : Dulu pernah ga kebentur atau pingsan gitu? J : Ga kayaknya T : Mba Yuli tahu kalau Mba Yuli sakit ? J : Iya tau, gue sakit bipolar kini manik kan ? Gue juga tau kalo penyakit gue gak bisa sembuh. T : Mba Yuli tau apa bipolar kini manik ? Tau dari siapa ? J : Tau, jadi bipolar kini manik itu perasaan yang susah dibendung kadang-kadang sedih sekali kadang sangat bahagia, iya kan ? Gue tau dari dokter gue, gue udah sering minum obat dari kecil sama searching di internet. T : Mba Yuli bisa cerita gimana awalnya mba yuli sakit ? J : Iya, catet ya.. Jadi awalnya pas gue umur 13 tahun gue mulai sakit. Waktu itu gue masih SMP, sebenernya yang buat gue sakit adalah keluarga gue sendiri. Waktu kecil ayah kandung gue suka namparin gue, ya dari situ gue sakit

T : Memang Yuli ada berapa ayah ? J : Gue belum cerita ya? Jadi gue dititipin ke orang tua angkat gue dari kecil tapi semenjak gue sakit gue dibalikin lagi ke orang tua kandung gue. T : Mba Yuli sering kambuh ? Kalau kambuh karena apa ? dari umur 13 tahun itu sering sakit ? J : Iya catet ya, jadi gue itu umur 13 kambuh, 14 sembuh, 15 kambuh, 16 sembuh, 17 sakit, 18 sembuh, terus dari tahun 1995-2004 sembuh kambuh lagi setelah melahirkan karena sebenernya gue kan gak boleh hamil sama dokter udah gitu gue ngelahirinnya gak disesar berarti gue makin besar dong kemungkinan gue buat kambuh, udah gitu suami gue skizofrenia juga, kan skizofrenia bisa mencetuskan gangguan bipolar iya kan ? biasanya gue paling sering kambuh setelah putus cinta apalagi waktu sama Noe letto.

T : Noe letto ? artis ? J : Iya, tau kan ? Yang nyanyi lagu (menyanyi lagu letto) itu kan liriknya gue yang ngarang makanya di albumnya itu ada tulisan kepada jiwa yang sakit, itu gue. T : Selama sekolah ada ga masalah? J : Pernah waktu gue SMP kelas 2 gue dipermalukan sama guru bahasa lampung gue di depan kelas cuma gara-gara gue nanya susu terus gue dipanggil ke depan kelas dari situ gue stress gue kambuh lagi sakitnya (stressor). T : Mba Yuli sudah menikah? J : Sudah tahun 2004 udah 10 tahun, tapi suami gue skizofrenia juga T : Mba dewi sudah punya anak? J : Sudah satu orang laki-laki T : Sekarang hubungan dengan suami mba gimana? J : Udah ga pernah ketemu lagi soalnya dia sakit juga, anak gue aja tinggalnya sama orang tua gue

T : Kalau anak Yuli gimana? Dia tau Yuli ibunya? J : Gak, dia panggil gue tante. Gue gak mau anak seperti ayah ataupun ibunya. Gue mau jadi sahabat dia aja, gue cukup memperhatikan dia dari jauh dan jadi temen cerita gue. Buat gue yang terpenting anak gue hidup bahagia (mata berkaca-kaca). Gue punya tuh ya sahabat baik nerima gue apa adanya, kita udah temenan 19 tahun. T : Mba Yuli sempet kerja? J : Ngga, kan gue gila (stresor) T : Kalau mba dengan kakak-kakak mba sering ribut ga? J : Enggak T : Kalau dengan tetangga gimana mba? Baik-baik ga? J : Gini ya prinsipnya gue ga akan marah kalo orang itu gak macem-macem sama gue, kalo dia macem-macem ya gue marah.

: Di rumah dulu ada orang yang sakit kayak Yuli ga? (family history) J : Ada kakaknya mamah gue sakit juga dia skizofrenia (herediter) T : Mba Yuli selama disini apa yang dirasakan? J : Senang punya teman-teman tapi kangen dengan orang tua tiri gue karena dia lebih perhatian sama gue. (mood baik) T : Mba pernah merokok? J : Sekali-sekali, mulainya waktu SMP. T : Kalo minum pernah? J : Pernah si sekali-sekali, biasanya sama keluarga pas tahun baru China. T : Kalo obat obat-obatan gitu juga, ama ngirup aibon pernah? J : Ga pernah saya kaya gitu.. (psikotropika -)

T J T J T J T J T J

: Mba pernah denger bisikan-bisikan gak? : Ga pernah.(halusinasi akustik -) : Kalau liat seperti bayangan atau setan gitu pernah ga mba? : Ga pernah juga (halusinasi visual -) : Pernah mencium bau-bauan tapi ga ada sumber baunya? : Ga pernah (halusinasi olfaktorik -) : Kalau ngerasa ada yang jalan-jalan di kulit? : Ga pernah (halusinasi taktil -) : Pernah ngerasa apa yang mba pikirin itu orang lain bisa tau mba? : Ngga..

T : Mba Yuli ngerasa punya kelebihan ga dibanding orang lain? J : Iya gue lebih pinter disbanding kakak-kakak gue, orang gue ranking terus dari SD. IPK gue aja 3,34, gue suka belajar bahasa inggris yang bukunya tebel-tebel (tertawa) T : Mba Yuli ingin pulang? J : Gue sekarang dimanapun tempatnya yang penting bisa bahagia. T : Ga kangen sama anaknya ? J : Biar aja dirawat kakek-neneknya. T : Mba teratur minum obatnya? J : Mau kok biar ga kambuh. T : Iya harus teratur mba, mudah-mudahan tidak mudah kambuh lagi. Kami pamit ya mba. Terima kasih atas waktunya. J : Ya sama-sama.

STATUS PSIKIATRIK
Deskripsi Umum
Penampilan Seorang perempuan memakai seragam RSJ, baju kaos orange motif polos dan celana panjang hitam, perawakan gemuk, kulit kuning langsat, rambut sepinggang tampak lembab tersisir rapi, kuku pendek dan cukup bersih. Tingkah laku dan aktivitas psikomotor Mondar-mandir, sebentar duduk sebentar ingin berdiri, bercerita disertai gerakan anggota tubuh. Sikap terhadap pemeriksa Kooperatif, cenderung seduktif

Mood dan afek Mood : elasi Afek : luas Kesesuaian : sesuai Bicara Menjawab spontan, cepat, flight of idea, artikulasi jelas, kuantitas cukup, volume besar, kualitas lebih banyak cenderung ingin mendominasi Gangguan Perseptual : tidak ada Pikiran Proses atau bentuk pikiran : flight of idea Isi pikiran : tidak ada gangguan waham, gagasan suka berlebihan

Sensorium dan kognisa


Kewaspadaan dan tingkat kesadaran Orientasi tempat : tidak ada orang : tidak ada waktu : tidak ada Daya ingat segera : kurang baik jangka pendek : baik jangka menengah : baik jangka panjang : baik Konsentrasi Pikiran abstrak Sumber informasi dan intelegensia : cukup baik

: baik : cukup baik : luas

Kontrol impuls Pertimbangan dan tilikan Kejujuran

: cukup baik : derajat 4 : sulit dinilai

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien TN. YTW, 38 tahun, berpenampilan sesuai dengan usianya, cara berpakaian rapi dan perawatan diri baik. Dibawa ke RS Jiwa dengan keluhan ingin menjual tanah milik orang tuanya. Pasien mengaku dibentak oleh kakak kandungnya karena ingin menjual tanah. Sejak saat itu pasien merasa sangat sedih, susah tidur, dan mudah marah tanpa sebab. Pasien merasa dirinya pintar dan senang jika diperhatikan oleh orang lain. Pasien juga merasa diperlakukan tidak adil oleh kedua orang tuanya, ia merasa kakaknya lebih disayang dibandingkan dengan dirinya.

Pada status mental didapat: Gambaran umum perawatan diri baik, bersikap kooperatif selama wawancara. Px psikiatri mood elasi (hipertimia), afek luas, appropriate (serasi). Bicara spontan dan lancar, logorrhea, volume keras. Proses pikir flight of idea. Isi pikir terdapat gagasan yang berlebihan. Tidak ada halusinasi. Penilaian realita cukup baik, dengan tilikan derajat 3.

PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Suhu Pernapasan Sistem Respiratorik Sistem Kardiovaskuler Sistem Gastrointestinal Sistem Urogenital Kelainan Khusus : Cukup Baik : Compos mentis : 120 / 80 mmHg : 80 x/menit : 36,6 C : 20 x/menit : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : tidak ada

B. STATUS NEUROLOGIS

Rangsang meningeal Urat saraf kepala Sistem motorik Saraf vegetatif Fungsi luhur

: tidak ada : normal : normal : normal : normal

C. LABORATORIUM

Hb Ht LED 1 jam Eritrosit Leukosit GDS Protein total

: 12,1 g/dl : 36% :: 4.200.000 sel/mm : 5.400 sel/mm ::-

SGPT/SGOT Ureum Kreatinin Kolesterol total Uric acid Trigliserida

: 16/16 : 26 :1 :::-

FORMULASI DIAGNOSIS
Ditemukan adanya gangguan pikiran yang bermakna serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien gg. Jiwa Aksis I Tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau kejang sebelumnya ataupun kelainan organik; tidak pernah ada riwayat penggunaan zat psikoaktif diagnosis gangguan mental organik dan penggunaan zat psikoaktif disingkirkan Anamnesis banyak bicara, sering marah, cenderung berlebihan, pekerjaan terganggu, mengalami masalah dengan orang-orang di sekitarnya, pernah mengalami periode depresi. Riwayat pasien datang karena ingin menjual tanah pemberian orang tuanya tanpa tujuan yang jelas (tindakan sembrono) Px paikiatri mood elasi (hipertim) dan afek luas, serasi; logorrhea; proses pikir flight of ideas. Perilaku dalam menjawab hiperaktif Diagnosis F 31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik dapat ditegakkan.

Aksis II memiliki rasa kepercayaan diri yang besar (misalnya, merasa paling pintar dibandingkan sadara kandungnya). Pasien mengaku "spesial" dengan memiliki IQ 141. Pernyataan tersebut merupakan ciri kepribadian narsisistik. Aksis III Tidak ada Aksis IV Memiliki masalah dengan kakak kandungnya. Pasien kecewa karena dibentak kakak kandungnya. Aksis V Pada saat dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). GAF tertinggi selama satu tahun terakhir adalah 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : F 31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik : Kesan ciri kepribadian narsisistik : Tidak ada : Bertengkar dengan kakak kandungnya : GAF 70 61 (saat ini) GAF 60 51 (HLPY)

TERAPI
PSIKOFARMAKA
Asam valproat 3 x 250 mg Risperidone 2 x 3 mg

PSIKOTERAPI
Terhadap pasien Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai penyakitnya sehingga pasien dapat mengenali keadaannya Mendorong pasien untuk minum obat secara teratur dengan mengajarkan manfaat dari obatobatan yang diberikan Bila pasien berobat jalan, dianjurkan agar selalu rutin kontrol ke poliklinik Terhadap keluarga Menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya dukungan keluarga dan pentingnya rutinitas minum obat dalam proses kesembuhan pasien Mendorong suami agar lebih berperan dalam kesembuhan pasien, misalnya dalam mengawasi minum obat, atau menjenguk sesekali bila pasien dirawat.

PROGNOSA
Quo ad vitam : bonam Quo ad functionam : dubia ad malam Quo ad sanationam : dubia ad malam

DISKUSI
Gangguan ini ditandai oleh episode berulang (sekurang kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi) . Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.

Terima Kasih
SEMOGA BERMANFAAT

You might also like