You are on page 1of 15

MAKALAH DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH

DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT


Dosen Pengampu : !"! Nu#$a%a& S'KM

D!susun O(e) : *' A++an Ba)#u( Mu,,a-!n 1' Nu#! D4! Es,!n!ng,%as 5' A#!n6!,a Re!n!ssa 0' Inne 7!8a%asa#! 9' Angg#a!n! Kusuma4a#6an! Rom$e( 2/ ./0**0*112*3 ./0**0*112/3 ./0**0*11*13 ./0**0*11153 ./0**0*111:3

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT AKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNI;ERSITAS NEGERI SEMARANG 12*5

BAB I PENDAHULUAN

A' La,a# Be(a"ang Masa(a) Secara umum permasalahan pokok yang masih dihadapi dalam penyediaan air bersih di Indonesia antara lain adalah : masalah tingkat pelayanan air bersih yang masih rendah, masalah kualitas tingkat pelayanan air bersih yang masih rendah, masalah kualitas air baku dan kuantitas yang sangat fluktuatif pada musim hujan dan musim kemarau, serta masalah teknologi yang digunakan untuk proses pengolahan kurang sesuai dengan kondisi air baku yang kualitasnya cenderung semakin menurun. Penyediaan air minum di wilayah pedesaan khususnya di Propinsi Nusa Tenggara arat sering mengalami kendala dalam keberlanjutannya. Salah satu arat. !elompok masyarakat ini mempunyai kendala yang penting adalah kemiskinan yang dialami oleh sebagian besar masyarakat pedesaan di Propinsi Nusa Tenggara keterbatasan akses terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih yang aman dan layak. Telah diidentifikasi bahwa kemiskinan dan jenis proyek yang partisipatif merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi kondisi sistem penyediaan air bersih. "ntuk menjaga keberlanjutan pelayanan air bersih di pedesaan sekitar Pro#insi Nusa Tenggara arat, diperlukan pengelolaan yang baik dan didukung oleh partisipasi masyarakat, baik dalam bentuk kelancaran pembayaran pemakaian air atau keterlibatan langsung dalam setiap tahapan kegiatan pelayanan air bersih. Pengelolaan yang baik dan keterlibatan masyarakat menjadi pendorong keandalan sistem penyediaan air bersih, yang pada akhirnya menaikkan tingkat kepuasan masyarakat. Pengelolaan yang baik harus didukung oleh kemampuan pengelola yang memadai dalam mengoperasikan sistem penyediaan air bersih. !eterbatasan kemampuan pengelola dapat diantisipasi dengan pemilihan teknologi penyediaan air bersih yang mudah pengoperasiannya dengan biaya yang terjangkau. $i beberapa tempat, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan masalah yang tidak mudah penyelesaiannya. %al ini berkaitan dengan ketersediaan sumber air yang terbatas dan kebutuhan biaya dan teknik pengolahan sebelum air dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai

keperluannya. !hususnya dalam memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat, sejumlah langkah untuk mengantisipasi hal seperti itu yang terjadi secara berulang&ulang secara terus menerus setiap tahun, harus dilakukan diantaranya dengan mengkaji sejumlah daerah tersebut yang memiliki sumber air mencukupi. 'ncaman krisis air bersih semacam ini telah berulang kali menerjang desa&desa di sebagian pro#insi&pro#insi di Indonesia termasuk juga NT . $alam upaya menunjang keberlangsungan akti#itas ekonomi masyarakat maka dirasa perlu untuk mencari solusi dalam menyediakan air bersih bagi masyarakat. Permasalahan yang melatar belakangi perlunya kegiatan penyusunan National Action Plan air bersih dan prasarana lingkungan diuraikan di bawah ini.(!impraswil NT , )**+, -. Pelayanan air minum saat ini baru mencapai )* persen dari penduduk nasional, yang meliputi sekitar ./ persen penduduk di perkotaan dan 0 persen penduduk di perdesaan. ). Sesuai dengan kesepakatan internasional yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (1$2s, bahwa pada tahun )*-3 separuh penduduk yang belum terlayani air minum harus mendapatkan pelayanan. .. 'ngka itu setara dengan )+3.*** l4det dengan nilai in#estasi sebesar 5p. .+ trilyun dan waktu efektif untuk mencapainya hanya -* tahun. +. Sedangkan untuk penduduk semi&urban (Ibu !ota !ecamatan, akan diperkuat dengan sitem subsidi terbatas mengingat kemampuan ekonomi masyarakatnya yang relatif rendah serta pemikiran untuk menjadikan sistem penyediaan air minum I!! sebagai pusat produksi air minum dalam menanggulangi kerawanan air di desa sekitar. 3. !eterbatasan dana Pemerintah dan Pemerintah $aerah dalam pengembangan penyediaan air minum menyadarkan kita tentang pentingnya mencari sumber& sumber dana alternatif, antara lain melalui partisipasi dunia usaha4 swasta dengan tetap memperhatikan kemampuan masyarakat.

B' Rumusan Masa(a) -. agaimana kondisi penyediaan air bersih di Propinsi Nusa Tenggara arat6

).

agaimana masalah ketersediaan air bersih yang ada di Propinsi Nusa Tenggara arat6

..

agaimana cara meningkatkan pengelolaan air bersih di Propinsi Nusa Tenggara arat6

+.

agaimana rencana tindak Propinsi Nusa Tenggara penyediaan air bersih6

arat dalam mengatasi masalah

<' Tu8uan "ntuk mengetahui kondisi penyediaan air bersih di Nusa Tenggara arat "ntuk mengetahui masalah ketersediaan air bersih yang ada di Nusa Tenggara arat "ntuk mengetahui cara meningkatkan pengelolaan air bersih di Nusa Tenggara arat "ntuk mengetahui rencana tindak Propinsi Nusa Tenggara masalah penyediaan air bersih arat dalam mengatasi

BAB II LANDASAN TEORI

*' Kuan,!,as A!# 7umlah air yang dibutuhkan tiap orang perhari ditentukan oleh beberapa faktor. Tubuh manusia memerlukan antara . 8 -* liter air per hari pada kondisi normal, tergantung cuaca dan aktifitas yang dilakukannya. Sebagian dari jumlah air ini didapat dari makanan. 9aktor 8 faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah air yang digunakan : 9aktor kebudayaan, status sosial 8 ekonomi dan standar hidup, kesadaran terhadap kebersihan, penggunaan untuk hal&hal produktif, biaya yang dikeluarkan untuk air bersih dan kualitas air. !ebutuhan air penduduk tergantung dari cuaca, standar hidup, ketersediaan dan metode distribusi air. "ntuk memperoleh estimasi kebutuhan air dalam suatu wilayah, lebih mudah untuk mensur#ey jumlah rumah tangga daripada harus melakukan sensus dari rumah ke rumah. Penggunaan air domestik (rumah tangga, dapat dihitung dengan mengasumsikan rata&rata jumlah anggota keluarga dalam suatu rumah tangga. "ntuk Indonesia rata&rata jumlah anggota keluarga digunakan 3 orang penduduk dalam satu keluarga. 'danya sekolah, rumah sakit, hotel, tempat peribadatan dan fasilitas umum lainnya dalam wilayah yang kita tinjau juga harus dihitung penggunaan airnya. $iperkirakan rata&rata penggunaan air untuk fasilitas umum sekitar -*: & -3: dari penggunaan air untuk satu rumah tangga. ;stimasi ini hanya dapat digunakan untuk preliminary design dan merupakan estimasi secara kasar. "ntuk perencanaan lebih lanjut (final design, perhitungannya harus memakai data yang lebih lengkap dengan memperhatikan kondisi lokal (Smet 7o, )**),. !ebutuhan air bersih domestik merupakan jumlah dari kebutuhan air rumah tangga penduduk, kebutuhan air untuk fasilitas umum,

hidrant, dan kebocoran. "ntuk mendapatkan kebutuhan air rumah tangga penduduk, dipakai perhitungan sebagai berikut : !ebutuhan air rumah tangga < .** liter4rumah tangga4hari $iasumsikan dalam satu rumah tangga terdiri dari 3(lima, anggota, sehingga kebutuhan air rumah tangga < .** 4 3 < =* liter4kapita4hari. < jml penduduk > =*4liter4kapita4hari < debit (l4hari, !ebutuhan air untuk fasilitas umum < -*: ? kebutuhan air rumah tangga < debit (l4hari, !ebutuhan air untuk kebocoran < -,3: ? kebutuhan air rumah tangga < debit (l4hari, !ebutuhan air untuk hidran < )*: ? kebutuhan air rumah tangga < debit (l4hari, !ebutuhan air Total < !ebutuhan air rumah tangga @ fasilitas umum @ kebocoran @ hidran < debit (l4hari, !ebutuhan air bersih < !ebutuhan air Total 4 (=* ? =* ? )+, < debit (l4detik,

1' Pe#en=anaan %ang Komp#e)ens!+ Suatu perencanaan yang komprehensif (comprehensive planning, terhadap penyediaan air bersih merupakan solusi dari permasalahan dalam pelayanan air bersih terhadap masyarakat. Perencanaan yang komprehensif meliputi aspek peran serta masyarakat, aspek teknis, aspek finansial, aspek kelembagaan dan lingkungan. Aspe" pe#an se#,a mas%a#a"a, terdiri atas komponen sebagai berikut : !ebutuhan untuk peningkatan penyediaan air bersih Persepsi tentang hubungan antara manfaat dan peningkatan penyediaan air bersih, rasa tanggung jawab dan memiliki (ownership,, kebudayaan, kebiasaan dan kepercayaan yang berhubungan dengan air bersih Aspe" ,e"n!s antara lain terdiri dari komponen berikut : !ebutuhan air saat ini dan masa datang, pengolahan air bersih Standar teknis, prosedur AB1, kualitas air

Aspe" (!ng"ungan mencakup kualitas dan kuantitas sumber air baku, dan perlindungan sumber air baku. Aspe" "euangan meliputi : analisis cost 8 benefit, kemampuan dan kemauan untuk membayarC serta struktur tarif. Aspe" "e(em$agaan yakni strategi ditingkat nasional dan kebijakan4landasan hukum. Para stakeholder yang andil dalam kegiatan ini merupakan pula pengguna dan pemelihara pelayanan air, sehingga hal ini akan menentukan keberhasilan kegiatan tersebut.

BAB III PEMBAHASAN

*' S!s,em Pen%e6!aan A!# Be#s!) 'kibat terjadinya perkembangan penduduk dan pertumbuhan kota kecamatan berbagai pusat pertumbuhan, maka meningkat pula kebutuhan air bersih di Propinsi Nusa Tenggara arat. $i sisi lain ketersediaan sumber daya air secara keseluruhan tidak arat merupakan masalah bertambah bahkan mempunyai kecenderungan berkurang kuantitas dan kualitasnya. 1asalah penyediaan air bersih di Propinsi Nusa Tenggara utama yang sampai saat ini masih belum teratasi. "paya penyediaan air minum dan air bersih sangat perlu ditingkatkan pelayanan dan penyediaannya sehingga dapat memenuhi kriteria dari segi kuantitas, kualitas, dan kontinuitasnya.

1' Aspe">Aspe" Da(am Penge(o(aan A!# Be#s!) 5endahnya peningkatan persentase cakupan pelayanan di Indonesia sampai saat ini (khususnya sistem perpipaan, harus dipandang sebagai bentuk kualitas dari aspek&aspek yang melingkupi pengelolaan air bersih itu sendiri, yang terdiri dari : a' Aspe" ,e"n!s $ari sudut aspek teknis, kendala yang dihadapi antara lain rendahnya cakupan pelayanan dipengaruhi oleh operasi dan pemeliharaan sarana prasarana air bersih yang

tidak sesuai standard, sumber air baku yang mulai terbatas, jam operasi yang terbatas, dan tingkat kehilangan air yang masih tinggi (di atas .*:,. $' Aspe" "euangan $ari sudut aspek keuangan, kendala yang dihadapi antara lain tarif yang berlaku belum mencapai cost recovery, bahkan untuk mengcover biaya operasi dan pemeliharaan yang sesuai kebutuhan4standard saja, mengalami kesulitan. =' Aspe" "e(em$agaan $ari aspek kelembagaan, kendala yang dihadapi antara lain rendahnya kualitas dan kapabilitas manajemen dan S$1 pengelola. Penduduk perkotaan yang mendapat pelayanan baru mencapai ./: (Penyediaan 'ir ersih di Indonesia, $irjen !odes, dalam Memorandum Nasional Action Plan, !impraswil )**+, sedang untuk penduduk perdesaan baru mencapai 0:. (Sur#ey ;konomi Nasional $epkes )**-, dalam Memorandum Nasional Action Plan, !impraswil )**+,. 6' Aspe" (ega( 6an pe#an se#,a mas%a#a"a,?s4as,a !endala yang dihadapi pada aspek legal dan peran serta masyarakat saling berkaitan yaitu masih lemahnya kebijakan yang mampu mendukung pengelolaan air bersih yang partisipatif dan berkesinambungan dan masih banyaknya masyarakat yang mengunakan air non pipa (non P$'1, sebagai subtitusi air bersih P$'1.

5' Ana(!sa Pen%e6!aan A!# Be#s!) 6! Nusa Tengga#a Ba#a, Dangkah yang perlu segera dilaksanakan dalam usaha meningkatkan pelayanan air bersih bagi penduduk adalah: -, 1engurangi kebocoran yang terjadi hingga seminimal mungkin, ), 1emperbaiki dan menyempurnakan sistem manajemen pengelolaan air bersih menjadi lebih profesional, ., 1emperluas jangkauan jaringan pelayanan air bersih, khusus di dalam wilayah kota yang padat penduduknya, +, 1emperbaiki dan meningkatkan kualitas air bersih yang diproduksi, 3, 1emaksimalkan kapasitas produksi yang masih tersedia

=, Pemerintah $aerah setempat harus mampu menyediakan dana untuk pengembangan pelayanan air bersih bagi penduduk.

0' Ren=ana T!n6a" .Action Plan) Secara garis besar rencana tindak (action plan, Nusa Tenggara arat mencakup:

kesepakatan para stakeholders atas sasaran yang akan dicapai dan sasaran yang dicapai. $eskripsi action plan bidang air bersih untuk perkotaan di atas dibagi dalam tiga tahapan peningkatan yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. 'dapun uraian mengenai sasaran masing&masing tahapan adalah sebagai berikut:

a, Sasaran 7angka Pendek ()**3,. !omponen sasaran yang ingin dicapai meliputi : Total tingkat pelayanan (perpipaan dan non perpipaan terlindungi, mencapai /*: (+/: perpipaan dan +-: non perpipaan terlindungi, dari jumlah penduduk perkotaan. 1emberi bantuan teknis, penetapan Norma, Standard, Pedoman, dan 1anual (NSP1, mengenai teknik pembangunan sistem perpipaan maupun pemanfaatan sumur secara perorangan, yang disesuaikan dengan kondisi di daerah masing&masing. Integrasi proses mulai dari perencanaan program sampai dengan pembangunan4implementasi program. Program pengembangan pelayanan air bersih berdasarkan kondisi dari masing&masing institusi pengelola : -, Program peningkatan cakupan pelayanan untuk institusi yang sehat ), Program penguatan4optimalisasi untuk institusi yang kurang sehat ., Program penyehatan untuk institusi yang kurang sehat4krisis

b, Sasaran jangka menengah ()*-*,. !omponen sasaran yang ingin dicapai meliputi : Total tingkat pelayanan (perpipaan dan non perpipaan terlindungi, mencapai /): (3/: perpipaan dan ..: non perpipaan terlindungi,, memberi bantuan teknis. Penerapan profesionalisme dalam pengelolaan dan pelayanan, baik dalam kemampuan operasional maupun dalam menanggapi keluhan konsumen. "ntuk dapat mengetahui progres dari masing&masing daerah terhadap

pencapaian 1$2, pemerintah pusat juga perlu menetapkan sistem monitoring. Program pengembangan pelayanan air bersih berdasarkan kondisi dari masing&masing institusi pengelola : -, Program peningkatan cakupan pelayanan untuk institusi yang sehat ), Program penguatan4optimalisasi untuk institusi yang kurang sehat (diasumsikan institusi yang tidak sehat4kritis sudah naik kondisinya ke kurang sehat atau ke kategori sehat,.

c,

Sasaran jangka panjang ()*-3, !omponen sasaran yang ingin dicapai meliputi : Total tingkat pelayanan (perpipaan dan non perpipaan terlindungi, mencapai /+: (=/: perpipaan dan )3: non perpipaan terlindungi, 1emberi bantuan teknis, bantuan teknis yang dimaksud disini dapat berupa bantuan konsultasi untuk perencanaan, perancangan, $;$ ( Detail Engineering Design, sistem penyediaan air bersih sesuai dengan kondisi daerah dan aspirasi masyarakat setempat. "ntuk dapat mengetahui progres dari masing&masing daerah terhadap pencapaian 1$2, pemerintah pusat juga perlu menetapkan sistem monitoring. Pengembangan usaha4pelayanan dengan mengupayakan pendanaan dengan kemampuan sendiri4mandiri. Peningkatan profesionalisme dalam pengelolaan dan pelayanan air bersih antara lain dengan peningkatan kinerja : -, Da#! aspe" ,e"n!s : penurunan tingkat kehilangan air sampai )*&)3:C kontinuitas pelayanan )+ jam sehariC kualitas air yang memenuhi standar. ), Da#! aspe" "euangan : rasio pendapatan terhadap biaya operasional E- yang berarti tarif telah mampu menutupi biaya marjinal dan mulai mengarah kepada full cost reco#ery, peningkatan efisiensi penagihan. ., Da#! aspe" "e(em$agaan : pencapaian rasio karyawan yang optimal (+4-***,C komposisi dan peningkatan kapabilitas karyawanC kejelasan bentuk dan otoritas wewenang dari institusi pengelola.

BAB I; PENUTUP

Kes!mpu(an

eberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari kajian action plan dan analisa penyediaan air bersih adalah sebagai berikut: -, $ari analisa diperoleh bahwa kebutuhan air bersih lebih besar dari ketersediaan air yang ada untuk setiap kabupaten4kota di Nusa Tenggara arat. $aerah yang perbedaan antara ketersediaan air yang ada dan kebutuhannya paling besar, yang berarti jumlah penduduk yang paling sedikit mendapatkan pelayanan air bersih yakni !ab.Dombok tengah sebesar F,):. !emudian diikuti oleh !ab ima4!ota ima sebesar F,=:, !ab. Dombok Timur sebesar 0,.:. ), Pendekatan yang dilakukan dalam pembangunan dan pengelolaan pensarana dan prasarana penyediaan air bersih masih bernuansa administratif. ., anyak in#estasi berupa hasil pembangunan sarana prasarana penyediaan air bersih yang tidak termanfaatkan ataupun berfungsi dengan baik karena tidak dikelola dan dipelihara sesuai standar (tidak berorientasi pada prinsip keberlanjutan atau sustainable system,. %al ini berlaku baik pada in#estasi penyediaan air bersih di perkotaan maupun perdesaan.

+, Pembangunan dan pengelolaan sarana prasarana penyediaan air bersih dilakukan masih berdasarkan penetapan kebutuhan dari pemerintah pusat ( supply driven, yang bersifat general atau standar untuk tiap kota4daerah yang tidak mencitrakan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya sesuai kondisi karakteristik wilayahnya. %al ini juga menjadi pemicu yang mengarah pada kegagalan program. 3, eberapa kendala yang dihadapi berkaitan dengan upaya melaksanakan pola pendekatan yang tanggap kebutuhan (demand responsive approach, antara lain: elum adanya kerangka hukum yang mengatur tentang penerapan pola pendekatan ini yang disepakati oleh semua stakeholder.

!endala pelaksanaan di lapangan yaitu adanya indikasi penolakan dari masingmasing stakeholder, baik langsung maupun tak langsung, untuk menerapkan pola pendekatan ini karena keterbatasan kemampuan, informasi, dana, dan kelemahan birokrasi, serta pertimbangan lainnya. =, Terbatasnya sumber pendanaan baik untuk in#estasi maupun kegiatan operasi dan pemeliharaan sarpras penyediaan air bersih. Sumber terbesar berasal dari pinjaman luar negeri dari lembaga donor. !eterbatasan dana yang ada dan pinjaman yang besar membuat kondisi keuangan institusi pengelola penyediaan air bersih (P$'1, masih terperosok meskipun sudah mulai berorientasi pada sistem full cost recovery. Peran keterlibatan swasta ataupun upaya pencarian alternatif sumber dana lain seperti pinjaman dari bank, obligasi dan sebagainya masih minim4belum dijajaki.

F, Sekitar =* : P$'1 dalam kondisi kurang sehat, disebabkan oleh rendahnya kinerja manajemen, tarif air yang relatif rendah dibanding biaya operasi dan pemeliharaan, dan kurangnya dukungan pemerintah kabupaten4kota sebagai pemilik P$'1 tersebut. Sejak krisis -//F, perkembangan in#estasi di bidang air bersih relatif kurang memadai dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang + : per tahun. Perlu segera dilakukan upaya penyehatan P$'1 agar pelayanan air bersih bisa berkembang sesuai dengan kebutuhan dan mencapai sasaran bersama pada )*-3 untuk akses air bersih, yaitu 0*: di perkotaan dan +*: di perdesaan.

Sa#an Saat ini kebutuhan akan air bersih seakan berlomba dengan produksi air bersih, permintaan bersaing melawan suplai. $imana kebutuhan akan air bersih meningkat drastis seiring bertambahnya penduduk, sedangkan produksi air bersih semakin lambat seiring kendala air baku baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Aleh karena itu, kita pun harus mulai menghemat penggunaan air dan bahkan harus mencegah atau setidaknya mengurangi pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan terutama yang berkaitan dengan sumber daya air yang kita miliki agar bisa kita gunakan untuk saat ini, esok dan masa yang akan datang. Selain itu,diperlukan suatu pembuatan program yang lebih detail dan strategis guna pengembangan sistem penyediaan air bersih. !eandalan sistem penyediaan air bersih yang diindikasikan oleh kualitas air dipengaruhi oleh pemilihan teknologi penyediaan air bersih. Teknologi yang tepat menghasilkan kualitas air yang memenuhi persyaratan kualitas air minum. "ntuk menghasilkan air bersih tersebut dapat digunakan instalasi alat reverse osmosis,yaitu suatu teknologi untuk mengubah air keruh dari sumur warga menjadi air bersih maupun air minum dengan cara filtrasi. 9ilter air berisi media aktif yang bisa bertahan lama dan tidak perlu sering diganti. Pada proses ini air yang melewati media tersebut akan mengalami absorpsi sehingga kandungan mineral dan senyawa yang berlebihan dalam air dapat terikat dan dikurangi bahkan dihilangkan, sehingga air menjadi jernih dan segar.

DA TAR PUSTAKA

Setyandito, Aki. dkk. ()**=,. G5encana Tindak (Action Plan , dan 'nalisa Penyediaan 'ir ersih di Propinsi Nusa Tenggara aratG. Jurnal Te ni !ipil. = (),, -03&-/=.
$inas Permukiman dan Hilayah, !impraswil NT , )**+. Penyusunan Memorandum Program Action Plan Air "ersih dan Prasarana #ing ungan NT" , Daporan 'khir. I5I,)**), Small Iommunity Hater Supply, (Technical paper series:no +*, $elft The Netherlands, I5I International Hater and Sanitation Ientre 5ahmatullah,)**., !istem Penyaluran Air "ersih, Daporan, 7urusan Teknik Dingkungan 9TSP "II Jogyakarta

@OB DES<RIPTION

'ffan ahrul 1uttaKin Nuri $wi ;stiningtyas 'rindita 5einissa Inne Hijayasari 'nggraini !usumawardani

: Pencari 1ateri -, 9oto copy, 1encetak makalah : Pencari 1ateri ), Penyusun Power Point : Pencari 1ateri ., Penyusun Power Point : Pencari 1ateri +, Penyusun 1akalah : Pencari 1ateri 3>, Penyusun 1akalah

>materi yang diangkat menjadi makalah

You might also like