ANALISIS KEPUTUSAN BAGI SITUASI MASA DEPAN YANG TIDAK PASTI

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. PENDAHULUAN KEGIATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN AKAN MENGALAMI KONDISI: PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KEADAAN IGNORANCE (DECISION MAKING UNDER IGNORANCE). KONDISI INI TERJADI JIKA PENGAMBIL KEPUTUSAN SAMA SEKALI TIDAK MENGETAHUI APA YANG AKAN TERJADI SETELAH KEPUTUSAN DIAMBIL. HAL INI TERJADI KARENA TIDAK ADA INFORMASI YANG RELEVAN BAGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KEADAAN TIDAK PASTI (DECISION MAKING UNDER UNCERTAINTY). KONDISI INI TERJADI JIKA PENGAMBIL KEPUTUSAN DAPAT MENGIDENTIFIKASI BEBERAPA SKENARIO MASA DEPAN NAMUN TIDAK MENGETAHUI PROBABILITASNYA ATAU PELUANG TERJADINYA. PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM KEADAAN RISIKO (DECISION MAKING UNDER RISK). PEMBUAT KEPUTUSAN DAPAT MEMPERKIRAKAN PROBABILITAS ATAU PELUANG TERJADINYA MASA DEPAN UNTUK MASINGMASING SKENARIO. PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM KEADAAN PASTI (DECISION MAKING UNDER CERTAINTY). PEMBUAT KEPUTUSAN SUDAH MENGETAHUI SECARA PASTI APA YANG AKAN TERJADI DARI MASING-MASING SKENARIO.

ANALISIS KEPUTUSAN BAGI SITUASI MASA DEPAN YANG TIDAK PASTI TANPA MENGGUNAKAN PROBABILITAS.
Sebuah perusahaan konsultan merencanakan untuk mengadakan komputer sebagai sarana untuk pengolahan data. Tabel berikut menggambarkan keuntungan atau payoff dari tiga alternatif keputusan yang ada.
ALTERNATIF KEPUTUSAN SITUASI MASA DEPAN

PERMINTAAN JASA TINGGI SISTEM KOMPUTER KECIL (D1) Rp 12 juta

PERMINTAAN JASA RENDAH Rp 6 juta

SISTEM KOMPUTER SEDANG (D2)

SISTEM (D3) KOMPUTER BESAR

Rp 15 juta
Rp 20 juta

Rp 2 juta
- Rp 3 juta

1. KRITERIA MAXIMIN ATAU MINIMAX (MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN MINIMUM), PESIMISTIK

ALTERNATIF KEPUTUSAN SITUASI MASA DEPAN PERMINTAAN JASA TINGGI SISTEM KOMPUTER KECIL (D1) SISTEM KOMPUTER SEDANG (D2) SISTEM KOMPUTER BESAR (D3) Rp 12 juta PERMINTAAN JASA RENDAH Rp 6 juta SISTEM KOMPUTER SEDANG SISTEM KOMPUTER BESAR ALTERNATIF KEPUTUSAN SISTEM KOMPUTER KECIL PAYOFF YANG MINIMUM Rp 6 juta (maximum payoff dari yang minimum). Rp 2 juta

Rp 15 juta

Rp 2 juta

- Rp 3 juta

Rp 20 juta

- Rp 3 juta

KRITERIA INI BISA DIGUNAKAN UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA DENGAN CARA MEMILIH BIAYA MINIMUM DARI BIAYA MAKSIMUM YANG ADA (MINIMAX).

2. KRITERIA MINIMIN ATAU MAXIMAX (MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN MAKSIMUM), OPTIMISTIK

ALTERNATIF KEPUTUSAN SITUASI MASA DEPAN ALTERNATIF KEPUTUSAN PERMINTAAN JASA TINGGI PERMINTAAN JASA RENDAH Rp 6 juta SISTEM KOMPUTER KECIL SISTEM KOMPUTER SEDANG SISTEM KOMPUTER BESAR PAYOFF YANG MAXIMUM Rp 12 juta

SISTEM KOMPUTER KECIL (D1) SISTEM KOMPUTER SEDANG (D2)

Rp 12 juta

Rp 15 juta

Rp 15 juta

Rp 2 juta Rp 20 juta (maximum payoff dari yang maksimum)

SISTEM KOMPUTER BESAR (D3)

Rp 20 juta

- Rp 3 juta

KRITERIA INI BISA DIGUNAKAN UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA DENGAN CARA MEMILIH BIAYA MINIMUM DARI BIAYA BIAYA MINIMUM YANG ADA (MINIMIN)

3. KRITERIA MINIMAX REGRET (MEMILIH KERUGIAN MINIMUM DARI KEMUNGKINAN KERUGIAN KARENA KEHILANGAN KESEMPATAN MAKSIMUM).
OPPORTUNITY LOSS (KESEMPATAN YANG HILANG)
ALTERNATIF KEPUTUSAN SITUASI MASA DEPAN

NILAI MINIMUM DARI KESEMPATAN MAKSIMUM YANG HILANG

ALTERNATIF KEPUTUSAN NILAI MAKSIMUM DARI KESEMPATAN YANG HILANG Rp 8 juta Rp 5 juta minimum kesempatan maksimum hilang) (nilai dari yang

PERMINTAAN JASA TINGGI SISTEM KOMPUTER KECIL (D1) SISTEM KOMPUTER SEDANG (D2) SISTEM KOMPUTER BESAR (D3) Rp 8 juta

PERMINTAAN JASA RENDAH Rp 0 juta

SISTEM KOMPUTER KECIL SISTEM KOMPUTER SEDANG

Rp 5 juta

Rp 4 juta

Rp 0 juta

Rp 9 juta

SISTEM KOMPUTER BESAR

Rp 9 juta

4. KRITERIA HURWICH
ALTERNATIF KEPUTUSAN PERMINTAAN JASA TINGGI SITUASI MASA DEPAN PRMINTAAN JASA SEDANG PERMINTAAN JASA RENDAH

SISTEM KOMPUTER KECIL (D1

SISTEM KOMPUTER SEDANG (D2) SISTEM KOMPUTER BESAR (D3)

Rp 12 juta
Rp 15 juta

Rp 9 juta
Rp 9 juta

Rp 6 juta
Rp 2 juta

Rp 20 juta

Rp 11 juta

- Rp 3 juta

NE = x max Pij + (1-) min Pij (Expected Value) : koefisien Hurwich (>0; <1) NE(D1) = 0,6 x 12 jt + (1-0,6) x 6 jt = 7,2 jt + 2,4 jt = 9,6 jt. NE(D2) = 0,6 x 15 jt + (1-0,6) x 2 jt = 9 jt + 0,8 jt = 9,8 jt. NE(D3) = 0,6 x 20 jt + (1-0,6) x (-3) jt = 12 jt 1,2 jt = 10,8 jt. Alternatif D3 yang dipilih dengan expected value paling besar.

5. KRITERIA LAPLACE
ALTERNATIF KEPUTUSAN PERMINTAAN JASA TINGGI SISTEM KOMPUTER KECIL (D1 SISTEM KOMPUTER SEDANG (D2) SISTEM KOMPUTER BESAR (D3) Rp 12 juta Rp 15 juta Rp 20 juta SITUASI MASA DEPAN PRMINTAAN JASA SEDANG Rp 9 juta Rp 9 juta Rp 11 juta PERMINTAAN JASA RENDAH Rp 6 juta Rp 2 juta - Rp 3 juta

NE = 1/n Pij (expected value). NE (D1) = 1/3 x (12 + 9 + 6) jt NE (D2) = 1/3 x (15 + 9 + 2) jt NE (D3) = 1/3 x (20 + 11 + (-3)) jt

= 9,00 jt. = 8,66 jt. = 9,33 jt.

Alternatif D3 yang dipilih karena memberikan maksimum expected value.

ANALISIS KEPUTUSAN BAGI SITUASI MASA DEPAN YANG TIDAK PASTI DENGAN MENGGUNAKAN PROBABILITAS.
Sebuah perusahaan konsultan merencanakan untuk mengadakan komputer sebagai sarana untuk pengolahan data. Tabel berikut menggambarkan keuntungan atau payoff dari tiga alternatif keputusan yang ada dengan probabilitas 0,4 untuk permintaan jasa tinggi dan 0,6 untuk permintaan jasa rendah
ALTERNATIF KEPUTUSAN SITUASI MASA DEPAN PERMINTAAN JASA TINGGI (p = 0,4) SISTEM KOMPUTER KECIL (D1) SISTEM KOMPUTER SEDANG (D2) SISTEM KOMPUTER BESAR (D3) Rp 12 juta Rp 15 juta Rp 20 juta PERMINTAAN JASA RENDAH (p = 0.6) Rp 6 juta Rp 2 juta - Rp 3 juta

1. EXPECTED MONETARY VALUE (EMV)

ALTERNATIF KEPUTUSAN SITUASI MASA DEPAN PERMINTAAN JASA TINGGI (p = 0,4) SISTEM KOMPUTER KECIL (D1) SISTEM KOMPUTER SEDANG (D2) SISTEM KOMPUTER BESAR (D3) Rp 12 juta Rp 15 juta Rp 20 juta PERMINTAAN JASA RENDAH (p = 0.6) Rp 6 juta Rp 2 juta - Rp 3 juta

EMV (D1) = 0,4 x Rp 12 jt + 0,6 x Rp 6 jt = Rp 8,4 jt. EMV (D2) = 0,4 x Rp 15 jt + 0,6 x Rp 2 jt = Rp 7,2 jt. EMV (D3) = 0,4 x Rp 20 jt + 0,6 x (- Rp 3 jt) = Rp 6,2 jt. Pilihan system computer kecil (D1) memberikan nilai expected monetary value terbesar sehingga direkomendasikan untuk dipilih. Jika probabilitas terjadinya situasi s1 (permintaan jasa tinggi) sebesar 0,6 dan probabilitas situasi s2 (permintaan jasa rendah) sebesar 0,4 maka expected monetary value menjadi. EMV (D1) = 0,6 x Rp 12 jt + 0,4 x Rp 6 jt = Rp 9,6 jt. EMV (D2) = 0,6 x Rp 15 jt + 0,4 x Rp 2 jt = Rp 9,8 jt. EMV (D3) = 0,6 x Rp 20 jt + 0,4 x (- Rp 3 jt) = Rp 10,8 jt. Pilihan system computer besar (D3) memberikan nilai expected monetary value yang tinggi sehingga direkomendasikan untuk dipilih

2 .EXPECTED OPPORTUNITY LOSS (EOL)

ALTERNATIF KEPUTUSAN SITUASI MASA DEPAN PERMINTAAN JASA TINGGI (p = 0,4) SISTEM KOMPUTER KECIL (D1) SISTEM KOMPUTER SEDANG (D2) SISTEM KOMPUTER BESAR (D3) Rp 8 juta Rp 5 juta Rp 0 juta PERMINTAAN JASA RENDAH (p=0,6) Rp 0 juta Rp 4 juta Rp 9 juta

EOL (D1) = 0,4 x Rp 8 jt + 0,6 x Rp 0 jt = Rp 3,2 jt. EOL (D2) = 0,4 x Rp 5 jt + 0,6 x Rp 4 jt = Rp 4,4 jt. EOL (D3) = 0,4 x Rp 0 jt + 0,6 x Rp 9 jt = Rp 5,4 jt. Pilihan system computer kecil (D1) memberikan nilai expected opportunity loss (EOL) paling kecil sehingga direkomendasikan untuk dipilih.

EXPECTED VALUE OF PERFECT INFORMATION (EVPI)

1. DITINJAU DARI OPPORTUNITY LOSS (KESEMPATAN YANG HILANG)
ALTERNATIF KEPUTUSAN SITUASI MASA DEPAN PERMINTAAN JASA TINGGI (p = 0,4) SISTEM KOMPUTER KECIL (D1) SISTEM KOMPUTER SEDANG (D2) SISTEM KOMPUTER BESAR (D3) Rp 8 juta Rp 5 juta Rp 0 juta PERMINTAAN JASA RENDAH (p=0,6) Rp 0 juta Rp 4 juta Rp 9 juta

EOL (D1) = 0,4 x Rp 8 jt + 0,6 x Rp 0 jt = Rp 3,2 jt. EOL (D2) = 0,4 x Rp 5 jt + 0,6 x Rp 4 jt = Rp 4,4 jt. EOL (D3) = 0,4 x Rp 0 jt + 0,6 x Rp 9 jt = Rp 5,4 jt. EVPI = (0,4) (Rp 8 jt) + (0,6) (Rp 0 jt) = Rp 3,2 jt. EVPI sama dengan kesempatan yang hilang dari keputusan yang optimal (D1). EVPI digunakan sebagai dasar untuk menghitung batas biaya penelitian untuk memperoleh informasi tambahan (perfect information) terutama mengenai nilai probabilitas. Jika informasi tambahan memberikan kepastian 100% maka biaya penelitian tambahan maksimum sama dengan EVPI.Jika informasi tambahan tidak bisa memberikan kepastian 100% maka biaya penelitian tambahan selayaknya diberikan lebih kecil dari EVPI. Jika biaya penelitian tambahan lebih besar dari EVPI maka diputuskan tidak perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh informasi tambahan tentang kepastian masa depan.

2. DITINJAU DARI EXPECTED MONETARY VALUE

ALTERNATIF KEPUTUSAN SITUASI MASA DEPAN PERMINTAAN JASA TINGGI (S1) (p = 0,4) SISTEM KOMPUTER KECIL (D1) SISTEM KOMPUTER SEDANG (D2) SISTEM KOMPUTER BESAR (D3) Rp 12 juta Rp 15 juta Rp 20 juta PERMINTAAN JASA RENDAH (S2) (p = 0.6) Rp 6 juta Rp 2 juta - Rp 3 juta

EMV (D1) = 0,4 x Rp 12 jt + 0,6 x Rp 6 jt = Rp 8,4 jt. EMV (D2) = 0,4 x Rp 15 jt + 0,6 x Rp 2 jt = Rp 7,2 jt. EMV (D3) = 0,4 x Rp 20 jt + 0,6 x (- Rp 3 jt) = Rp 6,2 jt. APABILA YANG MENJADI KENYATAAN S1 SEDANGKAN KEPUTUSAN YANG DIPILIH SEBELUM INFORMASI TAMBAHAN ADALAH D1, MAKA TERDAPAT KESEMPATAN YANG HILANG SEBESAR Rp 8 jt. APABILA YANG MENJADI KENYATAAN S2 SEDANGKAN KEPUTUSAN YANG DIPILIH SEBELUM INFORMASI TAMBAHAN ADALAH D1, MAKA TIDAK TERDAPAT KESEMPATAN YANG HILANG. DENGAN PROBABILITAS KEJADIAN S1 SEBESAR 0,4, MAKA EVPI = 0,4 X Rp 8 jt = Rp 3,2 jt.

POHON KEPUTUSAN

RANTING KEPUTUSAN

CABANG KEPUTUSAN

APLIKASI POHON KEPUTUSAN DALAM KASUS PEMBELIAN KOMPUTER

Rp 12 JUTA

S1 Rp 6 JUTA S2 Rp 15 JUTA D1 S1 D2 S2 Rp 2 JUTA

D3 Rp 20 JUTA S1

S2 - Rp 3 JUTA

POHON KEPUTUSAN EXPECTED MONETARY VALUE

Rp 12 JUTA S1; p=0,4 Rp 6 JUTA S2; p=0,6 Rp 15 JUTA D1 S1; p=0,4 EMV=0,4(15)+0,6(2)=7,2 EMV=0,4(12)+0,6(6)=8,4

D2

S2; p=0,6

Rp 2 JUTA

D3 Rp 20 JUTA S1; p=0,4 EMV=0,4(20)+0,6(-3)=6,2 S2; p=0,6 - Rp 3 JUTA