Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
kemarau dan musim hujan. Kondisi alam yang tidak merata menyebabkan
ada sebagian wilayah yang memiliki curah hujan cukup lama dan ada yang
memiliki sarana irigasi yang memadai. Sehingga ada sebagian wilayah yang
masih mengandalkan sistem pertanian tadah hujan dan itu berarti separuh
waktu dalam satu tahun hanya digunakan untuk menunggu waktu hujan tiba.
memiliki sumber air untuk mengairi lahan. Ada beberapa areal pertanian
yang memiliki sumber air irigasi, namun posisinya berada dibawah lahan
untuk daerah pertanian yang memiliki sumber air irigasi yang posisinya
cukup tinggi.
sebuah alat yang memanfaatkan energi angin untuk menaikan air dari
1
2
kentinggian kurang lebih 30 meter yang saya beri judul “Merancang Kincir
Dari latar belakang masalah tersebut diatas maka dapatlah kami membuat
1.3 Tujuan
adalah
untuk menaikan air dengan debit 5 liter per detik pada ketinggian
rata.
diperlukan.
KONSEP DESAIN
1. Spesifikasi alat
Alat yang direncanakan adalah kincir angin untuk penggerak pompa torak
Pompa yang digunakan adalah pompa torak kerja tunggal karena pompa
kincir ukuran sedang, semakin sedikit sudu maka akan mengurangi berat
dari sudu. Selain itu jumlah sudu sebanyak tiga buah dimaksudkan agar
dengan sedikit jumlah sudu yang menjadikan ringan juga putaran sudu
akan setabil karena jumlah sudu sebanyak tiga buah akan saling
hembusan/aliran angin.
Sistem transmisi yang digunakan adalah roda gigi miring karena tenaga
tegak lurus.
Cara kerja dari alat pengangkut air ini adalah sebagai berikut
Energi mekanik yang berasal dari kincir angin ditransmisikan oleh poros
kincir angin.
Poros engkol mengubah gerak rotasi menjadi gerak translasi pada lengan
torak.
Gerak translasi dari batang torak bergerak turun naik sehingga terjadi
FLOW CHART
PERANCANGAN KINCIR ANGIN
PENGGERAK POMPA AIR JENIS TORAK
START
PERHITUNGAN TENAGA
POMPA
PERANCANGAN
KINCIR (SUDU)
PERANCANGAN TRANSMISI
RODA GIGI MIRING
PERANCANGAN
POROS TRANSMISI
PERANCANGAN
POROS ENGKOL
END
7
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 POMPA
(zat cair) dengan berdasarkan gaya tekan dari suatu tempat ketempat lain secara
kontinu.
3. Pompa hidran
1. Untuk pengairan
3. Dan lain-lain
Menurut penggeraknya
1. Penggerak manual
tekanan torak .
8
9
pembuluh isap naik masuk silinder, hal ini berjalan terus sampai
plunyer dan torak adalah diameter torak lebih besar dari pafa
panjangnya.
Ketel angin isap berguna untuk menekan air dari silinder k saluran
reservoir (tandon)
Pada umumnya katup isap tidak hanya satu tetapi ada dua, yang satu
1 x putaran engkol menghasilkan Q xD 2 xLx1
4
2 x putaran engkol menghasilkan Q xD 2 xLx 2
4
N x putaran engkol menghasilkan Q xD 2 xLxn
4
(2.1-1)
Q xD 2 xLxnx v (2.1-
4
2)
besarnya debit pompa. Tinggi cairan yang dipindahkan dan berat jenis
Yang dimaksud dengan beda tinggi ini tidak hanya antara tandon
atas dan tandon bawah, tetapi juga hambatan-hambatan yang terjadi dari
Ketinggian isap adalah antara tandon bawah dengan pompa tidak boleh
lebih besar dari tekanan udara luar, karena dapat menyebabkan pompa
Misalkan tekanan udara luar 72 cm Hg, ini sama dengan untuk air
rendah dari ukuran tersebut, tetapi harus dilengkapi dengan jet pump
yang berfungsi untuk menambah tekanan dari bawah air yang diisap.
H = Hz + Hp + Hh
Dimana,
Hh = Ketinggian hambatan-hambatan
Hz Hp
h (2.1-
H
3)
Maka usaha yang dilakukan oleh pompa adalah sama dengan rumus
yaitu,
Up m.g .h (2.1-
4)
dimana,
13
m .V
Maka,
Up .V .g.h (2.1-
5)
Dimana,
Tenaga pompa
P Upxn (2.1-6)
atau
n
P Upx (2.1-
60
7)
n
P Upx
60
n
P .V . g .hx (2.1-
60
n
P xD 2 xLxxgx( Hz Hp Hh ) x
4 60
8)
14
Sedikitnya empat syarat yang harus dipenuhi untuk kincir angin ini.
Yakni, kecepatan angin 8 km/jam dan terjadi selama 60 persen dari waktu.
Debit sungai harus cukup untuk melayani, minimum tiga hari kebutuhan.
Angin harus bisa bebas mengenai baling-baling. Karena itu, baling-baling harus
1. Tenaga total
Tenaga total dari aliran angin adalah sama dengan energi kinetik
Vi 2
Ptot m KE i m (2.2-1)
2g c
Dimana,
m . A.Vi (2.2-2)
Dimana
Dengan semikian
1
Ptot AVi 3 (2.2-3)
2g c
Dengan demikian tenaga total dari sebuah aliran angin adalah sebanding
2. Tenaga maksimum
angin yang masuk, Aliran yang paling ujung dari turbin adalah Pi dan
Vi , dan Kecepatan dan tekanan keluar angin, pada ujung bawah aliran
potensial adalah nol , dan tidak ada panas atau kerja yang ditambahkan
Vi 2 V2
Pi v Pa v a (2.2-4a)
2gc 2g c
atau
Vi 2 Va2
Pi Pa (2.2-4b)
2gc 2g c
Ve2 Vb2
Pe Pb (2.2-5)
2gc 2gc
meskipun demikian dari persamaan (2-4) dan (2-5), Pa > Pi dan Pb <
Pe Pi (2.2-7)
Turbine
wheel
Pa
Tekan
Pi Pe
an
Pi
Pb
i a e
b
Vi
Va
Kecepat
an
Vt Vt
Vb
Ve
a b e
i
Jarak x
Gambar 2.1 Tekanan dan Profil kecepatan dari sebuah angin yang
bergerak sepanjang sumbu horisontal tipe propeler
turbin angin
dan kecepatan dalam turbin Vt , tidak berubah karena lebar sudu (blade)
Vt V a V b
(2.2-8)
V 2 Ve2
Pa Pb i
(2.2-9)
2 gc
Gaya aksial Fx , dalam arah aliran angin pada sebuah roda turbin
dengan arah proyeksi , garis tegak lurus untuk aliran A, yang diberikan
oleh,
Vi 2 V e2
Fx ( Pa Pb ) A A
(2.2-10)
2g c
Gaya ini juga sama untuk merubah dalam momentum dari angin
m AVt (2.2-11)
dengan demikian
1
Fx AVt (Vi Ve ) (2.2-12)
gc
1
Vt (Vi Ve ) (2.2-13)
2
adalah nol, tetapi juga perubahan energi internal (Tt = Te) dan energi
V i 2 V e2
W KEi KE e (2.2-14)
2gc
19
persamaan (2-11)
V i 2 V e2 1
P m AVt (Vi 2 Ve2 ) (2.2-15)
2g c 2g c
1
P A(Vi V e )(Vi 2 Ve2 ) (2.2-16)
4g c
dimana Ve adalah positif dalam bentuk yang satu dan negatif pada
bentuk yang lain, itu adalah nilai yang terlalu rendah atau nilai yang
Vi
Kecepatan
Ve
a b
i e
Jarak
Gambar 2.2 Konversi total dari energi kinetik yang masuk untuk
kerja
20
3V e2 2Vt V i Vi 2 0
1
Ve. opt Vi (2.2-17)
3
8
Pmax AVi 3 (2.2-18)
27 g c
turbin angin adalah rasio dari tenaga maksimum yang diperoleh dari
Pmax 8 16
max x2 g c 0,5926 (2.2-19)
Ptot 27 g c 27
tidak lebih dati 60 persen dari tenaga total dari angin untuk tenaga yang
digunakan.
21
3. Tenaga Aktual
Seperti sudu turbin gas dan sudu turbin uap, penelitian sudu turbin
sepenuhnya. Perlakuan yang lebih teliti dari proses ektraksi dari angin
adalah sangat tergantung dari sudu dan rasio kecepatan angin, yang
kecepatan angin, dan hal itu akan semakin berkurang pada ujung sudu
Karena sebuah roda turbin angin tidak dapat secara sempurna tertutup,
dan karena jatuh atau pengaruh lain, dalam prakteknya turbin mencapai
yang dihasilkan dari sini dan max dan perbandingan dari tenaga
1
P Ptot AVi 2 (2.2-20)
2g c
Pd f c xP (Sularso hal 7)
Dimana
Pd = Daya rencana
f c = 1,2 – 2,0
P = Daya total
23
Ada dua tipe dari operasi pada sudu propeler turbin angin, yaitu torsi
(2.2-21)
Dimana
N =Putaran roda
oleh
1 DVi
3
T (2.2-22)
8g c N
2 DVi 3
T max
27 g c N
(2.2-23)
Gaya aksial atau thrust aksial diberikan oleh persamaan (2.2-10) disini
diulang adalah
1
Fx A(Vi 2 Ve2 ) D 2 (Vi 2 Ve2 ) (2.2-10)
2g c 8g c
24
1
dimana Ve Vi adalah diberikan oleh
3
4
Fx. max AVi 2 D 2 Vi 2 (2-24)
9gc 9g c
Gaya aksial berbanding lurus dengan pangkat dua diameter roda turbin,
yang mana hal tersebut akan menjadi sulit dalam perhitungan mesin
P
(2-25)
RT
R =287 J/(kg.K)
T =Dalam Kelvin
rasio kecepatan yang konstan antara dua poros yang mana sumbu yang
mendapat perhatian pada sudut tertentu. Permukaan puncak untuk roda gigi
1. Puncak kerucut
25
2. Pusat kerucut
3. Sudut puncak
D P TG N
V . R Velocity . Ratio P (3-1)
D P TP NG
S P1 P 2 (3-2)
P 2 S P1 (3-3)
atau
Sin P 2 sin( S P 1 )
(3-4)
Sin P 2 sin S . cos P 1 cos S . sin P 1
DP / 2 DG / 2
OP (3-5)
sin P 1 sin P / 2
sin P 1 DG
V .R (3-6)
sin P 1 D P
atau
(3-9)
atau
sin S
tan P1 (3-10)
V . R. cos S
Jadi
sin S
P 1 tan 1 (3-11)
V .R. cos S
sin S
tan P 2
1 (3-12)
cos S
V . R.
Jadi
sin S
P 2 tan 1
1 (3-13)
cos S
V .R .
1 D T
tan P 1 P P (3-
V . R. DG TG
14)
dan
DG TG
tan P 2 V .R. (3-15)
D P TP
27
Dimana,
P = Sudut puncak
Ra R. sec P
(3-16)
2 RB
TE (3-17)
m
2.R. sec P
TE T . sec P (3-18)
m
Kekuatan gigi-gigi dari roda gigi miring diperolrh dalam cara yang sama
dengan jenis roda gigi lainnya. Bentuk modifikasi dari persamaan Lewis untuk
L b
WT ( f e xC v )b. .m . y , (3-19)
L
Dimana
Cv = faktor kecepatan
3
= , untuk potongan gigi dengan pemotong bentuk
3v
29
6
= , untuk pemotongan gigi dengan menggunakan
6v
b = lebar muka
m = modul
2 2
DG D P
=
2 2
Catatan :
L b
Faktor bisa disebut faktor kemiringan
L
Untuk operasi yang memuaskan dari roda gigi miring lebar muka
L
merkisar dari 6,3 m sampai 9,5 m , dimana m = module. Juga rasio
b
tidak lebih dari 3. Untuk ini jumlah gigi pada pinion harus tidak kurang
48
dari , dimana V.R. adalah rasio kecepatan.
1 (V . R.) 2
30
Bebean pemakaian dan beban dinamik untuk roda gigi miring mungkin
Gaya normal (WN) pada gigi adalah tegak lurus untuk profil gigi dan dengan
lingkaran puncak. Dengan demikian gaya normal dapat dipecah menjadi dua
WT W N cos ,
dan
WR W N sin (3-20)
atau
W R W T tan
semua gaya adalah dimisalkan bekerja pada jari-jari utama (Rm), dari geometri
pada gambar
b
Rm L sin P 1
2 DP / 2
Dimana sin P 1 (3-21)
b D L
Rm L x P
2 2L
Sekarang gaya radial (WR) bekerja pada jari-jari utama mungkin dapat
dipecahkan menjadi dua komponen WRH dan WRV dalam arah radial dan aksial
seperti diperlihatkan dalam gambar. Denan demikian gaya aksial dari poros
pinion adalah
W RH W R sin P 1
(3-22)
W RH W T Tan . sin P 1
sebagai berikut
Px4500
T
2N P
Dimana,
2. Carilah gaya tangensial (WT) yang bekerja pada radius utama (Rm), kita
ketahui bahwa
T
WT
Rm
3. Kemudian cari gaya aksial dan gaya radial yang bekerja pada poros pinion
W RH W R sin P 1
W RH W T Tan . sin P 1
W RV W R cos P 1
W RV WT tan . cos P1
Momen bending yang disebabkan oleh WRH dan WRV adalah diberikan oleh
M 1 W RV xoverhang W RH xRm
M 2 WT xoverhang
M M 12 M 22
33
5. Karena poros dikenai dua momen (T) resultan momen bending (M), maka
Te M2 T2
Te f s .dp 2
16
dimana
2.4 POROS
Tipe Poros
1. Poros Transmisi
2. Poros mesin
Adalah jenis poros yang merupakan bagian integral dari mesin itu
2. Tegangan bending (tarik atau tekan) yang disebabkan oleh aksi gaya
pada elemen mesin seperti gigi, puli dan sebagainya, juga yang
diambil
Untuk pembelian poros dibawah spesifikasi fiskal yang pasti, tegangan tarik
ijin dapat diambil 60 persent dari batas elastik dalam tarikan, tetapi tidak lebih
Untuk pemebelian poros dibawah spesifikasi fiskal yang pasti tegangan geser
ijin dapat diambil 30 persent dari batas elastik dalam tarikan tetapi tidak lebih
a Kekuatan (strength)
Dalam mendesain poros dengan basis kekuatan kasus yang diikuti dapat
d Subjek poros untuk beban aksial dalam penjumlahan dari kombinasi torsi
dan bending
Jika poros hanya mendapat beban torsi saja maka persamaan yang digunakan
adalah
T f
s (i)
J r
Dimana
berputar (cm4)
4
J d
32
T fs
4 d
d
32 2
T fsd 3
16
Poros mendapat beban aksial dan kombinasi momen bending dan torsi.
Jika poros yang mempunyai subjek untuk beban aksial yang merupakan
penjumlahan dari kombinasi momen bending dan momen torsi pada poros
M f
b
I y
M y Mx ( d / 2) 32 M
fb
I 4 d 3
.d
64
F 4F
2 .d 2 untuk poros solid (pejal)
d
4
37
2.5 BANTALAN
Bantalan adalah salah satu komponen mesin yang berfungsi sebagai penumpu
poros yang berputar. Karena beban kerja ditumpu oleh bantalan maka bantalan
Dalam perancangan bantalan yang pertama diperhatikan adalah jenis gaya yang
dimana
dukung untuk umur dari bantalan dari 1 juta perputaran. Eksponen 3 untuk
Pada umumnya penggunaan umur adalah dalam bentuk lama waktu. Hubungna
antara umur putaran dan umur waktu adalah
P
C
L Lh .n.x 60
F
menjadi gerak bolak-balik atau sebaliknya. Sedangkan pada pompa air jenis
torak yang digerakkan oleh kincir angin engkol berfungsi untuk mengubah
5M e
d 3
Dimana,
Pada poros engkol dengan engkol lebih dari satu buah, jarak sumbu antara
blok-blok utama umumnya juga berkaitan dengan ukuran silinder yang letaknya
sedekat mungkin satu sama lain. Dalam prakteknya ukuran poros engkol dipilih
Shaping.
39
BAB III
PERHITUNGAN
3.1 POMPA
1. Merancang alat
Direncanakan:
Bila pompa bekerja dengan n rpm : Q xD 2 xLxn ...........m3/menit
4
Sehingga,
0,005 xD 2 xLxn
4
Untuk pompa torak, perbandingan diameter torak dan panjang lagkah diambil
30
0,005 xD 2 xLx
4 60
0,04
D 2 .L
1 3 0,04
L
4 3,14
L 0,3707.m
D 1 / 2. L
D 0,1854.m
39
40
H HZ HP Hh
Dimana,
Hh = Ketinggian hambatan-hambatan
H HZ Hh
o Hambatan gesekan pipa air dengan ukuran diameter pipa 5,08 cm dan
1,424 H h1
30, 48 37
H h1 1,728.m
H h H h1 H h 2
H h 1,728 2,14
H h 3,868.m
42
n
P Upx
60
n
P .V . g .hx
60
n
P xD 2 xLxxgx( Hz Hh ) x
4 60
30
P x 0,1854 2 x 0,3707 x1000 x9,81x (30 3,868) x
4 60
P 1661,653.Watt
Massa jenis angin standart pada tekanan 1 atmosfir dan suhu 15o C adalah
P
RT
Pa
R = 287 J/(kg.K)
T = Dalam Kelvin
Maka,
1,01325 x105
287(15 273,15)
1,225.kg / m 3
Vi Ve
Poros sudu
Sudu
Gambar 3.2. Proses ekstraksi kecepatan angin masuk hingga keluar menjadi
tenaga maksimal yang didapatkan kincir (turbin)
Diketahui Efesiensi maksimum dari tenaga angin dapat dicari dari persamaan
(2.2-19)
Pmax 8 16
max x 2 gc 0,5926
Ptot 27 g c 27
1
Ptot AVi 3
2 gc
44
Tenaga maksimum
Tenaga maksimum yang diperoleh oleh sudu diperoleh dari persamaan (2-16)
8
Pmax AVi3
27 g c
Pmax
max 0,5926
Ptot
1661,653
0,5926
Ptot
Ptot 2804, 004.Watt
1
Pd AVi3
2gc
1
4206,006 (1.225). A.(5,56) 3
2.(1)
8412,012
A
210,552
A 39,9821.m 2
45
1
A D 2
4
4A
D
( 4).(39,9821)
D
3,14
D 7,1367.m
r 3,568.m
karena untuk kincir ukuran sedang, semakin sedikit sudu maka akan
mengurangi berat dari sudu. Selain itu jumlah sudu sebanyak tiga buah
Maksudnya dengan sedikit jumlah sudu yang menjadikan ringan juga putaran
sudu akan setabil karena jumlah sudu sebanyak tiga buah akan saling
Ada dua tipe dari operasi gaya pada sudu propeler turbin angin, yaitu torsi
dan
P P
T
DN
Dimana
46
1
Fx A(Vi2 Ve2 ) D 2 (Vi 2 Ve2 )
2g c 8g c
Kecepatan angin keluar pada operasi turbin pada efesiensi maksimal adalah
1
Ve Vi
3
maka,
4
Fx . max AVi 2 D 2Vi 2
9gc 9gc
Fx . max .(1,225).( 7,1367) 2 .(5,56) 2
9 .1
Fx . max 672,926. N
Kecepatan tangensial adalah kecepatan pada ujung sudu. Menurut grafik pada
rasio kecepatan pada ujung sudu terhadap kecepatan angin masuk adalah 7
(turbin jenis propeler). Maka kecepatan ujung sudu atau kecepatan tangensial
VUjungsudu
7
Vi
Vujungsudu
7
5,56
Vujung . sudu 38,92.m / dtk
Vujung . sudu .r
2. . N
Vujung . sudu .r
60
2. . N
38,92 .3,56835
60
N 104,207.rpm
Sebuah turbin yang beropersi pada efesiensi maksimum max =0,5926, torsi
2 DVi3
Tmax
27 g c N
3
2 (1,225)( 7,1367)( 5,56)
Tmax
27.(1) 1,7368
Tmax 64,088. N .m
4. Merancang Sudu
Untuk mencari lebar dan tebal sudu gunakan persamaan tegangan bending,
dimana pada sudu yang mendapatkan beban angin secara merata, maka
Mb
b
Wb
Faxial x 1 2 .r
b 2
6 .b .h
1
Mb
b
Wb
1 672,976 x 1 2 .3,568
b 3
1 .b.h 2
6
2402,139
bxh 2
b
3
7206,4176
bxh 2
b
Maka
2402,139
bxh 2
b
3
7206 ,4176
bxh 2
70 x10 6
bxh 2 0,000103
h 1
maka,
b 25
25hxh 2 0,000103
h 3 0,000005
h 0,0171meter 1,71cm
b 30 h 25 x 0,0171 0,4275meter 42,75.cm
Massa adalah
maksimum
r/2
Faxial
r
r/2
Gambar 3.3 Diagram benda bebas gaya yang bekerja pada sudu
1
Ptot AVi 3
2gc
50
8
Pmax AVi3
27 g c
8
Pmax (1,225).( 23,056) 3
27 g c
Pmax 4448,506.Watt
atau
Pmax 5,963.h. p
Ada dua tipe dari operasi gaya pada sudu propeler turbin angin, yaitu torsi
P P
T
DN
Dimana
1
Fx A(Vi2 Ve2 ) D 2 (Vi 2 Ve2 )
2g c 8g c
Kecepatan angin keluar pada operasi turbin pada efesiensi maksimal adalah
1
Ve Vi
3
maka,
51
4
Fx . max AVi 2 D 2Vi 2
9gc 9gc
Fx . max .(1,225).( 7,1367) 2 .( 23,056) 2
9 .1
Fx . max 11571,403. N
Kecepatan tangensial adalah kecepatan pada ujung sudu. Menurut grafik pada
rasio kecepatan pada ujung sudu terhadap kecepatan angin masuk adalah 7
(turbin jenis propeler). Maka kecepatan ujung sudu atau kecepatan tangensial
VUjungsudu
7
Vi
Vujungsudu
7
23,056
Vujung . sudu 161,392.m / dtk
Vujung . sudu .r
2. . N
Vujung . sudu .r
60
2. . N
161,392 .3,56835
60
N 432,1218.rpm
Sebuah turbin yang beropersi pada efesiensi maksimum max =0,5926, torsi
2 DVi3
Tmax
27 g c N
52
3
2 (1,225)( 7,1367)( 23,056)
Tmax
27.(1) 7 ,2202
Tmax 1099,265. N .m
Roda gigi yang dipakai adalah 20 full depth involute sistem, karena untuk
Maka jumlah gigi minimum untuk 20 full depth involute sistem adalah 18
Diketahui,
Putaran NP1 = 104,207 r.p.m , ini juga merupakan putaran pinion pertama.
N P1 N P 2
V . R.
N G1 N G 2
104,207 N P 2
N G1 30
104,207 x30 N G 1 . N P 2
N G2 1 / P 2 3126,21
N G1 / P 2 55,912
104,07 55,912
V . R.
55,912 30
V . R. 1,86
1
P 1 tan 1
V .R
1
P1 tan 1
1,86
P 1 28,26
P 2 90 28,264
P 2 61,73
TEP TP .Sec P 1
TEP 18. sec 28,264
TEP 18 x1,135
TEP 20,43
TEG TG .Sec P 2
TEG 34. sec 61,73
TEG 34 x 2,114
TEG 71,88
0,912
y 'P 0,154
TEP
0,912
y 'P 0,154
20,43
y 'P 0,1093
54
0,912
y G' 0,154
T EG
0,912
y G' 0,154
71,88
y G' 0,1413
Pinion I
Gear I
Pasangan Roda gigi
I
Pasangan Roda gigi
II
Pinion II
Gear II
Pada pinion I
Torsi
Px4500
T
2N P
55
2,2274 x4500
T
2 xx104,207
T 15,316.kg .m
T 1531,6.kg.cm
2T
WT
DP
2.(1531,6)
WT
m.TP
3063, 28
WT Dimana, ( D P mxT P )
m.TP
3063, 28
WT
m.18
170,2
WT
m
. D P .104, 207
v
100
. m .TP .104,207
v
100
v 3,272.m .18
v 58,898.m .m / min
v 0,982.m .m / dtk
280
f w 1400
280 v
280
f w 1400
280 0 ,982.m
56
Panjang dari elemen kerucut puncak atau tinggi kemiringan dari kerucut
puncak
DP
L
2 sin . P 1
mxT P
L
2. sin . P 1
mx18
L
2. sin .28, 26
L 19,0084.m
1
Karena lebar muka gigi adalah dari tinggi kemiringan dari kerucut puncak,
4
dengan demikian
L 19,0084.m
b 4,752.m
4 4
b
WT f OP xCv b . .m. y 'P L
L
dimana, f w f op xC v
b
WT f w .b. .m. y 'P L
L
m 0,253
b 4,754.m
b 4,754.cm
Addendum
a 1.m 1
dan dedendum
d 1,2.m 1,2
Diameter luar
D o DP 2.a. cos . P 1
D o m.TP 2.a. cos . P 1
D o 1.(18) 2.(1). cos( 28,26)
D o 19,76.cm
Tinggi kemiringan
L 19,0084.m
L 19,0084.cm
Torsi
Px4500
T
2N P
2, 2274 x 4500
T
2 xx56,025
T 28,4884.kg .m
T 2848,84.kg .cm
. D G .56,025
v
100
. m .TG .56, 025
v
100
v 3,272.m .18
v 59,8.m .m / min
v 0,99.m .m / dtk
280
f w 560
280 v
280
f w 560
280 0,99.m
Panjang dari elemen kerucut puncak atau tinggi kemiringan dari kerucut
puncak
59
DG
L
2 sin . P 2
mxTG
L
2. sin . P 2
mx 34
L
2. sin .61,73
L 19,3.m
1
Karena lebar muka gigi adalah dari tinggi kemiringan dari kerucut puncak,
4
dengan demikian
L 19,3.m
b 4,83.m
4 4
b
WT f OP xCv b . .m . y 'P L
L
dimana, f w f op xC v
b
WT f w .b. .m . y L
'
P
L
167,6
280 0 ,99 .m
46928 165,924.m 6485184,08 .m 4 84004,97.m 3
6485184,08.m 4 84004,97.m 3 165,924.m 46928 0
m 0,295
b 4,754.m
b 4,754.cm
Addendum
a 1.m 1
dan dedendum
d 1,2.m 1,2
Diameter luar
D o DP 2.a. cos . P 1
D o m.TP 2.a. cos . P 1
D o 1.(18) 2.(1). cos( 28,26)
D o 19,76.cm
Tinggi kemiringan
L 19,0084.m
L 19,0084.cm
Pada pinion II
Torsi
Px4500
T
2N P
2, 2274 x 4500
T
2 xx56,025
T 28,4884.kg .m
T 2848,4.kg .cm
. D P .56,025
v
100
. m .TP .56, 025
v
100
v 1,759.m .18
v 31,66.m .m / min
v 0,528.m .m / dtk
280
f w 1400
280 v
280
f w 1400
280 0 ,528.m
Panjang dari elemen kerucut puncak atau tinggi kemiringan dari kerucut
puncak
62
DP
L
2 sin . P 1
mxT P
L
2. sin . P 1
mx18
L
2. sin .28, 26
L 19,0084.m
1
Karena lebar muka gigi adalah dari tinggi kemiringan dari kerucut puncak,
4
dengan demikian
L 19,0084.m
b 4,752.m
4 4
b
WT f OP xCv b . .m . y 'P L
L
dimana, f w f op xC v
b
WT f w .b. .m . y L
'
P
L
316,5
280 0528.m
88620 167 ,1.m 12152282,9 .m 4 159827,8.m 3
m 0,296
b 4,754.m
b 4,754.cm
Addendum
a 1.m 1
dan dedendum
d 1,2.m 1,2
Diameter luar
D o DP 2.a. cos . P 1
D o m.TP 2.a. cos . P 1
D o 1.(18) 2.(1). cos( 28,26)
D o 19,76.cm
Tinggi kemiringan
L 19,0084.m
L 19,0084.cm
Torsi
Px4500
T
2N P
2,2274 x 4500
T
2 xx 30
T 53,2022.kg .m
T 5320,22.kg .cm
64
. DG . N G 2
v
100
.m .TG .30
v
100
v 0,942.m .34
v 32,028.m .m / min
v 0,53.m .m / dtk
280
f w 560
280 v
280
f w 560
280 0,53.m
Panjang dari elemen kerucut puncak atau tinggi kemiringan dari kerucut
puncak
65
DG
L
2 sin . P 2
mxTG
L
2. sin . P 2
mx 34
L
2. sin .61,73
L 19,3.m
1
Karena lebar muka gigi adalah dari tinggi kemiringan dari kerucut puncak,
4
dengan demikian
L 19,3.m
b 4,83.m
4 4
b
WT f OP xCv b . .m . y 'P L
L
dimana, f w f op xC v
b
WT f w .b. .m . y L
'
P
L
m 0,345
b 4,754.m
b 4,754.cm
Addendum
a 1.m 1
dan dedendum
d 1,2.m 1,2
Diameter luar
D o DP 2.a. cos . P 1
D o m.TP 2.a. cos . P 1
D o 1.(18) 2.(1). cos( 28,26)
D o 19,76.cm
Tinggi kemiringan
L 19,0084.m
L 19,0084.cm
Poros kincir adalah poros yang digunakan sebagai tempat pemasangan kincir
25 cm 25 cm 25 cm
D B
C
A
RBV D
RDH
RB
25 cm
C
WRH
RBH 25 cm RDV
B WRV
25 cm RD
A
FAxial
FWS
Pada sudu A terdapat gaya reaksi yang timbul akibat berat sudu dan gaya
tangensial sudu.
W RH W R sin P1
W RH WT Tan . sin P 2
W RH 314,69.Tan.20. sin 61,73
W RH 100,87.N
W RV W R cos P 1
W RV WT tan . cos P 1
W RV 314,69.Tan20. cos 61,73
W RV 54, 25.N
Jumlah gay reaksi pada arah aksial adalah F aksial dan WRH diterima oleh dua
bantalan
Jadi
M BV 0
FWS x 0, 25 0,25 xWRV RBD x0,5 0
250 x 0,25 0,25 x54,25 RDV x 0,5 0
RDv 97,875.N
M DV 0
WRV x 0, 25 RBV x0,5 FWS x0,75 0
54,25 x0,25 RBV x 0,5 250 x 0,75 0
RBV 347,875.N
RB 2
RBH RBV
2
RB 5836,14 2 347,875 2
RB 5846,498 N
69
RD 2
RDH RDV
2
RD 5836,14 2 97,875 2
RD 5836,96 N
23 34 N / mm 2
Diambil 30 N/mm2
sama denga
M 1099,265 x103
W 26642,17mm2
30
dari W 0,2d 3
M 26642,17
d1 3 3 51mm
0,2 0,2
maka
Tegangan bending yang diijinkan untuk keadaaan tegangan III naka tegangan
bending yang diijinkan untuk Fe 490 adalah 40 sampai 60 N/mm2 , kita ambil
rata-rata 50 N/mm2
M i 1264,52 x103
Wb 25290,38mm 3
b 50
dari Wb 0,1d 23
Ditemukan bahwa
Wb 25290,38 Dibulatkan 65 mm
d2 3 3 63, 23mm
0,1 0,1
Dengan demikian
M i 1826,95x103
Wb 36539,1mm3
b 50
dari Wb 0,1d 33
Ditemukan bahwa
Wb 36539,1
d3 3 3 71,5mm
0,1 0,1
RD 0 xd42
RD 5836,49
d4 48,33mm
o 2,5
Diameter 4 lebih kecil dari pada dititik B, maka akan lebih praktis
maupun kekuatan
Memepertimbangkan geser
Material yang digunakan untuk poros adalah Fe 490 yang memiliki tegangan
d
T lxwxf s x
2
d
f s d 3 lxwxf s x
16 2
2
d lxw
16
d ( 55) 2
l 65,96.mm
8w 8.18
72
t d
T lx xf c x
2 2
t d
f s d 3 lx xf c x
16 2 2
. f c .d 2
l
4t . f s
.420 x 552
l 142,477.mm
4.10.700
Panjang pasak adalah sama dengan panjang alur roda gigi pinyon yang
dirancang yaitu 8 cm
Memepertimbangkan geser
d
T lxwxf s x
2
d
f s d 3 lxwxf s x
16 2
2
d lxw
16
d (75) 2
l 100,35.mm
8w 8.22
t d
T lx xf c x
2 2
t d
f s d 3 lx xf c x
16 2 2
. f c .d 2
l
4t . f s
. f c .22 2
8
4 x14 x . f s
fc 448
f s 1519,76
diisyaratkan untuk hal dimana beban kerja F dan umur L diketahui. Pada kasus
sudu kincir yang mendapat beban kerja F, maka mekanisme mencari C harus
P
C
L Lb .nx 60 x10 6
F
C F P ( Lh .nx60 x10 5 )
C Fx0,0392 x 3 ( Lh xn)
Gaya pada bantalan terbesar adalah pada bantalan B sebesar 5846,498 N dan
poros sudu relatif sulit maka pilihan 3 tahun adalah jangka waktu yang relatif
lama.
maka dengan poros sebesar 65 mm maka bantalan yng dapat digunakan tipe
sebagai berikut
Px 4500
T
2N G
Px4500
T
2N G
4, 448 x 4500
T 57 ,0049. N .m
2. .(55,912 )
Carilah gaya tangensial (WT) yang bekerja pada radius utama (Rm), kita ketahui
bahwa
T
WT
Rm
75
Kemudian cari gaya aksial dan gaya radial yang bekerja pada poros pinion
W RH W R sin P1
W RH WT Tan . sin P2
W RH 170,2 x.Tan.20.x sin 61,73
W RH 54,56 N
W RV W R cos P 1
W RV WT tan . cos P 1
W RV 170,2.Tan20. cos 61,73
W RV 29,34. N
Momen bending yang disebabkan oleh WRH dan WRV adalah diberikan oleh
M 2 WT xoverhang
M 2 170, 2 x12
M 2 2042,4. Nm
M 322,68 2 2042,4 2
M 2067,7.Nm
Karena poros dikenai dua momen (T) resultan momen bending (M), maka
Te M 2 T 2
Te 2067,7 2 57,009 2
Te 2068,48. Nm
Te f s .dp 2
16
2
2068,5 700.d G
16
2068,5 x16
dG
700.
d G 3,88.cm
diisyaratkan untuk hal dimana beban kerja F dan umur L diketahui. Pada kasus
poros vertikal yang mendapat beban kerja F dan gaya aksial, maka mekanisme
Antara umur putaran (L) dan umur dalam jam terdapat hubungan
P
C
L Lb .nx 60 x10 6
F
C F P ( Lh .nx60 x10 5 )
C Fx0,0392 x 3 ( Lh xn)
77
Gaya pada bantalan terbesar adalah pada bantalan sebesar 54,56 N dan umur
sudu relatif sulit maka pilihan 3 tahun adalah jangka waktu yang relatif lama.
maka dengan poros sebesar 40 mm maka bantalan yng dapat digunakan tipe
Dengan panjang langkah dari pompa torak adalah 0,3707 meter maka diameter
putaran dari poros engkol adalah sama dengan panjang langkah pompa torak
F
D
F
A B
E
Diketahui
78
Putaran N = 30 r.p.m
2
Fz . D . H .(185,4) 2 .0,33868 9138,58. N
4 4
Fz 9138,58
F 10153,98. N
0,9 0,9
Untuk sementara garis tengah poros engkol dapat ditentukan dengan tegangan
1 2 M
d
5
863,088
d 3 0,033.meter
24 x10 6
atau 3,3 cm
Garis tengah pena engkol diambil sebesar garis tengah poros d1, panjang
engkol l1 1,2d 1 1,2 x3,3 3,96.cm maka tekanan bidang yang diambil
F 10153,98
0 777,01. N / cm 2
l 1 .d1 3,96 x3,3
79
Material bahan dipilih Fe 390 yang memiliki tekanan ijin 120 sampai 180
Lebar pipi
Dari samping salah satu blok utama dipasang roda gigi penggerak pada poros .
Pada kedudukan mati hanya pipi engkol yang perlu dikontrol. Gay gigi=nol.
F 10153,98
A B 5077.N
2 2
Pipi engkol oleh A atau ole B dibebani dengan gaya tarik atau dengan gaya
A 5077
t 475,72.N / cm 2
b.h 2,31x4,62
A.a 5077.( 2,005)
b 2
2
2477,46 N / cm 2
6 hxb 6 .4,62 x 2,31
1 1
pada kedudukan tengah engkol timbul momen puntir terbesar dalam poros .
gaya gigi
80
M 863,088
T 2328,26. N
r 0,3707
3.5 Tower
Tower dalam tugas akhir ini tidak dibahas secara mendetail, tetapi sebagai
berikut
meter.
angin terganggu
3. Tower harus mampu menahan gaya aksial dari hembusan angin yang
menerpa sudu
(www.windpower.org).
81
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
0,3707 meter
3. Diameter sudu sebesar 7,1367 meter dengan lebar 42,75 cm dan tebal
81
82
4.2. Saran
Angin merupakan sumber energi yang bersih yang saat ini belum
harga listrik saat ini karena biaya produksi yang cukup besar.
terutama karena terbatasnya energi fosil (minyak bumi dan batu bara). Salah
satu solusinya adalah pengembangan sumber energi yang tidak pernah habis
efesien menerima energi angin. Akan lebih baik lagi jika dipraktekan
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Irawan, Ir, Drs, MT,. Samsul Hadi, Drs,. Modul Mesin Konversi
Energi I, Politeknik Negeri Malang, Malang, 2000
Jac Stolek, C. Kros, Elemen Mesin , Penerbit Erlangga, Jakarta pusat, 1986.
Pompa dan Kompresor
Khurmi, R.S., Gupta, J.K., Machine Design, Eurasia Publishing House, New
Delhi, 1980
http://www.windpower.org
http://www.windenergy.com