You are on page 1of 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A . Ginjal 1. Mekanisme Filtrasi Ginjal Glomerulus adalah bagian kecil dari ginjal yang mempunyai fungsi sebagai saringan yang setiap menit kira-kira 1 liter darah yang mengandung 5 ml plasma, mengalir melalui semua glomeruli dan sekitar 100 ml (10%) dari itu disaring keluar. Plasma yang berisi semua garam, glukosa dan benda halus lainnya disaring. Sel dan protein plasma terlalu besar untuk dapat menembus pori saringan dan tetap tinggal dalam aliran darah. Cairan yang disaring yaitu filtrat glomerolus, kemudian mengalir melalui tubula renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan yang diperlukan tubuh dan meninggalkan yang tidak diperlukan. Keadaan normal semua glukosa diabsorbsi kembali, kebanyakan produk sisa buangan dikeluarkan melalui urin, diantaranya kreatinin dan ureum. Kreatinin sama sekali tidak direabsorbsi di dalam tubulus,

malahan sejumlah kecil kreatinin benar-benar disekresikan ke dalam tubulus oleh tubulus proksimalis sehingga jumlah total kreatinin meningkat kira-kira 20 % (Guyton CA, 1995). Jumlah filtrat glomerolus yang dibentuk setiap menit pada orang normal rata-rata 125 ml permenit, tetapi dalam berbagai keadaan

fungsional ginjal normal dapat berubah dari beberapa mililiter sampai 200 ml per menit, jumlah total filtrat glomerolus yang terbentuk setiap hari rata-rata sekitar 180 liter, atau lebih dari pada dua kali berat badan total, 99 persen filtrat tersebut biasanya direabsorbsi di dalam tubulus, sisanya keluar sebagai urin. (Evelyn C , 1999).

2. Fungsi ginjal Ginjal ikut mengatur dengan cara : mengatur keseimbangan air, mengatur konsentrasi garam dalam darah, mengatur asam basa darah, pengaturan ekskresi bahan buangan dan keseimbangan biokimia tubuh manusia

kelebihan garam, memproduksi hormon yaitu : a. Prostaglandin yang berfungsi untuk pengaturan garam dan air serta mempengaruhi tekanan vaskuler. b. Eritropoietin yang berfungsi untuk merangsang produksi sel darah merah. c. 1,25 dihidroksikolekalsiferol yang berfungsi memperkuat absorpsi kalsium dari usus dan reabsorbsi fosfat oleh tubulus renalis. d. Renin yang berfungsi bekerja pada jalur angiotensin untuk meningkatkan tekanan vaskuler dan produksi aldosteron.

(Underwood J.C.E, 1999).

B. Kreatinin Kreatinin adalah protein yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam urin dalam kecepatan yang sama,( Corwin J.E, 2001). Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. Sebagai petunjuk kasar, peningkatan dua kali lipat kadar kreatinin serum mengindikasikan adanya penurunan fungsi ginjal sebesar 50%, demikian juga peningkatan kadar kreatinin tiga kali lipat mengisyaratkan penurunan fungsi ginjal sebesar 75%. (Soeparman dkk, ;//www.med.umich.edu/libr/ aha/aha_creatini_htm). 2001 ; http

1. Metabolisme Kreatinin Kreatinin terdapat dalam otot, otak, dan darah dalam bentuk terfosforilasi sebagai fosfokreatin dan dalam keadaan bebas. Kreatinin dalam jumlah sedikit sekali juga terdapat dalam urin normal. Kreatinin adalah anhidrida dari kreatin, dibentuk sebagian besar dalam otot dengan pembuangan air dari kreatin fosfat secara tidak reversibel dan nonenzimatik. Kreatinin bebas terdapat dalam darah dan urin,

pembentukan kreatinin adalah langkah permulaan yang diperlukan untuk ekskresi sebagian besar kreatin.(Harper H.A. et al. biokimia).

2. Fakor Yang Mempengaruhi Kadar Kteatinin Darah Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah, di antaranya adalah : gagal ginjal, perubahan masa otot, nutrisi, aktifitas fisik, proses inflamasi.

C . Metode Pemeriksaan kreatinin 1. Macam pemeriksaan kreatinin darah adalah : a . JaffeReaction Dasar dari metode ini adalah kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa kuning jingga. Alat yang digunakan photometer. b . Kinetik Dasar metodenya relatif sama hanya dalam pengukuran dibutuhkan sekali pembacaan. Alat yang digunakan autoanalyzer. c . Enzimatik Dasar metode ini adanya substrat dalam sampel bereaksi dengan enzim membentuk senyawa enzim substrat menggunakan alat photometer.

Dari ke tiga metode di atas, yang banyak dipakai adalah Jaffe Reaction , dimana metode ini dapat menggunakan serum atau plasma yang telah dideproteinasi dan tanpa deproteinasi. Kedua cara tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, salah satunya adalah untuk

deproteinasi cukup banyak memakan waktu yaitu sekitar 30 menit,

sedangkan tanpa deproteinasi hanya memerlukan waktu yang relatif singkat yaitu antara 2 - 3 menit. ST.Reagensia. Creatinin). (Human Diagnostik.Creatinin;

2. Deproteinasi Cara ini adalah dengan penambahan TCA (Trichlor Acetic Acid) 1,2N yang berfungsi mengendapkan protein dan senyawa senyawa kimia askorbat, aseto asetat, piruvat, sevalosporin dan metildopa, sebelum melakukan pengukuran, setelah diputar dengan kecepatan tinggi antara 5 10 menit dan filtratnya kemudian untuk dilakukan pemeriksaan. Tes linier sampai dengan konsentrasi 10 mg/dl urin.

3. Tanpa Deproteinasi Cara ini adalah fixed time kinetik, yaitu pengukuran kreatinin dalam suasana alkalis dan konsentrasi ditentukan dengan ketepatan waktu pembacaan. Tes linier sampai dengan konsentrasi 13 mg/dl serum, dan 500 mg/dl urin.

4. Faktor yang Mengganggu Pemeriksaan Kreatinin Darah Senyawa - senyawa yang dapat mengganggu pemeriksaan kadar kreatinin darah hingga menyebabkan overestimasi nilai kreatinin sampai 20 % adalah : askorbat, bilirubin, asam urat, sefalosporin , metildopa (http://www.prodia.co.id). aseto asetat, piruvat,

D.

Kerangka Teori
Darah

Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan Kreatinin Darah : 1. Askorbat 2. Bilirubin 3. Asam urat 4. Aseto asetat 5. Piruvat 6. Sefalosporin 7. Metildopa

Serum Plasma

Faktor yang mempengaruhi Kadar Kreatinin Darah :

Metode : 1. Jaffe Reaction 2. Kinetic 3. Enzimatik

1. Gagal ginjal 2. Perubahan masa otot 3. Proses inflamasi 4. Aktifitas fisik 5. Nutrisi

KREATININ (http://www.prodia. co.id

E . Kerangka Konsep
DEPROTEINASI

SERUM

JAFFE REACTION

KREATININ

TANPA DEPREOTEINASI

You might also like