You are on page 1of 19

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PADJADJARAN FARMA

LATIHAN KASUS
Diajukan untuk memenuhi tugasmata kuliah Manajemen Farmasi Dosen: H. Made Pasek Narendra, M.M., Apt.

Prof. Ir. Bachrudin Jusuf Habibie

PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2012


1

A. PENDAHULUAN Dalam upaya kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.Penyelenggaran upaya kesehatan ini salah satunya ditunjang oleh sarana pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yaitu apotek. Keberadaan sebuah apotek yang memberikan pelayanan dalam bidang konseling dan informasi obat dapat membantu masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Apotek menjadi salah satu sarana bagi masyarakat yang membutuhkan informasi tentang obat sehingga apoteker dituntut untuk bekerja secara profesional dalam melayani masyarakat.Hal ini disebabkan karena apotek adalah salah satu tempat pendistribusian dan sarana pelayanan obat serta perbekalan Farmasi lainnya.Disamping itu juga apotek merupakan wadah formal tempat pengabdian profesi seorang apoteker untuk melakukan praktek dan pengembangan profesinya. Apoteker sebagai pengelola apotek dan sumber informasi bagi masyarakat harus selalu meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya baik dalam bidang farmasi sendiri, maupun bidang manajerial serta hubungan antarpersonal sehingga dengan kemampuan tersebut diharapkan apoteker dapat menjadi sumber informasi obat dan kesehatan lainnya yang lengkap serta terpercaya bagi masyarakat luas. Dalam konteks peranan apoteker sebagai salah satu elemen pekerja Farmasi maka perkembangan infrastruktur dalam pelayanan kesehatan akan membawa dampak pada model interaksi apoteker dengan pasiennya. Secara umum kualitas pelayanan hanya dapat terlaksana dengan baik apabila ada manajemen yang efektif dan efisien. Pelayanan Farmasi yang baik adalah sifat pelayanan yang berorientasi langsung dalam proses penggunaan obat kepada pasien yang bertujuan menjamin keamanan, efektivitas, dan kerasionalan penggunaan obat dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan fungsi perawatan penderita. Apotek PADJADJARAN FARMA memberikan pelayanan produk, dan pelayanan kefarmasian yang berbasis pada pharmaceutical care meliputi pelayanan informasi obat dan konseling. Keunggulan dari apotek PADJADJARAN FARMA yaitu selalu berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) yang diwujudkan melalui pelayanan pharmaceutical care, melalui pendekatan personal, pelayanan apotek yang ramah, suasana apotek yang nyaman dan ketersediaan fasilitas yang memudahkan akses pelayanan kesehatan.

Lokasi apotek PADJADJARAN FARMA terletak di jalan AH. Nasution Kel. Sindangjaya.Kec.Mandalajati-Bandung.Lokasi apotek ini strategis karena berdekatan dengan pemukiman penduduk yang senantiasa berkembang dalam beberapa tahun kedepan. Nilai investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan apotek PADJADJARAN FARMA adalah sebesar Rp. 69.450.000,- sumber investasi tersebut berasal dari modal milik pribadi.

B. TUJUAN PENDIRIAN APOTEK 1. Memberikan pelayanan produk dan praktekpelayanan kefarmasian sebagai bentuk pengabdian profesi apoteker yang berbasis pada pharmaceutical care, meliputi pelayanan informasi obat dan konseling kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, khususnya obat, dan cara pengobatan yang tepat 2. Melayani kebutuhan obat, alat kesehatan,dan perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pasien.

C. VISI DAN MISI 1. Visi Menjadi apotek masyarakat dengan pelayanan kefarmasian yang berbasis Pharmaceutical care dengan mengedepankan kepuasan pelanggan dan penyediaan obat beserta perbekalan kesehatan yang lengkap dan berkualitas dengan harga yang terjangkauuntuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 2. Misi Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan kefarmasian lainnya yang berkualitas, legal, dan harga yang terjangkau oleh masyarakat, Melaksanakan pelayanan kefarmasian berbasis Pharmaceutical care melalui pendekatan personal, pelayanan apotek yang ramah, suasana

apotek yang nyaman dan ketersediaan fasilitas yang memudahkan akses pelayanan kesehatan.

D. ASPEK LOKASI DAN PASAR 1. Nama Apotek : PADJADJARAN FARMA Alamat 2. : Jl. AH. Nasution Kel. Sindangjaya, Kec. Mandalajati, Bandung

Pemilik Sarana Apotek Nama SIPA : Patria Ardhi Nugraha, S.Farm, Apt. :SP/SK-19990

1.

Apoteker Pengelola Apotek Nama SIPA : Patria Ardhi Nugraha, S.Farm, Apt. :SP/SK-19990

Lokasi apotek strategis karena berdekatan dengan pemukiman penduduk yang senantiasa berkembang dalam beberapa tahun kedepandan akan menentukan keberhasilan apotek serta erat hubungannya dengan aspek pasar. 1. Denah lokasi : terlampir 2. Data-data pendukung a. Kepadatan penduduk Apotek PADJADJARAN FARMA berada di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, dekat dengan pemukiman penduduk dan lingkungan kampus yang senantiasa berkembang dalam beberapa tahun kedepan.. b. Tingkat sosial dan ekonomi Tingkat pendidikan masyarakat relatif tinggi mengingat letak Apotek PADJADJARAN FARMA yang berada di lingkungan kampus dan pemukiman penduduk. Dengan demikian, tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan cukup baik. Keadaan ekonomi masyarakat secara relatif juga cukup baik. c. Jumlah pesaing

Jumlah apotek sebagai pesaing adalah 6, yaitu Bugar Farma, Century Apotek, Cinta Farma, Apotek Sayang, Apotek K24, dan Guardian Apotek. Akan tetapi, dengan melihat lokasi yang sangat strategis maka diharapkan apotek dapat bersaing dengan apotek lainnya. d. Dekat Pusat Keramaian Apotek PADJADJARAN FARMA dekat dengan pusat keramaian seperti Pasar Modern Sayang, Toko Buku Gramedia, sentral handphone dan komputer, Mc Donald, kantor bank swasta, kampus, sekolah, pom bensin, dan kawasan perkantoran. e. Aman Lingkungan Apotek PADJADJARAN FARMA relatif aman dan dekat dengan pos polisi dan kantor polisi. f. Mudah dijangkau Lokasi apotek sangat mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan, dapat dijangkau dengan berbagai kendaraan umum, dan merupakan jalur karyawan pulang kerja.Apotek ini juga memiliki area parkir yang cukup luas dan toilet yang memadai. 3. Data Hasil Survey Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan terhadap peta lokasi dan peta pasar terutama keberadaan apotek-apotek lain yang lebih dahulu berdiri sebagai calon kompetitor di sekitar lokasi, diperoleh data-data sebagai berikut: a. Apotek Kompetitor No. Nama Apotek Alamat Jarak dari apotek (m) 1 2 3 4 Bugar Farma Century Apotek Cinta Farma Apotek Sayang Jl. Buncit 122 Jl. AH. Nasution No. 140 Jl. Rindu No. 15 Jl. Sayang No. 1 + 900 + 450 + 1000 + 850

5 6

Apotek K24 Guardian Apotek

Jl. Cinta No.3 Jl. Kasih No. 2

+ 1000 + 250

b.

Praktek Dokter Perkiraan Jarak dari Jumlah Apotek Pasien PADJADJARAN per bulan FARMA (meter) (orang) 150 +700

No.

Nama Dokter

Spesialisasi

Alamat Praktek Jl. Merah No.4 Jl. Putih No.28 Jl. Pink No.13 Jl. Kuning No.78 Jl. Hitam No.5 Jl. Biru No.10 Jl. Krem No.40 Jl. Ungu No.19

Achmad

Umum

2 3 4

Fahmi Fatikh Wahyu

Umum Umum Umum

150 125 125

+800 +1000 +150

5 6 7

Satria Rifqi Risye

Sp. KK Sp. OG Sp. PD

60 50 50

+250 +850 +500

Bubi

Sp. Anak

100

+900

c.

Jumlah Rumah Sakit dan Poliklinik Jarak dari Apotek PADJADJARAN FARMA (m) +850 +1000

No. 1 2

Nama Rumah Sakit Impian Rumah Sakit Harapan

Alamat Jl. Cantik, No.8 Jl. Lucu, No.28

3 4

Poliklinik BersalinUmi Abi Poliklinik Gigi Emas

Jl. Imut, No.1 Jl. Manis, No. 77

+150 +250

d.

Jumlah Penduduk Kecamatan Mandalajati menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Jumlah (orang) 2.000 2.500 4.500

e.

Jumlah Penduduk Kecamatan Mandalajati menurut Komposisi Usia Usia (tahun) 0-5 6-15 16-25 26-55 55 ke atas Total Jumlah (orang) 700 500 1.300 1.800 200 4.500

E. ALAT DAN PERBEKALAN FARMASI YANG DIPERLUKAN 1. Bangunan : - Tanah dan bangunan : milik sendiri Luas bangunan : 10 x 7 m2

2. Perlengkapan : - Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan : Gelas ukur Labu Erlenmeyer Beker glass Literan plastik 1 dan 2 liter Corong Timbangan dan anak timbangan (g/mg) Thermometer

Mortar dan stamper Spatel logam/tanduk plastic atau posrselen Batang pengaduk Penangas air Kompor atau alat penangas yang sesuai Panci Rak tempat pengeringan alat

- Alat perbekalan farmasi Botol berbagai ukuran Pot plastic berbagai ukuran Lemari pendingin Lemari dan rak penyimpanan obat Lemari untuk penyimpanan racun, narkotika, psikotropika, dan bahan obat berbahaya lainnya. Wadah pembungkus dan pengemas : Etiket Kertas puyer Strepler Wadah pengemas untuk obat (plastic klip) Kantong plastic

- Alat perbekalan farmasi Botol berbagai ukuran Pot plastic berbagai ukuran Lemari pendingin Lemari dan rak penyimpanan obat Lemari untuk penyimpanan racun, narkotika, psikotropika, dan bahan obat berbahaya lainnya.

Alat Administrasi Blanko pemesanan obat Blanko kartu stok obat Blanko salinan resep Blanko faktur dan blanko nota penjualan Buku defecta Buku ED Buku farmakope Buku ISO dan MIMS Buku pembelian Buku penerimaan Buku pembukuan keuangan Buku pencatatan narkotika Buku pesanan obat narkotik Buku laporan obat narkotik Buku pencatatan penyerahan resep Buku resep jika dokter akan beli obat Kuitansi Alat tulis dan kertas

Perlengkapan lainnya : Alat pemadam kebakaran

Perbekalan farmasi yang diperlukan : Obat keras (obat dengan resep dan OWA) Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas Alat kesehatan : masker, perban, thermometer, sarung tangan, alkes steril, perbekalan rumah sakit Perlengkapan bayi Suplemen dan vitamin

F. TENAGA KERJA 9

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 3 orang, dengan rincian sebagai berikut : Apoteker Pengelola Apotek Asisten Apoteker Karyawan Umum : 1 orang : 1 orang : 1 orang

Sumber daya manusia merupakan aspek terbesar dari apotek itu sendiri.Kerjasama dan hubungan antar karyawan harus dijaga sehingga dapat menciptakan suasan kerja yang kondusif serta mampu memberikan kenyamanan pada pasien.Karenanya diperlukan adanya pembagian tugas, wewenang, hak, dan kewajiban serta rasa memiliki terhadap apotek dari para karyawan.Untuk itu kemampuan manajerialdari apoteker sangat diperlukan. Berikut merupakan tugas dan kewajiban tenaga kerja di apotek PADJADJARAN FARMA: a. APA atau PSA (Apoteker Pengelola Apotek atau Pemilik Sarana Apotek) i. ii. Memimpin seluruh kegiatan apotek Berkewajiban serta bertanggung jawab penuh untuk mengelola apotek yang meliputi beberapa bida, antara lain: iii. Pelayanan kefarmasian Administrasi dan keuangan Ketenagakerjaan dan personalia Penelitian dan pengembangan apotek

Mengawasi jalannya kegiatan apotek

b. Asisten Apoteker i. ii. iii. iv. v. vi. vii. Melayani konsumen Memberikan informasi tentang penggunaan obat sesuai dengan resep Meracik obat Mengontrol persediaan barang Bertindak sebagai kasir Mengurus pemesanan produk ke PBF Bertanggung jawab terhadap penyediaan obat di apotek

c. Karyawan Umum i. ii. iii. Memelihara kebersihan apotek Menjaga keamanan apotek Mengambil pemesanan pbat 10

iv.

Sewaktu-waktu dapat menjadi kasir (apabila jumlah pasien lebih banyak)

Struktur Organisasi

APA Karyawan (Kasir) Asisten Apoteker

G. PROSPEK PEMASARAN Prospek pemasaran Apotek PADJADJARAN FARMA sangat menjanjikan karena berada di pinggir jalan yang ramai dilalui aruskendaraan, mudah dijangkau dengan berbagai kendaraan umum, dan merupakan jalur karyawan pulang kerja.Selain itu, apotek PADJADJARAN FARMA berdekatan dengan tempat pelayanan kesehatan lainnya seperti rumah sakit, praktek dokter dan puskesmas sehingga diharapkan terjadi peningkatan penjualan obat dan alat kesehatan yang disediakan di apotek. Apotek PADJADJARAN FARMA juga terletak di daerah yang dekat dengan komplek perumahan masyarakat yang baru berkembang dimana terdapat banyak keluarga baru yang memiliki latar belakang sosial dan pendidikan yang beragam.Hal ini menjadi peluang bagi 11

apotek PADJADJARAN FARMA untuk menyediakan kebutuhan obat dan alat kesehatan yang bervariasi bagi masyarakat dengan latar belakang yang beragam serta pemenuhan kebutuhan keluarga baru khususnya untukkesehatan anak (pediatrik).

H. ANALISIS SWOT Berdasarkan datadata yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi strategis daerah/peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan beberapa hal yang penting. Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap apotek baru yang akan didirikan: I. Kekuatan/Strength Yang menjadi kekuatan kompetitif apotek baru yang akan didirikan adalah sebagai berikut: 1. Apotek dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis layanankefarmasian pharmaceutical care. 2. Letak/lokasi apotek berada di Jl. AH. Nasution Kel. Sindangjaya, Kec. Mandalajati, Bandungyang ramai dilalui aruskendaraan mudah dijangkau dengan berbagai kendaraan umum, dan merupakan jalur karyawan pulang kerja 3. Petugas apotek yang handal, terdiri dari tenaga muda yang penuh semangat dankreatif. 4. Apoteker siap memberikan layanan dankonsultasi seputar obat, baik swamedikasi maupun resep dokter 5. Apotek menyediakan layanan delivery service 6. Apotek memiliki lahan parkir yang luas 7. Apotek memiliki layanan konsultasi obat melalui telepon maupun datang langsung ke apotek 8. Fasilitas ruang tunggu yang nyaman, luas, penyediaan brosur dan bulletin kesehatan, air minum gratis, dan televisi 9. pelayanan apotek yang ramah, suasana apotek yang nyaman

II. Kelemahan/Weakness 1. Merupakan apotek baru, belum dikenal oleh masyarakat, dan belum mempunyai pelanggan yang loyal. 12

2. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan suatu apotekjaringan atau waralaba 3. Keterbatasan Karyawan Apotek (3 orang) 4. Merupakan apotek baru, diperlukan pengalaman untuk memajukan apotek Untuk menutupi kelemahan tersebut maka: 1. Nama apotek harus dibuat besar begitu juga dengan tulisan pada papan nama tersebut dan neon box, tanda/mark apotek di tepi jalan 2. Papan praktek apoteker dibuat dalam ukuran besar, seperti Pelayanan Konsultasi Obat oleh Apoteker

III. Peluang/Opportunity 1. Potensi Daerah a. Jumlah Penduduk, terutama daerah Bandung (sekitarlokasi apotek), cukup padat, sehingga menjadi sumber pelangganapotek yang potensial, b. Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam, sangat memungkinkan untuk membeli obat dengan jenis yang variatif. c. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Golonganmasyarakat ini lebih kritis, lebih bisa menerima pikiran logis, danmungkin lebih peduli dengan pola hidup sehat. Untuk menarikpelanggan dari golongan ini, salah satu kegiatan apotek bisa mengarahpada mereka (khususnya), contohnya memberikan informasi kesehatan lewat brosur, menyediakan majalah kesehatan, progam konsultasi obatsecara langsung dll. d. Penduduk golongan pediatrik cukup banyak. Kaum pediatrik banyakmengalami masalah kesehatan, terutama penyakitpenyakitimunologi.Apotek dapat menyediakan obat-obat imunologi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan obat lainnya. e. Penduduk golongan remaja juga menjadi sumber pelanggan utama bagi apotek, contohnya dengan memberikan brosur, komunikasi langsung maupun via telepon tentang edukasi NAPZA, alkohol, Sex bebas, dan merokok. f. Penduduk geriatri juga menjadi sumber pelanggan. Kaum geriatri banyak mengalami masalah kesehatan, terutama penyakit-penyakit degeneratif. Apotek dapat

13

menerbitkan brosur, melakukan komunikasi langsung maupun via telepon untuk menarik perhatian mereka. 3. Jumlah dokter yang membuka praktek di sekitar lokasi apotek cukup sehingga diharapkan pasien yang datang ke apotek juga banyak. 4. Tersedia cafeteria di samping apotek

IV. Ancaman/Threats Ancaman terutama datang dari kompetitor/pesaing, yaitu apotek laindisekitar lokasi. Berikut diuraikan fasilitas masingmasing apotek pesaing. 1. Apotek Bugar Farma Merupakan apotek lama, sudah dikenal oleh masyarakat, dan sudah mempunyai pelanggan tetap.Areal parkir luas lokasi strategis, dekat dengan rumah penduduk,dan berbagai sarana pengobatan.Menyediakan praktekdokter, ruang tunggu nyaman dengan fasilitas brosur danTV.Memiliki fasilitas layanan antar jemput resep. 2. Apotek Sayang Parkir sempit dan bayar, lokasi strategis, danmenyediakan layanan konseling.Namun obat yang tersedia kurang lengkap danlokasi apotek sempit.

H. ANALISIS POTENSI PASAR DAN DISTRIBUSI RESEP A. Potensi pasar Letak yang sangat strategis dari Apotek PADJADJARAN FARMA menjadikan apotek ini cukup menjanjikan dalam hal potensi pasar. Perkiraan konsumen: Jumlah penduduk di wilayah pemukiman kurang lebih sebanyak 4.500 jiwa. Karena terdapat balai pengobatan dan puskesmas, diasumsikan untuk awal berdiri, jumlah resep per hari rata-rata sebanyak 5 lembar. Karena jumlah penduduk banyak dan wilayah terus berkembang kebutuhan obat yang diperlukan masyarakat selain resep, juga obat-obat bebas dan bebas terbatas. B. Market Share Jumlah pesaing di sekitar apotek PADJADJARAN FARMA : 6 apotek

14

Asumsi : konsumen Apotek PADJADJARAN FARMA adalah 175 pasien setiap hari, baik yang menebus resep dokter maupun pembelian OTC dan komiditi lain.

I.

STRATEGI PEMASARAN 1. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan terapi obat yang tepat, efektif, nyaman dan aman bagi pasien, 2. Mengatasi masalah baru yang timbul dalam terapi obat dan mencegah timbulnya masalah lain di masa yang akan datang, 3. Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin melakukan pegobatan mandiri, 4. Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat, 5. Memberikan informasi dan konsultasi obat, 6. Melakukan monitoring obat dan evaluasi penggunaan obat, 7. Merancang SOP (standart operating procedure) dan standar organisasi kerja, 8. Memberlakukan sistam reward dan punishment bagi seluruh karyawan.

J. ASPEK MODAL DAN BIAYA Perkiraan Investasi Sarana Fisik : tanah dan gedung Perlengkapan: - Peralatan reseptir - Perabot apotek - Buku-buku wajib/farmasi - Peralatan kantor Modal kerja Total investasi : Rp 80.000.000,-

: Rp. 20.000.000,: Rp. 50.000.000,: Rp. 150.000.000,-

Biaya Pengelolaan Biaya personalia per tahun 1. Apoteker 1 orang @ Rp 1.500.000 2. Asisten Apoteker 1 orang @ Rp 800.000 3. Karyawan Umum 1 orang @ Rp 500.000 : Rp. : Rp. : Rp. Total : Rp 18.000.000,9.600.000,6.000.000,33.600.000,15

Pajak pendapatan (10%) Listrik, air, dan telepon Penyusutan gedung (5%) Penyusutan alat Administrasi Lain-lain

: Rp. : Rp. : Rp : Rp : Rp. : Rp. Total : Rp.

3.360.000,2.400.000,12.000.000,900.000,480.000,600.000, 53.340.000,-

Omzet Resep (5 x Rp 50.000 x 25 x 12) Swamedikasi (100 x Rp 8.000 x 25 x 12) : Rp 75.000.000,: Rp 240.000.000,Total : Rp 315.000.000,-

Harga Pokok Penjualan (HPP) Dengan mengasumsikan keuntungan yang diambil oleh calon apotek sebesar 22,5% untuk setiap resep baik yang berasal dari dokter maka dapat ditentukan:

= 1,29 HPP = 100% - [ = 100% - 22,5% = 77,5% Total HPP keseluruhan : 77,5% dari Rp 315.000.000 = Rp. 244.125.000,-

Laba Laba = omzet HPP Biaya operasional = Rp 315.000.000 Rp 244.125.000 Rp 53.340.000

16

= Rp 17.535.000,Pajak penghasilan (5%) = 5% x Rp 17.535.000 = Rp 876.500 Laba bersih = Rp 17.535.000 Rp 876.500= Rp 16.658.500,-

Payback Periode (PP) Adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam menutup kembali biaya investasi dengan menggunakan aliran kas (laba bersih) yang akan diterima.

a. Tanpa uang tanah gedung :

x 1 tahun

= 4 tahun 2 bulan 13 hari b. Dengan uang tanah gedung :

= 9 tahun

Return on Investment (ROI) Adalah pengukuran besaran tingkat return (%) yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan jumlah nilai laba bersih per tahun dengan nilai investasi.

= 23,79%

17

Perhitungan Penilaian Investasi Break Even Point Biaya variabel = modal (modal tetap + biaya tetap)

Keterangan : FC : Fix cost (biaya tetap) = biaya operasional = Rp 53.340.000,VC : Variable cost (biaya variabel) = modal biaya tetap = Rp 150.000.000 Rp 53.340.000 = Rp 96.660.000,R : Revenue (omset) = Rp 315.000.000 BEP = = Rp 76.200.000,Persen BEPuntuk mengetahui persentasi keuntungan dalam 1 % BEP = = = 24,4% Kapasitas BEP untuk mengetahui jumlah resep yang diterima atau per bulan atau per hari Harga resep diasumsikan Rp 50.000 Kapasitas BEP = % BEP x jumlah resep per tahun = % BEP x (pendapatan : harga resep) x 100%

18

= 24,4% x (Rp 75.000.000 : Rp 50.000) = 610 lembar resep/tahun = 50 resep/bulan

Harga OTC yang diasumsikan Rp 8.000,Kapasitas BEP = % BEP x jumlah resep per tahun = % BEP x (pendapatan : harga resep) = 24,4% x (Rp 240.000.000 : Rp 8.000) = 7320 OTC per/tahun = 610 OTC per/bulan

19

You might also like