You are on page 1of 3

Pahlawan Kematian

Karya Agus Hadi Muhidin

Suatu hari di tempat pengungsian banyak sekali warga dari daerah sekitar gunung merapi yang mengungsi karena gunung merapi sedang memuntahkan kemarahannya. Salah satu daerah

Mereka sih setuju-setuju sajah Yo, cuman aku yang ngerasa enggak enak hati meninggalkan mereka tuturnya. Halah ga usah ga enak gitu Ri, pekerjaan kita ini hamper sama dengan berjihad di jalan Allah Cuma bedanya kita membantu orang-orang yang sedang diberi cobaan sambarnya Yanto memotong pembicaraan Ariatno. Nah benar tuh kata-kata si Yanto, aku udah ikhlas dunia dan akhirat dengan nasib hidupku dalam mengemban tugas ini ucapnya.

Gunung merapi siap memuntahkan awan panas

**** Kesibukan para petugas dengan kendaraanya berlanjut hingga malam hari, pada saat malam itu Aritno dan Samiyo yang bertugas ubtuk mengangkut para pengungsi yang masih tersisa di tempat tinggalnya. Mereka pun bergegas mengendarai truk, dengan dipancari oleh sinar lampu truk mereka menembus kegelapan malam. Sesampainya di lokasi mereka bergegas menyisir setiap rumah yang diperkirakan masih terdapat warga, setelah sekian lama menyusuri rumah secara tiba-tiba mereka mendengar suara gemuruh yang sangat besar sekali dan ternyata itu adalah awan panas yang dimuntahkan oleh gunung merapi.

yang terkena erupsi gunung merapi adalah desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Di desa ini cukup banyak korban yang berjatuhan karena tidak sempat menyelamatkan diri dari wedus gembel, ada banyak relawan yang membantu untuk mengevakuasi korban dan dari sekian banyak relawan ada beberapa relawan dari TAGANA yaitu Ariatno, Samiyo, Supriyadi, dan Supriyanto. Terlihat mereka sedang berkumpul di pos penanggulangan bencana sambil bercengkrama. Ri, bagaimana keluargamu menyetujui dengan pekerjaanmu ini? Tanya Samiyo sambil meminum secangkir kopi.

Mereka pun berlari kocar-kacir menghindari awan panas sampai akhirnya mereka menjatuhkan diri ke dalam selokan dan bersembunyi di gorong-gorong selokan tersebut. Yo, bagaimana ini nasib kita sekarang? Apakah kita akan mati di sini? tanyanya Ariatno pada Samiyo. Husskita tidak boleh berkata seperti itu!! Yang terpenting marilah kita berdoa agar kita diberikan keselamatan oleh Allah swt. tegasnya Samiyo kepada Ariatno. Amin ya jawab Ariatno. allah

rumah sakit menggunakan truk dua orang ini yaitu Ariatno dan Samiyo keluar dari selokan tempat mereka bersembunyi dengan berjalan sempoyongan dan lemas. Mereka pun dibawa pula ke rumah sakit. Ariatno dan Samiyo di rawat di klinik pengungsian, mereka berdua mengalami luka bakar dibagian tubuhnya, ada beberapa rekan-rekan relawan yang menjenguk mereka. Ri, bagaiman perasaanmu di sana? Tanya Supriyadi. Alhamdulillah aku selamat, pada saat itu aku merasakan bahwa aku akan segera mati jawab dengan lemas Ariatno.

****

Pagi membangunkan para petugas yang sedang berada di pos jaga, mereka baru tersadar bahwa 2 orang rekannya masih berada di lereng gunung dan belum kembali. Mereka memanggil menggunakan alat komunikasi namun tidak ada jawaban, mereka sangat khawatir ditambah semalam terjadi letusan gununga merapi. Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari kedua rekannya tersebut.

para petugas matanya terbelalak terkejut melihat mayat-mayat yang terpanggang berserakan

Tapi kami tetap ingin bertugas walaupun dalam keadaan yang seperti ini, benar tidak Ri? jawab Samiyo dan bertanya kepada Ariatno. Iya aku akan terus berjuang demi warga dan demi Allah swt ucap Ariatno.

**** Keesokan harinya dipengungsian, ke empat orang relawan yaitu Ariatno, Samiyo, Supriyadi, dan Supriyanto bersikeras untuk ikut melakukan pengevakuasian terhadap korban tewas yang belum terevakuasi walaupun dua orang dari mereka masih mengalami luka bakar yang belum sembuh. Ketua regu penyelamat pun akhirnya memperbolehkan mereka untuk ikut.

Sesampainya di lokasi para petugas langsung mencari kedua rekannya itu tetapi ketika pada waktu mencari para petugas matanya terbelalak terkejut melihat mayatmayat yang terpanggang berserakan di halaman rumah karena diterjang awan panas. Pada saat para petugas sibuk mengevakuasi mayat-mayat tersebut ke

Diperjalanan Ariatno terlihat cemas dan dekat dengan puncak gunung merapi tegang melakukan tugas ini tidak seperti akhirnya ke empat orang tersebut teman-temannya yang bersemangat. Truk meninggal dunia akibat erupsi gunung sampai di dusun Glagaharjo, Desa merapi, tapi empat orang lainnya berhasil Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, para selamat. Ariatno, Samiyo, Supriyadi, dan petugas pun turun lalu menyisir kebeberapa Supriyanto tewas tertimbun abu vulkanik tempat untuk mencari korban petugas pun panas setebal 3 meter. menemukan beberapa korban tewas lalu Ada empat orang relawan TAGANA mengangkutnya ke rumah sakit. Petugas yang tewas dalam menjalankan tugas untuk yang tersisa di situ adalah 8 orang yang 4 mengavakuasi warga di daerah dusun diantaranya adalah Ariatno, Glagaharjo pernyataan dari Samiyo, Supriyadi, dan mereka merelakan ketua pasukan TAGANA Supriyanto. Mereka melihat kepada wartawan. keluarga demi ada beberapa warga yang kembali ke rumahnya Keempat orang ini menyelamatkan nyawa padahal setatus gunung pula pantas menerima orang lain walaupun merapi masih waspada, penghargaan atas jasanya mereka juga mencoba nyawa diri sendirilah dalam membantu korban membujuk para warga bencana gunung merapi taruhannya untuk kembali ke tempat pengungsian. Dan ucap ketua badan penanggulangan bencana. akhirnya meraka mau mengerti dan kembali Jasad mereka berhasil diketemukan ke pengungsian, tapi para petugas tidak langsung ikut pergi tetapi mereka oleh tim penyelamat keesokan harinya di beristirahat sejenak dengan memenum air bawah timbunan abu vulkanik namun hanya tiga orang yaitu Ariatno, Samiyo,dan mineral yang dibawanya. Supriyadi. Sedangkan Supriyanto masih Suasana daerah tersebut terlihat sepi belum diketemukan jasadnya. Mereka dan tidak terlihat ada kehidupan manusia adalah sosok yang sangat berjasa dan mulia disekitar daerah itu setelah semua warga sekali dalam menjalankan tugasnya, mereka kembali ke pengungsian. Sirineu keras merelakan keluarga demi menyelamatkan mengagetkan para petugas yang sedang nyawa orang lain walaupun nyawa diri beristirahat, langsung saja mereka lari sendirilah taruhannya. sekencang-kencangnya dari kejarang wedus gembel. Namun naas karena mereka terlalu

You might also like