You are on page 1of 12

35

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Medan 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 April sampai 28 April 2012 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 1 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa 276 siswa. 3.2.2 Sampel Penelitian Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, di mana peneliti dengan sengaja menentukan anggota sampel berdasarkan pengetahuannya dalam populasi. Selain itu, pengambilan sampel ini dengan pertimbangan bahwa karakteristik kelas yang menjadi sampel hampir sama. Sampel yang diambil sebanyak 2 kelas di mana satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberi pengajaran dengan penerapan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS dan satu kelas diberi pengajaran dengan model pembelajaran konvensional. 3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS. 3.3.2 Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia siswa kelas XI MAN 1 Medan.

36

3.4 Rancangan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan rancangan Purposif Control Group

Pretest-posttest Design (Rancangan uji awal dan akhir kelompok kontrol purposif) dimana kedua kelas yang menjadi sampel diambil secara pertimbangan yaitu dari masukan dari guru mata pelajaran mana kelas yang memiliki kemampuan yang hampir sama maka diperolehlah kelas XI IPA 3 dan XI IPA 4. Sebagai sampel yaitu kelompok I merupakan kelas eksperimen dan kelompok II sebagai kelas kontrol. Sebelum proses belajar mengajar dimulai pada kedua kelas dilakukan pre-test yang bertujuan untuk memperoleh nilai awal kedua kelas sampel, dan pada kelas eksperimen nilai yang diperoleh siswa diurutkan dari yang paling tinggi sampai ke yang paling rendah. Hal ini dilakukan untuk membagi kelompok diskusi. Kemudian pada kelas eksperimen proses belajar dilakukan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS dan kelas kontrol di beri

pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Setelah proses belajar mengajar kedua kelompok selesai, kedua kelompok kemudian diberi tes akhir untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS dan kelas kontrol di beri pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, kemudian membandingkan peningkatan kedua kelompok tersebut, sehingga diperoleh persen peningkatan hasil belajar tersebut. dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Kelompok Eksperimen Kontrol Tes awal T1(1) T1(2) Perlakuan X1 X2 Tes Akhir T2(1) T2(2) Untuk lebih jelas dapat

Keterangan : T1 : Pemberian tes awal T2 : Pemberian tes akhir

37

X1 : Perlakuan yang diberikan pada kelompok ekperimen yaitu penggunaan Cycle dan LKS X2 : Perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol yaitu di beri pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. model pembelajaran Learning

3.5. Prosedur Kegiatan Penelitian Untuk melaksanakan penelitian ini dapat ditempuh dengan langkahlangkah berikut : 3.5.1. Tahap persiapan a. Menetapkan jadwal penelitian b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) sebagai acuan dalam pelaksanaan pengajaran. c. Menyusun soal-soal untuk : o Instrumen Penelitian o Lembar Kerja Siswa d. Menguji soal yang akan digunakan dengan cara : validasi ke siswa dengan menghitung: Validasi, , Daya Beda,Tingkat Kesukaran soal dan Reliabilitas

3.5.2. Tahap Pelaksanaan a. Menentukan sampel sebanyak dua kelas dan dikelompokkan ke dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Melakukan pre-test pada kedua sampel tersebut, bertujuan untuk menguji homogenitas dan normalitas dari sampel, juga untuk mengetahui gambaran tentang kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan tentang materi yang akan dibahas. c. Melakukan perlakuan yaitu untuk siswa kelas eksperimen diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle

38

dan LKS, dan kelas kontrol di beri pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. d. Memberikan post-test pada akhir proses belajar mengajar untuk mengukur hasil belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.5.3. Tahap Pengolahan Data a. Setelah data pre-test dan post-test diperoleh maka data tersebut diolah untuk melihat bagaimana peningkatan prestasi belajar sampel yang diberi pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS b. Apabila pengolahan data telah selesai maka dapat ditarik kesimpulan.

39

Populasi

Sampel Pre-test

Kelas Eksperimen

Kelas kontrol

PBM menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS

PBM menggunakan model pembelajaran konvensional

Post-test

Pengolahan Data

Kesimpulan Gambar 3.2. Skema Rancangan Penelitian 3.6. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah siswa yang menjadi anggota populasi, kelompok atau kelas anggota populasi serta data nilai ujian akhir mata pelajaran Kimia Kelas XI. Data ini digunakan untuk

40

mengetahui kondisi awal kelas-kelas dalam populasi yang dijadikan objek penelitian sehingga sampel bisa ditentukan. Analisis tahap awal dilakukan agar diketahui bahwa populasi berdistribusi normal dan homogen (mempunyai varians yang sama) serta mempunyai rata-rata yang relatif sama sehingga dapat dikatakan semua kelas anggota populasi mempunyai kondisi yang relatif sama. 3.7. Alat Pengumpulan Data 3.7.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajran yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegitan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun untuk setiap pertemuan yang terdiri dari tiga rencana pembelajaran, yang masing-masing dirancang untuk pertemuan selama 90 menit dan 135 menit. Skenario kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari inikator untuk mencapai hasil belajar sesuai kurikulumberbasis kompetensi. Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana pembelajaran meliputi: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasa (KD), hasil belajar, indicator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran, sember pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan dan evaluasi. (Trianto;2011) 3.7.2. Tes Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes diberikan sebelum dan sesudah perlakuan pada sampel. Pengambilan data melalui metode tes ini bertujuan untuk menentukan hasil belajar yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas control sebelum dan sesudah diberi perlakuan dan untuk mengetahui kemampuan siswa berangkat dari titik tolak yang sama atau berbeda pada materi hidrolisis garam. Tes yang digunakan berbentuk tes obyektif yang berupa pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban. Pertimbangan adalah bahwa tes obyektif lebih representatif terhadap isi

41

dan luas bahan yang diuji. Selain itu, pengkoreksiannya dapat dilakukan dengan lebih cepat dan terhindar dari unsur subyektivitas. Sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini digunakan tes objektif sebanyak 20 soal dalam 5 option kepada siswa MAN 1 kelas XI tahun ajaran 2011/2012. Sebelum tes tersebut disahkan sebagai alat pengumpul data instrumen yang dibuat ada sebanyak 40 butir soal tes dan terlebih dahulu diuji validitas tes. Jika ternyata ada soal yang tidak valid, maka butir soal yang tidak valid tersebut tidak akan dipakai sebagai alat pengumpul data dan direncanakan hanya 20 soal valid yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data karena materi yang diberikan adalah hidrolisis garam yang banyak terdapat hitungan jadi untuk mengefisiensikan waktu dipilihlah 20 soal yang valid karena semakin banyak soal yang diberikan maka waktu yang diperlukan akan semakin banyak. 3.8. Teknik Pengumpul Data Data mengenai hasil belajar siswa diambil dengan menggunakan instrument berupa tes berupa soal-soal kimia dengan tipe pilihan ganda, agar terpenuhi validitas tes, maka instrumen ini disusun berdasarkan kurikulum KTSP yang berlaku. Pemberian skor dalam tes ini ditentukan berdasarkan kebenaran jawaban siswa. sebelum tes diuji cobakan terlebih dahulu diujicobakan di luar sample untuk melihat validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan reabilitas. 3.8.1. Validitas Tes Untuk menguji validitas tes digunakan rumus korelasi product moment menurut Suharsimi Arikunto (2008) sebagai berikut:
rxy = N XY ( X )( Y )
2 2 2

[(N X ) ( X )][(N Y ) ( Y

)]

Dimana: rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = jumlah siswa X = skor item Y = skor total

42

Untuk menafsirkan keberartian harga validitas untuk setiap soal, maka harga tersebut dikonsultasikan ke table harga teknik product moment dengan = 0,05 dengan kriteria, jika r xy > r tabel, maka soal dikatakan valid. 3.8.2. Tingkat Kesukaran Soal (TK) Untuk menentukan tingkat kesukaran masing-masing item soal digunakan rumus
P= B T

(Arikunto, 2009).

keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknnya siswa yang menjawab soal itu dengan benar T = Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria taraf kesukaran yang digunakan sebagai berikut. - Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar - Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang - Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah Dengan kriteria pengujian jika : P = 0-0,2 : soal sukar ( tidak memenuhi syarat ) P = 0,3-0,7: soal sedang(memenuhi syarat) P = 0,8-1 : soal mudah (memenuhi syarat) 3.9.3 Daya Pembeda Daya beda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai atau yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemapuan rendah. Untuk menentukan daya beda atau nilai D untuk kelompok kecil (kurang dari 100 orang), seluruh peserta tes dibagi dua sama besar 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Untuk menentukan daya beda masing-masing item dapat menggunakan rumus:
D= BA BB JA JB

(Arikunto, 2009)

43

keterangan: J J J
A B

=Jumlah peserta tes =Banyaknya peserta kelompok atas =Banyaknnya peserta kelompok bawah =Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BA BB

=Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

B P = A A JA B P = B B JB

= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda soal: D : 0,00 --- 0,20 : Jelek (poor). D : 0,20 --- 0,40 : Cukup (satisfactory) D : 0,40 --- 0,70 : Baik (good) D : 0,70 --- 1,00 : Baik sekali (excellent) D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. 3.9.4. Reliabilitas Tes Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas instrumen diketahui dengan metode belah dua ganjil-genap atau awal-akhir. Selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus K-R. 20:
S 2 pq n r11 = 2 n 1 S

(Arikunto, 2009)

Dimana: r11 = reliabilitas tres secara keseluruhan

44

p q

= =

proporsi subjek yang menjawab item dengan benar proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q= 1-p) jumlah hasil perkalian antara p dan q banyaknya item standar deviasi dari tes ( standar deviasi adalah akar

p.q = n S = =

varians) Jika r > r


11 tabel

maka soal tersebut reliable

Untuk menafsirkan arti dari suatu koefisien realibilitas, dapat digunakan acuan: Antara 0,00 sampai dengan 0,40 : Realibilitas rendah Antara 0,41 sampai dengan 0,70 : Realibilitas sedang Antara 0,71 sampai dengan 0,90 : Realibilitas tinggi Antara 0,91 sampai dengan 1,00 : Realibilitas sangat tinggi

3.10. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah dari kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah data dari kelas ini diperoleh, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 3.10.1. Menghitung Rata-rata

X N Y Y Y= N Y
X=
Keterangan : X = Rata-rata hitung kelas eksperimen Y = Rata-rata hitung kelas kontrol Simpangan Baku
S= n X 2 ( X ) 2 n( n 1)

45

3.10.2. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya populasi penelitian tiap variabel penelitian. Untuk menguji normalitas dapat dilakukan dengan uji Chi Kuadrat (Silitonga, 2009). Langkah-langkah uji Chi Kuadrat sebagai berikut: a. Menentukan jumlah kelas interval untuk uji Chi Kuadrat. Jumlah kelas interval ditetapkan = 6. hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada pada kurva normal baku. b. Menentukan panjang kelas interval (PK) dengan persamaan
Data Terbesar Data Terkecil 6

Panjang Kelas ( PK ) =

c. Menyusun data ke dalam tabel penolong untuk menentukan harga chi kuadrat d. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung ( 2 ) dengan harga Chi Kuadrat tabel pada = 0,05 dengan db = 5. Jika Chi Kuadrat hitung ( 2 ) < harga Chi Kuadrat tabel, maka data berdistribusi normal.

3.10.3. Uji Homogenitas


Uji homogenitas dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan menggunakan persamaan

F=

Varians Terbesar Varians Terkecil

(Silitonga,2009)

Jika F hitung > F tabel ( )(db = n1-1, n2-1), maka data disimpulkan sudah homogen. Rumus yang digunakan untuk menghitung varians dan standar deviasi sampel adalah sebagai berikut:

46

3.10.4. Uji Hipotesis Hipotesis diuji dengan uji t pihak kanan dengan rumus yang dikutip dari Sudjana :2005 sebagai berikut :

t= S
S2 =
2 2 (n1 1) S 2 + (n2 1) S 2 n1 + n 2 2

x1 x 2 1 1 + n1 n 2

Dengan

Keterangan : X1 = Rata-rata pada kelas eksperimen X2 = Rata-rata pada kelas kontrol n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen n2 =Jumlah siswa kelas kontrol S12 = Varians kelas eksperimen S22= Varians kelas kontrol Yang dapat dilihat dari kriteria pengujian dibawah ini sebagai berikut : Ho terima jika thitung < ttabel dan Ha diterima jika thitung > ttabel untuk taraf signifikasi 5% dengan derajat kebebasan dk= n1 + n2 - 2 3.10.5 Peningkatan Hasil Belajar Peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dan LKS dilihat dengan menggunakan gain (pencapaian) ternormalisasi :
g= skor post tes skor pre test skor maksimum skor pre test

Dengan kriteria g (gain ternormalisasi) : g < 0,3 0,3 g 0,7 g > 0,7 = rendah = sedang = tinggi (Tarigan, 2010)

You might also like