You are on page 1of 15

Makalah Hidrobiologi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kawasan pesisir merupakan daerah pencampuran antara rezim darat dan laut serta membentuk suatu keseimbangan yang dinamis dari masing - masing komponen. Interaksi antara hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang dengan lingkungannya di perairan pesisir mampu menciptakan kondisi lingkungan yang sangat cocok bagi berlangsungnya proses biologi dari berbagai macam jenis organisme akuatik. Kawasan pesisir yang memiliki ketiga ekosistem tersebut biasanya memiliki produktivitas yang sangat tinggi. Di samping itu, secara ekologis ketiga ekosistem tersebut mampu berperan sebagai penyeimbang stabilitas kawasan pesisir, baik akibat pengaruh darat maupun dari laut. Pantai Nambo merupakan salah satu ekosistem pantai yang berada di Kelurahan Nambo, yang merupakan kawasan wisata alam yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Selain sebagai kawasan wisata alam, Pantai Nambo

memiliki fungsi penting sebagai kawasan konservasi bagi ekosistem kawasan pesisir salah satunya ekosistem bakau. Di dalamnya hidup berbagai macam organisme diantaranya adalah plankton. Ada banyak jenis plankton yang diketahui. Ada yang dikelompokan dalam fitoplankton dan ada yang dikelompokan zooplankton. Menurut daur hidupnya plankton juga dikelompokan dalam meroplankton dan holoplankton. Di Pantai Nambo sendiri jenis planktonnya belum diketahui sehingga dianggap perlu untuk melakukan praktikum ini guna mengetahui jenis jenis

plankton yang terdapat Di Pantai Nambo pada kedalaman 5 meter, Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kota Kendari. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimanakah keanekaragaman plankton yang terdapat di Pantai Nambo pada kedalaman 5 meter, Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kota Kendari. C. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis jenis plankton yang terdapat di Pantai Nambo pada kedalaman 5 meter, kelurahan Nambo, kecamatan Abeli Kota Kendari. D. Manfaat Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : 1. Sebagai tambahan pengetahuan mengenai jenis jenis plankton. 2. Sebagai sumber referensi yang relevan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Istilah dan Defenisi

Istilah plankton pertama kali digunakan oleh victor hensen pada tahun 1887, yang disempurnakan oleh Heckel tahun 1890. Kata plankton berasal dari bahasa yunani yang berarti mengembara. Defenisi tentang plankton telah banyak dikemukakan oleh para ahli dengan pendapat yang hampir sama. Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik (http://id.wikipedia.org/wiki/Plankton). Menurut james (1992:40) plankton adalah suatu kelopok organisme organisme plaktonik yang gerakan - gerakan renangnya cukup lemah untuk melawan arus laut. 2. Penggolongan plankton Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu; fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosinteis dan zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik. Karena organisme planktonik biasanya ditangkap dengan menggunakan jaring yang berbeda, maka penggolongan plankton dapat pula dilakukan berdasarkan ukuran plankton. Lima golongan plankton yaitu megaplankton, makroplankton, mikroplankton, nanoplankton, dan

ultraplankton. Zooplankton merupakan anggota plankton yang besifat hewani, sangat beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili hamper seluruh filum hewan (James, 1992:40-41). Selain itu menurut Nybakken (1992), berdasarkan bentuk hidupnya plankton dibagi menjadi dua golongan yaitu fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Fitoplankton mempunyai sifat autotrof yang mampu merubah bahan anorganik menjadi bahan

organik dan penghasil oksigen yang sangat mutlak diperlukan bagi kehidupan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya (Isnansetyo dan Kurniastuti, 1995). Sedangkan zooplankton tidak dapat memproduksi zat - zat organik dari zat - zat anorganik. Zooplankton bersifat herbivor dan karnivor. Zooplankton yang bersifat herbivor akan memakan fitoplankton, sedangkan zooplankton yang bersifat karnivor memakan zooplankton herbivor (Nontji, 1993). 3. Ciri Ciri Plankton Ukuran plankton sangat beraneka ragam dari yang terkecil yang disebut ultraplankton berukuran < 0,005 mm atau milimikron. Termasuk di sini bakteri dan diatom kecil sampai monoplankton berukuran 60 70 mikron, sebagian bersel dan mikroskopis. Termasuk fillum Chrysophyta (Romimohtarto, 2003). Plankton adalah tanaman (phytoplankton) dan binatang (zooplankton) yangbiasanya berenang atau terapung di perairan, dan gerakannya mengikuti arus (Sutrisno dan Eni, 2004). Menurut Djarijah (1996), plankton terkadang ditemukan terapung dipermukan air, di dasa r, ataupun melayang - layang memenuhi kolom air. Plankton ini ada yang bergerak aktif seperti hewan pada umumnya, tetapi adapula yang bisa melakukan assimilasi (photosynthesis) seperti halnya tumbuhandi daratan. 4. Peranan Plankton di Perairan Phytoplankton menghasilkan energy melalui proses photosyntetis menggunakan bahan organik dan sinar matahari sedangkan zooplankton adalah konsumen yang memperoleh energy dan makanan dari phytoplankton siklus hidup phytoplankton yang pendek menyebabkan cepat sekali member reaksi (Sutrisno dan Eni,2004). Berperannya plankton sebagai sumber makanan organism perairanmenjadikan kehadiran plankton di perairan sebagai ukuran keseluruhan perairan yang bersangkutan. Dalam hal ini

ditujukan oleh nilai kepadatan plankton sehingga akan menjadi dasar penentuan akan tingkat kesuburan perairan, apakah suatu perairan itu subur atau sebaliknya (Rahman,2008). Mengingat peranan plankton sebagai penyedia energy maka fitoplankton termasuk alam golongan autotrof. Energi hasil fotosintetis ini berasal dari CO2 terlarut dengan H2O dan zat nutrient lainnya yang terkena sinar matahari (Wibisono, 2005). Fitoplankton merupakan algae yang tergolong autotrof, dimana dengan energy sinar dan klorofil, serta menyerap karbon dioksida dan senyawa nutrien anorganik organism ini mampu mensintesa senyawa organik yang kompleks melalui proses fotosintesis. Algae autotrof melimpah di daerah eutrofik (zona fotik). Zona ini adalah mulai dari permukaan sampai ke kedalaman tertentu, dimana intensitas sinar matahari masih memungkinkan pembentukan bahan organik oleh tumbuhan melalui fotosintesis tadi (Basmi, 1995). Perubahan terhadap kualitas perairan erat kaitannya dengan potensi perairan ditinjau dari kelimpahan dan komposisi fitoplankton. Keberadaan fitoplankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisiperairan. Fitoplankton merupakan parameter biologi yang dapat dijadikan indicator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan perairan (Fachrul,2005). B. Kerangka Pemikiran Kepulauan Indonesia sangat kaya akan berbagai sumber daya alam hayati, baik di darat maupun di perairan yang tidak ada duanya di dunia. Sulawesi Tenggara merupakan salah satu kawasan yang memiliki organisme dengan keanekaragaman yang cukup tinggi untuk kehidupan. Untuk melestarikan sumber daya alam tersebut, maka diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang berbagai aspek kehidupan yang dapat mempengaruhi kehidupan dan keberadaannya .

Pantai Nambo merupakan salah satu pantai yang terdapat di kota kendari Sulawesi Tenggara yang merupakan salah satu tempat wisata dan diperairannya merupakan lokasi penangkapan ikan. Plankton merupakan salah satu sumber daya perairan yang penting karena memiliki banyak peranan. Atas dasar ini, penting bagi kita untuk mengetahui dan mengenal spesies plankton pada suatu daerah. Gambar 1. Bagan diagram alur kerangka pemikiran

BAB III METOLOGI PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 14 Januari tahun 2012, yang dilaksanakan di perairan Pantai Nambo pada kedalaman 5 meter, Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, yang dilanjutkan dengan pengamatan laboratorium di Laboratorium Pendidikan Unit Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo, Kendari. B. Variabel, Defenisi Operasional dan Indikator 1. Variabel Yang menjadi variabel pada praktikum ini adalah berbagai jenis plankton yang terdapat di Perairan Pantai Nambo, Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kota Kendari. 2. Defenisi Operasional Defenisi operasional yang dimaksud adalah : Plankton adalah biota khas (perairan) yang melayang di perairan yang yang gerakannya dipengaruhi oleh arus.

3. Indikator Indikator dalam praktikum ini adalah ciri ciri morfologi jenis jenis plankton yang meliputi bentuk dan warna. C. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi dalam praktikum ini adalah semua jenis plankton yang terdapat di perairan Pantai Nambo, Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kota Kendari. 2. Sampel Sampel dalam praktikum ini adalah semua jenis plankton di Perairan Pantai Nambo yang teramati di bawah mikroskop. D. Metode dan Desain Praktikum 1. Metode Praktikum Praktikum ini menggunakan metode observasi yang dilanjutkan dengan pengamatan di laboratorium. 2. Desain Praktikum Gambar 2. Desain Praktikum E. Instrumen dan Prosedur pengumpulan data 1. Instrument Praktikum Instrument yang digunakan dalam praktikum ini disajikan dalam tabel 1. di bawah. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan No Alat dan Bahan Fungsi Alat 1 Water sampler Untuk mengambil sampel 2 Botol film Meletakan sampel 3 Perahu Sebagai alat transportasi ke pengambilan sampel 4 Thermometer Untuk mengukur suhu lingkungan 5 Hand-Refractometer Mengukur salinitas air

tempat

1 2

Bahan Alkohol Air laut

Mengawetkan sampel Sebagai sampel

2. Prosedur Pengumpulan Data Langkah langkah pengumpulan data dalam praktikum ini adalah : a. Observasi lokasi praktikum, untuk menetapkan lokasi pengambilan sampel

b. Melakukan pengambilan sampel dengan menggunakan water sampler, pada permukaan air laut, tengah dan dasar laut, lalu memasukan sampel kedalam botol film dan menetesinya dengan alakohol agar sampel tetap awet c. Melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop di laboratorium dan kemudian melakukan identifikasi dengan menggunakan acuan yang relevan. F. Teknik Analisis Data Metode identifikasi dilakukan setiap satu jenis dengan mencocokan deskripsi dan gambar gambar yang ada di dalam buku acuan yang relevan antara lain : (James, 1992), (Botes, 2003).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan 1. Gambaran Umum Lokasi praktikum Pantai Nambo merupakan kawasan peraiaran yang dijadikan obyek wisata. Secara administrasi terletak di Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kota Kendari. Ciri khas dari pantai ini adalah terdapatnya pasir putih dan berlumpur di pinggir pantai. Selain itu banyak pula ditemukan pohon bakau disekitar pantai dan juga tambak ikan.

2. Jenis Jenis Plankton Yang Ditemukan Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan di Perairan Pantai Nambo Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kota kendari, ditemukan . untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Daftar jenis plankton yang ditemukan di lokasi praktikum Permukaan Air Familia Genus Species Rhizosoleniceae Rhizosolenia Rhizosolenia sp. Thalassiosiraceae Thalossiosira Thalassiosira sp. Naviculaceae Pleurosigma Pleurosigma rigidum Pleurosigma compactum Halosphaeraceae Halosphaera Halophaera viridis Bacillariaceae Fragilariopsis Fragilariopsis kerguelensis Tengah Rhizisoloniceae Rhizosolonia Rhizosolonia sp. Halosphaeraceae Halosphaera Halosphaera viridis Biddulphiaceae Triceratium Triceratium sp. Dasar Laut Rhizosoleniceae Rhizosolenia Rhizosolenia sp. Thalassiosiraceae Thalossiosira Thalassiosira pasifica Ceratiaceae Ceratium Ceratium furca Porphyridiaceae Porphyridium Porphyridium sp.

3. Karakter Perairan Data hasil pengukuran parameter lingkungan disajikan pada tabel 3. Dibawah ini Tabel 3. Salinitas (mL) 22 Suhu Lingkungan (oC) 33

B. Pembahasan Dari berbagai jenis yang ditemukan di Perairan Pantai Nambo, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Rhizosolonia sp.

Rhizosolenia, merupakan diatom berbentuk batang dan uniseluler yang berukuran 2,5 170 pM. Dinding sel terbuat dari cangkang silika terdiri dari dua katup terpisah, juga dikenal sebagai suatu frustule. Sel dapat mensintesis silica biogenic yang dibutuhkan untuk pembangunan frustules Rhizosolenia bereproduksi secara aseksual. Rhizosolenia spesies yang ditemukan dalam air laut dan payau dan dikenal sebagai spesies eurythermik. Distribusi geografis mereka biasanya terbatas pada lintang yang lebih rendah dengan suhu hangat. 2. Thalassiosira sp. Sel diskoid ke silinder, soliter, atau bergabung dengan benang atau katup katup untuk membentuk rantai longgar; atau dalam massa lendir. Banyak plastid, diskoid. Terutama dalam plankton laut. Katup melingkar, dengan wajah datar dan katup menunduk mantel pendek atau kadang-kadang hampir watchglass seperti. Areola biasanya loculate, diatur dalam baris radial, tangensial baris, atau busur, bervariasi dalam ukuran dan menonjol. Para areola terbuka untuk luar dengan foramen melingkar, kadang-kadang dengan jari-seperti proyeksi (misalnya T. ferrelineata); internal mereka tersumbat oleh cribra sedikit terangkat. Tepi mantel sering sangat mencolok Valve berusuk dan berbingkai. Fultoportulae hadir dalam sebuah cincin di sekitar katup membuka mantel eksternal oleh tabung pendek, dalam beberapa spesies fultoportulae tersebar atau dikelompokkan terjadi juga pada wajah katup. Struktur fultoportula internal yang bervariasi, sangat singkat untuk sangat tabung panjang dikelilingi oleh (3 atau) 4 penopang. Setiap katup biasanya memiliki satu rimoportula, yang membuka secara eksternal melalui tabung yang lebih besar dan lebih jelas, yang terletak agak internal untuk cincin marjinal fultoportulae, dalam beberapa kasus, bagaimanapun, tabung eksternal dapat tipis dan terletak dekat dengan fultoportulae T. (misalnya conferta), dalam beberapa spesies dapat terjadi rimoportula di tengah wajah katup. Pembukaan rimoportula internal biasanya memanjang dan

sessile. Tepi mangle dapat menebal secara internal pada beberapa spesies.Copulae banyak, perpecahan dan ligulate. Valvocopula ini lebih jelas areolate daripada copulae lainnya, dengan loculation mirip dengan katup dan baris yang lebih mencolok dari areola berdekatan dengan mantel katup. Sebuah septum sedikit terjadi pada valvocopula dari T. trifulta yang juga memiliki sebuah triradiate ligula kompleks 3. Pleurosigma rigidum Tubuh lateral dikompresi, sangat memanjang dengan anterior leher seperti wilayah yang tikungan menuju tepi dorsal. Aperture oral celah pada tepi cembung daerah leher, meluas kurang dari setengah tubuh. Rekonsiliasi hadir pada kedua permukaan lateral meskipun ada kecenderungan untuk beberapa pengurangan pada permukaan kiri sehingga itu menjadi sulit untuk membedakan. Rekonsiliasi pada permukaan yang benar adalah luas dan bentuk baris memanjang yang menyatu pada satu sama lain di daerah anterior. Ada area khas dari silia sepanjang celah lisan membentuk surai seperti sikat. Trichocysts biasa hadir terutama di leher. Macronucleus dalam 2 sampai 4 bagian bulat dengan mikronukleus tunggal ditempatkan di antara macronuclei. Vakuola kontraktil yang hadir, biasanya berbaring sepanjang tepi dorsal dan ventral 4. Pleurosigma compactum 5. Halophaera viridis Halosphaera viridis adalah kecil, berbentuk buah pir sel dengan empat flagellae berenang di salah satu ujungnya. Ini mereproduksi dengan membelah dua, yang memungkinkan untuk mencapai konsentrasi yang tinggi dan dari waktu ke waktu beberapa sel menjadi kista kecil yang isinya dibagi menjadi disk kecil. Setiap disk akhirnya menjadi

sebuahHalosphaera flagellated viridis sel yang akan dilepas ke laut. Ada dapat ratusan kista per

meter persegi di laut terbuka, dan mereka mungkin merupakan sumber makanan penting bagi zooplankton yang lebih besar 6. Fragilariopsis kerguelensis 7. Triceratium sp. 8. Ceratium furca 9. Porphyridium sp. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan plankton, diantaranya adalah suhu dan salinitas. Suhu sangat berpengaruh pada kehidupan plankton diperairan, karena suhu sangat penting dalam proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton. Dari percobaan pengambilan sampel yang dilakukan di Pantai Nambo, lebih banyak ditemukan fitoplankton daripada zooplankton. Karena suhu berperan dalam proses fotosintesis dalam reaksi enzim, jadi apabila suhu berubah maka proses laju perubahan kimia dan biologi akan berubah pula. Banyak fitoplankton yang ditemukan Karena fitoplankton melakukan proses fotosintesis. Salinitas sangat berpengaruh pada habitat plankton air laut, karena salinitas merupakan parameter sangat berpengaruh pada kelimpahan plankton di air laut. Hal ini disebabkan adanya toleransi pada setiap pesies yang hidup dengan salinitas tertentu.

BAB V PENUTUP

A. Simpulan Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan sebagai berikut : plankton yang ditemukan di Perairan Nambo pada kedalaman 5 meter adalah 9 familia, 9 genus dan 10 species. B. Saran Pada akhir penulisan ini, kami menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang identifikasi plankton di Perairan Pantai Nambo.

DAFTAR PUSTAKA

Isnansetyo, H.J; Kurniastuti 1995. Penggelompokan Plankton, Bandung

Nyabakken, E.P. 1992. Fundametals of ecology plankton, Tokyo, Japan Nontji, A. B. 1993. Penelitian Plankton Untuk Menunjang Penangkapan Ikan. Simposium modernisasi perikanan rakyat, Jakarta, Jakarta, 27. Rahman, A. 2008. Kajian Kandungan Phospat dan Nitrat Pengaruhnya terhadap Kelimpahan Jenis Plankton di Perairan Muara Sungai Nelayan. Kalimantan Scientiae. No 71 T. XXVI Vol. April. 2008. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2671083244.pdf . diakses tanggal 2 Desember pukul 15.00 WIB. Romimohtarto. 2001. Penggolongan Plankton berdasarkan spesies. UGM, Yogyakarta Sutrisno dan Suciastuti. 2004. Studi Ekologi Perairan. Kanisius. Jakarta Fachrul, dkk. 2005. Komunitas Fitoplankton sebagai Bio-Indikator Kualitas Perairan Teluk, Jakarta. http://api.ning.com/files/zsqyxD FQyLipkNg8HVR0a25dw*ZmljIkQdZDlQ65k44_/KomunitasFitoplanktonsbgBioindikatorPerai randiTelukJakarta.pdf. Diakses tanggal 1 Desember 2010 pukul 13.00 WIB. http://id.wikipwdia.org./wiki/plankton.

ABSTRAK

Identifikasi Plankton Pada Kedalaman 5 Meter di Perairan Pantai Nambo, Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kota Kendari. Prakikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis jenis plankton yang terdapat di Perairan Pantai Nambo pada kedalaman 5 meter di Kelurahan Nambo, kecamatan Abeli. Variabel pada praktikum ini adalah jenis jenis plankton yang terdapat di Perairan Pantai Nambo pada kedalaman 5 meter. Indikator penelitian ini adalah ciri morfologi plankton yang meliputi bentuk dan warnanya. Metode yang digunakan adalah metode observasi

yang dilanjutkan dengan pengamatan di Laboratorium Pendidikan Unit Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo, Kendari. Analisis data dilakukan dengan mencocokan ciri morfologi dengan gambar yang terdapat pada reverensi yang relevan. Hasil analisis ditemukan 10 jenis di Perairan Pantai Nambo pada kedalaman 5 meter, Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, yang termasuk dalam 9 familia dan 9 genus.

You might also like