You are on page 1of 31

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas rahmat-Nya penulus dapat menyelesaikan Analisis Kelayakan Usaha Agribisnis dalam pengolahan Jamur Tiram. Penyusunan Analisis ini dilakukan dalam rangka mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), terutama untuk menyediakan

informasi baik bagi perbankan, UMKM pengusaha maupun calon pengusaha yang berminat mengembangkan usaha tersebut, yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Proses pengolahan yang sederhana dan dapat diusahakan dalam skala kecil atau rumah tangga menjadikan ikan nila berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan usaha baru yang mampu menyerap tenaga kerja dan memberikan tambahan penghasilan. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Mirza Antoni, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah evaluasi proyek yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada tim penulis dalam menyelesaikan studi kelayakan proyek pembesaran ikan nila ini. Tak lupa juga

penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu selama penulisan tugas ini. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan baik dari segi isi maupun penyajian. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan tulisan ini.

Indralaya, November 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.. 2 Daftar Isi..............................................................................4 1. Pendahuluan ...................................................................6 a. b. c. d. e. f. Latar Belakang..........................................................6 Tujuan dan Kegunaan................................................7 Ruang Lingkup Studi Kelayakan Proyek.8 Metode Penentuan Lokasi Proyek ............................9 Metode Pengumpulan Data.......................................9 Metode Alasisis Data.................................................9

2. Profil Usaha dan Pola Pembiayaan.............................12 a. Profil Usaha.............................................................12 b. Pola Pembiayaan ....................................................13 3. Aspek Pasar dan Pemasaran Produk .........................13 4. Aspek Produksi, Teknis dan Teknologis ....................14 a. Lokasi Usaha...........................................................14 b. Mekanisme Pengadaan Bahan Baku ......................14 c. Proses Produksi...................................................... 21 4

d. Hasil Produksi.........................................................21 e. Kendala Produksi....................................................21 5. Aspek Manajemen .......................................................22 6. Aspek Sosial Ekonomi dan Dampak Lingkungan..23 7. Aspek Keuangan ...........................................................24 a. Pemilihan Pola Usaha .............................................24 b. Asumsi dan Parameter Perhitungan .......................24 c. Komponen Biaya Investasi dan Biaya

Operasional..............................................................25 d. Kebutuhan Dana Investasi dan Kredit ....................25 e. Produksi dan Penjualan...........................................26 f. Proyeksi Laba Rugi.................................................26 g. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek.............27 h. Analisis Sensitivitas ...............................................27 8. Penutup .........................................................................29 a. Kesimpulan .............................................................29 LAMPIRAN ......................................................................31

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur Pleurotus, Tiram dalam bentuk bahasa Yunani atau disebut posisi artinya

samping

menyamping antara tangkai dengan tudung. Sedangkan sebutan nama tiram, karena bentuk atau tubuh buahnya menyerupai kulit tiram (cangkang kerang). Dibelahan Amerika dan Eropa, jamur ini lebih populer dengan sebutan Oyster mushroom, mempunyai tangkai tudung tidak tepat ditengah seperti yang lainnya. Asal usul jamur tiram berasal dari Negara Belanda, kemudian menyebar ke Australia, Amerika dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dari hasil penelitian dan riset Badan Kesehatan Dunia (WHO), jamur tiram memenuhi standar gizi sebagai makanan yang layak dikonsumsi, enak dimakan, tidak beracun, dan memiliki kandungan gizi yang tinggi serta berkhasiat sebagai obat berbagai macam penyakit. Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yang awalnya tumbuh secara alami pada batang-batang pohon yang telah mengalami pelapukan, umumnya mudah di jumpai di daerah hutan-hutan.Sementara itu di Indonesia sendiri budi daya jamur tiram baru mulai dirintis sejak lebih 6

kurang tahun 1988.pada waktu itu petani atau pengusaha jamur tiram masih sedikit sekali. Jamur tiram juga

dapat tumbuh pada media lain, seperti ampas tebu, kulit kacang, sabut kelapa, sisa kertas dan lain-lain. Namun sejauh ini, para pengusaha dan petani jamur lebih suka menggunakan media tanam dari serbuk kayu dan jerami, karena bahan baku tersebut selain mudah didapat harganya juga relatif murah. Berdasarkan hal tersebut, saya memilih untuk menjadi pengusaha dalam bidang ini karena bisnis jamur ini berpeluang memberikan keuntungan, bukan hanya

keuntungan secara ekonomis bagi pelaku tetapi juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar perumnas sako Palembang dan meningkatkan kebutuhan gizi bagi masyarakat sekitar pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

B. Tujuan dan Kegunaan Menjadikan bisnis MyOyster sebagai usaha yang bonafit yang menguntungkan baik secara pribadi maupun menyeluruh, serta meningkatkan kebutuhan pangan dan 7

memenuhi kebutuhan gizi masyarakat di provinsi Sumatera Selatan dengan beberapa cara yaitu : 1. Menciptakan produk jamur yang berkualitas yang bisa memenuhi kebutuhan pangan serta meningkatkan gizi masyarkat. 2. Mengurangi pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan Palembang. 3. Memperkenalkan jamur tiram secara luas kepada masyarakat melalui pendekatan kualitas (cita rasa, mutu dan kesegaran) dan pendekatan pelayanan konsumen. 4. Mensosialisasikan manfaat jamur tiram bagi kesehatan masyarakat di Sumatera Selatan. c. Ruang Lingkup Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan ini dilakukan untuk menilai apakah usaha pengolahan jamur tiram ini layak atau tidak untuk dijalankan. Untuk mengetahui apakah proyek ini layak atau tidak untuk dilakukan perhitungan dari aspek finansial, aspek teknis, pemasaran, manajemen, dan sosial ekonomi. Untuk memperkuat hasil penilaian kelayakan usaha maka dilakukan juga perhitungan aliran kas serta perkiraan laporan laba rugi dari usaha tersebut. 8 baru di daerah sekitar Sako Kenten

d. Metode Penentuan Lokasi Proyek Kegiatan studi usaha pengolahan jamur tiram ini dilakukan dengan metode penetapan sampling lokasi atau wilayah didasarkan pada potensi dan daya dukung pengembangan budidaya ikan nila. e. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan gambaran serta informasi mengenai usaha budi daya ikan niladidapat dari data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari usaha bukubuku yang berhubungan dengan budidaya ikan nila dan Data sekunder diperoleh dari orang-orang yang telah

berpengalaman dengan budidaya ikan nila. Dana ini kami gunakan untuk mengetahui gambaran mengenai harga-harga bahan baku, keadaan permintaan produk dan daerah pemasarannya. f.Metode Analisis Data Pengolahan data berpedoman terhadap rumus-rumus yang telah ditentukan serta kemudian diolah dengan program Microsoft Excel. 1. NPV = (C)t _ (Co)t 9

(1+i)t (1+i)t Dimana : NPV (C)t (Co)t n i t : Nilai Sekarang Netto : Aliran Kas Masuk Tahun ke t : Aliran Kas Keluar Tahun ke t : Umur Unit Usaha Hasil Investasi : Arus Pengembalian (Rate of Return) : Waktu

2.

IRR = i1 + (NPV1)(i2-i1) (NPV1-NPV2)

Dimana : NPV1 tertinggi NPV2 terendah i1 i2 : discount rate NPV1 : discount rate NPV2 : NPV pada tingkat discount rate : NPV pada tingkat discount rate

3. Net B/C

= PV(B-C) Positif

PV(B-C) Negatif 10

Dimana : Net B/C PV(B-C) Positif PV(B-C) Negati : Perbadingan manfaat dan biaya : Nilai Sekarang (B-C) Positif : Nilai Sekarang (B-C) Negatif

4. SV

= P x

NPV +

(NPV+ - NPV-) Dimana : P : Persentase Perubahan yang menyebabkan NPV (-)

11

II. PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN A. Profil Usaha Pengolahanjamur tiram telah memberikan kontribusi gizi yang cukup tinggi secara mandiri bagi banyak orang. Selain itu masih sedikitnya yang berkecimpung dalam usaha pengolahan jamur tiram ini menjadi alasan kami untuk berusaha dalam bidang tersebut.Melihat prospek jamur tiram yang cukup baik kedepannya maka kami mencoba mendirikan suatu usaha dibidang pengolahan jamur tiram tersebut. Keinginan saya tersebut saya aplikasikan melalui bentuk usaha yang ingin sayavdirikan dengan nama MyOyster. Usaha ini nantinya akan memproduksi produk olahan jamur tiram yang bermutu tinggi dan bersifat permanen artinya berproduksi secara kontinyu sepanjang tahun. Terdapat bentuk kemitraan (perjanjian kontrak kerja) antara saya dan sebuah lembaga keuangan yang memberikan bantuan berupa kredit usaha. Hal ini

dikarenakan modal yang saya miliki terbatas dan sebagai pendatang baru, sulitnya memasuki pasar yang telah ada membuat saya membutuhkan modal yang lebih agar dapat masuk dan bersaing dalam pasar tersebut. Itulah yang 12

menjadi pendorong utama untuk saya menjalin kerjasama (kemitraan) dengan lembaga keuangan. B. Pola Pembiayaan Pengolahan produk jamur tiramdapat dibiayai

dengan dua sumber pembiayaan yaitu kredit dan modal sendiri. Kredik diperoleh dari meminjam uang di bank sedangkan modal sendiri didapat dari uang yang sayamiliki. Besarnya pinjaman sesuai dengan yang diajukan oleh debitur berdasarkan perhitungan kebutuhan modal investasi dan modal kerja usaha yang bersangkutan. Perbandingannya meliputi 40% saya pinjam dari Bank sedangkan 60% menggunakan modal saya sendiri. III. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN A. Gambaran Umum Pasar A.1. Segmen Pasar Konsumen yang membutuhkan produk MyOyster ini besar kemungkinannya adalah kebutuhan rumah tangga sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar 13

tradisional pada umumnya dan beberapa retail pada beberapa kota besar. A.2. Target Pasar Pemasaran produk MyOyster ini akan di fokuskan kepada rumah tangga, pasar tradisional, serta

minimarket/toko yang ada di seluruh daerah Perumnas Kenten kota Palembang. Pemasaran direncanakan

akandilaksanakan melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana telah memadai.

A.3. Positioning Usaha atau bisnis jamur tiram di Palembang, Sumatera Selatan masih memiliki peluang yang besar.Hal ini dikarenakan usaha pembudidayaan dan pengolahan jamur tidak begitu sulit untuk dilakukan dan masyarakat yang masih jarang melakukan usaha ini.

A.4 Strategi Pemasaran Dalam penjualan / pemasaran produk ini dilakukan strategi 4 P yaitu : Price 14

Penetapan harga yang relatif terjangkau konsumen sesuai dengan nilai dan manfaat yang akan diperoleh konsumen, yaitu dari segi kesehatan serta gizi. Product MyOyster yang akan diproduksi menggunakan bahan bahan alami dan tanpa bahan pengawet sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi produk ini. Place Produk MyOyster ini akan di produksi di daerah Kenten Sako Palembang yan dekat dengan pasar dan ramai penduduk sehingga akan mempermudah akses ke pasar, baik pasar tradisional yang ada di sekitarnya maupun seluruh pasar-pasar yang ada di Sumatera selatan, akan tetapi akan dibuka satu toko yang khusus menjual produk yang sudah jadi di dekat tempat

pembudidayaannya. Promotion Promosi produk ini dilakukan dari penyebaran brosur, koran, tabloid masakan, juga internet.

15

IV. ASPEK PRODUKSI, TEKNIS DAN TEKNOLOGIS A. Lokasi Usaha Tempat pemasaran produk yang akan dipilih adalah daerah di sekitar terminal/pasar Satelit di Sako Kenten Palembang. Produk ini akan di pasarkan di daerah sekitar Sako Kenten Palembang karena lokasinya sangat ramai dengan penduduk serta aktivitas ekonomi. Lokasinya cukup strategis karena selalu ramai dilalui/dilewati oleh setiap orang yang beraktivitas ataupun berpergian setiap hari baik oleh pelajar, pekerja, dan ibu rumah tangga pada khususnya.

B. Mekanisme Pengadaan Bahan Baku Bahan baku jamur tiram haruslah merupakan produk yang baik dan berkualitas sehingga menghasilkan produk olahan yang unggul dan bermutu.Bahan baku tersebut berasal dari salah satu tempat pembudidayaan jamur tiram berskala besar yang lokasinya dekat dengan tempat pengolahannya serta telah terlebih dahulu

bekerjasama/bermitra yaitu di daerah perumnas Sako Kenten perumahan BLK (Balai Latihan Kerja).

16

Keripik Jamur Tiram

Bumbu : - 6 siung bawang putih - 1 sdm ketumbar - 1 sdt garam - bumbu taburan : 1/4 ons keju bubukdan 3 sdm balado bubuk Cara Membuat : 1. Bersihkan 300 g jamur segar, iris/suwir tipis. 2. Campur bumbu halus dengan air, aduk rata, campur dengan jamur, ratakan, diamkan lebih kurang 20 menit sampai bumbu meresap. 3. Tiriskan jamur berbumbu sambil agak diperas agar tidak terlalu basah. 4. Lumuri jamur dengan tepung beras sampai rata, goreng sedikit-sedikit sampai matang dan kering. Untuk 4 porsi.

17

Sosis Jamur Tiram Jamur tiram segar Putih telur Air es Tepung tapioca,

Minyak jagung. Bumbu-bumbu Bawang gram, Bahan-bahan: Cara Pembuatan : 1. Cuci jamur tiram hingga bersih 2. Selanjutnya timbang jamur degan ukuran 71,38 gram lalu dipotong-potong menjadi beberapa potongan kecil, lalu dihaluskan dengan cara digiling atau ditumbuk. 3. Tambahkan pula 37,5 gram putih telur, bumbu, air es 7,3 gram dan juga tepung tapioka 7,5 gram ke dalam adonan jamur yang telah digiling. 4. Tuangkan juga 28,62 gram minyak jagung ke dalam campuran bahan sambil diaduk-aduk hingga adonan menyerupai pasta. 18 putih garam ( 0,44 2,50

gram, gula pasir 0,68 gram, lada )

5. Masukkan adonan itu ke dalam casing (selongsong) sepanjang 10 cm lalu diikat ujungnya dengan benang erat-erat. 6. Setelah itu, sosis jamur dimasak. Pemasakan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti direbus, dikukus, diasapi, atau bisa juga mencoba pemasakan secara kering dengan menggunakan oven serta kombinasi dari cara-cara tersebut.

Nuget Jamur Tiram 2 sendok teh

penyedap rasa 2 sendok teh merica bubuk 200 gr tepung

maizena dan tepung Bahan: 1 kg jamur tiram putih 100 gram ayam fillet giling 19 terigu 6 siung bawang putih dan7 siung bawang merah 4 butir telur ayam

Cara membuat: Jamur tiram dicuci dengan air bersi, rebus selama 10-15 menit lalu angkat dan tiriskan jamur diperas untuk menghilangkan kandungan airnya Giling kasar jamur tiram lalu campurkan dengan fillet ayam, tepung terigu, tepung maizena dan telur. Aduk hingga benar-benar tercampur dengan rata. Ambil bawang merah dan bawang putih lalu haluskan dam masukkan ke dalam adonan. Tambahkan bumbu-bumbu, penyedap rasa, merica, dan garam. Aduk semua adonan sampai rata, siapkan loyang, olesi dengan minyak atau mentega. Tuangkan adonan nugget ke dalam loyang. Kukus selama 10-15 menit lalu angkat dan dinginkan. Potong-potong sesuai selera kemudian simpan di dalam kulkas selama satu malam

20

C. Hasil Produksi Hasil produksi daei pengolahan jamur tiram ini adalah berupa produk yang bernilai tambah dan bercita rasa yang lezat serta mengandung gizi yang tinggi bagi kebutuhan tubuh manusia. Produk olahan jamur tiram ini berupa keripik jamur tiram, sosis jamur tiram dan nugget jamur tiram.

D. Kendala Produksi Kendala yang memungkinkan akan terjadi dan dihadapi adalah pada proses pemasaran ke konsumen, karena ada beberapa produk olahan jamur tiram ini yang tidak bisa bertahan dalam waktu yang lama dikarenakan tidak menggunakan bahan-bahan pengawet untuk tetap mejaga kesehatan konsumen.

21

V. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

A. Aspek Organisasi Nama Perusahaan / Usaha Nama Pemilik/ Pimpinan : MyOyster House : Triana Dameria.S

Alamat Kantor dan Tempat Usaha Kantor Palembang Tempat Usaha Palembang Struktur Organisasi : Sako Kenten : Sako Kenten

STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN MANAJER (ADMINISTRASI)

Bag. Produksi

Bag. Pemasaran

Pegawai 1

Pegawai 2

22

VI. ASPEK SOSIAL EKONOMI LINGKUNGAN

Dapat membantu perekonomian masyarakat sekita daerah Kenten Sako Palembang.Sekarang dengan

perkembangan zaman dan kemajuan teknologi jamur tiram putih dapat di jadikan makanan yang mempunyai nilai tambah sendiri, dengan adanya inovasi pada produk, jamur tiram putih menjadi sangat di gemari dikalangan

masyarakat. Perluasan kesempatan kerja bagi SDM lokal karena perekrutan SDM diprioritaskan berasal dari daerah Kenten Sako Palembang. Kebutuhan gizi masyarakat dapat

terpenuhi karena usaha MyOyster ini memproduksi berbagai jenis makanan dengan harga yang pas sesuai dengan pembuatan dan pelayanannya namun manfaatnya sama dengan kebutuhan gizi makanan lain (nabati). Adanya transfer teknologi dan pengetahuan bagi masyarakat khususnya karyawan bagian produksi jamur tiram yang bekerja di MyOyster ini. Mereka bisa mendapat pengetahuan mengenai teknologi pembuatan makanan yang berbahan baku jamur tiram putih.

23

VII. ASPEK KEUANGAN A. Pemilihan Pola Usaha Jenis pola usaha yang akan dijalankan oleh kami adalah kegiatan pengolahan sampai pemasaran atau

distribusi. Jenis usaha ini adalah memiliki produksi permanen, artinya memproduksi secara kontinyu. Usaha jenis ini memiliki karakteristik integrasi vertikal dalam satu perusahaan sehingga memiliki cakupan manajemen yang lebih luas. Integrasi vertikal terjadi ketika keterpaduan sistim komoditas secara vertikal yang membentuk suatu rangkaian pelaku-pelaku yang terlibat dalam sistim

komoditas tersebut, mulai dari produsen/penyedia input, distributor input, pengolahan hasil, dan distribusi.

B. Asumsi dan Parameter Perhitungan Dalam analisis keuangan, proyeksi penerimaan dan biaya dilandaskan atas beberapa asumsi yang terangkum dalam Tabel 7.1. Periode proyek adalah 5 tahun. Tahun ke nol sebagai dasar perhitungan nilai sekarang (present value) adalah tahun ketika biaya investasi awal

dikeluarkan.Dengan asumsi bahwa setiap satu tahun 24

mengasilkan 33600 kemasan keripik jamur, 84000 kemasan sosis jamur dan 23520 kemasan nugget jamur per tahun. Sumber pendanaan berasal dari kredit 40% dan 60% dana sendiri. (Lampiran 1) C. Komponen Biaya Investasi dan Operasional Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada awal usaha ini dijalankan. Komponen biaya investasi meliputi: sewa bangunan, alat-alat dan mesin pembuatan sosis, peralatan kantor serta sarana dan prasarana. Sedangkan biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan bahan pembuatan keripik, sosis dan nugget, biaya listrik, telepon, PAM dan sebagainya. (Lampiran 2 dan 3) D. Kebutuhan Dana Investasi dan Kredit Dana yang diperlukan berasal dari dana milik sendiri dan dana kredit. Dana kredit sebesar Rp.410.397.200,- dan dana sendiri sebesar Rp.615.595.800,-.Pengusaha

menggunakan skema kredit umum yang ditawarkan oleh bank, dengan perbandingan 40% kredit bank dan 60% dana sendiri.(Lampiran 4 dan Lampiran 5)

25

E. Produksi dan Penjualan Output dari pengolahan jamur tiram putih dalam analisis keuangan ini adalah 33600 kemasan keripik jamur, 84000 kemasan sosis jamur dan 23520 kemasan nugget jamur per tahun. Karena adanya biaya transportasi maka terdapat perbedaan antara harga di pasar secara langsung dan di pasar diluar. Asumsi-asumsi untuk perhitungan finansial lihat (Lampiran 6). F. Proyeksi Laba Rugi Analisis keuangan (financial analysis) dari sebuah rencana kegiatan investasi berkaitan dengan tingkat keuntungan/profitabilitas yang akan didapat dari kegiatan investasi tersebut. Keuntungan (profit) secara sederhana merupakan selisih antara penerimaan total (total revenue) dan total biaya produksi (total cost). Penerimaan produk olahan jamur tiram merupakan penerimaan dari penjualan produk tersebut yang secara sederhana merupakan perkalian antara rata-rata produksi dengan harga dan dikali siklus produksi. Sedangkan total biaya terdiri dari biaya

penyusutan barang investasi, biaya operasional produksi dan bunga bank. (Lampiran 7). 26

G. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek KELAYAKAN USAHA NPV (Rp311.540.350) IRR 0,64% PVB 4.420.897.535 PVC 5.712.351.962 GROSS B/C 0,77 NET B/C 1,02 Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha tersebut, didapatkan NPV sebesar Rp. -311.540.350,- IRR 0,64%, Gross B/C 0,77 sertaNet B/C 1,02. Jadi usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan karena tidak memenuhi kriteria yang ada. (Lampiran 7)

H. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dengan menaikkan harga 20% :


KELAYAKAN USAHA NPV IRR PVB PVC GROSS B/C NET B/C SV Rp370.030.683 28,33% 5.305.077.041 4.402.647.277 1,20 1,88 9,14%

27

Berdasarkan analisis diatas, dengan menaikkan harga sebesar 20% secara merata terhadap semua produk, maka di dapatkan NPV meningkat dari Rp311.540.350menjadi sebesar Rp 370.030.683, IRR meningkat dari 0,64% menjadi 28,33%, Gross B/C meningkat dari 0,77 menjadi 1,20 serta Net B/C meningkat dari 1,02 menjadi 1,88. ( Lampiran 8 ) Analisis sensitivitas dengan menaikkan jumlah produksi sebesar 15% :
KELAYAKAN USAHA NPV IRR PVB PVC GROSS B/C NET B/C SV Rp172.669.186, 21,87% 4.420.897.535 7.689.498.253 0,57 1,66 19,30%

Berdasarkan analisis diatas, dengan menaikkan jumlah produk sebesar 15% secara merata terhadap semua jenis produk, maka di dapatkan NPV meningkat dari Rp311.540.350menjadi sebesar Rp 172.669.186, IRR meningkat dari 0,64% menjadi 21,87%, Gross B/C menurun sedikit dari 0,77 menjadi 0,57 serta Net B/C meningkat dari 1,02 menjadi 1,66. ( Lampiran 9 ). 28

VIII. PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Produk yang di hasilkan dalam usaha jamur tiram ini adalah berupa keripik jamur tiram, sosis jamur tiram dan nugget jamur tiram dengan pengolahan 20 kg jamur tiram segar untuk satu jenis produk, jadi total jamur tiram yang di olah adalah 60 kg/hari dengan hari kerja setiap hari mulai pukul 08.00 hingga pukul 14.00 WIB. Harga jual untuk keripik jamur tiram adalah Rp 15.000/kemasan, sosis jamur tiram Rp 3.000/kemasan kecil dan nugget jamur tiram Rp 20.000/kemasan. 2. Produk keripik jamur yang dihasilkan per hari adalah 100 kemasan dan untuk 1 tahun adalah 33600 kemasan, produk sosis jamur 250 kemasan dan untuk 1 tahun adalah 84.000 kemasan, produk nugget jamur adalah 70 kemasan dan untuk 1 tahun adalah 23520 kemasan. 3. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha tersebut, didapatkan NPV sebesar Rp. -311.540.350,- IRR 0,64%, Gross B/C 0,77 sertaNet B/C 1,02. Jadi usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan karena tidak memenuhi kriteria yang ada. 29

4. Berdasarkan analisis dengan menaikkan harga sebesar 20% secara merata terhadap semua produk, maka di dapatkan NPV meningkat dari Rp311.540.350menjadi sebesar Rp 370.030.683, IRR meningkat dari 0,64% menjadi 28,33%, Gross B/C meningkat dari 0,77 menjadi 1,20 serta Net B/C meningkat dari 1,02 menjadi 1,88. 5. Berdasarkan analisis dengan menaikkan jumlah produk sebesar 15% secara merata terhadap semua jenis produk, maka di dapatkan NPV meningkat dari

Rp311.540.350menjadi sebesar Rp 172.669.186, IRR meningkat dari 0,64% menjadi 21,87%, Gross B/C menurun sedikit dari 0,77 menjadi 0,57 serta Net B/C meningkat dari 1,02 menjadi 1,66.

30

LAMPIRAN

31

You might also like