You are on page 1of 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di negara-negara maju.

Di Indonesia prevalensi untuk menderita hipertansi masih rendah presentasinya.Walaupun demikian bukan berarti ancaman penyakit hipertensi diabaikan begitu saja.Bagi masyarakaat golongan atas hipertensi benar-benar menjadi momok yang menakutkan (Sri Rahayu : 2000). Prevalensi penyakit hipertensi di negara maju seperti Amerika Serikat rata-rata 20 %.Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat. Di negara Indonesia rata-rata 6-15 %.Presentasi ini mungkin masih tinggi karena jumlah anak dibawah 15 tahun di negara Indonesia lebih kurang 15 % dari populasi (Rahayu : 2000). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi Darmojo bahwa di Indonesia 1,8-28,6 % penduduk yang berusia > 20 tahun adalah penderita Hipertensi dan pada umumnya berkisar antara 6 10 % . Di provinsi Jawa Timur angka kesakitaan penyakit hipertensi tahun 1998 1999 : 12,42 % (Data Provil). Sedangkan dari laporan bulanan puskesmas Mojo terhitung dari bulan Januari 1998 sampai bulan Desember tahun 1999 yang berkunjung ke Puskesmas Mojo adalah 19,13 % .dan tahun 2000 : 47,1%. Mengamati data tersebut dapat memberikan gambaran bahwa masalah penyakit hipertensi khususnya di puskesmas Mojo perlu mendapat pengamatan, pengawasan serta perawatan yang komprehensip. Hipertensi merupakan factor resiko, primer yang menyebabkan penyakit jantung dan stroke.Hipertensi disebut juga sebagai The Shilent Disease karena tidak ditemukan tanda tanda fisik yang dapat dilihat (Gede Yasmin : 1991). Banyak ahli beranggapan bahwa hipertensi lebih tepat disebut sebagai Heterogenus Group of Disease dari pada single disease.Hipertensi yang tidak tekontrol akan menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti otak, ginjal, mata dan jantung serta kelumpuhan

anggota gerak. Namun kerusakan yang paling sering adalah gagal jantung dan stroke serta gagal ginjal (Susi Purwati : 2000). Untuk menghindari hal tersebut perlu pengamatan secara dini. Hipertensi sering ditemukan pada usia tua/lanjut kira-kira 65 tahun keatas (Sri Rahayu : 2000 : 7 ). Untuk mencegah komplikasi diatas sangat diperlukan perawatan dan pengawasan yang baik. Banyak kasus penderita dan kematian akibat penyakit kardiovaskuler dapat dicegah jika seorang merubah perilaku kebiasaan yang kurang sehat dalam mengkonsumsi makanan yang menyebabkan terjadinya hipertensi, selalu berolah raga secara teratur serta merubah kebiasan hidup lainnya yang dapat mencetus terjadinya penyakit hipertensi seperti merokok, minum-minuman beralkohol. Adapun factor dietik dan kebiasaan makan yang mempengaruhi tekanan daran yang meliputi, cara mempertahankan berat badan ideal, natrium klorid, Kalium, Kalsium, Magnesium, lemak dan alcohol. (Dr. Wendra Ali 1996 : 3, 20, 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP KELUARGA 1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 ) . Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masingmasing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya ( 1978 ). Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ). Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : 1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi. 2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. 3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik. 4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota. 2.2. Struktur Keluarga. 1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah 2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu. 4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami 5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga. 1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga. 2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing. 3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. B. KONSEP DASAR HIPERTENSI Definisi Hipertensi . Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satusatunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

Etiologi Hipertensi Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : 1. Hipertensi esensial atau primer Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. 2. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial. Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara: Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu

membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil. Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi. Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota. Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya

pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal. Manifestasi Klinis Hipertensi Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi). Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat

mengindikasikanpencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler) Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).

Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.

Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushings; kadar renin dapat juga meningkat. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

Penatalaksanaan Penatalaksanaan Non Farmakologis.

a. Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapa menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma. b. Aktivitas. Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.

Penatalaksanaan Farmakologis. Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu: Mempunyai efektivitas yang tinggi. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal Memungkinkan penggunaan obat secara oral. Tidak menimbulakn intoleransi. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin. Komplikasi Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.

BAB III TINJAUAN KASUS

1.1 PENGKAJIAN Tanggal 24 Oktober 2012 Identitas Umum Keluarga 1. Kepala Keluarga (KK) 2. Umur 3. Alamat 4. Pekerjaan KK 5. Pendidikan KK 6. Komposisi Keluarga : Tn.D : 29 Tahun : Jl. Setia Luhur Kelurahan Helvetia Medan : Wiraswasta : SMA :

No Nama

L/P Umur

Hub. Klrg

Pekerjaan

Pendidikan Status Kesehatan

Tn.J

60 Thn

Suami

Wiraswasta SD

Riwayat Hipertensi

2 3 4

Ny.N Tn.B Tn.A

P L L

50 Thn 26 Thn 21 Thn

Istri Anak Anak

IRT

SD

Gastritis Sehat Sehat

Wiraswasta SMA Wiraswasta SMA

7. Tipe Keluarga : Jenis tipe keluarga adalah Traditional Nuclear Genogram

Keterangan: 1. : Laki-laki ( meninggal ) 5. : Penderita ( Hipertensi)

2.

: Laki-laki ( Masih Hidup )

6.

: Tinggal serumah

3. 4. 8. 9.

: Perempuan ( Masih Hidup ) : Perempuan ( Meninggal ) Suku Bangsa Agama : Jawa : Muslim

10. Status Sosial Ekonomi Keluarga : Keluarga Tn. J termasuk keluarga sejahtera II karena keluarga sudah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan social psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat

tinggal dan transportasi, namun belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan seperti kebutuhan menabung dan memperoleh informasi. 11. Aktivitas rekreasi keluarga: Aktivitas rekreasi keluarga Tn.J biasa dilakukan bersama anak ke luar kota, namun megingat kondisi Tn.J yang tidak kuat lagi menempuh perjalanan jauh. Tn.J lebih suka tinggal di rumah atau menonton tv bersama keluarga. 1.2 Riwayat Perkembangan Keluarga a. b.
N o 1 Riwayat Penyakit saat ini 2 Keluhan dirasakan yang

Saat ini keluarga Tn.J berada pada tahap perkembangan keluarga usia lanjut. Riwayat kesehatan keluarga.
Variabel Tn.J Riwayat Hipertensi Kepala Pusing,kak u bagian kuduk belekang,ti dak selera makan. Sering merasa sakit perut/nyeri (skala 5),nyeri tekan pada Ny. N Gastritis Nama Anggota Keluarga Tn.D Tidak penyakit Tidak keluhan ada ada Tn.B Tidak ada penyakit Tidak ada keluhan Tn.A Tidak ada penyakit Tidak ada keluhan

abdomen, mual, tidak

selera makan 3 Tanda dan gejala

Pandanga n Kabur, pusing, muka merah, sakit kepala, , tengkuk terasa pegal, dan lain-lain.
Hipertensi

Saat di kaji Ny.En merasakan badan terasa lemas dan

Tidak masalah

ada

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

tidak selera makan

Riwayat penyakit sebelumnya

Hipertensi

Hipertensi

Tidak ada penyakit

Tidak ada penyakit

Tanda-tanda vital

TD: 150/80 mmhg HR: 72x/i T : 36,4 C RR: 20 x/i


o

TD: 110/80mmH g HR: 80 x/i T: 37 C RR: 26x/i


o

TD: 120/70mmHg HR: 80x/i T: 37,2 C RR: 26x/i


o

TD: 120/70mm Hg HR: 80x/i T: 37,2 C RR: 26x/i


o

TD: 110/80mm Hg HR: 80 x/i T: 37oC RR: 26x/i

No

Variabel Tn.J

Nama Anggota Keluarga Ny. N Tn.D Tn.B Tn.A

Sistem Cardiovasku ler

Bj I dan II murni

Bj

dan

II

Bj I dan II Murni

Bj I dan II murni

Bj I dan II murni

murni

Sistem Respirasi

Pergerakan dada simetris, vaskuler, sonor seluruh lapang paru, ronkhi (-), mengi (-), stridor (-), tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan

Pergerakan dada simetris, vaskuler, sonor seluruh lapang

Pergerakan dada simetris, vaskuler, sonor seluruh lapang paru, ronkhi mengi stridor tidak (-), (-), (-), ada

Pergerakan dada simetris, vaskuler, sonor seluruh lapang paru, ronkhi (-), mengi (-), stridor (-), tidak ada

Pergerak an dada

simetris, vaskuler, sonor seluruh lapang paru, ronkhi (), mengi (-), stridor (), ada penggun aan otot bantu pernapas an tidak

paru, ronkhi (-), mengi (-),

stridor (-), tidak ada penggunaan otot pernapasan bantu

penggunaan otot bantu

penggunaa n bantu pernapasan otot

pernapasan

Sistem

Bunyi usus

Bunyi usus

Bunyi

usus

Bunyi usus

Bunyi

Gastro intestinal

12x/menit, tidak ada nyeri tekan, tumor (-)

15x/menit, tidak ada nyeri tekan, tumor (-)

12x/menit, tidak ada

12x/menit, tidak nyeri tekan, tumor (-) ada

usus 12x/meni t, tidak

nyeri tekan, tumor (-)

ada nyeri tekan, tumor (-)

Sistem Persarafan

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

11

Sistem Muskuloskel etal

Tidak Ada Kelainan

Tidak Ada Kelainan

Tidak Kelainan

Ada

Tidak Ada Kelainan

Tidak Ada Kelainan

Riwayat Kesehatan Inti: Tn J mengatakan bahwa dia menderita Hipertensi sudah 2 tahun. Waktu itu Tn.J mengeluh Sakit Kepala yang hebat,bagian tengkuk terasa pegal dan Pandangan mulai kabur, mual, tidak selera makan,. Saat wawancara berlangsung Tn J.tampak terlihat lemah. Ketika ditanya penyebab, tanda/gejala, dan cara perawatan Tn J mengatakan tidak begitu tahu. Tn.j mengatakan memili kebiasaan mengatur pola makan yang tidak baik yaitu sering telat makan/tidak teratur dan jarang makan pagi. 1.3 Struktur Keluarga a. Pola Komunikasi Pola Komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka, setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhannya. Jika ada masalah selalu dikomunikasikan. b. Struktur Peran Keluarga Pemegang keputusan adalah Tn.J Namun sebelum mengambil keputusan Tn.J terlebih dahulu mendiskusikan kepada anggota keluarga yang lain. c. Struktur Peran (Peran masing-masing anggota keluarga) Tn.J sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah dan bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga.

d.

Ny. N sebagai pengatur rumah tangga, membantu mencari nafkah, merawat anak. Tn.D sebagai adik juga membantu mencari nafkah Nilai dan Norma Keluarga Fungsi nilai dan budaya yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar

anggota keluarga. Hal ini terlihat dari keluarga Tn.J apabila setiap ada tamu yang berkunjung ke rumah selalu memberi salam. Nilai yang ada di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama Islam yang dianut serta norma masyarakat disekitarnya. 1.4 Fungsi Keluarga a. Fungsi Afektif Orang tua menyadari adanya kebutuhan-kebutuhan pada setiap anggota keluarga, seperti kebutuhan terhadap makanan, perhatian, kasih sayang, bermain untuk anak-anaknya dan pasangannya. Setiap anggota keluarga merasa akrab dengan keluarga lainnya, bila ada anggota keluarga yang membutuhkan maka anggota keluarga lain akan berusaha membantunya. b. Fungsi Sosialisasi Kerukunan hidup dalam keluarga Tn.J mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan baik. Hal ini disebabkan karena setiap anggota keluarga berusaha untuk memenuhi aturan yang ada misalnya, saling menghormati dan menghargai. Keluarga mengontrol secara rutin perilaku anak seperti disiplin dalam belajar dan sikap sopan santun, jika anak dan cucu melakukan kesalahan orangtua akan langsung menegur dan memarahi dalam batas yang wajar Interaksi hubungan dengan keluarga Setiap anggota keluarga bebas memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anggota keluarga yang lainya Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan

Tn D sebagai tertua di dalam keluarga selalu memberikan arahan kepada adiknya dan anggota keluarga lainya, setiap keputusan diambil lewat perundingan bersama anggota keluarga c. Fungsi Perawatan Kesehatan Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan: Keluarga mempunyai kebiasaan menggunakan fasilitas kesehatan puskesmas dan apabila mereka sakit berat, tetapi jika sakit ringan biasa diobati ke puskesmas. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit: Keluarga mengatakan tidak tau cara merawat anggota keluarga yang sakit dengan benar Kemampuan keluarga memeliahara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat: Keluarga mengatakan masih memasak dengan menggunakan bahan penyedap rasa seperti, ajino moto, dll serta makan makanan pedas. d. Fungsi religius: Keluarga mengatakan tidak akan pernah berpaling dari agama yang di anut nya yaitu agama islam, dan selalu rajin melakukan ibadah sholat 5 waktu. e. Fungsi reproduksi: Keluarga Tn.J adalah keluarga Jenis tipe keluarga adalah Traditional Nuclear 1.5 Keadaan Lingkungan a. Karakteristik Rumah Rumah yang ditempati adalah milik sendiri. Rumah berukuran 14 x 12 m. Yang terdiri dari 1 ruang tamu, 5 kamar tidur, dapur, ruang keluarga, ruang makan dan 3 kamar mandi. lantai rumah tampak bersih tetapi perabotan rumah jarang dibersihkan, lampu kamar mandi terang. Kamar tidur mempunyai jendela. Keluarga mempunyai kebiasaan merawat rumah dengan menyapu setiap hari dan dipel pada pagi hari

Denah Rumah

JALAN

J A L r A N
Kamar tidur 3
K.mandi

TERAS

Kamar tidur 1
K.mandi

PINTU DEPAN

Ruang keluarga
K.mandi

Kamar tidur 2
K.mandi

R. MAKAN

DAPUR

a.

Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW Lingkungan tetangga umumnya berasal dari suku yang berbeda.

b.

Mobilitas Geografis Keluarga Anggota keluarga tinggal dalam komunitas dan lingkungan sekitar rumah yang

sama. Keluarga Tn.J tidak pernah berpindah tempat tinggal. c. Perkumpulan Keluarga Ny.N aktif mengikuti kegiatan perwiritan di lingkunganya, adik-adik Tn.D sering berkumpul di rumah untuk bersilahturahmi.

d.

Sistem Pendukung Keluarga Keluarga menggunakan kartu Jamsostek jika sakit. Keluarga tidak mempunyai

tabungan di bank. 1.6 a. Stress dan Koping Keluarga Stressor Jangka Pendek Jika ada anggota keluarga yang tiba-tiba sakit. b. Stressor Jangka Panjang Penyakit Hipertensi yang diderita Tn.J merupakan masalah yang harus segera diatasi, karena Tn.J merasa tidak nyaman dengan penyakitnya. c. Respon Keluarga Terhadap Stressor Jika ada masalah keluarga menghadapinya dengan tenang. Mencari alternative penyelesaiannya dan meyakini setiap masalah ada jalan keluarnya. Menurut keluarga yang sangat penting diatasi adalah bila Tn.J sakit. d. Strategi Koping Koping yang digunakan adalah dengan memecahkan masalah secara bersamasama. Apabila tidak menemukan pemecahannya atau mengalami kebuntuan, keluarga akan minta pendapat pendeta di gereja. 1.7 Keadaan Gizi Keluarga Pemenuhan gizi keluarga sudah terpenuhi, namun Tn.J belum mengetahui pola makan yang baik sehingga dapat memperburuk keadaanya, seperti Tn J sering makan Jeroan,daging dll, 1.8 Harapan Keluarga a. Terhadap Masalah Keuntungannya Keluarga berharap memperoleh rejeki yang cukup untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. b. Terhadap Petugas Kesehatan Yang Ada Keluarga berharap perawat /petugas kesehatan memberikan informasi kesehatan sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatannya.

TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN NO DAFTAR MASALAH KESEHATAN 1 ACTUAL Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah pengobatan 2 ANCAMAN KESEHATAN Resiko terjadinya peningkatan tekanan darah pada Keluarga Tn.J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS KELUARGA NO KRITERIA 1 Mengenal Masalah PENGKAJIAN Keluarga Kurang Memperhatikan masalah yang sedang terjadi 2 Mengambil Yang Tepat Keputusan Keluarga Kurang Memperhatikan masalah yang sedang terjadisehingga tidak mampu mengambil keputusan yang tepat 3 Merawat anggota Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawah

keluarga yang sakit atau kepelayanan kesehatan punya masalah 4 Memodifikasi lingkungan 5 Memanfaatkan kesehatan sarana Puskesmas dan rumah sakit Kondisi lingkungan rumah sudah cukup

ANALISA DATA No Data 1 Data objektif : Td 170/100 Data subjektif : Tn.J memiliki riwayat Etiologi Kurang pengetahuan keluarga Masalah Ketidak keluarga mampuan mengebal

masalah pengobatan yang diperlukan hipertensi pada

hipertensi Tn.J Mengatakan Tidak rutin minum obat serta pengontrolan tekanan darah Tn.J Mengatakan kebiasaan keluarga kepelayanan akan berobat jika

kesehatan

dirasa sakitnya berat dan tidak sembuh dengan obat warung

Ds:

Ketidak mampuan Resiko terjadinya stroke Tn. Tn.J mengatakan masih merokok sampai saat ini, biasanya Tn. j merokok sehabis makan dan saat memonton televisi keluarga Tn. J

mengenal masalah yang memicu

peningkatan tekanan darah

Tn. J mengatakan sangat jarang keluar rumah dan tidak pernah berolahraga

Do: Terlihat Puntung rokok di asbak yang ada di rumah Tn. J

TD: 160/100

Diagnosa keperawatan. 1. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah pengobatan yang diperlukan pada hipertensi. 2. Resiko terjadinya peningkatan tekanan darah pada Keluarga Tn.J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang dapat memicu peningkatan TD. Scoring Masalah 1. Kurang pengetahuankeluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah pengobatan yang diperlukan pada hipertensi. No Criteria 1 sifat masalah: skor ancaman 2/3 Pembenaran Tn.J sering merasa mau jatuh karena pusing ,kontrol tidak rutin,berobat jika dirasa berat sakitnya kemungkinan masalah dapat 2 diubah: mudah Dengan kartu jamsostek yang dimiliki keluarga dapat

kesehatan

memeriksa Tn,J kepuskesmas potensi masalah untuk 1 Keluarga mengetahui Tn,J

dicegah : tinggi menonjolnya masalah: tidak 0 dirasakan

menderita Hipertensi Keluarga kepuskesmas hanya jika sakitnya dirasa berat dan

tidak sembuh dengan obat warung Total skor 3 2/3

2. Resiko terjadinya peningkatan tekanan darah pada Keluarga Tn.J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan memicu peningkatan TD. No Kriteria Skala 1. Sifat masalah: 2 ancaman kesehatan Bobot 1 Skoring 2/3x1=2/3 Pembenaran jika tidak diobati maka akan terjadi pennurunan curah jantung Adanya perawat/petugas kesehatan yang dapat membantu Pendidikan sampai batas SMA Harus segera ditangani agar keluarga dapat memutuskan tindakan perawatan yang harus diberikan yang dapat

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah Potensial masalah untuk dicegah: cukup Menonjolnya masalah: masalah berat, harus segera ditangani:

1/2x2=1

3.

1/3x1=4/3

4.

2/2x1=1

Jumlah Prioritas Masalah

1. Resiko terjadinya peningkatan tekanan darah pada Keluarga Tn.J berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang dapat memicu peningkatan TD. 2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah pengobatan yang diperlukan pada hipertensi.

You might also like