You are on page 1of 13

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Buku Pelajaran Buku merupakan sumber ilmu yang berupa ungkapan kata-kata seseorang untuk di beritahukan kepada orang lain dalam bentuk tulisan atau gambar (Supriadi, 2001). Penambahan tulisan atau gambar tersebut untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi buku. Isi buku dicetak jelas dan berwarna agar menarik dan disukai pembaca. Menurut pusat perbukuan (2006) menyimpulkan bahwa buku teks adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu sebagai media pembelajaran berkaitan dengan bidang studi tertentu. Buku pelajaran sangat menentukan keberhasilan pendidikan para siswa dalam menentukan pelajaran di sekolah. Oleh karena itu, buku pelajaran yang baik dan bermutu selain menjadi sumber pengetahuan yang dapat menunjang keberhasilan belajar siswa juga dapat membimbing dan mengarahkan proses belajar mengajar di kelas ke arah proses pembelajaran yang bermutu pula. Buku yang di rancang sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta dikembangkan dengan paradigma baru akan mengarahkan proses pembelajaran pada arah yang benar sesuai tuntutan kurikulum dengan paradigma baru tersebut. Mulyasa (2006) menjelaskan bahwa pendayagunaan sumber belajar dalam pembelajaran memiliki arti yang sangat penting, selain melengkapi, memelihara, dan memperkaya khasanah belajar, sumber belajar juga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik yang sangat menguntungkan baik guru maupun bagi peserta didik. Pendayagunaan sumber belajar secara maksimal, memberikan kemungkinan untuk menggali berbagai jenis ilmu pengetahuan yang sesuai dengan bidang kajian, sehingga pembelajaran selalu up to date dan mampu mengikuti akselarasi teknologi dan seni dalam masyarakat yang semakin mengglobal. Pemilihan buku sebagai sumber belajar harus memperhatikan kesesuaian materi ajar dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran dan memungkinkan siswa belajar secara maksimal sehingga buku menjadi media pendidikan yang sangat efektif. Beberapa persyaratan yang

diperlukan untuk menjadikan buku sebagai sumber belajar yaitu ketersediaan

yang dapat dijangkau oleh pembelajar, dapat membantu siswa untuk belajar, dan memenuhi kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri (yuan dan lin, 2008). Pemilihan buku sumber belajar didasarkan atas kriteria, yaitu (1) Kriteria umum yaitu bersifat ekonomis, praktis, mudah diperoleh, bersifat fleksibel, dan sesuai dengan tujuan; (2) Kriteria berdasarkan tujuan, yaitu mampu memotivasi pembelajar dengan memanfaatkan hal-hal menarik seperti gambar, memiliki materi yang mencakup untuk mendukung pengajaran, dapat dipergunakan untuk mendukung kegiatan penelitian, memecahkan masalah, dan untuk pelaporan.

2.1.1 Peranan Buku Dalam Proses Belajar-Mengajar Buku ajar sangat penting dalam proses belajar mengajar karena dapat menguatkan dan mendukung informasi materi yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran agar berkembang, mudah diingat, dan dapat diulang-ulang agar informasi tersebut tumbuh dan berkembang sehingga mencapai kompetensi yang diinginkan (Metsala dan Glynn, 1996). Dalam proses belajar mengajar, guru menanamkan informasi dibenak siswa, kemudian siswa melakukan rangkaian kegiatan agar informasi tersebut tumbuh dan berkembang sehingga mencapai kompetensi yang diinginkan. Menurut Martono (2005), buku pelajaran berperan penting bagi guru dan siswa sebagai kenderaan untuk mencapai kompetensi tersebut. Proses belajar mengajar yang baik menghasilkan siswa yang mampu berbuat sesuatu dengan menggunakan informasi yang telah dipelajarinya. Mampu berbuat sesuatu berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya akan membentuk kompetensi seseorang. Buku pelajaran yang berkualitas dapat menyajikan informasi yang mudah dipahami oleh pembacanya. Penambahan tulisan atau gambar untuk

mempermudah pembaca dalam memahami isi buku. Isi buku dicetak jelas, berwarna agar menarik dan disukai pembaca. Pada saat membaca buku diharapkan terjadinya jalinan komunikasi batin seakan-akan pembaca sedang berguru kepada sang pengarang. Buku yang baik memuat visi (arah), misi (pesan), konteks (kaitan), konten (isi), dan proses diri suatu informasi yang di sajikan. Penyajian yang baik akan membuat siswa bermotivasi tinggi untuk menguasai informasinya. Pada hakikatnya tidak ada satu sumber belajar yang dapat

10

memenuhi segala macam keperluan belajar mengajar sehingga sumber belajar dapat dipandang dalam arti luas, jamak dan beraneka ragam. Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi yang disusun secara sistematis dalam proses pembelajaran. Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan di capai sehingga memotivasi siswa untuk belajar dan mengantisipasi kesulitan belajar yang dihadapi. Buku ajar berperan sentral dalam memberdayakan siswa karena buku dapat sebagai sumber informasi dan dapat menarik minat dan niat siswa untuk menguasai informasi dengan motivasi tinggi. Buku juga berperan sebagai penuntun kegiatan belajar siswa, dilengkapi informasi yang tingkat kesukarannya bertahap, termasuk soal latihan dan pemecahan masalah yang terkait (Johnson, 2006). Buku ajar dapat memenuhi tuntutan kurikulum dan memuat implementasi pesan kurikulum, bahkan dapat melebihinya sehingga dapat dipergunakan sebagai wacana untuk melatih daya nalar dan pembentukan sikap siswa dalam menghadapi perubahan dunia yang relatif cepat (Bhattacharya, 2006). Buku ajar dapat memuat informasi esensial dan strategis, bermanfaat sebagai alat pemecahan masalah, menyajikan informasi yang komunikatif, menarik, dan tidak membosankan.

2.1.2 Buku Sebagai media Pembelajaran Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi, yaitu sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar kepada peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran (Situmorang dalam Silitonga, 2009). Buku ajar dapat menjadi media pembelajaran yang sangat berarti apabila buku ajar digunakan sebagai alat komunikasi untuk membawa suatu informasi akurat dari sumber belajar kepada pembelajar. Media adalah sarana yang dipergunakan sebagai alat komunikasi dalam proses pembelajaran sehingga informasi yang lengkap dan utuh dapat diterima oleh peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara optimum dan efisien.

11

Buku ajar sangat efektif sebagai media pembelajaran karena (1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, (2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (3) Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif, (4) Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi, (5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, (6) Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, (7) Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan, (8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif (Yamin, 2009). Buku ajar sering disebut sebagai buku teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan buku teks ini disesuaikan dengan urutan dan ruang lingkup tiap bidang studi tertentu. Media pengajaran dirumuskan menjadi 6 kategori, yaitu sebagai berikut: 1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif

2. Merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan 3. Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam melengkapi pengertian yang diberikan oleh guru 4. Melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa 5. Untuk mempertinggi mutu belajar siswa

2.2 Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan (SNP) diatur dalam peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada pasal 2 ayat 1 Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi : (1) Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (2) Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (3) Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan

12

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (4) Standar pendidik dan tenaga pendidikan adalah kriteria pendidik prajabatan dan dalam jabatan (5) Standar

kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan

sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi, informasi dan komunikasi (6) Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional agar tercapai efektivitas penyelenggaraan pendidikan (7) Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun dan (8) Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam Pasal 42 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabotan, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sehubungan dengan ketentuan Pasal tersebut di atas maka diperlukan buku sebagai penunjang pembelajaran. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pasal 43 ayat (4) yang menyatakan bahwa ada rasio minimal jumlah buku teks pelajaran untuk masingmasing mata pelajaran di perpustakaan satuan pendidikan untuk setiap peserta didik. Demikian juga dalam Pasal 43 ayat (5) dinyatakan bahwa buku teks pelajaran dinilai kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikaannya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan ditetapkan oleh Peraturan Menteri. Tujuan menilai kelayanan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikaan buku teks pelajaran untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan adalah agar peserta didik memperoleh buku yang sesuai dengan

13

standar pendidikan yang ditetapkan oleh BSNP, yaitu sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Proses Pendidikan. Buku teks pelajaran yang telah dinilai kelayakannya digunakan sebagai sumber belajar disetiap satuan pendidikan. Tujuan lain adalah untuk membeli buku teks pelajaran yang dialihkan hak ciptanya dan dijadikan buku teks pelajaran elektronik. Manfaat buku teks yang telah dinilai kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikaannya merupakan jaminan bagi peserta didik memperoleh buku yang dapat digunakan untuk pembelajaran yang bermutu dan sarana untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan. Buku teks pelajaran selain bermanfaat bagi peserta didik juga dapat digunakan oleh guru sebagai sumber belajar, baik dalam perencanaan pembelajaran maupun dalam pelaksanaannya.

2.3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah (Muslih, 2007). KTSP merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, dan efisien pendidikan agar dapat memodifikasikan keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat, industri, dan pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik. Mulyasa (2006) menyatakan hal-hal yang perlu dipahami dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yaitu :(1) KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi, dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik (2) Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas pendidikan Kabupaten/Kota, dan departemen agama yang bertanggung jawab di bidang pendidikan (3) Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

14

Mata pelajaran kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Mata pelajaran kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori) temuan ilmuan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah).

2.3.1 Silabus Silabus sebagai rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran tertentu dapat dikembangkan, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi, waktu, dan sumber belajar yang di kembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Situmorang, 2010). Dalam KTSP, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Suatu silabus minimal memuat enam komponen utama, yakni: (1) Standar kompetensi (2) Kompetensi dasar (3) Indikator (4) Materi standar (5) Standar proses ( kegiatan belajar mengajar) dan (6) Standar penilaian. Ruang lingkup kimia dalam kurikulum mencakup pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai yang dirumuskan dalam kompetensi kimia yang harus dimiliki siswa, Kompetensi kimia di SMK merupakan kelanjutan dari kompetensi kimia di SMP dan juga sebagai prasyarat untuk belajar kimia lebih lanjut di perguruan tinggi serta berguna dalam kehidupan sehari-hari. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kimia di SMK diringkas pada tabel 2.1. Secara garis besar materi pokok kimia di SMK untuk kelas X sampai kelas XII adalah sebagai berikut.

15

Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kimia di SMK untuk kelas X, Kelas XI, dan Kelas XII
KELAS X Standar Kompetensi 1. Memahami konsep materi dan Perubahannya 2. Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi 3. Mengidentifikasi struktur atom dan sifatsifat periodik pada tabel periodik unsur 4. Memahami konsep mol Kompetensi Dasar 1.1 Mengelompokkan sifat materi 1.2 Mengelompokkan perubahan materi 1.3 Mengklasifikasi materi 2.1 Memahami lambang unsur 2.2 Memahami rumus kimia 2.3 Menyetarakan persamaan reaksi 3.1 Mendeskripsikan perkembangan teori atom 3.2 Menginterpretasikan data dalam tabel sistem Periodik 4.1 Menjelaskan konsep mol 4.2 Menerapkan hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro 5.1 Mendeskripsikan terjadinya ikatan ion 5.2 Mendeskripsikan terjadinya ikatan kovalen 5.3 Menjelaskan ikatan logam 5.4 Menuliskan nama senyawa kimia KELAS XI 6. Memahami perkembangan konsep reaksi kimia 7. Memahami konsep larutan elektrolit dan elektrokimia 6.1 Mendeskripsikan pengertian umum reaksi kimia 6.2 Membedakan konsep oksidasi, reduksi dan reaksi lainnya 7.1 Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit 7.2 Mengidentifikasi dan mengklasifikasi berbagai larutan 7.3 Menerapkan konsep reaksi redoks dalam elektrokimia 7.4 Menggunakan satuan konsentrasi dalam membuat larutan 8.1 Menguasai reaksi kesetimbangan 8.2 Menguasai faktor-faktor yan mempengaruhi pergeseran kesetimbangan 8.3 Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan 9.1 Menjelaskan entalpi dan perubahan entalpi 9.2 Menentukan perubahan entalpi reaksi 9.3 Menentukan kalor pembakaran berbagai bahan Bakar Kompetensi Dasar KELAS XII 10.Mengkomunikasikan senyawa hidrokarbon dan kegunaannya 10.1 Mendeskripsikan kekhasan atom karbon yang membentuk senyawa hidrokarbon 10.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon dan Turunannya 10.3 Mendeskripsikan kegunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan manusia 11.1 Menentukan laju reaksi dan orde reaksi 11.2 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 12.1 12.2 Menjelaskan kegunaan polimer Mengklasifikasi polimer

5. Memahami terjadinya ikatan Kimia

8. Memahami konsep

kesetimbangan reaksi

9. Menentukan perubahan entalpi berdasarkan konsep termokimia

Standar Kompetensi

11. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 12. Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan polimer 13. Memahami koloid, suspensi, dan larutan sejati 14. Melakukan pemisahan dan Analisis

13.1 Mengidentifikasi koloid, suspensi, dan larutan sejati 13.2 Membedakan macam dan sifat koloid 13.3 Menerapkan sistem koloid dalam kehidupan 14.1 Memisahkan zat dari campuran 14.2 Menentukan kadar suatu unsur/senyawa senyawa gravimetri, volumetri, dan teknik lainnya. (BSNP, 2009)

16

2.4 Pengembangan Bahan Ajar Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai (Sudrajat, 2009). Buku ajar adalah buku pegangan untuk satu mata pelajaran yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan (Arifin, 2009). Buku ajar di susun sesuai dengan kebutuhan pelajar, untuk mencapai tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi (Sudrajat, 2009): (a) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (b) Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c). Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan komptensi dasar yang telah teridentifikasi tadi, dan (d). Memilih sumber bahan ajar. Setiap buku pelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah sebagai sumber dan media pembelajaran harus sudah melalui proses penilaian buku pelajaran sebagai pengendali mutu buku pendidikan yang berstandar nasional. Hal ini sesuai dengan UU No.2 Tahun 2003 pasal 35 ayat (2) tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu standar pendidikan yang digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan, maka buku pelajaran yang baik berisi materi, sesuai dengan kurikulum, disusun oleh penulis yang kompeten, disesuaikan dengan usia dan kematangan siswa yang menggunakannya secara umum, menggunakan illustrasi dan format dengan mengacu pada empat aspek kelayakan tersebut.

2.4.1. Standar Kelayakan Isi Standar Nasional Pendidikan (SNP) diatur dalam PP No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada pasal 2 ayat (1) lingkup Standar Nasional Pendidikan

17

Standar Isi (SI), standar proses, standar kompetensi lulusan (SKL), standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, yang secara keseluruhan mencakup : 1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyususunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. 2. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah 3. KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian yang tak terpisahkan dari standar isi 4. Kalender pendidikan untuk penyelenggara pendidikan dalam pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Urutan penyajian bahan pelajaran sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika diantara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasarat akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. satuan

2.4.2.Standar Kelayakan Bahasa Bahasa adalah suatu sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat, paragrap dan wacana. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan materi pada sebuah buku dari pengembang buku kepada pembaca, dalam hal ini siswa maupun guru. Bahasa yang tepat dapat memudahkan pemahaman dan menimbulkan minat baca sehinggga memudahkan siswa untuk belajar. Penilaian kelayakan bahasa pada buku mempertimbangkan hal-hal berikut ini : 1. Lugas: kalimat yang dipakai sederhana dan langsung kesasaran, mewakili pesan dan informasi. Padanan istilah tekhnis yang asing diberikan penjelasannya pada glosarium.

18

2. Komunikatif: Pesan atau informasi yang disampaikan dengan bahasa yang menarik dan lazim dalam komunikasi tulis bahasa Indonesia 3. Dialogis dan interaktif : Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika siswa membacanya 4. Kesesuaian dengan tingkat kematangan peserta didik secara umum 5. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia 6. Penggunaan istilah simbol

2.4.3. Standar Kelayakan Penyajian Konsep-konsep materi dalam buku pelajaran kimia yang disajikan harus disusun secara sistematis, sesuai standar kompetensi sehingga menjadi teori-teori yang membentuk pengetahuan untuk mencapai kompetensi dasar mata pelajaran dan indikator dari materi pelajaran tersebut. Standar kelayakan penyajian meliputi : 1. Tekhnik penyajian : Konsep disajikan secara runtun, dari yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks. 2. Pendukung penyajian: mengandung uraian apa yang akan dicapai siswa setelah mempelajari suatu kompetensi dan terdapat contoh soal dan soalsoal yang akan menguatkan pemahaman konsep yang ada dalam materi yang disajikan 3. Penyajian pembelajaran : Penyajian materi bersifat interaktif dan partisipatif, mengajak pembaca (siswa) untuk mempelajarinya

2.4.4. Standar Kelayakan Kegrafikan Grafika merupakan bagian dari buku pelajaran yang berkenaan dengan fisik buku, yang meliputi ; ukuran buku, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf, warna dan illustrasi yang dapat membuat siswa menyenangi buku tersebut dan

menumbuhkan minat dan niat siswa untuk membacanya. Standar kelayakan kegrafikan meliputi : 1. Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO, yaitu ukuran buku A4 (210 x 297 mm), A5 (148 x 210 mm), B5 (176 x 250 mm), toleransi perbedaan ukuran antara 0-20 mm.

19

2. Kesesuaian ukuran dengan materi isi buku. Pemilihan ukuran buku perlu disesuaikan dengan materi isi buku berdasarkan mata pelajarannya, hal ini akan mempengaruhi tata letak bagian isi dan jumlah halaman buku. 3. Penampilan unsur tata letak pada kulit muka, belakang dan punggung secara harmonis memiliki irama dan kesatuan serta konsisten, elemen warna, illustrasi dan tipografi ditampilkan secara harmonis dan saling terkait satu dengan lainnya. Menghindari salah pemahaman atau kurang kejelasan dari illustrasi yang ditampilkan serta menambah kedalaman pemahaman dan pengertian bagi peserta didik. 4. Menampilkan pusat pandang (center point) yang baik. Judul dan sub judul sebagai daya tarik awal dari buku ditentukan oleh ketepatan dalam penempatannya illustrasi dan keterangan gambar sehingga mampu mengungkapkan makna atau arti dari objek, memperjelas materi atau teks.

20

2.5 Kerangka Konseptual Buku adalah jendela dunia, salah satu perumpaan menyatakan betapa pentingnya untuk membaca buku. Ketertarikan untuk membaca sebuah buku dikarenakan pembaca menyadari ada sesuatu yang dapat diperoleh dari membaca sebuah buku. Dalam dunia pendidikan buku berperan sebagai sumber belajar dan media belajar sehingga dapat mempermudah proses pembelajaran di dalam kelas ataupun di luar sekolah. Buku sebagai sumber belajar, bahwa di dalam buku terdapat bahan pengajaran yang dimanfaatkan untuk mempermudah seseorang dalam proses belajarnya. Buku pelajaran yang berkualitas dapat menyajikan informasi yang mudah dipahami oleh pembacanya. Buku sebagai media pengajaran, untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi dalam proses pengajaran dan mendukung tercapainya kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran. Penentuan buku pelajaran baik atau layak sebagai sumber dan media pelajaran untuk digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran, harus melalui proses penilaian yang dilaksanakan oleh pusat perbukuan yang memiliki kewenangan untuk menentukan kelayakan buku untuk digunakan di sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh setiap jenjang satuan pendidikan, dalam penyusunannya diberikan kewenangan seluas-luasnya kepada sekolah untuk mengembangkan sendiri kurikulum berdasarkan potensi dan kebutuhan sekolah serta daerah masing-masing. Materi-materi di dalam beberapa buku pelajaran, terdapat beberapa ketidakteraturan urutan dan tumpang tindih materi pelajaran, dan ketidaksesuaian dengan materi kurikulum yang ada. Pembuatan modul ataupun buku harus

dikembangkan dikalangan guru, karena guru yang mempunyai kewenangan penuh dalam pembelajaran di kelas. Pembuatan buku bahan ajar standar dengan memperhatikan aspek penilaian yang dikembangkan oleh pusat perbukuan dan BSNP yang dilihat terutama dari segi isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan sebagai penilaian tambahan. Buku bahan ajar standar dapat menjadi acuan sumber dan media belajar dalam proses belajar mengajar di SMK, baik di Sumatera Utara maupun Nasional.

You might also like