You are on page 1of 5

Imam Syahuri Gultom I1A008065 Tugas Ujian

METABOLISME PURIN

Meskipun manusia mengkonsumsi makanan yang kaya akan nukleoprotein, basa purin dan pirimidin dari makanan tidak diinkorporasikan secara langsung ke dalam asam nukleat jaringan tubuh. Manusia dapat melakukan biosintesis sendiri (de novo) purin pirimidin asam nukleat jaringan tubuh dari senyawa intermediet amfibolik. Asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin yang relatif tidak larut dalam air, sedangkan produk akhir pirimidin memiliki kelarutan sangat tinggi sehingga tidak memiliki makna klinis. Jalur proses metabolisme nukleotida purin dengan hasil akhir asam urat dapat dijelaskan sebagai berikut. (lihat gambar 1). 1. Sistesis dari intermediat amfibolik (disebut de novo pathway) Jalur de novo melibatkan sintesis purin melalui prekursor nonpurin. Substrat awal ribosa-5-fosfat akan diubah nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat) dengan produk sisa asam urat. Hal ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (amido-PRT). (PRPP) Terdapat sintetase suatu dan

amidofosforibosiltransferase

mekanisme

inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang berlebihan. 2. Melalui jalur penyelamatan (disebut salvage pathway) Adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin bebasnya yang berasal dari pemecahan asam nukleat sel, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida purin dengan hasil akhir asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT). Hepar, merupakan tempat utama biosintesis nukleotida purin dengan menyediakan basa purin dan nukleosidanya untuk penyelamatan dan pemakaian jaringan yang tidak mampu menyelenggarakan biosintesis purin. Sebagai contoh, otak manusia memiliki enzim PRPP amidotransferase yang rendah dan karenanya memiliki ketergantungan parsial pada purin eksogen. Eritrosit dan leukosit PMN tidak mampu mensintesis 5-fosforibosilamin dan dengan demikian memakai purin eksogen untuk membentuk nukleotidanya. Berbeda dengan limfosit perifer memiliki kemampuan mensintesis purin secara de novo.

Gambar 1. Metabolisme purin melalui de novo pathway dan salvage pathway dengan hasil akhir asam urat Asam urat yang terbentuk (hasil metabolisme purin) difiltrasi secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.
Asam nukleat (dimakan dalam bentuk nukleoprotein)

Enzim Proteolitik ------ di usus Asam nukleat

Nuklease (DNAae dan RNAase) ---- di getah pankreas Nukleotida Polinukleotidase=Fosfoesterase --- di usus

Mononukleotida

Nukleatidase dan Fosfatase -- di usus Nukleosida Fosforilase ---- di usus

Basa purin

Guanin

Adenosin

Xantin

Inosin, Hipoxantin Xantin Oxidase Asam urat

Eksresi oleh ginjal

ASAM URAT PADA PREEKLAMPSIA

Hiperurisemi umumnya sering ditemukan pada preeklampsia. Meningkatnya serum asam urat ini dapat berasal dari gangguan fungsi ginjal, meningkatnya kerusakan jaringan, asidosis, dan meningkatnya aktivitas enzime xantin oksidase. Namun, kebanyakan hiperurisemi ini dianggap karena gangguan fungsi ginjal. Asam urat merupakan produk dari degradasi purin dengan bantuan enzim xantin dehidrogenase/xantin oksidase (XDH/XO). XDH diubah menjadi bentuk XO akibat beberapa stimulus diantaranya iskemi jaringan. Metabolisme purin oleh XO menghasilkan asam urat dan radikal bebas superoxide yang juga berkontribusi menimbulkan stres oksidatif. XDH/XO dapat ditemukan disemua jaringan dan umumnya paling banyak terkonsentrasi di hepar dan usus. Dengan ditemukannya XDH/XO dalam sirkulasi darah menandakan adanya kerusakan iskemik jaringan. Hal ini akan diikuti terjadinya peningkatan serum asam urat dalam darah. Hipovolemia yang terjadi pada preeklampsia juga menyebabkan peningkatan reabsorbsi asam urat kembali di tubulus ginjal. Semua hal ini dapat menjelaskan meningkatnya konsentrasi asam urat di dalam darah pada preeklampsia.

DAFTAR PUSTAKA 1. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 25th ed. Jakarta: EGC; p. 310. 2. Bainbride SA, Roberts JM. Uric acid as a pathologic factor in preeclampsia. Placenta 2008; 29 (Suppl A): S67-S72.

You might also like