You are on page 1of 18

TINJAUAN PUSTAKA

1 Pengertian Tuberkulosis Paru Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang diperantarai sel ( cellmediated hipersensitivity). Penyakit biasanya terletak di paru tetapi dapat mengenai organ lain. Dengan tidak adanya pengobatan yang efektif untuk penyakit yang aktif, biasa terjadi penyakit yang kronik dan berakhir dengan kematian (Daniel, 1999). Tuberkulosis Paru ronik adalah suatu keadaan yang merupakan lanjutan dari infeksi primer (!ibuea, "##$). 2 Epidemiologi Tuberkulosis Paru Tuberkulosis berlanjut sebagai penyebab kematian yang penting. Pada tahun 1991, di %merika !erikat dilaporkan "&."'( kasus tuberkulosis, dengan angka kasus 1#,) per 1##.### per tahun. %ngka kasus telah menurun hingga setingkat $ sampai & persen per tahun, namun sejak tahun 19'$ arahnya berbalik, yaitu angka kasus menarik sampai 1$,' persen selama $ tahun. Pada banyak tempat di dunia, penyebaran penyakit tuberkulosis menurun, namun pada banyak negara miskin tidaklah demikian. Pada beberapa negara, perkiraan angka kasus baru adalah sampai setinggi )## per 1##.### per tahun. Perkiraan yang beralasan tentang besarnya angka tuberkulosis di dunia adalah bah*a sepertiga populasi dunia terinfeksi dengan +.tuber,ulosis, bah*a terdapat (# juta kasus tuberkulosis aktif di dunia, dengan 1# juta kasus baru terjadi setiap tahun, dan bah*a ( juta orang meninggal akibat tuberkulosis setiap tahun (Daniel, 1999). Perhitungan -rganisasi esehatan Dunia (./-, "##)) menunjukkan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman Tuberkulosis dengan sekitar 9 juta kasus baru Tuberkulosis setiap tahun dan ( juta kematian akibat T0 diseluruh dunia. !elanjutnya pada tahun "##9, ./- memperkirakan masih

terdapat sekitar 9,$ juta kasus baru T0, dan sekitar #,$ juta orang meninggal akibat T0 di seluruh dunia, sedangkan pada tahun "#1#, terdapat ',' juta (kisaran, ',$19."##.###) insiden kasus T0 (./-, "#11). 3 Etiologi Tuberkulosis Paru Penyebab penyakit Tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis, berbentuk batang, dengan panjang bervariasi antara 11) mikron dan diameter #,(1#& mikron, bentuknya sering agak melengkung dan kelihatan seperti manik1manik atau bersegmen, tidak membentuk spora dan basil yang bersifat parasit intraseluler, tahan terhadap asam (0T%), hidup pada udara kering maupun keadaan dingin, aerob, tetapi tidak tahan terhadap sinar ultraviolet. 4 ara penularan Tuberkulosis Paru Tempat masuk kuman Micobacterium tuberkulosis adalah saluran pernafasan, pen,ernaan, dan luka terbuka pada kulit. ebanyakan ditularkan melalui jalan pernafasan. 0asilus tuberkel di sekret pernafasan membentuk nuklei droplet ,airan yang dikeluarkan selama batuk, bersin dan berbi,ara. Droplet keluar dalam jarak dekat dari mulut, dan sesudah itu basilus yang ada tetap berada diudara untuk *aktu yang lama (Daniel, 1999). 2umlah nu,lei dapat men,apai (### buah tiap kali batuk, dengan jumlah basil dapat men,apai 1##.### kuman3ml sputum. Droplet berukuran medium bila di inhalasi akan terjebak dalam saluran pernafasan atas, dan akan dibersihkan tanpa menyebabkan infeksi. Droplet ke,il dengan diameter kurang dari "$ mikron, langsung menguap, meninggalkan intinya yang disebut droplet nu,leus yang berisi basil. Droplet nu,leus yang berukuran 11$ mikron ini bila di inhalasi akan mele*ati atau menembus sistem mukosilier saluran nafas, sehingga dapat men,apai dan bersarang di bronkiolus dan alveolus, dimana satu organisme saja dapat menyebabkan infeksi (4amasamy, "#1#).

Penemuan Penderita T" Paru egiatan penemuan penderita terdiri dari penjaringan suspek, diagnosis, penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita. Penemuan penderita merupakan langkah pertama dalam kegiatan program penanggulangan T0. Penemuan dan penyembuhan penderita T0 menular, se,ara bermakna akan dapat menurunkan kesakitan dan kematian akibat T0, penularan T0 di masyarakat dan sekaligus merupakan kegiatan pen,egahan penularan T0 yang paling efektif di masyarakat. Penemuan penderita T0 dilakukan se,ara pasif dengan promosi aktif. Penjaringan tersangka penderita dilakukan di unit pelayanan kesehatan didukung dengan penyuluhan se,ara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan ,akupan penemuan tersangka penderita T0. Pemeriksaan terhadap kontak penderita T0, terutama mereka yang 0T% positif dan pada keluarga anak yang menderita T0 yang menunjukkan gejala sama, harus diperiksa dahaknya. Penemuan se,ara aktif dari rumah ke rumah, dianggap tidak cost efektif (Depkes,"##')

# $aktor %isiko Tuberkulosis Paru 4isiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan per,ikan dahak. Pasien T0 parudengan 0T% positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasienT0 paru dengan 0T% negatif. 4isiko penularan setiap tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi T0 selama satu tahun. %4T5 sebesar 16, berarti 1# orang diantara 1### penduduk terinfeksisetiap tahun. 0erarti sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita T0, hanya sekitar 1#6 dari yang terinfeksi yang akan menjadi penderita T0. %4T5 di 5ndonesia bervariasi antara 11(6. +aka diantara 1##.### penduduk rata1rata menjadi 1### terinfeksi T0 dan 1#6 diantaranya (1## orang) akan menjadi sakit T0 (0T% positif) setiap tahun. 7aktor yang

mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien T0 daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi /583%5D! dan malnutrisi (4amasamy, "#1#). 0eberapa faktor resiko yang menyebabkan tuberkulosis paru9 Teori 2ohn :ordon mengemukakan bah*a timbulnya suatu penyakit sangat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu bibit penyakit (agent), pejamu (host), dan lingkungan (environment) (7atimah, "##'). 1& Agent %gent (%) adalah penyebab yang esensial yang harus ada. %gent memerlukan dukungan faktor penentu agar penyakit dapat manifest. %gent yang mempengaruhi penularan penyakit tuberkulosis adalah kuman Mycobacterium tuberculosis. %gent ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pathogenitas, infektifitas dan virulensi. Pathogenitas adalah daya suatu mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit pada host. Pathogenitas kuman tuberkulosis paru termasuk pada tingkat rendah. 5nfektifitas adalah kemampuan mikroba untuk masuk ke dalam tubuh host dan berkembangbiak di dalamnya. 0erdasarkan sumber yang sama infektifitas kuman tuberkulosis paru termasuk pada tingkat menengah. 8irulensi adalah keganasan suatu mikroba bagi host. 0erdasarkan sumber yang sama virulensi kuman tuberkulosis termasuk tingkat tinggi. 2& 'ost /ost atau pejamu adalah manusia atau he*an hidup. 0eberapa faktor host yang mempengaruhi penularan penyakit tuberkulosis paru adalah 9 1. ;sia 0erdasarkan hasil penelitian ./-, penyakit tuberkulosis paru paling sering ditemukan pada usia produktif (1$1$# tahun) (!us*ati, "##<). !ebagian besar dari kasus T0 (9'6) terjadi di =egara1negara yang sedang berkembang. Diantara mereka <$6 berada pada usia produktif yaitu "#1)9 tahun.

". 2enis elamin Penyakit T0 paru ,enderung lebih tinggi pada jenis kelamin laki1 laki dibandingkan perempuan. Data dari 5ndia ("##') penemuan pasien laki1laki (> lebih banyak dari pasien perempuan T0. Di 5ndonesia, tahun "##< ditemukan 9).&1) pasien laki1laki dan &$.&)" pasien T0 perempuan dengan 0T% (?). 3. Parut 0@:(Bacillis Calmette uerin) /asil penelitian dalam jurnal kesehatan masyarakat menunjukkan bah*a risiko orang yang tidak mendapat imunisasi 0@: untuk terjadinya T0 paru sebesar ".'$$ kali lebih besar dibandingkan orang yang mendapat imunisasi 0@:. /al ini sejalan dengan hasil penelitian %priyani di abupaten Donggala propinsi !ula*esi Tengah menemukan bah*a kelompok yang tidak divaksinasi 0@: mempunyai risiko 1,)( kali lebih besar untuk menderita T0 paru dibandingkan orang yang pernah diimunisasi (%priani, "##1). ). Tingkat pendidikan ./- (1999) menyatakan bah*a selain menyerang pada kelompok usia produktif, tuberkulosis juga menyerang pada masyarakat berpendidikan rendah. /al ini disebabkan karena tingkat pendidikan ini memungkinkan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan tuberkulosis. Penelitian yang dilakukan di adalah !ekolah Dasar ()(6) (!us*ati, "##<). $. Pekerjaan Penderita T0 paru sebagian besar adalah kelompok usia produktif dan sebagian besar sosial ekonomi lemah. Dengan makin memburuknya keadaan ekonomi 5ndonesia, kelompok miskin bertambah banyak, daya beli menurun, dan dikha*atirkan keadaan ini akan memperburuk kondisi kesehatan masyarakat khususnya penderita T0 paru. disamping abupaten 2ember menyatakan bah*a tingkat pendidikan paling banyak pada penderita T0

program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, penderita T0 paru juga perlu disembuhkan (!ukana, "##(). &. ebiasaan +erokok +erokok diketahui mempunyai hubungan dengan meningkatkan resiko untuk mendapatkan kanker paru1paru, penyakit jantung koroner, bron,hitis kronik dan kanker kandung kemih. ebiasaan merokok meningkatkan resiko untuk terkena T0 paru sebanyak "," kali. Prevalensi merokok pada hampir semua =egara berkembang lebih dari $#6 terjadi pada laki1laki de*asa, sedangkan *anita perokok kurang dari $6. Dengan adanya kebiasaan merokok akan mempermudah untuk terjadinya infeksi T0 paru (4amasamy, "#1#). <. !tatus :iAi Penelitian Btjang (1991) bah*a penyakit tuberkulosis disebabkan oleh adanya sumber penularan (penderita) dan adanya orang1orang yang rentan dalam masyarakat. erentanan akan tuberkulosis ini terjadi karena daya tahan tubuh yang rendah yang disebabkan oleh giAi yang buruk, terlalu lelah, kedinginan, dan ,ara hidup yang tidak teratur. :iAi buruk akan menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menjadi rendah sehingga rentan terhadap penularan penyakit. '. 5nfeksi /58 !ekitar 1#6 individu yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis akan berkembang menjadi T0 klinis seumur hidup mereka. =amun, resiko yang lebih besar adalah pada individu yang imunosupresif, khususnya bagi mereka yang terkena infeksi /58. /58 akan merusak limfosit dan monosit, yang keduanya merupakan sel pertahanan primer untuk mela*an infeksi T0.

3& En(ironment )*ingkungan+ Cingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host (pejamu). 1. epadatan penghuni dalam satu rumah

!eorang penderita rata1rata dapat menularkan kepada "1( orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.+engurangi kepadatan penghuni dalam satu rumah merupakan salah satu tindakan yang dapat menurunkan risiko penularan tuberkulosis paru yang berkaitan dengan hygiene dan sanitasi lingkungan. +enurut %P/% (American !ublic "ealth Assosiation), salah satu syarat lingkungan rumah yang sehat yaitu jumlah kamar tidur dan pengaturannya disesuaikan dengan umur dan jenis kelaminnya. ;kuran ruang tidur anak yang berumur kurang dari lima tahun minimal ),$ mD, artinya dalam satu ruangan anak yang berumur lima tahun ke ba*ah diberi kebebasan menggunakan volume ruangan ),$ mD (1,$ > 1 >( mD) dan diatas lima tahun menggunakan ruangan 9 mD (( > 1 > ( mD). ;ntuk kamar tidur diperlukan minimum ( mE3orang. amar tidur sebaiknya tidak dihuni F " orang, ke,uali untuk suami istri dan anak diba*ah dua tahun. %pabila ada anggota keluarga yang menjadi penderita penyakit tuberkulosis sebaiknya tidak tidur dengan anggota keluarga lainnya. (=urhidayah, "##<). ". Pen,ahayaan ebutuhan ,ahaya matahari dalam rumah atau ruangan mutlak diperlukan, karena ,ahaya matahari selain berguna sebagai penerangan juga berguna mengurangi kelembaban dalam ruangan, membunuh kuman1kuman dan mengusir nyamuk (!anropie,19'9). uman tuberkulosis ,epat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dengan begitu ,ahaya matahari perlu dapat masuk ke dalam ruangan. ;ntuk mendapatkan ,ahaya matahari pagi se,ara optimal, sebaiknya jendela kamar menghadap ke ,ahaya matahari terbit dan luas jendela paling sedikit 1#1"#6 dari luas lantai. ebutuhan standar ,ahaya alam yang memenuhi syarat kesehatan untuk berbagai keperluan menurut Depkes 45 khusus untuk pen,ahayaan dalam rumah adalah &#11"# Cu> (/alim, "##$). (. 8entilasi

8entilasi rumah merupakan sarana untuk menjaga agar udara ruangan selalu segar dengan mengganti udara yang sudah terpakai dengan udara baru dari luar. Cuas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah 1#6 dari luas lantai ruangan dan tetap ditambah $6 dari ventilasi yang dibuka dan ditutup (jendela). +enurut !anropie, kelembaban udara agar dipertahankan antara )#1&#6 (/alim, "##$). ). 2enis Cantai Cantai rumah merupakan faktor risiko terjadinya penyakit T0 Paru.4isiko untuk menderita T0 Paru ( 1 ) kali lebih tinggi pada penduduk yang tinggal pada rumah yang lantainya tidak memenuhi syarat kesehatan. /al ini sesuai pendapat 7ahmi ("##$) yang menyatakan bah*a lantai tanah memiliki peran terhadap proses kejadian T0 Paru melalui kelembaban ruangan, karena lantai tanah ,enderung menimbulkan kelembaban. Cantai dari tanah perlu dilapisi dengan satu lapisan semen yang kedap air. 4umah dengan lantai tanah akan menyebabkan kondisi lembab, pengap, yang akan memperpanjang masa viabilitas atau daya tahan hidup kuman T0@ dalam lingkungan. Pada akhirnya akan menyebabkan potensi penularan T0@ menjadi lebih besar. $. 2enis Dinding Dinding rumah merupakan faktor risiko terjadinya penyakit T0. 4isiko untuk menderita T0 Paru & 1 < kali lebih tinggi pada penduduk yang tinggalpada rumah yang dindingnya tidak memenuhi syarat kesehatan. /al ini sesuai dengan hasil survei kesehatan lingkungan Dinas esehatan abupaten :unungkidul tahun "##) yang menyatakan bah*a dinding rumahyang tidak memenuhi syarat <#,&$6. Dinding rumah sebaiknya kering agarruangan tidak menjadi lembab. &. elembaban udara +enurut !anropie, kelembaban udara agar dapat dipertahankan antara )#1&#6 dengan temperature kamar ""o 1(#o @. kuman T0 paru

akan ,epat mati bila terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab (/alim, "##$). +enurut indikator penga*asan perumahan, kelembaban udara yang memenuhi syarat kesehatan dalam rumah adalah )#1&#6 dan kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah G )# 6 atau F &# 6 dengan suhu rumah yang memenuhi syarat kesehatan adalah antara "#1"$ H@, dan suhu rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah G "# H@ atau F "$ H@ (Depkes 45, "##'). , -e.ala Klinis Pasien Tuberkulosis :ejala utama pasien T0 paru adalah batuk berdahak selama "1( minggu atau lebih. 0atuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak ber,ampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan (Depkes 45, "##'). /& 0iagnosis Tuberkulosis Paru Diagnosis T0 Paru pada orang de*asa ditegakkan dengan ditemukannya kuman T0 (0T%). Pada program T0 =asional, penemuan 0T% melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya (Depkes 45, "##').

10

!uspek T0 Paru

Pemeriksaan dahak mikroskopis (!P! I !e*aktu J Pagi J !e*aktu)

/asil 0T% ??? ??1

/asil 0T% ?11

/asil 0T% 111

%ntibiotik =on1-%T

Tidak ada Perbaikan 7oto toraks dan Pertimbangan dokter

%da perbaikan

Pemeriksaan dahak mikroskopis

Hasil BTA +++ +++--__


:ambar 1. %lur Diagnosis T0 Paru !umber 9 Depkes 45, "##'

/asil 0T% 111

7oto toraks dan Pertimbangan dokter

1 Klasi2ikasi Tuberkulosis

a& Klasi2ikasi berdasarkan organ tubu3 4ang terkena5 1+ Tuberkulosis paru& 0ukan T0 T0 Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim) paru. tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus. 2+ Tuberkulosis ekstra paru& Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (peri,ardium), kelenjar limfe,

11

tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran ken,ing, alat kelamin, dan lain1lain. b& Klasi2ikasi berdasarkan 3asil pemeriksaan da3ak mikroskopis , yaitu pada T0 Paru9 1+ Tuberkulosis paru "TA positi2& a) !ekurang1kurangnya " dari ( spesimen dahak !P! hasilnya 0T% positif b) 1 spesimen dahak !P! hasilnya 0T% positif dan foto toraks dada menunjukkan gambaran tuberkulosis ,) 1 spesimen dahak !P! hasilnya 0T% positif dan biakan kuman T0 positif. d) 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah ( spesimen dahak !P! pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya 0T% negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non -%T. 2+ Tuberkulosis paru "TA negati2 asus yang tidak memenuhi definisi pada T0 paru 0T% positif. riteria diagnostik T0 paru 0T% negatif harus meliputi9 a) Paling tidak ( spesimen dahak !P! hasilnya 0T% negative b) 7oto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuber,ulosis ,) Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non -%T d) Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi pengobatan 6& Klasi2ikasi berdasarkan tingkat kepara3an pen4akit& 1+ T" paru "TA negati2 2oto toraks positi2 Dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. 0entuk berat bila gambaran foto toraks memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya proses #far advanced$), dan atau keadaan umum pasien buruk. 2+ T" ekstra7paru Dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu9

12

a) T0 ekstra paru ringan, misalnya9 T0 kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (ke,uali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal. b) T0 ekstra1paru berat, misalnya9 meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, T0 tulang belakang, T0 usus, T0 saluran kemih dan alat kelamin. d& Klasi2ikasi berdasarkan ri8a4at pengobatan sebelumn4a 1+ Kasus baru %dalah pasien yang belum pernah diobati dengan -%T atau sudah pernah menelan -%T kurang dari satu bulan () minggu). Pemeriksaan bisa positif atau negatif. 2+ Kasus 4ang sebelumn4a diobati Kasus kambu3 )Relaps+ %dalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan 0T% positif (apusan atau kultur). Kasus setela3 putus berobat )Default + %dalah pasien yang telah berobat dan putus berobat " bulan atau lebih dengan 0T% positif

Kasus setela3 gagal )Failure+ %dalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan. 3+ Kasus Pinda3an )Transfer In+ %dalah pasien yang dipindahkan keregister lain untuk melanjutkan pengobatannya.

13

4+ Kasus lain %dalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas, seperti yang tidak diketahui ri*ayat pengobatan sebelumnya, pernah diobati tetapi tidak diketahui hasil pengobatannya, kembali diobati dengan 0T% negatif (Depkes 45, "##'). 19& Pengobatan Tuberkulosis A& Tu.uan pengobatan Tuberkulosis 0ertujuan untuk menyembuhkan pasien, men,egah kematian, men,egah kekambuhan, memutus mata rantai penularan dan men,egah terjadinya resistensi kuman terhadap -%T. "& Pengobatan T" dengan strategi 0:TS -%T yang efektif telah ditemukan selama $# tahun. .alaupun begitu tetap saja kasus T0 tak kunjung berkurang dan masih menjadi masalah. Pengobatan standar jangka pendek yang direkomendasikan untuk mengobati T0 adalah pasien harus meminum obat dalam dosis dan aturan tertentu dan dalam jangka *aktu tertentu. 2ika pasien tidak patuh maka akan terjadi kekebalan terhadap obat. ;ntuk menghindari ketidakpatuhan berobat maka ./- dan 5;CTD merekomendasikan strategi D-T!. !trategi D-T! adalah strategi penanggulangan T0 paru nasional yang telah direkomendasikan oleh ./-, yang dimulai pelaksanaannya di 5ndonesia pada tahun 199$ (Caban, "##'). !trategi tersebut dilaksanakan di pelayanan kesehatan dasar di dunia untuk mendeteksi dan menyembuhkan pasien T0 (+ansjoer, "##1). Prinsip D-T! ini adalah pasien T0 harus mengambil obat diba*ah penga*asan langsung tenaga kesehatan atau sukarela*an yang ditunjuk (./-,"#11). !trategi D-T! mempunyai $ komponen, diantaranya adalah 9 1) omitmen politis dari para pengambil keputusan, termasuk dukungan dana .

14

") Diagnosa T0 dengan pemeriksaan dahak se,ara mikroskopik. () Pengobatan dengan panduan -bat %nti Tuberkulosis (-%T) jangka pendek dengan penga*asan langsung oleh penga*as +enelan -bat (P+-). )) esinambungan persediaan -%T jangka pendek dengan mutu terjamin. dan evaluasi program penanggulangan T0 (Depkes 45, "##'). & Paduan :AT Paduan 1) ") -%T yang digunakan oleh Program =asional Penanggulangan Tuberkulosis di 5ndonesia 9 ategori 1 9 "(/4KB)3)(/4)(. ategori " 9 "(/4KB)!3(/4KB)3$(/4)(B(. Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (/4KB) 1) Paduan -%T kategori11 dan kategori1" disediakan dalam bentuk paket berupa obat kombinasi dosis tetap (-%T1 DT). Tablet -%T DT ini terdiri dari kombinasi " atau ) jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu pasien. $) Pen,atatan dan pelaporan se,ara baku untuk memudahkan pemantauan

") Paket ombipak. %dalah paket obat lepas yang terdiri dari 5soniaAid, 4ifampisin, PiraAinamid dan Btambutol yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan -%T ini disediakan program untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang mengalami efek samping -%T DT. Paduan :AT dan peruntukann4a& a& Kategori71 )2'%;E< 4'3%3+

15

Paduan -%T ini diberikan untuk pasien baru9 L Pasien baru T0 paru 0T% positif L Pasien T0 paru 0T% negatif foto toraks positif L Pasien T0 ekstra paru Tabel 1. Dosis untuk paduan -%T DT untuk kategori1 Tahap 5ntensif 0erat 0adan (#1(< kg
('1$) kg

Tahap Canjutan ( kali seminggu selama 1& minggu 4/ (1$#31$#) " tablet " DT ( tablet " DT ) tablet " DT $ tablet " DT

tiap hari selama $& hari 4/KB (1$#3<$3)##3"<$) " tablet ) DT ( tablet ) DT ) tablet ) DT $ tablet ) DT

$$1<# kg
M <1 kg
!umber 9 Depkes 45, "##'

Tabel ". Dosis paduan -%T1 ombipak untuk kategori 1


Tahap Pengobatan Cama pengobatan Tablet 5soniaAid N(## mgr 5ntensif Canjutan " 0ulan ) 0ulan 1 " Dosis per hari3kali aplet Tablet 4ifampisin N)$# mgr 1 1 PiraAinamid N$## mgr ( 1 2umlah Tablet Btambutol N"$# mgr ( 1 hari3kali menelan obat $& )'

!umber 9 Depkes 45, "##'

b& Kategori 72 )2'%;ES< '%;E< !'3%3E3+ Paduan -%T ini diberikan untuk pasien 0T% positif yang telah diobati sebelumnya9 L Pasien kambuh L Pasien gagal L Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default) Tabel (. Dosis untuk paduan -%T DT kategori "

16

Ta3ap Intensi2 "erat "adan (#1(< kg


('1$) kg

Ta3ap *an.utan 3 kali seminggu %' )1!9<1!9+ = E )2,!+ !elama "# minggu " tablet " DT ? " tab Btambutol ( tablet " DT ? ( tab Btambutol ) tablet " DT ? ) tab Btambutol $ tablet " DT ? $ tab Btambutol

tiap 3ari %';E )1!9<,!<499<2,!+ = S !elama $& hari " tablet ) DT ? $## mg !treptomisin inj ( tablet ) DT ? <$# mg !treptomisin inj ) tablet ) DT ? 1### mg !treptomisin inj $ tablet ) DT ? 1### mg !treptomisin inj !elama "' hari " tablet ) DT ( tablet ) DT ) tablet ) DT $ tablet ) DT

$$1<# kg
M <1 kg

!umber 9 Depkes 45, "##'

Tabel ). Dosis paduan -%T ombipak untuk kategori "


Tahap pengobatan Cama pengo batan Tahap 5ntensif (dosis " bulan 1 Tablet 5soniaAid N(## mgr 1 1 1 1 ( ( aplet 4ifampisin N)$# mgr Tablet PiraAinamid N$## mgr Btambutol Tablet N"$# mgr ( ( Tablet N)## mgr 1 1 !trept omisin 5njeksi #,<$ gr 1 2umlah hari3 kali menelan obat $& "'

17

harian) Tahap Canjutan (dosis (> seminggu)

bulan ) bulan

"

"

&#

!umber 9 Depkes 45, "##'

L ;ntuk pasien yang berumur &# tahun ke atas dosis maksimal untuk streptomisin adalah $##mg tanpa memperhatikan berat badan. L ;ntuk perempuan hamil lihat pengobatan T0 dalam keadaan khusus. L @ara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aOuadest sebanyak (,<ml sehingga menjadi )ml. (1ml I "$#mg). a& :AT Sisipan )'%;E+ Paket sisipan DT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif kategori 1 yang diberikan selama sebulan ("' hari).

Tabel $. Dosis DT untuk sisipan "erat "adan (#1(< kg


('1$) kg

Ta3ap Intensi2 tiap 3ari selama 2/ 3ari %';E )1!9<,!<499<2,!+ " tablet ) DT ( tablet ) DT ) tablet ) DT $ tablet ) DT

$$1<# kg
M <1 kg
!umber 9 Depkes 45, "##'

Tabel &. Dosis -%T ombipak untuk sisipan

18

Tahap Pengoba tan Tahap 5ntensif (dosis harian)

Camanya Pengobatan

Tablet 5soniaAid N(## mgr

aplet 4ifampisin N)$# mgr 1

Tablet PiraAinamid N$## mgr (

Tablet Btambutol N"$# mgr (

2umlah hari3 kali menelan obat "'

1 bulan

!umber 9 Depkes 45, "##'

You might also like