Professional Documents
Culture Documents
Sebelah Selatan
: Samudera Hindia
Kabupaten Lebak juga dilalui oleh beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Ciujung yang bermuara di Laut Jawa, meliputi Sungai Ciujung, Cilaki, Ciberang, dan Cisimeut serta DAS Ciliman dan Cimadur yang bermuara d Samudera Indonesia, meliputi Sungai Ciliman dan anak sungainya, Sungai Cimadur, Cibareno, Cisiih, Cihara, Cipogar dan Cibaliung.
Tabel 2.1.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Lebak
No 1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Banjarsari Bayah Bojongmanik Cibadak Cibeber Cigemblong Cihara Cijaku Cikulur Cileles Cilograng Cimarga Cipanas Cirinten Curugbitung Gunung Kencana Kalanganyar Lebak Gedong Leuwidamar Maja Malingping Muncang
20 11 9 15 22 9 9 10 13 12 10 17 14 10 10 12 7 6 12 14 14 12
23 24 25 26 27 28
11 16 15 10 13 12 345
Keadaan topografi Kabupaten Lebak berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.1.3 .
Kelerengan Kabupaten Lebak berdasarkan lerengnya terbagi menjadibeberapa kelas, yaitu; 1. 0 2%, tersebar di bagian selatan, barat dan utara Kabupaten Lebak, 2. 2 5%, tersebar di bagian selatan, barat dan utara Kabupaten Lebak, 3. 5 15%, terletak di bagian tengah dan selatan kearah timur kabupaten Lebak, 4. 15 25%, terletak di bagian tengah dan selatan kearah timur kabupaten Lebak, 5. 25 40%, terletak di bagian timur kabupaten Lebak, 6. >40%, terletak di bagian timur kabupaten Lebak.
2.1.3.2 Morfologi Morfologi Kabupaten Lebak dapat dibagi menjadi; dataran, perbuk itan (landai, bergelombang, terjal) dan gunung/pegunungan. 1. 2. 3. 4. Dataran, tersebar di bagian, utara, barat dan selatan Kabupaten Lebak, Perbukitan landai, tersebar di bagian selatan dan utara kearah timur Kabupaten Lebak, Perbukitan bergelombang, terletak di bagian tengah dan selatan kearah timur Kabupaten Lebak, Perbukitan terjal, terletak di bagian tengah kearah timur Kabupaten Lebak
Geologi Geologi (jenis batuan) Kabupaten Lebak didominasi oleh Batuan Gunung Api Plistosen (26,42%), Batuan Sedimen Pliosen (17,01%) dan Batuan Gunung Api Pliosen (8,87%) sedangkanEndapan Undak Sungai merupakan jenis batuan yang paling sedikit di jumpai di Kabupaten Lebak.
4,736.53 Warunggunung Kab. Lebak 23,385.70 303,598.63 Sumber :Peta Hidrogeologi Provinsi Banten
2.1.3.6 Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Lebak di secara umum dominasi oleh kebun campuran, perkebunan (rakyat dan swasta), persawahan (irigasi dan tadah hujan).
Penduduk sebagai salah satu komponen dalam suatu sistem wilayah memiliki peranan yang penting sebagai subyek pelaku perubahan pemanfaatan rua ng melalui berbagai kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain sebagai pelaku perubahan ruang, penduduk juga merupakan pihak yang akan memperoleh manfaat dari upaya-upaya penataan ruang. Dengan demikian dinamika kependudukan memiliki peranan yang penting sebagai obyek maupun dalam dinamika perkembangan suatu wilayah. Sebagai subyek pembangunan, potensi sumber daya manusia digunakan sebagai ujung tombak untuk mempercepat peningkatan ke arah kehidupan yang lebih baik. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia, semakin cepat pulalah proses peningkatan itu terjadi. Sedangkan sebagai obyek pembangunan, sumber daya manusia perlu mendapat perhatian, karena pembangunan yang hanya bertujuan fisik saja, tanpa diiringi dengan mempersiapkan perangkat pendukungnya,hanya akan menimbulkan kesenjangan dalam kemajuan. Jumlah penduduk Kabupaten Lebak dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Sebagai landasan perencanaan pembangunan sanitasi di Kabupaten Lebak, perlu dibuat angka proyeksi untuk 4 tahun ke depan, dengan digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
Pt = Po (1+ r)
Di mana; Pt = Jumlah penduduk tahun ke t Po = Jumlah Penduduk awal r = rata rata pertumbuhan penduduk t = Waktu
No.
Nama Kecamatan
3,671 2,964 0,638 0,521 -4,048 -6,403 -2,479 -2,372 0,585 -7,658 -4,497 -2,165 0,545 -5,926 1,571 -4,353 -6,721 -13,628 -0,376 -0,892
-0,224 -0,041 0,040 -0,063 0,265 -0,011 -0,247 0,425 0,210 -0,279 0,445 -0,174 -0,490 -0,103 0,028 0,122 -0,415 0,155 0,085 -0,030
No.
No.
Nama Kecamatan
No.
No
A a.1 a.1.1 a.1.2 a.1.3 a.1.4 a.2 a.2.1 a.2.2 a.2.3 a.3 a.3.1 a.3.2 a.3.3 a.3.4 a.3.5 B b.1 b.1.1 b.1.2 b.1.3 b.1.4 b.1.5 b.1.6 b.1.7
Realisasi Anggaran
Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan daerah yang sah Dana Perimbangan (Transfer) Dana bagi hasil Dana alokasi umum Dana alokasi khusus Lain-lain Pendapatan yang Sah Hibah Dana darurat Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya Belanja (b1 + b.2) Belanja Tidak Langsung Belanja pegawai Bunga Subsidi Hibah Bantuan sosial Belanja bagi hasil Bantuan keuangan
Tahun 2009
814.408.786.431 71.557.966.631 7.531.500.000 38.579.193.000 2.290.085.671 23.157.167.960 685.229.878.000 40.962.688.000 576.191.190.000 68.076.000.000 65.550.000.000 4.000.000.000 22.050.000.000 19.500.000.000 20.000.000.000 884.755.439.332 479.114.000.782 473.059.433.554 331.600.667 16.945.000.000 10.720.500.000 13.500.000.000 -
2010
944.333.015.629 68.180.132.214 7.856.350 47.764.016.000 2.789.879.254 9.769.887.960 793.203.114.205 46.422.181.605 655.633.732.600 91.147.200.000 82.949.768.210 19.004.343.210 45.645.425.000 18.300.000.000 984.348.440.096 606.236.876.075 558.041.650.685 3.960.000.000 17.575.000.000 11.294.510.000 13.515.000.000 1.107.561.000
2011
1.162.706.526.956 89.906.414.000 10.169.500.000 67.511.000.000 3.473.255.000 8.752.689.000 852.694.232.226 44.134.123.506 737.431.808.720 71.128.300.000 220.105.880.730 28.993.971.730 164.361.909.000 26.750.000.000 1.244.944.770.609 671.217.745.914 610.643.909.114 1.351.504.705 23.400.569.000 14.505.700.000 13.500.000.000 1.061.058.000
2012
1.249.998.145.593 125.402.416.500 19.376.700.000 95.506.815.750 4.378.850.750 6.140.050.000 931.525.989.093 60.942.346.093 804.122.393.000 66.461.250.000 193.069.740.000 1.587.800.000 38.052.033.000 133.704.907.000 19.725.000.000 1.334.757.546.086 763.890.180.907 706.392.071.000 77.777.779 26.531.976.850 8.236.251.200 16.700.000.000 1.075.000.000
2013
1.395.160.161.723 123.840.370.600 18.201.700.000 94.089.170.600. 4.354.000.000 7.195.500.000 1.079.686.196.123 56.760.119.123 901.740.477.000 121.185.600.000 191.633.595.000 750.000.000 43.640.688.000 133.704.907.000 13.538.000.000 1.461.160.161.723 846.925.144.009 741.229.397.225 75.135.813.000 7.366.800.000 20.047.006.515 1.061.057.774
12.1 %
44,7 %
13,6 % 15,5 %
14,5 % 16,3 %
Surplus/Defisit Anggaran
Sumber : APBD tahun 2009,2010,2011,2012,2013 Keterangan : n = tahun penyusunan buku putih sanitasi
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Lebak Tahun 2009 - 2013 No
1 1.a 1.b 2 2.a 2.b 3 3.a 3.b 4 4.a 4.b 5 5.a 5.b 6 6.a
SKPD 2009
PU-CK Investasi operasional/pemeliharaan (OM) KLH Investasi operasional/pemeliharaan (OM) Kimtaru Investasi operasional/pemeliharaan (OM) Dinkes Investasi operasional/pemeliharaan (OM) Bappeda Investasi operasional/pemeliharaan (OM) Bapermas Investasi
Rata2 pertumbuhan
Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi (10/8) Sumber : Realisasi APBD tahun 2009 - 2013 diolah Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi
Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Lebak Tahun 2009 - 2013 No
1 2
Deskripsi 2009
Total Belanja Sanitasi Kabupaten Jumlah Penduduk
Rata-rata
1,203,680
Deskripsi 2009
PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) Pendapatan Perkapita Kabupaten (Rp.)
2.4
59 18 26 30 40 24 24 32 29 21 20 13 17 27
8 3 3 4 6 5 5 6 7 4 4 2 3 5
3 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1
8 2 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
7 4 1 51 6 0 9 3 8 3 7 8 10 5
8 5 7 13 9 14 4 9 1 5 4 1 4 7
1 3 5 5 4 3 2 3 2 2 0 0 3 6
12 31 27 43 18 20 15 32 24 32 22 35 43 27 761
2 5 6 7 4 4 4 5 4 9 6 8 11 6 146
0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 33
2 2 1 2 1 1 0 1 0 2 0 1 1 2 37
1 11 6 7 2 7 5 20 16 3 11 5 16 10 242
3 10 3 5 2 2 1 8 5 4 3 2 4 5 148
2 6 0 2 2 0 0 6 0 0 0 2 2 0 61
3.2
Kelembagaan
Penataan ruang memberikan dampak kepada seluruh penduduk, paling tidakpenduduk pada suatu wilayah perencanaan, sehingga penduduk atau masyarakat menjadi faktor kunci bagi kegiatan penataan ruang, dan sasaran dari manfaat yang akan dicapai. Selama ini upaya pengelolaan Penataan Ruang cenderung hanya dari atas (top down), bukan dari bawah, dengan melibatkan masyarakat, hal ini merupakan fakta, karena ketersediaan dana berada pada sistem anggaran pemerintah, begitu pula halnya dengan mekanisme penyeleng-garaannya. Keterlibatan masyarakat masih terbatas pada tahap pemenuhan persyaratan atau formalitas saja, dan kalau kemudian akan muncul keseragaman produk, itu karena mengabaikan keberagaman karakteristik wilayah maupun budaya masyarakat, sehingga produk tersebut kurang bisa memberi manfaat yang jelas untuk dapat dipedomani. Semestinya harus sudah dimulai bahwa proses penyelenggaraan penataan ruang dipandang sebagai proses demokratisasi, karenanya penataan ruang harus sudah dianggap dan merupakan hak seluruh warga masyarakat, karena langsung bersentuhan dengan kehidupan masyarakat. Pada era otonomi dan desentralisasi, memberikan ruang yang lebih leluasa kepada pemerintah daerah bersama masyarakat untuk menyelenggarakannya.
A. Organisasi Kelembagaan Penataan Ruang Berdasarkan UU nomor 26 Tahun 2007, disebutkan bahwa rencana tata ruang dibedakan atas (1) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, (2) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan, (3) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Ketiganya merupakan rencana tata ruang yang hierarkis artinya Rencana Tata Ruang wilayah Provinsi merupakan penjabaran Rencana Tata Ruang wilayah Nasional, dan Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kota merupakan penjabaran Rencana Tata Ruang wilayah Provinsi Daerah. Dengan demikian masing-masing memiliki kewenangan yang tidak sama. 1. Koordinasi Penataan Ruang di Daerah Tugas dan tanggungjawab koordinasi penataan ruang Kabupaten berada ditangan Bupati (pasal 13, Permendagri Nomor 50/2009). Operasional sehari-hari tugas Koordinasi dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) (pasal 14). Tugas BKPRD (pasal 14) adalah:
Susunan keanggotaan BKPRD adalah sebagai berikut (Pasal 13); Penanggungjawab Ketua Sekretaris Anggota : : : : Bupati dan Wakil Bupati Walikota dan Wakil Walikota Sekretaris Daerah Kepala Bappeda kebutuhan dan kemampuan daerah Dalam melaksanakan tugasnya BKPRD membentuk Sekretariat, Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang, dan Kelompok Kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Sekretariat BKPRD bertanggungjawab kepada Sekretaris BKPRD Kabupaten. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris Bappeda. Tugas Sekretariat BKPRD adalah: a) Menyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD Kabupaten; b) Menyusun jadwal dan agenda kerja BKPRD Kabupaten; c) Melakukan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan BKPRD Kabupaten; Kabupaten; e) f) Mengolah data dan informasi untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas BKPRD Kabupaten; Menyiapkan dan mengembangkan informasi tata ruang kabupaten; g) Menyiapkan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang kabupaten; dan d) Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan pada kelompok kerja dalam BKPRD
Tugas Pokok POKJA Perencanaan Tata Ruang a. b. c. d. Memberikan masukan kepada BKPRD Kabupaten dalam rangka pelaksanaan kebijakan penataan ruang kabupaten; Melakukan fasilitasi penyusunan rencana tata ruang dengan mempertimbangkan instrumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS); Melakukan fasilitasi penyusunan program dan pembiayaan dalam rangka penerapan rencana tata ruang; Melakukan fasilitasi pengintegrasian program pembangunan yang tertuang dalam rencana tata ruang dengan rencana pembangunan jangka panjang dan menengah; e. f. Menyiapkan bahan dalam rangka memperoleh persetujuan substansi teknis rencana tata ruang kabupaten; dan Menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam perencanaan serta memberikan alternatif pemecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD Kabupaten. 3. Kelompok Kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten
Susunan Keanggotaan
Tugas Pokok POKJA Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang Kabupaten: a. Memberikan masukan kepada Ketua BKPRD Kabupaten/Kota dalam rangka perumusan kebijakan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten; b. c. d. e. f. g. Melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan terhadap penegakkan peraturan daerah tentang rencana tata ruang; Melakukan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap penegakkan peraturan daerah tentang rencana tata ruang; Melakukan fasilitasi pelaksanaan pelaporan terhadap penegakkan peraturan daerah tentang rencana tata ruang; Melakukan fasilitasi pelaksanaan perizinan pemanfaatan ruang; Melakukan fasilitasi pelaksanaan penertiban pemanfaatan ruang; dan Menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang serta memberikan alternatif pemecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD Kabupaten.
BUPATI
WAKIL BUPATI SEKRETARIS DAERAH
KELOMPOK JAFUNG
ASSISTEN PEMERINTAHAN
BAGIAN ORTALA
BAGIAN KEUANGAN
TAHAN
SUB BAGIAN OTONOMI DAERAH SUB BAGIAN PRODUK HUKUM SUB BAGIAN KELEMBAGA AN
SUB BAGIAN PROD. DRH & KETAHANAN PANGAN SUB BAGIAN SARANA & PEMB. PEREK. RAKYAT SUB BAGIAN PEMB.PD & PERBANK DAERAH
SUB BAGIAN PEM.UMUM & PENINGKT KAPAS. KEC. KECAMATAN SUB BAGIAN ADM. PERTANAHAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK JAFUNG SUB BAG PROGRAM, EVALUASI & PELAPORAN SUB BAG KEUANGAN SUB BAG UMUM
Bidang.Perencanaa n Strategis
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG KEBERSIHAN
BIDANG KEBERSIHAN
UPTD
SEKRETARIAT
BIDANG
SEKSI PROGRAM DAN ANGGARAN SEKSI PENGENDALIAN DAN EVALUASI SEKSI PERENCANAAN TEKNIS
U P T D
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG
PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN, FARMASI DAN POM
BIDANG
PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN PENYAKIT & PENYEHATAN LINGKUNGAN
SEKSI
KESEHATAN KELUARGA
SEKSI
PEMBERANTASAN PENYAKIT
SEKSI
FARMASI DAN POM
SEKSI GIZI
SEKSI
SEKSI
PROMOSI KESEHATAN
SEKSI
SURVEYLAN & PENYEHATAN LINGKUNGAN
SEKSI
PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM
U P T D
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
KLP JAFUNG
KASUBAG KEUANGAN
KASUBAG UMUM
UPT
SEKRETARIAT
KASUBAG KEUANGAN
KASUBAG UMUM
SUBBIDANG SUMBER DAYA DESA DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SUBBIDANG PENINGKATAN KAPASITAS EKONOMI MASYARAKAT
UPT