You are on page 1of 6

Peperangan

Masa Kini

( The Battles Today )


Dr. Oliver Barclay

Dr. Oliver Barclay adalah anak lelaki sepasang misionaris (mereka melayani di Jepang). Ia pernah menjabat sebagai Presiden Cambridge Inter Collegiate Christian Union. Dari tahun 1945 sampai 1986, ia bekerja dengan Pelayanan Mahasiswa Inggris, menduduki beberapa posisi Sekretaris Mahasiswa, Sekretaris Alumni, Sekretaris Ilmuwan, Peneliti dan Sekretaris Jendral. Pada posisi yang terakhirlah Oliver memberikan kontribusi yang berarti bagi gereja di Inggris dan juga bagi dunia mahasiswa internasional. Ia menjabat sebagai Sekretaris Jendral sejak tahun 1963 sampai 1982. Ia adalah ketua Komite Eksekutif IFES dari tahun 1971 sampai 1979 dan kerinduannya yang utama adalah menantang rekan-rekan pemimpinnya untuk berpikir secara alkitabiah. Ia juga adalah seorang penulis dan editor yang terkenal.

Ketika generasi pemimpin yang pertama dalam suatu pergerakan hilang dan digantikan oleh generasi yang baru, secara pasti dan tidak terelakkan lagi, akan terjadi perubahan-perubahan. Bahayanya adalah bahwa perubahan-perubahan ini akan melemahkan hal yang benarbenar penting dan menuntun pada hilangnya visi yang jelas dari pergerakan tersebut. Ada banyak analogi dalam Alkitab yang memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat untuk situasi seperti ini.

Visi Mula-mula Ketika pelayanan ini pertama kali dimulai, visi mula-mulanya begitu jelas, yaitu Pekabaran Injil (termasuk misi) dan menghasilkan kesaksian yang didasarkan pada Alkitab. Ini adalah peperangan ganda. Yang pertama adalah untuk memper-tahankan iman yang telah disampaikan kepada orangorang kudus (Yudas 3); dan yang kedua adalah tugas penginjilan di lingkungan mahasiswa yang terbuka. Injil bukan hanya untuk dijelaskan dan dipertahankan, tetapi juga untuk diberitakan (Flp. 1:16-18). Kata yang menggambarkan
001600

peperangan ganda ini adalah Saksi. Saksi mengombinasikan saksi akan kebenaran Allah dalam hidup maupun dalam perkataan, dan saksi bagi mereka yang tidak percaya maupun bagi orangorang Kristen yang tidak memegang iman yang ortodoks. Engkau adalah saksi-Ku... adalah tema yang kuat dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Sebagai gerakan mahasiswa, kita adalah SAKSI. Hal ini dilihat dengan jelas oleh hampir semua orang pada awal pelayanan kita. Dalam perjalanan waktu, peperangan itu mungkin berubah dalam taraf tertentu. Tanggung jawab dan kesempatan penginjilan tetap sama, tetapi sering terjadi tantangan kecil yang jelas. Ada organisasi-organisasi penginjilan lain (dan umumnya yang percaya pada Alkitab) di ladang yang sama dengan kita. Tidak selalu mudah menemukan identitas kita dalam kaitannya dengan organisasi-organisasi ini. Pelayanan kita biasanya meluas dan tidak lagi mudah untuk bersatu sebagai sebuah kelompok orang-orang yang dikenal secara nasional sebagaimana yang terjadi pada tahap perintisan. Bagaimana seharusnya kita merespons situasi seperti ini? Sebuah Visi untuk Masa Kini Tujuan utama dari pelayanan ini sebenarnya cukup mendasar. Tidak ada

kebutuhan untuk mengubahnya. Bahkan sesungguhnya tidak seharusnya diubah. Adalah hal yang salah untuk menjadi pengganti gereja, atau membuat persekutuan atau penyembahan sebagai yang utama, karena kegiatan-kegiatan ini jelas dapat dinikmati paling baik dalam komunitas yang jauh lebih besar dari sekadar lingkungan mahasiswa. Dibutuhkan kepemimpinan yang dewasa dan disiplin, karena sangatlah mudah bagi generasi pemimpin yang baru untuk menciptakan ketidakpastian dengan mempertanyakan metode-metode, organisasi, dan prinsip-prinsip pelayanan mereka pada saat mereka benar-benar perlu menegaskan kembali konsep-konsep dasar tentang pelayanan. Metode-metode o rg a n i s a s i m u n g k i n berubah karena semakin besarnya organisasi dan adanya faktor-faktor lain. Akan tetapi, jika diskusi tentang struktur dan metode organisasi menjadi pusat utama, maka pengalihan perhatian dari kesederhanaan tujuan yang utama dan perselisihan antar staf mungkin akan terjadi. Ada sebuah kebutuhan untuk secara terus-menerus saling menolong seorang akan yang lain, supaya masingmasing pribadi merasakan getaran hak istimewa yang luar biasa sebagai saksisaksi Allah di ladang ini. Ada bahaya tertentu yang lain, di mana staf dan yang lain menjadi bosan karena

001700

penekanan ulang yang terus-menerus akan hal yang sama kepada generasi mahasiswa yang baru. Tantangannya adalah mampu melewati kembali ladang yang sama dengan cara-cara yang baru dan antusiasme yang terusmenerus. Sebagai gerakan mahasiswa, kita adalah SAKSI. Oleh karena itu, kita harus berjuang untuk menjaga hal-hal yang mendasar tetap mendasar dalam pelayanan kita. Selalu ada sebuah godaan ketika generasi baru bangkit, kelelahan akan hal-hal yang mendasar mungkin akan memberi kesempatan kepada antusiasme pemimpinpemimpin muda yang relatif kurang penting untuk berkembang menjadi terlalu penting dan mengalihkan perhatian. Pencarian akan visi yang baru yang lebih jelas dapat menjadi pencarian akan penekanan sekunder yang akhirnya menggantikan hal yang primer dan selalu primer. Alkitab sebagai penekanan yang utama sering kali terlalu sederhana dan mengganggu bagi beberapa orang! Peperangan Masa Kini Dalam kitab Hakim-hakim, kita diberitahu bahwa ketika bangsa Israel menjadi kuat, mereka tidak mengusir bangsa Kanaan seluruhnya sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah. Apa yang dianggap sebagai suatu yang sudah semestinya di masa awal penaklukan tidak lagi kelihatan mendesak ketika orang-orang di tanah tersebut berhasil ditundukkan. Bangsa

Israel menjadi jemu akan pepe-rangan dan tidak lagi menganggap hal tersebut penting karena mereka sudah kuat. Hal ini tepat sekali menggambarkan beberapa bahwa dalam sepanjang sejarah gereja dan pelayanan kita. Ketika kita berhasil, kita bisa merasa puas diri dan lupa untuk terus berjuang. Kita perlu bertanya pada diri kita sendiri secara berkala, Apa peperangan sejati yang harus dijalani hari ini? Kita harus menyerang musuh yang sebenarnya supaya kita tidak saling menyerang satu sama lain. Kita akan tetap bersatu dan menjadi gerakan yang kuat jika kita tahu apa yang kita perjuangkan. Kita harus dengan sungguh-sungguh memperta-hankan iman. Kita disatukan dengan berperang bagi Injilbagi kebenaran Alkitabiah dan bagi kehidupan melawan ketidaktaatan dan kompromi. Marilah kita mengenali hal-hal yang adalah musuh yang sebenarnya dari iman dan kehidupan yang konsisten pada masa kini. Apa godaan sebenarnya yang menjauhkan para mahasiswa dan alumni muda kita dari Kekristenan yang alkitabiah, atau meninggalkan iman sama sekali? Kita perlu bertanya pada diri kita sendiri secara berkala, Apa peperangan sejati yang harus dijalani hari ini? Siapa yang Berperang Kebijakan Musa dalam mendelegasikan tanggung jawab dan melatih Yosua, dan kebijakan Paulus dan Barnabas dalam bekerja dengan

001800

sebuah tim yang sebagian besar terdiri dari pekerja-pekerja muda, adalah teladan bagi kita. Salah satu kebijakan kunci kita haruslah memberikan tanggung jawab yang nyata kepada para pemimpin muda sehingga mereka bisa belajar dari kesalahan dan juga keberhasilan mereka. Banyak pelayanan mendapati bahwa mereka tidak melakukan ini. Akibatnya adalah jurang yang terlalu besar antara kelompok yang lebih tua dengan pemimpin-pemimpin baru yang masih muda dan kurang berpengalaman, karena kelompok yang kedua tidak mengenal perang (Hak. 3:2). Paulus menunjuk orang-orang yang masih sangat muda dalam iman sebagai penatua, supaya ia dapat berpindah ke ladang pelayanan yang lain. Kita tidak boleh mengabaikan hak orang muda untuk bertanggung jawab. Anggota staf yang baik dalam pelayanan mahasiswa selalu bekerja dengan mahasiswa untuk melatih mereka, bukan secara teori, tetapi dengan secara nyata melakukan pelayanan. Pelatihan yang terbaik adalah selalu pada saat bekerja. Dapatkah kita memberi tanggung jawab yang lebih besar kepada orang-orang yang lebih muda dan bekerja dengan mereka seperti yang Musa dan Paulus lakukan? Tentu saja selalu ada tempat bagi para senior untuk diajak berkonsultasi dan memberikan nasihat yang tidak

diminta pada waktu-waktu tertentu (surat-surat Paulus kepada Timotius dan Titus). Tetapi sampai generasi muda benar-benar merasakan tekanan tanggung jawab di pundak mereka dan terdorong untuk sungguh-sungguh berdoa dan mencari kehendak Allah dalam pelayanan, mereka tidak akan belajar menjadi pejuang yang baik. Kita perlu bertanya apakah generasi baru yang muncul akan mengerjakan hal yang sama baiknya pada giliran mereka. Jika tidak, sebagian mungkin karena kita tidak mengajar mereka untuk berjuang. Banyak pemimpin dalam pelayanan mahasiswa dan gereja, tidak pernah memahami dan merasakan keperluan yang nyata akan kebijakan alkitabiah sampai mereka mulai menghadapi masalah mereka. Sungguh luar biasa bagaimana pemimpin-pemimpin mahasiswa yang agak lemah bisa berubah setelah mereka memiliki tanggung jawab. Sampai generasi muda benarbenar merasakan tekanan tanggung jawab di pundak mereka dan terdorong untuk sungguh-sungguh berdoa dan mencari kehendak Allah dalam pelayanan, mereka tidak akan belajar menjadi pejuang yang baik. Menyesuaikan Tugas dengan Para Pelayan Adalah penting untuk memberikan kepada kelompok mana saja (panitia

001900

atau individual) tugas yang sesuai dengan kemampuan mereka. Meminta sekelompok pelayanan untuk mendiskusikan hal-hal yang entah terlalu tinggi atau terlalu rendah bagi mereka, akan menyia-nyiakan talenta mereka. Oleh karena itu, salah satu tugas kita adalah memberikan kepada mahasiswa dan pemimpin muda lainnya tugas yang sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Hal ini tidak berarti bahwa kita menghalangi rekan kerja kita mengembangkan kemampuannya. Melainkan adalah sesuatu yang melemahkan jika diminta untuk memberikan pendapat tentang sesuatu yang dimengerti; hal ini akan menimbulkan kecenderungan untuk merasa hanya sebagai stempel dari generasi yang lebih tua. Sama sia-sia dan melemahkannya jika hanya diminta untuk mengerjakan detaildetail yang hanya membutuhkan sedikit akal sehat. Hal ini tidak bermaksud mengabaikan pelatihan kepada mereka untuk memperhatikan detail dan belajar untuk mengerjakan secara efisien dan lengkap jika mereka telah menerima sebuah tugas. Kisah tentang Simson adalah sebuah pengingat konstan bahwa orang yang berbakat (dikarunia oleh Allah) tidak selalu kuat secara rohani. Perhatikan juga bahwa salah satu kualifikasi dari penatua dalam 1 Timotius adalah kehidupannya yang teruji. Kita harus waspada terhadap staf dan mahasiswa yang hanya pintar

dan berbakat, karena mereka bisa menipu kita. Kita membutuhkan orang yang berbakat, tetapi pertama-tama mereka harus dapat diandalkan secara rohani dan bersedia untuk menundukkan segala sesuatu pada ajaran Alkitab. Simson masa kini, akan lebih berpeluang untuk diberi kepercayaan, karena ia adalah atlet internasional, atau yang setara dengan itu, karena ia memiliki karunia akademis atau kepribadian. Tetapi, Simson ternyata lemah sepeti air dalam hal-hal yang paling penting. Terlalu Mudah untuk Bereaksi Berlebihan Jika salah satu masalah pemimpin yang belum teruji adalah bahwa mereka tidak berjuang cukup keras dan tidak menyadari perlunya berdiri teguh melawan Iblis dalam segala bentuknya, adalah sesuatu yang benar juga jika mereka bisa bereaksi berlebihan dalam cara yang akan menimbulkan masalah besar. Oleh karena itu, kepemimpinan yang lebih tua terkadang harus menahan antusiasme dari yang muda dan pada saat yang lain mendorong upaya mereka lebih teguh. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan menaati prinsip-prinsip Alkitabiah (Hak 1921). Kesimpulan Bahaya terbesar dalam hal visi dan kontinuitas pelayanan mahasiswa adalah kegagalan kita untuk menjaga hal-hal yang sederhana dan mendasar

002000

pada posisinya yang mendasar lainnya. Kita harus mengakui pada saat dorongan untuk doa pribadi dan yang sama bahwa budaya mahasiswa pemahaman Alkitab; penekanan pada secara luar biasa sama di segala zaman kehidupan sebagaimana doktrin; dan negara. Pertemuan doa mahasiswa pentingnya seluruh anggota kelompok dan pemahaman Alkitab adalah kita untuk hidup sebagai saksi; sifat penting. Tidak pernah ada pengganti dapat dipercaya dari para pemimpin, bagi doa pribadi dan pemahaman otoritas praktis Alkitab; kepastian kayu Alkitab. Di segala zaman, kesaksian salib. Yang kedua, kita harus bisa hidup yang hidup yang kudus beradaptasi dalam metode-metode (termasuk hidup bersama yang kudus) organisasi seluruh anggota kelompok telah sering kali menjadi demonstrasi kita untuk hidup sebagai saksi; dan yang pertama bagi orang-orang nonlain-lain. Kita tidak boleh hanya Kristen bahwa ini adalah pekerjaan meneruskan program karena program Allah. Ada beberapa pelajaran yang tersebut berhasil dalam generasi yang nyata untuk dipelajari dari sejarah sebelumnya; tetapi program-program gereja. Setiap ada pertumbuhan, ada tersebut harus memiliki bahaya bahwa ada tujuan-tujuan dasar orang yang salah Tidak pernah ada yang sama seperti masuk ke dalam pengganti bagi doa sebelumnya. kepemimpinan dan ada pribadi dan pemahaman b a h a y a u n t u k Kenyataan bahwa sesuatu baru atau dapat menurunkan standar Alkitab. diterima oleh budaya yang begitu jelas pada generasi yang baru, saat pelayanan itu tidak berarti bahwa itu akan berguna masih baru dan berjuang untuk eksisbagi kesaksian kita. Kita tidak boleh tensinya. Pelayanan yang dewasa akan hanya meneruskan program karena belajar dari masa lalu dan akan program tersebut berhasil dalam Memahami Waktu, melihat generasi yang sebelumnya; tetapi bagaimana Alkitab diaplikasikan pada program-program tersebut harus situasi kita masa kita. Pelayanan memiliki tujuan-tujuan dasar yang tersebut secara konsis-ten akan sama seperti sebelumnya. dibentuk oleh Firman Allah dan Jika kita menaruh kedua hal ini menerapkan Firman itu ada situasinya dalam pikiran, kita akan bisa yang berubah, dan bukan hanya belajar menghindari kehilangan prioritas di dari sosiologi, psikologi, atau ilmusatu sisi dan pemfosilan belaka dari ilmu dan gaya modern lainnya masa bentuk kehidupan yang lama di sisi kini.

002100

You might also like