You are on page 1of 48

Perhitungan Emisi dan Serapan GRK di Lahan Gambut dan Pertanian

Fahmuddin Agus, Maswar, Ai Dariah Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian Kementerian Pertanian Fahmuddin_agus@yahoo.com

Pelatihan Penghitungan Tingkat Emisi Referensi (Reference Emission Level, REL) Bogor, 17 Juli 2012

Cakupan diskusi
1. 2. 3. 4. PENDAHULUAN EMISI DAN SERAPAN DARI TANAH GAMBUT EMISI DAN SERAPAN DARI TANAH MINERAL EMISI DAN SERAPAN DARI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN MENJADI LAHAN PERTANIAN 5. EMISI DAN SERAPAN DARI PEMUPUKAN DAN SUMBER LAIN 6. EMISI DAN SERAPAN DARI PETERNAKAN 7. CONTOH PERHITUNGAN

1. PENDAHULUAN
Fungsi pertanian:
Ketahanan pangan Penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan Penyangga ekonomi di masa krisis ekonomi (contoh tahun 1998) Memelihara keindahan lansekap

Lahan pertanian merupakan sumber emisi, terutama dari perubahan penggunaan lahan dan pertanian di lahan gambut) Lahan pertanian berpotensi menurunkan tingkat emisi Sistem pertanian, terutama tanaman pangan semusim rentan terhadap pengaruh perubahan iklim Aspek adaptasi terhadap perubahan iklim perlu dikedepankan Mitigasi dapat dilakukan dalam kerangka sustainable land management

Sumber emisi/penyerapan CO2


(1) Perubahan cadangan C biomasa tanaman

0~250 t C/ha
CO2, CH4 & N2O (2) Kebakaran gambut

30-50 t C/ha

Pupuk N

N2O

(3) Dekomposisi gambut

60 cm

PRINSIP PERHITUNGAN EMISI


C= Data aktivitas * Faktor emisi C = ij Aij * [CijLB +CijDOM +CijSOILS]
C Aij CijLB = perubahan cadangan C [ton C/tahun] = Luas lahan dengan penggunaan lahan i yang berubah menjadi j [ha] = Perubahan cadangan C di dalam biomasa tanaman pada penggunaan lahan i yang berubah menjadi j, [ton C/ha] (nekromasa) [ton C/ha] CijSOILS = Perubahan cadangan C di dalam tanah [ton C/ha]

CijDOM = Perubahan cadangan C dalam tanaman yang mati

Pendekatan penetapan BAU


LU/LC spatial analysis

Cdangan C
-Biomasa tanaman -Necromasa -Tanah

Matriks transisi penggunaan lahan: Data aktivitas Kebijakan pemerintah


Proyeksi Penggunaan lahan: Data aktivitas Permintaan pasar

EF

Fluks

Emisi historis dan proyeksi emisi pada BAU Skenario mitigasi Emisi pada berbagai skenario RAD GRK Peraturan/undang -undang

2. EMISI DAN SERAPAN DARI TANAH GAMBUT


Lahan gambut Indonesia 14,9 Mha (Ritung et al. 2011)
http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_p hocadownload&view=category&id=29:peta-lahan-gambutindonesia-skala-1-250.000&Itemid=185

Lahan gambut semakin menjadi tumpuan pembangunan pertanian dan kehutanan Konversi untuk pertanian dan HTI meningkatkan emisi dari dekomposisi gambut.

Permasalahan Lahan Gambut saat ini Deforestation/Konversi Drainase, (untuk Pertanian/Perkebunan) Kebakaran

Kehilangan C (Emisi GRK)

Konsekwensi Logis Penggunaan Lahan Gambut


Isu Global Isu Lokal Pemadatan Perubahan Iklim +Pemanasan Global Subsidence C hilang Pertanian CO2 Dekomposisi

Lahan Gambut: Karakteristik, Drainase: muka air tanah Manajemen: (pemupukan, biomassa)

Proses emisi: Berawal dari pembukaan hutan dan drainase

Kisaran emisi dan serapan pada tanah gambut


Serapan (sequestration) hanya terjadi pada hutan gambut alami yang tidak terpengaruh drainase: ~ 0,1 0,3 cm /th = (0,001 sampai 0,003)m/th * 600 t/m/ha = 0,6-1,8 t C/ha/th = 2,2-6,6 t CO2/ha/th Emisi dari dekomposisi gambut yang didrainase: ~ 1 5 cm /th ~ 6 30 t C/ha/th ~ 22-101 t CO2/ha/th Emisi >> sequestrasi apabila lahan gambut didrainase.

Bagaimana cara menentukan emisi dari dekomposisi gambut


Cara langsung
o Tentukan perubahan cadangan C di dalam tanah (gambut) dan hitung C yang hilang emisi o Ukur fluks GRK

Cara tidak langsung


o Ukur subsiden gambut dan perkirakan rasio dekomposisi/subsiden o Ukuran ketebalan dan kematangan gambut dan tentukan perubahan C o Gunakan rumus/model

Pengamatan perubahan Cadangan C Lahan Gambut


Ambil contoh gambut (dengan bor gambut tipe setengah silinder dengan kapasitas 500 cm3) dari permukaan sampai dasar (batas dengan tanah mineral), misalnya sekali dalam 3 tahun.

Ukur/analisis: Ketebalan setiap lapisan Kadar Corg (atau kadar abu), dan Bulk Density (BD) Tentukan cadangan C = BD * Corg + ketebalan + luas Tentukan faktor emisi berdasarkan perbedaan cadangan C pada tahun 1 dan tahun 3 dibagi 3 tahun

Perubahan cadangan karbon dan emisi dari dekomposisi gambut?


Metode langsung: Tentukan perubahan cadangan karbon (Agus et al. 2011) Contoh: Pada tahun 2000 profil gambut sbb:
Lapisan (cm) 0-50 Ketebalan (m) 0.5 Volume tanah (m3/ha) BD (t/m3) Corg (t/t) Stock C (t/ha) 5000*0.15* 0.6 = 450

0.5*10000= 0.15 5000

0.60

50-100
100-150 150-350

0.5
0.5 2.0

5000
5000 20.000

0.12
0.10 0.11

0.55
0.58 0.58 Jumlah

330
290 1.276 2.346

Pada tahun 2010 profil menjadi:


Lapisan (cm)
0-50

Ketebalan (m)
0.5

Volume tanah (m3/ha)


0.5*10000= 5000

BD (t/m3)

Corg (t/t)

Stock C (t/ha)
305

0.19

0.61

50-100 100-150
150-340

0.5 0.5
1.9

5000 5000
19.000

0.13 0.10
0.11

0.54 0.58
0.58 Jumlah

351 290
1212 2158

Kehilangan selama 10 tahun = 2346-2159 = 188 t C/ha/ 10tahun = 18.8 tC/ha/tahun Emisi CO2 = 18.8 * 44/12 = 68.9 t CO2/ha/tahun

Pengukuran Fluks CO2


1. Pengukuran fluks GRK secara langsung (menggunakan IRGA)

Atau dengan Gas chromatography

Atau Eddy Covariance

Pengukuran penyusutan (subsiden) gambut

Diperlukan asumsi rasio Emissi/ subside?

Lubuk Ogong (00 22.330' N, 101 41,659' E), 70 cm subsiden dalam 9 tahun antara 2003-2012).
Photo: Maswar

Pengamatan Subsidence di Lapang


S

S = B-A Emisi = S * ESr * BD * Corg ESr = Rasio Emisi/Subsiden BD = Berat volume tanah =berat kering/volume Corg = kandungan C organik tanah = berat C/berat kering tanah

Kematangan dan ketebalan lapisan gambut (Agus et al. 2012)


Sifat Sapric (n = 404) 0.490.08 0.180.10 0.0820.032 Kematangan Hemic (n=1019) MeanSD 0.510.08 0.120.07 0.0600.028 Fibric (n = 789) 0.520.07 0.100.06 0.0480.024

Corg (t/t) BD (t/m3) Cv (t/m3)

Contoh
Lapisan (cm) 0-50 50-100 100-250 Kematangan S H F Vol tanah (m3) Cv (t/m3) 0.5 * 10000= 5000 5000 1.5000 0.082 0.060 0.048 Stock C (t/ha) 410 300 720

Jumlah

1430

Penggunaan rumus/model (misalnya Hooijer et al, 2006; 2010)

Setiap penambahan kedalaman drainase 10 cm, emisi meningkat 9.1 ton/ha/tahun

13 t CO2/ha/yr per 10 cm drainage depth

9.1 t CO2/ha/yr per 10 cm drainage depth

Drainage Depth vs CO 2 Emission

Modifikasi persamaan Hooijer (2010) berdasarkan Handayani (2010) dan Melling (2007): Emisi = 0.7 * 0.91 * kedalaman drainase (cm) [t CO2/ha/th] Jika kedalaman drainase = 60 cm Emisi = 0.7 * 0.91 * 60 cm kedalaman drainase = 38 t CO2/ha/yr Berlaku untuk kedalaman drainase antara 30-120 cm

Tabel EF1. Emisi dari tanah gambut menggunakan model Hooijer et al. 2010 yang dimodifikasi
PENGGUNAAN LAHAN
Hutan gambut primer Hutan gambut tebangan Karet rakyat Kelapa sawit HTI Tanaman campuran/Agroforest Belukar gambut Tanaman semusim Pemukiman Rumput/resam Sawah Pertambangan

Asumsi kedalaman drainase (cm)


0 30 50 60 50 50 30 30 70 30 10 100

Emisi CO2 (t/ha/th)


0 19 32 38 32 32 19 19 45 19 6 64

Emisi dari perkebunan sawit?


Mg CO2 ha-1 yr-1 20 -57 (average 38) Reference Fargione et al. (2008); Reijnders & Huijbregts (2008); Wicke et al. (2008); Murdiyarso et al. (2010); Murayama & Bakar (1996) ; Jauhiainen et al. (2001); Melling et al. (2005); Melling et al. (2007) ; Comment Keunggulan: Berdasarkan pengukuran fluks CO2 Mewakili berbagai lokasi. Lebih banyak unit penelitiannya Kelemahan: Kebanyakan penelitian jangka pendek. Sebagian penelitian tidak memisahkan antara respirasi akar dan dekomposisi. Keunggulan: Mudah digunakan, hanya memrlukan informasi kedalaman drainase Ringkasan dari berbagai penelitian fluks Kelemahan: Kurva mempunyai R2 rendah emisi CO2 berdasarkan penelitian fluks CO2. emissions fro several, scattered experiments using closed chamber measurement Based on peat subsidence measurement and assumed a constant emission/subsidence ratio. None involves direct measurement of the change in C stock (BD and Corg) .

0.7 * 0.91 * cm kedalaman drainase

Agus et al. (2010), berdasarkan Hooijer et al. (2010); Handayani (2010) and Melling 2007.

95 (Std Dev =21),

Page et al. (2011) reviewing Wsten et al. (1997); Delft Hydraulics (2006); Hooijer et al. (2010); Couwenberg et al. (2010); Hooijer et al. (2011)

Banyak faktor ketidak-yakinan. Penelitian dengan metode berbeda menghasilkan faktor emisi yang berbeda pula.

Catatan: Emisi dari kebakaran gambut


Kebakaran gambut dapat merupakan sumber emisi yang signifikan dalam waktu yang sangat singkat Pemodelan sulit dilakukan karena banyak dan kompleksnya faktor yang mempengaruhi. Monitoring merlukan pengukuran volume gambut yang terbakar, berat volume dan kandungan karbon gambut yang mengalami kebakaran Karena kerumitannya, emisi dari kebakaran gambut jarang dimasukkan dalam inventarisasi

Emisi dari kebakaran gambut


Tergantung apakah api membakar lapisan gambut atau tidak. Jika api membakar rata-rata 10 cm lapisan gambut yang
cadangan C-nya 600 t/(m.ha) maka:

Emisi ~ 10 cm/100 cm * 600 ~ 60 t C


~ 220 t CO2

Selain itu akan teremisi sejumlah CH4 dan N2O

Besarnya kehilangan karbon dari kebakaran lahan gambut, dapat dihitung dengan rumus:
Chlg = (BDtbk x KAtbr x V) (BDalm x KAalm x V) : KAgbh x %Cgbh Yang mana: Chlg = Karbon hilang BDtbk = Bulk density (BD) lahan terbakar BDalm = Bulk density (BD) lahan tidak terbakar KAtbk = Kadar abu lahan terbakar KAalm = Kadar abu lahan tidak terbakar V = Volume sampel KAgbh = Rata-rata kadar abu gambut awal dan biomasa vegetasi %Cgbh= Rata-rata kadar karbon gambut alami dan biomasa vegetasi

Konversi Karbon terbakar menjadi CO2

CO2 = C x 3,67

yang mana: CO2 = Jumlah gas CO2 akibat kebakaran gambut, C = Berat atau jumlah karbon yang hilang akibat terbakar, 3,67 = konstanta untuk megkonversi karbon menjadi bentuk CO2 (berdasarkan berat atom CO2 = 44 dibagi berat atom C = 12)

3. EMISI DAN SERAPAN DARI TANAH MINERAL


Sistem berbasis tanaman pangan cenderung menjadi sumber emisi Sistem pengelolaan tanah minimum dan sawah cenderung menyerap CO2

Faktor emisi tanah mineral


Perubahan cadangan relatif karbon tanah selama 20 tahun untuk lahan pertanian tropis (IPCC, 2006)
Penggunaan/pengelolaan lahan 20 tahun untuk tanaman semusim Iklim kering IPCC 2006 defaults 0.58 Error 61%

Iklim basah Pegunungan tropis


Sawah Tanaman pohon-pohonan Pengolahan tanah konvensional Pengolahan tanah minimum Tanpa olah tanah (TOT) Sistem Input rendah Input sedang Input tinggi tanpa pupuk kandang Input tinggi dg pupuk kandang

0.48 0.64
1.10 1.00 1.00 1.15 1.22 0.92 1.00 1.11 1.44

46% 50%
50% 50% N/A 6% 7% 14% NA 10% 13%

Emisi dari tanah mineral


Penggunaan lahan A tetap A
- Tanaman semusim = (1-0.48)/20 * Cawal * 44/12 (berlaku untuk 20 tahun) - Lahan sawah = (1-1.1)/20 * Cawal * 44/12 (berlaku untuk 20 tahun) - Tanaman tahunan (perkebunan) = 0 Penggunaan lahan A berubah menjadi B - Hutan menjadi bera pendek = (1-0.64)/10 * Cawal * 44/12 ~ Hutan tanaman semusim?? - Hutan menjadi bera panjang = (1-0.8)/10 * Cawal * 44/12 ~ Hutan tanaman tahunan??

Contoh soal:
Bila kandungan C tanah pada awal = 80 t/ha, berapakah emisi CO2/ha/tahun apabila menggunakan sistem pengolahan tanah konvensional dan berapa emisi bila menggunakan sistem tanpa olah tanah (TOT)? Jawab: Emisi pada sistem konvensional = (1-0,48)/20 *80 t C/ha/tahun = 2,08 t C/ha/tahun = 2,08 t C/ha/th *44/12 = 7,63 t CO2/ha/th Emisi sistem TOT: = {(1-0,8) + (1-1,22)} /20*80 t C/ha/tahun = {0,52-0,22}/20 * 80 t C/ha/tahun = 1,2 t C/ha/tahun = 4,4 t CO2/ha/th

Perubahan relatif cadangan C untuk perubahan penggunaan lahan di daerah tropis (IPCC, 2006)
Penggunaan/pengelolaan lahan Hutan alam- padang rumput Hutan perladangan berpindah dengan bera pendek Hutan -perladangan berpindah dengan bera panjang IPCC defaults
1 0.64 0.80

Error
50% 50%

Hutan bera pendek ~ hutan tanaman semusim Hutan bera panjang ~ hutan tanaman pohon-pohonan
T: Hutan dengan C tanah 120 t/ha berubah menjadi perkebunan karet, berapa emisinya? J: Emisi = (1-0.80)/20 * 120 t C/ha/th = 1.2 t C/ha/th = 4.44 t CO2/ha/th

4. EMISI DAN SERAPAN DARI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN MENJADI LAHAN PERTANIAN
Perubahan cadangan karbon (carbon stock difference) menggunakan time average C stock Peningkatan dan kehilangan karbon (carbon gain and loss) memerlukan kurva pertumbuhan (riap tanaman)

Simpanan C rata-rata di dalam biomasa tanaman pada beberapa sistem penggunaan lahan pada tanah mineral
PENGGUNAAN LAHAN Hutan primer Hutan sekunder Karet Kelapa sawit HTI Tanaman campuran

Belukar
Tanaman semusim Pemukiman Rumput/resam

Sawah
Pertambangan

Cadangan C Biomasa (t C/ha) 230 158 46 40 37.5 30 30 10 10 2 2 0

Emisi biomasa (t CO2/ha) 843 579 169 147 138 110 110 37 37 7 7 0

Perubahan cadangan C

Emisi Hutan primer tegalan ~ (230 10) t C/ha = (843-37) t CO2-e/ha = 806 t CO2-e/ha Emisi Lahan alang-alang perk karet = (7 169) t CO2-e/ha = - 162 t CO2-e/ha

Cadangan C pada nekromasa: jumlahnya relatif kecil, pengukurannya lama dan biaya mahal sering diabaikan

Cara pengukuran cadangan C nekromasa Pengukuran dan analisis C secara langsung (dianalisi kandungan C dan volume Ditaksir berdasarkan - Volume, - Tingkat pelapukan, - Perkiraan berat jenis kayu dalam keadaan utuh - Perkiraan kandungan C (sekitar 46-50% dari biomass)

5. SUMBER LAIN EMISI GRK


Parameter Kehilangan N dalam bentuk N2O dari pupuk N Gas N2O Default 0.04 Catatan Crutzen et al. (2008) 100 kg N ~ 4 kg N ~ 6.28 kg N2O ~ 1.9 t CO2-e (IPCC, 2006) (IPCC, 2006)

0.01 Sawah, tanpa ganangan <180 hari dan CH4 selalu terhgenang selama musim tanam, tanpa pemberian bahan organik (kg CH4/ha/hari) t CH4/ha/tahun Kelapa sawit Emisi CH4 dari Palm Oil Mill Effluent (POME) t CO2eq/t C terekstrak CO2-e dari prosesing dan transport, t CO2-e/t C GWP N2O = 296 GWP CH4 = 25 CH4 CO2 0.6 0.2 1.3 (0.82.2)

0.475

~12 t CO2-e/ha/tahun (Dewi et al. 2010?) (Dewi et al. 2010?)

CO2/C = 44/12 = 3.67 N2O/N = 44/28 = 1.57

6. EMISI DARI HEWAN TERNAK


Emisi CH4 dari sendawa (burb; enteric fermentation ) Emisi CH4 dari kotoran hewan

Emisi dari perternakan

CH4

CH4 + CO2 CO2

CH4

Fermentasi enterik hewan ternak (kg CH4/ekor/tahun) (IPCC, 2006)


Terenak Sapi perah Sapi lainnya Kerbau Domba Kambing Negara maju 61 47 55 8 5 Negara Berat badan berkembang 61 47 55 5 5
Produksi susu rata-rata 1650 kg/ekor/tahun Termasuk sapi multiguna

300 kg 65 kg Negara maju 45 kg- Negara berkembang 40 kg

Onta
Kuda
Error (30-50%)

46
18

46
18

570 kg
550 kg

Emisi CH4 dari kotoran hewan di Asia (kg CH4/ekor/tahun)


Ternak Sapi perah Sapi lainnya Babi Kerbau Cara pengelolaan kotoran Sekitar setengah dari kotoran sapi digunakan untuk biogas dan sisanya dikelola dalam keadaan kering. Sekitar 40% kotoran dikelola dalam keadaan basah Kotoran dikelola dalam keadaan kering dan disebar padang rumput EF untuk daerah tropis 31 1 7 2

Praktek perhitungan (lihat tabel excel)

Bacaan

http://www.worldagroforestry.org/sea/publication?do=view_pub_detail&pub_no=BK0135-09 http://www.worldagroforestry.org/sea/publication?do=view_pub_detail&pub_no=MN0051-11 http://www.worldagroforestry.org/sea/publication?do=view_pub_detail&pub_no=MN0050-11

http://www.ipccnggip.iges.or.jp/public/2006gl/vol4.htm

You might also like