Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Rowland Bismark Fernando Pasaribu1
ABSTRACT
This study examines empirically the Fama and French three factor model of
stock returns using Indonesian data over the period 2003-2006. Specifically, it
examines the behavior of stock prices, in relation to size (market equity, ME)
and book-to-market ratio. The major objective of this study is to provide
evidence that would contribute to the effort of explaining the 3FM in an
emerging market. Our findings reveal a significant relationship between
market, size and book-to-market equity factors and expected stock returns in
the Indonesian market. The empirical results confirm that even the Fama and
French (1993) three factor model holds for the Indonesian Stock Exchange and
more robust than CAPM in non-financial stock, in portfolio level still result
bad performance .
Keywords: CAPM, Fama and French Three Factor Model, Expected Return, Market
Capitalization, Book-to-Market Ratio, Coefficient of Determination
1
Email: rowland.pasaribu@gmail.com
2
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
PENDAHULUAN
Masyarakat selalu mencari alat-alat baru atau teknik yang lebih baik
untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan hasil yang lebih baik.
modal dan mengukur kinerja portofolio sejak era 70-an. Di tahun 1990-an,
Fama dan French menunjukkan bahwa CAPM tidak akurat dan mereka
mengusulkan model tiga faktor yang lebih baik sebagai model asset pricing.
untuk mengetahui secara implisit pada level praksis perihal kedua model
asset pricing tersebut. Hasil survei yang dilakukan Graham dan Harvey (2001)
(2004) melakukan survei yang sama untuk 313 perusahaan di kawasan Eropa
dan menyatakan bahwa secara rata-rata 45% para CFO perusahaan masih
tiga faktor seperti yang diklaim oleh Fama dan French (2004) lebih baik
dibanding CAPM? Terdapat banyak jawaban mengenai hal ini. Para praktisi
mungkin tidak mengetahui model tiga faktor; atau tidak efektif untuk
model tiga faktor tidak banyak membantu dan tidak selalu lebih baik
dibandingkan CAPM.
3
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
premi expected risk dalam suatu aset dengan risiko sistematik-nya atau beta
dapat dijelaskan oleh beta pasar. Kalau CAPM benar, maka model ini
Sejumlah hasil empiris termasuk Black et.al (1972) serta Fama dan
MacBeth (1973) mendukung CAPM. Black et.al (1972) menguji CAPM dengan
time series pada excess return to beta (ERB) adalah nol. CAPM juga
keseluruhan dijelaskan oleh perbedaan dalam beta pasar. Pengujian lain yang
tertentu lainnya dari suatu saham yang tidak berhubungan dengan beta pasar
tambahan tersebut adalah beta pasar kuadrat dan residual varian hasil regresi
4
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
tingkat pengembalian.
adalah: rasio E/P, size, leverage, dan rasio B/M. Basu (1977) menunjukkan
pengembalian pada saham dengan rasio E/P yang tinggi lebih besar
estimasi CAPM. Saham kelompok ini memiliki koefisien beta dan rata-rata
pasar yang besar, tapi nilai keduanya masih lebih tinggi dibanding hasil
estimasi CAPM.
5
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
saham dengan nilai rasio D/M yang tinggi memiliki tingkat pengembalian
yang relatif tinggi terhadap beta pasar-nya. Fama dan French (1992)
menyatakan temuan awalnya: saham dengan rasio B/M yang tinggi memiliki
rata-rata tingkat pengembalian yang tinggi yang tidak dijelaskan oleh beta-
mengkonfirmasi bahwa size, rasio E/P, DER, dan rasio B/M memiliki daya
bahwa beta pasar itu sendiri tidak memiliki daya penjelas yang signifikan
French (1993) berpendapat bahwa meski size dan rasio B/M bukan
tinggi pada portofolio saham dengan size yang rendah dan rasio B/M yang
tinggi merefleksikan state variabel lain yang tidak teridentifikasi oleh beta
6
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
pasar dan menunjukkan harga dari risiko yang tidak terdiversifikasi dalam
Fama dan French (1993, 1996) mengusulkan model tiga faktor untuk
excess-return pada portofolio saham dengan size yang kecil atas portofolio
saham dengan size besar, dan excess-return pada portofolio saham dengan
rasio B/M yang tinggi terhadap portofolio saham dengan rasio B/M yang
rendah. Fama dan French (1996) berpendapat bahwa hasil empiris pada
portfoli yang dibentuk berdasarkan size dan rasio B/M menunjukkan bahwa
secara rata-rata kesalahan absolut pricing pada CAPM cukup tinggi (3-5 kali)
asset pricing (CAPM dan 3FM) dan mereka tidak mengubah posisi
superioritas atas model 3FM. Bahkan mereka (Fama dan French, 1993, 1996)
risiko atau premi distress. Saham emiten dengan size kecil dan rasio B/M yang
Penelitian mengenai model asset pricing tiga faktor (model Fama dan
7
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
(Banz, 1981), earning yield (Basu, 1977 dan 1983), leverage (Bhandari, 1988) dan
Rosenberg et al. 1985; Chan, et al. 1991). Secara umum, telah ditemukan suatu
hubungan positif antara tingkat pengembalian saham dan earning yield, arus
kas yield dan rasio B/M serta hubungan negatif antara tingkat pengembalian
saham dan ukuran perusahaan. Secara khusus, Basu (1977, 1983), Banz (1981),
Reinganum (1981), Lakonishok dan Shapiro (1986), Kato dan Shallheim (1985)
dan Ritter (2003), melakukan studi empiris mengenai pengaruh earning yield
8
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
Ukuran perusahaan dapat menjadi proksi untuk risiko kelalaian dan B/M
dapat menjadi indikator pada prospek relatif perusahaan. Tidak sama dengan
model CAPM, model Fama dan French bukan suatu model keseimbangan.
Belum ada teori yang mengatakan apa yang memunculkan faktor SMB dan
HML. Sebagaimana pendapat Cochrane (1996 dan 2001) bahwa model asset-
karena model ini tetap meninggalkan pertanyaan yang tak terjawab perihal
9
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
penjelasan untuk faktor ukuran perusahaan (SMB) dan rasio B/M (HML)
dalam 3FM dan terutama mengapa saham dengan rasio B/M yang tinggi
proksi untuk loading perusahaan atas faktor risiko yang memiliki harga
memiliki rasio B/M yang tinggi dan ukuran perusahaan yang kecil
dengan cara yang adalah suggestive dari suatu faktor risiko yang umum.
Kedua, mereka menemukan bahwa loading atas faktor biaya nol portofolio
Pendek kata, mereka membantah bahwa asosiasi antara karakteristik ini (size,
10
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
baik dan terlalu pesimis mengenai perusahaan yang belum berprestasi. LSV
juga saham dengan rasio B/M yang rendah lebih menarik daripada saham
dengan rasio B/M yang tinggi dan karenanya menarik investor naïve yang
dari saham-saham ini. Penelitian LSV ini didukung oleh Gregory et al. (2003)
untuk negara Inggris, Bundo (2006), Rogers dan Sekurato (2007) untuk negara
Brazil.
model tiga faktor yang didukung oleh hal berikut: i) Membantah bahwa sejak
harga rasional saham adalah potongan harga dari tingkat penghasilan masa
depan yang diharapkan (arus kas bersih), dan kalau faktor resiko ukuran
harga saham yang tidak diharapkan) adalah hasil pada pricing rasional maka
B/M; ii) Jika tentu saja ukuran dan rasio B/M dihubungkan dengan
profitabilitas, maka hal tersebut menyatakan bahwa ada suatu faktor yang
terkait dengan ukuran dan rasio B/M dalam variabel fundamental yang
ukuran perusahaan dan rasio B/M dalam tingkat pengembalian; iii) Fakta
11
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
perusahaan dan rasio B/M di dalam earning adalah sumber faktor yang
perusahaan.
Mereka juga menunjukkan bahwa hal nilai rata-rata negatif koefisien ukuran
perusahaan tumbuh.
12
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
Pada sisi lain, Daniel dan Titman (1997), menemukan bukti bahwa
premi tingkat pengembalian pada saham dengan kapitalisasi yang kecil dan
rasio B/M yang tinggi tidak muncul karena co-movement pada saham-saham
ini dengan faktor yang bersifat pervasive. Hal tersebut adalah lebih kepada
adalah bertentangan dengan dalil Modigliani dan Miller (1958), maka jika kita
Lebih dari itu, Daniel et.al (2001) menolak model tiga faktor Fama dan French
untuk kasus negara Jepang, tetapi gagal untuk menolak model karakteristik.
13
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
daya penjelas yang cukup bagus. Secara statistik tidak ada superioritas antara
model yang satu dengan yang lainnya dalam hal kinerja kedua model. Tapi
hal ini dibantah oleh Bundoo (2006), Rogers dan Securato (2007), bahwa
baik dalam menjelaskan pengaruh ukuran perusahaan dan rasio B/M dan
emiten.
Penggunaan proksi ukuran perusahaan dan rasio B/M dalam model asset
14
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
METODOLOGI PENELITIAN
1. Data
emiten non-finansial yang berupa (harga saham, market value, dan book value)
periode bulanan, IHSG, dan SBI-1 Bulan periode 2003-2006, sehingga data-
data yang diperlukan oleh dalam penelitian ini merupakan data historis.
hhtp://www.jsx.co.id.
2. Formasi Portfolio
ukuran perusahaan dan rasio B/M sesuai dengan hasil penelitian Fama dan
kapitalisasi pasar kurang dari nilai median dianggap sebagai emiten dengan
kapitalisasi pasar yang kecil dan sebaliknya mereka yang lebih besar dari
dalam dua kategori yang didasarkan nilai median keseluruhan sampel per
15
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
tahun yaitu kategori B/M tinggi dan kategori B/M rendah. Sampel yang
memiliki nilai Book value equity (BE) negatif tidak diikutsertakan dalam
cap-High B/M), B/H (Big mkt cap-High B/M), S/L (Small mkt cap-Low
3. Uji Hipotesis
Dimana:
Ri(t) - Rf(t) = nilai rata-rata excess return dikurangi risk free rate periode ke t
Rm (t) – Rf(t) = excess return portfolio pasar untuk periode ke t
SMB(t) = return portfolio SMB ; (S/L + S/H) – (B/L + B/H) periode ke t
HML(t) = return portfolio HML ; (S/H + B/H) – (S/L + B/L) periode ke t
b, s, dan h = Koefisien regresi
Dengan menggunakan model regresi, akan dilakukan uji t-parsial pada model
Fama dan French tiga faktor dan CAPM (hanya faktor pasar yang dimasukkan
16
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
terdiri dari dua komponen yaitu resiko yang timbul akibat fluktuasi pasar
dan risiko yang muncul dari fluktuasi unik sekuritas individual dari suatu
fluktuatif relatif terhadap risiko pasar (Sharpe, Alexander dan Bailey, 1999).
Semakin tinggi nilai positif rasio Treynor, makin baik kinerja portofolio.
investasi Reksa Dana pada tahun 1968. Metode Jensen mengukur kinerja
berikut:
17
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
αρ : Jensen Alpha
Rp : Return Portfolio
Rf : Risk Free Rate
Βp : Beta Portfolio
Kinerja dari portfolio dapat dilihat dari nilai alpha, dimana bila alpha bernilai
kinerja pasar.
c) Indeks Sharpe
koefisien indeks yaitu, Indeks Sharpe dan Indeks Treynor. Pengukuran dengan
metode indeks Sharpe, didasarkan pada apa yang disebut premi risiko atau risk
rata-rata portofolio dan investasi bebas resiko (risk free asset). Indeks Sharpe
mengukur risk premium yang dihasilkan dari setiap unit risiko yang ada.
berikut:
Sj = (Ri - Rf ) / σj
dimana:
Sj = Indeks Sharpe
Rj = return rata-rata portofolio j selama jangka waktu pengukuran
Rf = return rata-rata aset bebas risiko selama jangka waktu pengukuran
σj = standar deviasi portofolio j selama jangka waktu pengukuran
18
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
HASIL EMPIRIS
Statistik Deskriptif
Pada sub bagian ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif tingkat
kriteria kapitalisasi pasar dan rasio B/M: S/H (Small mkt cap-High B/M),
B/H (Big mkt cap-High B/M), S/L (Small mkt cap-Low B/M) dan B/L (Big
tingkat pengembalian terendah adalah portofolio S/H (-7,62%) dan S/L. Hal
ini tampaknya kurang sesuai dengan pernyataan Fama dan French (1996)
pasar yang rendah dan rasio B/M yang tinggi memiliki probabilitas distress
yang tinggi karena untuk portofolio dengan kapitalisasi yang kecil tapi rasio
19
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
1. Uji Hipotesis
Pertama, akan diuji apakah model tiga faktor Fama dan French cukup
portfolio saham. Hasil uji t menunjukkan bahwa koefisien faktor resiko Rm-
Rf, SMB, dan HML secara statistik signifikan pada signifikansi level 5% di
portofolio S/H. Faktor SMB hanya signifikan pada portofolio S/H dan B/H.
S/L dan S/H. Secara keseluruhan adjusted R² pada model 3FM (10%-44%)
(Charitou dan Constantinidis, 2004; Bundoo, 2006; Rogers dan Securato, 2007)
20
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
diharapkan lebih baik daripada model asset pricing CAPM. Untuk menguji
mana diantara dua variable independent; SMB, dan HML yang lebih powerful
variabel HML. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Charitou dan
besar. Penelitian ini mendukung penyataan Fama dan French (1992) yang
hanya mendominasi daya menjelaskan factor B/M (HML) pada saat menguji
21
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
faktor pasar masih lebih baik itu bila dipadukan oleh faktor ukuran
(Small Size dan Big-Size) dan rasio B/M (Low B/M dan High B/M) sebagai
indek negatif pada periode 2003 dan 2004 sedangkan untuk dua periode
22
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
juga halnya dengan kinerja portofolio yang mengacu kepada rasio B/M (Low
B/M dan High B/M), bahkan kinerja portofolio high B/M selalu memiliki
yang terbentuk dari intersection antara size dan rasio B/M, yakni portofolio
S/H, S/L, B/H, dan B/L. Kecuali portofolio S/L yang baru tahun 2006
negatif pada tahun 2003. Tapi angka indeks yang positif ini belum bisa
indeks yang positif. Hasil indeks Treynor ini masih harus diperbandingkan
dari nilai alpha; dimana bila alpha bernilai positif berarti menunjukkan
kinerja portofolio yang lebih tinggi daripada kinerja pasar. Dari hasil
23
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
sistematisnya yang disatu sisi berfungsi sebagai multiplier pada kinerja pasar.
seluruh portofolio masih tinggi selama periode penelitian. Atau dengan kata
Dari hasil evaluasi dengan tiga alat ukur dapat diperoleh informasi
bahwa aspek kapitalisasi pasar dan rasio B/M emiten, tidak serta merta
konsensus perihal accepted risk yang reliable versus tingkat pengembalian yang
diharapkan.
24
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
Kesimpulan
yang terbentuk dari model tiga faktor dengan alat ukur indeks-Sharpe, indeks
disimpulkan bahwa secara umum, model asset pricing Fama dan French lebih
25
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
Keterbatasan Penelitian
Implikasi
komprehensif.
(Earning to Book Value), PSR (Price to Sales Ratio), rasio P/B, rasio PER.
26
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
REFERENSI
Basu, S. 1977. Investment Performance of Common Stocks in Relation to Their
Price-Earning Ratios: A Test of the Efficient Market Hypothesis. Journal
of Finance, 12: 129-156.
Basu, S. 1983. The relationship between earnings yield, market value, and
return for NYSE common stocks: Further evidence. Journal of Financial
Economics 12, 129-156.
Banz, Rolf W. 1981. The Relationship Between Return and Market Value of
Common Stock. Journal of Financial Economics. Vol. 9, pp. 3-18.
Barber, Brad M. and John D. Lyon. 1997. Firm size, book-to-market ratio and
security returns: A holdout sample of financial firms. Journal of Finance,
Vol. LII, No 2.
Bhandari, L. 1988. Debt/Equity Ratio and Expected Common Stock Returns:
Empirical Evidence. Journal of Finance, 43: 507-528.
Black, Fisher. 1972. Capital Market Equilibrium with Restricted Borrowing.
Journal of Business 45: 444-455.
Bundoo, Sunil K. 2006. An Augmented Fama and French Three-Factor Model:
New Evidence From An Emerging Stock Market. Department of
Economics & Statistics, University of Mauritius. Reduit, Mauritius.
Chan L., Hamao Y., dan Lakonishok J. 1991. Fundamentals and Stock Returns
in Japan. Journal of Finance, Vol. XLVI, No 5.
Charitou, Andreas dan Eleni Constantinidis. 2004. Size and Book-to-Market
Factors in Earnings and Stock Returns: Empirical Evidence for Japan.
Department of Business Administration, University of Cyprus.
Cochrane, J. H. 1996. A Cross-Sectional Test of an Investment Based Asset
Pricing Model. Journal of Political Economy 104, 572-621.
Cochrane, J. H. 2001. Asset Pricing. Princeton University Press.
Daniel K., Titman S. 1997. Evidence of the Characteristics of Cross Sectional
Variation in Stock returns. Journal of Finance, Vol. 52, No. 1,1-33.
Daniel K., Titman S., dan K. C. Wei J. 2001. Explaining the Cross-Section of
Stock Returns in Japan or Characteristics. Journal of Finance, Vol. LVI,
No. 2.
Fama, Eugene F, dan Kenneth R. French. 1992. The cross section of expected
returns. Journal of Finance, Vol. XLVII, No. 2.
Fama, Eugene F., dan Kenneth R. French. 1993. Common risk factors in the
returns on stocks and bonds. Journal of Financial Economics 33, 3-56.
27
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
Fama, Eugene F., dan Kenneth R. French. 1995. Size and Book-to-Market
Factors in Earnings and Returns. Journal of Finance, Vol. L, No.1.
Fama, Eugene F., dan Kenneth R. French, 1996. Multifactor explanations of
asset pricing anomalies. Journal of Finance, Vol. 51, No.1, 55-84.
Fama, Eugene F., dan Kenneth R. French. 1998. Value versus Growth: The
International Evidence. Journal of Finance, Vol. 53, No. 6.
Fama, E. and MacBeth, J. 1973. Tests of the Multiperiod Two-Parameter
Model. Journal of Financial Economics, Vol. 1, 43-66.
Graham, J.R dan Harvey, C.R. 2001. The theory and practice of corporate
finance: evidence from the field. Journal of Financial Economic 60, 187-24.
Gregory A., Harris R., Michou M. 2003. Contrarian investment and
macroeconomic risk. Journal of Business Finance and Accounting, 30(1) &
(2), 0306-686X.
Jones, Charles P., 2000, Investments: Analysis and Management, 7th Edition,
John Wiley & Sons Inc., New York.
Kato, K., and J. Shallheim. 1985. Seasonal and Size anomalies in the Japanese
stock market. Journal of Financial and Quantitative Analysis 20, 243-260.
Knez, P., dan M. Ready. 1997. On the robustness of size and book-to-market
in cross-sectional regressions. Journal of Finance, Vol. LII, No. 4.
Kothari S. P., Shanken J., dan Sloan G. 1995. Another look at the cross-section
of expected stock returns. Journal of Finance, Vol. L, No. 1.
Lakonishok, Josef and Alan C. Shapiro. 1986. Systemaitc Risk, Total Risk, and
Size as Determinants of Stock Market Returns.” Journal of Banking and
Finance. 10:1, pp. 115-132.
Lakonishok J., Shleifer A. and Vishny R. 1994. Contrarian investment,
extrapolation, and risk. Journal of Finance, 49, 1541-1578.
Liew, J., Vassalou, M. 2000. Can book-to-market, size and momentum be risk
factors that predict economic growth? Journal of Financial Economics, 57,
221-245.
Lintner, John. 1965. The valuation of risk assets and the selection of risky
investments in stock portfolios and capital budgets, Review of
Economics and Statistics 47, 13-37
Maroney N., Protopapadakis A. 2002. The Book-to-Market and Size Effect in a
General Pricing Model: Evidence from Seven National Markets.
European Finance Review, 6: 189-221.
Modigliani, Franco, and Merton H. Miller, 1958, The cost of capital,
corporation finance, and the theory of investment, American Economic
Review 48, 261-297.
28
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
Qi, Howard. 2004. An Empirical Study Comparing the CAPM and the Fama-
French 3-Factor Model. SSRN Papers – Id556671.
Reilly K.F. and Brown C.K., 2000, Investment Analysis and Portfolio
Management, The Dryden Press, USA.
Reinganum, Marc R. 1981. A New Empirical Perspective on the CAPM.
Journal of Financial and Quantitative Analysis. 16:4, pp. 439-462.
Ritter, Jay R. 2003. Investment banking and securities issuance, Handbook of
the Economics of Finance, (edited by George M. Constantinides, Milton
Harris, and Rene Stulz), Elsevier Science B.V.
Rogers, Pablo dan José Roberto Securato. 2007. Comparative Study of CAPM,
Fama and French And Reward Beta Approach In The Brazilian Market.
SSRN Papers – Id1027134.
Rosenberg, B., Reid, K. and Lanstein, R. 1985. Persuasive evidence of market
inefficiency. Journal of Portfolio Management 11, 9-17.
Sharpe, William F. 1964. Capital asset prices: A theory of market equilibrium
under conditions of risk. Journal of Finance 19, 425-442.
Stattman, Dennis. 1980. Book Values and stock returns, The Chicago MBA: A
Journal of Selected Papers 4, 25-45.
Strong N., Xu X., 1997. Explaining the cross-section of UK expected stock
returns. British Accounting Review, 29, 1-23.
Vassalou, M. 2000. News related to future GDP Growth as a Risk Factor in
Equity Returns. Columbia Business School, Working Paper.
29
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
2004
30
Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol. 9, No. 1, Februari 2009 (1-12)
ISSN: 1412 – 0852
2006
31