Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Berdasarkan Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan
oleh Pemerintah RI (1999) dan Keluarga Sejahtera 2013 oleh Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), maka bidan yang bergabung dalam
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di seluruh Indonesia merasa terpanggil dan
prihatin atas kesehatan kondisi ibu dan anak belum baik, yaitu Angka Kematian
Ibu (AKI) sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi
(AKB) sebesar 50 per 100.000 kelahiran hidup. Penurunan yang dirasakan
sangat lambat, oleh karena itu AKI dan AKB di Indonesia masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat (IBI, 2003).
Berdasarkan data Dinkes Sumsel Tahun 2008 AKI di Sumatera Selatan
berada pada angka 107/100.000 angka kelahiran hidup. Hampir mencapai target
sasaran yang akan dicapai Provinsi Sumatera Selatan pada Indonesia Sehat
2010.
Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Palembang Angka Kematian Bayi
(AKB) pada tahun 2006 sebesar 4 per 1.000 kelahiran hidup dari 100 kematian
bayi, sebanyak 35 janin lahir mati penyebab adalah perinatal (42%), BBLR
(27%), kelainan kongenital (8%), infeksi (2%), asfiksia (13%) dan lain-lain
(8%) (Profil Dinkes, 2006).
Data yang kami peroleh dari RSUD Palembang BARI yaitu jumlah
kelahiran bayi selama 2008 yaitu 1568 kelahiran, sedangkan jumlah kematian
bayi baru lahir selama 2008 yaitu 36 kematian ( 2,29%.)
Berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengambil judul
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada Bayi Ny. “H” di ruang
Neonatus RSUD Palembang BARI tahun 2009.
3
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa memperoleh gambaran yang nyata didalam
melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H”
di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Dapat melaksanakan pengumpulan data dasar dalam asuhan bayi baru
lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009.
2. Dapat merumuskan atau menegakkan diagnosa atau masalah
kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang
Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009.
3. Dapat mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial bayi baru lahir
normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI tahun 2009.
4. Menetapkan kebutuhan tindakan segera bayi baru lahir normal pada
bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI tahun 2009.
5. Dapat menyusun rencana asuhan menyeluruh bayi baru lahir normal
pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI tahun 2009.
6. Implementasi pada bayi baru lahir normal bayi baru lahir normal pada
bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI tahun 2009.
7. Dapat mengevaluasi keefektipan dari asuhan yang sudah diberikan
bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah
Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009.
4
1.3 Waktu
Pengkajian data asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal pada bayi Ny.
“H” dilakukan pada tanggal 20 sampai 21 Agustus 2009.
1.4 Tempat
Pengkajian data asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal pada bayi Ny.
“H” dilakukan di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
BARI.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Profil RSUD Palembang BARI tahun 2007 ini bertujuan untuk
memberikan gambaran kesehatan yang dicapai RSUD Palembang BARI
yang dapat digunakan dalam peningkatan kemampuan manajemen
kesehatan secara berhasil guna, serta untuk mengevaluasi hasil dan
perencanaan kesehatan RSUD Palembang BARI yang akan datang.
Tujuan Khusus
Profil ini sebagai:
a. Mendapatkan gambaran tentang penyelenggaraan upaya kesehatan,
hambatan dan permasalahan, disebabkan oleh sumber daya, pengelola
program ataupun oleh karena pengaruh lingkungan.
5
6
sulit dalam menjaga kebersihanya. Dari luas tanah yang ± 4,5 Ha ditimbun ±
40% dan diatasnya sudah dibangun beberapa gedung meningkatkan
pelayanan kesehatan.
a. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan
oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses
persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum
menangani bayi baru lahir penolong harus melakukan upaya
pencegahan infeksi berikut :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi.
2. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
3. Memastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama
klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet yang
baru dan bersih jika ingin melakukan penghisapan lendir dengan
alat tersebut.
4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya
timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda lain
yang akan bersentuhan dangan bayi juga bersih.
b. Penilaian Awal
Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit pertama
dan menit kelima setelah kelahirannya menggunakan sistim APGAR.
Nilai APGAR akan membantu dalam, menentukan tingkat keseriusan
dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta langkah segera yang akan
diambil. Hal yang perlu dinilai antara lain warna kulit bayi, frekuensi
jantung reaksi terhadap rangsangan, aktivitas tonus otot, dan
pernapasan bayi, masing-masing diberi tanda 0, 1 atau 2. sesuai
dengan kondisi bayi.
12
Klasifikasi klinik :
1. Nilai 7-10 : bayi normal
2. Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang
3. Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat
Tabel 2.1
APGAR Score
Tanda-tanda 0 1 2
G : Grimace
Tidak ada Menyeringi atau
(reaksi terhadap Menangis
respon kecut
Rangsangan)
Pernapasan
R : Respiration
Tidak ada perlahan, bayi Menangis kuat
(pernapasan)
terdengar merintih
13
f. Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan Karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar antara 0.25-0.5%. Untuk
mencegah terjadinya perdarahan tersebut, diberi vitamin K parenteral
dengan dosis 0.5-1 mg secara im.
15
h. Identifikasi Bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya
mungkin lebih dari satu persalinan maka sebuah alat pengenal yang
efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus di
tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
1. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan ruang perawatan bayi.
2. Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus
tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
3. Pada alas atau gelang identifikasi harus tercantum :
a. Nama lengkap ibu
b. Warna gelang sesuai jenis kelamin pada bayi
c. Tanggal lahir
d. Nomor medical record
e. Jenis kelamin
f. Unit/berat badan
4. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan
nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. Sidik telapak kaki bayi dan
sidik jari ibu harus di klip di catatan yang tidak mudah hilang.
Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang
berpengalaman menerapkan cara ini, dan dibuat dalam catatan
bayi. Bantalan sidik kaki harus disimpan dalam ruangan dengan
16
i. Pemberian ASI
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu akan diteruskan oleh
serabut syaraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon
prolaktin.
Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI.
Semakin bayi menghisap puting susu akan semakin banyak prolaktin
dan ASI dikeluarkan. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14
usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml ASI perhari
untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai turun 500-600 ml
setiap enam bulan pertama dan menjadi 300-500 ml pada tahun kedua
usia anak.
Pastikan bahwa pemberian ASI mulai dalam waktu 30 menit
setelah bayi lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk
menyusui bayi setelah tali pusat diklem dan dipotong.
1. Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
a. Memulai pemberian ASI secara dini akan merangsang
produksi ASI.
b. Memperkuat refleks menghisap (refleks menghisap awal pada
bayi paling kuat pada beberapa jam pertama setelah lahir)
c. Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan
pengaruh yang positif bagi kesehatan bayi.
d. Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayi.
e. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui
colostrum.
f. Merangsang kontraksi uterus.
17
2. Tanda-tanda fisik
a. Tingkat pernapasan
Bayi yang baru lahir umumnya bernapas antara 30-60
x/menit, dihitung selama satu menit penuh dengan
mengamati naik turun perutnya, bayi dalam keadaan
tenang.
b. Detak jantung
Jantung BBL normalnya berdetak antara 120-160 x/menit
dengan menggunakan stetoskop dapat didengar dengan
jelas di telinga.
c. Suhu tubuh
Suhu tubuh BBL normalnya 36,5-37,5°C diukur di daerah
ketiak bayi selama 15 menit dengan menggunakan
thermometer.
d. Kepala
Lakukan inspeksi daerah kepala, lihat apakah ada molase,
Caput succadenum dan chepal hematoma, perdarahan atau
kelainan lainnya.
e. Telinga
Untuk memeriksa telinga bayi tataplah mukanya.
Bayangkan sebuah garis melintas kedua matanya,
normalnya beberapa bagian telinga harus berada di garis
ini.
f. Mata
Lihat kedua mata bayi apakah kedua mata tampak normal
dan apakah bergerak bersama, lakukan pemeriksaan dengan
melakukan penyinaran pada pupil bayi. Jika disinari, kedua
mata mengecil berarti dalam keadaan normal. Selanjutnya
lihat sclera dan konjungtivanya.
23
m. Pinggul
Untuk pemeriksaan pinggul peganglah tungkai kaki bayi.
Tekan pangkal paha dengan lembut ke sisi luar, dengarkan
dan rasakan adakah bunyi "klik" ketika menggerakkan kaki
bayi. Bila terdengar bunyi "klik", laporkan dokter.
n. Kulit
Pada kulit yang perlu diperhatikan adalah verniks, warna,
pembengkakan atau bercak-bercak hitam dan kemerahan
seperti tanda lahir.
o. Punggung dan anus
Lihat punggung apakah terdapat kelainan atau benjolan,
apakah anus berlubang atau tidak.
p. Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan kaki, bentuk simetris
kaki, panjang kedua kaki dan jumlah jari pada kaki.
6. Tinja atau kemih seperti tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek,
sering berwarna hijau tua, ada lender atau darah pada tinja.
7. Aktivitas seperti menggigil atau tangis tidak biasa, lemas, lunglai,
kejang halus, tidak bisa tenang dan menangis terus menerus.
26
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI “H” DI RUANG NEONATUS
RSUD PALEMBANG BARI
Pengkajian data dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2009 pada pukul 08.00
WIB di ruang Neonatus RSUD Palembang BARI.
26
27
c. Pemeriksaan Antropometri
- Berat badan : 3300 gram
- Panjang badan : 49 cm
- Lingkar kepala : 33 cm
- Lingkar dada : 30 cm
- Lingkar lengan atas : 11 cm
d. Pemeriksaan Refleks
- Refleks rooting : ada
- Refleks moro : ada
- Refleks sucking : ada
31
3.3 Assesment
Diagnosis : Bayi sehat lahir spontan
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : 1. Pemeriksaan fisik dan antropometri BBL
2. Pemantauan Vital Sign
3. Pembersihan Jalan Nafas
4. Pertahankan suhu tubuh bayi
5. Injeksi Vit K, 0,5 mg IM
6. Pemberian zalf mata
7. Perawatan tali pusat
8. Pemberian identitas bayi
9. Pemberian ASI on Demand
10. Rawat gabung
3.4 Planning
1. Melakukan pemeriksaan fisik dan antropometri
KU : Baik
BB : 3300 gr
PB : 49 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingkar Dada : 30 cm
Lingkar Lengan Atas : 11 cm
Pengkajian pada hari ke-2 dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2009 pukul 10.00 WIB
pada bayi Ny “H” di Ruang Neonatus RSUD Palembang BARI.
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sudah kuat menyusui, sudah Buang Air Kecil (BAK)
dan Buang Air Besar (BAB).
2. Data Objektif
2.1 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital sign
- RR : 42 x/menit
- Temp : 36,70C
3. Assesment
Diagnosa : Bayi sehat lahir spontan umur 1 hari
Masalah : Tidak ada masalah
Kebutuhan : Tidak ada
35
4. Planning
1. KIE tentang perawatan tali pusat pada ibu
Memberikan penjelasan kepada ibu tentang perawatan tali pusat yaitu tali
pusat di bungkus menggunakan kasa steril yang sebelumnya telah di bubuhi
betadhine dan sebaiknya sebelum pelaksanaannya ibu harus mencuci tangan
terlebih dahulu serta tetap memastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu
bersih dan kering.
Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh Bidan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus bayi Ny "H" didapatkan bahwa bayi lahir normal secara spontan
BB : 3300 gram, respirasi : 42 x/menit, Tempratur : 36,7 °C, panjang badan : 49
cm, lingkar kepala : 33cm, lingkar dada : 30 cm, lingkar lengan atas: 11 cm.
Penilaian awal pada bayi baru lahir pada bayi Ny "H" didapatkan sesuai APGAR
SCORE yaitu 9/10.
Asuhan yang diberikan pada jam pertama kelahiran pada bayi Ny “H” yang
dilakukan adalah :
1. Pengamatan pernapasan
Sebagian bayi bernapas spontan, pernapasan bayi sebaiknya secara
teratur untuk mengetahui tidak ada masalah. Pada kasus bayi Ny “H” bayi
bemapas secara spontan dan tidak adanya masalah atau sesuai APGAR Score
yaitu 9/10.
3. Memberikan vitamin K
Pemberian Vitamin K mencegah terjadinya pendarahan pada semua
bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1 mg
/ hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi Vitamin K
Parenteral dengan dosis 0,5- mg I.M.
37
38
menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya
dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin
antara bayi dan ibu.
Pada praktek RSUD Palembang BARI telah dilakukan program IMD
(Inisiasi Menyusui Dini) yang di lakukan pada Ruang Bersalin, kemudian
bayi langsung dibawa keruangan Neonatus untuk dikeringkan dan dibungkus
dengan kain kering dan hangat, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
Hypotermi pada bayi dan dilakukan perawatan tali pusat, pemberian Vitamin
K, pengukuran BB, PB, lingkar kepala dan lingkar dada dan dilakukan
pemberian jalan nafas dengan menggunakan slymizuinger karena
dikhawatirkan masih terdapat sisa cairan ketuban yang terhisap.
Setelah itu dilakukan pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu,
pemasangan tanda pengenal dan identitas bayi yang ditempat tidur yang
berisi nama ibu, tanggal dan jam lahir, jenis kelamin, diagnosa atau masalah
bayi tersebut serta pemasangan gelang tangan yang di berikan kepada setiap
BBL berupa gelang yang berwarna biru untuk bayi laki-laki serta gelang
berwarna pink untuk bayi perempuan serta pemasangan plaster yang
berisikan nama bayi sebagai pelengkap identitas. Dilakukan pencetakan sidik
jari, pengukuran antropometri dan hasilnya ditulis dalam status bayi. Ini
dilakukan untuk memudahkan identifikasi dan resiko tertukarnya bayi.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Pada Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada Bayi Ny. “H” di
Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009,
maka penyusun dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Didapatkan pengkajian data subjektif dan objektif yang dilakukan pada
tanggal 20 Agustus 2009 pukul 08.00 WIB dengan jenis kelamin perempuan,
berat badan 3300 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 32 cm dan
lingkar dada 30 cm, lingkar lengan atas 11 cm.
2. Ditegakkan diagnosa bayi Ny. “H” yaitu bayi sehat lahir spontan.
3. Tidak ditemukan masalah potensial
4. Tindakan yang dilakukan segera setelah bayi baru lahir adalah pencegahan
infeksi, penilaian awal, memberikan injeksi vitamin K 1 mg pada 1/3 paha
atas bagian luar, memberika zalf mata chlorampenicol 1%, pemberian
identitas pada bayi dan memulai pemberian ASI serta mengambil cap kaki
bayi.
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh.
6. Didapatkan implementasi pada asuhan kebidanan pada bayi Ny "H" di
Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital sign
RR : 42 x/mnt
Temperatur : 36,70C
d. Memantau kebutuhan nutrisi bayi
e. Memberikan imunisasi dasar kepada bayi baru lahir
f. Memberikan KIE tentng ASI eksklusif dan ASI on demand pada ibu
41
42
Saran
Bagi Pihak Rumah Sakit
Makalah ini berguna sebagai alat pembanding dalam memberikan
pelayanan dalam memberikan pelayanan kebidanan bayi baru lahir
dengan asuhan kebidanan, khususnya dalam asuhan kebidanan terhadap
pasien dan dapat mempercepat kerjasama dalam mengaplikasikan teori di
lahan praktek dalam melakukan asuhan kepada ibu dan bayi setelah lahir.
Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar makalah ini lebih meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan dalam menerapkan asuhan kebidanan yang diperoleh
selama proses pembelajaran dan praktik guna mendalami ilmu
kebidanan, khususnya pada BBL dan perinatal, serta mampu
menerapkan teori secara aplikatif sebisa mungkin yang telah didapatkan
44
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan