You are on page 1of 30

Sirsak, nangka belanda, atau durian belanda (Annona muricata L.

) adalah tumbuhan berguna yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah danAmerika Selatan. Di berbagai daerah Indonesia dikenal sebagai nangka sebrang, nangka landa (Jawa), nangka walanda, sirsak (Sunda), nangka buris, nangkelan (Madura), srikaya jawa (Bali), boh lna (Aceh), durio ulondro (Nias), durian betawi (Minangkabau), serta jambu

landa (di Lampung, "Nangko Belando" (Palembnag). Penyebutan "belanda" dan variasinya menunjukkan bahwa sirsak (dari bahasa Belanda: zuurzak, berarti "kantung asam") didatangkan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda ke Nusantara, yaitu pada abad ke-19, meskipun bukan berasal dari Eropa. Tanaman ini ditanam secara komersial untuk diambil daging buahnya. Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat, paling baik ditanam di daerah yang cukup berair. Nama sirsak sendiei berasal dari bahasa Belanda Zuurzak yang berarti kantung yang asam. Tanaman ini ditanam secara komersial atau sambilan untuk diambil buahnya. Pohon sirsak bisa mencapai tinggi 9 meter. Di Indonesia sirsak dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Buah sirsak bukan buah sejati, yang ukurannya cukup besar hingga 20-30cm dengan berat mencapai 2,5 kg. Yang dinamakan "buah" sebenarnya adalah kumpulan buah-buah (buah agregat) dengan biji tunggal yang saling berhimpitan dan kehilangan batas antar buah. Daging buah sirsak berwarna putih dan memiliki biji berwarna hitam. Buah ini sering digunakan untuk bahan baku jus minuman serta es krim. Buah sirsak mengandung banyakkarbohidrat, terutama fruktosa. Kandungan gizi lainnya adalah vitamin C, vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup banyak. Bijinya beracun, dan dapat digunakan sebagai insektisida alami, sebagaimana biji srikaya. Buah sirsak memang menawarkan berbagai kandungan positif bagi kesehatan manusia, mulai dari buahnya, daunnya, bahkan pohonnya. Telah banyak diketahui bahwa buah sirsak banyak mengandung vitamin C, kandungan serat dan nutrisi penting lainnya banyak terkandung dalam buah yang banyak ditemui di negara Tropis ini. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai pohon sirsak yang banyak. Tapi ternyata pemanfaatannya hanya sebatas pada buahnya saja, ini karena kurangnya pengetahuan tetang manfaat daun sirsak. Daun sirsak ternyata mengandung banyak manfaat untuk bahan pengobatan herbal, dan untuk menjaga kondisi tubuh. Dibalik manfaatnya tersebut ternyata tak lepas dari kandungannya yang banyak mengandung acetogenins, annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin,annomuricin, anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid, muricapentocin. Kandungan senyawa ini merupakan senyawa yang banyak sekali manfaatnya bagi tubuh, bisa sebagai obat penyakit atau untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Manfaat Daun Sirsak Untuk Pengobatan[sunting | sunting sumber]

Manfaat daun sirsak ternyata 10.000 kali lebih kuat kandungan dan kemampuannya dari kemoterapi dalam mengobati kanker. Ini berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, pada masyarakat kuno daun sirsak sudah diketahui manfaatnya dan banyak diguinakan untuk mengobati penyakit. Sekitar tahun 1965, berbagai studi para ilmuwan membuktikan ekstrak daun sirsak memiliki khasiat yang lebih baik dari kemoterapi, bahkan ekstrak tersebut bisa memperlambat pertumbuhan kanker. Pada tahun 1976, National Cancer Institute telah melakukan penelitian ilmiah dan hasilnya menyatakan batang dan daun sirsak efektif menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker. Ini karena kandungannya yang sangat tinggi senyawa proaktif bagi tubuh, ini jarang ditemukan pada buah lainnya. Negeri Ginseng Korea juga tak kalah dalam masalah penelitian, setelah melakukan penelitian mereka menemukan bahwa ada satu senyawa kimia yang berperan selektif membunuh sel kanker usus besar serta 10.000 kali lebih berpotensi sebagai obat kemoterapi yang ditemukan dalam sirsak. Namun dibalik khasiatnya itu ternyata senyawa ini selektif memilih sel target kanker sehingga tidak merusak sel-sel yang sehat. Manfaat daun sirsak telah diteliti juga baru-baru ini dalam sebuah studi, bahwa daun pohon sirsak sangat efektif untuk kanker prostat, pankreas danparu-paru. Hasil penelitian ini ternyata sudah disimpan selama bertahun-tahun sejak zaman dulu, tapi banyak orang yang tidak mengetahuinya, entah karena faktor apa. Bahkan berdasarkan 20 tes laboratorium tentang manfaat daun sirsak yang dilakukan sejak

tahun 1970 menunjukkan hasil yang luar biasa, daun sirsak memiliki khasiat yang sangat baik, sperti: Menyerang sel-sel kanker secara efektif karena tidak membahayakan sel yang sehat, serta tidak menyebabkan rasa mual ekstrim, kehilangan berat badan dan rambut rontok. - Daun sirsak memiliki target yang efektif dan bisa membunuh sel-sel ganas bagi 12 jenis kanker, termasuk kanker usus besar, payudara, prostat, paruparu dan kanker pankreas. - Mampu meningkatkan energi di dalam tubuh. - Menambah stamina dan fitness. Membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menghindari infeksi yang mematikan. - Mampu mencegah radikal bebas, dan masih banyak lagi khasiat lainnya.

Sejarah Dibalik Manfaat Daun Sirsak[sunting | sunting sumber]


Bangsa Belanda yang pertama kali membawa benih atau bibit sirsak ke Indonesia, meskipun tanaman ini asliny bukan berasal dari Eropa tapi dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Annona muricata L nama latin dari tanaman ini termasuk jenis tanaman yang memiliki akar kuat, mampu menghasilkan buah yang menyehatkan. Tapi tahukan anda bahwa keistimewaan yang dimiliki tanaman ini terletak pada daunnya yang luar biasa. Seperti telah diketahi manfaat daun sirsak sangat luar biasa yakni mampu menghambat pertumbuhan bakteri, membantu menghambat mutasi gen, membantu menghambat perkembangan virus, membantu menghambat perkembangan parasit, membantu menghambat pertumbuhan tumor, membantu merileksasi otot, sebagai anti kejang, membantu meredakan nyeri, mampu menekan peradangan, menurunkan kadar gula darah, menurunkan demam, menurunkan tekanan darah tinggi, menguatkan saraf, membantu menyehatkan jantung, membantu meningkatkan produksi asi pada itu hamil, membantu melebarkan pembuluh

darah, membunuh cacing parasait, mengurangi stres, menguatkan pencernaan dan meningkatkan nafsu makan.

Klasifikasi Sirsak
SIRSAK

Annona muricata L. Nama umum Indonesia: Jeneponto Inggris: Melayu: Vietnam: Thailand: filipina: Sirsak, nangka sabrang, nangka balanda : Sarikaya balanda Soursop Durian Belanda, Durian Benggaka, Mang Cau Xiem Thurian Thet, Thurian Khaek Guyabano, Atti, Illabanos
Cabang pohon bunga dan buah sirsak dengan

Buah Sirsak

Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae

Sirsak, nangka belanda, atau durian belanda (Annona Divisio: Spermatophyta muricata L.) adalah tumbuhan berguna yang berasal Class: Dicotyledonae dariKaribia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di Ordo: Magnoliales berbagai daerah Indonesia dikenal sebagai nangka Famili: Annonaceae sebrang, nangka landa (Jawa), nangka Genus: Annona walanda, sirsak(Sunda), nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali), boh Spesies: A. muricata lna (Aceh), durio ulondro (Nias), durian Nama binomial betawi(Minangkabau), serta jambu landa (di Lampung). Penyebutan "belanda" dan Annona muricata variasinya menunjukkan bahwa sirsak (dari bahasa Belanda: zuurzak, berarti "kantung asam") didatangkan oleh pemerintah kolonial HindiaBelanda ke Nusantara, yaitu pada abad ke-19, meskipun bukan berasal dariEropa. Saat ini di Indonesia dikenal dua kultivar sirsak yang berbeda rasanya, yaitu sirsak yang rasanya manis asam dan banyak bijinya, jenis ini tersebar luas dalam jumlah besar. Kedua adalah sirsak yang rasanya manis, lengket di lidah dan bijinya sedikit, jenis ini dikenal dengan sebutan sirsak ratu karena ditemukan di

Pelabuhan ratu dan baru dikembangkan dalam jumlah kecil di daerah Sukabumi dan sekitarnya. Buah sirsak termasuk buah semu, daging buah lunak atau lembek, berwarna putih, berserat, berbiji hitam pipih. Kulitnya berduri, tangkai buah menguning, aromanya harum, dan rasanya manis agak asam. Buah sirsak yang normal dan sudah cukup tua / matang mempunyai berat 500 gr, warna kulit agak terang, hijau agak kekuningan dan mengkilap. Bentuk buah bagian ujung agak membulat dengan diameter 5 cm, diameter bagian tengah 7 cm, serta panjang buah 17 cm. Kerapatan duri maksimal 2- 3 buah per 4 cm (diukur pada bagian buahyang durinya paling jarang), kekerasan daging buah empuk merata, rasa manis atau manis asam segar dan beraroma khas. Kandungan buah sirsak Buah sirsak bukan buah sejati, yang ukurannya cukup besar hingga 20-30cm dengan berat mencapai 2,5 kg. Yang dinamakan "buah" sebenarnya adalah kumpulan buah-buah (buah agregat) dengan biji tunggal yang saling berhimpitan dan kehilangan batas antar buah. Daging buah sirsak berwarna putih dan memiliki biji berwarna hitam. Buah ini sering digunakan untuk bahan baku jus minuman serta es krim. Buah sirsak mengandung banyak karbohidrat, terutama fruktosa. Kandungan gizi lainnya adalah vitamin C, vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup banyak.Bijinya beracun, dan dapat digunakan sebagai insektisida alami, sebagaimana biji srikaya. Daun sirsak ternyata mengandung banyak manfaat untuk bahan pengobatan herbal, dan untuk menjaga kondisi tubuh. Dibalik manfaatnya tersebut ternyata tak lepas dari kandungannya yang banyak mengandung acetogenins, annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid, muricapentocin. Kandungan senyawa ini merupakan senyawa yang banyak sekali manfaatnya bagi tubuh, bisa sebagai obat penyakit atau untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Sirsak di golongkan dalam sub-kelas dikotil, berdasarkan ciri fisik pembeda yang di miliki adalah : 1. Bentuk akar Memiliki sistem akar tunggang Bentuk sumsum atau pola tulang daun Menyirip atau menjari Kaliptrogen / tudung akar Tidak terdapat ada tudung akar Jumlah keping biji atau kotiledon Ada dua buah keping biji Kandungan akar dan batang Ada cambium Jumlah kelopak bunga Biasanya kelipatan empat ataulima Pelindung akar dan batang lembaga Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil Pertumbuhan akar dan batang Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

Sirsak di golongkan ke dalam sub-divisio spermatophyta/kelompok Gymnospermae karena mempunyai ciri, yaitu : o Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah. o Berakar tunggang. o Umumnya berupa pohon. o Mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Sirsak juga di golongkan ke dalam family Annonaceae yang termasuk dalam tumbuhan yang memiliki buah seperti durian belanda dan berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang didatangkan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda ke Nusantara, yaitu pada abad ke-19, meskipun bukan berasal dari Eropa. Morfologi Tanaman Sirsak Tanaman sirsak (A.muricata) yang dikenal selalu berbuah sepanjang tahun ini awalnya tumbuh secara liar, Kemudian dikembangkan menjadi tanaman pekarangan ( verheij dan coronel, 1997). Tanaman ini memiliki ciri umum sebagai berikut : Pohon dapat tumbuh hingga ketinggian 5-6 meter. Daun sirsak berbentuk elips, memanjang atau bulat menyempit, bagian ujung daun meruncing. Panjang daun berkisar antara 6-20 cm dengan lebar daun antara 2- 6 cm. Bagian permukaan daun halus dan mengkilat. Warna daun bagian atas lebih berwarna hijau tua dibandingkan bagian bagian permukaan bawah daun. Bunga sirsak tumbuh secara tunggal, dapat tumbuh pada semua bagian batang, cabang, dan ranting. Panjang bunga antara 4-5 cm dgn tangkai pendek. Bentuk bunga kerucut-segitiga dilengkapi dengan 3 helaian bunga yg sedikit tebal dan tersusun berlapis. Bagian luar petal memiliki warna kuning kehijauan, tiga petal bagian dalam berwarna kuning pucat. Buah sirsak berbentuk seperti jantung atau oval. Panjang buah antara 10-30 cm, dengan lebar hingga 15 cm dgn berat buah bisa mencapai 4,5-6,8 kg (adewole dan caxtyon-martins,2006). Sejarah Dibalik Manfaat Daun Sirsak Bangsa Belanda yang pertama kali membawa benih atau bibit sirsak ke Indonesia, meskipun tanaman ini asliny bukan berasal dari Eropa tapi dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Annona muricata Lnama latin dari tanaman ini termasuk jenis tanaman yang memiliki akar kuat, mampu menghasilkan buah yang menyehatkan. Tapi tahukan anda bahwa keistimewaan yang di miliki tanaman ini terletak pada daunnya yang luar biasa. Seperti telah diketahi manfaat daun sirsak

sangat luar biasa yakni mampu menghambat pertumbuhan bakteri, membantu menghambat mutasi gen, membantu menghambat perkembangan virus, membantu menghambat perkembangan parasit, membantu menghambat pertumbuhan tumor, membantu merileksasi otot, sebagai anti kejang, membantu meredakan nyeri, mampu menekan peradangan, menurunkan kadar gula darah, menurunkan demam, menurunkan tekanan darah tinggi, menguatkan saraf, membantu menyehatkan jantung, membantu meningkatkan produksi asi pada itu hamil, membantu melebarkan pembuluh darah, membunuh cacing parasait, mengurangi stres, menguatkan pencernaan dan meningkatkan nafsu makan

Manfaat sirsak untuk manusia


Dalam perkembangannya, tanaman sirsak banyak dimanfaatkan terutama bagian buahnya sebagai bahan konsumsi, rasa asam bercampur manis, dapat memberikan sensasi kesegaran bagi tubuh. Buah sirsak banyak dimanfaatkan sebagai bahan jus ataupun bahan industri sirup. Bagian lain dari tanaman ini yang mulai banyak digunakan yaitu bagian daunnya. Banyaknya penelitian yang menghasilkan temuan bahwa banyak sekali manfaat yang terkandung dalam daun sirsak sebagai bahan pengobatan menjadikan banyak orang mulai mengkonsumsi daun sirsak terutama untuk dijadikan ramuan godokan. Tentu saja mereka berharap khasiat dari daun sirsak ini untuk kesehatan tubuh mereka. Berbagai manfaat sirsak untuk terapi antara lain pengobatan batu empedu, antisembelit, asam urat dan meningkatkan nafsu makan. Dengan mengkonsumsi buah sirsak dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlambat proses penuaan (sebagai obat agar awet muda). Selain itu, kandungan seratnya juga berfungsi untuk memperlancar pencernaan, terutama untuk pengobatan sembelit. Sari buah sirsak di dalam sistem pencernaan akan meningkatkan rangsangan nafsu makan. Kegunaan lain dari sari buah ini adalah untuk pengobatan pinggang pegal dan nyeri, penyakit kandung air seni dan wasir (ambeien). Daun sirsak juga sering digunakan sebagai bahan obat tradisional, antara lain untuk pengobatan sakit pinggang. Caranya : 20 lembar daun sirsak direbus dalam 5 gelas air. Didihkan hingga airnya tinggal 3 gelas. Setelah cukup dingin, diminum 1 kali sehari sebanyak gelas. Sedangkan daun yang masih muda dapat dipakai untuk mengobati bisul. Caranya : siapkan daun sirsak muda secukupnya, kemudian tumbuk halus dan tambah air sedikit sambil diaduk merata. Tempelkan bahan tersebut pada bisul.

Manfaat Daun Sirsak Untuk Pengobatan


Manfaat daun sirsak ternyata 10.000 kali lebih kuat kandungan dan kemampuannya dari kemoterapi dalam mengobati kanker. Ini berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, pada masyarakat kuno daun sirsak sudah diketahui manfaatnya dan banyak diguinakan untuk mengobati penyakit. Sekitar tahun 1965, berbagai studi para ilmuwan membuktikan ekstrak daun sirsak memiliki khasiat yang lebih baik dari kemoterapi, bahkan ekstrak tersebut bisa memperlambat pertumbuhan kanker. Pada tahun 1976, National Cancer Institute telah melakukan penelitian ilmiah dan hasilnya menyatakan batang dan

daun sirsak efektif menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker. Ini karena kandungannya yang sangat tinggi senyawa proaktif bagi tubuh, ini jarang ditemukan pada buah lainnya. Negeri Ginseng Korea juga tak kalah dalam masalah penelitian, setelah melakukan penelitian mereka menemukan bahwa ada satu senyawa kimia yang berperan selektif membunuh sel kanker usus besar serta 10.000 kali lebih berpotensi sebagai obat kemoterapi yang ditemukan dalam sirsak. Namun dibalik khasiatnya itu ternyata senyawa ini selektif memilih sel target kanker sehingga tidak merusak sel-sel yang sehat. Manfaat daun sirsak telah diteliti juga baru-baru ini dalam sebuah studi, bahwa daun pohon sirsak sangat efektif untuk kanker prostat,pankreas dan paru-paru. Hasil penelitian ini ternyata sudah disimpan selama bertahun-tahun sejak zaman dulu, tapi banyak orang yang tidak mengetahuinya, entah karena faktor apa. Bahkan berdasarkan 20 tes laboratorium tentang manfaat daun sirsak yang dilakukan sejak tahun 1970menunjukkan hasil yang luar biasa, daun sirsak memiliki khasiat yang sangat baik, sperti: - Menyerang sel-sel kanker secara efektif karena tidak membahayakan sel yang sehat, serta tidak menyebabkan rasa mual ekstrim, kehilangan berat badan dan rambut rontok. - Daun sirsak memiliki target yang efektif dan bisa membunuh sel-sel ganas bagi 12 jenis kanker, termasuk kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru dan kanker pankreas. Mampu meningkatkan energi di dalam tubuh. - Menambah stamina dan fitness. Membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menghindari infeksi yang mematikan. - Mampu mencegah radikal bebas, dan masih banyak lagi khasiat lainnya.

BINAHONG Binahong dengan nama Latin Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, adalah sebutan atau penamaan tanaman yang agak aneh didengar, ia adalah tanaman obat tumbuh menjalar dan merambat, berumur panjang (perenial), bisa mencapai panjang lebih kurang 5 m. Tumbuhan ini berakar berbentuk rimpang dan berdaging lunak. Batangnya lunak, silindris, saling membelit, berwarna merah, bagian dalam solid, permukaan halus, kadang membentuk semacam umbi yang melekat di ketiak daun dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar. Berdaun tunggal, tangkainya sangat pendek (subsessile), tersusun berseling, berwarna hijau, bentuk jantung (cordata), panjang 5 - 10 cm, lebar 3 - 7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berlekuk (emerginatus), tepi rata, permukaan licin. Bunganya majemuk berbentuk tandan, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun, mahkota berwarna krem keputih-putihan berjumlah lima helai tidak berlekatan, panjang helai mahkota 0,5 - 1 cm, berbau harum SEBARAN, SYARAT TUMBUH DAN PERBANYAKAN Konon, binahong merupakan tumbuhan yang diduga berasal dari Australia, Afrika Selatan, Hawaii, New Zealand dan Pulau Pasifik lainnya. Tumbuhan ini mudah tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dalam lingkungan yang dingin dan lembab. Perbanyakan generatif dengan biji, namun yang lebih sering adalah dikembangbiakan secara vegetatif melalui akar rimpangnya. PENAMAAN Tanaman ini famili Basellaceae, di Indonesia secara umum dikenal dengan namaBinahong, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Heartleaf Madeiravine atauMadeira Vine dan di negeri Cina disebut Deng San Chi atau Teng San Chi. KLASIFIKASI ILMIAH Seacara ilmiah Binahong atau dengan nama cordifolia (Ten.)Steenisdiklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan Latin Anredera

berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Hamamelidae Ordo: Caryophyllales Famili: Basellaceae Genus: Anredera Spesies: Anredera cordifolia (Ten.) Steenis KANDUNGAN KIMIA DAN KHASIAT BINAHONG Binahong dikenal memiliki kasiat penyembuhan yang luar biasa, dan telah ribuan tahun dikonsumsi oleh bangsa Tiongkok, Korea, Taiwan dll. Hampir semua bagian dari tanaman binahong seperti umbi, batang dan daun dapat digunakan dalam terapi herbal. Berdasarkan hasil penelitian Binahong mengandung saponin, alkaloid dan polifenol. Sesuai dengan zat kimia yang dikandungnya, binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) berkhasiat sebagai obat batuk atau muntah darah, radang paru-paru, kencing manis, sesak nafas, borok akut yang menahun, darah rendah, radang ginjal, gejala liver, disentri, hidung mimisan, habis bedah operasi, luka bakar, luka akibat benda tajam, jerawat, usus bengkak, gusi berdarah, kurang nafsu makan, melancarkan haid, haid habis bersalin (melahirkan), menjaga stamina tubuh agar tetap sehat, penghangat badan, dan lemah syahwat juga antibakteri. Sumber: 1. Wikipedia; 2. Beberapa Artikel dan Jurnal dari Internet dengan suntingan seperlunya.

Mengkudu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Mengkudu

Leaves and fruit of Morinda citrifolia

Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae

(tidak termasuk) Eudicots (tidak termasuk) Asterids Ordo: Famili: Genus: Spesies: Gentianales Rubiaceae Morinda M. citrifolia

Nama binomial

Morinda
L.

citrifolia

Noni, Morinda citrifolia

Mengkudu, Morinda citrifolia

Mengkudu (Morinda

citrifolia)

atau keumeudee (Aceh); pace, kemudu, kudu (Jawa); cangkudu (Sunda); kodhuk (Madura); tibah (Bali) berasal daerah Asia Tenggara, tergolong dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini

adalah noni (Hawaii), nono (Tahiti), nonu (Tonga), ungcoikan(Myanmar) dan ach (Hindi). Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam. Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai sayur dan rujak. Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahannicah peugaga yang sering muncul sebagai menu wajib buka puasa. Karena itu, mengkudu sering ditanam di dekat rumah di pedesaan di Aceh. Selain itu mengkudu juga sering digunakan sebagai bahan obat-obatan.
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Asal-usul 2 Ciri-ciri umum

o o o o

2.1 Pohon 2.2 Daun 2.3 Bunga 2.4 Buah 3 Kandungan mengkudu 4 Rujukan 5 Lihat Juga

Asal-usul[sunting | sunting sumber]


Asal usul mengkudu tidak terlepas dengan keberadaan bangsa Polinesia yang menetap di Kepulauan Samudra Pasifik. Bangsa Polinesia dipercaya berasal dari (Asia Tenggara). Pada tahun 100 SM, bangsa yang terkenal berani mengembara.Tanpa sebab yang jelas mereka menyeberangi lautan meninggalkan tanah air mereka. Ada kesan para pengembara itu di kecewakan oleh suatu hal dan maksud menjauhkan diri dari kehidupan sebelumnya. Setelah lama mengembara, mereka sampai di sekitar Polinesia, yaitu kepulauan di sekitar Pasifik Selatan. Para petualang tersebut langsung jatuh hati saat melihat indahnya pemandangan, kondisi pantai, dan pulaunya. Uniknya, mereka seakan telah mempersiapkan diri untuk berpindah ke pulau lain. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya sejumlah tumbuhan dan hewan yang ikut dibawa, karena dianggap penting untuk mempertahankan hidup. Beberapa tumbuhan asli, seperti pisang, talas, ubi jalar, sukun, tebu, dan mengkudu, dibawanya.Di antara yang dibawa itu, masih ada yang berupa stek dan tunas. Salah satu tumbuhan itu, yakni mengkudu, dianggap barang keramat. Sejak 1500 tahun lalu penduduk kepulauan yang kini disebut hawaii itu mengenal mengkudu dengan sebutan noni. Mereka menduga tumbuhan bernama latin Morinda citrifolia tersebut memiliki banyak manfaat. Mereka memandangnya sebagai Hawaii magic plant, karena buah ini dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit.

Ciri-ciri umum[sunting | sunting sumber]


Pohon[sunting | sunting sumber]
Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuningkuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat. Tajuknya suklalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada.

Daun[sunting | sunting sumber]


Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hiaju mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segitiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A. yg katanya bisa menyembuhkan ambein

Bunga[sunting | sunting sumber]


Bunga tersusun majemuk, perbungaan bertipe bongkol bulat, bertangkai 1-4 cm, tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunga banci, mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum.

Buah[sunting | sunting sumber]


Buah majemuk, terbentuk dari bakal-bakal buah yang menyatu dan bongkol di bagian dalamnya; perkembangan buah bertahap mengikuti proses pemekaran bunga yang dimulai dari bagian ujung bongkol menuju ke pangkal; diameter 7,5-10 cm. Permukaan buah majemuk seperti terbagi dalam sekat-sekat poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil, yang berasal dari sisa bakal buah tunggalnya. Warna hijau ketika mengkal, menjelang masak menjadi putih kekuningan, dan akhirnya putih pucat ketika masak. Daging buah lunak, tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida dengan daging buah berwarna putih, terbentuk dari mesokarp. Daging buah banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk atau bau kambing yang timbul karena pencampuran antara asam kaprat (asam lemak dengan sepuluh atom karbon), C10), asam kaproat (C6), dan asam kaprilat (C8). Diduga kedua senyawa terakhir bersifat antibiotik aktif.

Kandungan mengkudu[sunting | sunting sumber]

Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang

dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll.

Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh. Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan bakteri

penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti

Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.

Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi. Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel

abnormal.

Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu adalah

xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.

Temu lawak
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Temulawak

Bunga temu lawak

Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta

Upadivisi: Angiospermae Kelas: Ordo: Famili: Genus: Monocotyledonae Zingiberales Zingiberaceae Curcuma

Spesies:

Curcuma xanthorrhiza

Nama binomial

Curcuma
Roxb.

xanthorrhiza

Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae)[1]. Ia berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat
[2]

ini, sebagian

besar

budidaya

temu

lawak

berada

di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China, Indochina, Barbados,India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Nama daerah di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut koneng gede, sedangkan di Madura disebut temu labak[1]. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis[2]. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur[3].
Daftar isi
[sembunyikan]

o o o

1 Ciri Morfologi 2 Pemanfaatan 3 Sentra penanaman 4 Aspek Budidaya 4.1 Pertumbuhan 4.1.1 Iklim 4.1.2 Media tanam 4.1.3 Ketinggian 5 Hama dan penyakit 5.1 Hama 5.2 Penyakit 5.2.1 Gulma 5.2.2 Pengendalian hama/penyakit secara organik 6 Kandungan dan Manfaat

7 Referensi 8 Pustaka

Ciri Morfologi[sunting | sunting sumber]


Terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1 m tetapi kurang dari 2 m. Batang semu merupakan bagian dari pelepah daun yang tegak dan saling bertumpang tindih[4], warnanya hijau atau coklat gelap. Rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna cokelat kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau gelap. Tiap tunas dari rimpang membentuk daun 2 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31 cm 84 cm dan lebar 10 cm 18 cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 cm 80 cm, pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun agak panjang. Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol yakni perbungaan lateral,[1]. tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9cm 23cm dan lebar 4cm 6cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8mm 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25cm 2cm dan lebar 1cm, sedangkan daging rimpangnya berwarna jingga tua atau kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat dan rasanya pahit[4].

Pemanfaatan[sunting | sunting sumber]

Rimpang temu lawak dijual di pasar.

Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temu lawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, antiinflamasi, anemia, antioksidan, pencegah kanker, dan antimikroba.

Sentra penanaman[sunting | sunting sumber]


Tanaman ini ditanam secara konvensional dalam skala kecil dengan menggunakan teknologi budidaya yang sederhana, karena itu sulit menentukan letak sentra penanaman temulawak di Indonesia. Hampir di setiap daerah pedesaan, terutama di dataran sedang dan tinggi, dapat ditemukan temulawak terutama di lahan yang teduh.

Aspek Budidaya[sunting | sunting sumber]


Bibit diperoleh dari perbanyakan secara vegetatif yaitu anakan yang tumbuh dari rimpang tua yang berumur 9 bulan atau lebih, kemudian bibit tersebut ditunaskan terlebih dahulu di tempat yang lembap dan gelap selama 2-3 minggu sebelum ditanam[1]. Cara lain untuk mendapatkan bibit adalah dengan memotong rimpang tua yang baru dipanen dan sudah memiliki tunas (setiap potongan terdiri dari 2-3 mata tunas), kemudian dikeringkan dengan cara dijemur selama 4-6 hari[2]. Temulawak sebaiknya ditanam pada awal musim hujan agar rimpang yang dihasilkan besar, sebaiknya tanaman juga diberi naungan[1]. Lahan penanaman diolah dengan cangkul sedalam 25-30 sentimeter, kemudian dibuat bedengan berukuran 34 meter dengan panjang sesuai dengan ukuran lahan, untuk mempermudah drainase agar rimpang tidak tergenang dan membusuk[5]. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 20 sentimeter x 20 sentimeter x 20 sentimeter dengan jarak tanam 100 sentimeter x 75sentimeter, pada setiap lubang tanam dimasukkan 23 kilogram pupuk kandang[1]. Penanaman bibit dapat pula dilakukan pada alur tanam/ rorak sepanjang bedengan, kemudian pupuk kandang ditaburkan di sepanjang alur tanam, kemudian masukkan rimpang bibit sedalam 7.5-10 sentimeter dengan mata tunas menghadap ke atas[5]. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiangan gulma sebanyak 2-5 kali, tergantung dari

pertumbuhan gulma, sedangkan pembumbunan tanah dilakukan bila terdapat banyak rimpang yang tumbuh menyembul dari tanah[1]. Waktu panen yang paling baik untuk temu lawak yaitu pada umur 11-12 bulan karena hasilnya lebih banyak dan kualitas lebih baik daripada temu lawak yang dipanen pada umur 7-8 bulan[5]. Pemanenan dilakukan dengan cara menggali atau membongkar tanah disekitar rimpang dengan menggunakan garpu atau cangkul[1].

Pertumbuhan[sunting | sunting sumber]


Iklim[sunting | sunting sumber]

Secara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan terlindung dari teriknya

sinar matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun demikian temulawak juga dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah beriklim tropis.

Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara 19-30 oC Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-4.000 mm/tahun.

Media tanam[sunting | sunting sumber]


Perakaran temulawak dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah baik tanah berkapur, berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat. Namun demikian untuk memproduksi rimpang yang optimal diperlukan tanah yang subur, gembur dan berdrainase baik. Dengan demikian pemupukan anorganik dan organik diperlukan untuk memberi unsur hara yang cukup dan menjaga struktur tanah agar tetap gembur. Tanah yang mengandung bahan organik diperlukan untuk menjaga agar tanah tidak mudah tergenang air.

Ketinggian[sunting | sunting sumber]


Temulawak dapat tumbuh pada ketinggian tempat 5-1.000 m/dpl dengan ketinggian tempat optimum adalah 750 m/dpl. Kandungan pati tertinggi di dalam rimpang diperoleh pada tanaman yang ditanam pada ketinggian 240 m/dpl. Temulawak yang ditanam di dataran tinggi menghasilkan rimpang yang hanya mengandung sedikit minyak atsiri. Tanaman ini lebih cocok dikembangkan di dataran sedang.

Peria
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
?

Peria

Peria

Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Spesies: Nama binomial Magnoliophyta Magnoliopsida Violales Cucurbitaceae Momordica M. charantia

Momordica
Descourt.

charantia

Sinonim

Sumber:[1] Cucumis africanus Lindl. M. balsamina Blanco. M. balsamina Descourt. M. cylndrica Blanco. M. jagorana C. Koch. M. opergulata Vell.
merambat yang
[2]

Peria atau pare adalah tumbuhan

berasal

dari

wilayah Asia

Tropis,

terutama

daerah India bagian barat, yaitu Assam dan Burma. Aanggota suku labu-labuan atau Cucurbitaceae ini biasa dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai sayuran maupun bahan pengobatan.[3] NamaMomordica yang melekat pada nama binomialnya berarti "gigitan" yang menunjukkan pemerian tepi daunnya yang bergerigi menyerupai bekas gigitan.[4]
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Nama-nama lokal 2 Pemerian dan ekologi 3 Persebaran, habitat, & perawatan 4 Kegunaan 4.1 Peria dan diabetes 5 Keanekaragaman 6 Referensi 7 Galeri foto

Nama-nama lokal[sunting | sunting sumber]


Peria memiliki banyak nama lokal, di daerah Jawa di sebut sebagai paria, pare, pare pahit, pepareh [5]. Di Sumatera, peria dikenal dengan nama prieu, fori,pepare, kambeh, paria.[5] Orang Nusa

Tenggara menyebutnya paya, truwuk, paitap, paliak, pariak, pania, dan pepule, sedangkan di Sulawesi, orang menyebutnya dengan poya, pudu, pentu, paria belenggede, serta palia.[5]

Pemerian dan ekologi[sunting | sunting sumber]

Peria tumbuh merambat dengan membentuk sulur spiral

Peria adalah sejenis tumbuhan merambat dengan buah yang panjang dan runcing pada ujungnya serta permukaan bergerigi. [6] Peria tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan, atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar. [7] Tanaman ini tumbuh merambat atau memanjat dengan sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak serta batangnya berusuk isma. [8] Daun tunggal, bertangkai dan letaknya berseling, berbentuk bulat panjang, dengan panjang 3,5 - 8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkalnya berbentuk jantung, serta warnanya hijau tua.[5] Bunga merupakan bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, mahkotanya berwarna kuning.[5] Buahnya bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintilbintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit, warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan tiga daun buah.[5]

Persebaran, habitat, & perawatan[sunting | sunting sumber]


Pare banyak di daerah tropis. Tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemui di tanah terlantar, tegalan, atau dibudidayakan dan ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak perlu cahaya matahari yang terlalu banyak sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung.[1] Benih peria diambil dari buah yang sudah cukup matang. Sesudahnya, semai dalam polypot dengan ukuran 8-12 cm, isi dengan tanah yang baik. Sesudahnya, semai sebanyak 2-3 biji. Tanah harus selalu lembab, hingga tumbuh tunas. Jika daun sudah muncul sebanyak 2-4 lembar, sisakan satu dan cabut yang lainnya. Pidahkan ke tanah, dan siram dengan air yang cukup, dan tutup dengan sekam. [9] Akan tetapi, peria yang berjenis peria gajih lebih baik ditanam di dataran rendah dengan tanah yang gembur. Biasanya ditanam di pekarangan, dan harus ada sedikit naungan agar buahnya dapat berwarna putih.[10] Peria gajih ditanam lewat bijinya. Saat menugal biji, sebaiknya diberi abu dapur dahulu. Sebab, menanam peria gajih tidak boleh sembarangan.[10]Sulurnya harus dibantu merambat ke tiang rambatan. Adapun, jika sulur induk sudah berdaun lebih dari 10 lembar, gunting ujungnya agar bunga betina tidak muncul dari sulur induk. Setelah sulur dipotong, kelak akan ada muncul sulur yang baru. Jika hujan tidak juga turun, siram peria dengan teratur. Setelah bunga betina muncul, baru dilakukan pemupukan. Jangan berlebihan, sebab akan mengakibatkan sementara daun menjadi lebab, akan tetapi buahnya tetap kecil saja. Pemupukan dilakukan

dua minggu sekali, dengan pupuk kimia atau organik.[9] Kalau buahnya sudah terbentuk, harus dilapis kertas 2 rangkap untuk menghindarkan dari serangan lalat buah. Setelah 3 bulan, sudah bisa dipanen.[10] Buah barulah bisa dipane apanila permukaan buah sudah menggembung dan berair. Tekan bagian tengah buah, apabila masih keras, tunggu hingga sudah agak kenyal.[9] Segerakanlah memetik buah sebelum menjadi kuning, karena itu pertanda buah sudah menua. Buah yang menguning, sudah boleh diambil bijinya sebagai bibit. Apabila daun sudah menguning, cabutlah pohon peria tersebut, karena pertanda sudah tak produktif.[9]

Kegunaan[sunting | sunting sumber]

Buah peria disajikan sebagai masakan khas Asia dengan kombinasi rempah-rempah.

Kandungan Peria

Nilai nutrisi per 100 g (3.5 oz)

Energi

79 kJ (19 kcal)

Karbohidrat

4,32 g

- Gula

1,95 g

- Serat pangan

2,0 g

Lemak

0,18 g

- tak jenuh

0,014 g

- tak jenuh tunggal

0,033 g

- tak jenuh majemuk

0,078 g

Protein

0,84 g

Air

93.95 g

Vitamin A equiv.

6 g (1%)

Thiamine (Vit. B1)

0.051 mg (4%)

Riboflavin (Vit. B2)

0.053 mg (4%)

Niacin (Vit. B3)

0.280 mg (2%)

Vitamin B6

0.041 mg (3%)

Folat (Vit. B9)

51 g (13%)

Vitamin B12

0 g (0%)

Vitamin C

33.0 mg (55%)

Vitamin E

0.14 mg (1%)

Vitamin K

4.8 g (5%)

Kalsium

9 mg (1%)

Besi

0.38 mg (3%)

Magnesium

16 mg (4%)

Fosfor

36 mg (5%)

Kalium

319 mg (7%)

Natrium

6 mg (0%)

Seng

0.77 mg (8%)

Persentase

merujuk

kepada rekomendasi Amerika

Serikat

untuk

dewasa.

Sumber: Data Nutrisi USDA

Di negara-negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea, dan Cina, peria dimanfaatkan untuk pengobatan, antara lain sebagai obat gangguan pencernaan, minuman penambah semangat, obat pencahar dan perangsang muntah, bahkan telah diekstrak dan dikemas dalam kapsul sebagai obat herbal/jamu. [11] Buahnya mengandung albuminoid, karbohidrat, dan minyak. dan pigmen. Daunnya mengandung momordisina, momordina,carantina, resin, oleanolat,

Sementara

itu, akarnya mengandung asam

momordial dan asam


[12]

sedangkan bijinya mengandung saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial. merangsang obatmalaria. nafsu
[13]

Peria juga dapat dan lebih sebagai besar

makan,menyembuhkan itu, peria juga

penyakit

kuning,memperlancar pencernaan, beta-karotena dua kali

Selain

mengandung

daripada brokoli sehingga berpotensi mampu mencegah timbulnya penyakit kanker dan mengurangi risiko terkena serangan jantungataupun infeksi virus.[11] Daun membersihkan darah bagi peria wanita juga yang
[13]

bermanfaat baru

untuk

menyembuhkan mencret pada bayi,

melahirkan,

menurunkan demam, mengeluarkan cacing kremi, serta dapat menyembuhkan batuk.

Buahnya yang berasa pahit biasa diolah sebagai sayur, misalnya pada gado-gado, pecel, rendang, atau gulai.[6] Di Cina peria diolah dengan tausi,tauco, daging sapi, dan cabai sehingga rasanya makin enak atau diisi dengan adonan daging dan tofu, sedangkan di Jepang peria jadi primadona makanan sehat karena diolah menjadi sup, tempura, atau asinan sayuran.[11] Ekstrak biji peria selain digunakan sebagai bahan obat, ternyata juga dapat digunakan sebagai pembasmi larva alami yang merugikan seperti larvaAedes aegypti yang menyebarkan penyakit demam berdarah dengue atau DBD.[14]

Peria dan diabetes[sunting | sunting sumber]

Ekstrak peria dikemas dalam bentuk kapsul sebagai obat herba

Sejak

zaman purba peria

digunakan

untuk

merawat

penderita kencing

manis karena

terbukti

berkhasiat hipoglikemikmelalui insulin nabati air kencing.


[15]

yang

mengurangi

kandungan gula dalam darah dan

Penelitian mengenai khasiat hipoglikemik ini dilakukan oleh William D.Torres pada tahun 2004

baik secara in vitro maupun in vivo.[16] Efek peria dalam menurunkan gula darah pada hewan percobaan bekerja dengan mencegah usus menyerap gula yang dimakan[12]. Selain itu diduga peria memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea, yakni obat antidiabetes paling tua [12]. Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar pankreas tubuh memproduksi insulin lebih banyak, selain meningkatkan deposit cadangan

gula glikogen di hati[12]. Momordisin, sejenis glukosida yang terkandung dalam peria juga mampu menurunkan kadar gula dalam darah dan membantu pankreas menghasilkan insulin.[11] Efek peria dalam menurunkan gula darah pada kelinci diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin.[12] Penemuan peria sebagai antidiabetes ini diperkuat oleh hasil penelitian ahli obat berkebangsaan Inggris, A.Raman dan C.lau pada tahun 1996 yang menyatakan bahwa sari dan serbuk kering buah peria menyebabkan pengurangan kadar glukosa dalam darahdan meningkatkan toleransi glukosa. [16] Dalam ramuan tradisional, buah peria ditumbuk hingga menghasilkan cairan pahit atau merebus daun serta buahnya sehingga menghasilkan air yang dapat diminum secara langsung.[16] Sebagai obat diabetes, buah peria dapat disajikan sebagai teh karena terbukti tidak memiliki efek samping terhadap sistem pencernaan sehingga tepat dikonsumsi oleh penderita yang mengalami konstipasi.[17]

Keanekaragaman[sunting | sunting sumber]

Peria hijau (kiri) dan peria putih.

Peria ular.

Keanekaragaman peria ada tiga, peria gajih, peria hijau, dan peria ular. Kedua peria tersebut tidak dimakan, kecuali peria gajih karena rasanya pahit. Namun, peria gajih memiliki rasa yang masih lumayan, sehingga masih disukai.[10]

Peria gajih adalah jenis peria yang paling banyak dibudidayakan dan paling disukai. [6] Jenis ini biasa

disebut juga pare putih atau pare mentega yang berasal dari India dan Afrika dengan bentuk buah panjang berukuran 30 - 50 cm, diameter 3 - 7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/ buah.[2]

Peria hijau berbentuk lonjong, kecil dan berwarna hijau dengan bintil-bintil agak

halus. [6] Buah peria ini mempunyai panjang 15 - 20 cm, rasanya pahit dan daging buahnya tipis. [6] Peria hijau ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-para tanaman ini dapat tumbuh dengan baik.[6]

Peria ular atau peria belut dapat dikenali dengan buahnya yang berbentuk bulat panjang, agak

melengkung dan panjangnaya mencapai 60 cm.[2]Permukaan kulit buahnya berwarna belang-belang, yaitu hijau keputih-putihan mirip kulit ular dan rasa dagingnya tidak begitu pahit.[2]

Referensi

Pare
Momordica charantia L.

Nama umum
Indonesia: Inggris: Melayu: Vietnam: Thailand: Pilipina: Cina: Pare, paria balsam-pear, bitter gourd Peria muop dang, kho qua mara, phakha, maha ampalaya, amargoso, paria, palia ku gua, foo gwa

Pare

Klasifikasi
Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Super Divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida (berkeping Sub Kelas: Ordo: Famili: Cucurbitaceae (suku Genus: Momordica Spesies: Momordica charantia L. (Tumbuhan (Menghasilkan (Tumbuhan dua / (Tumbuhan) berpembuluh) biji) berbunga) dikotil) Dilleniidae Violales labu-labuan)

Kerabat
Paria Kecil

Dekat

Kegunaan & Budidaya


Kandungan Kimia : Daun pada tumbuhan ini mengandung zat-zat : zat pahit, minyak lemak, asam damar, protein, besi, kalsium, fosfor, vitamin A, B1 dan C. Khasiat & Manfaat:

Buah pare bersifat mematikan cacing. Tanaman yang rasanya pahit ini mendinginkan, membersihkan darah (buah yang belum masak), anti radang, menambah nafsu makan, menurunkan panas, dan menyegarkan. Kegunaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menambah Batuk Cacingan Menyuburkan lain pada rambut : anak anak Diabetes rejan Ambeien ASI Bisul

8. 9. Menghilangkan bekas

Disentri luka

10. Susah buang air besar (daunnya)

You might also like