You are on page 1of 24

HUBUNGAN ANTARA FALSAFAH, PARADIGMA, MODEL KONSEPTUAL, TEORI KEPERAWATAN DAN METODOLOGI ILMIAH

KASUS PEMICU
SITUASI: Penelitian merupan upaya ilmiah dalam menumbuh kembangkan pengetahuan dan ilmu. Keperawatan sebagai ilmu dan seni juga memasukkan penelitian sebagai salah satu kegiatan untuk mengaktualisasikan ilmu keperawatan sebagai landasan bagi profesi untuk berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan ilmiah ini tidak terwujud secara instan, terutama dalam keperawatan. Berbagai upaya para ahli keperawatan mengawalinya dengan menegakkan falsafah keperawatanm mengembangkan paradigma keperawatan sampai pada upaya pengembangan model konseptual, teori keperawatan yang pada akhirnya mewujudkan kegiatan ilmiah penelitian sebagai metoda ilmiah yang berkadar tinggi dalam menyepakati dan mendukung hipotesis yang muncul dari sebuah fenomena. Namun, tidak banyak para ahli yang mampu menjelaskan secara tegas saling keterkaitannya antara falsafah, paradigma, model konseptual, teori keperawatan dengan metoda ilmiah yaitu penelitian keperawatan.

TUGAS: 1. Identifikasi komponen dan sub komponen yang ada dan relevan untuk disusun sebagai skema keterhubungan antara falsafah sampai dengan metoda ilmiah. 2. Gambarkan dengan jelas dan rinci skema saling keterkaitan tersebut. 3. Uraikan setiap sub-komponen dan komponen yang terkait secara narasi. 4. Bagaimana cara mengoperasionalisasikan suatu falsafah dan paradigma kedalam

kehidupan sehari-sehari. Beri suatu contoh situasi secara lengkap

Page 1

PEMBAHASAN

1. Identifikasi komponen dan sub komponen yang ada dan relevan untuk disusun sebagai skema keterhubungan antara falsafah sampai dengan metoda ilmiah a. Komponen Falsafah Keperawatan Falsafah keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit, serta terutama berfokus kepada respon mereka terhadap suatu situasi. Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran alasan logis daripada metoda empiris. Komponen penting yang menjadi prinsip dasar falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) : memiliki delapan komponen, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity. Falsafah humanisme/ kemanusiaan mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu: 1) Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi 2) Bertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi 3) Memiliki holism intrinsic 4) Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain Hakekat manusia sebagai makhluk biopsikososio dan spritual, pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat, profesi yang berorientasi pada pelayanan, memiliki tingkat klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) serta pelayanan yang mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan secara keseluruhan. sesuatu yang lebih berdasakan pada

Page 2

Adapun hakekat keperawatan adalah sebagai berikut: 1) Sebagai ilmu dan seni, merupakan suatu ilmu yang didalam aplikasinya lebih kearah ilmu terapan. 2) Sebagai profesi yang berorientasi kepada pelayanan mengatasi umtuk membantu manusia mengatasi masalah sehat dan sakit dalam kehidupan untuk mencapai kesejahteraan. 3) Sebagai pelayanan kesehatan yang memiliki tiga sasaran, diantaranya individu, keluarga dan masyarakat sebagai klien. 4) Sebagai Kolaborator dengan tim kesehatan lainnya. Denagn memiliki program pembinaan kesehatan, pencegahan penyakit, penentuan diagnosis dini penyembuhan serta rehabilitasi dan pembatasan kecacatan. Sedangkan esensinya meliputi: 1) Memandang pasien sebagai makhluk yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik biospikososio dan spritual yang diberikan secara komprensif dan tidak bisa dilakuakn secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya. 2) Bentuk pelayanan keperawatan harus diberikan secara langsung dengan

memperhatikan aspek kemanusiaan. 3) Setiap orang berhak mendapatkan keperawatan tanpa memandang perbedaaan suku, kepercayaan, status sosial, agama dan ekonomi. 4) Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendirisendiri. 5) Pasien adalah mitra aktif dalam pelayanan kesehatan bukan sebagai penerima jasa yang pasif.

Page 3

b.

Komponen Paradigma keperawatan


Paradigma merupakan cara pandang terhadap fenomena secara subjektif yang dilatarbelakangi oleh berbagai disiplin ilmu dan proses refleksi, (Margaret Neuman, 2004). Menurut Poerwanto (1997) mengartikan paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia. Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini paradigma keperawatan masih berdasarkan 4 komponen yang diataranya manusia, keperwatan, kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disipin ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus berkembang. Komponen paradigma keperawatan terdiri dari konsep : manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan

1) Manusia sebagai focus sentral


Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetia, humanities dan kiat/art (Watson,1985). Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson (1985) human care is the heart of nursing atau Leininger (1984) yang menekankan caring is the central and unifying domain for the body of knowledge and practices of nursing.Pandangan tentang keperawatan sebagai sains tentang human care adalah komprehensif. Ini termasuk pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area-area :

Page 4

a) Pengkajian terhadap kondisi manusia b) Eksplikasi dari pengalaman manusia dengan, dan responnya terhadap berbagai kondisi sehat-sakit c) Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya d) Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship Studi tentang sistem untuk bagaimana human care mesti diwujudkan Dalam eksplikasi sains tentang human care pencarian harus termasuk beragam metoda untuk memperoleh pemahaman utuh dari human phenomena. Pencarian ini harus memfasilitasi integrasi pengetahuan dari biomedical,perilaku,sosiokultural, seni dan humaniora untuk menemukan pengetahuan keperawatan baru. Perspektif tentang human science memberi kesempatan bagi pemikir/peneliti keperawatan untuk melakukan telaah terhadap keilmuan keperawatan dan arahnya, guna meletakkan dasar-dasar subject matter serta tanggung jawab ilmiah dan sosialnya. Melalui perspektif ini, kajian terhadap makna,nilai etika tentang manusia, kesehatan dan keperawatan dapat dilakukan. Dalam konteks ini, pemahaman tentang human science berbasis pada : Filosofi tentang kebebasan, pilihan dan tanggung jawab manusia Biologi dan psikologi tentang keutuhan manusiawi (holism) Epistemologi bukan hanya secara empiris tetapi juga pengembangan estetis,nilai-nilai etis,intuisi dan proses eksplorasi dan penemuan. Konteks hubungan,proses interaksi antar manusia. Melalui telaah terhadap berbagai aspek tersebut, keperawatan secara kritis harus mempertanyakan apakah arah pengembangan keilmuan dan profesi keperawatan dengan pendekatan medical science tepat ? Pendekatan ini lebih menekankan pada penggunaan konsep, pandangan dan tehnik-tehnik dari ilmu alam dan kedokteran yang diaplikasikan pada keperawatan. Dengan pendekatan ini, keperawatan baik secara keilmuan ataupun profesi akan terjebak pada pola pemikiran dan tindakan yang mudah terfragmentasi pada struktur dan fungsi organ, penyakit dan tehnik-proseduril tertentu. Ini tidak sejalan dengan prinsip dan pandangan keperawatan tentang holism,humanism and caring.

Page 5

Keperawatan sebagai human science mengintegrasikan keilmuan dengan nilainilai keindahan, seni/kiat , aspek etis dan estetis dari proses caring antar manusia. Keperawatan dapat berkembang dengan fondasi filosofis yang lebih bermakna berbasis pada nilai-nilai manusiawi. Melalui ini harus dipilih metoda yang memungkinkan untuk melakukan kajian terhadap makna diri bukan hanya secara objektif tetapi juga subjektif dari diri perawat sendiri maupun orang lain. Dalam konteks ini, kajian keperawatan lebih memfokuskan pada manusia dengan masalah dan pengalaman hidupnya (i.e.health and illness) dari pada sekedar perilaku,tehnik dan proseduril yang sering tidak manusiawi. Dengan demikian, pola ini akan memperluas pemikiran dan memungkinkan untuk mengembangkan gambaran baru tentang makna sebagai manusia, perawat, pengalaman sakit, pengalaman

dirawat/disembuhkan, memberi dan menerima human care. Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully functional integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok yang utuh, ..the human is viewed as greater than, and different from, the sum of his or her parts . (Watson,1985:14) yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang manusia, secara bersama-sama berfungsi dan berespon untuk mewujudkan keutuhannya. Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis,

berkesinambungan dan itu semua penting untuk perkembangan personalnya. Pandangan dasar tentang manusia ini, yang dalam paradigma keperawatan merupakan fokus sentral pada saatnya memberi arah pada eksplorasi tentang human science , human responses (to health and illness) dan human care serta menuntun perawat untuk memahami dan memperlakukan manusia lain (klien) secara utuh, unik dan manusiawi.

Page 6

2) Keperawatan
Esensi keperawatan, seperti dirumuskan oleh American Nurses Association (ANA,1980) adalah Diagnosis and treatment of human responses to actual and potential health problems atau dapat diinterpretasikan sebagai diagnosis dan perlakuan pada respon manusia terhadap masalah klesehatan baik yang sifatnya aktual maupun potensial. Dari rumusan tersebut ada beberapa hal pokok yang membutuhkan penjabaran makna lebih lanjut, yaitu : diagnosis dan perlakuan, respon manusia dan masalah kesehatan. Dengan menggunakan pandangan dasar terhadap tiga konsep yang lain dalam paradigma keperawatan, maka intervensi keperawatan sebagai bentuk pelayanan professional memperhatikan nilai-nilai harkat dan martabat manusiawi (humanism), perlakuan yang utuh/ tidak terfragmentasi (holism/wholeness) dan menekankan caring sebagai jiwa dari keperawatan (the heart of nursing).

3) Sehat/Kesehatan .
Sehat seperti dinyatakan WHO adalah a state of complete physical,mental and social wellbeing, not merely the absence of disease or infirmity, atau dikatakan sebagai kondisi yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial dan tidak sekedar bebas dari penyakit dan kelemahan. Definisi tersebut mengandung makna bahwa sehat merupakan kondisi multidimensi yang paling tidak mencakup lima dimensi yang berbeda sebagai standar minimal untuk dinyatakan sebagai sehat (sempurna) yaitu kesehatan fisik, mental (fungsi emosional dan intelektual) fungsi sosial, fungsi peran dan persepsi umum tentang wellbeing. Sehat merupakan kondisi yang utuh dan selaras antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku dan fisiologi manusia semata. Sedangkan Carieri &Co.(1980) dalam bukunya Basic Human Needs menyatakan sehat sebagai a state in which needs

Page 7

are being sufficiently met, dalam hal ini seseorang dikatakan sehat bila kebutuhan dasarnya terpenuhi.. Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) dapat dikemukakan beberapa hal prinsip antara lain : a) Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-fkator yang mempengaruhi b) Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi c) Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal d) Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh (manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh yang dapat mengganggu (agent,environment).

4) Lingkungan.
Lingkungan dikatakan sebagai the aggregate of all external conditions and influences affecting the life and development of an organism, human behavior and society (Leavell & Clarck,1965:57), dalam hal ini segala kondisi eksternal yang melingkupi kehidupan seseorang, berpengaruh terhadap hidup dan perkembangan organisme, perilaku manusia dan masyarakat. Spradley & Allender (1997) mengemukakan bahwa lingkungan terdiri dari empat elemen utama yaitu lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi. Lingkungan fisik meliputi iklim, udara, struktur geologi dan geografi. Lingkungan fisik seperti iklim dan udara mempengaruhi manusia seperti temperatur panas dan dingin yang ekstrim; bau, tingkat kebisingan yang tidak favourable bagi manusia untuk menjalankan aktifitas dan kehidupan; sehingga perlu ada upaya kontrol agar manusia dapat menjalankan fungsi

Page 8

fisiologisnya secara optimal. Lingkungan yang berkenaan denagn struktur geologi dan geografi- apakah merupakan area yang aman dan nyaman bagi manusia untuk tumbuh, berkembang dan menjalani aktifitas kehidupannya; Lingkungan biologis merupakan segala sesuatu yang hidup baik binatang atau tanaman, yang melingkupi kehidupan seseorang. Berbagai jenis mahluk hidup non manusia dari banyak penelitian diketahui sebagai penyebab atau pembawa kuman penyakit tertentu; Lingkungan sosial ekonomi, kedua hal ini sosial dan ekonomi saling tergantung dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan sosial berkaitan dengan lingkup asosiasi/pergaulan seseorang dan karena kondisi sosial ekonomi merupakan faktor penentu pada lingkup/eksistensi sosial seseorang maka lingkungan sosial dan ekonomi dikaitkan satu dengan yang lain. Ada pandangan mendasar tentang hubungan dua hal ini, yaitu makin rendah status sosial-ekonomi makin tinggi prevalensinya terhadap penyakit; atau ada asosiasi antara rendahnya pendapatan dan kerentanan tetrhadap penyakit meskipunn tingginya pendapatan tidak menjamin bahwa seseorang terjaga kesehatannya. Oleh karenanya perhatian harus diberikan pada bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi proses terjadinya penyakit dan ketidak seimbangan. Menempatkan lingkungan sebagai salah satu elemen utama paradigma keperawatan berarti bahwa pemahaman terhadap konsep lingklungan dibutuhkan sehingga kajian terhadap dampaknya pada ketidak seimbangan fungsi-fungsi manusiawi diperhitungkan dan program pengurangan resiko (risk reduction program) sebagai upaya prevensi dapat diwujudkan.

c.

Komponen Model Konseptual


Model konseptual tersusun atas ide-ide (konsep-konsep) abstrak dan umum, dan proposisi yang menspesifikasi hubungan antara keduanya. Model konseptual sangat penting sebagai landasan perkembangan disiplin keperawatan.

Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Fenomena ini

Page 9

diklasifikasikan menjadi konsep, terdiri dari kata-kata yang mengandung citra mental dari sesuatu yang akan dijelaskan.Konsep bisa berupa ide abstrak (seperti adaptasi, ekuilibrium) atau idea konkrit (misalnya bangku atau papan tulis). Karena itu model konseptual dapat dijabarkan sebagai serangkaian konsep dan asumsi yang berintegrasi menjadi suatu gambaran yang bermakna. Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yaitu : 1. Orang yang menerima asuhan keperawatan 2. Lingkungan (masyarakat) 3. Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit) 4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)

Model konseptual keperawatan menitikberatkan pada : 1. Keperawatan menitikberatkan pada prinsip dan hukum yang mengatut proses

kehidupan, kesejahteraan, dan fungsi optimal kehidupan manusia baik sehat maupun sakit. 2. Keperawatan menitikberatkan pada pola perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dalam kehidupan normal dan situasi krisis. 3. Keperawatan juga berfokus pada tindakan/proses keperawatan yang mana akan berdampak pada perubahan positif status kesehatan. 4. Keperawatan berfokus pada kesehatan manusia secara holistik, bahwasanya manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien)

Page 10

Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer. Model konseptual mendefinisikan sehat sebagai kesaran sehat-sakit dari seseorang, dan lingkungan kondusif untuk pemulihan kesehatan. Model ini juga mengidentifikasi tujuan keperawatan yang biasanya menterjemahkannya dari definisi sehat yang dimaksud. Dalam konsep keperawatan juga terlibat suatu penjelasan tentang proses keperawataan dan pola pikir yang terbentuk dari konsep ini.

d.

Komponen Teori Keperawatan


Teori merupakan serangkaian konsep, defenisi dan proposisi yang menunjukkan gambaran fenomena yang sistematik dan yang bertujuan menyebutkan, menjelaskan dan memprediksi. Teori keperawatan menurut sevens (1984) adalah usaha menguraikan dan

menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan (dikutip dari Taylor c, dkk/1989). Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Torre (1985) dan Chin dan Ycob (1983), secara jelas menegaskan karakteristik dasar teori keperawatan. Menurut mereka, ada lima karakteristik dasar teori keperawatan, yaitu: 1. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefenisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep lingkungan. 2. Teori keperawat harus bersifat ilmiah. Artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis.

Page 11

3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya teori keperawatan dapat digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktik keperawatan. 4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian. 5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktik keperawatan. Teori keperawatan pada dasarnya terdiri atas empat komponen/konsep yang berpengaruh dan menentukan kualitas praktik keperawatan, yaitu konsep manusia, keperawatan, konsep sehat-sakit dan konsep lingkungan. Meskipun keempat konsep digunakan pada setiap teori keperawatan, akan tetapi pengertian dan hubungan antara konsep ini berbeda anatar teori yang satu dengan teori yang lain.

e.

Komponen Metodologi Ilmiah


Metodologi ilmiah ditemukan sebagai cara yang paling efektiuf untuk menentukan hubungan antar variabel sehingga memungkinkan tumbuhnya pengertian, prediksi dan suatau tingkatan kendali.Metodologi ilmiah dapat diperlakukan sebagai suatu proses, dimana setiap langkah dalam metodologi ilmiah mencerminkan suatu keyakinan yang memberikan konstribusi terhadap falsafah keilmuan dan terhadap suatu cara utama dalam memandang dunia. Para ilmuawan akan memilih apa yang akan dipelajari, dan kemudian terlibat dalam proses reduksionisme diri. Dengan memilih sesuatu yang dapat diobservasi atau bagian yang dapat diukur dari suatu lingkungan individu, ilmuan akan menentukan batasan batasan masalah. Hal ini merupakan persyaratan pertama suatu metoda ilmiah. Para ilmuan berusaha menjaga jarak dengan masalah yang sedang diteliti agar tetap dapat bersikap objektif tentang fenomena yang diteliti. Masalah yang tidak terbatas perlu dibuat defenisinya, dan defenisi dibuat secara operasional sehingga menjadi sesuatu yang dapat diobservasi dan diukur. Realitas diuraikan menjadi sesuatu yang empirik dan dapat diukur, dan defenisi lebih lanjut yang disesuaikan dengan pengalaman peneliti akan dapat menetapkan arti dari sebuah fenomena.

Page 12

Metodologi ilmiah keperawatan rnerupakan suatu kegiatan penelitian yang terdiri dari metoda riset kuantitatif dan kualitatif. Dan praktek keperawatan membutuhkan pengembangan teori- teori sebagai bagian dari suatu disiplin keilmuan, termasuk didalamnya kegiatan riset yang mempelajari perilaku perawat dan riset yang meneliti tentang aspek-aspek klien. Harapan dasar dari suatu metodologi ilmiah adalah bahwa : (1) individual merupakan mahluk yang hampir mirip satu sama lain sesuai dengan kategori, (2) pengalaman dapat dikuantifikasi, dan (3) kekonstanan atau kepasifan manusia dan lingkungan dapat dihasilkan.

Hasil akhir adalah suatu teori yang menghasilkan situasi yang bersifat deterministik, atomistik dan scientifik. Pansangan alam semesta yang mendasar adalah mekanistik, yaitu manusia bereaksi terhadap stimuli untuk menghasilkan suatu hasil yang diinginkan sesuai dengan yang ditetapkan oleh perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan.

Page 13

2.

Skema saling keterkaitan falsafah-paradigma-model konseptual- teori keperawatan dan metodologi ilmiah Skema berikut ini menjelaskan pengembangan ilmu keperawatan mulai dari falsafah yang bersifat abstrak sampai dengan penerapan teori keperawatan secara konkrit dalam praktik keperawatan. Falsafah Abstrak

Pengetahuan n ilmu Proses pikir abstrak teori Introspeksi Intiusi Pembenaran (reasoning) Uji relialitas (penelitian)

Dunia Empiris (Praktik Keperawatan

Konkrit

Page 14

Skema Keterkaitan falsafah-paradigma-model konseptual- teori keperawatan dan metodologi ilmiah . Falsafah Keyakinan

Paradigma

Fokus orientasi

Interaksi Manusia Dan Lingkungan

Model Konseptual

Abstraksi konsep

Kesehatan dan kesejahteraan manusia di alam semesta

Teori Keperawatan

Operasionalisasi konsep tentang fenomena Uji hipotesa tentang teori keperawatan

Metodologi ilmiah

3. Penjelasan sub-komponen dan komponen dari skema Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentag hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosialspiritual.Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang

Page 15

gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris. Falsafah keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai pedoman untuk berpikir, mengambi keputusan dan bertindak/berperilaku dalam melaksanakan praktek keperaatan pada klien dalam rentang sehat-sakit. Pernyataan dalam falsafah menyebutkan konsep-konsep utama dari disipline berupa keyakinan yang terus menerus tentang apakah keperawatan itu, bagaimana berpikir tentang apa yang dilakukan oleh perawatan , hubungan dalam keperawatan dan lingkungan keperawatan (Parker, 2005). Pernyataan Filosofi juga memberikan panduan dalam menjelaskan issue dan mengklarifikasi prioritas discipline. Perawat menggunakan pernyataan filosofi untuk mengkaji seberapa jauh kapasitas diantara individu, professional, organisasi dan keyakinan social serta nilai-nilai. Filosofi bersifat abstrak yang menunjukkan keyakinan dasar disiplin keperawatan dalam memandang manusia sebagai makhluk biologis dan respon manusia dalam keadaan sehat dan sakit, serta berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi. Folosofi belum dapat diaplikasikan langsung dalam praktik keperawatan, sehingga perlu dijabarkan dan dibuat dalam bentuk yang lebih konkrit (less abstrac) yang dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk paradigma keperawatan. Berdasarkan falsafah kemudian ilmuan keperawatan mengembangkan paradigma yang merupakan kesepakaan bersama antar ilmuan keperawatan tentang konsep-konsep utama yang mendasari perkembangan disiplin ilmu keperawatan dan praktik keperawatan. Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan. Paradigma keperawatan mencakup 4 konsep utama yaitu manusia, keperawatan, kondisi sehat/kesehatan dan lingkungan. Keperawatan memandang manusia sebagai inti dari keperawatan, merupakan makhluk yang unik merupakan system terbuka secara terus menerus bertukar energi dengan lingkungan. Manusia merupakan sistem adaptif, berinteraksi dengan lingkungan dan bergerak menuju adaptasi dan sehat. Manusia memiliki kebutuhan yaitu segala sesuatu yang diperlukan untuk kesehatan dan kesejahteraannya. Komponen kebutuhan meliputi kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial dan spiritual. Konsep sehat dan

Page 16

kesehatan dalam paradigm keperawatan adalah kondisi yang mampu mempertahankan individu untuk berfungsi secara konsiten, stabil dan seimbang dalam menjalani kehidupan sehari-hari melalui interaksi positif dengan lingkungan. Konsep lingkungan mencakup semua aspek keadaan, pengaruh dan kondisi yang mengelilingi dan mempengaruhi individu. Lingkungan dapat meningkatkan dan mengganggu kesehatan individu. Lingkungan secara konstan mempunyai pengaruh terhadap perubahan internal dan eksternal yang terjadi pada manusia. Komponen internal meliputi faktor genetik, struktur antomis, fisiologis, psikologis, nilai dan keyakinan sedangkan komponen eksternal meliputi keadaan fisik, demografi, ekologi, hubungan interpersonal,dan nilai social budaya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Keperawatan merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit, yang dibutuhkan sampai pulih kembali atau menjelang ajal, dimana individu tidak mampu melaksanakan kegiatan kehidupannya akibat ketidakmampuan, ketidakmauan dan ketidaktahuan. Selanjutnya keempat konsep yang telah disepakati sebagai paradigm keperawatan dijabarkan oleh para ahli keperawatan dalam bentuk model konseptual keperawatan. Model Konsuptual Keperawatan adalah konsep-konsep, definisi dan preposisi yang menunjukkan hubungan yang spesifik untuk membentuk suatu perspektif terorganisir dalam melihat fenomena spesifik pada disipline keperawatan. Model konseptual memberikan cara-cara yang berbeda dalam berpikir tentang keperawatan. Model konseptual tersusun atas ide-ide (konsep-konsep) abstrak, umum, dan proposisi yang menspesifikasi hubungan antara keduanya. Model konseptual sangat penting sebagai landasan perkembangan disiplin keperawatan. Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Fenomena ini diklasifikasikan menjadi konsep, terdiri dari kata-kata yang mengandung citra mental dari sesuatu yang akan dijelaskan. Model konseptual keperawatan antara beberapa ahli terihat berbeda sesuai dengan penekanan mereka terhadap hubungan antar keempat konsep utama dalam keperawatan. Sebagai contoh Florence Nightingale lebih menekankan interaksi antara keperawatan dengan lingkungan, dimana perawat berperan secara dalam memodifikasi lingkungan untuk

Page 17

mencapai kesehatan yang optimal. Berdasarkan pemehaman ini, maka model konseptual memberikan arah dalam praktik keperawatan, namun demikian model konseptual lebih abstrak dibandingkan dengan teori keperawatan. Meskipun model konseptual menampilkan konsep-konsep dan definisi-definisi terkait dalam melihat fenomena keperawatan, namun belum menjelaskan outcome, sehingga perlu dikembangkan lebih konkrit dalam bentuk teori keperawatan. Fawcett (2000) menjelaskan bahwa sebuah model konseptual menetapkan sumber kerangka yang jelas bagi pengikutnya, yang menjelaskan kepada mereka bagaimana mengobservasi dan mengartikan ketertarikan fenomena terhadap suatu disiplin. Model keperawatan Grand theory sangat komprehensif dan meliputi perspektif dari setiap konsep paradigma yaitu : manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan (Fawcett, 2000; Tomey & Alligood, 2002). Setiap model konseptual keperawatan mempunyai Grand theory dimana teori tersebut berasal dari modelnya masing-masing. Salah satu contoh Grand theory yang berasal dari konseptual model keperawatan adalah model adaptasi Roy. Roy mengatakan bahwa manusia merupakan sistem yang adaptif yang diambil dari model adaptasi. Grand theory dari beberapa pakar keperawatan kemudian mendasari munculnya beberapa teori keperawatan dan teori middle range dalam struktur ilmu keperawatan. Teori keperawatan (nursing theory) lebih kongkrit dibandingkan dengan Grand theory tetapi tidak sespesifik teori middle range. Beberapa teori mungkin lebih spesifik untuk sebagian praktek keperawatan. Teori middle range memiliki fokus yang lebih luas dan lebih kongkrit daripada Grand theory atau nursing theory (Alligood 2002). Teori pada level ini lebih fokus dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan praktisi keperawatan yang spesifik seperti spesifik untuk kelompok usia klien, kondisi keluarga, tempat tinggal klien, kondisi kesehatan, dan peran perawat (alligood, 2002). Berdasarkan hal ini, maka teori middle range lebih spesifik kepada situasi keperawatan. Teori adalah sekumpulan konsep, definisi dan preposisi yang menunjukkan suatu gambaran yang sistematis dari fenomena dengan mendesain hubungan, memprediksi yang spesifik diantara konsep-konsep dengan tujuan menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan atau mengontrol fenomena (Chinn & Jacobs, 1987). Teori keperawatan didefinisikan sebagai konseptualisasi dari beberapa aspek realita (penemuan) yang menyangkut

Page 18

keperawatan.

Konseptualisasi

bertujuan

untuk

mengambarkan,

menjelaskan

dan

memprediksi asuhan keperawatan. Teori dalam hal ini bersifat lebih konkrit, bersinggungan langsung dengan dunia empirik. Teori memperjelas gambaran tentang fenomena dalam praktik keperawatan sekaligus memberikan prediksi terhadap outcome praktik keperawatan. Dalam rangka mengembangkan teori keperawatan sebagai bagian dari struktur pengetahuan keperawatan para peneliti dibidang keperawatan melakukan berbagai kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian ini menerapkan metode ilmiah (scientific method) dalam mencari kebenaran ilmiah untuk mengembangkan ilmu dan teori keperawatan Proses metode ilmiah dimulai pada saat perawat mengamati fenomena dalam praktik keperawatan. Pengamatan ini mulai dilakukan ketika mempunyai perhatian terhadap suatu fenomena. Proses berpikir mulai muncul ketika perawat menemukan masalah dalam menerapkan teori keperawatan. Karena masalah munculnya dari dunia empirik, maka proses berpikir tersebut diarahkan pada pengamatan objek dalam dunia empirik. Dalam menghadapi masalah perawat memunculkan reaksi yang berbeda-beda sesuai dengan cara berpikirnya. Ilmu keperawatan mengatasi masalah atau mencari jawaban atas permasalahan pada praktik keperawatan. Ilmu dimulai dengan fakta dan kemudian akan diakhiri dengan penemuan fakta pula. Fakta akan menghasilkan suatu teori yang menjelaskan tentang gejala yang terdapat dalam dunia nyata dan memberikan prediksi terhadap permasalahan tersebut. Teori keperawatan merupakan abstraksi intelektual yang merupakan gabungan antara pendekatan rasional dengan pengalaman empirik perawat dalam praktik keperawatan. Dalam hal ini teori merupakan suatu penjelasan yang bersifat rasional yang sesuai dengan objek yang dijelaskan. Dikatakan sebagai teori keperawatan jika telah didukung oleh fakta empirik di bidang keperawatan. Metode ilmiah yang digunakan oleh ilmuan keperawatan sebagai prosedur untuk mengembangkan ilmu juga didukung oleh cara lain yaitu cara estetik, cara personal knowledge dan cara etika. Berdasarkan penemuan empirik, disertai sentuhan estetika, pengalaman pribadi dan etika maka teor keperawatan akan semakin komprehensif. Praktik keperawatan seharusnya berlandaskan teori-teori keperawatan, demikian pula teroi keperawatan harus dikembangkan dan dirumuskan berdasarkan prinsip logika dan hasil penemuan empirik yang dilaksankan dengan metode ilmiah. Keterkaitan antara praktik keperawatan dalam dunia empirik dan metode ilmiah dalam pengembangan teori

Page 19

keperawatan akan menambah khasanah ilmu keperawatan. Berkembangnya ilmu keperawatan dari pengalaman dunia empirik dan metode ilmiah kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi pengetahuan keperawatan secara umum dan falsafah keperawatan yang menjadi dasar pengembangan ilmu keperawatan. Berdasarkan pemahaman ini, maka tidak menutup kemungkinan adanya perkembangan dan perubahan teori keperawatan, sampai dengan falsafah keperawatan, jika memang ditemukan adanya perkembangan baru dari dunia empirik. Dari skema diatas pengembangan ilmu keperawatan harus dilakukan secara kontinyu. Hasil temuan dibidang keperawatan semestinya dijadikan dasar untuk praktik keperawatan sekaligus untuk mengembangkan ilmu keperawatan dan body of knowledge dalam bidang keperawatan.

4. Cara mengoperasionalisasikan suatu falsafah dan paradigma kedalam sehari-hari.

kehidupan

Situasi :. Situasi : Diruang Perawatan interna Tn.K umur 45 tahun dirawat selama 1 minggu, Dengan keluhan sering sesak dan nyeri pada daerah dada. Setelah dilakukan pemeriksaan Tn.K didiagnosis kanker Paru paru. Setelah mendengarkan hasil tersebut Tn.K merasa sangat cemas dengan kondisinya.

Operasional penerapan falsafah keperawatan pada kasus diatas : a. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Hal ini dapat dilakukan dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping klien, dan bersikap caring sebagai media pemberi. Perawat dapat diminta untuk merawat, namun tidak dapat diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan spirit caring Spirit caring seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang terdalam. Spirit caring bukan hanya memperlihatkan apa yang

Page 20

dikerjakan perawat yang bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya, setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berbeda ketika memberikan asuhan kepada klien . Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang/cinta. Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Caring menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial b. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual. Dalam konteks ini perawat harus memandang bahwa klien yang dirawat adalah datang dengan utuh, sehingga asuhan tidak terpragmentasi pada salah satu unsur saja dan mengabaikan unsur yang lain. Hal ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan tidak hanya mengatasi nyeri, masalah nutrisi dan sebaginya yang bersifak fisik tetapi juga pemenuhan kebutuhan psiko-sosial-spiritual. c. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Dalam konteks ini perawat sebagai advakator dan konselor bagi klien, memfasilitasi keterbatasan ekonomi klien untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu. d. Bentuk pelayanan keperawatan harus diberikan secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan. e. Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri. f. Pasien adalah mitra aktif dalam pelayanan kesehatan bukan sebagai penerima jasa yang pasif. Perawat harus memandang klien dengan prinsip otonomi dalam pengambilan keputusan dan menjamin bahwa keputusan yang diambil adalah untuk kesejahteraan klien setelah mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap.

Page 21

Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain: a. Mengembangkan hubungan saling percaya. Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang dialami klien. Sehingga karakter yang diperlukan dalam faktor ini antara lain adalah kongruen, empati, dan kehangatan. b. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien. Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien. c. Penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan. Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada klien. d. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien. e. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien. f. Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi. g. Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat selanjutnya

Operasional penerapan paradigm keperawatan pada kasus diatas : Para penggagas teori keperawatan menyepakati bahwa ada empat konsep yang menjadi elemen utama paradigma keperawatan yaitu : manusia, lingkungan, sehat/kesehatan dan keperawatan (Chaska,2003;Perry & Potter,2005) dan manusia merupakan fokus sentral dari paradigma keperawatan (George,1980). Keempat elemen dari paradigma ini diwujud-nyatakan dengan dijiwai oleh prinsip holism, humanism dan caring. a. Fenomena dalam hal ini respon manusia terhadap masalah kesehatan atau rentang kondisi sehat-sakit, secara individual klient dapat berupa respon terhadap

Page 22

penyakit; maka proses mendiagnosis pada keperawatan menekankan pada apa/bagaimana respon klien secara utuh terhadap kondisi tersebut.

b. Melalui

aktifitas

pengkajian

keperawatan

(nursing

assessment)

ditelaah

bagaimana respon fisiknya : apakah menimbulkan nyeri, bagaimana intensitas dan kwalitas nyerinya, seperti apa polanya, apakah nyeri ini menyertai terganggunya pola aktifitas atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar yang lain? Yang berikutnya adalah kajian terhadap respon psiko-sosialnya : apakah yang bersangkutan tahu apa yang dideritanya, apa makna kanker ini baginya, apakah keberadaan penyakitnya menyebabkan fungsi peran nya (role function) terganggu, dalam kapasitasnya sebagai apa? Bagaimana respon emosionalnya terhadap keberadaan kanker leher rahim ini, atau berada pada tahapan manakah : denial (penolakan)anger (marah)- bargaining (tawar menawar)- depression (kesedihan yang mendalam)- ataukah sudah pada tahap acceptance (menerima).

c. Kajian secara utuh respon bio-psiko-sosio-spiritual harus dilakukan, sejalan dengan pandangan dasar keperawatan terhadap manusia yang unik dan utuh, dihadapkan pada kanker leher rahim yang sama responnya berbeda-beda. Untuk menentukan kebutuhan dasar apa yang tidak terpenuhi (lingkup garapan keperawatan/ domain profesi) dan bagaimana potensi yang bersangkutan untuk mengatasinya.

Page 23

DAFTAR PUSTAKA Aligood. M.R dan Tomey. A.N., 2006, Nursing Theorists and Their Work, 6th Edition, Mosby Inc, USA Aligood. M.R dan Tomey. A.N., 2006, Nursing Theory : Utilization & Application, 3th editon, Mosby Inc, USA Fawcett. J., 2005, Contemporary Nursing Knowledge: Analisys and Evaluation of Nursing Models and Theorist, 2th edition, FA Davis Company, Philadelphia Ihsan. F., 2010, Filsafat Ilmu, Rineka Cipta, Jakarta Mustansyir. R., Munir. M., 2010, Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Meleis. A.I., 2007, Theoretical Nursing : Development and Progress, 4th edition, Lippincott Williams & Wilkins, USA Nurahmah, 2000, Falsafah, Teori dan Paradigma Keperawatan, Makalah tidak dipublikasikan Parker. M.E., 2005, Nursing Theories and Nursing Practice, 2th edition, F.A. Davis Company, USA http://arifhujanairmata.blogspot.com/2010/02/filsafat-keperawatan_06.html

Page 24

You might also like