You are on page 1of 6

BAB III LAPORAN KASUS

3.1 Identifikasi Nama Umur Jenis kelamin Agama Pekerjaan Alamat : Nn. Dina Noviana : 13 tahun : Perempuan : Islam : Pelajar : Jl. Abikusmo RT 16 RW 03 Kel. Kayuagung

3.2

Anamnesis Keluhan Utama : Bintik-bintik kehitaman di dada, perut, punggung, wajah, lengan kiri dan kanan, sejak 1 minggu yang lalu.

Keluhan Tambahan : (-)

Riwayat Perjalanan Penyakit : Kisaran 1 minggu yang lalu sebelum diperiksa di poliklinik rumah sakit pasien mengeluh demam, lemah badan dan sakit kepala oleh ibunya pasien diberi obat penurun panas. Kemudian pasien mengatakan timbul bintil-bintil berisi cairan putih di dada yang disertai rasa gatal. Pada awalnya bintil-bintil berisi cairan putih hanya di dada tetapi bintil berisi cairan putih tersebut menyebar tidak hanya di dada namun juga ada pada perut, punggung, wajah, lengan kiri dan kanan pasien. Kisaran 5 hari yang lalu sebelum diperiksa di poliklinik rumah sakit pasien dibawa ibunya berobat ke dokter setelah minum obat tersebut ada perbaikan. Pasien mengaku keluhan ini baru pertama kali dirasakan. Pasien juga mengatakan kalau ada teman dikelasnya yang mengalami keluhan yang sama dengannya sudah dua minggu.

14

15 Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ada penyakit dahulu.

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan seperti penderita.

Riwayat Hygiene - Penderita mengaku mandi 2x sehari dengan menggunakan air ledeng dan menggunakan sabun - Penderita mengaku mengganti pakaian 2x sehari - Penderita menyangkal menggunakan handuk bersama dengan anggota keluarga lainnya - Pendrita menyangkal menggunakan pakaian bersama dengan anggota keluarga lainnya

Riwayat Pengobatan Tidak ada alergi terhadap obat-obatan tertentu

3.3

Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Tanda vital - Kesadaran - TD - Nadi - Suhu - Pernafasan - BB - TB : Kompos mentis : 110/70 mmHg : 78 x/menit : 36,5 0C : 20 x/menit : 45 kg : 155 cm

Status Generalisata Kepala Mata THT : Normochepali : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) : Tidak ada kelainan

16 Leher Thorak Cor Pulmo Abdomen Ekstremitas Superior Inferior : Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-) : : BJ I/II tunggal regular, gallop (-), murmur (-) : Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) : Tidak ada kelainan : : Tidak ada kelainan fungsi pergerakan maupun deformitas : Tidak ada kelainan fungsi pergerakan maupun deformitas

3.4

Status Dermatologikus Regio torakalis anterior et posterior, regio abdomen anterior, regio frontalis, regio zigomaticum dextra, regio nasalis, regio mentalis, region antebrachii anterior dextra et sinistra terdapat krusta, ukuran miliar sampai lentikular, bentuk bulat, jumlah multiple, susunan diseminata, penyebaran diskret.

17

3.5

Pemeriksaan Penunjang Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

3.6

Resume Pasien, Nn. D, 13 tahun kisaran 1 minggu yang lalu sebelum diperiksa di poliklinik rumah sakit pasien mengeluh demam, lemah badan dan sakit kepala oleh ibunya pasien diberi obat penurun panas. Kemudian pasien mengatakan timbul bintil-bintil berisi cairan putih di dada yang disertai rasa gatal. Pada awalnya bintil-bintil berisi cairan putih hanya di dada tetapi bintil berisi cairan putih tersebut menyebar tidak hanya di dada namun juga ada pada perut, punggung, wajah, lengan kiri dan kanan pasien.

18 Kisaran 5 hari yang lalu sebelum diperiksa di poliklinik rumah sakit pasien dibawa ibunya berobat ke dokter setelah minum obat tersebut ada perbaikan. Pasien mengaku keluhan ini baru pertama kali dirasakan. Pasien juga mengatakan kalau ada teman dikelasnya yang mengalami keluhan yang sama dengannya sudah dua minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Berdasarkan anamnesis didapatkan status dermatologikus regio torakalis anterior et posterior, regio abdomen anterior, region frontalis, regio zigomaticum dextra, regio nasalis, regio mentalis, regio antebrachii anterior dextra et sinistra terdapat krusta, ukuran miliar sampai lentikular, bentuk bulat, jumlah multiple, susunan diseminata, penyebaran diskret.

3.7

Diagnosis Banding 1. Varisela 2. Variola 3. Herpes zoster

3.8

Diagnosis Kerja Varisela

3.9

Penatalaksanaan a. Non Medikamentosa 1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai kemungkinan penyakit yang dialami oleh pasien berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang sudah dilakukan. 2. Menyarankan kepada pasien untuk tidak menggunakan pakaian maupun handuk bersama diantara semua anggota keluarga. 3. Menjelaskan kepada pasien untuk mencegah infeksi, pasien harus mengurangi garukan pada lesi sehingga tidak terjadi luka dan tidak menyebar ke daerah tubuh yang lain. b. Medikamentosa 1. Jika lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak agar tidak mudah pecah.

19 2. Jika vesikel sudah pecah atau sudah berbentuk krusta, dapat diberikan salep antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. 3. Dapat diberikan antipiretik dan analgetik, tetapi tidak boleh golongan salisilat (aspirin) untuk menghindari terjadinya sindroma Reye. Pemberian obat antivirus dapat mengurangi lama sakit, keparahan dan waktu penyembuhan akan lebih singkat. Pemberian obat antivirus sebaiknya dalam jangka waktu kurang dari 48-72 jam setelah erupsi di kulit muncul. Golongan obat antivirus yang dapat diberikan yaitu asiklovir, valasiklovir dan famasiklovir. Dosis anti virus (oral) untuk pengobatan varisela dan herpes zoster yang dapat diberikan adalah: Neonatus: Asiklovir 500 mg/m2IV setiap 8 jam selama 10 hari Anak (2-12 tahun) : Asiklovir 4x20 mg/kg BB/ hari/oral selama 5 hari Pubertas dan dewasa: - Asiklovir 5x800 mg/hari/oral selama 7 hari - Valasiklovir 3x1 gr/hari/oral selama 7 hari - Famasiklovir 3x500 mg/hari/oral selama 7 hari.12 Pemberian asetaminofen untuk mengurangi perasaan tidak nyaman akibat demam; antipruritus seperti difenhidramin 1,25 mg/kg setiap 6 jam atau hidroksin 0,5 mg/kg setiap 6 jam. Topikal dan antibiotik sistemik dapat diberikan untuk mengatasi superinfeksi bakteri. Terapi antivirus menurunkan mortalitas karena progresif pneumonia dapat dicegah, dan mengubah prognosis infeksi varisela pada anak yang beresiko tinggi. Terapi asiklovir pada anak imunodefisiensi harus dimulai pada 24 hingga 72 jam sesudah muncul ruam kulit. Oleh karena rendahnya absorbsi oral, obat diberikan intravena dengan tiap pemberian dosis 500 mg/mm dalam 8 jam. Terapi dilanjutkan untuk 7 hari atau sampai tidak ada lesi baru yang muncul dalam 48 jam.11

3.7 Prognosis Quo ad vitam Quo ad fungsionam Quo ad sanationam Quo ad cosmeticam : bonam : bonam : bonam : bonam

You might also like