You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Demi tercapainya kualitas pembelajaran yang baik, tidak hanya bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar di dalam kelas saja. Siswa justru akan merasa jenuh dan penasaran, terutama terkait dengan materi yang dijelaskan oleh guru tersebut. Misalnya saja masalah Hankam, khususnya keamanan dirgantara. Untuk itu semua kegiatan observasi, yaitu pengenalan dan penelitian secara langsung pada objek-objek yang berhubungan dengan materi yang disampaikan tersebut, menjadi sangat penting untuk dilaksanakan. Dengan observasi, maka siswa tidak hanya mengetahui, akan tetapi siswa juga dapat mengenal dan memahami objek secara langsung. Karya wisata merupakan salah satu kegiatan observasi yang efektif sebagai penunjang proses belajar mengajar di sekolah. Di Indonesia terdapat banyak tersebar Museum-Museum tempat penyimpanan bendabenda bersejarah, Museum Dirgantara Mandala adalah salah satunya. Berbeda dengan Museum-Museum perjuangan yang lain, di Museum ini dipamerkan berbagai jenis pesawat terbang yang pernah dimiliki Banga Indonesia, khususnya TNI AU. Selain itu di Museum yang berlokasi di Yogyakarta ini, terdapat pula diaroma-diaroma perjuangan Bangsa Indonesia, khususnya TNI AU dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI. Museum Dirgantara Mandala merupakan satu-satunya Museum Pusat TNI AU. Pengelolaanya pun langsung ditangani oleh TNI AU itu sendiri. Tidak banyak yang mengetahui keberadaan Museum ini, termasuk siswa-siswi SMA Negeri 1 Rajagaluh sendiri, hanya sebagian kecil yang mengetahuinya. Maka dengan diadakannya karya wisata ini diharapkan siswa-siswi dapat mengenal lebih dekat tentang kedirgantaraan Indonesia sehingga timbul rasa kebanggaan terhadap bangsa yang ternyata memiliki banyak peninggalan sejarah yang tidak kalah hebatnya dengan negara-negara lain.

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana sejarah berdirinya Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala? b. Bagaimana perkembangan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala dari masa ke masa?

c. Sebutkan koleksi-koleksi yang dipamerkan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala?

1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional, 2. untuk melatih pembuatan karya tulis berikutnya, 3. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang sejarah dan benda-benda peninggalan sejarah yang ada di Indonesia, 4. Menumbuhkan rasa kebanggaan siswa terhadap kebesaran dan kejayaan bangsa Indonesia pada masa lalu.

1.4 Metode Penulisan Adapun metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini, adalah sebagai berikut: 1. Metode Observasi Yaitu metode penelitian yang langsung mengunjungi objek karya tulis, yakni Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala di Yogyakarta. 2. Metode Kepustakaan Yaitu metode penelitian dengan mengumpulkan data yang berasal dari beberapa buku sumber yang dianggap relevan.

BAB II PEMBAHASAN PUSAT TNI AU DIRGANTARA MANDALA

2.1 Sejarah Berdirinya Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yang menjadi latar belakang didirikannya Museum AURI, yaitu: 1 Semua kegiatan dan peristiwa bersejarah dalam pertumbuhan dan perkembangan TNI AU serta semua pengorbanan para pejuang dan pahlawan udara dalam membina dan merintis AURI, serta mempertahankan dan menegakan kemerdekaan NKRI perlu dilestarikan. 2 Dalam rangka pewarisan nilai-nilai 45 yakni bahwa pengabdian dan pendokumentasian tersebut perlu untuk direalisasikan dalam bentuk visualisasi bukti sejarah agar dapat diketahui, diterima, dihayati dan diamalkan oleh generasi muda. Hasyrat untuk mengabadikan dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan maupun peristiwa-peristiwa bersejarah di lingkungan AURI itulah yang menjadi dasar didirikannya Museum AURI, yang kemudian dituangkan dalam Keputusan Menteri/Panglima AU No. 491 tanggal 6 Agustus 1960 tentang Dokumentasi Sejarah dan Museum AURI. Meskipun demikian realisasinya tidak secepat yang diharapkan. Museum AURI baru bisa diwujudkan tanggal 21 April 1967. Semula masih bersifat embrio, dan organisasinya masih dibawah pembinaan Asisten Direktorat Humas AURI. Kegiatan Museumpun masih terbatas, karena kurangnya tenaga profesional maupun biaya. Namun sejak dikeluarkannya Instruksi Menteri / Panglima AURI No. 2 tahun 1967 Tentang Peningkatan Peningkatan Bidang Sejarah dan Museum AURI, maka mulailah ada titik terang. Berkat perhatian dari pimpinan AURIV (Pangkowilu) maka pada tanggal4 April 1969 diresmikanlah Museum Pusat TNI AU Roesmin Nuryadin di Jakarta. Sementara itu, di Lembaga Pendidikan AKABRI Bagian Udara Yogyakarta sudah memiliki Museum pendidikan / karbol, sehingga mulailah adanya pemikiran yang mengarah pada pengembangan danupaya mengintegrasikan kedua Museum tersebut. Disamping itu timbul pemikiran untuk menentukan lokasi Museum, bilamana keduanya berhasil disatukan, yang kemudian mengarah ke Yogyakarta. Adapun dasar pertimbangannya, adalah sebagai berikut:

a. Pada peristiwa 1945 1949 Yogyakarta memegangg peranan penting sebagai tempat lahir dan pusat perjuangan TNI AU. b. Yogyakarta adalah tempat penggodokan Taruna-taruna AU calon Perwira TNI AU. c. Semangat minat dirgantara, nilai-nilai 45 dan tradisi juang TNI AU mengacu pada semangat Maguwo. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka KASAU mengeluarkan Surat Keputusan No. Kep/IIIV/1978 tanggal 17 April 1978 menetapkan bahwa Museum Pusat AURI yang semula berkedudukan di Jakarta, dipindahkan ke Yogyakarta, diintegrasikan dengan Museum Pendidikan menjadi Museum Pusat TNI AU dengan memanfaatkan gedung Link Trainer di kawasan Ksatrian AKABRI bagian utara. Operasi Boyong pemindahan benda-benda koleksi Museum AURI di Jakarta ke Yogyakarta telah dimulai sejak November 1977. Langkah penyempurnaan pemindahan lebih lanjut berdasarkan Keputusan KASAU No. Skep./04/IV/1978 tanggal 17 April 1978 dilengkapi dengan pemberian nama Museum tersebut dengan nama Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Pembukaan dan peresmian Museum ini bersamaan pula dengan peresmian Museum Sekbang Pertama 1945 yang berlokasi di dekat Base Ops Lanud Adi Sutjipto, yang dilakukan oleh KASAU Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi, bertepatan dengan peringatan Hari Bakti TNI AU 19 Juli 1978.

2.2 Perkembangan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Dengan pertimbangan bahwa koleksi Museum Dirgantara Mandala terus berkembang dan bertambah, terutama alut sistra udara berupa pesawat terbang, sehingga gedung Museum di Ksatrian AKABRI Pagian Udara tidak dapat menampung, serta lokasinya sukar di jangkau pengunjung, maka pimpinan TNI AU memutuskan untuk memindahkannya lagi. Pada tanggal 17 Desember 1982, KASAU Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi menandatangani prasasti sebagai tanda dimulainya pembangunan atau rehab bangunan tersebut. Hal itu juga diperkuat dengan Surat Perintah KASAU No. Sprin/05/IV/1984 tanggal 11 April 1984 tentang Rehabilitasi Gedung tersebut untuk mempersiapkan sebagai gedung permanen Museum. Selanjutnya tanggal 29 Juli 1984 KASAU Sukardi meresmikan penggunaan gedung tersebut sebagai Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandal, yang hingga saat ini dari 4.200 m2 bangunan induk yang ada, telah digunakan seluas 3.600 m2 untuk pameran dan 600 m2 lainya untuk gudang dan mushola.

2.3 Koleksi-Koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Koleksi-koleksi di Museum Dirgantara Mandala digelar sesuai kronologi / urutan peristiwa sejarah TNI AU. Mengingat bahwa tidak semua koleksi yang mendukung bukti sejarah di pamerkan pada ruang kronologi, maka koleksi tersebut dikelompokan pada satu ruangan yakni koleksi pesawat. Sedangkan peristiwa yang memiliki bukti berupa gambar dan divisualisasikan dalam bentuk diorama yang bersifat imajiner.

2.3.1 Ruang Utama 1. Patung Empat Pahlawan Nasional Perintis TNI AU: a. Marsekal Muda TNI Anumerta Agustinus Adisutjipto b. Marsekal Muda TNI Anumerta Prof. Dr. Abdurachman Saleh c. Marsekal Muda TNI Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma d. Marsekal Muda TNI Anumerta Iswahyudi 2. Beberapa Foto Mantan Pimpinan TNI Angkatan Udara: a. Laksamana Udara Suryadi Suryadarma b. Laksamana Muda Udara Omar Dani c. Laksamana Muda Udara Sri Muljono Herlambang d. Laksamana Udara Roesmin Nurjadin e. Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi f. Marsekal TNI Sukardi g. Marsekal TNI Sutria Tubagus 3. Lambang-lambang a. Pataka Komando Operasi TNI AU Motto : Abhibuti Antarikshe Artinya : Keunggulan di udara adalah tujuan di udara b. Pataka Komando Tempur Udara Motto : Nitya Samakta Maawarti Sarwabaya Artinya : Senantiasa siaga bertindak terhadap segala ancaman bahaya c. Pataka Komando Pertahanan Udara Motto : Suraksita Nabhastala Artinya : Udara yang dipertahankan dengan baik d. Pataka Kodau I Motto : Sonya Gati Gatra Ghuwana Artinya : Tanpa menghitung untung rugi, tanpa pamrih dalam menjalankan tugas dan kewajibanpembinaan wilayah e. Pataka Kodau III

Motto : Wira Dharma Bhakti Artinya : Dengan semangat dan jiwa kepahlawanan kita tunaikan kewajiban kita terhadap negara f. Pataka Kodau VI Motto : Nityasa Prayatna Eka Mandala Artinya : Senantiasa waspada untuk keutuhan wilayah/daerah

2.3.2 Ruang Kronologi I 1. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukull 10.30 waktu Jawa Jaman Jepang atau pukul 10.00 WIB, Ir. Soekarno di dampingi Drs. Moch. Hatta atas nama Bangsa Indonesia menyatakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di rumahnya jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Pada keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 PPKI dalam sidangnya menetapkan UUD dan memilih Presiden dan Wakil Presiden. 2. Tentara Keamanan Rakyat Jawatan Penerbangan 3. Pembentukan TNI AU a. Partisipasi TKR Jawatan Penerbangan dan Tugas Internasional (dalam operasi POPDA) b. Penetapan TRI AU 4. Serangan Udara Pertama Terhadap Kota Kedudukan Belanda di Semarang, Salatiga dan Ambarawa. 5. Pengabdian Para Pahlawan TNI AU 6. Semangat Tekad Bangsa Indonesia Untuk Mewujudkan Pesawat Terbang Sendiri 7. Replika Pesawat WEL RI-X 8. Operasi Penumpasan PKI Muso/Madiun 9. Operasi Lintas Udara 10. Kepahlawanan Dalam Mempertahankan PU Maguwo 11. Pasukan Garuda Mulya 12. Stasiun PHB AURI PC-2 di Playen Gunungkidul 13. Indonesia Airways 14. Perintis Perindustrian Pesawat Terbang di Indonesia 15. Perintis Jawatan Kesehatan TNI AU

2.3.3 Ruang Kronologi II 1. Pendidikan Kadet-kadet AURI di Dalam dan di Luar Negeri

a. Sekolah Penerbangan Lanjut di andir dan Kalijati b. Pengiriman Kadet-kadet ke Luar Negeri 2. Pembentukan Skadron TNI AU Tahun 1950 a. Skadron 1 (Pembom) pesawat B-25/Mitehell di Halim Perdana Kusuma b. Skadron 2 (Angkut) pesawat C-47/Dakota di Halim Perdana Kusuma c. Skadron 3 (Tempur) pesawat P-51/Mustang di Halim Perdana Kusuma d. Skadron 4 (Lantai Darat) pesawat asteur di Bogor e. Skadron 5 (Lantai Laut) pesawat PBY-5A/Catalina di Halim Perdana Kusuma f. Skadron 6 (Latih) pesawat L-4/Pipper Cup di Husein Sastronegara 3. Operasi Penumpasan Pemberontakan DI/TII a. Pengintai udara dengan Pesawat Cessna 180 dan Pembom B-25 / Mitehel. b. Penembakan / pembom dengan menggunakan Pesawat Buru Sergap P-51 / Mustang, Pembom B-25 Mitchell dan AT-16 Harvard. c. Pengangkutan udara dengan pesawat C-47 Dakota. 4. Operasi Penumpasan PRRI di Sumatera a. Operasi Tegas untuk pembebasan Riau Daratan b. Operasi Sapta Marga untuk pembebasan Medan c. Operasi Sudar di Sumatera Selatan d. Operasi 17 Agustus untuk merebut kota Padang sebagai pusat PRRI. 5. Operasi Penumpasan Permesta di Sulawesi dan Bagian Timur Lainnya di Indonesia 6. Tri Komando Rakyat (Trikora) 7. Dwi Komado Rakyat (Dwikora) 8. Operasi Non Militer TNI AU a. Operasi Pepera di Irian Barat b. Operasi Bakti 9. Operasi Penumpasan Sisa-sisa Pemberontakan G-30 S/PKI Gerakan Operasi Penumpasan sisa-sisa G 30 S/PKI itu dikenal dengan Operasi Trisula, yang menunjukan operasi gabungan TNI Angkatan Udara. Kemudian berdasarkan Surat Perintah operasi Panglima Kawilhan IV No. 89/80/1968 tanggal 6 Juni 1968 segera membentuk suatu Posh Force yang disebut Operasi Elang dengan kekuatan: a. 1 Kompi Kopasgat

b. 1 Skadron Udara dengan pesawat - 2 pembom B-25 Mitchell - 3 pembom P-51 Mustang - AT-16 Horvard 2.3.4 Ruang Alutsista 1. Mitsubishi A6E5 Zero sen Negara asal : Jepang Buatan Tahun : 1938 Sejarah : Tahun 1941 : Pertama kali dipergunakan Jepang dalam perang melawan Amerika di China 2. P-51 Mustang Negara asal : Amerika Serikat Persenjataan : 6 pucuk growing helikopter 12, 7, 8 buah roket launcher, 2 buah bom Sejarah Tahun 1962-1963 : Operasi Trikora 1964 : Operasi Dwikora 1965 : Operasi penumpasan G 30 S/PKI dan sisa-sisanya 3. Glider Kampret Negara asal : Indonesia Sejarah : Dengan didirikan Sekolah Teknik Udara Perwira (Stupa) pada tahun 1951 yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ir. C.W.A Oyen, maka terbentuklah kesempatan untuk merancang pembuatan pesawat-pesawat terbang. Sebagai hasil penelitian ini telah dibuat sebuah pesawat luncur jenis Grunua Baby yang diberi nama Glider Kampret. Grunua mengingatkan sebuah nama dusun di Jerman, yang sebelum Perang Dunia II didirikan sebuah pabrk pesawat peluncur yang dibuat oleh Kadet Stupa tersebut bukan berdasarkan data dari Pabrik Father Belanda di Amsterdam dengan perbaikan dan perubahan segi. 4. L-4J Piper Cub Negara asal : Amerika Serikat Jenis : Pesawat Latih Dasar Pengintai Sejarah Tahun 1950-1965 : Operasi penumpasan DI/TII di Jawa Barat 5. BT-13 Valiant Negara asal : Amerika Serikat Sejarah

Tahun 1951 : Pesawat Latih dasar pada sekolah penerbangan lanjutan di Lanud Husein S dan Kalijati 6. Replika Pesawat Terbang RI-X Negara asal : Indonesia Jenis pesawat : Pesawat O-R Buatan tahun : 1948 Type : Pesawat terbang ringan bermotor tunggal dengan tempat duduk tunggal dan sayap 2 bagian (parabol) 7. AT-16 Harvad Asal negara : Amerika Serikat Jenis : Pesawat Latih Dasar Sejarah Tahun 1965-1968 : Operasi penumpasan G 3 S/PKI dan sisa-sisanya 8. TS-8 Bies Negara asal : Polandia Jenis : Pesawat Latih Sejarah Tahun 196 : Kekuatan TNI AU untuk menggantikan Pesawat Latih lanjut AT-16 Harvard 9. B-25 Mitchell Negara asal : Amerika Serikat Jenis : Pembom ringan Sejarah Tahun 1950 : Kekuatan Skadron I yang berfungsi sebagai pembom, penembak, foto dan transport 1967-1969 : Operasi Saber Kilat, Operasi Trisula, Operasi sadar 10. C-47 Dakota Negara asal : Amerika Serikat Jenis : Angkutan ringan Akomodasi : 5 awak pesawat dan 27 penumpang Sejarah Tahun 1947-1948 : Penerobosan blokade udara Belanda dari/dan ke Sumatera, Kalimantan dan luar negeri (Singapura, Philipina, India, Pakistan dan Birma) 1976 : Operasi Seroja 11. Hiller 360 Utility Helikopter Negara asal : Amerika Serikat

Sejarah 24 Desember 1950 : Penerbangan percobaan oleh Komodor Udara Wiweko Soepomo 12. Hovercraft XHV-02 Sejarah : Merupakan hasil penelitian dan pengem bangan yang dilakukan bersama-sama oleh Dislitbangau dan Lipnur tahun 1969-1973 13. B-26 Invander Negara asal : Amerika Serikat Jenis : Pembom ringan Sejarah 1962-1963 : Operasi Trikora 1964 : Operasi Dwikora 1967-1969 : Operasi Saber Kilat, Operasi Trisula 14. DH-115 Vampire Negara asal : Inggris Jenis : Pesawat latih Jet Persenjataan : 4 buah Cannon 20 mm, dapat dipersenjatai pula dengan roket dan bom Sejarah 21 Januari 1956 : Pertama kali diterbangkan di Indonesia oleh Letnan Udara 1 Leo Wattimena 20 Februari 1956 : 8 buah pesawat diresmikan menjadi kekuatan pada skadron pencargas AURI 15. UH-34 Sikorsky Asal negara : Amerika Serikat Jenis : Helikopter Sejarah 1961-1963 : Jenis pertama yang datang di Indonesia dengan registrasi H-351 sebagai hadiah Presiden Amerika Serikat untuk Presiden RI 1967 : Relokasi pesawat tersebut dari istana dimasukkan ke Skadron 7 16. Radar Darat Nysa Negara asal : Polandia Sejarah 1961 : Operasi Trikora 1964 : Operasi Dwikora 17. Stearman Negara asal : Amerika Serikat

Sejarah 1950-1951 : Digunakan oleh Kadet-kadet penerbang Indonesia dalam pendidikan penerbangan Taloa Academy of Aeronauties di Oakland California. Dalam rangka penyiapan tenaga penerbang untuk perjuangan kemerdekaan dan pengembangan TNI AU 18. Uti Mig-15 Negara asal : Uni Soviet Sejarah 1962-1963 : Operasi Trikora 1964 : Operasi Dwikora 19. Mig-17 Negara asal : Uni Soviet Sejarah 1961 : Kekuatan skadron II Wing ops 003 1963 : Kekuatan kohanud 20. Mig-19 Negara asal : Uni Soviet Sejarah 1961 : Kekuatan skadron 12 wing ops 03 1963 : Kekuatan kohanud 21. Mig-21 Negara asal : Uni Soviet Sejarah 1963 : Dimasukan menjadi salah satu komponen pada wing pertahanan udara 300 (Buru Sergap) kohanudnas 22. MI-04 Negara asal : Uni Soviet Jenis : Pesawat Helikopter serbaguna 1950-1965 : Operasi DI/TII di Sulawesi Selatan 1967 : Operasi Saber Kilat

23 . Peluru Kendali KS Negara asal : Uni Soviet Sejarah 1962-1963 : Operasi Trikora 1964 : Operasi Dwikora 24. L-24 Dolphine

Negara asal : Chekoslowalia Sejarah 1965-1983 : Kekuatan wing pendidikan I 25. F-28 Avon Sabre Negara asal : Australia Sejarah 1973-1981 : Kekuatan skadron 14 wing 300 kohanud 26. Peluru Kendali SA-75 Negara asal : Uni Soviet 27. T-33A 10T Bird Negara asal : Amerika Serikat Sejarah : Pesawat ini dipergunakan sebagai Pendidikan Latihan Lanjut yang merupakan peralihan ke pesawat Buru Sergap F-86 Sabre 28. LA-11 Lavocshikin Negara asal : Uni Soviet Sejarah 1959 : Kekuatan skadrom 3 29. Pesawat Gelatik Negara asal : Indonesia Sejarah : Pesawat Glatik telah mengambil peran dalam pertanian, baik lipnur maupun TNI AU beserta instansi-instansi yang berhubungan dengan Research dan Development. Pesawat Glatik ditingkatkan daya gunanya sebagai pesawat Agro Aircraft. Pada pesawat Glatik disamping alat penyemprot automatizer type, mikronaire ultra low Voleme dengan sray time 30 menit lebih 30. LT-200 Negara asal : Indonesia Sejarah 1974 : Kekuatan TNI AU yang merupakan produkasi produksi Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (Lipnur) 31. Auster Mark II Negara asal : Inggris Sejarah 1950 : Kekuatan skadron 4 32. C-140 Jet Star Pancasila Negara asal : Amerika Serikat Sejarah

1962 : Hadiah Pemerintah Amerika Serikat kepada Presiden RI sebagai pesawat kepresidenan. Masuk kekuatan skadron 17 Halim Perdana kusuma, pernah dipergunakan dalam kunjungan ke beberapa negara antara lain Malaysia, Singapura, Philipina, Vietnam, Muangthai. 33. Caisson Keadaan angkasa yang volume udaranya ebih rendah dibandingkan di daratan dapat membahayakan manusia yang sedang melakukan terbang tinggi. Hal ini dapat diatasi dengan membawa udara (oksigen) dari daratan, sehingga dapat dipergunakan untuk membantu pernafasan melalui topeng oksigen, calon penerbang mendapat pelayanan dari para medi, tes dalam suasana di angkasa tanpa menggunakan topeng oksigen, dengan caisson tes dapat diketahui beberapa jauh batas kemampuan calon penerbang. Penerbang dalam suasana kurang udara dapat melaksanakan tugasnya. Caisson diperlengkapi dengan oksigen, sehingga apabila calon penerbang berada pada batas kemampuan, maka topeng oksigen dapat sebera digunakan untuk membantu pernafasan. 34. Nakajima Ki 43 II Hayabusha (OSHAR) Negara asal : Jepang Keterangan : Ditemukan di Babo Irian Barat dan dst. 35. Guntai Negara asal : Jepang Sejarah : Pesawat ini ditemukan di PU Babo ex Jepang dalam PD II di Irian Barat 36. Replika Dakota VT-CLA Republik meruntuhkan pesawat Dakota VT-CLA, untuk mengenang pengorbanan para perintis TNI AU dalam meberikan motivasi semangat kepahlawanan tahap generasi penerus

2.3.5 Ruang Paskhasau 1. Sisa-sisa Operasi Trikora Sisa-sisa Pasukan Gerakan Tjepat (PGT) yang gugur dalam melaksanakan Operasi Trikora dalam rangka perebutan kembali wilayah Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia. Perlengkapan ini diketemukan:

a. Oleh : Penduduk setempat b. Tanggal : 27 Mei 1992 c. Tempat :Gunung Madogma Kecamatan Pasir, Kabupaten Fak-fak Irian Barat 2. Uniform Pesukan TNI AU Pasukan TNI AU mengalami beberapa perubahan sesuai dengan perkembangan yang di awali dengan dibentuknya Pasukan Pertahan Pangkalan (PPP). Kemudian Pasukan Gerak Tjepat (PGT dan berkembang dengan sebutan Pasgat, kemudian menjadi Pasukan Khas TNI AU (Paskhasau). 3. Meriam PSU (cannon) Negara asal : Swedia Bafors Kaliber/tipe : 40 M/L 60 Tahun pembuatan : 1962 Kecepatan tembak : 2.742 m 4. Peluncur Roket Pabrik : Hispano Suesn Jenis : Anti tank, menghancurkan kubu-kubu pertahan serangan musuh Daya tembak : 10 km, digunakan untuk lintas lengkung dan dakar Kecepatan : 50 s/d 30 roket/menit Cara membawa : ditarik dengan Jeep 5. Triple Gun Tipe : HSS 804 Jenis : Senjata anti pesawat terbang Sejarah : Menurut data sejarah senjata ini digunakan oleh Pasukan Gerak Tjepat (PGT) AURI dalam operasi Trikora 6. Sisa Perlengkapan Pasukan Gerakan Tjepat (PGT) yang gugur ketika Operasi Trikora Perlengkapan ini diketemukan penduduk tanggal 27 Mei 1992 di gunung Mendogma Kecamatan Pasir Kabupaten Fak-Fak Irian Jaya. 7. Wolky Tolky Pesawat ini digunakan oleh PGT AURI dalam operasi penumpasan PRRI Semesta, untuk komunikasi antar pasukan dengan komando tahun 1958 8. Kontindo Garuda di Vietnam

2.3.6 Ruang Diorama 1. Serangan Udara Pertama dan Penembakan VT-CLA Inilah penggambaran dari serangan misi perdamaian dunia di Vietnam, maka sejak 28 Januari 1973 TNI AU mengerahkan 9 buah pesawat terbang C-30 B Hercules yang mengangkut kontingen indonesia Garuda IV, Garuda V, Garuda VII dan kontingen penggantinya. Selain itu juga mengikutsertakan sejumlah perwira TNI AU dalam setiap kontingen baik yang bertugas Head Quarter (HQ) maupun Team. Sampai berakhirnya tugas kontingen TNI AU telah mengangkut 2.029 personil dan 139 ton barang dengan 25.735 jam terbang. 2. Peristiwa 19 Desember 1948 Pada tanggal 19 Desember 1948 terjadi pertempuran yang heroik di pangkalan udara Maguwo. Pasukan kerajaan Belanda yang terdiri dari sejumlah pesawat tempur, pasukan komando dan korp pasukan khusus menyerang, merebut dan menguasai pangkalan udara Maguwo Yogyakarta. Angkatan udara Belanda mengerahkan: - 9 buah pesawat tempur P-40 Kitty Hawk - 5 buah pesawat tempur P-51 Mustang - 17 buah pesawat angkut C-47 Dakota 3. Sekolah Penerbangan AURI Angkatan I 15 November 1945, 21 Juli 1947 Sekolah penerbang tersebut di buka tanggal 15 November 1945 dan diikuti oleh mereka baik yang pernah belajar terbang sebelum Perang Dunia Ke II maupun yang sama sekali belum pernah terbang. Pelajaran diberikan di bawah pohon Tulok (Cherry) di depan Menara (tower) Pangkalan Udara Maguwo. Latihan terbang menggunakan curen buatan nippon Hikoki tahun 1933. 4. Sekolah Penerbangan AURI Angakatan III di Amerika Serikat 19501952 Sekolah perwira penerbang angkatan ke III di selenggarakan di luar negeri dan di ikuti olleh 60 orang siswa penerbang. Pendidddikan diadakan pada tahun 1950 sampai dengan 1952 di TALOA Academy of Aeoronautics yang bertempat di Minterfield, California, Amerika Serikat. Pesawat-pesawat yang di gunakan sekolah penerbangan Angkatan III. a. P-17 Stearman - tahap dasar ( Basic phase ) b. Aeroncu - tahap mula ( Primary phase )

c. T-6 - tahap lanjutan ( Advoced phase ) d. C-47 Dakota digunakan untuk pelaksanaan penerbangan 5. Operasi Jaya Wijaya dalam Rangka Trikora 19 Desember 1961 19 Desember 1961 presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno mencanangkan operasi pembelian Irian barat yang dikenal dengan nama Tri Komando Rakyat kemudian tanggal 2 januari 1962 di bentuk komando pembebasan Irian Barat. 6. Ruang Diorama Palapa Ruang Sistem Komunikasi satelit Domestik (SKSD) Palapa diresmikan oleh Bapak Menparpostel A. Tahir padatanggal 27 September 1986. diorama SKSD palapa ini terdiri dari 5 buah Vitrine berukuran 1,5 m x 3 m x 3,5 m. Sebuah Vitrine tersebut sebagai ruang antarisksa berbentuk lingkaran bergaris tengah 6 meter. Diorama tersebut disusun berdasarkan urutan kronologis peristiwa-peristiwa penggunaan Satelit Palapa yang bersejarah. Setiap Vitrine merupakan Diorama dan dibuat dari bahan fiberglass yang dillukis sesuai dengan remanya. Di tenagh ruangan terletak prasasti berupa tanda peresmian dan prasasti Sumpah Mahapatih Gadjah Mada. 7. Sekolah Penerbangan AURI Angkatan II India Oktober 1947November 1950 a. Penetapan Pendidikan Dan Latihan b. Sekolah Perwira Teknik Udara

8. Sekolah Penerbangan Lanjutan di Pau Andir Tahun 1950-1953 Untuk pertama kali Sekolah Penerbang Lanjutan pada bulan Maret 1950 menyelenggarakan ADVANCED TAINING bagi penerbang-penerbang yang sudah ada yaitu Exs Sekbang I Maguwo dan Sekbang II India yang mendapat pendidikan sebagai penerbang sipil. Angkatan pertama dimulai tahun 1950 dan selesai tahun 1951, bersama dengan selesainya angkatan pertama datanglah Sekbang ke III yang dididik di Amerika Serikat untuk memenuhi syarat sebagai penerbang militer. Para penerbang yang dididik di Amerika Serikat ini diberi refreshing caurse di SPL yang disebut ADVANCED REFRESHING COURSE.

2.3.7 Ruang Minat Dirgantara 1. Bedge Komando Wilayah dan Fungsional TNI AU

a. Bedge Komando Wilayah Udara I b. Bedge Komando Wilayah Udara III c. Bedge Komando Wilayah Udara IV d. Bedge Komando Wilayah Udara V e. Bedge Komando Wilayah Udara VII f. Bedge Kohanudnas g. Bedge Koopsau h. Bedge Komatau i. Bedge Kodikau j. Bedge Paskhasau 2. Perkembangan Skadron Udara TNI Angkatan Udara. Awal tahun 196-an di samping Skadron yang sudah ada TNI AU membangun Skadron baru yaitu: a. Skadron Helikopter 1) Skadron 6 - MI-4 di Atang Sanjaya 2) Skadron 7 - Bell-204B di Atang Sanjaya 3) Skadron 8,9 - MI-6 di Atang sanjaya b. Skadron Tempur 1). Skadron 11 - Mig-17 di P.U. Kemayoran Jakarta 2). Skadron 12 - Mig-19 di P.U. Kemayoran Jakarta c. Skadron Lintas Udara 1). Skadron 17 - C-140/Jet Star di Halimperdanakusuma 2). Skadron 31 - C-130B/Hercules di Husein Sastranegara 3). Skadron 32 - AN-12B/Antonov di Husein Sastranegara d. Skadron Pembom 1). Skadron 21 - IL-28 di Kemayoran Jakarta 2). Skadron 41 - TU-16 di Iswahyudi Madiun 3). Skadron 42 - TU-16 KS di Iswahyudi e. Skadron Peluru Kendali 1). Skadron 101 Peluncur Peluru Kendali di Cibinong 2). Skadron 102 Peluncur Peluru Kendali di Tangerang 3). Skadron 103 Peluncur Peluru Kendali di Cilincing 4). Skadron 104 Peluncur Peluru Kendali di Pondok Gede, Jakarta 3. Starlite-PK-SLX Negara asal : Indonesia Jenis : Pesawat Olahraga

Pabrik pembuatan : Dibuat pada tahun 1986 oleh Tim Starlite Bandung Indonesia berdasarkan lisensi dari Mr. Mark Brown (Pencipta Pesawat Starlite dari USA) atas ide almarhum Marsma TNI Pribadi di bawah pimpinan Teknisi Kolonel Cpl Handoyo. Tempat duduk : 1 (satu) Mesin : Rotaz 447 Kecepatan jelajah : 120 mph Riwayat singkat : - Pesawat ini milik Almarhum Marsma TNI Purn. H. Pribadi - Pesawat Starlite pertama kali dibuat oleh Mr. Mark Brown dari USA (sebagai pencipta) namun dalam beberapa test fligh selalu gagal, bahkan membawa korban jiwa. Atas ide Marsekal Pertama Pribadi dengan lisensi/izin dari Mr. Mark Brown, dilakukan modifikasi oleh Tim Starlite Bandung Indonesia di bawah pimpinan teknisi Kol. Purn. Cpl. Hardoyo. Hasil modifikasi ini dengan Registrasi Starlite PF-SLX mendapat restu dan pengakuan. 4. Foto Beberapa Pejabat Indonesia dan Mancanegara yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama dari Presiden RI 5. Foto-foto Latihan Bersama Antara TNI AU dengan Angkatan Udara Negara Tetangga/ sahabat a. Elang Seberang Tahun 1979 : yaitu latihan bersama antara TNI Angkatan Udara dengan Angkatan Udara Slandia Baru di Lanud Iswahyudi Tahun 1979 b. Elang Thaenesia IV Tahun 1985 : yaitu latihan bersama antara b. TNI Angkatan Udara dengan Angkatan Udara Thailand di Lanud Medan Tahun 1985 c. Elang Indopura IV Tahun 1986 : yaitu latihan bersama antara d. TNI Angkatan Udara dengan Angkatan Udara Singapura di Lanud Medan Tahun 1986 e. Elang Malindo X Tahun 1986 : yaitu latihan bersama antara TNI Angkatan Udara dengan Angkatan Udara Malaysia di Lanud Medan Tahun 1986 f. Elang Thainesia V Tahun 1987 : yaitu latihan bersama antara TNI Angkatan Udara dengan Angkatan Udara Thailand di Lanud Medan Tahun 1987

6. Kontingen TNI AU dalam Pasukan Perdamaian (PBB) Dalam rangka melaksanakan misi perdamaian dunia di Vietnam, maka sejak 28 Januari 1973 TNI AU mengerahkan 9 pesawat terbang C-130 B Hercules yang mengangkut Kontingen Indonesia Garuda IV, Garuda V, Garuda VII dan Kontingen penggantinya. Selain itu juga mengikutsertakan sejumlah perwira TNI AU dalam setiap kontingen, baik yang bertugas dalam Head Quarter (HQ) maupun Teams. Sampai berakhirnya tugas, TNI AU telah mengangkut 2.029 personil dan 139 ton barang dengan 257,35 jam terbang

2.3.8 Beberapa Koleksi Museum yang Dipajang di Luar Gedung Museum 1. PBY-5A (CATALINA) Negara asal : Amerika Sejarah: 1945 1949 : Jenis Catalina ini pernah diginakan untuk kepentingan perjuangan kemerdekaan RI. 1950 : Dimasukan dalam jajaran kekuatan Skadron 5, berpangkalan di Lanud Abdurachman saleh. 2. TUPOLEV TU-16 B/KS Negara asal : USSR Sejarah: 1961 : Dimasukan dalam jajaran kekuatan Skadron 42 TNI AU berkedudukan di Lanud Iswahyudi

3. UF 1 ALBATROS IR-0117 Negara asal : Amerika Serikat Sejarah: 1955 : Dima sukkan dalam jajaran kekuatan Skadron 5 Intai Laut TNI AU dan sebagai pesawat SAR, berkedudukan di Lanud Abdurachman Saleh

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dari uraian pembahasan karya tulis ini, penulis mengambil kesimpulan yaitu: Museum adalah suatu tempat menyimpan benda-benda yang bernilai sejarah agar tidak hilang dan rusak sehingga dapat dinikmati berbagai generasi, itu diharapkan mereka dapat mengetahui sejarah dan dapat menghargai hasil yang telah dicapai generasi terdahulu sehingga mereka dapat mengambil hikmah dan sejarah itu sendiri, Museum berfungsi menyimpan benda-benda yang bernilai sejarah yang patut mendapat perhatian umum. Selain itu museum merupakan sarana yang efektif untuk mewariskan nilai-nilai luhur perjuangan, Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala secara visual menggambarkan perjuangan Bangsa Indonesia, khususnya TNI AU dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI.

3.2 Saran 1 Dengan mengenal benda-benda bersejarah, tanamkanlah dalam diri kita jiwa dan semangat kepahlawanan, 2 Lestarikan dan peliharalah peninggalan-peninggalan sejarah agar tidak sampai hilang dan rusak, 3 4 Binalah persatan dan kesatuan bangsa agar peristiwa masa lalu tidak kembali, Teruskanlah perjuangan para pahlawan dengan membangun Bangsa Indonesia lebih maju. Demikian saran-saran yang dapat penulis kemukakan, semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

1. ..............1999. Panduan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Yogyakarta : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara. 2. .............. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. 3. Munajat, Ade, dkk. 2003. Pengantar Sejarah Tentara Nasional Indonesia. Bandung : Remaja Rosdakarya. 4. Odih, Enjang, dan Sukadi. 2000. Sejarah Nasional dan Umum SLTP/MTs Kelas III. Jakarta : Ganesa. 5. Poesponegoro, Marwapati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Jakarta : Balai Pustaka.

You might also like