You are on page 1of 23

GANGGUAN SOMATOFORM

DISUSUN OLEH NONI MINTY BELANTRIC SISKA LIA KISDIYANTI

G4A013027 G4A013028

Gangguan Somatoform
Definisi

Suatu kelompok gangguan jiwa yg memiliki gejala fisik (spt : nyeri, mual , pusing) tetapi tidak dapat ditemukan penjelasan medis yg adekuat. Gangguan somatoform (gangguan disorder) secara klinis ada faktor psikologis berkaitan dg onset,keparahan dan lamanya gangguan fisik.

Prevalensi
Di Amerika gangguan somatoform prevalensi rendah 0,1%

pd populasi sampel Gangguan Somatisasi 24% dari total gangguan somatoform. Prevalensi Hipokondrik 26% total gangguan somatoform Prevalensi nyeri psikogenik15% total gangguan somatoform Prevalensi Histeria konversi 18% total gangguan somatoform Prevalensi gangguan somatisasi pd populasi umum 0,1-0,2 % Wanita lebih banyak 5-20 X dr laki2. Ratio wanita : pria = 5:1

Kriteria diagnostik
a.

b.

c.

Riwayat banyaknya keluhan fisik, tidak dapat dijelaskan adanya kelainan fisik dimulai sebelum umur 30 tahun berlangsung minimal 2 th. Penderita tidak mau menerima penjelasan dokter tentang tidak adanya kelainan fisik yang berkaitan dg keluhan. Terdapat disabilitas fungsi di keluarga dan masyarakat.

MACAM_MACAM GANGGUAN SOMATOFORM


1. Gangguan somatisasi 2. Gangguan nyeri psikogenik 3. Gangguan Hipokondriasis

4. Histeria konversi

1. GANGGUAN SOMATISASI
Definisi

Gangguan jiwa yang ditandai dgn banyak gejala somatik melibatkan sistem organ yang multipel yang tidak dapat dijelaskan secara adekuat dgn pemeriksaan fisik dan laboratorium, bersifat kronis (dengan gejala ditemukan selama beberapa tahun dan dimulai sebelum usia 30 tahun) dan disertai dengan penderitaan psikologis bermakna, gangguan sosial dan pekerjaan, dan perilaku mencari bantuan medis secara berlebihan.

Faktor Predisposisi
Masa dewasa awal Kepribadian histrionik Kecemasan yang tinggi

Lingkungan rumah yang tidak stabil


Pernah mengalami penyiksaan fisik Faktor sosial, kultural, dan etnik yang tidak mendorong

ekspresi emosi secara terbuka

Kriteria Diagnosis
Menurut PPDGJ-III : Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut :
(a) adanya

banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun; (b) tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-keluhannya; (c) terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhankeluhannya dan dampak dari perilakunya

Menurut DSM-IV
A. Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum

usia 30 tahun selama beberapa tahun dan menyebabkan mencari terapi atau gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan, gejala bersifat individual yang terjadi pd sembarang waktu selama perjalanan gangguan : (1) empat gejala nyeri : riwayat nyeri yang berhubungan dengan sekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlainan (misalnya, kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi)

(2) dua gejala gastrointestinal : adanya minimal dua gejala gastrointestinal selain nyeri (misalnya, mual, kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare, atau intoleransi terhadap beberapa jenis makanan) (3) satu gejala seksual : adanya minimal satu gejala seksual atau reproduktif selain dari nyeri (misalnya, indeferensi seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi, mentruasi yang tidak teratur, perdarahan menstruasi yang berlebihan, muntah sepanjang kehamilan) (4) satu gejala pseudoneurologis : riwayat sekurangnya satu gejala atau defisit yang mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri (gejala konversi seperti gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisis atau kelemahan setempat, sulit menelan atau benjolan di tenggorokan, afonia, retensi urin, halusinasi, hilangnya sensasi sentuh atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang; gejala disosiatif seperti amnesia; atau hilangnya kesadaran selain pingsan)

C. Salah satu (1) atau (2): (1) setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau efek langsung dari suatu zat (misalnya, efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol) (2) jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium. D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuatbuat (seperti pada gangguan buatan atau purapura).

2. GANGGUAN PSIKOGENIK
Definisi

Nyeri yang tidak berhubungan dengan kelainan

organik dan kebanyakan berhubungan dengan


diagnosis psikiatri seperti gangguan cemas dan depresi

Predisposisi
Gangguan cemas dan depresi Gangguan kepribadian

Perempuan
Memiliki penyakit kronis

Konflik Emosional
Stressor Psikosoial

KRITERIA DIAGNOSIS
PPDGJ-III
Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan

menetap yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya


atas dasar proses fisiologis maupun adanya gangguan fisik.

Nyeri timbul dalam berhubungan dengan adanya

konflik emosional atau problem psikososial yang

cukup jelas untuk dapat dijadikan alasan dalam


mempengaruhi terjadi gangguan tersebut.
Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan

dukungan, baik personal maupun medis, untuk yang bersangkutan

3. GANGGUAN HIPOKONDRIASIS
Definisi

Kondisi kecemasan yang kronis dimana pendrita selalu merasa ketakutan yang patologik terhadap kesehatannya sendiri. Hipokondriasis adalah hasil interpretasi pasien yang tidak realistis dan tidak akurat terhadap simtom atau sensasi, sehingga mengarah pada preokupasi dan ketakutan bahwa mereka memiliki gangguan yang parah bahkan meskipun tidak ada penyebab medis yang ditemukan

Ciri utamanya adalah fokus atau ketakutan bahwa

simtom fisik yang dialami seseorang merupakan akibat dari suatu penyakit serius yang mendasarinya, seperti kanker atau masalah jantung. Faktor Predisposisi 1) Pengalaman sakit organik yang pernah diderita pasien sebelumnya. 2) Situasi kehidupan yang penuh stres 3) Kekhawatiran yang berlebihan 4) Penyakit serius atau kematian anggota keluarga atau teman

Kriteria Diagnosis
Preokupasi dg ketakutan penderita, atau ide bahwa

menderita penyakit serius didasarkan pd intepretasi yg keliru terhadap gejala tubuh. Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya satu penyakit fisik yang serius yang melandasi keluhan keluhannya, meskipun pemeriksaan tidak menunjang adanya alasan fisik yang memadai ataupun adanya preokupasi kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk penampakan fisiknya (tidak sampai waham).

Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan

dari beberapa dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhankeluhannya. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan sudah dirasakan pasien. Preokupasi menyebabkan penderitaanyang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

4. GANGGUAN KONVERSI
Definisi

Suatu gangguan yang ditandai dengan suatu perubahan besar dalam fungsi fisik atau hilangnya fungsi fisik, meski tidak ada temuan medis yang dapat ditemukan sebagai penyebab simtom atau kemunduran fisik tersebut. Beberapa simtom yang muncul al: kelumpuhan, epilepsi, masalah dengan koordinasi, kebutaan, tunnel vision (hanya bisa melihat apa yang berada tepat di depan mata), tuli, tidak bisa membaui atau kehilangan rasa pada anggota badan (anestesi).

Predisposisi
Familial Stress

Faktor perkembangan

Gejala Klinis
Gejala yang paling sering: paralisis, kebutaan, dan

mutisme Motorik: kelainan pergerakan, gaya berjalan, kelemahan, paralisis, kejang, retensi urine, afonia, histerikus globus (ada gumpalan di tenggorok, yang mencegah penelanan) Sensorik: parestesia, anestesia, ketulian Lainnya: tidak sadar, muntah

Kriteria Diagnosis
Menurut PPDGJ-III Ditemukan gambaran klinis yang ditentukan untuk

masing-masing gangguan yang tercantum pada F44 Tidak ada bukti adanya gangguan fisik yang dapat menjelaskan gejala-gejala tersebut Bukti adanya penyebab psikologis, dalam bentuk hubungan kurun waktu yang jelas dengan problem dan kejadian-kejadian yang stressful atau hubungan interpersonal yang terganggu (meskipun hal tersebut disangkal oleh penderita)

You might also like