You are on page 1of 3

Resume Jurnal Effect Of Glucose In Biosurfactants Production By Azotobacter Vinelandii And The Effect Surfactant In TPH Biodegradation By Petrophilic

Bacterial Consortium

Eksploitasi minyak bumi, eksplorasi, transportasi, konsumsi, tumpahan petugas dan pembuangan sering menyebabkan pelepasan polutan hidrokarbon ke lingkungan dengan serius masalah ekologi. Polutan minyak bumi sangat berbahaya sehingga harus ditangani, bioremediasi merupakan metode yang cocok untuk menghilangkan polutan tersebut hal ini karena kelarutan rendah dan hidrofobisitas tinggi senyawa hidrokarbon membuat mikroorganisme tidak dapat hidup sehingga metode ini cocok digunakan. Bisurfaktan merupakan salah satu alternatif untuk mempercepat PAH dan degradasi senyawa hidrofilik. Penggunaan surfaktan sintetis tidak mampu meningkatkan degradasi minyak bumi, namun malah mengurangi tingkat degradasi senyawa organik hal ini karena efek racun yang dihasilkan sehingga dipergunakan biosurfaktan yang memiliki toksisitas rendah dimana memiliki efek yang sama meningkatkan efisiensi degradasi hidrokarbon karena dapat meningkatkan kelarutan minyak dalam air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola produksi biosurfaktan dengan variasi konsentrasi glukosa. Biosurfaktan dengan kualitas baik dan kuantitas akan digunakan untuk aplikasi TPH biodegradasi oleh konsorsium bakteri petrophilic. Sumber karbon merupakan salah satu faktor penting dalam produksi biosurfaktan. Tahap awal yaitu penanaman bakteri Azotobacter sp. dalam medium basal dengan variasi glukosa dimana pada penelitian ini produksi biosurfaktan variasi konsentrasi glukosa sebagai sumber karbon. Minyak mentah yang digunakan dalam pengujian emultification itu berasal dari Bula, Maluku. Media Ashby digunakan untuk aklimatisasi Azotobacter vinelandii dengan manitol sebagai media selektif untuk pertumbuhan bakteri dari genus Azotobacter. Media Ashby adalah media tanpa adanya nitrogen dalam komposisi. Nutrisi tanpa nitrogen yang ditambahkan dalam organik karbon dan sumber energi, diinkubasi dalam kondisi aerobik tanpa cahaya cocok untuk pertumbuhan dari Azotobacter dengan manitol sebagai sumber karbon. Media Ashby mengandung (g/l) manitol 15, K2HPO4 0.5, MgSO4.7H2O 0.2, CaSO4 0.1, NaCl 0.2, dan CaCO3 5. Untuk memasok kebutuhan oksigen untuk pertumbuhan bakteri dilakukan dengan cara mengocok dengan rotary shaker pada kecepatan 100 rpm selama tiga hari. Penelitian ini dilakukan dengan tahap preparasi isolasi bakteri (aklimatisasi)

kemudian dilakukan uji pada reaktor batch menggunakan beberapa konsetrasi glukosa lalu disentrifugasi pada kecepatan 13.000 rpm. Kemudian dilakukan 3 tahapan yaitu analisis kuantitatif biosurfaktan, emulsification dan analisis pertumbuhan mikroorganisme. Lalu dilakukan uji efek penambahan surfaktan pada TPH biodegradasi oleh konsorsium bakteri petrophilic didalam reactor batch, kemudian TPH degradasi berdasarkan parameter biodegradasi. Nilai konstanta kejenuhan Monod (Ks) dan laju pertumbuhan spesifik maksimum (max) adalah spesifik parameter kinetik untuk setiap mikroorganisme dan substrat. Ks sel menunjukkan afinitas terhadapsubstrat dimana nilai Ks adalah konsentrasi substrat pada saat itu. Bakteri yang tumbuh pada konsentrasi di bawah nilai Ks, tingkat pertumbuhan maksimum mikroba tidak akan dicapai. Sebaliknya, jika mikroba pada konsentrasi di atas tumbuh pada nya Ksmaka setiap nilai dari substrat ditambahkan tidak akan menaikkan tarif maksimum pertumbuhan mikroba tersebut. Oleh karena itu, substrat diberikan dalam mikroba untuk tumbuh harus sama dengan atau sedikit lebih besar dari nilai Ks. Untuk menentukan nilai , pertumbuhan Azotobacter vinelandii diamati pada variasi konsentrasi substrat. Azotobacter vinelandii ditumbuhkan pada variasi konsentrasi glukosa 0,6%, 0,8%, 1%, 1,2%, 1,4%, dan 1,6% (b / v). Kurva linear dari pertumbuhan Azotobacter vinelandii menghasilkan fase eksponensial dari garis regresi dengan kemiringan yang laju pertumbuhan spesifik. Nilai Ks dan maks diperoleh dengan memetakan hubungan antara 1 / dengan 1 / S dengan linierisasi persamaan Monod dan hasilnya menunjukkan produksi paling banyak dihasilkan pada jam ke-48 dengan max = 0,416/jam dan Ks = 6,55 g/L. Untuk melihat kapasitas biosurfaktan yang dihasilkan oleh Azotobacter vinelandii, dilakukan test emultification indeks. Indeks Emultification adalah salah satu parameter yang menentukan konsentrasi terlarut produksi biosurfaktan karena biosurfaktan diharapkan dihasilkan tidak hanya banyak dari segi kuantitas, tetapi juga sangat baik dari segi kualitas. Indeks emulsifikasi biosurfaktan pada konsentrasi glukosa 2%, 2,5%, dan 3% adalah 100% emulsifikasi. Sedangkan sebesar 3,5% (b / v) konsentrasi glukosa indeks emulsifikasi adalah 90%. Peningkatan konsentrasi glukosa dapat meningkatkan pertumbuhan Azotobacter vinelandii dan produksi biosurfaktan. Pada konsentrasi glukosa 2%, biomassa yang terbentuk adalah 1,24 gram dengan produksi biosurfaktan sebanyak 9,191. Sedangkan 9,56 gram glukosa tidak digunakan dalam produksi biosurfaktan. Pada konsentrasi 3,5% glukosa yang diperoleh 14,3 gram biosurfaktan dengan 1,94 gram biomassa yang terbentuk. Produksi biosurfaktan fraksi eksopolisakarida cenderung mengalami peningkatan seiring dengan penambahan konsentrasi glukosa, sedangkan produksi biosurfaktan fraksi asam lemak cenderung konstan. Peningkatan glukosa dari 2%

(w/v) hingga 3,5% (w/v) tidak memberikan peningkatan produksi biosurfaktan secara signifikan. Penambahan biosurfaktan di TPH biodegradasi oleh konsorsium bakteri petrophilic dilakukan dengan sumber karbon minyak dan limbah pelumas bermotor minyak yang digunakan sebesar 5% (v / v). Sementara beberapa jenis surfaktan yang digunakan adalah surfaktan sintetis dari 5% (v / v), biosurfaktan dengan konsentrasi glukosa 3,5% dari 5% (v / v). Penambahan surfaktan, baik surfaktan sintetis ataupun biosurfaktan dapat

meningkatkan efisiensi degradasi TPH minyak bumi dan oli bekas. Penambahan surfaktan sintetis sebanyak 5% (v/v) dapat meningkatkan efisiensi degradasi TPH minyak bumi dan oli bekas sebanyak 78,2% dan 86,6%. Sedangkan penambahan biosurfaktan sebanyak 5% (v/v) dapat meningkatkan efisiensi degradasi TPH minyak bumi dan oli bekas sebanyak 86,73% dan 88,44%.

You might also like