You are on page 1of 11

6

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Hemoroid adalah bagian vena varikosa pada kanalis ani,hemoroid timbul akibat
kongesti vena yang di sebabkan oleh gangguan aliran balik ,banyak terjadi pada
usia di atas 25 tahun.walaupun keadaan ini tidak mengancam nyawa dapat
menimbulkan perasaan yang tidak nyaman, (Price dan Wilson 2006 )
Hermoroid adalah pelebaran pembuluh darah pada anus dan rectal, Hemoroid
di bagi menjadi dua tipe yaitu internal dan eksternal, hemoroid internal
terdapat diatas sfinter anal sedangkan hemoroid eksternal terdapat di bawah
sfingter anal ( C.Harlen J. Rreeves, 2000 : 621 )
Hemoroid memiliki klasifikasi menurut gejala yang timbul diantaranya :
Derajat I : Hemoroid yang terdapat pendarahan tetap tidak menjadi
penonjolan pada luang anus.
Derajat II : Hemoroid yang terdapat penonjolan pada saat defekasi tetapi
hemoroid tersebut dapat masuk kembali secara spontan.
Derajat III : Hemoroid yang terdapat penonjolan pada saat defekasi tetapi
masuknya hemoroid tersebut harus di bantu.
Derajat IV : Hemoroid yang sudah terjadi penonjolan secara menetap dan
tidak dapat dimasukan kembali
7
Hemoroid adalah Pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus
yang berasal dari fleksus hemoroidalis, dibawah atau di luar linea Dentale,
Pelebaran vena yang di bawah kulit (subkutan) disebut hemoroid eksterna,
sedangkan di atas atau di dalam linea dentale, pelebaran yang dibawah mukosa
(submukosa) di sebut hemoroid interna. ( Simadi Brata 2006 )
Hemoroid adalah jaringan normal yang terdapat pada semua orang,yang terdiri atas
pleksus arteri-vena, berfungsi sebagai katub dalam saluran anus, untuk membantu
fungsi sfingter anus,mencegah inkontinensia flatus dan cairan. (Sjamsuhidayat-de
jong 2010 )
Dari keempat penelitian menurut para ahli penulis dapat menyimpulkan bahawa
hemoroid adalah varises vena eksternal dan internal dari kanal anus yang di
sebabkan oleh adanya tekanan intra abdomen pada vena vena anorektal.
B. Etiologi
Ada beberapa penyebab di antarannya Herediter merupakan penyebab hemoroid
yang menurunkan kelemahan dinding pembuluh darah. Banyak anatomi antar
plekus, terhambatnya aliran vena vlekus hemoroidalis superior yang menuju ke
vena portal, Pekerjaan juga merupakan salah satu penyebab terjadinya hemoroid,
misalnya terlalu lama duduk atau berdiri.dari nutrisi,misalnya kurang makanan
berserat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, peningkatan tekanan intra
8
abdomen,dan penyakit lain yang menyebabkan hemoroid seperti hipertensi
portal.
C. Patofisiologi
1. Proses Perjalanan Penyakit
Berawal dari karena sering terjadi penekanan di dalam usus besar hal ini
menyebabkan terjadinya peningkatan intra abdomem dan penekanan vena
Hemoroid, penekanan tersebut terjadi ketika Rectum melebar lalu terisi
oleh sesuatu yang keras seperti feses keras yang di sebabkan oleh
kurangnya konsumsi serat, hal inilah yang dapat menjadikan sumbatan,
jika sumbatan tersebut berlangsung terus menerus, dapat menyebabkan
terjadi pelebaran pada vena Hemoroid yang permanen. Dan akibat dari
pada itu terjadi thrombosis, Distensi, dan perdarahan dapat terjadi. ( Black
M. Joyce, at.al, 2000 : 1667 )
2. Manifestasi Klinik
Manifestasi pada hemoroid yaitu : terjadi perdarahan pada saat defekasi yang
berwarna merah segar, gatal pada rectal, konstipasi, terjadi prolaps terjadi
setelah banyak duduk atau berdiri lama.
3. Komplikasi
Adapun komplikasi dari hemoroid menurut Black M joyce at,al (2000) antara :
9
a. Anemia yang di sebabkan karena perdarahan hebat oleh trauma pada
saat defekasi.
b. Hipotensi disebabkan karena peredaran yang keluar menyebabkan kerja
jantung menurun.
D. Penatalaksanaan Medis
Pasien yang dirawat dengan diagnose post operasi hemoroidektomi harus di
perlakukan langsung sebagai pasien, dan di berikan pengobatan sebagai berikut :
1. Konservatif
Hindari mengejan berlebihan selama defekasi oleh karena itu perlu adanya
makanan yang mengandung diit tinggi serat seperti buah-buahan dan sayur-
sayuran, dapat juga ada pemberian laxtasif guna mengabsorpsi air lewat
usus. Rendam duduk dengan pk dapat dilakukan rutin dua kali sehari pagi
dan sore selama 1-2 minggu pasca operasi. Mobilisasi perlu juga dilakukan
guna mempercepat proses penyembuhan. Anti nyeri diberikan bila klien
merasa nyeri.
2. Operatif
a. Sclero therapy di lakukan dengan agen seclerosing diantara sekitar vena
yang akan memproduksi reaksi imflamasi dan menimbulkan fibrosis.
Prosedur ini dapat dilakukan pada pasien rawat jalan dangan anjuran 1-4
kali injeksi pada pasien selama 5-7 hari, dan kemudian agen tersebut
dapat menimbulkan jaringan parut pada kanal anus.
10
b. Hemoroidektomi dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa
yang terlibat dalam proses ini, selama pembedahan spingter rectal
biasanya dilatasi secara digital dan hemoroid diangkat dengan klem atau di
ligasi dan kemudian dieksisi.
E. Pengkajian Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek
keperawatan yang langsung di berikan kepada klien dengan menggunakan metode
ilmiah dengan pendekatan proses keperawatan tanpa mengabaikan bio, psiko, social
dan cultural sebagai kesatuan yang utuh, dan adapun asuhan keperawatan yang di
gunakan yaitu mulai tahap pengkajian, diagnose keperawatan, interfensi dan evaluasi.
1. Identitas
Di dalam identitas terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, suku bangsa, tanggal masuk rumah
sakit diagnosa medis.
2. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Menceritakan kapan klien mengalami trauma yang menyebabkan klien
di rawat di rumah sakit.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Mengkaji apakah klien pernah menderita suatu penyakit yang berat
atau penyakit tertentu yang akan mempengaruhi terhadap kondisi klien
sekarang.
11
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dikaji apakah ada didalam keluarga yang mempunyai penyakit
keturunan atau penyakit yang sama.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji mengenai konsep diri dan berhubungan atau interaksi klien
baik anggota keluarga maupun lingkungan dan mengkaji tentang agama
maupun kepribadian, keyakinan, harapan serta semangat yang
terkandung di dalam diri klien.
3. Pola aktifitas sehari-hari
Meliputi nutrisi, eliminasi buang air kecil dan buang air besar, pola
personal higiene, olah raga atau aktifitas gerak dan istirahat.
4. Pemeriksaan fisik
Melakukan pengkajian melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi terhadap sistem tubuh sehingga akan
ditemukan hal-hal sebagai berikut :
a. Keadaan umum, system penglihatan, sistem pandengaran, system
wicara, system pernafasan, penglihatan kardiovaskuler, system
persyarafan, system pencernaan, system endokrin, system integument,
system musculoskeletal dan system kekebalan tubuh.
b. Didalam sistem pencernaan di dapatkan data bahwa adanya nausea,
vomitus, diare, konstipasi.
12
5. Data penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium..
Pemeriksaan laboratorium darah untuk mengetahui kadar hemoglobin,
waktu perdarahan dan waktu pembekuan.
b. Indoscopy
Untuk mengetahui posisi hemoroid pada kuadran atas, bawah, kanan atau
kiri.
F. Diagnosa Keperawatan
Sebelum membuat diagnosa keperawatan maka data yang terkumpul di identifikasi
untuk menentukan masalah nelalui analisa data.pengelompokkan dan menentukan
diagnose.
Diagnose keperawatan adalah keputusan atau kesimpulan yang terjadi dari hasil
pengkajian keperawatan. Diagnose keperawatan yang muncul pada post operasi
Hemoroid secara teoritis menurut Doenges Marlilynn (2000) adalah :
1. Perubahan eliminasi, defekasi, konstipasi berhubungan dengan nyeri daerah
operasi.
2. Perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan rasa takut nyeri pada
pasca operasi.
3. Nyeri berhubungan dengan adanya luka insisi bedah.
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit.
13
5. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi hemoroidektomi
tempat masuknya mikroorganisme..
G. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan adalah proses penyusunan strategi keperawatan atau intervensi yang
dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah- masalah klien
yang teridentifikasi sebagai hasil analisa atau sintesa, adapun perencanaan untuk
ketujuh diagnosa keperawatan diatas adalah sebagai berikut.
1. Perubahan eliminasi defekasi konstipasi berhubungan dengan nyeri daerah
operasi Tujuan: diharapkan klien dapat melakukan BAB secara normal atau
1x sehari dengan Kritera hasil : klien mengatakan sudah bisa melakukan
BAB normal secara bertahap. Rencana tindakan keperawatan : masukan cairan
sedikitnya 2 liter sehari, makan makanan tinggi serat, untuk makanan
sehari-hari, laksatif bulk seperti laksadine dan pelunak feces diberikan
sesuai resep, anjurkan klien untuk melakukan relaksasi sebelum defekasi.
2. Perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan rasa takut nyeri pada
pasca operasi Tujuan : diharapkan klien dapat melakukan BAK normal 7-8 x
perhari Kriteria hasil : Klien mengatakan sudah mampu melakukan BAK
normal secara bertahap. Rencana tindakan keperawatan, tingkatkan masukan
cairan perhari, anjurkan klien mendengar aliran air untuk merangsang bak.
Lakukan meneteskan air di atas meatus urianius.
3. Nyeri berhubungan dengan adanya luka insisi bedah Tujuan; rasa nyeri klien
berkurang sampai dengan hilang, kriteria hasil : klien melaporkan rasa nyeri
14
hilang atau terkontrol, rencana tindakan keperawatan : selidiki keluhan nyeri,
perhatikan lokasi, skala (0-10) dan faktor perberat atau penghilang.
Anjurkan pasien untuk melaporkan rasa nyeri segera. Pantau tanda-tanda
vital, kaji insisi bedah perhatikan edema, perubahan pada luka
(pembengkakan hematoma) atau inflamasi, mengeringkan tepi luka, berikan
tindakan kenyamanan , misalnya : gosokan punggung selama perubahan
posisi, latihan bentuk bernafas.
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit.
Tujuan : Diharapkan klien tidak merasa cemas lagi. Kriteria hasil : Klien
mengatakan kesadaran terhadap perasaannya dan cara yang sehat
menghadapi masalah, klien tampak rileks. Rencana tindakan keperawatan :
Kaji tingkat kecemasan klien. Jelaskan pada klien penyebab rasa cemasnya,
anjurkan klien untuk melakukan tehnik relaksi Biarkan klien mengeksplorasi
perasaanya.
5. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi
hemoroidektomi tempat masuknya mikroorganisme pathogen.. Tujuan : Infeksi
tidak terjadi Kriteria hasil : Tanda tanda infeksi tidak ada Rencana tindakan
keperawatan : Kaji tanda-tanda infeksi, Observasi tanda-tanda vital Observasi
karateristik luka adanya peradangan. Catat adanya tanda-tanda komplikasi
(demam ), monitor pernafasan, suara nafas .
15
H. Implementasi keperawatan.
Implementasi adalah tindakan pemberian keperawatan yang dilaksanakan untuk
membantu mencapai tujuan pada rencana tindakan keperawatan yang telah di susun.
Setiap rencana tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat dalam catatan
keperawatan, yaitu cara pendekatan pada klien efektif, tehnik komunikasi teranpiutik
serta penjelasan untuk setiap tindakan yang di berikan kepada pasien.
Dalam melakukan tindakan keperawatan menggunakan 3 tahap pendekatan yaitu,
independen, dependen dan interdependen. Tindakan keperawatan secara idependen
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah oleh
dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Interdependen adalah tindakan keperawatan
yang menjelaskan suatu kegiatan dan memerlukan kerjasama dengan tenaga
kesehatan lainnya. misalnya tanaga sosial, ahli gizi, dan dokter. Sedangkan dependen
adalah tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.
Kemampuan yang harus di miliki perawat dalam melaksanakan tindakan
keperawatan yaitu koknitip, sikap dan psikomotor.
I. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tingkatan intelelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan berapa jauh diagnosa keperawatan,tindakan keperawatan,dan
pelaksanaan keperawaan sudah berhasil di capai,kemunngkinan yang dapat terjadi
pada tahap efaluasi adalah,masalah dapat di atasi,masalah teratasi sebagian, masalah
16
belum teratasi atau timbul masalah baru, evaluasi yang di lakukan adalah evaluasi
proses dan evaluasi hasil
Evaluasi proses adalah evaluasi yang harus dilaksanakan segera setelah perencanaan
keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan,
sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir tindakan
keperawatan secara keseluruhan sesuai dengan waktu yang ada pada tujuan. Adapun
keberhasilan asuhan keperawatan pada klien dengan Hemoroidektomi adalah klien
mampu merawat diri sendiri dan tidak ada komplikasi. Klien dapat menunjukkan
Tanda tanda vital dalam batas normal. (Suriadi, dkk : hal 243 )

You might also like