You are on page 1of 25

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan diberikan diberbagai fasilitas kesehatan, mulai dari fasilitas yang mempunyai peralatan yang sangat sederhana, sampai yang memiliki teknologi modern. Meskipun telah ada perkembangan dalam pelayanan di rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainya, infeksi terus pula berkembang terutama pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Infeksi yang terjadi di rumah sakit disebut juga Infeksi Nosokomial, yaitu infeksi yang diperoleh ketika seseorang dirawat di rumah sakit, tanpa adanya tanda-tanda infeksi sebelumnya dan minimal terjadi kuman. $ur%ey pre%alensi yang dilakukan oleh &'( terhadap )) rumah sakit di *# negara mewakili *# daerah &'( +,ropa, Mediterania timur, -sia $elatan . /imur, dan Pasifik 0arat1 menunjukkan rata-rata 2,34 pasien di rumah sakit menderita infeksi nosokomial. /ingkat infeksi nosokomial di -sia dilaporkan lebih dari #54 +-l%arado "5551. $ebagian besar infeksi nosokomial dapat di6egah dengan strategi-strategi yang sudah ada7 Menaati praktek-praktek pen6egahan infeksi yang direkomendasikan, khususnya 6u6i tangan dan pemakaian sarung tangan. Memperhatikan proses dekontaminasi dan pembersihan alat-alat kotor yang diikuti dengan sterilisasi dan desinfeksi. ! "# jam sesudah masuk

Meningkatkan keamanan pada area-area yang beresiko tinggi terjadi infeksi nosokomial.

"

BAB II TINJUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Infeksi adalah proses dimana seseorang yang rentan terkena in%asi mikro organisme pathogen, berkembang biak dan menyebabkan sakit. Mikro organisme, adalah agen penyebab infeksi berupa bakteri, %irus, jamur, ri6ketsia, dan parasit. Infeksi Nosokomial, yaitu infeksi yang diperoleh ketika seseorang dirawat di rumah sakit, tanpa adanya tanda-tanda infeksi sebelumnya dan minimal terjadi !"# jam sesudah masuk kuman.

2.2 Patofisiologi Interaksi antara host +pasien, dokter, dokter muda, dan petugas kesehatan lainnya1, agen +mikroorganisme pathogen1 dan lingkungan +lingkungan rumah sakit, prosedur pengobatan, dll1 menentukan seseorang dapat terinfeksi atau tidak. Host

Lingkungan Agen

8ntuk bakteri, %irus, dan agen infeksi lainya agar bertahan hidup dan menyebabkan penyakit tergantung dari fa6tor-faktor kondisi tertentu harus ada7

A EN

H%ST &AN #ENTAN

!ADUK

(rang yang dapat terinfeksi

/empat hidup agen

TE"PAT KELUA# TE"PAT "ASUK


-gen meninggalkan host -gen memasuki host

$A#A PEN ELUA#AN


0agaimana agen berpindah dari tempat lain

$ebagaimana tampak pada gambar ini, suatu penyakit memerlukan keadaan tertentu untuk dapat menyebar ke orang lain7 'arus ada agen 'arus ada waduk 9 host 7 manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, tanah, udara, dan air. 'arus ada lingkungan yang 6o6ok di luar host untuk dapat hidup.

'arus ada orang untuk dapat terjangkit. 8ntuk dapat terjangkit penyakit infeksi harus rentan terhadap penyakit itu.

-gen harus punya jalan untuk dapat berpindah dari hostnya untuk menulari host berikutnya, terutama melalui7 udara, darah atau 6airan tubuh, kontak, fektal-oral, makanan, binatang atau serangga. Mikroorganisme menjadi penyebab infeksi nosokomial tergantung dari fa6tor

dalam agen7 :emampuan menempel pada permukaan sel host ;osis yang tidak efektif :emampuan untuk in%asi dan reproduksi :emampuan memproduksi toksin :emampuan menekan system imun host $edangkan fa6tor dalam host yang mempengaruhi timbulnya infeksi nosokomial adalah7 8sia Penyakit dasar $ystem imun ;an fa6tor lingkungan7 <a6tor fisik 7 suhu, kelembaban, lokasi +I=8, ruang rawat jangka panjang, sarana air1. <a6tor biologik 7 serangga perantara <a6tor so6ial 7 status ekonomi, perilaku, makanan dan 6ara penyajian.

2.' Su()er Infeksi )

$umber infeksi nosokomial dapat dibagi dalam # bagian7 a. Petugas rumah sakit +perilaku1 :urang memahami 6ara penularan penyakit :urang memperhatikan kebersihan :urang atau tidak memperhatikan teknik asepti6 dan antisepti6 Menderita penyakit tertentu /idak men6u6i tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan b. 6. d. -lat yang dipakai :otor >usak Penyimpanan kurang baik ;ipakai berulang-ulang :adaluarsa Pasien :ondisi yang sangat lemah :ebersihan kurang Menderita penyakit kronis Menderita penyakit menular ?ingkungan /idak ada sinar matahari 9 penerangan yang masuk @entilasi udara kurang baik >uangan lembab 0anyak serangga. A

2.* Trans(isi "ikroorganis(e /ransmisi mikroorganisme di rumah sakit dapat terjadi dengan berbagai 6ara, bias lebih dari satu 6ara. -da lima 6ara terjadinya trasmisi mikroorganisme yaitu7 6onta6t, droplet, airbone, 6ommon %ehi6le, dan %ertorborne. *. Contact transmission Contact transmission adalah yang paling sering pada infeksi nosokomial, dibagi dalam dua grupB dire6t 6onta6t, dan indire6t 6onta6t. a. Direct contact +kontak langsung17 transmisi mikroorganisme langsung permukaan tubuh ke permukaan tubuh, seperti saat memandikan,

membalikkan pasien, kegiatan asuhan keperawatan yang menyentuh permukaan tubuh pasien, dapat juga terjadi di antara dua pasien. b. Indirect contact +kontak tidak langsung17 kontak dengan kondisi orang yang lemah melalui peralatan yang terkontaminasi, seperti peralatan instrument yang terkontaminasi 7 jarum, alat dressing, tangan yang terkontaminasi tidak di6u6i, dan sarung tangan tidak diganti di antara pasien. ". Droplet transmission +Per6ikan1 $e6ara teoritikal merupakan bentuk kontak transmisi, namun mekanisme transfer mikroorganisme pathogen ke host agak ada jarak dari transmisi kontak. Mempunyai partikel sama atau lebih besar dari ) mikron. ;roplet transmisi dapat terjadi ketika batuk, bersin, beribi6ara, dan saat melakukan tindakan khusus, seperti saat melakukan pengisapan lendir, dan tidakan bros6hoskopi.

/ransmisi terjadi ketika droplet berisi mikroorganisme yang berasal dari orang terinfeksi dalam jarak dekat melalui udara menetap9 tinggal pada konjun6ti%a, mukosa, hidung, dan mulut yang terkena. :arena droplet tidak meninggalkan sisa di udara, maka penangan khusus udara dan %entilasi tidak diperlukan untuk men6egah droplet transmisi. . Airbone transimisi +melalui udara1 /ransimisi melalui udara yang terkontaminasi dengan mikroorganisme pathogen, memiliki partikel kurang atau sama dengan ) mikron. /ransmisi terjadi ketika menghirup udara yang mengandung mikroorganisme pathogen.

Mikroorganisme dapat tinggal di udara beberapa waktu sehingga penanganan khusus udara dan %entilasi perlu dilakukan. Mikroorganisme yang ditransmisi melalui udara adalah mycrobacterium tubercolusis, rubeola, dan varicella virus. #. =ommon @ehi6le /ransmission /ransmisi mikroorganisme melalui makanan, minuman, alat kesehatan, dan peralatan lain yang terkontaminasi dengan mikroorganisme pathogen.

). @e6torborne transmission /ransmisi mikroorganisme melalui %e6tor seperti nyamuk, lalat, tikus, serangga lainya.

2.+ Peran Dokter "u,a Ter-a,a. Pen/ega-an Infeksi Nosoko(ial Pengendalian infeksi nosokomial merupakana kegiatan peren6anaan,

pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan dengan tujuan untuk menurunkan kejadian infeksi nosokomial.

Pengendalian infeksi sudah dilakukan sejak lama di -$ sedangkan di Indonesia baru mulai dilakukan pada tahun *C25an dan dianggap sebagai salah satu managemen resiko dan kendali mutu pelayanan rumah sakit. 8paya pengendalian9 pemberantasan infeksi nosokomial terutama ditujukan pada penurunan laju infeksi +@-P, I$:, de6ubitus, M>$-, dll1. ;okter muda berinteraksi langsung dengan pasien, oleh karena itu peran dokter muda dalam men6egah infeksi nosokomial sangat %ital. 8paya-upaya yang bisa dilakukan dokter muda dalam men6egah infeksi nosokomial adalah sebagai berikut7 *. Menerapkan universal precaution dalam semua tindakan. ". Imunisasi guna meningkatkan kekebalan tubuh. . -lat perlindungan diri dalam bekerja. #. Profesionalisme dalam bekerja, menerapkan tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan dengan benar. ). Managemen setelah terpapar sumber infeksi. /ujuan pengendalian infeksi nosokomial ini terutama 7 *. ". . Melindungi pasien Melindungi diri Men6apai cost effective

;ampak yang dapat dirasakan apabila terjadi infeksi nosokomial adalah sebagai berikut7 *. 0agi pasien

?($ lebih panjang =ost 9 pembiayaan meningkat Penyakit lain yang mungkin lebih berbahaya daripada penyakit dasarnya

D;> meningkat ". 2.+.1 0agi staff7 medis dan non medis 0eban kerja bertambah /eran6am rasa aman dalam menjalankan tugas 9 pekerjaan Memungkinkan terjadi tuntutan malpraktek U.a0a 1u.a0a Dokter "u,a Dala( "en/egan Infeksi Nosoko(ial

$tandar pre6aution pertama kali disusun pada tahun *C2) oleh =;= dengan tujuan untuk melindungi petugas kesehatan dari terinfeksi 'I@ dan infeksi melalui darah, seperti hepatitis %irus. $tandar pre6aution adalah petunjuk untuk men6egah penularan infeksi melalui darah dan 6airan tubuh tanpa memandang diagnosa medisnya atau dengan kata lain diterapkan pada semua pasien yang berobat9 dirawat di rumah sakit. Prinsi. Dasar Stan,ar Pre/aution2 0ahwa darah dan semua jenis 6airan tubuh, se6ret, eksreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir penderita dianggap sebagai sumber potensial untuk penularan infeksi termasuk 'I@. :omponen utama standar pre6aution 7 *. ". =u6i tangan Penggunaan alat pelindung7 sarung tangan, masker, ka6a mata, apron, sepatu bot. 1. $u/i tangan Pedoman men6u6i tangan telah memberikan anjuran tentang kapan dan bagaimana melakukan 6u6i tangan atau menggosok tangan untuk pembedahan,

*5

telah mengalami perubahan se6ara 6epat pada masa *) tahun terakhir, dengan mun6ulnya -I;$ pada tahun *C25 an. =u6i tangan dengan sabun biasa dan air sama efektifnya dengan 6u6i tangan memakai sabun antimi6robial +Pereira, ?ee dan &ade *CC51. Pittet dan kawan-kawan pada tahun "555, melaporkan hasil penelitian tentang kepatuhan tenaga kesehatan dalam men6u6i tangan, bahwa ada # alasan mengapa kepatuhan men6u6i tangan masih kurang, yaitu7 $kin irritation Ina66essible handwashing supplies 0eing too bussy No thinking abut it :epatuhan men6u6i tangan di I=8 +$praot, I,E,*CC#1 kurang dari )54,sedangkan Dalleger *CCC melaporkan bahwa kepatuhan men6u6i tangan tersebut 7 Indi%idu Patuh 4 /idak Patuh 4 A3 A# )3 *55

;okter Perawat A /enaga kesehatan lainya # ;okter Muda9 Mahasiswa perawat 5

:egagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular dan penyebaran mikroorganisme multiresisten serta diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah +0oy6e dan Pittet, "55"1, hal ini disebabkan karena pada lapisan kulit terdapat flora tetap dan sementara yang jumlahnya sangat banyak. **

<lora tetap hidup pada lapisan kulit yang lebih dalam dan juga akar rambut, tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, walaupun dengan di6u6i dan digosok keras. <lora tetap, berkemungkinan ke6il menyebabkan infeksi nosokomial, namun lapisan dalam tangan dan kuku jari tangan sebagian besar petugas dapat berkolonisasi dengan organisme yang dapat menyebabkan infeksi seperti 7 s.Auresus, Basili Gram Negative, dan ragi. $edangkan flora sementara, ditularkan melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan lainya, atau permukaan yang terkontaminasi. (rganisme ini hidup pula pada permukaan atas kulit dan sebagian besar dapat dihilangkan dengan men6u6i tangan memakai sabun biasa dan air. (rganisme inilah yang sering menyebabkan infeksi nosokomial +E'PI,D(, "55#1. $e6ara umum langkah 6u6i tangan dikenal dengan se3en ste. 6u6i tangan 7 *1 "1 sebaliknya 1 #1 )1 A1 tangan lainya 31 =u6i pergelangan tangan bagian 7 Eari saling berkaitan Punggung jari pada telapak tangan lainya Eempol digosok memutar oleh telapak tangan lainya Eari-jari mengun6up digosokkan memutar pada telapak /elapak tangan dengan telapak tangan /elapak kanan di atas punggung tangan kiri dan

=u6i tangan digolongkan atas *1 "1

=u6i tangan rutin 9 so6ial =u6i tangan pro6edural

*"

=u6i tangan pembedahan :etiga bagian 6u6i tangan di atas dilakukan sesuai seven step 6u6i tangan.

=u6i tangan rutin dilakukan dengan tujuan 6u6i tangan adalah proses pembuangan kotoran dan debu se6ara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Prosedur 6u6i tangan rutin 7 0asahi tangan seluruhnya di bawah air mengalir Dunakan sabun biasa +bahan antisepti6 tidak perlu1 yang memiliki p' normal di telapak tangan yang sudah dibasahi. 0uat busa se6ukupnya. Dosok kedua tangan termasuk kuku dan sela jari dengan sabun ikuti 3 langkah +seven step1 selama *5 . *) detik dengan memperhatikan daerah di bawah kuku tangan dan di antara jari-jari. 0ilas dengan air bersih /utup kran dengan siku 9 tissue +hindarkan menyentuh benda di sekitar 9 kran setelah 6u6i tangan 1 :eringkan dengan handuk kering 9 kertas tissue.

=u6i tangan rutin bagi dokter muda9 tenaga kesehatan lainnya, sebaiknya dilakukan pada 7 &aktu tiba di >$ $ebelum masuk ruang rawat dan setelah meninggalkan ruang rawat ;i antara " tindakan atau pemeriksaan ;i antara pasien $etelah melepas sarung tangan *

$ebelum dan sesudah makan $etelah membersihkan sekresi hidung Eika tangan kotor $etelah ke kamar ke6il $ebelum meninggalkan rumah sakit $u/i tangan antise.ti/ dilakukan dengan tujuan menghilangkan kotoran,

debu serta mengurangi baik flora sementara maupun flora tetap menggunakan sabun yang mengandung antisepti6 +klorheksidin, iodofor, atau tri6losan1 selain sabun biasa. Prosedur 6u6i tangan antisepti67 dibasahi 0uat busa se6ukupnya Dosok kedua tangan termasuk kuku dan sela jari dengan sabun ikuti 3 langkah 6u6i tangan selama * menit +A5 detik1 0ilas dengan air bersih /utup kran dengan siku 9 tissue +hindarkan menyentuh benda di sekitar 9 kran setelah 6u6i tangan 1 :eringkan dengan handuk kering 9 tissue. 0asahi tangan seluruhnya di bawah air mengalir Dunakan sabun anti mi6robial di telapak tangan yang sudah

=u6i tangan pro6edural 9 antisepti6 dilakukan pada waktu 7 Memeriksa 9 merawat pasien yang rentan +mis. 0ayi premature, pasien manula, penderita -I;$ stadium lanjut1

*#

Melakukan prosedur inversive. $eperti pemasangan I@ line, kateter, dll1

Meninggalkan ruang isolasi +mis. 'epatitis atau penderita yang kebal terhadap obat seperti M>$-1. $u/i tangan )e,a- yaitu menghilangkan kotoran, debu, organisme

sementara se6ara mekanikal dan mengurangi flora tetap selama pembedahan. /ujuanya adalah men6egah kontaminasi luka oleh mikroorganisme dari kedua belah tangan dan lengan dokter bedah dan asistenya. $elama bertahun-tahun tangan pra bedah menghendaki sekurang-kurangnya A-*5 menit penggosokan dengan sikat 9 spon antisepti6 namun sejumlah penelitian melaporkan bahwa iritasi kulit akibat penggosokan dapat mengakibatkan meningkatnya pergantian ba6teri dari kedua telapak tangan +;ineen, *CAAB :aku6hi-Numagami dkk, *CCC1. $ikat dan spon tidak dapat mengurangi jumlah bakteri pada kedua telapak tangan petugas hingga tingkat yang dapat diterima. Misalnya 6u6i tangan selama " menit dengan sabun dan air bersih diikuti dengan penggunaan khlorheksidin " . #4 atau po%idon iodine 3,) . *54 sama efektifnya dengan 6u6i tangan selama ) menit dengan sabun antisepti6 +;eshmukh, :ramer, dan :jellberg *CCAB Pereira, ?ee dan &eda *CC31 Prosedur 6u6i tangan pembedahan7 Pakailah tutup kepala dan masker ?epaskan semua perhiasan yang ada di tangan 0asahi tangan seluruhnya di bawah air mengalir sampai siku

*)

Dunakan sabun anti mi6robial " . ) 66 di telapak tangan yang sudah dibasahi

0uat busa se6ukupnya Dosok tangan termasuk kuku dan sela jari dengan sabun ikuti 3 langkah 6u6i tangan selama ) menit pertama kemudian di ulang selama menit

siku

8sahakan posisi tangan lebih tinggi dari pada siku 0ilas dengan air bersih dengan tetap posisi tangan lebih tinggi dari

/utup kran dengan siku 'indarkan menyentuh benda di sekitar setelah men6u6i tangan :eringkan dengan handuk 9 tissue steril

Penggosok Antise.tik Tangan 0ukan pengganti 6u6i tangan, akan tetapi antiseptis tangan dilakukan hanya dengan tujuan mengurangi baik flora sementara atau tetap. /eknik antisepti6 tangan sama dengan teknik men6u6i tangan biasa. Penggosok antisepti6 tangan yang dianjurkan adalah larutan berbasisi al6ohol A5 . C54 +?arson, *CC5B Pier6e, *CC51 /eknik melakukanya adalah 7 Dunakan 6airan antiseptis se6ukupnya untuk melumuri seluruh permukaan tangan dan jari tangan Dosokkanlah larutan tersebut dengan 6ara menekan pada kedua belah telapak tangan khususnya di antara jari-jari dan bawah kuku hingga kering. *A

Isu 1 isu ,an .erti()angan lain 0ang )erkaitan ,engan kese-atan ,an ke)ersi-an tangan 2 *1 $arung tangan 7 bahwa tangan tidak memberikan perlindungan penuh terhadap kontaminasi tangan, bakteri dan pasien ditemukan hingga 54 petugas yang memakai sarung tangan sewaktu merawat pasien. +:otilanen dkk, *C2C1. ;oubeling dan koleganya pada tahun *C22 menemukan bahwa sejumlah bakteri yang 6ukup banyak pada kedua tangan petugas yang tidak mengganti sarung tangan di antara pasien dengan pasien lainya, tetapi hanya men6u6i tangan memakai sarung tangan. "1 Pelumas dan krim tangan. ;alam upaya untuk meminimalkan dermatitis kontak akibat seringkali men6u6i tangan +F 5 kali per shift1 pelembab 9 sabun antiseptis +al6ohol A5 . C541 kurang mengiritasi kulit. Penggunaan pelumas tangan atau krim pelembab pada kulit. 'asil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian pelumas atau krim yang teratur +sekurang-kurangnya " kali sehari1 dapat membantu men6egah dan merawat dermatitis kontak +M6=ormi6kk dkk, "5551. 1 :ulit pe6ah dan lesi lainya :ulit kuku, tangan, dan lengan bawah harus bebas lesi dan pe6ah kulit. ?uka dan le6et harus ditutup dengan pembalut tahan air. -pabila tidak mungkin membalut, bagi petugas bedah dengan lesi di kulit tangan 9 lengan bawah sebaiknya tidak melakukan pembedahan hingga lesi tersebut sembuh. #1 :uku jari 7

*3

Penelitian membuktikan bahwa di sekitar pangkal kuku +ruang subungal1 mengandung jumlah mikrobia terbanyak dari seluruh bagian tangan +M6Dinley, ?arson dan ?eydon *C221, kuku panjang dapat berfungsi sebagia waduk bagi basil gram negati%e +P.-eruginosa1, ragi dan pathogen lainya +'edderwi6k, "5551 )1 :uku palsu yang dipakai oleh petugas kesehatan dapat menambah penularan infeksi nosokomial +'edderwi6k, "5551 A1 =at kuku7 tidak ada larangan untuk memakai 6at kuku, tetapi tenaga kesehatan sebaiknya memakai 6at kuku 6erah yang baru dipoles, 6at kuku yang berwarna gelap akan menghalangi penglihatan dan pembersihan terhadap kotoran dan debu di bawah kuku jari. 31 Perhiasan7 $ejumlah studi telah mengungkapkan bahwa kulit di balik 6in6in lebih banyak terkontaminasi daripada arua kulit yang sama tanpa 6in6in +Ea6obson dkk, *C2)1, tetapi pada saat ini belum diketahui apakah memakai 6in6in akan menyebabkan penularan pathogen yang besar atau tidak. Alat Pelin,ung ,iri a. $arung /angan =u6i tangan dan penggunaan sarung tangan merupakan komponen kun6i +penerapan standar pre6aution standar kewaspadaan1 dalam menimialkan penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi +Darner dan <a%ero *C2A1. -da tiga alasan petugas kesehatan menggunakan sarung tangan, yaitu 7 Mengurangi resiko petugas terkena infeksi ba6terial dari pasien

*2

Men6egah penularan flora kulit petugas kepada pasien Mengurangi kontaminasi tangan petugas kesehatan dengan mikroorganisme yang dapat berpindah dari satu pasien ke lainya +kontaminasi langsung1 $arung tangan dipakai pada waktu melakukan kontak langsung dengan

benda 9 alat yang diduga 9 terbukti se6ara nyata terkontaminasi oleh 6airan tubuh penderita +darah, pus, urine, fae6es dan muntahan1, melakukan tidakan-tindakan in%asi%e. Penggunaan sarung tangan bukan pengganti 6u6i tangan. $arung tangan terdiri dari " ma6am 7 *1 "1 $teril Non steril 9 re-use

$arung tangan steril dipakai pada waktu melakukan tindakan in%asi%e. $edang sarung tangan non steril digunakan pada waktu melakukan tindakan non in%asi%e yang diduga atau se6ara nyata terdapat 6airan tubuh, sebelum kontak dengan alat 9 benda yang terkontaminasi 6airan tubuh . lihat table penerapan standar pre6aution b. *1 Masker, pelindung mata dan wajah Memakai masker selama melakukan tindakan atau perawatan pasien yang memungkinkan terkena per6ikan darah 9 6airan tubuh pasien "1 6. Melepaskan masker setelah dipakai dan segera men6u6i tangan. Daun 9 apron Memakai gaun selama melakukan tindakan atau perawatan pasien yang memungkinkan terkena per6ikan darah atau 6airan tubuh pasien. *C

$egera

melepas

gaun

dan 6u6i

tangan

untuk

men6egah

berpindahnya mikroorganisme ke pasien dan lingkunganya. d. :egiatan lainya tentang kapan 6u6i tangan dan penggunaan alat pelindung dilakukan G No . Perawatan umum *. /anpa luka Memandikan 9 bedding >eposisi ?uka terbuka Memandikan 9 bedding >eposisi Perawatan perianal Perawatan mulut Pemeriksaan fisik Penggantian balutan ?uka operasi ?uka de6ubitus =entral line -rteri line =ateter :egiatan =u6i tangan $arung tangan $teril biasa Eubah9 =elemek Masker

H H H H H H H H H H H H H H H H

H H H H H H :9P :9P :9P H :9P :9P :9P :9P :9P :9P

".

. #. ). A.

:9P :9P :9P :9P :9P :9P

intra%ena /indakan :husus. 3. 2. C. *5. **. Pasang 6ateter urine Danti bag urine 9 ostomil Pembilasan lambung Pasang ND/ Mengukur suhu a!ilia H H H H H H H H H :9P :9P :9P :9P :9P :9P :9P H :9P

"5

*". Mengukur suhu re6tal * . :ismia *#. Memandikan jenaIah Perawatan saluran nafas *). /ubbing %entilator *A. $u6tion *3. Mengganti plaster ,// *2. Perawatan // *C. P< dengan stethos6ope "5. >esusitasi "*. -irway management Perawatan @as6uler "". " . "#. "). "A. "3. Pemasangan infuse Pengambilan darah %ena Punksi arteri Penyuntikan IM 9 I@ 9 $= Penggantian botol infuse Pelesapan dan penggantian "2. "C. 5. selang

H H H

H H H

:9P :9P

:9P :9P

H H H H H H H

H H H :9P H H

:9P :9P :9P :9P H H

H :9P H :9P HH HH

H H H H H H

?ebih baik ?ebih baik ?ebih baik

H H H H

:9P :9P :9P

:9P :9P :9P

infuse Per6ikan darah 9 6airan tubuh Membuang sampah

H H H

H H H

H H H :9P

medis Penanganan alat tenun.

8ntuk men6egah luka tusuk benda tajam 7

"*

0erhati-hati saat menangani jarum , s6apel, instrument yang tajam atau alat kesehatan lainya yang menggunakan permukaan tajam.

Eangan

pernah

menutup

kembali

jarum

bekas

pakai

atau

memanipulasinya dengan kedua tangan Eangan pernah membengkokkan 9 mematahkan jarum 0uanglah benda tajam atau jarum bekas pakai ke wadah yang tahan tusuk dan air, dan tempatkan pada area yang mudah dijangkau dari area tindakan. Dunakan mouthpie6es, resusitasi bags, atau peralatan %entilasi lain sebagai alternati%e mulut ke mulut. 8paya universal precaution dan perlindungan diri diatas diharapkan agar dokter muda tidak terinfeksi penyakit dari pasien dan tidak akan menularkan penyakit kepada pasien lainnya dengan demikian infeksi nosokomial dapat di6egah. Imunisasi juga berperan dalam memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit. Profesi dokter muda yang selalu berkontak langsung dengan pasien sangat rentan terhadap penularan penyakit dari pasien. Imunisasi yang dapat diberikan kepada dokter muda salah satunya hepatitis 0. '0@ adalah agen yang sangat menular diseluruh dunia yang menimbulkan sirosis dan 6ar6inoma hepar. Pemberian %aksinasi pada dokter muda dapat men6egah penyebaran infeksi '0@ khususnya dan infeksi nosokomial umumnya. Profesionalisme dalam bekerja, tidak melakukan kesalahan dan efektik dalam segala tindakan medis akan menurunkan resiko tertularnya infeksi dari penderita. ;alam manajemen luka, tindakan aseptis harus benar dan skill operator harus ""

sesuai protap agar luka sembuh optimal dan tidak menjadi tempat masuknya infeksi lainnya. Perlunya pematangan pengetahuan dan skill dokter muda dalam segala tindakan medis besar perannya dalam men6egah infeksi nosokomial. Managemen setelah terpapar sumber infeksi meliputi darah dan 6airan dari pasien atau sumber lainnya besar manfaatnya guna men6egah terinfeksi penyakit. ;arah yang menempel harus di6u6i bersih dan antiseptik dipakai guna membunuh kuman penyakit. -lat . alat setelah selesai dipakai ditempatkan pada 6airan disinfektan dan dilakukan metide disinfeksi yang sesuai guna menghindari adanya penularan penyakit pada pemakaia selanjutnya.

"

BAB III KESI"PULAN

Infeksi nosokomial merupakan masalah serius dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pelayanan rumah sakit se6ara keseluruhan. 8paya untuk men6egah kejadian infeksi nosokomial yang penting adalah penerapan standar pre6aution baik bagi pasien, petugas, lingkungan dan alat kesehatan, dengan tujuan untuk memutuskan rantai penularanya. Pendidikan bagi tenaga kesehatan sangat mendukung dalam upaya pengendalian infeksi, untuk itu pendidikan infeksi harus diberikan se6ara terus menerus. Peran dokter muda dalam men6egah infeksi nosokomial sangat penting mengingat dokter muda berinteraksi langsung dengan pasien dalam melaksanakan tindakan medis. 8paya yang dapat dilakukan dokter muda dalam men6egah infeksi nosokomial adalah menerapkan universal precaution dalam semua

tindakan, imunisasi guna meningkatkan kekebalan tubuh, alat perlindungan diri dalam bekerja, profesionalisme dalam bekerja, menerapkan tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan dengan benar serta managemen setelah terpapar sumber infeksi. ;engan upaya-upaya tersebut diharapkan infeksi nosokomial dapat di6egah dan peningkatan pelayanan kesehatan dapat ter6apai sesuai kesehatan yang optimal. tujuan men6apai

"#

;-</-> P8$/-:-

-ustralian ;endal -sso6iation, Systemic Operating Procedures, -;-,"55 . :umpulan Makalah :ursus ;asar 7 Pengen,alian Infeksi Nosoko(ial, P,>;-?IN. ?arson, ,laine ?,. >N, Phd, <--N, =I=,. APIC Guidline for Handwashing and Hend Antiseptic in Healt Care Setting, &ashington, *CC). Panduan 0agi Pengendalian Infeksi, www.ansellhealth6are.6om, -nsell, "55". Pe,o(an Pen/ega-an ,an Penanggulangan Infeksi ,i I$U, ;ep.:es.>I, Eakarta "55#. /ietjen, ?.,dkk +terj. $aifuddin, -0,dkk17 Pan,uan Pen/ega-an Infeksi 2 Untuk 4asilitas Pela0anan Kese-atan ,engan Su()er Da0a Ter)atas , E-J-, Eakarta, <ebruari "55).

")

You might also like