You are on page 1of 3

Buah Tauhid, Sudahkah Ada Pada Diri Kita?

Memahami tauhid perkara yang sangat mulia. Lebih dari itu, mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak kalah mulianya, bahkan itulah tujuan seorang mempelajari tauhid melalui kitab-kitab para ulama. Seringkali, kita lupa bahwa tauhid bukan sekedar wacana yang cukup untuk didiskusikan dan dibaca berulang-ulang. Allah taala berfirman yang artinya!, " Maka berikanlah peringatan, sesungguhnya peringatan itu akan bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.# $S. ad%-&%ariyat ' ((!. Saudaraku sekalian )semoga Allah menambahkan nikmat *slam dan Sunnah kepada kita- apabila kita kaji lebih dalam dengan pikiran yang jernih dan hati yang tenang, sesungguhnya faidah mempelajari tauhid sangatlah banyak. Syaikh Muhammad bin Shalih al+tsaimin rahimahullah berkata, "Salah satu manfaat dari tauhid adalah ia akan menjadi pilar terbesar untuk membangkitkan kemauan menjalankan ketaatan. Sebab, seorang yang bertauhid akan mempersembahkan amalnya tulus karena Allah subhanahu wa taala. ,arena dorongan itulah maka dia akan tetap beramal dalam keadaan sepi-sendirian maupun ketika berada di depan orang-terang-terangan. Sedangkan orang yang tidak bertauhid )misalnya orang yang riya- maka dia akan melakukan amal sedekah, shalat dan berd%ikir hanya jika di sisinya terdapat orang yang melihatnya. .leh karena itu, sebagian ulama salaf mengatakan, "Sesungguhnya saya sangat ingin mengerjakan suatu ketaatan yang tidak diketahui oleh siapa pun selain &ia# # al-Qaul al-Mufid, jilid /. attasmeem.com!. Ikhlas, menuntut perjuangan Allah taala berfirman yang artinya!, "Dan tidaklah mereka disuruh melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan untuk-Nya, dengan lurus [bertauhid] # $S. al0ayyinah ' (!. *badah tidak akan diterima jika tidak ikhlas. Sebagaimana ia tidak akan diterima jika dilakukan dengan cara yang salah. Seorang yang menginginkan agar amalnya sesuai dengan tuntunan 1abi shallallahu 2alaihi wa sallam maka dia akan berusaha mempelajari ilmu tentang ibadah yang akan dia jalani. Setelah mengetahui ilmu tersebut maka dia pun akan berusaha untuk menerapkannya. ,emudian apabila lupa, maka dia pun kembali membuka bukunya, mengingatingat tata cara dan bacaan doa yang luput dari ingatannya. &emikianlah seterusnya, sampai dia berhasil meniru tata cara beribadah yang diajarkan oleh 3asulullah shallallahu alaihi !a sallam kepada para sahabatnya. Mungkin diperlukan waktu yang tidak sebentar, sepekan dua pekan, sebulan dua bulan, atau bahkan setahun lamanya sampai dia benar-benar bisa melakukannya dengan baik dan sempurna. &emikianlah ketika seorang ingin menjadikan ibadahnya persis sebagaimana dituntunkan oleh 1abi-1ya. Maka tidak berbeda halnya dalam hal keikhlasan. +ntuk mendapatkan keikhlasan dalam beribadah maka seorang hamba harus senantiasa belajar dan belajar, mengingat-ingat dan merenungkan petunjuk 1abishallallahu "alaihi !a sallam, membaca ayat-ayat al-$uran, menyimak hadits-hadits 1abi shallallahu 2alaihi wa sallam dan membaca keterangan-keterangan para ulama. al-0ukhari rahimahullah membuat bab di dalam ,itab al-"#lm dalam Shahihnya dengan judul #lmu sebelum ucapan dan perbuatan. Apa yang beliau kemukakan sangatlah tepat4 &an tidak cukup berhenti di situ saja, setelah mengetahui ilmunya, maka orang masih harus melakukan perjuangan berikutnya yaitu agar ikhlas itu benar-benar terwujud dalam dirinya. Allah ta ala berfirman yang artinya!, "Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di $alan %ami nis&aya %ami akan menun$ukkan kepadanya $alan-$alan menu$u keridhaan %ami.# $S. al-Ankabut ' 56!. Pentingnya ilmu ikhlas ,ita semua tahu bahwa untuk berwudhu yang benar ada ilmunya. +ntuk shalat yang benar ada ilmunya. +ntuk berpuasa yang benar ada ilmunya. &emikian pula untuk menunaikan ibadahibadah lain dengan benar pun ada ilmunya. 1amun hendaknya kita juga ingat bahwa ternyata ikhlas pun ada ilmunya. 0agaimana tidak7 Sementara ikhlas itulah tujuan hidup kita,

untuk mengajak kepada keikhlasan itulah para rasul dibangkitkan oleh Allah subhanahu wa taala. Allah ta ala berfirman yang artinya!, "Dan tidaklah %ami men&iptakan $in dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-%u.# $S. ad%-&%ariyat ' (5!. Allah juga berfirman yang artinya!, "'ungguh %ami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul [yang menga$ak] sembahlah Allah dan $auhilah thaghut.# $S. an-1ahl ' 85!. Salah satu bukti pentingnya ilmu ikhlas ini adalah apa yang dilakukan oleh Amirul Mukminin fil haditsMuhammad bin *smail al-0ukhari, al-9afi%h Abdul :hani al-Ma;disi, an-1awawi, dan Syaikh as-Sadirahimahumullah yang memulai kitab mereka dengan hadits 2*nnamal amaalu bin niyaat. Anda bisa melihat hal itu dalam 'ahih (ukhari, hadits yang pertama. )mdat al-Ahkam hadits yang pertama. al-Arba in an-Na!a!iyah, hadits yang pertama. (ah$at al-Qulub al-Abrar, hadits yang pertama. <ara ulama terkemuka itu menempatkan hadits 2#nnamal a maalu bin niyaat sebagai hadits pertama dalam kitab-kitab mereka. =entu saja hal itu menunjukkan betapa pentingnya kandungan hadits tersebut yang tidak lain adalah ajaran keikhlasan beribadah untuk Allah taala. Buah tauhid itu (baca: ikhlas) sudah ada dalam diri kita? Menilai orang lain sesuatu yang mudah untuk dilakukan. 1amun, ketika kita berusaha untuk menilai diri sendiri terkadang kita mengalami kesulitan. Sebagian orang )yang tertipu- merasa bahwa dirinya sudah ikhlas padahal dia belum ikhlas. Sebagian orang yang lain berjuang untuk meraih keikhlasan namun dengan cara-cara yang tidak disyariatkan, sampai-sampai banyak kewajiban dan ibadah yang ditinggalkannya demi mendapatkan apa yang dia anggap sebagai keikhlasan. &ia meninggalkan amal karena takut dikatakan sebagai orang yang riya. Sebagian lagi berusaha untuk ikhlas, namun godaan dan rintangan kerapkali menyeretnya ke tepi-tepi jurang kemunafikan. ,etika bersama orang banyak begitu bersemangat, namun ketika sendirian maka lenyaplah gairahnya untuk beramal. Aduhai, termasuk kelompok yang manakah kita7 Saudaraku, perlu kita sadari bahwa riyad alam beramal merupakan akhlak yang sangat tercela. Syaikh Muhammad bin Shalih al-+tsaimin rahimahullah berkata, "3iya adalah akhlak yang sangat tercela dan ia termasuk ciri orang munafik.# al-Qaul al-Mufid, jilid >. at-tasmeem.com!. Allah ta ala berfirman yang artinya!, "Apabila mereka *orang-orang munafik+ hendak mendirikan shalat, maka mereka lakukan dengan rasa malas. Mereka ingin amalnya dilihat oleh manusia *riya +, dan mereka tidak mengingat Allah ke&uali hanya sedikit sa$a. # $S. an-1isaa' /?8!. Sebenarnya apa sih yang kita harapkan dalam hidup ini7 0ukankah kitaberharap Allah menerima amal-amal kita7 0ukankah kita juga berharap Allah mengampuni dosa-dosa kita7 0ukankah kita juga berharap kelak Allah memasukkan kita ke surga dan menyelamatkan kita dari api neraka7 0ukankah kita juga tahu bahwa hanya Allah yang bisa memenuhi harapan-harapan kita tersebut7 ,ita pun tahu bahwa tak seorang pun manusia yang menguasai pemberian re%eki, kehidupan, kematian, surga dan neraka selain Allah semata7 Lalu mengapa kita tertipu oleh pujian manusia, dukungan mereka, senyuman mereka dan kedudukan mereka7 Apa yang bisa kita harapkan dari manusia7 Allah ta ala berfirman yang artinya!, "'esungguhnya apa-apa yang kalian seru *ibadahi+ selain Allah itu hanyalah hamba [yang lemah] sebagaimana kalian. # $S. al-Araaf ' /6?!. Allah ta ala berfirman yang artinya!, "Maka barangsiapa yang berharap untuk ber$umpa dengan ,abbnya maka lakukanlah amal salih dan tidak mempersekutukan sesuatu pun [dengan Allah] dalam beribadah kepada ,abb-nya.# $S. al-,ahfi ' //@!. Aukuplah Allah sebagai saksi atas amal-amal kita4 Alangkah meruginya apabila kita mengalami nasib buruk seperti tiga golongan orang yang diadili pertama kali pada hari kiamat nanti. Mereka berjihad, menimba ilmu serta mengajarkannya, rajin berdermaB namun ternyata mereka riya. &an oleh karena dosa itulah Allah tak segan-segan untuk mencampakkan mereka ke dalam neraka, !al "iyad-u billah4 Semoga Allah menjaga diri kita dari syirik yang tersembunyi, dan semoga Allah mencabut nyawa kita dalam keadaan kita mengabdi kepada-1ya semataB bukan

mengabdi kepada dunia ataupun hawa nafsu manusia. .a shallallahu "ala Nabiyyina Muhammadin !a "ala alihi !a shahbihi !a sallam. .alhamdu lillahi ,abbil "alamin. Cogyakarta, >@ Muharram /?8@ 9 ) <enulis' Abu Mushlih Ari Dahyudi Artikel Muslim..r.*d

You might also like